Anda di halaman 1dari 100

Unit Pembelajaran

PROGRAM PENGEMBANGANKEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)


MELALUIPENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI

MATA PELAJARAN KIMIA


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
(SMK) TEKNOLOGI REKAYASA

Hukum Dasar Kimia dan


Stoikiometri
Penulis:
WORO SRISUMARLINAH, S.Pd.

Penyunting:
Dr. SUMARI, M.Si.

Desainer Grafis dan Ilustrator:


TIM Desain Grafis

Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikandan Kebudayaan.
Unit Pembelajaran
Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri

DAFTAR ISI

Hal

DAFTAR ISI ____________________________________________________________________________ 5


DAFTAR GAMBAR ____________________________________________________________________ 7
DAFTAR TABEL _______________________________________________________________________ 9
PENDAHULUAN_____________________________________________________________________ 11
KOMPETENSI DASAR ______________________________________________________________ 13
A. Target Kompetensi _______________________________________________________ 13
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ______________________________________ 13
APLIKASI DI DUNIA NYATA_______________________________________________________ 17
A. Air Bag (Kantung Udara) ________________________________________________ 17
B. Pembakaran _______________________________________________________________ 18
C. Pengelasan ________________________________________________________________ 19
SOAL-SOAL UN/USBN______________________________________________________________ 23
A. Contoh Soal UNAS SMK Tahun 2004 ____________________________________ 23
B. Contoh Soal UNAS SMK Tahun 2004 ___________________________________ 24
C. Contoh Soal UNAS Kimia SMK Tahun 2005 ____________________________ 24
D. Contoh Soal UNAS Kimia SMK Tahun 2005 ____________________________ 25
E. Contoh Soal UNAS tahun 2006 __________________________________________ 26
F. Contoh Soal UAS Kimia SMK Tahun 2007 ______________________________ 27
G. Contoh Soal UAS Kimia SMK Tahun 2007 ______________________________ 28
BAHAN PEMBELAJARAN __________________________________________________________ 29
A. Aktivitas Pembelajaran __________________________________________________ 29
Aktivitas 1. Hukum Lavoisier dan Hukum Proust ___________________________ 32
Aktivitas 2. Hukum Gay Lussac dan Hukum Avogadro _____________________ 35
Aktivitas 3. Konsep Mol dan Konsentrasi Larutan __________________________ 38
B. Lembar Kerja Peserta Didik _____________________________________________ 42
Lembar Kerja Peserta Didik 1 _________________________________________________ 42

5
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Lembar Kerja Peserta Didik 2 ________________________________________________ 46


Lembar Kerja Peserta Didik 3 ________________________________________________ 49
Lembar Kerja Peserta Didik 4 ________________________________________________ 54
C. Bahan Bacaan ____________________________________________________________ 57
Hukum Dasar Kimia ___________________________________________________________ 57
Konsep Mol ____________________________________________________________________ 65
Konsentrasi Larutan __________________________________________________________ 73
PENGEMBANGAN PENILAIAN _____________________________________________________ 81
A. Pembahasan Soal-soal ___________________________________________________ 81
B. Mengembangkan Soal HOTS ____________________________________________ 87
KESIMPULAN ________________________________________________________________________ 95
UMPAN BALIK_______________________________________________________________________ 97

6
Unit Pembelajaran
Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri

DAFTAR GAMBAR

Hal

Tabel 1 Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi __________________________________ 13


Tabel 2 Desain Aktivitas Pembelajaran Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri ____ 29
Tabel 3 Data percobaan reaksi besi dan sulfur ________________________________________ 58
Tabel 4 Data hasil percobaan perbandingan massa hidrogen dengan massa oksigen
membentuk air __________________________________________________________________ 59
Tabel 5 Perbandingan massa unsur-unsur dalam senyawa __________________________ 60
Tabel 6 Kisi-Kisi Soal HOTS _____________________________________________________________ 87

7
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

8
Unit Pembelajaran
Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1 Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi __________________________________ 13


Tabel 2 Desain Aktivitas Pembelajaran Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri ____ 29
Tabel 3 Data percobaan reaksi besi dan sulfur ________________________________________ 58
Tabel 4 Data hasil percobaan perbandingan massa hidrogen dengan massa oksigen
membentuk air __________________________________________________________________ 59
Tabel 5 Perbandingan massa unsur-unsur dalam senyawa __________________________ 60
Tabel 6 Kisi-Kisi Soal HOTS _____________________________________________________________ 87

9
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

10
Unit Pembelajaran
Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri

PENDAHULUAN

Unit pembelajaran hukum dasar kimia dan stoikiometri ini disusun sebagai salah
satu alternatif sumber bahan ajar bagi guru. Dengan melakukan pembahasan materi
yang terdapat pada unit ini, diharapkan guru memiliki dasar pengetahuan untuk
mengajarkan topik hukum dasar kimia dan stoikiometri kepada peserta didiknya.
Materi yang disusun dalam unit ini disesuaikan dengan indikator yang telah
dirumuskan. Perumusan indikator ditekankan agar dapat memfasilitasi kemampuan
bernalar peserta didik. Selain dapat memfasilitasi kemampuan penalaran peserta
didik, materi yang disampaikan dalam unit ini juga bersifat kontekstual dan
aplikatif, sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kompetensi dasar yang dirumuskan dalam unit ini merujuk pada silabus kimia
untuk SMK Teknologi Rekayasa revisi 2017. Kompetensi dasar yang terdapat dalam
silabus dikembangkan menjadi target kompetensi yang selanjutnya dijabarkan
dalam indikator pencapaian kompetensi. Dengan harapan dapat membantu dan
memudahkan guru mempelajari isi materi dan cara mengajarkannya.

Aktivitas pembelajaran yang terdapat dalam unit pembelajaran hukum dasar kimia
dan stoikiometri ini merupakan salah satu contoh dari beberapa model
pembelajaran yang digunakan sesuai kurikulum 13. Guru dapat membuat model
pembelajaran yang lain sesuai dengan situasi dan kondisi peserta didik yang ada di
sekolah.

Bahan bacaan yang disampaikan dalam unit pembelajaran ini diupayakan tidak
hanya bersifat teoritis, tetapi bersifat kontekstual dengan memberikan fakta-fakta
dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan stoikiometri dan hukum
dasar kimia. Selain bahan bacaan, terdapat juga contoh soal-soal kimia USBN dan
beberapa soal yang diambil dari ujian nasional. Pemberian contoh-contoh soal

11
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

tersebut dimaksudkan agar dapat dijadikan sebagai acuan guru dalam menyusun
soal yang sejenis. Disamping pemberian contoh soal dan bahan bacaan, diberikan
juga deskripsi alternatif aktivitas pembelajaran, Lembar Kegiatan Peserta Didik
(LKPD) yang dapat digunakan guru untuk memfasilitasi pembelajaran, bahan
bacaan tambahan yang dapat dipelajari oleh guru, maupun peserta didik, dan
deskripsi prosedur mengembangkan soal HOTS. Semua komponen yang telah
disebutkan bertujuan agar guru memiliki sebuah alternatif dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran terutama mengembangkan tingkat berpikir peserta didik.

Topik hukum dasar kimia dan stoikiometri yang dikembangkan pada bahan bacaan
terdiri atas subtopik hukum Lavoisier, hukum Proust, dan hukum Dalton, hukum
Gay Lussac dan hukum Avogadro, serta konsep mol dan konsentrasi larutan. Selain
itu, unit ini dilengkapi dengan 4 LKPD yang meliputi: 1. Hukum Lavoisier ; 2. Hukum
Proust; 3. Hukum Gay Lussac dan Avogadro; 4. Konsep Mol dan Konsentrasi
Larutan. LKPD dikembangkan secara aplikatif agar guru mudah
mengimplementasikannya di kelas.

12
Unit Pembelajaran
Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri

KOMPETENSI DASAR

A. Target Kompetensi

Sub unit pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan Kompetensi Dasar kelas X


SMK Teknologi dan Rekayasa. Kompetensi dasar dan target kompetensi yang akan
dicapai dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1 Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi

No Kompetensi Dasar Target Kompetensi Kelas


3.5 Menerapkan hukam – hukum kimia Menerapkan hukum – X
dalam perhitungan kimia hukum dasar kimia
dalam perhitungan
kimia
4.5 Menggunakan hukum – hukum Menggunakan hukum
dasar kimia dalam perhitungan – hukum dasar kimia
kimia dalam perhitungan
kimia

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator Penunjang
Kompetensi dasar dikembangkan menjadi beberapa indikator pencapaian
kompetensi. Indikator pencapaian kompetensi merupakan dasar bagi guru untuk
mengukur pencapaian kompetensi dasar. Perumusan indikator menggunakan kata
kerja operasional sesuai taksonomi Bloom dan Dove pada ranah pengetahuan dan
ranah keterampilan.

13
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Untuk memudahkan guru dalam menentunkan indikator yang sesuai dengan


kompetensi dasar tersebut, maka indikator pencapaian kompetensi dibagi menjadi
tiga kategori, yaitu indikator penunjang, indikator kunci, dan indikator pengayaan.

Indikator Penunjang
1. Mengidentifikasi klasifikasi materi

2. Menyetarakan persamaan reaksi

3. Menjelaskan hukum-hukum kimia dalam perhitungan kimia

4. Menjelaskan konsep mol dalam perhitungan kimia

Indikator Kunci

1. Membandingkan hukum-hukum kimia dalam perhitungan kimia

2. Mencohtohkan hukum Lavoisier, hukum Proust, hukum Dalton, hukum Gay


Lussac, hukum avogadro dalam perhitungan kimia

3. Menggunakan hukum Lavoisier dan hukum Proust dalam perhitungan kimia

4. Mengaitkan hukum Gay Lussac dengan hukum Avogadro dalam perhitungan


kimia

5. Menerapkan konsep mol dalam perhitungan kimia

Indikator Pengayaan

14
Unit Pembelajaran
Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri

1. Mengkorelasikan konsep mol dalam perhitungan kimia


2. Membuktikan hukum Gay Lussac dalam perhitungan kimia

Indikator Penunjang

1. Menuliskan persamaan reaksi setara

2. Menggabungkan hukum-hukum kimia dalam perhitungan kimia

Indikator Kunci

1. Menerapkan hukum Lavoisier dan hukum Proust dalam perhitungan kimia

2. Menerapkan hukum Gay Lussac dan hukum Avogadro dalam perhitungan kimia

3. Mengaplikasikan konsep mol dalam perhitungan kimia

Indikator Pengayaan

1. Mengintegrasikan konsep mol dalam perhitungan kimia

15
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

16
Unit Pembelajaran
Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri

APLIKASI DI DUNIA NYATA

A. Air Bag (Kantung Udara)

Gambar 1 Kantong udara (airbag)


Sumber: www.dedenaldila.blogspot,com

Airbag atau kantung udara sebuah peralatan modern yang di pasang pada
kendaraan bermotor berfungsi sebagai alat keselamatan diri untuk megurangi
resiko benturan akibat kecelakaan lalu lintas. Kantung udara ini pada umumnya
dipasang pada stir kemudi mobil atau dashboard mobil.

Kantung udara dapat mengembang dengan cepat setelah terjadi benturan. Kantung
udara yang terlibat dapat mengembang karena diaktifkan oleh reaksi kimia
propelant dengan sangat cepat dan menghasilkan gas N2 , dan beberapa saat
kantung udara akan mengempis dengan sendirinya sehingga tidak akan

17
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

menghalangi pernapasan korban kecelakaan sehingga dapat meminimalkan resiko


kecelakaan.
Gas nitrogen dihasilkan dari campuran antara natrium azida (NaN3), kalium nitrat
(KNO3), dan silikon dioksida (SiO2) sebagai reaktan sekunder. Dengan adanya aliran
listrik maka NaN3 akan terurai menurut reaksi
2NaN3 (s) → 2 Na (s) + 3 N2 (g)
Reaksi berlanjut karena logam natrium merupakan logam yang reaktif dan mudah
meledak
10 Na (s) + 2 KNO3 (s) → K2O (s) + 5 Na2O (s) + N2 (g)
Hasil reaksi berupa kalium oksida (K2O) dan natrium oksida (Na2O) akan bereaksi
dengan reaktan sekunder silikon dioksida (SiO2) yang membentuk alkali silikat atau
gelas yang tidak berbahaya dan tidak reaktif sehingga aman bagi lingkungan.

B. Pembakaran

Bagaimana bensin yang terbakar? Apakah akan hilang begitu saja?


Bagaimana juga dengan membakar kertas?. Apakah bisa dikatakan kertas
menyusut?
Hasil pembakaran kertas berupa abu yang memiliki massa lebih ringan
dibandingkan kertas. Hasil pembakaran menjadi berkurang disebabkan
pembakaran dilakukan pada tempat yang terbuka sehingga zat hasil pembakaran
yang berwujud gas menguap begitu saja. Jika pembakaran dilakukan dalam tempat
tertutup dan semua zat hasil pembakaran ditampung maka akan diperoleh hasil
pembakaran yang massanya sama dengan zat yang dibakar.

18
Unit Pembelajaran
Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri

Gambar 2 Pembakaran kertas


Sumber: www.zonareferensi.com

Massa zat-zat hasil reaksi pembakaran akan sama dengan massa zat-zat yang
dibakar sesuai dengan hukum kekekalan massa yang dikemukakan oleh Lavoisier.
Jadi reaksi apapun yang terjadi di alam semesta akan selalu memiliki massa yang
sama sebelum bereaksi maupun sesudah bereaksi.

Zat-zat yang bereaksi biasanya berupa molekul atau senyawa. Senyawa merupakan
gabungan dari unsur-unsur. Air sebagai senyawa merupakan gabungan unsur
hidrogen dan unsur oksigen dengan perbandingan 1 : 8, perbandingan unsur-unsur
yang membentuk senyawa mempunyai perbandingan tertentu dan selalu tetap.

C. Pengelasan

Las merupakan ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilakukan
dalam keadaan lumer atau cair. Las adalah sambungan dari beberapa logam dengan
menggunakan energi panas. Pengelasan merupakan salah satu teknik
penyambungan logam dengan cara mencairkan sebagian logam pengisi dengan atau
tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam penambah yang menghasilkan
sambungan yang kontinyu. Teknik pengelasan dalam kontruksi sangat luas, meliputi
perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana tekan, pipa pesat, pipa saluran dan
sebagainya.

19
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 3 Proses pengelasan dengan karbit


Sumber: www.wikipedia.org

Salah satu proses pengelasan adalah las oxy-acetylene (las asetilen) yaitu proses
pengelasan secara manual, dimana permukaan yang akan disambung mengalami
pemanasan sampai mencair oleh nyala (flame) gas asetilen ( terjadi pembakaran
C2H2 dengan O2), dengan atau tanpa logam pengisi dan proses penyambungannya
tanpa penekanan.

Persamaan reaksi kimia setara yang terjadi pada proses pengelasan menggunakan
karbit adalah

CaC2 (s) + 2H2O (l) → Ca(OH)2 (aq) + C2H2 (g)

Gas asetilen yang dihasilkan dari proses pengelasan sangat mempengaruhi


terbentuknya nyala api. Proses pengelasan dengan menggunakan las karbit akan
menghasilkan tiga warna nyala api, yaitu nyala netral, nyala karburasi, dan nyala
oksidasi.

Nyala netral terjadi karena perbandingan gas oksigen dengan gas asetilen sebesar 1
: 1, Jenis nyala ini digunakan untuk mengelas baja, besi cor, baja tahan karat dan
tembaga.

20
Unit Pembelajaran
Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri

Nyala karburasi dapat terjadi karena adanya kelebihan gas asetilen sehingga
didapatkan tiga daerah yaitu antara kerucut nyala dan selubung luar akan terdapat
kerucut antara yang berwarna keputih-putihan. Nyala karburasi digunakan pada
proses pengelasan logam monel, nikel, berbagai jenis baja dan berbagai bahan
pengerasan permukaan nonferro.

Nyala oksidasi terjadi karena kelebihan gas oksigen. Nyala oksidasi digunakan
dalam proses pengelasan kuningan dan perunggu.

(a)

(b)

(c)

Gambar 4 (a) nyala api netral; (b) nyala api karburasi; (c) nyala api oksidasi
Sumber: www.pengelasan.com

Las gas asetilin dapat juga di gunakan untuk produksi (production welding),
pekerjaan lapangan (field work), dan reparasi (repair dan maintenance). Las gas
asetilin sangat memuaskan ketika di gunakan pada pengelasan baja karbon

21
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

terutama lembaran logam (sheet metal) dan pipa-pipa berdinding tipis. Dan hampir
semua jenis logam ferro dan non ferro dapat dilas dengan las gas, baik dengan atau
tanpa bahan tambah (filler metal).

Selain gas asetilin terdapat juga gas hidrogen, gas alam, propana, yang digunakan
pada proses pengelasan gas untuk logam–logam dengan titik cair rendah. Pada
proses pembakaran gas-gas tersebut diperlukan adanya oksigen. Oksigen tersebut
didapatkan dari udara, karena udara mengandung oksigen sebanyak 21%, nitrogen
78%, argon 0,9 %, neon, hidrogen, karbon dioksida, dan unsur lain yang membentuk
gas.

22
Unit Pembelajaran
Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri

SOAL-SOAL UN/USBN

A. Contoh Soal UNAS SMK Tahun 2004

No. Soal
1 Pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang volumenya sama akan
memiliki ...

A. rumus kimia yang sama


B. massa yang sama
C. jumlah partikel yang sama
D. sifat kimia yang sama
E. titik didih yang sama

Identifikasi

Level Kognitif : L1 Pengetahuan/Pemahaman (C2)

3.5.3 Menjelaskan hukum-hukum kimia dalam


Indikator yang :
bersesuaian perhitungan kimia

Diketahui : Pernyataan tentang hukum Gay Lussac

Ditanyakan : Hubungan volume dengan jumlah partikel

Materi yang : Hukum Gay Lussac dan Hukum avogadro


dibutuhkan

23
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. Contoh Soal UNAS SMK Tahun 2004

No. Soal
1 Pada reaksi
C3H8 (g) + 5 O2 (g) 3 CO2 (g) + 4 H2O (g)
Volume gas O2 yang dibutuhkan untuk membakar 10 liter gas C3H8
adalah ...

A. 0,5 liter
B. 5 liter
C. 50 liter
D. 20 liter
E. 200 liter

Level Kognitif : L3 Menganalisis (C4)

3.5.7 Mengaitkan hukum Gay Lussac dengan


Indikator yang :
bersesuaian hukum Avogadro dalam perhitungan kimia
Persamaan reaksi pembakaran gas lengkap dengan
Diketahui : koefisien reaksi dan volume salah satu gas yang

bereaksi
Ditanyakan : Volume gas oksigen yang diperlukan

Materi yang : Hukum Gay Lussac dan Avogadro


dibutuhkan

C. Contoh Soal UNAS Kimia SMK Tahun 2005

No. Soal
1 Jika pada STP volume dari 1.6 gram gas sebesar 1,12 liter, maka massa
molekul relatif (Mr) gas tersebut
adalah ...

24
Unit Pembelajaran
Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri

A. 28
B. 30
C. 32
D. 34
E. 36

Level Kognitif : L2 Mengaplikasikan (C3)

Indikator yang
bersesuaian 3.5.7 Menerapkan konsep mol dalam perhitungan
:
Kimia

Diketahui : Massa dan volume gas pada STP

Ditanyakan : Massa molar/molekul relatif (µ)

Materi yang : Konsep Mol


dibutuhkan

D. Contoh Soal UNAS Kimia SMK Tahun 2005

No. Soal
1 Konsentrasi larutan yang mengandung 3 gram pupuk urea [CO(NH2)2]
dalam 200 mL larutan adalah ... (Ar: C = 12, O =16, N = 14, H =1)

A. 0,125 M
B. 0,25 M
C. 0,375 M
D. 0,50 M
E. 1,00 M

25
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Level Kognitif : L2 Mengaplikasikan (C3)

Indikator yang 3.5.7 Menerapkan konsep mol dalam perhitungan


bersesuaian : Kimia

Diketahui : Massa, volume larutan dan massa atom relatif

Ditanyakan : Konsentrasi larutan dalam molaritas (M)

Materi yang : Konsep mol dan konsentrasi larutan


dibutuhkan

E. Contoh Soal UNAS tahun 2006

No. Soal
1 Jumlah mol zat dari 5,6 gram N2 yang massa molekul
relatifya = 28 adalah ...

A. 10 mol
B. 5 mol
C. 4,6 mol
D. 0,2 mol
E. 0,1 mol

Level Kognitif : L1 Pengetahuan/pemahaman (C2)

Indikator yang 3.5.4 Menjelaskan konsep mol dalam perhitungan


bersesuaian :
Kimia

Diketahui : Massa dan massa molar

26
Unit Pembelajaran
Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri

Ditanyakan : Jumlah mol

Materi yang : Konsep mol


dibutuhkan

F. Contoh Soal UAS Kimia SMK Tahun 2007

No. Soal
1 Massa H2SO4 (Mr = 98) yang terkandung dalam 2 liter larutan H2SO4
0,1 M adalah ...

A. 20 gram
B. 9,8 gram
C. 19,6 gram
D. 29,4 gram
E. 49 gram

Level Kognitif : L2 Mengaplikasikan(C3)

Indikator yang 3.5.8 Menerapkan konsep mol dalam perhitungan


bersesuaian :
Kimia

Massa molar/massa molekul relatif (µ), volume dan


Diketahui :
konsentrasi larutan (M)

Ditanyakan : Massa

Materi yang : Konsep mol dan Konsentrasi larutan (M)


dibutuhkan

27
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

G. Contoh Soal UAS Kimia SMK Tahun 2007

No. Soal
1 Perhatikan persamaan reaksi di bawah ini:
2 SO2(g) + O2 (g) 2 SO3 (g)
Bila pada keadaan STP/standar 5,6 liter gas SO2 direaksikan dengan
gas oksigen, maka berapa gram massa gas oksigen yang direaksikan?
(Ar: S =32 dan O = 16)

A. 5 gram
B. 4 gram
C. 3 gram
D. 2 gram
E. 1 gram

Level Kognitif : L3 Mengevaluasi (C5)

Indikator yang 3.5.9 Membuktikan hukum Gay Lussac dalam


bersesuaian :
perhitungan kimia

Persamaan reaksi gas dengan koefisiennya, volume


Diketahui :
salah satu gas dalam STP, dan massa atom relatif gas

Ditanyakan : Massa salah satu gas

Materi yang : Hukum Gay Lussac Avogadro dan Konsep mol


dibutuhkan

28
Unit Pembelajaran
Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri

BAHAN PEMBELAJARAN

A. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas pembelajaran berisi rincian alternatif kegiatan pembelajaran yang


dilakukan guru dan peserta didik untuk mencapai kompetensi pada topik hukum
dasar kimia dan stoikiometri. Seluruh kegiatan pada topik hukum dasar dan
stoikiometri dapat dilihat pada tabel 3 tentang desain aktivitas pembelajaran
hukum dasar kimia dan stoikiometri.

Aktivitas pembelajaran akan diuraikan lebih rinci, menjadi tiga skenario


pembelajaran, yaitu: 1) Hukum Lavoisie dan hukum Proust 2) Hukum Gay Lussac
dan hukum Avogadro 3) Konsep mol dan konsentrasi larutan.

Model pembelajaran yang digunakan di setiap kegiatan pembelajaran mengacu


pada kurikulum 13. Aktivitas pembelajaran 1, 2, dan 3 menggunakan model
pembelajaran discovery learning (DL) dan inquri.

Saudara dapat menggunakan model pembelajaran lain yang sesuai dengan kondisi
peserta didik yang ada di sekolah. Alternatif aktivitas pembelajaran pada unit
pembelajaran hukum dasar kimia dan stoikiometri yang akan dilakukan pada setiap
pertemuan tersaji pada tabel 2 desain pembelajaran hukum dasar kimia dan
stoikiometri berikut ini.

Tabel 2 Desain Aktivitas Pembelajaran Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri


Bentuk dan
Indikator pencapaian Materi / Aktivitas Alokasi
jenis Media
kompetensi submateri pembelajaran waktu
penilaian

1. Mengidentifikasi 1. Hukum 1. Menelaah 1. Tes 1. Lembar 9 x 45


klasifikasi Lavoisier, hukum-hukum tertulis: kerja menit
materi hukum dasar kimia bentuk peserta
2. Menyetarakan Proust, 2. Diskusi tentang soal pilhan didik
persamaan hukum hukum Lavoisier, ganda dan 2. Bahan
reaksi

29
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Bentuk dan
Indikator pencapaian Materi / Aktivitas Alokasi
jenis Media
kompetensi submateri pembelajaran waktu
penilaian

3. Menjelaskan Dalton hukum Proust, uraian tayang


hukum- hukum 2. Hukum hukum Dalton 2. Penilaian 3. Papan
kimia dalam Gay 3. Berlatih Laporan tulis
perhitungan Lussac menerapkan 3. Observasi
kimia dan hukum Lavoisier, keaktifan
hukum hukum Proust, siswa
4. Menjelaskan Avogadro dan hukum dalam
konsep mol 3. Ar dan Mr Dalton pada pembelajar
dalam 4. Konsep perhitungan an
perhitungan Mol 4. Menelaah hukum
kimia 5. Konsentra Gay Lussac dan
5. Membandingkan si larutan hukum Avogadro
hukum-hukum 5. Berdiskusi
kimia dalam
tentang hukum
perhitungan
Gay LUssac dan
kimia
Avogadro
6. Mencohtohkan
6. Mengamati dan
hukum
menelaah
Lavoisier,
hukum Proust, persamaan
hukum Dalton, reaksi dengan
hukum Gay koefisien reaksi
Lussac, hukum 7. Berlatih
avogadro dalam menentukan
perhitungan perbandingan
kimia angka koefisien
7. Menggunakan dari persamaan
hukum Lavoisier reaksi
dan hukum 8. Berlatih
Proust dalam menghitung
perhitungan Volume dan
kimia jumlah molekul
8. Mengaitkan dari berdasarkan
hukum Gay perbandingan
Lussac dengan koefisien
hukum menurut hukum
Avogadro dalam Gay Lussac dan
perhitungan Avogadro
kimia 9. Diskusi tentang
9. Menerapkan massa atom
konsep mol
relatif (Ar) dan
dalam
massa molekul
perhitungan
relatif (Mr)
kimia

30
Unit Pembelajaran
Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri

Bentuk dan
Indikator pencapaian Materi / Aktivitas Alokasi
jenis Media
kompetensi submateri pembelajaran waktu
penilaian

10. Mengkorelasika 10. Berlatih


n konsep mol menentukan Ar
dalam dan Mr senyawa
perhitungan 11. Diskusi tentang
kimia hubungan mol,
11. Membuktikan massa, partikel
hukum Gay dan Volume pada
Lussac dalam STP
perhitungan 12. Berlatih
kimia menentukan
massa, jumlah
mol, jumlah
partikel, dan
volume pada STP
13. Diskusi tentang
konsentrasi
larutan
(molaritas)
14. Berlatih
menentukan
massa, jumlah
mol, jumlah
partikel, dan
volume pada STP
15. Membuat
kesimpulan
tentang konsep
mol

31
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Aktivitas 1. Hukum Lavoisier dan Hukum Proust

Pada aktivitas 1 akan dipelajari tentang tentang hukum Lavoisier dan hukum
Proust dengan menggunakan model pembelajaran penyingkapan (Discovery
Learning) adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif
untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan.

Tahapan dari model pembelajaran penyingkapan (Discovery Learning) ini meliputi:


1. Pemberian rangsangan (stimulation)
2. Pernyataan/identifikasi masalah (Problem statement)
3. Pengumpulan data (data collection)
4. Pengolahan data (data processing)
5. Pembuktian (verification)
6. Menarik kesimpulan (generalitation)

Adapun tujuan dari aktivitas 1 ini adalah agar peserta didik mampu untuk:
1. Menelaah hukum Lavoisier, hukum Proust, dan hukum Dalton dalam
perhitungan kimia
2. Membandingkan hukum Lavoisier, hukum Proust, dan hukum Dalton dalam
perhitungan kimia
3. Mengidentifikasi unsur dan senyawa berdasarkan klasifikasi materi
4. Menggunakan hukum Lavoisier dan hukum Proust dalam perhitungan kimia.
5. Menentukan massa zat sebelum reaksi dengan massa zat sesudah bereaksi
berdasarkan hukum Lavoisier
6. Menentukan perbandingan massa unsur-unsur pembentuk senyawa
berdasarkan hukum Proust.

Estimasi Waktu Aktivitas Pembelajaran : 3 x 45 Menit

Media, alat, dan bahan yang digunakan adalah:


1. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD);

32
Unit Pembelajaran
Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri

2. Alat tulis:
3. Laptop dan LCD;
4. Bahan tayang/video pembelajaran
5. Buku Paket Kimia;
6. Benda yang ada di lingkungan sekitar;

Alternatif langkah-langkah yang diambil oleh guru dalam melaksanakan aktivitas 1


adalah:
1. Membuka dengan salam
2. Mengkondisikan siswa untuk memulai belajar diawali dengan berdo’a bersama
3. Menggali pengetahuan awal siswa tentang klasifikasi materi (unsur dan
senyawa)
4. Menyampaikan garis besar materi dan tujuan pembelajaran yang akan
dipelajari

1. Pemberian Stimulus terhadap Peserta Didik


a. Guru mendemonstrasikan peristiwa pembakaran kertas
b. Menimbang kertas sebelum dibakar
c. Terjadi perubahan kimia dan pembentukan senyawa baru dari peristiwa
pembakaran kertas
d. Peserta didik diminta memberi tanggapan terhadap peristiwa tersebut
e. Guru menyampaikan tujuan mempelajari hukum Lavoisier, hukum Proust
dan hukum Dalton

33
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

2. Identifikasi Masalah
a. Memberikan pertanyaan tantangan untuk menggali potensi/pola pikir
peserta didik, seperti
“ Mengapa berat kertas sebelum dibakar tidak sama dengan sesudah
dibakar?”
“Bagaimana dengan peristiwa pembakaran bensin?’
“Bagaimana hubungan peristiwa-peristiwa tersebut dengan hukum
kekekalan massa?”

3. Pengumpulan Data
a. Membagi peserta didik dalam kelompok
b. Membagikan LKPD pada setiap kelompok
c. Membagikan video pembelajaran tentang hukum kekekalan massa yang
sudah disiapkan oleh guru
d. Peserta didik mengamati video pembelajaran tentang hukum kekekalan
massa dan perbandingan tetap
e. Peserta didik berdiskusi dan mencatat hasil diskusi

4. Pengolahan Data
a. Setiap kelompok di minta untuk berdiskusi tentang hasil pengamatan
berdasarkan video pembelajaran
b. Peserta didik mengolah dan menganalisis data hasil pengamatan yang
diperoleh untuk menemukan konsep hukum kekekalan massa dan hukum
perbandingan tetap.

34
Unit Pembelajaran
Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri

5. Pembuktian
a. Peserta didik berdiskusi tentang hasil analisis data
b. Meminta peserta didik untuk memeriksa kembali jawaban hasil diskusi
kelompok
c. Memverifikasi hasil diskusi kelompok dan hasil pengolahan data dengan
data-data pada sumber belajar yang lain ( buku paket atau internet ) tentang
hukum Lavoisier dan hukum Proust serta penerapan perhitungannya
d. Masing-masing kelompok melakukan presentasi berdasarkan hasil diskusi
tentang hukum kekekalan massa dan hukum perbandingan tetap

6. Menarik Kesimpulan/Generalisasi
a. Memberikan tanggapan terhadap hasil presentasi yang telah disajikan oleh
setiap kelompok
b. Memperbaiki hasil presentasi dan membuat kesimpulan tentang hukum
Lavoisier dan hukum Proust
Sebagai penutup guru dapat :

a. Membimbing peserta didik membuat rangkuman/simpulan tentang hukum


Lavoisier dan hukum Proust
b. Meminta peserta didik menjawab kuis yang diberikan guru tentang hukum
kekekalan massa dan hukum perbandingan tetap

Aktivitas 2. Hukum Gay Lussac dan Hukum Avogadro

Adapun tujuan dari aktivitas 2 ini adalah agar peserta didik mampu untuk:
1. Menuliskan persamaan reaksi kimia dengan benar
2. Menentukan perbandingan angka koefisien dari persamaan reaksi setar dengan
benar
3. Menjelaskan hukum Gay Lussac dan hukum Avogadro dalam perhitungan kimia.

35
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

4. Membandingkan hukum Gay Lussac dengan hukum Avogadro dalam perhitungan


kimia.
5. Menerapkan hukum Gay Lussac dalam perhitungan kimia
6. Mengaitkan hukum Gay Lussac dengan hukum Avogadro dalam perhitungan
kimia
7. Membuktikan hukum Gay Lussac dalam perhitungan kimia

Estimasi Waktu Aktivitas Pembelajaran : 3 x 45 Menit

Media, alat, dan bahan yang digunakan adalah:


1. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD);
2. Alat tulis:
3. Laptop dan LCD;
4. Bahan tayang/video pembelajaran
5. Buku Paket Kimia;
6. Benda yang ada di lingkungan sekitar;

Alternatif langkah-langkah yang diambil oleh guru dalam melaksanakan aktivitas 1


adalah:
1. Membuka dengan salam
2. Mengkondisikan siswa untuk memulai belajar diawali dengan berdo’a bersama
3. Menggali pengetahuan awal siswa tentang persamaan reaksi kimia
4. Menyampaikan garis besar materi dan tujuan pembelajaran yang akan
dipelajari

1. Pemberian Stimulus terhadap Peserta Didik


a. Guru menunjukkan 2 larutan dalam gelas kimia dengan volume yang sama
b. Meminta peserta didik untuk mencampurkan larutan tersebut dan
mengukur volumenya.
c. Volume larutan merupakan penjumlahan dari kedua larutan tersebut
d. Peserta didik diminta memberi tanggapan terhadap peristiwa tersebut

36
Unit Pembelajaran
Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri

e. Guru menyampaikan tujuan mempelajari hukum Gay Lussac dan hukum


Lavoisier

2. Identifikasi Masalah
a. Memberikan pertanyaan tantangan untuk menggali potensi/pola pikir
peserta didik, seperti
“ Berapakah volume yang dihasilkan dari reaksi antar dua gas yang
berbeda?”
“Pada pembakaran bensin, berapakah volume gas oksigen yang
diperlukan?’
“Bagaimana cara menentukan volume gas-gas hasil reaksi?”

3. Pengumpulan Data
a. Membagi peserta didik dalam kelompok
b. Membagikan LKPD pada setiap kelompok
c. Menayangkan video pembelajaran tentang hukum perbandingan volume
dan hukum Avogadro yang sudah disiapkan oleh guru
d. Peserta didik mengamati dan menganalisis video pembelajaran tentang
hukum perbandingan volume dan hukum avogadro

4. Pengolahan Data
a. Setiap kelompok berdiskusi untuk menyelesaikan LKPD
b. Peserta didik mengolah dan menganalisis data hasil pengamatan yang
diperoleh untuk menemukan konsep hukum perbandingan volume dan
hukum Avogadro

5. Pembuktian
a. Peserta didik berdiskusi tentang hasil analisis data sesuai LKPD
b. Meminta peserta didik untuk memeriksa kembali jawaban hasil diskusi
kelompok

37
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

c. Memverifikasi hasil diskusi kelompok dan hasil pengolahan data dengan


data-data pada sumber belajar yang lain ( buku paket atau video
pembelajaran yang diberikan) tentang hukum perbandingan volume dan
hukum Avogadro serta penerapan perhitungannya
d. Masing-masing kelompok melakukan presentasi berdasarkan hasil
diskusi tentang hukum perbandingan volume dan hukum Avogadro serta
penerapan perhitungannya

6. Menarik Kesimpulan/Generalisasi
a. Memberikan tanggapan terhadap hasil presentasi yang telah disajikan
oleh setiap kelompok
b. Memperbaiki hasil presentasi dan membuat kesimpulan tentang hukum
Gay Lussac dan hukum Avogadro
c. Sebagai penutup guru dapat :

d. Membimbing peserta didik membuat rangkuman/simpulan tentang


hukum gay Lussac dan hukum Avogadro
e. Melakukan review dari proses pembelajaran yang sudah dilakukan

Aktivitas 3. Konsep Mol dan Konsentrasi Larutan

Adapun tujuan dari aktivitas 3 ini adalah agar peserta didik mampu untuk:
1. Menentukan massa massa molekul relatif berdasarkan massa atom relatif unsur
2. Menjelaskan hubungan mol dengan jumlah partikel
3. Membandingkan massa molar dengan volum molar senyawa
4. Menghitung volum gas pada kondisi standar
5. Menerapkan konsep mol dalam perhitungan kimia
6. Menghitung konsentrasi larutan dalam molaritas

Estimasi Waktu Aktivitas Pembelajaran : 3 x 45 Menit

38
Unit Pembelajaran
Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri

Media, alat, dan bahan yang digunakan adalah:


1. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD);
2. Alat tulis:
3. Laptop dan LCD;
4. Bahan tayang
5. Buku Paket Kimia;
6. Benda yang ada di lingkungan sekitar;

Alternatif langkah-langkah yang diambil oleh guru dalam melaksanakan aktivitas 3


adalah:
1. Membuka dengan salam
2. Mengkondisikan peserta didik untuk memulai belajar diawali dengan berdo’a
bersama
3. Menggali pengetahuan awal peserta didik tentang jumlah molekul sesuai
hukum Gay Lussac dan hukum Avogadro
4. Menyampaikan garis besar materi dan tujuan pembelajaran yang akan
dipelajari

1. Pemberian Stimulus terhadap Peserta Didik


a. Meminta peserta didik mengamati kumpulan benda-benda ( 1 lusin, 1 rim, 1
kodi)
b. Meminta peserta didik menyebutkan jumlah dari masing-masing kumpulan
benda tersebut ( 1 lusin = 12 biji, 1 rim = 500 lembar, 1 kodi = 20 buah)
c. Peserta didik diminta untuk menimbang kumpulan benda-benda tersebut
d. Guru menyampaikan tujuan mempelajari konsep mol dan konsentrasi
larutan

39
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

2. Identifikasi Masalah
a. Memberikan pertanyaan tantangan untuk menggali potensi/pola pikir
peserta didik, seperti
“ Bagimana cara menghitung jumlah atom/molekul?”
“ Apakah setiap atom memiliki massa?”
“ Bagaimana cara menentukan massa dalam suatu molekul?”

3. Pengumpulan Data
a. Guru memberikan informasi tentang konsep mol dan konsentrasi larutan
b. Membagikan peta konsep mol kepada peserta didik
c. Berdiskusi tentang peta konsep mol
d. Membagikan LKPD kepada peserta didik
e. Peserta didik berdiskusi untuk menyelesaikan LKPD tentang konsep mol
f. Guru berkeliling untuk membantu peserta didik yang merasa kesulitan
mengerjakan LKPD konsep mol (jika diperlukan)

4. Pengolahan Data
a. Peserta didik mengolah dan menganalisis data hasil diskusi tentang
konsep mol berdasarkan peta konsep mol yang diberikan.

5. Pembuktian
a. Peserta didik berdiskusi tentang hasil analisis data
b. Meminta peserta didik untuk memeriksa kembali jawaban hasil diskusi
kelompok dan memverifikasi jawaban dengan sumber belajar yang lain.
c. Mempresentasikan hasil analisis data tentang konsep mol berdasarkan
hasil diskusi

40
Unit Pembelajaran
Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri

6. Menarik Kesimpulan/Generalisasi
a. Memperbaiki hasil presentasi dan membuat kesimpulan tentang konsep
mol dan konsentrasi larutan
b. Melakukan review terhadap kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan

41
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. Lembar Kerja Peserta Didik

Lembar Kerja Peserta Didik 1

LKPD 1 Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)

A. Tujuan

Setelah melakukan aktivitas ini diharapkan peserta didik mampu:

a. Menjelaskan hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier) dengan benar


b. Membandingkan banyaknya zat yang bereaksi dengan hasil reaksi
berdasarkan hukum kekekalan massa

B. Dasar Teori
Peristiwa pembakaran kertas secara tertutup merupakan contoh sederhana
untuk emmbuktikan hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier).
Perhatikan gambar berikut ini.

Neraca
Pegas
Benang
g Penutup
Gabus
Tabung erlenmeyer
eeErlenmeyer

Larutan Y
Larutan X

Tabung Reaksi

Gambar Alat percobaan hukum kekekalam massa


Sumber: elearning

42
Unit Pembelajaran
Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri

Pernahkah kalian melakukan percobaan menggunakan alat-alat seperti gambar di


atas ? Gambar tersebut akan membantu Saudara untuk menjelaskan hukum
kekekalan Massa (hukum Lavoisier). Bagaimana massa zat sebelum bereaksi (
pereaksi) dengan massa zat sesudah bereaksi (hasil reaksi) ?

C. Kegiatan

1. Dengan memperhatikan gambar alat percobaan hukum kekekalan massa tersebut,


Kemukakan hipotesis (dugaan sementara) mengenai massa zat sebelum bereaksi
dan massa zat sesudah bereaksi, dan berikan alasannya.

………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………

2. Setelah menuliskan hipotesis (dugaan sementara), maka untuk membuktikan


kebenarannya silahkan melihat dan menganalisis tayangan video pembelajaran
tentang hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier) yang sudah disiapkan oleh
guru.

3. Tuliskan alat dan bahan yang digunakan pada percobaan berdasarkan video yang
ditayangkan

………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………

43
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

4. Buatlah prosedur percobaan/langkah-langkah percobaan berdasarkan


video pembelajaran hukum kekekalan massa tersebut

……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………

D. Lengkapi tabel berikut berdasarkan video pembelajaran yang sudah


ditayangkan

Percobaan 1

Larutan Massa Sebelum Massa Setelah


Bereaksi Bereaksi

BaCl2

Na2SO4

44
Unit Pembelajaran
Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri

Percobaan 2

Larutan Massa Sebelum Massa Setelah


Bereaksi Bereaksi

AgNO3

NaCl

E. Jawablah pertanyaan berikut

1. Berapakah massa zat sebelum dan sesudah bereaksi pada percobaan 1 dan 2 ?
………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
2. Bagaimana massa zat sebelum dan sesudah bereaksi sama ?
………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………..……...............................................................................…

F. Tuliskan kesimpulan hasil percobaan dari video pembelajaran yang sudah


ditayangkan

………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………

45
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Lembar Kerja Peserta Didik 2


LKPD 2 Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)

A. Tujuan
Setelah melakukan kegiatan ini diharapkan peserta didik mampu:
1. Menentukan unsur-unsur yang membentuk senyawa
2. Menganalisis perbandingan unsur-unsur dalam senyawa berdasarkan data
percobaan
3. Siswa dapat menyebutkan bunyi hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust).

B. Dasar Teori
Natrium klorida atau lebih dikenal dengan garam dapur secara sederhana
diperoleh dari evaporasi air laut. Beberapa daerah menghasilkan garam dapur
dengan komposisi yang berbeda-beda. Berikut ini disajikan data komposisi
garam dapur dari beberapa daerah

Kota Asal Massa garam Massa Natrium Massa Klor


Garam
Indramayu 0,2925 gram 0,1150 gram 0,1775 gram
Cirebon 1,8149 gram 0,5975 gram 1,2174 gram
Madura 0,8775 gram 0,3450 gram 0,5325 gram

46
Unit Pembelajaran
Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri

C. Kegiatan

Perhatikan data hasil pemeriksaan garam dapur dari beberapa daerah. Jawablah

pertanyaan berikut

1. Tuliskan unsur-unsur penyusun garam dapur beserta lambang unsurnya!

………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………..

2. Bagaimanakah perbandingan massa natrium dengan massa klor pada garam

sesuai data tersebut ?

………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………..

Amati dan analisislah data percobaan yang disajikan pada tabel berikut ini

Massa hidrogen Massa oksigen Massa air


No. Sisa pereaksi
(gram) (gram) (gram)

1. 1 8 9 -
2. 1 10 9 2 gram oksigen
3. 3 8 9 2 gram hidrogen
4. 2 16 18 -
5. 2 20 18 4 gram oksigen
6. 16 16 18 14 gram hidrogen

❖ Berdasarkan data eksperimen tersebut, tentukan perbandingan massa hidrogen


dengan massa oksigen yang terdapat dalam air.

47
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Buatlah kesimpulan berdasarkan dua data hasil eksperimen tersebut

………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………

48
Unit Pembelajaran
Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri

Lembar Kerja Peserta Didik 3

LKPD 3 Hukum Gay Lussac dan Avogadro

A. . Tujuan

Setelah melakukan kegiatan berikut, diharapkan peserta didik mampu:


1. Menuliskan persamaan reaksi setara berdasarkan jumlah unsur penyusun
zat yang bereaksi dan zat hasil reaksi dengan benar.
2. Menentukan perbandingan angka koefisien yang terlibat dalam reaksi
berdasarkan persamaan reaksi setara dengan benar
3. Menemukan perbandingan volume berdasarkan hokum Gay Lussac
dengan benar
4. Mengaitkan hukum Gay Lussac dengan hukum Avogadro berdasarkan data
persamaan reaksi setara.
5. Menuliskan kembali hukum Gay Lussac dan hukum Avogadro dengan
benar

B. Dasar Teori

Reaksi kimia adalah suatu proses perubahan kimia yang melibatkan satu atau
beberapa zat menjadi zat lain dengan cara pemutusan atau pembentukan ikatan
kimia. Reaksi kimia dinyatakan dengan persamaan reaksi terdiri dari zat-zat
yang bereaksi (reaktan) dan zat-zat hasil reaksi (produk). Massa zat-zat yang
bereaksi dengan massa zat-zat hasil reaksi adalah sama (sesuai hukum
kekekalan massa).
Untuk reaksi kimia yang melibatkan gas-gas, seorang ahli kimia bernama Joseph
Gay Lussac menemukan suatu hukum yang dikenal dengan hukum
perbandingan volume berdasarkan percobaan yang dilakukan pada reaksi
pembentukan air oleh gas hidrogen dengan gas oksigen yang diukur pada suhu
dan tekanan yang sama.

49
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Sedangkan menurut Amedeo Avogadro , gas-gas yang sama pad suhu dan
tekanan yang sama akan memiliki jumlah moleku yang sama.

C. Kegiatan

Diskusikan dengan anggota kelompokmu untuk menjawab pertanyaan-


pertanyaan berikut:

1. Larutan natrium hidroksida direaksikan dengan larutan asam fosfat.


Reaksi ini menghasilkan larutan natrium fosfat dan air

a. Tuliskan persamaan reaksi setaranya (sertakan wujud zatnya)

Persamaan reaksi setara:

b. Tuliskan perbandingan angka koefisien dari persamaan reaksi


setara berdasarkan jawaban soal no.1!

Perbandingan angka koefisien:

50
Unit Pembelajaran
Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri

2. Pada suhu dan tekanan yang sama terjadi reaksi antara 1 liter gas
nitrogen dengan 3 liter gas hidrogen menghasilkan amonia.

a. Tuliskan persamaan reaksi setaranya!

Persamaan reaksi setara:

b. Tuliskan perbandingan angka koefisien dari reaksi antara gas


nitrogen dengan gas hidrogen yang menghasilkan amonia!

Perbandingan angka koefisien:

c. Tuliskan perbandingan volume gas nitrogen, gas hidrogen dan


amonia

Perbandingan angka volume:

d. Bagaimanakah perbandingan angka koefisien dengan


perbandingan volume pada reaksi pembentukan amonia ?

Perbandingan angka koefisien: : perbandingan volume

51
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

3. Tentukan jumlah molekul dari pereaksi atau hasil reaksi pada persamaan
setara berikut ini::

CH4 (g) + 2O2 (g) → CO3 (g) + 2H2O(g)

(a) 3 molekul 6 molekul .......... ............

(b) 12 molekul 24 molekul .......... ............

(c) .......... ........... 1 molekul 2 molekul

(d) 15 molekul ........... .......... 30 molekul

Tulislah jawaban point a, b, c, d diatas, beserta caranya!

Bagaimana hubungan koefisien reaksi dengan jumlah mol zat ?

52
Unit Pembelajaran
Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri

D. Kesimpulan

Buatlah kesimpulan berdasarkan jawaban pertanyaan di atas dan hasil diskusi


kelompokmu,

53
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Lembar Kerja Peserta Didik 4

LKPD 4 Konsep Mol

1. Tujuan
Setelah melakukan aktivitas ini diharapkan peserta mampu:
a. Menentukan massa molekul relatif suatu molekul/senyawa berdasarkan
data massa atom relatifnya dengan benar.
KONSEP
b. Menjelaskan hubungan MOL,jumlah
massa, Ar, Mr partikel, volume pada kondisi
standar dengan mol dalam perhitungan kimia
c. Menerapkan konsep mol dalam perhitungan kimia
d. Menghitung konsentrasi larutan (molaritas)
2. Dasar Teori
Hubungan massa, jumlah partikel, volume pada kondisi standar dengan mol
dapat dituliskan secara matematis sebagai berikut:
PETA KONSEP MOL

54
Unit Pembelajaran
Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri

3. . Kegiatan

Diskusikan dengan anggota kelompokmu dan jawablah soal-soal berikut ini


berdasarkan konsep mol dengan cermat dan teliti !
Diketahui massa atom relatif (Ar)
H = 1; N = 14; O = 16; Na = 23; S = 32; Ca = 40; dan

1. Tentukan massa molekul relatif (Mr) dari senyawa berikut ini:


a. C6H12O6
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………….……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
b. Na2CO3
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
c. Ca(OH)2
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
2. Hitunglah !:
a. Berapa jumlah atom dalam 5 mol logam perak (Ag) ?
b. Berapa mol gas nitrogen (N2) dalam 3,01 x 1021 moekul gas nitrogen
?
c. Berapa gram massa 3,0 mol CuSO4 ?
d. Berapa volume dari 10 gram gas SO3 pada suhu 27 ˚C dan tekanan 1
atm ?

55
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………...
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………...
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………...

3. Tentukan molaritas alkohol (C2H5OH) 1,15 gram yang terdapat dalam


200 mL larutan alkohol.
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………...
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………...

56
Unit Pembelajaran
Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri

C. Bahan Bacaan

Hukum Dasar Kimia

1. Hukum Kekekalan Massa

Kertas yang dibakar akan menjadi abu. Bagaimana dengan hasil pembakaran kertas,
apakah massanya berkurang ?. Pembakaran kertas sebagian besar hasilnya berupa
gas, sehingga massa abu menjadi lebih sedikit dibandingkan dengan kertas mula-
mula. Bensin yang terbakar juga akan habis, karena berubah menjadi gas yaitu gas
karbon dioksida dan uap air. Jika peristiwa pembakaran itu dilakukan pada tempat
yang tertutup dan semua hasil pembakaran ditampung kemudian ditimbang, massa
hasil pembakaran akan sama dengan massa zat semula.

Ahli kimia berkebangsaan Perancis, Antoine Laurent Lavoisier melakukan


eksperimen untuk mengetahui hubungan massa zat sebelum bereaksi dengan massa
zat sesudah bereaksi. Menurut Lavoisier, massa zat sebelum reaksi sama dengan
massa zat sesudah reaksi. Hasil eksperimen ini dikenal dengan “Hukum Kekekalan
Massa”.

57
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Dalam sistem tertutup, massa zat sebelum reaksi dan sesudah reaksi adalah
Untuk memahami hukum kekekalan massa, perhatikan data percobaan reaksi
sama.
antara besi dan sulfur menghasilkan besi (II) sulfida.
Tabel 3 Data percobaan reaksi besi dan sulfur

Massa zat yang bereaksi Massa zat hasil reaksi


Massa besi Massa sulfur Massa besi (II) sulfida
(gram) (gram) (gram)
14 8 22
28 16 44
42 24 66

Berdasarkan data percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa ”massa zat sebelum
dan sesudah reaksi adalah sama“ Hal ini sesuai dengan hukum keekalan massa
(hukum Lavoiser).

Contoh:
Sebanyak 4,5 gram magnesium habis bereaksi dengan oksigen menghasilkan 8,0
gram magnesium oksida dalam wadah tertutup. Berapa gram oksigen yang
dibutuhkan dalam reaksi tersebut ?

Pembahasan :
Massa Mg = 4,5 gram
Massa MgO = 8,0 gram
Massa sebelum reaksi = massa sesudah reaksi
Massa Mg + massa O2 = massa MgO
Massa O2 = massa MgO – massa Mg
= (8,0 – 4,5) gram
= 3,5 gram

58
Unit Pembelajaran
Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri

2. Hukum Perbandingan Tetap


Air merupakan senyawa kimia yang terbentuk dari penggabungan unsur
hidrogen dengan unsur oksigen melalui reaksi kimia. Berdasarkan hasil
percobaan yang dilakukan oleh Joseph Proust, perbandingan massa hidrogen
dengan massa oksigen adalah 1 : 8. Jika massa hidrogen dengan massa oksigen
tidak sesuai dengan perbandingan tersebut, maka salah satu zat yang bereaksi
akan tersisa.

Tabel 4 Data hasil percobaan perbandingan massa hidrogen dengan massa oksigen
membentuk air
No. Massa hidrogen Massa oksigen Massa air yang Massa reaktan
(g) (g) terbentuk (g) yang tersisa
1 1 8 9 -
2 2 16 18 -
3 3 16 18 1 g hidrogen
4 3 24 27 -
5 3 30 27 6 g oksigen

Berdasarkan hasil percobaan tersebut Joseph Proust menyimpulkan bahwa


perbandingan massa unsur dalam suatu senyawa adalah tetap, pernyataan ini
dikenal dengan “Hukum Perbandingan Tetap”.

Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa adalah


tetap

59
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

3. Hukum Kelipatan perbandingan

Karbon bereaksi dengan oksigen dapat membentuk senyawa CO (karbon


monoksida) dan CO2 (karbon dioksida). Menurut John Dalton, unsur-unsur yang
dapat membentuk lebih dari satu senyawa maka, perbandingan massa salah satu
unsur pada tiap senyawa merupakan bilangan bulat dan sederhana.

Perhatikan data perbandingan massa unsur-unsur dalam beberapa senyawa pada


tabel dibawah ini.

Tabel 5 Perbandingan massa unsur-unsur dalam senyawa

Perbandingan massa Perbandingan massa unsur


Senyawa
unsur-unsur yang berbeda
I. CO 12 g karbon 16 g oksigen Massa unsur berbeda adalah
oksigen maka
II. CO2 12 g karbon 32 g oksigen
OI : OII = 16 : 32 = 1 : 2
I. SO2 32 g belerang 32 g oksigen Massa yang berbeda adalah
oksigen maka
II. SO3 32 g belerang 48 g oksigen
OI : OII = 32 : 48 = 2: 3
I. NO 14 g nitrogen 16 g oksigen Massa yang berbeda adalah
nitrogen maka
II. N2O 28 g nitrogen 16 g oksigen
NI : NII = 14 : 28 = 1: 2

Berdasarkan data perbandingan massa oksigen pada CO dan CO2 didapatkan


perbandingan massa oksigen 1 : 2, perbandingan massa oksigen pada SO2 dan SO3
adalah 2 : 3 , sedangkan perbandingan massa nitrogen pada NO dan N2O adalah 1 : 2.
Hasil ini menunjukkan bahwa perbandingan massa unsur pada senyawa yang
berbeda merupakan bilangan bulat dan sederhana. Fakta ini, pertama kali
ditemukan oleh Dalton sehingga dikenal sebagai Hukum Dalton atau Hukum
Kelipatan Perbandingan.

60
Unit Pembelajaran
Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri

“Jika dua jenis unsur bergabung membentuk lebih dari satu


senyawa, dan jika massa salah satu unsur dalam senyawa-senyawa
tersebut sama, sedangkan massa-massa unsur lainnya berbeda,
maka perbandingan massa unsur lainnya dalam senyawa-senyawa
tersebut merupakan bilangan bulat dan sederhana”.

4. Hukum Perbandingan Volume

Setiap senyawa memiliki rumus kimia tertentu, penulisan rumus kimia senyawa
perlu memperhatikan beberapa hal yaitu jenis unsur yang menyusun senyawa,
perbandingan massa unsur yang menyusun senyawa, dan perbandingan massa
antaratom penyusun senyawa..

Henry Cavendish ilmuwan berkebangsaan Inggris menemukan bahwa pada suhu


dan tekanan yang sama perbandingan volume hidrogen dan oksigen yang
membentuk air adalah 2 : 1.

Berdasarkan penemuan tersebut Joseph Gay Lussac melakukan percobaan terhadap


berbagai reaksi gas sebagai berikut .

a. Reaksi antara gas hidrogen dengan gas klorin menghasilkan gas hidrogen
klorida , perbandingan volume gas hidrogen, gas klorin , dan gas hidrogen
klorida adalah 1 : 1 : 2

61
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

b. Reaksi antara gas hidrogen dan gas oksigen menghasilkan uap air,
perbandingan volume gas hidrogen, gas oksigen, dan u uap air adalah 2 : 1 :
2.

c. Reaksi antara gas nitrogen dan gas hidrogen menghasilkan amonia,


perbandingan volume gas nitrogen, gas hidrogen, dan gas amonia adalah 1 : 3
:2

Dari hasil percobaan berbagai reaksi gas, maka Gay Lussac menyimpulkan bahwa
perbandingan volume gas-gas yang bereaksi dan gas hasil reaksi merupakan
perbandingan bilangan bulat dan sederhana. Yang dikenal dengan “Hukum
Perbandingan Volume”

Jika data percobaan pembentukan air, hidrogen klorida, dan amonia tersebut
dikaitkan dengan persamaan reaksinya, diperoleh hasil sebagai berikut.

1. Reaksi pembentukan uap air


2H2 (g) + O2(g) → 2H2O(g)
Perbandingan volume H2 : O2 : H2O = 2 : 1 : 2
Perbandingan koefisien H2 : O2 : H2O = 2 : 1 : 2
2. Reaksi pembentukan gas hidrogen klorida
H2(g) + Cl2(g) → 2HCl(g)
Perbandingan volume H2 : Cl2 : HCl = 1 : 1 : 2
Perbandingan koefisien H2 : Cl2 : HCl = 1: 1 : 2

62
Unit Pembelajaran
Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri

3. Reaksi pembentukan gas amonia


3H2(g) + N2(g) → 2NH3(g)
Perbandingan volume = 3 : 1 : 2
Perbandingan koefisien = 3 : 1 : 2

Jadi dari ketiga persamaan reaksi tersebut dapat disimpulkan bahwa:

Perbandingan volume gas sesuai dengan


perbandingan koefisien reaksinya.

Persamaan reaksi gas yang melibatkan dua zat (misalnya gas A dan gas B), maka
hubungan volume gas dengan koefisiennya secara matematis dapat dirumuskan
sebagai berikut.

d.
Bila diukur pada temperatur dan tekanan yang sama, perbandingan
volum gas-gas yang bereaksi dan volume gas hasil reaksi merupakan
bilangan bulat dan sederhana.

5. Hukum Avogadro

Amedeo Avogadro ilmuwan berkebangsaan Italia mengungkapkan bahwa partikel


unsur dapat berupa atom dan molekul. Avogadro mampu menjelaskan hukum
perbandingan volume yang dikemukakan oleh Gay Lussac karena pada suhu dan
tekanan yang sama semua gas dengan volume yang sama mengandung jumlah

63
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

molekul yang juga sama. Pernyataan ini dikenal dengan “Hipotesis Avogadro”
karena belum dibuktikan secara eksperimen.

Pada temperatur dan tekanan yang sama, semua gas pada volum
yang sama mengandung jumlah molekul yang sama pula.

Berdasarkan hipotesis Avogadro didapatkan bahwa perbandingan volume gas-gas


merupakan perbandingan jumlah molekul yang terlibat dalam reaksi. Sedangkan
perbandingan volume adalah bilangan sederhana karena perbandingan jumlah
molekul yang terlibat dalam reaksi juga merupakan bilangan-bilangan yang
sederhana. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perbandingan volume gas-gas yang
bereaksi merupakan perbandingan jumlah molekul yang terlibat dalam reaksi dan
perbandingan koefisien reaksi sama dengan perbandingan volume.

Perbandingan volume = perbandingan molekul

64
Unit Pembelajaran
Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri

Konsep Mol

1. Massa Atom Relatif (Ar)


Massa atom relatif (Ar) merupakan perbandingan massa atom dengan massa satu
atom yang tetap. Satuan untuk massa atom disebut satuan massa atom (sma).
Isotop C-12 sebagai standar karena 1 atom C-12 mempunyai massa = 12 sma (dalam
satuan gram massa atom 12C dalah 1,99 x 10–23 gram). Sehingga 1 sma didefinisikan
sebagai massa satu atom 12C

1 sma = massa satu atom 12C

= x 1,99 x 10–23

= 1,66 x 10–23 gram


Dengan menggunakan standar massa atom 12C maka massa atom relatif merupakan
perbandingan massa rata-rata atom terhadap massa satu atom 12C .

Massa atom relatif (Ar) unsur X =

Karena massa satu atom 12C = 1 sma , maka massa atom relatif (Ar) unsur X

dapat ditulis:

Massa atom relatif (Ar) unsur X =

Contoh Soal
Tembaga mempunyai 2 isotop, yaitu Cu-63 dan Cu-65. Jika kelimpahan isotop
tembaga di alam untuk Cu-63 adalah 75% (massa isotop = 63 sma) dan isotop C-65

65
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

adalah 25% (massa isotop = 65 sma). Tentukan massa atom relatif dari tembaga
(Cu)!

Pembahasan
Diketahui :

Massa isotop Cu-63 = 63 sma

Massa isotop Cu-65 = 65 sma

Kelimpahan Cu-63 = 75%

Kelimpahan Cu-65 = 25%

Ditanya :

Massa atom relatif Cu

Dijawab :

Menentukan massa rata-rata 1 atom Cu

Massa rata-rata 1 atom Cu = (Kelimpahan Cu-63 x Massa isotop Cu-63) +

(Kelimpahan Cu-65 x Massa isotop Cu-65)

= (75% x 63 sma) + (25% x 65 sma)

= 47,25 sma + 16,25 sma

= 63,5 sma.

Menentukan massa atom relatif Cu

Ar Unsur Cu =

= 63,5.

66
Unit Pembelajaran
Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri

2. Massa Molekul Relatif (Mr)

Molekul adalah gabungan dari atom-atom. Sehingga massa molekul relatif


merupakan penjumlahan dari massa atom relatif. Massa molekul relatif (Mr) adalah
perbandingan massa satu molekul unsur atau senyawa terhadap x massa satu

atom 12C.

Massa molekul relatif (Mr) X =

Karena massa satu atom 12C = 1 sma , maka massa molekul relatif (Mr) X dapat

ditulis:

Massa molekul relatif (Mr) =

Massa molekul relatif (Mr) dapat diartikan sama dengan jumlah massa atom relatif
(Ar) penyusun molekul.

Contoh:
Berapa massa molekul relatif senyawa H2SO4(asam sulfat) jika Ar H =1, S=32 dan O=
16

Pembahasan
Mr H2SO4 = (2x ArH) + (1x Ar S) + (4x Ar O)
= (2 x 1) + (1 X 32) + (4 x 16)
= 98

67
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

3. Mol
3.1 Pengertian Mol
Partikel materi terdiri dari atom, molekul, atau ion. Jika kita menghitung piring
dengan satuan lusin (12 piring ), dan kertas dengan satuan rim (500 lembar), maka
para ahli kimia menghitung jumlah atom-atom, molekul-molekul atau ion-ion
dengan satuan jumlah yang disebut mol. Mol merupakan satuan untuk menyatakan
jumlah partikel.

1 mol zat adalah

“Zat yang mengandung jumlah partikel yang sama dengan


jumlah partikel yang terdapat dalam 12 gram atom 12C”

“Massa zat sebelum reaksi sama dengan massa sesudah


3.2 Mol dengan Jumlah Partikel
reaksi”
Jumlah partikel yang terdapat dalam 12 gram atom 12C ditentukan dari hasil
percobaan nilainya adalah 6,02 x 1023. Dapat diartikan bahwa mol merupakan
jumlah massa zat yang mengandung partikel sebesar 6,02 x 1023.
Bilangan 6,02 x 1023 dikenal sebagai tetapan Avogadro dilambangkan dengan L.

L = 6,02 x 1023
Hubungan jumlah mol (n) dengan jumlah partikel dapat dirumuskan sebagai
berikut.

Jumlah Partikel = n x 6,02 x 1023

Contoh;
a. Satu mol tembaga (Cu) terdiri dari 6,02 x 1023 atom tembaga.
b. Satu mol nitrogen (N2) terdiri dari 6,02 x 1023 molekul nitrogen.
c. Satu mol air (H2O) terdiri dari 6,02 x 1023 molekul air.
d. Tiga mol besi (Fe) terdiri dari 18,06 x 1023 atom besi.

68
Unit Pembelajaran
Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri

3.3 Massa Molar


Massa molar dilambangkan dengan “µ”, berkaitan erat dengan massa atom relatif
(Ar) dan massa molekul relatif (Mr). Massa molar (µ) memiliki satuang gram/mol.
Hubungan massa molar dengan mol dapat dituliskan sebagai berikut.

m=nxµ

m = massa (g)
n = jumlah mol (mol)
µ = massa molar (g/mol)

Massa molar (µ) unsur X = Ar X g/mol


Massa molar (µ) senyawa Y = Mr Y g/mol

Contoh:
a. Massa molar satu mol Fe (Ar Fe = 56) adalah 56 g/mol
b. Massa molar satu mol NaOH ( Mr NaOH = 40) adalah 40g/mol
c. Jika massa molar S = 32 g/mol dan massa S = 16 gram , maka mol unsur belerang
adalah ...
m =nxµ
n =

n =

n = 0,5 mol

d. Jika mol Fe = 3 dan massa molar Fe = 56 g/mol, maka massa 3 mol Fe adalah ...
m =nxµ
m = 3 mol x 56 g/mol
m = 168 g

69
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

3.4 Volum Molar


Menurut hukum Avogadro gas-gas yang bervolume sama mengandung jumlah
molekul yang sama pula, bila diukur pada suhu dan tekanan yang sama. Dalam ilmu
kimia kondisi tempetarur 0 °C dan tekanan 1 atm dikatakan sebagai kondisi standar
disingkat STP (standard temperature and pressure).

Jumlah molekul sama dengan jumlah volume, dan setiap 1 mol gas mengandung
jumlah molekul yang sama yaitu 6,02 x 1023.
Hubungan jumlah mol dengan volume dapat dituliskan sebagai berikut.

V = n x Vm

V = volume gas
n = jumlah mol
Vm = volume molar

Volume molar gas pada keadaan standar (tempetarur 0 °C dan tekanan 1 atm)
adalah 22,4 L/mol, sedangkan pada keadaan kamar (tempetarur 25 °C dan tekanan
1 atm) adalah 24,4 L/mol.

Jika volume gas diukur pada suhu dan tekanan tertentu, maka secara matematis
dapat dituliskan dengan persamaan berikut.

PV = n RT

atau
V =

P = tekanan gas (atm)


V = volume gas (L)
n = jumlah mol
R = tetapan gas (0,0821 atm L /mol K)

70
Unit Pembelajaran
Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri

T = suhu mutlak ( suhu celcius + 273) K.

Volume gas tidak dipengaruhi oleh jenisnya tetapi hanya dipengaruhi oleh jumlah
mol, suhu dan tekanan. Sehingga jumlah mol gas sama dengan perbandingan
volumenya.

Contoh:
1. Berapa liter volume 3,5 g gas N2 pada kondisi standar (suhu 0 °C dan tekanan 1
atm) ? (Ar N = 14)

Pembahasan
Jumlah mol dari 3,5 gram gas N2 adalah
m=nxµ
n =

n =

n = 0,125 mol
Pada kondisi standar, volume molar = 22,4 L/mol
V = n x Vm

V = 0,125 mol x 22,4 L/mol

V = 2,8 L

2. Tentukan volume gas SO2 yang bermassa 6,4 g pada temperatur 27 °C dan
tekanan 2 atm. (Ar O = 16; S = 32)

Pembahasan
Jumlah mol 6,4 gram gas SO2
m=nxµ

71
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

n =

n =

n = 0,1 mol
Volume gas SO2 pada temperatur 27 °C dan tekanan 2 atm
V =

V =

V = 1,23 liter

3. Pada suhu dan tekanan tertentu 5 liter gas NO mempunyai massa 1,5 gram.
Tentukan massa dari 10 liter gas CO2 pada suhu dan tekanan yang sama. (Ar C =
12; N=14; O = 16)

Pembahasan
Jumlah mol 1,5 gram gas NO
m=nxµ
n =

n =

n = 0,05 mol
Pada suhu dan tekanan yang sama volume gas yang sama mengandung jumlah mol
yang sama.

72
Unit Pembelajaran
Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri

n CO2 = x 10 liter

n CO2 =

Jumlah mol gas CO2 = 0,1 mol

Maka, massa gas CO2 adalah

m = 0,1 mol x 44 gram/mol


m = 4.4 gram

Konsentrasi Larutan

1. Molaritas (M)
Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut yang terdapat dalam setiap liter
larutan. Molaritas dilambangkan dengan huruf M dan satuan mol L –1.
M =

M = molaritas (mol/L)
n = jumlah mol
V = volume larutan (L)
Untuk sistem gas, maka V adalah volume gas ( volume ruangan yang ditempati
gas)

Untuk zat yang diketahui kadar dan massa jenisnya maka molaritasnya dapat
ditentukan dengan rumus berikut.

M =

Contoh
1. Berapakah molaritas larutan yang dibuat dengan melarutkan 12 gram urea
(CO(NH2)2)dalam 500 mL larutan? (Ar H = 1; C = 12; N = 14; O = 16)

73
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Pembahasan
Jumlah mol dari 12 gram urea (CO(NH2)2)
n =

n =

n = 0,2 mol
Molaritas larutan urea,
M =

M =

M = 0,4 mol/liter

Hitunglah massa zat yang terdapat dalam 250 mL larutan glukosa (C6H12O6) 0,2
M. (Ar H = 1; C = 12; O = 16)

Pembahasan
Jumlah mol glukosa dapat dihitung dengan rumus
n =MxV
n = 0,2 mol/liter x 0,25 liter
n = 0,05 mol
Massa glukosa dalam larutan glukosa 0,2 M
m =nxµ
m = 0,05 mol x 180 gram/mol
m = 9 gram

2. Pengenceran
Penambahan pelarut menyebabkan volume dan molaritas mengalami perubahan
tetapi tidak mengubah jumlah zat terlarut. Sehingga berlaku persamaan berikut.

74
Unit Pembelajaran
Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri

mol 1 = mol 2
V1M1=V2M2
V 1 M 1 = volume dan konsentrasi larutan mula-mula
V 2 M 2 = volume dan konsentrasi larutan setelah pengenceran

Contoh
Jika terdapat 25 mL larutan cuka 0,5 M, berapakah volume air yang
diperlukan untuk membuat larutan cuka 0,1 M?

Pembahasan
Dimisalkan volume air yang diperlukan adalah x mL , sehingga volume
larutan setelah pengenceran menjadi (25 + x) mL
maka,
V1M1=V2M2
25 mL x 0,5 M = (25 + x) mL x 0,1 M
(25 + x) mL =

(25 + x) mL = 125 mL
x = 125 mL – 25 mL
x = 100 mL
Jadi, volume air yang diperlukan adalah 100 mL

3. Persen Massa (Kadar)


Salah satu cara untuk mengetahui jumlah campuran suatu zat adalah

komposisi penyusunnya atau kadarnya, yaitu bilangan yang menyatakan jumlah


zat tersebut dalam sejumlah campuran.

Pada produk kemasan seperti minuman terdapat komposisi zat-zat penyusunnya,


seperti 15% vitamin A, 20% vitamin B3, 10% magnesium, dan 5% kalium.
Berdasarkan informasi kompossi zat-zat penyusun suatu bahan/produk, kita
dapat menghitung kadar setiap zat penyusun dalam bahan tersebut.

75
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Komposisi zat dalam campuran dinyatakan dalam persen. Persen massa


menyatakan jumlah gram suatu zat dalam 100 gram campuran. Kadar emas 75%,
berarti dalam campuran tersebut mengandung 75 gram emas dalam setiap 100
gram campuran.

Secara matematis, penentuan % massa dapat dirumuskan sebagai berikut.

4. Persen Volume
Persen volum menyatakan jumlah ml suatu zat dalam 100 ml campuran.
Misalnya: volume cuka dalam air 60%, berarti dalam 100 mL larutan terdapat 60
mL cuka. Untuk menyatakan % volume, dapat digunakan rumus:

5. Bagian per sejuta (bpj) atau part per million (ppm)


Bagian per sejuta (bpj) atau part per milion (ppm). Menyatakan jumlah bagian
suatu zat dalam sejuta bagian campuran.

Misalnya: kadar polutan dalam sampel udara di Jakarta 22 bpj, berarti dalam 1
juta liter udara di jakarta terdapat 22 liter gas polutan.

Untuk menyatakan kadar dalam bpj atau ppm dapat digunakan rumus :

76
Unit Pembelajaran
Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri

Contoh:
1. Dalam 100 gram roti terdapat 5 gram gula. Berapa % kadar gula dalam roti
tersebut ?

Pembahasan
Persen massa gula dalam 100 gram roti

% gula = x 100%

= 5%
Jadi, kadar gula dalam 100 gram roti adalah 5%

2. Berapa volume cuka murni yang terdapat dalam 200 mL larutan cuka 25% ?

Pembahasan
Volume cuka murni = kadar cuka x volume campuran
Volume cuka murni = 25 % x 200 mL
= 50 mL
3. Kadar gas CO2 pada suatu daerah adalah 0,00012 %.
Tentukan kadar gas tersebut dalam bpj!

Pembahasan
Kadar gas CO2 dalam bpj

1 % = 10.000 bpj
Kadar CO2 = 0,00012%

77
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

= 0,00012 x 10000 bpj


= 1,2 bpj

6. Reaksi Pembatas
Berdasarkan suatu reaksi antara dua zat atau lebih, kemungkinan salah satu zat
akan habis terlebih dahulu dan zat tersebut akan membatasihasil reaksi yang
didapatkan. Pereaksi yang habis terlebih dahulu dalam reaksi dan membatasi
hasil reaksi disebut pereaksipembatas. Dengan kata lain, pereaksi pembatas
adalah pereaksi yang perbandingannya paling kecil.
Dalam hitungan kimia, pereaksi pembatas dapat ditentukan dengan cara
membagi semua mol reaktan dengan koefisiennya dan pereaksi yang mempunyai
hasil bagi terkecil merupakan pereaksi pembatas.

Contoh:
Senyawa H2SO4 massanya 49 gram direaksikan dengan 20 gram NaOH.
Berapakah massa Na2SO4 yang dihasilkan ? (Ar H = 1; O = 16; Na = 23; S= 32)

Penyelesaian:
Tuliskan persamaan reaksi setaranya
H2SO4 + 2NaOH → Na2SO4 + 2H2O
Jumlah mol H2SO4 (Mr H2SO4 = 98)
n =

n =

n = 0,5 mol

Jumlah mol NaOH ( Mr NaOH = 40)


n =

n =

78
Unit Pembelajaran
Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri

n = 0,5 mol
Jika H2SO4 habis bereaksi,
maka membutuhkan NaOH = 2 x 0,5 mol = 1 mol
(tidak akan berlangsung karena NaOH yang tersedia sebesar 0,5 mol)

Jika NaOH habis bereaksi,


maka membutuhkan H2SO4 = 1/2 x 0,5mol= 0,25 mol
Sisa H2SO4 = 0,5 mol - 0,25 mol = 0,25 mol

Massa Na2SO4 = 0,25 x Mr Na2SO4


= 0,25 x 142
= 35,5 gram
Jadi, reaksi pembatasnya adalah NaOH.

79
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

80
Unit Pembelajaran
Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri

PENGEMBANGAN PENILAIAN

Pengembangan penilaian memuat pembahasan soal-soal hukum dasar kimia dan


stoikiometri yang sering muncul dalam USBN SMK Teknologi Rekayasa yang kurang
berhasil dijawab oleh peserta didik. Selain itu, bagian ini memuat pembahasan
tentang cara mengembangkan soal HOTS yang disajikan dalam bentuk pemodelan
agar dapat dijadikan acuan oleh Saudara ketika mengembangkan soal untuk topik
ini. Dengan contoh-contoh yang diberikan diharapkan Saudara dapat terampil
mengembangkan soal yang mengacu pada indikator pencapaian kompetensi yang
termasuk HOTS.

A. Pembahasan Soal-soal

Pada bagian ini disajikan pembahasan contoh soal-soal USBN atau UN topik hukum
dasar kimia dan stoikiometri untuk SMK Teknologi Rekayasa.

Soal UNAS SMK tahun 2004


1. Pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang volumenya sama akan
memiliki ...
A. rumus kimia yang sama
B. massa yang sama
C. jumlah partikel yang sama
D. sifat kimia yang sama
E. titik didih yang sama

Kunci Jawaban : C
Pembahasan :
Hukum Gay Lussac dikenal dengan hukum perbandingan volume yang
menyatakan bahwa “jika pada suhu dan tekanan yang sama, volume gas-gas

81
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

yang bereaksi dan gas hasil reaksi berbanding sebagai bilangan bulat dan
sederhana” dan menurut Avogadro perbandingan volume gas-gas merupakan
perbandingan jumlah molekul/jumlah partikel yang terlibat dalam reaksi,
maka volume gas sebanding dengan jumlah partikel.

2. Pada reaksi
C3H8 (g) + 5 O2 (g) 3 CO2 (g) + 4 H2O (g)
Volume gas O2 yang dibutuhkan untuk membakar 10 liter gas C3H8 adalah
….
A. 0,5 liter
B. 5 liter
C. 50 liter
D. 20 liter
E. 200 liter

Kunci Jawaban : C
Pembahasan :
Volume dapat ditentukan berdasarkan perbandingan koefisien.
Dari persamaan reaksi pembakaran
C3H8 (g) + 5 O2 (g) 3 CO2 (g) + 4 H2O (g)
Volume C3H8 = 10 liter
Perbandingan angka koefisien C3H8 : O2 : CO2 : H2O = 1 : 5 : 3 : 4
Menurut hukum Gay Lussac dan Avogadro

Volume A = Molekul A = Koefisien A


Volume B Molekul B Koefisien B
Maka,
Volume C3H8 = Koefisien C3H8
Volume O2 Koefisien O2

Volume O2 = Koefisien O2 X volume C3H8

82
Unit Pembelajaran
Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri

Koefisien C3H8
Volume O2 = 5/1 X 10 L
Volume O2 = 50 L

Soal UNAS Kimia SMK tahun 2005


3. Jika pada STP volume dari 1.6 gram gas sebesar 1,12 liter, maka massa
molekul relatif (Mr) gas tersebut adalah ...
A. 28
B. 30
C. 32
D. 34
E. 36
Kunci Jawaban : C
Pembahasan :
Jika diketahui massa gas dan volume gas pada kondisi STP, maka untuk
menghitung massa molar/massa molekul relatif dilakukan dengan dua tahap
perhitungan yaitu
• Menentukan jumlah mol dari volume pada STP
• Menentukan massa molar/massa molekul relatif (µ )

Jika,
massa gas =1,6 gram
volume gas pada STP 1,12 liter (pada kondisi STP 1 mol gas = 22,4 liter)
Maka,
Mol gas = volume gas (STP)/222,4
= 1,12/22,4
= 0,05 molµ
Mol = massa (gram)/massa molekul relatif (µ)
µ gas = 1,6 gram / 0,05 mol
µ gas = 32 gram/mol

83
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

4. Konsentrasi larutan yang mengandung 3 gram pupuk urea [CO(NH2)2]


dalam 200 mL larutan adalah ... (Ar: C = 12, O =16, N = 14, H =1)
A. 0,125 M
B. 0,25 M
C. 0,375 M
D. 0,50 M
E. 1,00 M

Kunci Jawaban :B
Pembahasan
Diketahui
massa urea = 3 gram
volume larutan = 200 mL = 0,2 L
µ CO(NH2)2 = 60
Mol [CO(NH2)2 = massa/ µ
= 3 / 60
= 0,05 mol
Maka konsentrasi larutan dalam molar (M) dapat dihitung menggunakan rumus
M = mol/volume(liter)
M = 0,05 mol/0,2 L
M = 0,25

Soal UNAS Kimia SMK tahun 2006


5. Jumlah mol zat dari 5,6 gram N2 yang massa molekul relatimya = 28
adalah ...
A. 10 mol
B. 5 mol
C. 4,6 mol
D. 0,2 mol
E. 0,1 mol

84
Unit Pembelajaran
Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri

Kunci Jawaban : D
Pembahasan
Diketahui
massa N2 = 5,6 gram
µ N2 = 28
Hubungan mol dengan massa molar sesuai rumus berikut.
Mol = massa / µ
Mol = 5,6 gram / 28 gram/mol
= 0,2 mol

Soal UNAS Kimia SMK tahun 2007

6. Massa H2SO4 (Mr = 98) yang terkandung dalam 2 liter larutan H2SO4 0,1 M
adalah ...
A. 20 gram
B. 9,8 gram
C. 19,6 gram
D. 29,4 gram
E. 49 gram

Kunci Jawaban : C
Pembahasan
Untuk menyelesaikan soal tersebut, dilakukan dua tahap perhitungan yaitu
• Menentukan mol dari data konsentrasi
• Menentukan massa
Diketahui
µ H2SO4 = 98
volume larutan = 2 liter
konsentrasi larutan = 0,1 M

85
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Maka massa dapat dihitung dengan menggunakan rumus


M = n/liter
n = 0,1mol/liter x 2 liter
= 0,2 mol
Jika,
n = m/µ
m =nxµ
= 0,2 mol x 98 gram/mol
= 19,6 gram

7. Perhatikan persamaan reaksi di bawah ini:


2 SO2(g) + O2 (g) 2 SO3 (g)
Bila pada keadaan STP/standar 5,6 liter gas SO2 direaksikan dengan gas oksigen,
maka berapa gram massa gas oksigen yang direaksikan? (Ar: S =32 dan O = 16)
A. 5 gram
B. 4 gram
C. 3 gram
D. 2 gram
E. 1 gram

Kunci Jawaban : B
Pembahasan
Untuk menyelesaikan soal tersebut berdasarkan data volume pada
kondisi STP dan persamaan reaksi setara, maka perhitungannya melalui
dua tahap berikut.
• Menentukan jumlah mol
• Menentukan massa
Pada kondisi STP volume 1 mol gas = 22,4 L
Mol gas SO2 = volume pada STP/22,4 L
= 5,6 L /22,4 L

86
Unit Pembelajaran
Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri

= 0,25 mol
Perbandingan koefisien SO2 : O2 : SO3 = 2 : 1 : 2 (dari persamaan reaksi)
n gas O2 = koefisien O2/koefisien SO2 x mol SO2
= ½ x 0,25 mol
= 0,125 mol

m gas O2 = mol x µ O2
= 0,125 mol x 32 gram/mol
= 4 gram

B. Mengembangkan Soal HOTS

Pada bagian ini akan dimodelkan pembuatan soal yang memenuhi indikator
pencapaian kompetensi yang diturunkan dari kompetensi dasar pengetahuan.
Pengembangan soal diawali dengan pembuatan kisi-kisi agar Saudara dapat melihat
kesesuaian antara kompetensi, lingkup materi, dan indikator soal. Selanjutnya,
dilakukan penyusunan soal di kartu soal berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun
sebelumnya. Contoh soal yang disajikan terutama untuk mengukur indikator kunci
pada level kognitif yang tergolong HOTS.

Tabel 6 Kisi-Kisi Soal HOTS


Level
Kompetensi Lingkup N Bentuk
NO Materi Indikator Soal Kogni
yang Diuji Materi o Soal
tif
1 Memban Hukum Hukum
dingkan
dasar Lavoisier
hukum-
hukum kimia dan
kimia dalam
hukum
perhitungan
kimia Proust

87
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Level
Kompetensi Lingkup N Bentuk
NO Materi Indikator Soal Kogni
yang Diuji Materi o Soal
tif
Mencontoh
kan hukum Hukum
Lavoisier, Lavoisier,
hukum hukum
Proust, Proust,
hukum hukum
Hukum
Dalton, Dalton,
2 Dasar
hukum Gay hukum
kimia
Lussac, Gay
hukum Lussac
avogadro dan
dalam hukum
perhitungan Avogadro
kimia
Menerap Disajikan data
kan hukum
massa suatu
Lavoisier
dan hukum senyawa dan massa
Proust
unsur-unsur
dalam
perhitungan pembentuk
kimia
senyawa, peserta
didik mampu
Hukum meghitung
Hukum-
Lavoisier
hukum perbandingan C4 PG
3 dan
dasar
hukum unsur-unsur
kimia
Proust
pembentuk
senyawa
berdasarkan
hukum Proust (
hukum
perbandingan
tetap)

88
Unit Pembelajaran
Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri

Level
Kompetensi Lingkup N Bentuk
NO Materi Indikator Soal Kogni
yang Diuji Materi o Soal
tif
Mengaitkan
hukum Gay
Hukum
Lussac
Hukum- Gay
dengan
hukum Lussac
4 hukum
dasar dan
Avogadro
kimia hukum
dalam
Avogadro
perhitungan
kimia
Menerap Disajikan data
kan konsep Massa massa salah satu
mol dalam atom senyawa yang
perhitungan relatif, terlibat dalam
kimia massa reaksi pembakaran
molekul dan persamaan
Konsep relatif, reaksinya, peserta
mol dan massa, didik dapat
5 konsent jumlah menghitung massa C4 uraian
rasi mol, salah satu gas yang
larutn jumlah dihasilkan setiap
partikel, tahun dari proses
volume pembakaran
(STP), berdasarkan
konsentra hubungan massa
si larutan dengan jumlah mol
gas.

89
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KARTU SOAL HOTS

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun pelajaran 20.../20....
Mata pelajaran : Kimia
Kelas/ semester : X/1
Kurikulum : Kurikulum 2013 revisi 2017
Kompetensi : 3.5 Menerapkan hukum-hukum kimia dalam
dasar perhitungan kimia
Indikator Menggunakan hukum Lavoisier dan hukum Proust
: dalam perhitungan kimia
Pencapaian
Kompetensi
Materi : Hukum Proust (hukum perbandingan tetap)

Indikator soal Disajikan data massa suatu senyawa dan massa


unsur-unsur pembentuk senyawa, peserta didik
: mampu meghitung perbandingan unsur-unsur
pembentuk senyawa berdasarkan hukum Proust (
hukum perbandingan tetap)
Level kognitif : C4
Jenis soal : Pilihan Ganda
Butir soal
Suatu oksida tembaga yang bermassa 8,04 gram dimurnikan dengan
hidrogen sehingga diperoleh tembaga murni 6,42 gram. Pada saat yang
sama 9,48 gram tembaga murni dilarutkan dalam asam nitrat pekat.
Setelah itu, larutan diuapkan sampai kering dan dipijarkan sehingga
terbentuk 11,87 gram oksida tembaga. Jika kedua oksida tembaga sama,
perbandingan massa tembaga dengan massa oksigen adalah ….
A. 1,62
B. 2,39
C. 3,97
D. 6,42
E. 9,48

Kunci jawaban : C

90
Unit Pembelajaran
Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun pelajaran 20.../20....
Mata pelajaran : Kimia
Kelas/ semester : X/1
Kurikulum : Kurikulum 2013 revisi 2017
Kompetensi 3.5 Menerapkan hukum-hukum kimia dalam
:
dasar perhitungan kimia

Indikator Menerapkan konsep mol dalam perhitungan kimia


Pencapaian :
Kompetensi
Materi : Konsep Mol

Indikator soal Disajikan data massa salah satu senyawa yang terlibat
dalam reaksi pembakaran dan persamaan reaksinya,
: peserta didik dapat menghitung massa salah satu gas
yang dihasilkan setiap tahun dari proses pembakaran
berdasarkan hubungan massa dengan jumlah mol gas.
Level kognitif : C4
Jenis soal : Uraian
Butir soal

Pemanasan global dapat terjadi karena adanya gas karbon dioksida yang
dihasilkan dari proses pembakaran. Penyebab utama meningkatnya jumlah
konsentrasi CO2 di atmosfer adalah pembakaran bahan bakar fosil. Selain itu
proses metabolisme di dalam tubuh makhluk hidup juga menghasilkan gas
karbon dioksida. Hitunglah produksi tahunan (365 hari) gas CO2 dari proses
metabolisme manusia (dengan asumsi setiap orang menghabiskan 500 g
glukosa setiap hari dan populasi penduduk dunia sekitar 8 miliar). Reaksi
metabolisme glukosa yang terjadi di dalam tubuh sebagai berikut.
C6H12O6 + O2 → CO2 + H2O

91
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kunci jawaban Diketahui

Massa glukosa (C6H12O6) = 500 gram


Jumlah populasi penduduk 8 miliar
Persamaan reaksi metabolisme
C6H12O6 + O2 → CO2 + H2O

Ditanyakan
Massa gas CO2 yang dihasilkan oleh proses metabolisme
manusia pertahun dengan populasi penduduk dunia 8
miliar

Pembahasan
Untuk menyelesaikan soal tersebut, diperlukan beberapa
langkah yaitu,
: e. Menyetarakan persamaan reaksinya
f. Menentukan perbandingan angka koefisiennya
g. Menghitung jumlah mol glukosa
h. Menghitung jumlah mol gas karbon dioksida
i. Menghitung massa gas karbon dioksida
Persamaan reaksi setara

C6H12O6 + 6 O2 → 6 CO2 + 6 H2O


Perbandingan angka koefisiennya = 1 : 6 : 6 : 6
Jumlah mol glukosa dapat dihitung dengan menngunakan
rumus
n = m/µ
n = 500 gram/180 gram/mol
n = 2,78 mol
Berdasarkan perbandingan angka koefisien, maka
Jumlah mol CO2

92
Unit Pembelajaran
Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri

= koefisien CO2/koefisien glukosa x mol glukosa


= 6/1 x 2,78 mol
= 16,68 mol
Massa gas CO2 untuk metabolisme 500 gram glukosa
(setiap hari) adalah
m=nxµ
= 16,68 mol x 44 gram/mol
= 733,92 gram
Massa gas CO2 dengan populasi penduduk dunia 8 miliar
adalah
m CO2 = 733,92 gram x 8 x 109
= 5.871,36 x 109 gram

Jadi dalam 1 tahun = 365 hari , massa CO2 yang dihasilkan


adalah
m CO2 = 5671,36 x 109 gram x 365 hari
= 2.143.046,4 x 109 gram
Jadi dalam 1 tahun gas CO2 yang dihasilkan adalah
2.143.046,4 x 109 gram

93
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

94
Unit Pembelajaran
Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri

KESIMPULAN

Unit ini dikembangkan berdasarkan pasangan KD 3.5. Menerapkan hukum-hukum


kimia dalam perhitungan kimia, dan 4.5 Menggunakan hukum-hukum dasar kimia
dalam perhitungan kimia. Berdasarkan KD pengetahuan dapat diketahui bahwa
indikator yang dikembangkan berada pada level mengaplikasikan (C3). Artinya, KD
ini sudah menuntut Saudara melatihkan kemampuan berpikir tingkat tinggi kepada
peserta didik. Adapun KD keterampilan menuntut Saudara memfasilitasi peserta
didik berkreasi. Hal ini berarti Saudara perlu memberikan ruang dan waktu kepada
peserta didik untuk mengembangkan kreativitasnya.

Penguasaan keterampilan berpikir tingkat tinggi oleh peserta didik memerlukan


proses pembelajaran yang relevan. Oleh karena itu, aktivitas pembelajaran pada
topik hukum dasar kimia dan stoikiometri menggunakan pembelajaran saintifik
dengan model discovery learning. Metode yang digunakan adalah diskusi dan
penugasan melalui tiga kali pertemuan. Model pembelajaran ini sesuai pada
kurikulum 2013 merupakan model yang dapat memberikan motivasi kepada
kepada peserta didik untuk mampu berpikir tingkat tinggi. Untuk meningkatkan
hasil pembelajaran maka pada setiap kegiatan dipandu dengan menggunakan LKPD
yang dirancang untuk memudahkan penguasaan konsep sesuai tingkat kognitifnya
dan penguasaan keterampilan yang mengedepankan konstruktivisme. Artinya,
peserta didik memperoleh konsep dengan merumuskannya terlebih dahulu.

Adapun konten yang dikembangkan pada subtopik hukum dasar kimia dan
stoikiometri terdiri atas: 1) hukum dasar kimia , 2) konsep mol , 3) konsentrasi
larutan. Subtopik ini merupakan konten yang bersifat abstrak namun juga bersifat
faktual dan kontekstual. Oleh karena itu diharapkan Saudara mampu memotivasi
dan memfasilitasi peserta didik untuk menemukan fenomena di kehidupan sehari-
hari yang berkaitan dengan subtopik ini. Pemberian contoh pada dunia nyata yang

95
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

berkaitan dengan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari serta berhubungan dengan


senyawa-senyawa kimia yang terlibat dalam reaksi kimia seperti pembakaran,
penerapan kantong udara (air bag) untuk keselamatan dan reaksi pengelasan.

Pada bagian penilaian untuk subtopik hukum dasar kimia dan stoikiometri
menyajikan instrumen dari UN dan USBN. Jenis pertanyaan yang diajukan
sebenarnya sudah berada di taraf level kogintif L2 aplikasi dan analsisis (C3 – C4),
namun masih belum ada soal yang berada pada level C5 – C6. Oleh karena itu,
Saudara perlu meyakinkan bahwa peserta didik memahami subtopik ini dengan
baik agar siap mengahadapi USBN. Lebih dari itu, Saudara perlu mengembangkan
soal-soal pengetahuan subtopik ini pada tingkat level berpikir yang lebih tinggi lagi.
Artinya, Saudara dituntut dapat memfasilitasi peserta didik agar dapat memecahkan
soal-soal yang mengedapankan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Oleh karena itu,
Saudara perlu terus menyusun bank soal yang relevan dengan indikator yang telah
dikembangkan.

96
Unit Pembelajaran
Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri

UMPAN BALIK

Dalam rangka mengetahui pemahaman terhadap unit ini, Saudara perlu mengisi
lembar persepsi pemahaman. Berdasarkan hasil pengisian instrumen ini, Saudara
dapat mengetahui posisi pemahaman beserta umpan baliknya. Oleh karena itu,
isilah lembar persepsi diri ini dengan objektif dan jujur.

Lembar Persepsi Pemahaman Unit

Kriteria
No Aspek
1 2 3 4
1. Memahami indikator yang telah
dikembangkan berdasarkan Kompetensi
Dasar
2. Mampu menghubungkan konten dengan
fenomena kehidupan sehari-hari
3. Merasa bahwa tahapan aktivitas
pembelajaran dapat mengembangkan
HOTS peserta didik
4. Memahami tahapan aktivitas yang
disajikan dengan baik
5. Mampu dengan baik mengaplikasikan
aktivitas pembelajaran di dalam kelas
6. Memahami dengan baik Lembar Kerja
peserta didik yang dikembangkan
7. Mampu melaksanakan dengan baik Lembar
Kerja peserta didik yang dikembangkan
8. Mampu melaksanakan dengan baik Lembar
Kerja peserta didik yang dikembangkan
9. Memami prosedur penyusunan soal HOTS
dengan baik
10. Mampu membahas soal HOTS yang
disajikan dengan tepat
Jumlah

97
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Jumlah total

Keterangan: Pedoman penskoran:


1=tidak menguasai
2 = cukup menguasai
3 = menguasai
4 = Sangat Menguasai

Keterangan umpan balik:


Skor Umpan Balik

<70 Masih banyak yang belum dipahami, di antara konten, cara


membelajarkannya, mengembangkan penilian dan
pelaksanakan penilaian berorientasi HOTS. Saudara membaca
ulang unit ini dan mendiskusikannya dengan dengan
fasilitator di MGMP sampai anda memahaminya.
70-79 Masih ada yang belum dipahami dengan baik, di antara
konten, cara membelajarkan, mengembangkan penilian dan
melaksanakan penilaian berorientasi HOTS. Saudara perlu
mendiskusikan bagian yang belum dipahami dengan
fasilitator atau teman lain di MGMP.
80-89 Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan
penilian dan melaksanakan penilaian berorientasi HOTS
dengan baik.
≥ 90 Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan
penilian dan melaksanakan penilaian berorientasi HOTS
dengan sangat baik. Saudara dapat menjadi fasilitator bagi
teman-teman lain di MGMP untuk membelajarkan unit ini.

98

Anda mungkin juga menyukai