Galian dan timbunan atau cut and fill merupakan pemindahan sejumlah volume tanah
akibat adanya perbedaaan ketinggian (ketinggian muka tanah asli dengan ketinggian rencana
trase) di suatu tempat. Suatu tanah akan digali apabila elevasinya lebih tinggi dari rencana,
dan akan di timbun apabila elevasi tanah kurang/lebih rendah dari rencana,
GALIAN
A. Prosedur penggalian
• Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan.
• Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin
terhadap bahan di bawah dan di luar batas galian.
• Bilamana bahan yang terekspos pada garis formasi atau tanah dasar atau pondasi dalam
keadaan lepas atau lunak atau kotor atau tidak memenuhi syarat, maka bahan tersebut
harus seluruhnya dibuang dan diganti dengan timbunan yang memenuhi syarat.
• Bilamana batu, lapisan keras atau bahan yang sukar dibongkar dijumpai pada garis
formasi untuk selokan yang diperkeras, pada tanah dasar untuk perkerasan maupun bahu
jalan, atau pada dasar galian pipa atau pondasi struktur, maka bahan tersebut harus digali
15 cm lebih dalam sampai permukaan yang mantap dan merata. Tonjolan-tonjolan batu
yang runcing pada permukaan yang terekspos tidak boleh tertinggal dan semua pecahan
batu yang diameternya lebih besar dari 15 cm harus dibuang. Profil galian yang
disyaratkan harus diperoleh dengan cara menimbun kembali dengan bahan yang
memenuhi syarat dan dipadatkan.
• Peledakan sebagai cara pembongkaran batu hanya boleh digunakan jika tidak praktis
menggunakan alat bertekanan udara atau suatu penggaru (ripper) hidrolis berkuku
tunggal. Peledakan dilarang dan penggalian batu dilakukan dengan cara lain, jika,
peledakan tersebut berbahaya bagi manusia atau struktur di sekitarnya.
• Kontraktor harus menyediakan anyaman pelindung ledakan (heavy mesh blasting) untuk
melindungi orang, bangunan dan pekerjaan selama penggalian. Jika dipandang perlu,
peledakan harus dibatasi waktunya.
• Penggalian batu harus dilakukan sedemikian, apakah dengan peledakan atau cara
lainnya, sehingga tepi-tepi potongan harus dibiarkan pada kondisi yang aman dan serata
mungkin. Batu yang lepas atau bergantungan dapat menjadi tidak stabil atau
menimbulkan bahaya terhadap pekerjaan atau orang, harus dibuang, baik terjadi pada
pemotongan batu yang baru maupun yang lama.
TIMBUNAN
Timbunan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu timbunan biasa, timbunan pilihan dan
timbunan pilihan di atas tanah rawa.
Timbunan pilihan akan digunakan sebagai lapis penopang (capping layer) untuk
meningkatkan daya dukung tanah dasar. Timbunan pilihan dapat juga digunakan untuk
stabilisasi lereng atau pekerjaan pelebaran timbunan jika diperlukan lereng yang lebih curam
karena keterbatasan ruangan, dan untuk pekerjaan timbunan lainnya dimana kekuatan
timbunan adalah faktor yang kritis.
Timbunan pilihan di atas tanah rawa akan digunakan untuk melintasi daerah yang rendah dan
selalu tergenang oleh air.
1
Volume Galian= ×( G 1+G2 )× d
2
Dimana :
G1 = Profil Tanah Asli pada potongan 1
G2 = Profil Tanah Asli pada potongan 2
d = jarak potongan 1 – 2
1
Volume Timbunan= ×(T 1+T 2 )× d
2
Dimana :
T1 = Profil Tanah Asli pada potongan 1
T2 = Profil Tanah Asli pada potongan 2
d = jarak potongan 1 – 2
Daftar Pustaka
Permana, Yogi.2015.”Perencanaan Dan Perkerasan Material Jalan Raya”,
https://www.academia.edu/10293777/Perencanaan_Jalan_Raya, diakses pada 12
November 2020 Pukul 20.10
Utami, Adita.2020.” Rekayasa Jalan Materi Minggu 14 Cut And Fill”,
https://elearning.universitaspertamina.ac.id/pluginfile.php/111831/mod_resource/cont
ent/1/10.%20CUT%20AND%20FILL%20rev.pdf, diakses pada 11 November 2020
Pukul 22.16