Anda di halaman 1dari 10

Research Based Learning Kimia Dasar II

Pembuatan Baterai Sederhana

Disusun Oleh Kelompok 4 :

Christoval Pandilala (104118002)

Ummi Malikal Bulqis (104118008)

Arga Nugraha Putra Harahap (104118137)

Meisar Cakra Al Hakim (104118055)

Universitas Pertamina
2018-2019
1.1 Tujuan Percobaan
Tujuan dilakukannya Research Based Learning (RBL) pembuatan baterai sederhana diharapkan
sebagai mahasiswa dapat :
a. Mengaplikasikan Teori sel galvani dalam kehidupan sehari-hari dengan bentuk baterai
sederhana,
b. Menentukan tegangan yang dihasilkan oleh rangkaian baterai sederhana
c. Menentukan reaksi yang terjadi pada katoda dan anoda
d. Menentukan notasi sel dari beterai yang dirangkai.

1.2 Prinsip Dasar Percobaan


Pada bagian ini menjelaskan mengenai dasar teori yang digunakan dalam bagian rangkaian
beserta prinsip baterai dan data-data umum, serta alasan pemilihan bahan, dan desain rangkaian.
1.2.1 Dasar Teori
Elektrokimia dan Sel Volta
Elektrokimia merupakan bagian dari ilmu kimia yang mempelajari hubungan antara
reaksi kimia dengan arus listrik. Elektrokimia dapat diaplikasikan dalam berbagai keperluan
manusia, seperti keperluan sehari-hari dalam skala rumah tangga dan industri-industri besar.
Salah satu penerapan elektrokimia dalam kimia adalah sel volta.
Rangkaian sel elektrokimia pertama kali dipelajari oleh LUIGI GALVANI (1780)
dan ALESSANDRO VOLTA (1800). Sehingga disebut sel Galvani dan sel Volta. Keduanya
menemukan adanya pembentukan energi dari reaksi kimia tersebut. Energi yang dihasilkan
dari reaksi kimia sel Volta berupa energi listrik.
Sel Volta atau sel Galvani adalah rangkaian sel yang dapat menghasilkan arus listrik.
Dalam sel tersebut terjadi perubahan dari reaksi redoks menghasilkan arus listrik. Sel Volta
terdiri atas elektroda tempat berlangsungnya reaksi oksidasi disebut anoda (electrode
negative), dan tempat berlangsungnya reaksi reduksi disebut katoda (electrode positif) (Saleh
& Bahariawan, 2018). Komponen lain yang menyertai suatu susunan sel volta adalah
jembatan garam. Jembatan garam berfungsi untuk menjaga keseimbangan muatan dari kedua
elektroda.
Pada anoda, logam Zn melepaskan elektron dan menjadi Zn2+ yang larut.
Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e-
Pada katoda, ion Cu2+ menangkap elektron dan mengendap menjadi logam Cu.
Cu2+(aq) + 2e- → Cu(s)
Hal ini dapat diketahui dari berkurangnya massa logam Zn setelah reaksi, sedangkan
massa logam Cu berambah. Reaksi total yang terjadi pada sel galvani adalah :
Zn(s) + Cu2+(aq) → Zn2+(aq) + Cu(s)

Gambar 2.1 Sel Volta


Prinsip kerja sel volta adalah energi yang dihasilkan dari reaksi kini dirubah menjadi
energi listrik, reaksi yang berlangsung adalah reaksi redoks, pada katoda terjadi reduksi dan
merupakan kutub positif, dan pada anoda terjadi oksidasi dan merupakan kutub negatif ( saleh
& Bahariawan, 2018). Reaksi redoks dengan cara oksidasi dengan cara oksidasi melepaskan
elektron oleh atom, molekul atau ion; dan reduksi memperoleh elektron oleh suatu partikel
(keenan, 1980). Elektroda yang memiliki potensial reduksi lebih kecil akan mengalami
oksidasi, sebaliknya elektroda yang potensial reduksinya lebih besar akan mengalami reduksi
(Riyanto, 2013). Transfer elektron yang dilakukan oleh reaksi redoks akan menghasilkan
suatu energi potensial yang disebut potensial sel standart (E° sel). Potensial sel standart dari
sel volta dapat dihitung menggunakan persamaan berikut :

E° sel = E° katode - E° anode

Persamaan 2.1 Potensial Sel Standart

Potensial sel standart diukur dengan ketentuan beberapa kondisi antara lain pada
konsentrasi 1 molar, tekanan udara 1 atmosfer, dan suhu 25°C. Jika pengukuran dilakukan
dalam keadaan yang lain, potensial sel dihitung dengan menggunakan persamaan Nernst
sebagai berikut :

𝑅𝑇
Esel = E ° - 𝑛𝐹
ln Q

Persamaan 2.2 Hukum Nernst

Untuk menentukan kutub positif dan negatif sel volta, dapat dilihat dari data potensial
standart reaksi setengah sel. Sel dengan nilai potensial lebih positif akan mengalami reduksi,
sedangkan sel dengan nilai potensial lebih rendah akan mengalami oksidasi.

Tabel 1.1 potensial reduksi elektroda beberapa logam


Tembaga (Cu)

Tembaga termasuk dalam logam yang sangat sedikit dijumpai di alam, hanya
ditemukan sekitar 0,1% dari kerak bumi. Mineral-mineral yang mengandung tembaga adalah
kalporipit (CuFeS2), Khrupsocolla (CuSiO3), azanite, dan malachite (Cu(OH)2CO3).

Berikut adalah reaksi dari tembaga (Cu) :


Cu2+(aq) + 2e → Cu(s)

Bilangan oksidasi yang dapat dibentuk oleh tembaga adalah +1 dan +2. Pada
umumnya senyawa-senyawa dengan bilangan oksidasi +2 adalah stabil, namun ada beberapa
senyawa justru yang stabil adalah +1, seperti CuI2 akan segera terurai membentuk ion – ion
Cu2+ didalam analisa volumetri. Tembaga juga membentuk senyawa komplek dengan
bilangan kordinasi 4 seperti Cu(NH3)4)2.

Kegunaan Tembaga

Tembaga murni dengan daya hantar listrik yang baik digunakan untuk kabel listrik.
Juga digunakan pada alat seperti radiasi dan mistar pendingin kulkas karena daya hantar
kalornya yang baik.(Suryatno,dkk. 2004)

Aluminium (Al)

Aluminium adalah salah satu unsur kimia dengan lambang Al dan nomor atomnya
13. Aluminium termasuk ke dalam unsur yang sangat melimpah pada kerak dibumi.
Aluminium termasuk logam golongan utama (IIIA) yang bersifat amfoter dan ringan bersama
magnesium dan platina. Sifat Alumunium

Kelebihan Penggunaan Alumunium

1. Penghantar listrik dan panas yang baik walaupun tidak sebaik tembaga. Karena memiliki daya
hantar listrik yang baik ini aluminiumdigunakan pada kabel listrik menggantikan tembaga
yang harganya lebih mahal.
2. Memiliki warna yang stabil seolah-olah tidak berkarat. Hal ini disebabkan aluminium sangat
cepat bereaksi dengan oksigen yang ada di udara menghasilkan aluminium oksida.

Pembersih Porselen

Pembersih porselen berbentuk cair mengandung asam klorida HCL ataupun asam sulfat encer
(H2SO4). Dalam penggunaannya kita harus sangat berhati – hati mengingat kandungan bahan
yang digunakan dalam pembersih porselen tersebut cukup berbahaya. Asam klorida jika terkena
tangan akan terasa perih, dan sangat berbahaya apabila kena mata atau tertelan. Dalam
membersihkan kotoran, pembersih porselen akan bereaksi dengan kotoran tersebut dan
menghasilkan gas CO2 yang berbau tidak enak.

Selain berbahan dasar asam klorida, pembersih porselen juga ada yang terbuat dari campuran
natrium bisulfit, minyak pini, dan natrium sulfat. Pembersih porselen yang terbuat dari bahan ini
ketika dipakkai tidak mengeluarkan bau. (Pranata, F.C. 2008)
1.2.1.1 Alasan Memilih Bahan

Gambar 2.2 Alat dan Bahan

Keterangan :
a. Uang koin
b. Kabel
c. Auminium foil
d. Kardus bekas
e. Gunting
f. Pembersih porselen yang mengandung HCl dan H2O
g. Solatip
h. Botol bekas

Bahan dasar yang dipiilih pada pembuatan baterai adalahh logam tembaga (koin),
aluminium foil, dan larutan pembersih porselen(vixal). Larutan porselen (vixal) dipilih karena
mengandung HCl dan H2O yang mana HCl terlarut sempurna sehingga ion – ion nya terurai
dengan sempurna di air. Selain itu, larutan porselen memiliiki niliai potensial standar sel yang
lebih positif dan berperan sebagai katoda. Alumunium foil dipilih karena dapat teroksidasi
dengan cepat dan memiliki nilai potensial standar sel yang lebih negatif, sehingga berperan
menjadi anoda. Logam tembaga (koin) dipilih karena tembaga dapat menghantarkan energi
listrik dengan baik.
1.2.2 Desain Rangkaian

Kabel Kutub Negatif Kabel Kutub Negatif


Kabel Kutub Positif

Alumunium Foil
Kardus yang direndam HCL
Koin Tembaga

Kabel Kutub Positif

1.3 Prosedur Pembuatan


Pembuatan baterai sederhana

Disiapkan alat dan bahan untuk pembuatan baterai

Kardus dan aluminium foil dibentuk pola lingkaran, atau


sesuai dengan uang koin

Kardus yang telah dibentuk dimasukkan kedalam larutan


pembersih porselen yang mengandung HCl

Disusun rangkaian dengan urutan uang koin, kardus yang


telah direndam, dan aluminium foil dengan menyusun
keatas sesuai dengan kebutuhan

Lalu rangkaian dilekatkan dengan menggunakan solatip


agar menjadi satu

Kabel dipasang pada bagian kutub negatif dan positif,


lalu direkatkan dengan solatip
Kemudian rangkaian dimasukkan dalam botol bekas agar
larutan tidak mudah menguap

1.4 Data Pengamat

Tabel 1.2 Pengujian Voltase Menggunakan Multimeter


Bahan Pengujian Trial Pengujian Akhir
1 2 3 1
Baterai Koin 3,231 V 3,230 V 3,235 V 3,210 V
RBL

Tabel 1.3 Pengujian Menggunakan Lampu LED


Percobaan Lampu LED (Warna Biru)
Terang Redup Tidak Menyala
Percobaan Trial 1 √
Percobaan Trial 2 √
Percobaan Trial 3 √
Percobaan Akhir √

Tabel 1.4 Pengujian Massa Baterai


Pengujian Massa (gram)
Pengujian Trial 1 68,2 gr
Pengujian Trial 2 68,4 gr
Pengujian Trial 3 68,3 gr
Pengujian Akhir 68,3 gr
1.5 Pembahasan dan Diskusi

1.5.1 Reaksi yang terjadi

Katoda : 2H+ (aq) + 2e- ⇌ H2 E°sel = 0 V

Anoda : Al (s) ⇌ Al3+ (aq) + 3e- E°sel = - 1,66 V

6H+ (aq) + 2Al (s) ⇌ 3H2 (s) + 2Al3+(aq) E°sel = E°sel Katoda - E°selAnoda
= 0 – ( - 1,66)
= +1,66 V
1.5.2 E°Sel Teoritis

Pada perhitungan diatas, setiap satu sel memiliki nilai tegangan sebesar : +1,66 V

 E°sel yang digunakan pada RBL = 6 sel


Maka, total yang dihasilkan = 6 × (+1,66) = 9,96 volt

1.5.3 E°Sel Praktikum

Pada hasil pengujian akhir, tegangan yang dihasilkan adalah 3,21 volt

1.5.4 Galat

𝐸°𝑠𝑒𝑙 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝐸°𝑠𝑒𝑙 𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚


%Galat = × 100 %
𝐸°𝑠𝑒𝑙 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖

9,96−3,21
= × 100 %
9,96

= 67 %

1.5.5 Alasan

Hal – hal yang menyebabkan persen galat tersebut adalah sebagai berikut :

a. Larutan elektrolit yang menguap.


b. Jarak antar selnya kurang rapat sehingga menyebabkan energi yang
menghatar tidak maksimal.
c. Kurang merekatnya kabel penghubung pada katoda dan anoda
d. Anoda aluminium foil teroksidasi dengan cepat sehingga menyebabkan
berkurangnya kapasitas alumunium foil.
1.6 Kesimpulan
Berdasar hasil Research Based Learning (RBL) pembuatan baterai sederhana.
Baterai sederhana yang dihasilkan memiliki bahan dasar koin tembaga, aluminium foil, dan
larutan elektrolit pembersih porselin (Vixal) dengan menerapkan teori sel galvani. Rangkaian
baterai tersebut menghasilkan tegangan sebesar 3,21 volt dengan reaksi pada katoda adalah
2H+ (aq) + 2e- ⇌ H2 (s) dan pada anoda adalah Al (s) ⇌ Al3+ (aq) + 3e- . Notasi sel yang dihasilkan
adalah Al(s) | Al3+ (aq) || H+(aq) | H2 (s) .
1.7 Referensi
Keenan. 1980. Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.
Pranata, FC. 2008. Kimia 2.Bogor. Quadra.
Riyanto. 2013. Elektrokimia dan Aplikasinya. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Saleh, Anang Supriadi, & Bahariawan, Amal. (2018). Buku Ajaran Energi dan Elektrifikasi
Pertanian. Sleman: Budi Utama.
Suryatno,dkk. 2004. Kimia. Jakarta: Grasindo

1.8 Lampiran

1.8.1 Rincian dana yang dikeluarkan


Nama Bahan Harga
Koin 500-, 6 biji -
Kabel Rp. 2.500
Kardus Bekas -
Selotip Rp. 2.000
Aluminium Foil -
Pembersih Porselen “Vixal” Rp. 7.300
Gunting -
Botol bekas -
Kapas Rp. 5.000
Total Rp. 16.800

1.8.2 Pembagian Tugas

 Christoval Pandilala (104118002) → Merakit, membuat laporan, dan


membeli bahan.
 Ummi Malikal Bulqis (104118008) → Membuat laporan, merakit, dan
membeli bahan.
 Arga Nugraha Putra Harahap (104118137) → Print Laporan
 Meisar Cakra Al Hakim (104118055) → Print Laporan

Anda mungkin juga menyukai