Anda di halaman 1dari 116

Unit Pembelajaran

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)


MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI

MATA PELAJARAN KIMIA TEKNOLOGI DAN REKAYASA


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
(SMK)

Struktur Atom dan Sistem


Periodik Unsur
Penulis:
Kariyati, S. Pd

Penyunting:
Dr. Agung Suprihatin, S. Pd, M. Si

Desainer Grafis dan Ilustrator:


TIM Desain Grafis

Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

DAFTAR ISI
Hal

DAFTAR ISI ___________________________________ 7


DAFTAR GAMBAR_______________________________ 9
DAFTAR TABEL _______________________________ 11
PENDAHULUAN _______________________________ 12
KOMPETENSI DASAR ___________________________ 14
A. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi ______________________________ 14
B. Indikator Pencapaian Kompetensi _______________________________________ 14
APLIKASI DI DUNIA NYATA _____________________ 16
A. Melacak penggunaan doping menggunakan spektroskopi massa _____ 16
B. Sifat Kemagnetan Unsur: Paramagnetik dan Diamagnetik _____________ 18
SOAL-SOAL UN/USBN __________________________ 22
A. Contoh Soal UNAS SMK tahun 2003 ______________________________________ 22
B. Contoh Soal UNAS SMK Tahun 2004 _____________________________________ 23
C. Contoh Soal US Kimia SMK Tahun 2006 _________________________________ 24
D. Contoh Soal USBN Kimia SMK Kota Malang tahun 2018 ________________ 25
E. Contoh Soal USBN Propinsi Jawa Timur Tahun 2019 ___________________ 26
BAHAN PEMBELAJARAN ________________________ 26
A. Aktivitas Pembelajaran ____________________________________________________ 27
Aktivitas 1. Teori atom, partikel subatom, nomor atom dan nomor massa __ 31
Aktivitas 2. Bilangan kuantum dan konfigurasi elektron ______________________ 33
Aktivitas 3. Sistem Periodik Unsur_______________________________________________ 35
B. Lembar Kerja Peserta Didik _______________________________________________ 38
Lembar Kerja Peserta Didik 1: Struktur Atom __________________________________ 38
Lembar Kerja Peserta Didik 2: Bilangan kuantum dan konfigurasi elektron _ 43
Lembar Kerja Peserta Didik 3: Sistem periodik unsur _________________________ 48
BAHAN BACAAN_______________________________ 59
Struktur Atom._____________________________________________________________________ 59
Bilangan Kuantum dan Konfigurasi Elektron ___________________________________ 71

7
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Sistem Periodik Unsur _____________________________________________________________83


PENGEMBANGAN PENILAIAN ____________________ 100
A. Pembahasan Soal-soal ___________________________________________________ 100
B. Mengembangkan Soal HOTS _____________________________________________ 105
KESIMPULAN ________________________________ 112
UMPAN BALIK _______________________________ 114

8
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

DAFTAR GAMBAR
Hal

Gambar 1 Floyd Landis (sumber: www.telegraph.co.uk) ____________________ 16


Gambar 2 Diagram orbital dari unsur Fe, Ni dan Zn pada keadaan dasar
(sumber: dokumen pribadi) ________________________________________ 19
Gambar 3 Kereta maglev di Nanjing Railway Station China (sumber:
dokumen pribadi) ___________________________________________________ 20
Gambar 4 kembang api (sumber:Daff/dreamstime.com dalam
Zumdahl:2014) ______________________________________________________ 59
Gambar 5 Kepingan DVD sebagai analogi atom (sumber: Burdge-Overby:
2018) _________________________________________________________________ 60
Gambar 6 Hasil pemindaian permukaan kristal silikon menggunakan STM
(sumber: Brady: 2012) ______________________________________________ 61
Gambar 7 Model Atom Dalton (sumber: dokumen pribadi) _________________ 62
Gambar 8 Model atom roti kismis (sumber: dokumen pribadi) _____________ 64
Gambar 9 Model Atom Rutherford (sumber: sciencephoto library)_________ 65
Gambar 10 Model Atom Hidrogen Menurut Bohr (sumber:dokumen pribadi)
_______________________________________________________________________________ 66
Gambar 11. Dari kiri ke kanan Louise de Broglie, Werner Heisenberg, dan
Erwin Schrodinger (sumber: sciencephoto library) ____________ 67
Gambar 12. Distribusi elektron di sekitar inti atom hidrogen ________________ 68
Gambar 13 Susunan Kulit Atom (sumber: dokumen pribadi) _______________ 72
Gambar 14 Bentuk-bentuk orbital (sumber:Chang:2011, dan Zumdahl:2010)
_______________________________________________________________________________ 73
Gambar 15 Prinsip Aufbau pada pengisian elektron per subkulit (sumber:
dokumen pribadi) __________________________________________________ 78
Gambar 16 Lapak penjual buah (sumber: merdeka.com) ____________________ 83
Gambar 17 Tabel periodik Mendeleev (sumber: sciencephoto library)_____ 88
Gambar 18 Tabel periodik modern (sumber: dokumen pribadi) ____________ 90

9
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 19 Pembagian blok pada tabel periodik (sumber: dokumen pribadi)


_______________________________________________________________________________ 92
Gambar 20 Tiga sistem penggolongan unsur dalam tabel periodik (sumber:
dokumen pribadi) __________________________________________________ 94

10
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

DAFTAR TABEL
Hal

Tabel 1. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi___________________________ 14


Tabel 2. Indikator Pencapaian Kompetensi ____________________________________ 15
Tabel 3. Disain Aktivitas Pembelajaran Struktur Atom dan Sistem Periodik
Unsur ____________________________________________________________________ 29
Tabel 4. Kelebihan dan kelemahan teori atom Dalton_________________________ 63
Tabel 5. Hubungan antara jenis subkulit dan bilangan azimuth ______________ 73
Tabel 6. Hubungan antara jenis subkulit, jenis orbital, dan bilangan kuantum
magnetik_________________________________________________________________ 74
Tabel 7. Daya Tampung Elektron Per Kulit_____________________________________ 75
Tabel 8. Konfigurasi elektron unsur logam alkali pada keadaan dasar ______ 76
Tabel 9. Daya tampung elektron pada subkulit ________________________________ 77
Tabel 10. Hubungan antara kulit, subkulit, dan jumlah elektron maksimum 77
Tabel 11. Konfigurasi elektron per subkulit ___________________________________ 80
Tabel 12. Jenis-jenis konfigurasi elektron dari atom C dan O _________________ 81
Tabel 13. Hubungan konfigurasi elektron dengan elektron valensi dan jumlah
kulit (a) ________________________________________________________________ 82
Tabel 14. Hubungan konfigurasi elektron dengan elektron valensi dan jumlah
kulit (b) ________________________________________________________________ 82
Tabel 15. Contoh Triad dari Döbereiner________________________________________ 85
Tabel 16. Penggolongan unsur menurut hukum oktaf Newlands ____________ 86
Tabel 17. Perbandingan sifat unsur eka-aluminium dengan galium _________ 89
Tabel 18. Hubungan antara konfigurasi elektron dan letak unsur dalam tabel
periodik ________________________________________________________________ 95

11
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

PENDAHULUAN
Unit Pembelajaran struktur atom dan sistem periodik ini disusun sebagai
salah satu alternatif sumber bahan ajar bagi guru. Dengan melakukan
pembahasan materi yang terdapat pada unit ini, diharapkan guru memiliki
dasar pengetahuan untuk mengajarkan materi yang sama ke peserta
didiknya. Materi yang disusun dalam unit ini disesuaikan dengan indikator
yang telah dirumuskan. Perumusan indikator ditekankan agar dapat
memfasilitasi kemampuan bernalar peserta didik. Selain dapat memfasilitasi
kemampuan penalaran peserta didik, materi yang disampaikan dalam unit
ini juga bersifat kontekstual dan aplikatif, sehingga tidak semata hanya
berupa konsep dan teori.

Kompetensi dasar yang dirumuskan dalam unit ini merujuk pada silabus
kimia untuk SMK Teknologi Rekayasa revisi 2017. Dengan merujuk pada
silabus, akan lebih memudahkan guru mempelajari isi materi dan cara
mengajarkannya. Selanjutnya kompetensi dasar yang telah ditetapkan
diuraikan menjadi target kompetensi dan indikator pencapaian kompetensi.

Bahan bacaan yang disampaikan dalam unit pembelajaran ini diupayakan


tidak hanya bersifat teoritis, tetapi bersifat kontekstual dengan memberikan
fakta-fakta dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan struktur
atom dan sistem periodik. Selain bahan bacaan, terdapat juga contoh soal-
soal kimia USBN dari berbagai provinsi serta beberapa soal yang diambil dari
ujian nasional. Pemberian contoh-contoh soal tersebut dimaksudkan agar
dapat dijadikan sebagai acuan guru dalam menyusun soal yang sejenis.
Disamping pemberian contoh soal dan bahan bacaan, diberikan juga
deskripsi alternatif aktivitas pembelajaran, Lembar Kegiatan Peserta Didik
(LKPD) yang dapat digunakan guru untuk memfasilitasi pembelajaran, bahan
bacaan tambahan yang dapat dipelajari oleh guru, maupun peserta didik, dan
deskripsi prosedur mengembangkan soal HOTS. Semua komponen yang telah
disebutkan bertujuan agar guru memiliki sebuah alternatif dalam

12
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

meningkatkan kualitas pembelajaran terutama meningkatkan tingkat


berpikir peserta didik.

Topik struktur atom dan sistem periodik yang dikembangkan pada bahan
bacaan terdiri atas subtopik struktur atom, konfigurasi elektron, dan sistem
periodik unsur. Selain itu, unit ini dilengkapi dengan 3 LKPD yang meliputi:
1) struktur atom, 2) bilangan kuantum dan konfigurasi elektron, dan 3)
sistem periodik unsur. LKPD dikembangkan secara aplikatif agar guru mudah
mengimplementasikannya di kelas.

13
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KOMPETENSI DASAR

A. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi

Sub unit pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan Kompetensi Dasar


Kimia kelas X SMK Teknologi dan Rekayasa, seperti yang disajikan pada
Tabel 1 berikut

Tabel 1. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi

No Kompetensi Dasar Target Kompetensi Kelas


3.3 Mengkorelasikan struktur atom Mengkorelasikan X
berdasarkan konfigurasi elektron konfigurasi elektron
untuk menentukan letak unsur dengan letak unsur
dalam tabel periodik. dalam tabel periodik
4.3 Menentukan letak unsur dalam tabel Menentukan letak
periodik berdasarkan konfigurasi unsur dalam tabel
elektron periodik berdasarkan
konfigurasi elektron

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator Pencapaian Kompetensi merupakan penjabaran dari kompetensi


dasar. Perumusan indikator bertujuan untuk memberi acuan pengukuran
pencapaian kompetensi dasar oleh guru. Indikator dirumuskan dengan
menggunakan kata kerja operasional yang diadaptasi dari taksonomi Bloom.

Berdasarkan kompetensi dasar yang telah dirumuskan, untuk memudahkan


guru mencapai kompetensi dasar tersebut, maka indikator pencapaian
kompetensi dibagi menjadi tiga kategori, yaitu IPK pendukung, IPK kunci,
dan IPK pengayaan. Secara lengkap indikator pencapaian kompetensi dapat
dilihat pada Tabel 2.

14
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

Tabel 2. Indikator Pencapaian Kompetensi


IPK Ranah Pengetahuan IPK Ranah Keterampilan
IPK Pendukung
3.3.1 Membandingkan kelemahan 4.3.1 Menggambar model-model
dan kelebihan dari teori atom atom
Dalton, Thomson, Rutherford,
dan Bohr
3.3.2 Menentukan jumlah proton, 4.3.2 Menuliskan notasi unsur
neutron, dan elektron dari lengkap dengan nomor atom
suatu atom dan nomor massanya

3.3.3 Menentukan bilangan 4.3.3 Menuliskan konfigurasi


kuantum elektron pada suatu elektron
atom
3.3.4 Menentukan jumlah elektron
valensi dan jumlah kulit atom
berdasarkan konfigurasi
elektron
IPK Kunci
3.3.5 Mengaitkan besaran nomor 4.3.4 Memodifikasi model susunan
atom dan nomor massa dengan partikel subatom dalam atom
istilah isotop, isoton, dan untuk menunjukkan
isobar perbedaan isotop, isoton, dan
3.3.6 Mengkorelasikan antara nomor isobar
atom dan nomor massa dengan
konfigurasi elektron 4.3.5 Menentukan letak unsur
3.3.7 Mengkorelasikan antara dalam sistem periodik unsur
konfigurasi elektron dengan berdasarkan konfigurasi
notasi unsur elektronnya
3.3.8 Mengkorelasikan konfigurasi
elektron dengan letak unsur
dalam sistem periodik unsur
IPK Pengayaan
3.3.9 Memprediksi sifat-sifat unsur
berdasarkan keteraturan sifat
dalam sistem periodik unsur.

15
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

APLIKASI DI DUNIA NYATA


A. Melacak Penggunaan Doping Menggunakan Spektroskopi
Massa
Penemuan inti atom oleh Rutherford membuka cakrawala baru tentang
partikel subatom selain elektron. Proton dan neutron merupakan partikel
subatom yang menyusun inti atom. Atom-atom dapat memiliki persamaan
maupun perbedaan dalam jumlah penyusun inti tersebut. Jumlah proton
yang terdapat pada suatu atom menunjukkan identitas khas atom tersebut.
Jadi tidak akan ada dua atau lebih atom yang memiliki jumlah proton sama.
Berbeda dengan proton, atom-atom yang berbeda dapat memiliki jumlah
neutron yang sama, demikian juga atom-atom yang sama dapat memiliki
neutron yang berbeda. Fakta tersebut menyebabkan terjadinya variasi
jumlah partikel penyusun inti atom yang menjadikan adanya istilah isotop,
isoton, dan isobar.

Di alam terdapat lebih dari 3600 jenis isotop, 300 diantaranya merupakan
isotop yang terjadi secara alami. Isotop diperoleh dari reaksi peluruhan atau
melalui reaksi transmutasi. Adanya isotop ini memberikan manfaat pada
identifikasi suatu kasus. Sebagai contohnya adalah atom karbon yang
memiliki tiga jenis isotop yaitu C-12, C-13, dan C-14. Salah satu kasus yang
melibatkan penggunaan isotop karbon ini adalah kasus doping yang
dilakukan oleh Floyd Landis (gambar 1), pemenang balap sepeda bergengsi
Tour de Franc tahun 2006.

Gambar 1 Floyd Landis (sumber: www.telegraph.co.uk)

16
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

Pada akhir perlombaan tiap peserta akan diperikasa air seninya untuk
mengecek adanya kemungkinan penggunaan doping. Salah satu doping yang
digunakan adalah jenis steroid. Testosteron (T) dan Epitestosteron (E)
adalah dua jenis steroid yang berisomer. Kedua steroid ini diproduksi secara
alami oleh tubuh. Pada sebagaian besar populasi pria dewasa, perbandingan
jumlah T dan E (T/E) dalam tubuh adalah antara 4/1. Komisi anti-doping
internasional menetapkan jika dalam tubuh seorang atlet memiliki ratio T/E
sebesar 6/1 maka dipastikan atlet tersebut mengonsumsi doping berupa
testosteron sintetik. Lalu bagaimana dengan Floyd Landis?

Saat hasil pemeriksaan sampel urine milik Floyd Landis, ternyata rasio T/E
dalam urine miliknya sebesar 11/1. Namun Landis membantah tuduhan
tersebut dengan berdalih bahwa tubuhnya memproduksi testosteron lebih
banyak dari ambang batas normal karena adanya pengaruh kerja otot saat
dia mengayuh sepeda. Untuk membuktikan bahwa Landis mengkonsumsi
testosteron, sampel urin diuji dengan menggunakan teknik spektroskopi
massa (MS), alat pengujinya disebut spektrometer.

Teknik spektroskopi massa memanfaatkan energi yang diperoleh saat


elektron diakselerasi. Hasil pengujian testosteron dengan menggunakan alat
spektrometer berupa sinyal-sinyal (disebut dengan spektrogram) yang
menunjukkan persentase tiap atom penyusun testosteron, salah satunya
adalah atom C. Dari data tersebut akan diketahui persentase dari isotop C-12
dan isotop C-13. Selanjutnya hasil uji urin tersebut dibandingkan dengan
spektrogram dari testosteron standar.

Kedua isotop karbon yang terdapat pada testosteron diperoleh dari sumber
makanan yang dikonsumsi. Selanjutnya makanan yang telah dicerna akan
memproduksi testosteron dalam tubuh. Testosteron dalam tubuh memiliki
rasio C-12 / C-13 lebih rendah jika dibanding dengan rasio C-12/C-13 dalam

17
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

testosteron sintetik. Urin Floyd Landis memiliki rasio C-12/C-13 lebih tinggi
dari rasio pada testosteron alami, sehingga dipastikan dia mengkonsumsi
steroid sebagi doping. Dengan bukti tersebut mengakibatkan gelarnya
sebagai juara Tour de Franc dicabut.
(disadur dari berbagai sumber: Kotz, 2009 ; Effendy, 2016 ; McMurry & Fay,
2012)

B. Sifat Kemagnetan Unsur: Ferromagnetik, Paramagnetik


dan Diamagnetik

Dalam kehidupan sehari-hari banyak ditemui berbagai jenis unsur. Dari


unsur-unsur tersebut ada yang mudah ditarik magnet, ada pula yang tidak
dapat ditarik magnet. Sebagai contohnya adalah unsur besi dan tembaga.
Keduanya merupakan unsur logam, besi mudah ditarik oleh magnet,
sementara tembaga sulit ditarik oleh magnet. Bagaimana fakta ini terjadi?

Unsur merupakan materi paling sederhana tersusun oleh atom-atom sejenis.


Atom terdiri dari proton dan neutron yang menjadi penyusun inti atom, serta
elektron yang berada di sekitar inti atom. Elektron merupakan partikel
subatom bermuatan negatif. Dalam atom elektron akan terdistribusi
membentuk suatu susunan yang disebut konfigurasi elektron.

Menurut teori mekanika gelombang, kedudukan elektron dalam suatu atom


tidak dapat ditentukan secara pasti, yang dapat ditentukan adalah
kebolehjadian ditemukannya elektron. Daerah dengan kebolehjadian paling
besar ditemukannya elektron disebut orbital. Kedudukan elektron dalam
orbital dinyatakan dengan bilangan kuantum. Suatu elektron dalam atom
memiliki empat buah bilangan kuantum, yaitu bilangan kuantum utama,
bilangan kuantum azimuth, bilangan kuantum magnetik, dan bilangan
kuantum spin.

18
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

Kemagnetan suatu unsur ditentukan oleh distribusi elektron dalam orbital.


Menurut aturan Hund, pengisian elektron dalam orbital yang memiliki
tingkat energi sama, setiap orbital diisi dengan elektron tunggal dengan spin
yang sama. Apabila terdapat elektron sisa maka elektron tersebut
dipasangkan dengan spin yang berlawanan. Berdasarkan aturan tersebut
maka akan diperoleh dua kemungkinan orbital yang terisi elektron, yaitu
orbital penuh dan orbital setengah penuh. Sebagai contoh diberikan diagram
orbital pada dari tiga buah unsur, yaitu besi, tembaga, dan nikel yang
ditampilkan seperti pada Gambar 2.

Gambar 2 Diagram orbital dari unsur Fe, Ni dan Zn pada keadaan dasar (sumber: dokumen
pribadi)

Suatu unsur yang memiliki elektron yang tidak berpasangan dalam suatu
orbital, unsur tersebut cenderung mudah ditarik oleh magnet. Semakin
banyak elektron yang tidak berpasangan (elektron tunggal) makin mudah
unsur tersebut ditarik oleh medan magnet. Berdasarkan kemudahan suatu
unsur ditarik oleh medan magnet, jenis unsur dapat terbagi menjadi tiga
kelompok yaitu: 1) ferromagnetik, 2) paramagnetik, dan 3) diamagnetik.

Kelompok unsur yang bersifat ferromagnetik adalah unsur-unsur yang


ditarik kuat oleh medan magnet. Unsur yang bersifat ferromagnetik memiliki
lebih banyak elektron tidak berpasangan dalam orbitalnya. Unsur yang

19
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

bersifat paramagnetik adalah unsur yang memiliki sedikit elektron yang


tidak berpasangan. Sifat paramagnetik artinya ditarik dengan lemah oleh
medan magnet. Sifat kemagnetan yang ketiga adalah diamagnetik. Unsur
yang bersifat diamagnetik akan ditolak oleh medan magnet. Jika dalam unsur
tersebut semua elektronnya berpasangan, maka unsur tersebut bersifat
diamagnetik. Merujuk pada Gambar 2, maka besi yang memiliki paling
banyak elektron tidak berpasangan bersifat ferromagnetik, nikel bersifat
paramagnetik, sedangkan zink bersifat diamagnetik.

Sifat kemagnetan yang dimiliki oleh logam dapat dimanfaatkan dalam


pembuatan kereta api super cepat atau lebih dikenal dengan sebutan Maglev
Train (kereta api maglev) seperti yang ditampilkan pada Gambar 3. Maglev
merupakan akronim dari magnet levitatio, yaitu suatu metode yang
menjadikan sebuah obyek melayang akibat pengaruh medan magnetik.
Medan magnetik yang diberikan berfungsi untuk menolak gaya gravitasi.

Gambar 3 Kereta maglev di Nanjing Railway Station China (sumber: dokumen pribadi)

Kereta api maglev memiliki sistem kerja yang memanfaatkan dua prinsip
magnet, yaitu gaya tarik dan gaya tolak magnet. Terdapat dua sistem yang
digunakan agar kereta maglev dapat bekerja yaitu electromagnetic suspension
(EMS) yang dikembangkan di Jerman, dan electrodinamic suspension (EDS)
yang dikembangkan di Jepang. Sistem EDS yang dikembangkan di Jepang

20
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

memanfaatkan bahan superkonduktor. Yaitu suatu bahan yang memiliki


harga hambatan listrik mendekati 0 jika didinginkan pada suhu kritisnya.
Secara teori jika suatu atom didinginkan pada suhu 0K (-273oC) semua
partikel penyusun atom akan diam. Dengan berkurangnya vibrasi dari
elektron dan partikel lainnya menjadikan arus listrik bergerak tanpa
hambatan. Pada keadaan ini elektron akan berada pada keadaan
berpasangan seluruhnya, atau bersifat diamagnetik.

Bahan superkonduktor yang bersifat diamagnetik ditempatkan pada badan


kereta (gerbong). Saat kereta dalam keadaan berhenti, gerbong kereta akan
melekat pada relnya. Saat bergerak, rel kereta akan dialiri oleh medan
magnet dengan kekuatan tertentu. Gaya magnet yang terdapat pada rel akan
ditolak oleh bahan superkonduktor. Akibatnya gerbong melayang sekitar 100
milimeter di atas rel. Dengan posisinya yang melayang, maka dapat dikurangi
gaya gesek antara gerbong dengan rel. Itulah sebabnya kereta maglev dapat
bergerak dengan kelajuan hampir mendekati 500 km/jam. Selain itu dengan
bentuknya yang aerodinamis dimungkinkan gaya gesek dengan udara juga
berkurang. Sebagai pengalaman perjalanan dari Nanjing ke Shanghai di China
dapat ditempuh dengan waktu 3 jam menggunakan kereta maglev,
dibandingkan menggunakan bus yang melaju antara 100 hingga 120 km/jam
yang harus menempuh jarak yang sama selama hampir 8 jam.

21
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

SOAL-SOAL UN/USBN
A. Contoh Soal UNAS SMK Tahun 2003
No. Soal
1 Nomor atom suatu unsur 58 dan massa atomnya 140.
Maka jumlah neutron yang terdapat dalam inti atomnya adalah....

A. 40
B. 58
C. 68
D. 82
E. 140
Identifikasi

Level Kognitif : L1

3.3.2 Menentukan jumlah proton, neutron, dan


Indikator yang :
bersesuaian elektron dari suatu atom
Diketahui : Nomor atom dan nomor massa

Ditanya kan : Jumlah neutron

Partikel dasar penyusun atom, nomor atom, dan


Materi yang :
dibutuhkan nomor massa

22
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

B. Contoh Soal UNAS SMK Tahun 2004


No. Soal
1 Unsur dengan nomor atom 11 terletak pada....

A. Golongan VIIIA, periode 3


B. Golongan IIA, periode 3
C. Golongan IA, periode 2
D. Golongan IIA, periode 2
E. Golongan IA, periode 3

Level Kognitif : L2

3.3.5 Mengkorelasikan antara nomor atom dan


Indikator yang :
bersesuaian nomor massa dengan konfigurasi elektron
Diketahui : Nomor atom

Ditanyakan : Golongan dan periode

Konfigurasi elektron, Golongan dan periode dalam


Materi yang :
dibutuhkan SPU

23
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

C. Contoh Soal US Kimia SMK Tahun 2006


No. Soal
1 Unsur kalsium memiliki nomor atom 20 dan nomor massa 40.
Konfigurasi elektronnya adalah....

A. 2 8 8 2
B. 2 8 8 3
C. 2 8 6 4
D. 2 8 1 8 2
E. 2 8 1 8 3 2

Level Kognitif : L2

Indikator yang 3.3.5 Mengkorelasikan antara nomor atom dan


bersesuaian :
nomor massa dengan konfigurasi elektron

Diketahui : Nomor atom dan nomor massa

Ditanyakan : Konfigurasi elektron

Materi yang : Nomor atom, nomor massa, dan konfigurasi elektron


dibutuhkan

24
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

D. Contoh Soal USBN Kimia SMK Kota Malang Tahun 2018


No. Soal
1 Jika unsur F memiliki 10 neutron, dan konfigurasi elektronnya 2 . 7,
maka lambang unsur F yang benar adalah....
A. 8F10
B. 9F10
C. 19F10
D. 9F19
E. 19F9

Level Kognitif : L2

Indikator yang 3.3.6. Mengkorelasikan antara konfigurasi elektron


bersesuaian : dengan notasi unsur

Diketahui : Jumlah neutron dan konfigurasi elektron

Ditanyakan : Lambang unsur (notasi unsur)

Materi yang : Nomor atom, nomor massa, konfigurasi elektron


dibutuhkan

25
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

E. Contoh Soal USBN Propinsi Jawa Timur Tahun 2019


No. Soal
1 Perhatikan lambang unsur 35Br80. Jumlah elektron yang terdapat pada
atom tersebut adalah....
A. 35
B. 45
C. 80
D. 115
E. 125

Level Kognitif : L2

Indikator yang 3.3.2. Menentukan jumlah proton, neutron, dan


bersesuaian :
elektron dari suatu atom

Diketahui : Notasi (lambang) unsur

Ditanyakan : Jumlah elektron

Materi yang : Partikel subatom, nomor atom, nomor massa


dibutuhkan

BAHAN PEMBELAJARAN
Bahan pembelajaran yang diuraikan di sini merupakan contoh panduan
pembelajaran yang dapat dimplementasikan oleh Saudara ketika akan
membelajarkan topik struktur atom dan sistem periodik unsur. Bahan
pembelajaran dikembangkan dengan prinsip berpusat pada peserta didik
dan berusaha memfasilitasi kemampuan berpikir tingkat tinggi. Bahan
pembelajaran ini berisikan rincian aktivitas pembelajaran, lembar kegiatan
peserta didik yang digunakan , dan bahan bacaannya.

26
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

A. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas pembelajaran berisi rincian alternatif kegiatan pembelajaran yang


dilakukan guru dan peserta untuk mencapai kompetensi pada struktur atom
dan sistem periodik unsur. Sebagai bahan acuan seluruh kegiatan aktivitas
pembelajaran pada topik ini dapat dilihat pada tabel 3 yang menggambarkan
desain aktivitas pembelajaran topik struktur atom dan sistem periodik unsur.

Unit pembelajaran struktur atom dan sistem periodik ini memuat tiga
aktivitas yaitu: 1) Teori atom, partikel subatom, dan bilangan kuantum, 2)
Nomor atom, nomor massa, dan konfigurasi elektron, 3) Sistem periodik
unsur. Dalam pelaksanaan aktivitas pembelajaran, sebagai contoh digunakan
model discovery learning (DL) yang diapikasikan pada aktivitas pembelajaran
1 dan 2. Sintak dari model DL ini meliputi:
1. Pemberian rangsangan (stimulation)
2. Pernyataan/identifikasi masalah (Problem statement)
3. Pengumpulan data (data collection)
4. Pengolahan data (data processing)
5. Pembuktian (verification)
6. Menarik kesimpulan (generalitation)

Aktivitas pembelajaran 3 menggunakan model pembelajaran penemuan


terbimbing berorientasi proses (POGIL). Model ini memiliki lima tahapan
proses yang meliputi:
1) Orientasi
2) Eksplorasi
3) Pembentukan konsep
4) Aplikasi
5) Kesimpulan

27
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Model yang digunakan tidak mengikat, Saudara dapat menggunakan model


lainnya yang Anda rasa tepat sesuai dengan situasi dan kondisi di tempat
Anda mengajar.

28
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur
Tabel 3. Disain Aktivitas Pembelajaran Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur
Indikator pencapaian Bentuk dan Alokasi
Materi / submateri Kegiatan pembelajaran Media
kompetensi jenis penilaian waktu

3.3.1 Membandingkan  Teori atom 1. Menelaah sejarah perkembangan teori  Tes tertulis  DVD bekas 3 x 45
kelemahan dan  Partikel atom  Penugasan  Papan tulis menit
kelebihan dari teori subatom 2. Diskusi tentang kelebihan dan  Hasil  LKPD 1
atom Dalton, Thomson,
 Nomor atom kelemahan teori-teori atom pekerjaan  Kertas
Rutherford, dan Bohr
dan nomor 3. Membuat model atom Dalton, Thomson, pada LKPD 1 gambar
massa dan Bohr dengan media malam/tanah ukuran A4
3.3.2 Menentukan jumlah liat dan sejenisnya
 Isotop, isoton,  Spidol
proton, neutron, dan 4. Mengamati dan menelaah notasi unsur
elektron dari suatu isobar warna warni
lengkap dengan nomor atom dan nomor  Jangka
atom
3.3.3 Mengaitkan besaran massanya  Clay dan
nomor atom dan 5. Berlatih menentukan jumlah proton, media
nomor massa dengan neutron, dan elektron sejenisnya
istilah isotop, isoton, 6. Membuat model isotop, isoton, dan
dan isobar isobar
7. Evaluasi
3.3.4 Menentukan bilangan  Bilangan 1. Mengamati cara penentuan bilangan  Penugasan  LKPD 2 3 x 45
kuantum elektron kuantum kuantum melalui LKPD  Papan tulis menit
pada suatu atom  Konfigurasi 2. Berlatih menentukan bilangan kuantum  Tes tertulis  Spidol
3.3.5 Menentukan jumlah suatu elektron
elektron
elektron valensi dan
 Elektron valensi 3. Mengamati cara penulisan konfigurasi
jumlah kulit atom
berdasarkan dan jumlah kulit elektron
konfigurasi elektron atom 4. Berlatih menulis konfigurasi elektron
3.3.5 Mengkorelasikan 5. Mencermati penentuan elektron valensi
antara nomor atom dan jumlah kulit atom
dan nomor massa

29
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Indikator pencapaian Bentuk dan Alokasi


Materi / submateri Kegiatan pembelajaran Media
kompetensi jenis penilaian waktu

dengan konfigurasi 6. Berlatih menentukan elektron valensi


elektron dan jumlah kulit atom
3.3.6 Mengkorelasikan 7. Evaluasi
antara konfigurasi
elektron dengan notasi
unsur
3.3.7 Mengkorelasikan  Perkembangan 1. Menelaah sejarah perkembangan  Penugasan  Kertas 3 x 45
konfigurasi elektron metode pengelompokan unsur pada LKPD 3 manila/kart menit
dengan letak unsur pengelompokka 2. Diskusi tentang dasar-dasar  Karya berupa on
dalam sistem periodik
n unsur pengelompokan unsur tabel  Sticky
unsur
 Sistem periodik 3. Diskusi tentang komponen-komponen periodik note/kertas
3.3.8 Memprediksi sifat-sifat
unsur berdasarkan bentuk panjang tabel periodik unsur unsur tempel
keteraturan sifat  sifat-sifat tabel 4. Menelaah cara penyebutan nama  Tes tertulis  Spidol
dalam sistem periodik periodik unsur golongan dan periode pada tabel  Tabel
unsur. periodik unsur periodik
5. Mengamati hubungan antara konfigurasi  LKPD 3
elektron dengan golongan dan periode
unsur pada tabel periodik unsur
6. Berlatih menentukan golongan dan
periode unsur
7. Mengamati keteraturan sifat periodik
unsur
8. Diskusi tentang keteraturan sifat
periodik unsur

30
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

Aktivitas 1. Teori Atom, Partikel Subatom, Nomor Atom dan


Nomor Massa

Pada aktivitas 1 ini akan dipelajari tentang perkembangan teori atom,


penemuan partikel subatom, dan bilangan kuantum. Adapun tujuan dari
aktivitas 1 ini adalah agar peserta didik Anda mampu untuk:
1. Membandingkan kelebihan dan kelemahan dari teori-teori atom
2. Menuliskan notasi unsur lengkap dengan nomor atom dan nomor
massanya
3. Menentukan jumlah proton, elektron, dan neutron dalam suatu atom
4. Mengelompokkan unsur dalam kelompok isotop, isoton, dan isobar

Alokasi waktu yang digunakan untuk menyelesaikan aktivitas 1 adalah 3 x 45


menit

Alternatif langkah-langkah yang diambil oleh guru dalam melaksanakan


aktivitas 1 adalah:
Pendahuluan
 Mempersiapkan siswa untuk belajar
 Menggali pengetahuan awal siswa tentang partikel penyusun materi
 Menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi yang akan dipelajari
 Membagikan kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa
 Membagikan LKPD 1
Stimulasi
 Membangun konsep tentang atom sebagai bagian terkecil dari materi
dengan menggunakan kepingan-kepingan DVD sebagai analogi materi
dan sekeping DVD sebagai atom.
Identifikasi masalah
 Memberikan pertanyaan sebagai pancingan tentang hakikat atom

31
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

 Membagikan LKPD 1 sebagai sarana siswa dalam mengidentifikasi


masalah
Pengumpulan data
 Membimbing siswa untuk membaca literatur yang berhubungan dengan
perkembangan teori atom, partikel subatom, nomor atom dan nomor
massa, serta isotop, isoton, dan isobar sesuai dengan yang tertera pada
LKPD 1
Pengolahan data
 Siswa secara berkelompok melakukan diskusi untuk membahas data-data
yang diperoleh atau menuliskan jawaban atas pertanyaan yang diajukan
di LKPD 1
Verifikasi
 Guru meminta salah satu perwakilan kelompok untuk mengemukakan
hasil diskusi kelompok dan meminta kelompok lain menanggapi.
Menarik kesimpulan
 Setelah diskusi kelas selesai, secara klasikal memberi penguatan terhadap
hasil yang telah dikemukan oleh siswa.

32
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

Aktivitas 2. Bilangan Kuantum dan Konfigurasi Elektron

Aktivitas 2 membahas tentang bilangan kuantum dan konfigurasi elektron.


Bilangan kuantum merupakan suatu kode yang menunjukkan kedudukan
elektron dalam suatu atom. Bahasan konfigurasi elektron meliputi
konfigurasi elektron per kulit dan persubkulit. Tujuan dari aktivitas ini,
diharapkan melalui serangkaian kegiatan, peserta didik mampu:
1. Menentukan bilangan kuantum suatu elektron dalam atom
2. Menuliskan konfigurasi elektron per kulit (teori atom Bohr)
3. Menuliskan konfigurasi elektron per subkulit (teori atom mekanika
kuantum)
4. Menentukan jumlah elektron valensi dan jumlah kulit dari suatu atom
berdasarkan konfigurasi elektron

Dalam pelaksanaan aktivitas 2 ini dapat digunakan model pembelajaran


discovery learning. Sintak-sintak dari model DL dijabarkan dalam sebagai
berikut:

Stimulasi
 Mempersiapkan siswa untuk belajar dan mengingatkan kembali tentang
partikel-partikel subatom dan teori atom mekanika gelombang
 Memberi analogi kode pos sebagai penunjuk alamat suatu lokasi dengan
bilangan kuantum sebagai alamat elektron.

Identifikasi masalah
 Memberikan pertanyaan pancingan “Bagaimana kedudukan elektron
dalam atom ditentukan?”
 Membagikan LKPD 2 dan meminta siswa mempelajari hal-hal yang ada
pada LKPD tersebut

33
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Pengumpulan data
 Siswa melakukan studi literasi untuk mencari jawaban atas permasalahan
yang dicantumkan pada LKPD 2

Pengolahan data
 Siswa menjawab permasalahan dengan menjawab pertannyaan dalam
LKPD 2 melalui diskusi kelompok

Verifikasi
 Salah satu perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya, dan kelompok lainnya diminta menanggapi

Kesimpulan
Secara klasikal guru bersama-sama siswa menyimpulkan hasil diskusi
sekaligus memberikan penguatan terhadap konsep yang telah dipelajari.

34
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

Aktivitas 3. Sistem Periodik Unsur

Aktivitas 3 membahas tentang: perkembangan pengelompokan unsur,


komponen-komponen sistem periodik unsur, hubungan antara konfigurasi
elektron dengan sistem periodik unsur, serta keteraturan sifat unsur dalam
sistem periodik unsur. Proses pembelajaran pada aktivitas 3 ini
menggunakan model POGIL (Process Oriented Guided Inquiry Learning) yang
diadaptasi dari Hanson (2005). Sintak dari model ini meliputi: orientasi,
eksplorasi, pembentukan konsep, aplikasi, dan kesimpulan (penutup).
Penjabaran dari tiap sintak adalah sebagai berikut:

Orientasi
 Mengkondisikan siswa agar siap untuk belajar
 Menggali pengetahuan awal siswa tentang konfigurasi elektron,
elektron valensi, dan jumlah kulit atom
 Menyampaikan tujuan pembelajaran, yang meliputi: 1) siswa mampu
membedakan lajur yang menunjukkan golongan dan periode; 2) siswa
mampu mengkorelasikan antara golongan dan periode unsur dengan
konfigurasi elektronnya; 3) siswa mampu memprediksi sifat-sifat
suatu unsur berdasarkan keteraturan sifat sistem periodik.
 Membagi kelompok yang beranggotakan 4-5 peserta didik

Eksplorasi
 Membagikan LKPD 3 pada tiap peserta didik/ per kelompok
 Menyajikan gambar susunan barang-barang yang dijual di swalayan,
atau pengaturan buah-buahan oleh penjual buah. Sebagai contoh
diberikan gambar berikut

35
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

 Memberi pertanyaan pancingan: “apa tujuan buah-buah tersebut


dikelompok-kelompokan?” lalu kaitkan dengan pengelompokan
unsur.
 Menyajikan bacaan singkat tentang sejarah pengelompokan unsur
 Disajikan bagan sistem periodik unsur bentuk panjang, serta tabel
yang memuat konfigurasi elektron, elektron valensi, jumlah kulit,
golongan, dan periode
 Disajikan tabel-tabel yang memuat sifat-sifat unsur yang meliputi
ukuran jari-jari atom, afinitas elektron, energi ionisasi pertama, dan
keelektronegatifan

Pembentukan konsep
 Siswa diberi pertanyaan yang diharapkan dapat menggiring siswa
untuk membentuk konsep tentang periode dan golongan pada sistem
periodik
 Siswa diminta mengamati tabel serta menjawab pertanyaan yang
mengarahkan pada pembentukan konsep tentang korelasi antara
konfigurasi elektron dengan letak unsur dalam sistem periodik unsur
 Siswa mengamati tabel sifat-sifat dari beberapa unsur dalam satu
golongan dan satu periode, siswa diarahkan agar dapat mengaitkan
antara golongan dan periode dengan sifat-sifat unsur pada tabel
periodik

36
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

Aplikasi
 Guru meminta perwakilan kelompok untuk mengambil kartu unsur,
lalu diarahkan untuk melakukan petunjuk pada LKPD 3

Kesimpulan (penutup)
 Guru meminta salah satu perwakilan kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dalam menjawab
pertanyaan yang disajikan dalam LKPD 3 dan mendorong siswa lain
menanggapi hasil pekerjaan temannya.
 Memberikan penguatan terhadap hasil diskusi kelas

37
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. Lembar Kerja Peserta Didik

Lembar Kerja Peserta Didik 1: Struktur Atom

Tujuan:
1) Membandingkan kelemahan dan kelebihan dari setiap teori atom
2) Menggambar model atom
3) Mengidentifikasi jenis-jenis partikel subatom
4) Menentukan jumlah proton, neutron, dan elektron berdasarkan besarnya
nomor atom dan nomor massa
5) Menggolongkan unsur-unsur dalam kelompok isotop, isoton, dan isobar
6) Menuliskan notasi unsur lengkap dengan nomor atom dan nomor
massanya

Kegiatan 1. Perkembangan Teori Atom


Lakukan studi literasi tentang teori atom. Selanjutnya lengkapi tabel berikut
berdasarkan hasil pencarian informasi yang telah Anda lakukan melalui studi
literasi. Sebagai contoh diberikan pada kolom 2.
Mekanika
Teori atom Dalton Thomson Rutherford Bohr
kuantum
John
Pencetus
teori Dalton
Atom
Hal
bersifat
mendasar
diskontinu
yang
dan
dipaparkan
berbentuk
dalam teori
bola pejal

Kelemahan

38
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

Kelebihan

Gambar
model
atom

Selanjutnya dengan menggunakan media clay/malam/tanah liat/play-doh


buatlah model atom Dalton, Thomson, dan Bohr. Gunakan imajinasi Anda
sesuai dengan pengetahuan tentang model atom yang telah dipelajari.

Kegiatan 2. Partikel Subatom


Atom tersusun oleh partikel-partikel dasar. Partikel apa sajakah yang
tergolong sebagai partikel subatom? Melalui studi literasi, lengkapi tabel
berikut:
Partikel dasar Simbol Muatan

Berdasarkan tabel yang telah dilengkapi, buatlah kesimpulan tentang jenis-


jenis partikel subatom.

39
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kegiatan 3. Nomor Atom dan Nomor Massa

Untuk menentukan jumlah proton, elektron dan neutron dalam suatu atom
digunakan besaran yang disebut nomor atom (Z) dan nomor massa (A).
Nomor atom dan nomor massa suatu atom merupakan identitas khas yang
dimiliki atom. Identitas ini menentukan sifat kimia dan sifat fisika dari suatu
unsur.

Perhatikan tabel berikut!


Nomor Nomor
Simbol ∑p ∑n
atom (Z) massa (A)
13
6C
6 7 6 12
32
16S
16 16 16 32
73
32Ge
32 41 32 73

Berdasarkan tabel
1. Perhatikan kolom 2 dan kolom 4, apakah angka-angka yang ditunjukkan
oleh kedua kolom sama?

2. Perhatikan kolom 2, 3, dan 5, apakah hasil penjumlahan angka pada


kolom 2 dan 3 sama dengan angka pada kolom 5?

3. Berdasarkan hal tersebut, maka:


a. Nomor atom suatu unsur menyatakan banyaknya partikel apa?

b. Nomor massa suatu atom menyatakan banyaknya partikel apa?

40
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

Jadi kesimpulannya
Nomor atom (Z) suatu unsur = jumlah .....
Nomor massa (A) suatu unsur = jumlah .... + .....

Kegiatan 4. Isotop, Isoton, Isobar

Amati contoh soal berikut! Dan lengkapi tabel seperti contoh yang diberikan
Lambang Nomor Nomor Jumlah Jumlah Jumlah
atom atom massa proton neutron elektron
11Na23 11 23 11 23-11= 12 11
30Zn75

6C12

8O16

6C14

7N14

1. Dari semua partikel tersebut pasangan atom manakah yang memiliki


a. jumlah proton yang sama?
b. Jumlah neutron sama?
c. Jumlah proton + neutron sama?

2. Berdasarkan data pada tabel, atom 6C12 dan 6C14 adalah pasangan atom
yang tergolong sebagai isotop, jadi apa yang dimaksud dengan isotop?

41
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

3. Pasangan atom 8O16 dan 7N14 merupakan isoton, maka apa yang
dimaksud dengan isoton?

4. Jika atom 6C14 dan 7N14 adalah isobar, maka apa yang dimaksud dengan
isobar?

5. Gambarlah model atom yang menunjukkan susunan elektron, proton,


dan neutron dari:
a. dua isotop karbon, yaitu isotop 6C12 dan 6C14

b. dua atom yang berisoton, 6C12 dan 7N13

c. dua atom yang berisobar, 6C14 dan 7N14

42
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

Lembar Kerja Peserta Didik 2: Bilangan Kuantum dan


Konfigurasi Elektron

Tujuan:
1) Menentukan bilangan kuantum suatu elektron dalam atom
2) Menggambar diagram orbital
3) Menuliskan konfigurasi elektron
4) Menentukan jumlah elektron valensi dan jumlah kulit atom berdasarkan
konfigurasi elektronnya

Kegiatan 1. Bilangan Kuantum


Menurut teori mekanika kuantum kedudukan elektron tidak dapat
ditentukan secara pasti, yang dapat ditentukan adalah kebolehjadiannya
ditemukan. Untuk menentukan kebolehjadian ditemukannya elektron
digunakan suatu kode-kode yang disebut dengan bilangan kuantum.
Terdapat empat jenis bilangan kuantum yaitu:
1. Bilangan kuantum utama (n) yang menyatakan nomor kulit tempat
elektron berada, harga n = 1, 2, 3,..... (sesuai dengan nomor kulit atom)
2. Bilangan kuantum azimut (𝓵) yang menyatakan jenis subkulit tempat
elektron berada.
3. Bilangan kuantum magnetik (m) menyatakan jenis orbital tempat
elektron berada
4. Bilangan kuantum spin (s) menyatakan arah perputaran elektron dalam
orbital

Tabel berikut menunjukkan jenis-jenis bilangan kuantum dan keterkaitan


antara bilangan kuantum satu dengan lainnya.

43
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Nomor n Nama 𝓵 m Jumlah


kulit subkulit orbital
1 1 s 0 0 1
2 2 s 0 0 1
p 1 -1, 0, +1 3
3 3 s 0 0 1
p 1 -1, 0, +1 3
d 2 -2, -1, 0, +1, +2 5
4 s 0 0 1
p 1 -1, 0, +1 3
d 2 -2, -1, 0, +1, +2 5
f 3 -3, -2, -1, 0, +1, +2, +3 7
dst

Contoh 1:
Suatu elektron berada dalam atom dengan kedudukan 2p, maka bilangan
kuantum yang mungkin dimiliki oleh elektron tersebut dapat ditentukan
melalui skema berikut

2p Menunjukkan jenis subkulit


tempat elektron berada

Menunjukkan nomor
kulit tempat elektron
berada
Subkulit p, maka harga 𝓵 = 1

Sehingga harga n = 2
Karena harga 𝓵 = 1, maka
harga m memiliki 3
kemungkinan yaitu = -1, 0,
dan +1

44
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

Jadi elektron yang berada pada posisi 2s memiliki bilangan kuantum sebagai
berikut: n =2; 𝓵 = 1; m = -1, atau m = 0, atau m = +1

Contoh 2.
Suatu elektron memiliki bilangan kuantum n = 3; 𝓵 = 2; dan m = 0, kedudukan
elektron dapat ditentukan dengan menganalis besarnya bilangan
kuantumnya.
n = 3, maka elektron terletak pada kulit ke-3
𝓵 = 2, maka elektron terletak pada subkulit d
m = 0, maka elektron terletak pada orbital dengan kode 0
Sehingga kedudukan elektron berada pada 3d.
Selanjutnya lengkapi tabel berikut
Kedudukan Bilangan Bilangan Bilangan
elektron kuantum utama kuantum azimut kuantum
(n) (𝓵) magnetik (m)
1s
3 1 -1
4d
5 3 +2

Diberikan data bilangan kuantum dari beberapa elektron, analisislah


manakah bilangan kuantum yang tidak mungkin dimiliki oleh suatu elektron,
jelaskan alasannya.
Elektron n l ml
1 1 1 0
2 3 0 0
3 2 0 1
4 5 3 -2

45
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kegiatan 2. Konfigurasi Elektron


Lakukan studi literasi tentang cara penulisan konfigurasi elektron, lalu
lengkapi tabel berikut! (catatan: tanyakan ke guru Anda jika mengalami
kesulitan dalam memahami penulisan konfigurasi elektron)
 Konfigurasi elektron per kulit
Nomor
Atom Konfigurasi elektron
atom
N 7
Mg 12
Kr 36
Sn 50
Fr 87

 Konfigurasi elektron per subkulit


Atom Nomor Konfigurasi elektron
atom
Al 13
Co 27
Br 35
Ag 47
K 19

Kegiatan 3. Elektron Valensi dan Jumlah Kulit

Konfigurasi elektron memberikan informasi tentang jumlah elektron valensi


dan jumlah kulit yang dimiliki oleh suatu atom. Untuk memahami tentang
elektron valensi dan jumlah kulit atom, amati tabel berikut!

Nomor Elektron Jumlah


Unsur Konfigurasi elektron
atom valensi kulit
O 8 2, 6 6 2
Cl 17 2, 8, 7 7 3
Kr 36 2, 8, 18, 8 8 4

46
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

Jawablah pertanyaan berikut!


Berdasarkan konfigurasi elektron atom-atom,
a. elektron valensi menunjukkan elektron yang berada pada kulit mana
(terluar atau terdalam)?

b. Jumlah kulit atom ditunjukkan dari apa?

Kesimpulan
Elektron valensi adalah.....
Jumlah kulit atom adalah.....

47
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Lembar Kerja Peserta Didik 3: Sistem periodik unsur

Kegiatan 1. Sejarah Perkembangan Pengelompokan Unsur

Tujuan:
Membandingkan dasar-dasar pengelompokkan unsur menurut hukum triad,
hukum oktaf, dan hukum periodik.

Pada awalnya unsur dikelompokkan dengan cara sederhana, yaitu


berdasarkan sifat logam dan nonlogam. Seiring dengan banyaknya unsur
baru yang ditemukan maka pengelompokan berdasarkan sifat logamnya
tidak lagi efektif, sehingga munculah sistem pengelompokan unsur yang
dirasa lebih teratur.

Melalui studi literasi tentang perkembangan pengelompokan unsur, lengkapi


tabel berikut
Metode
Pencetus
pengelompokan Dasar pengelompokan unsur
gagasan
unsur

Triade

Oktaf

Periodik bentuk
pendek

Periodik bentuk
panjang

48
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

Kegiatan 2. Komponen – komponen Tabel Periodik Unsur


Tujuan:
Mengidentifikasi komponen – komponen tabel periodik unsur

Kegiatan:
Amati tabel sistem periodik unsur bentuk panjang berikut!

Berdasarkan tabel periodik unsur tersebut, jawablah pertanyaan berikut!


1. Ada berapa lajur vertikal dalam tabel SPU?

2. Ada berapa lajur horisontal dalam tabel SPU?

3. Sebutkan unsur – unsur yang terletak pada lajur vertikal ke 17!

4. Sebutkan unsur – unsur yang terletak pada lajur horisontal ke 4!

5. Pada lajur horisontal dan lajur vertikal manakah letak unsur besi dalam
SPU?

49
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

INFORMASI
Pada tabel periodik unsur, lajur horisontal disebut dengan periode
sedang lajur vertikal disebut golongan.

Kegiatan 3. Hubungan antara Konfigurasi Elektron dengan Letak Unsur


dalam SPU
Tujuan:
Menentukan letak unsur dalam SPU berdasarkan konfigurasi elektron

Lakukan kegiatan berikut!


1. Cermati panduan yang digunakan untuk menentukan posisi unsur dalam
SPU berikut ini:
 Menuliskan konfigurasi elektron unsur pada keadaan dasar
(menggunakan konfigurasi elektron per subkulit)
 Menentukan jumlah kulit. Kulit atom ditandai dengan bilangan kuantum
utama (n) yang paling besar. Jumlah kulit menunjukkan periode dari
unsur dalam SPU.
 Golongan ditentukan dari jumlah elektron valensi.
 Untuk unsur yang terletak pada periode 4 atau lebih, jumlah elektron
valensi menunjukkan nomor golongan unsur
 Untuk unsur-unsur periode 3, untuk unsur yang elektronnya berakhir di
subkulit p, golongan unsur ditentukan dengan cara menambahkan 10
pada tiap jumlah elektron valensi.

2. Untuk memahami tentang penentuan golongan dan periode unsur dalam


SPU, lengkapi tabel berikut
Posisi
JK (n
Unsur Konfigurasi elektron P JEV Gol unsur
tertinggi)
dalam SPU
8O 1s22s2 2p4
11Na 1s22s2 2p6 3s1

50
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

15P 1s22s2 2p6 3s2 3p3


18Ar

21Sc

26Fe

41Nb

Keterangan: JK = jumlah kulit; JEV = jumlah elektron valensi; P =periode;


Gol=golongan

51
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Sekarang lakukan kegiatan berikut!


1. Buatlah tabel yang terdiri dari 18 kolom dan 7 baris pada kertas
manila/karton. Ukuran tiap sel pada tabel adalah 5 x 7 cm.
2. Tuliskan angka 1 hingga 18 di atas tiap-tiap kolom, dan angka 1 hingga 7
di sisi kiri baris seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut!

3. Ambilah kartu unsur yang disediakan oleh guru, tuliskan lambang unsur
pada kartu ke dalam tabel berikut!
Jumlah
Atom Jumlah
Konfigurasi elektron elektron Golongan Periode
unsur kulit
valensi

Selanjutnya letakkan unsur tersebut dalam tabel periodik yang telah dibuat
seperti pada nomor 2!

52
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

Kegiatan 4. Sifat-sifat Tabel Periodik Unsur

Tujuan: memprediksi sifat suatu unsur berdasarkan keteraturan sifat tabel


periodik.

Petunjuk:

Unsur-unsur dalam tabel periodik memiliki sifat yang teratur, yang meliputi:
jari-jari atom, afinitas elektron, energi ionisasi pertama, dan
keelektronegatifan. Berikut ini diberikan data tentang besarnya masing-
masing besaran yang disebutkan.

1. Jari-jari atom
Berikut diberikan gambar yang menunjukkan besarnya jari-jari atom
unsur-unsur golongan utama (ukuran jari-jari dalam nanometer)

Berdasarkan gambar, perhatikan ukuran jari-jari atom golongan utama


tersebut, bagaimana kecenderungan ukuran jari-jari atom dari unsur-unsur:
a. Dalam satu golongan dilihat dari atas ke bawah

53
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

b. Dalam satu periode dilihat dari kiri ke kanan

c. Kesimpulan apa yang dapat diambil berdasarkan kecenderungan


kenaikan jari-jari atom dalam satu golongan dan dalam satu periode?

2. Energi ionisasi pertama


Perhatikan gambar berikut yang menunjukkan data afinitas energi
ionisasi pertama dari unsur-unsur golongan utama

Bagaimana kecenderungan besarnya energi ionisasi unsur-unsur:


a. Dari atas ke bawah dalam satu golongan

b. Dari kiri ke kanan dalam satu periode

c. Buatlah kesimpulan tentang kecenderungan besarnya energi ionisasi


dalam satu golongan dan dalam satu periode

54
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

3. Afinitas elektron
Gambar berikut menunjukkan besarnya afinitas elektron dari unsur-
unsur golongan utama

Fokuskan pada kolom 1 (golongan IA) dan baris ke 6 (periode 6), bagaimana
kecenderungan besarnya afinitas elektron:
a. Dari atas ke bawah dalam satu golongan

b. Dari kiri ke kanan dalam satu periode

c. Kesimpulan

Kecenderungan harga afinitas elektron dalam satu golongan dari


atas ke bawah semakin......
Harga afinitas elektron unsur dalam satu periode, dari kiri ke kanan
semakin.....

55
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

4. Keelektronegatifan
Perhatikan gambar berikut yang menunjukkan harga keelektronegatifan
dari unsur golongan utama

Bagaimana kecenderungan besarnya kelektronegatifan unsur-unsur


dalam:
a. Satu golongan, dari atas ke bawah?

b. Satu periode, dari kiri ke kanan?

c. Kesimpulan

harga keelektronegatifan unsur dalam satu golongan dari atas ke


bawah semakin......
Harga keelektronegatifan unsur dalam satu periode, dari kiri ke
kanan semakin.....

56
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

Secara umum, isikan kecenderungan sifat-sifat unsur dalam tabel periodik


unsur pada tabel berikut
Dalam satu golongan, Dalam satu periode,
No Sifat periodik
dari atas ke bawah dari kiri ke kanan
1 Jari-jari atom
2 Afinitas elektron
3 Energi ionisasi
4 Keelektronegatifan

Evaluasi

1. Perhatikan cuplikan tabel periodik berikut

Berdasarkan data pada nomor 1, prediksikan unsur manakah yang memiliki:


a. Jari-jari atom terbesar

b. Harga keelektronegatifan paling besar

c. Harga afinitas elektron terkecil

d. Harga energi ionisasi pertama terkecil

57
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

2. Urutkan unsur-unsur pada soal nomor 2 berdasarkan kenaikan jari-jari


atomnya.

58
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

BAHAN BACAAN

Struktur Atom.

Anda pasti pernah menyaksikan atau bahkan mungkin juga sebagai pelaku
ledakan kembang api seperti ditampilkan pada gambar 4. Pesta kembang api
yang diadakan dalam perayaan-perayaan seperti pergantian tahun dan hari
raya, menampilkan konfigurasi warna-warna yang indah di langit malam.
Lalu apa yang menjadikan kembang api memiliki aneka warna?

Gambar 4 kembang api (sumber:Daff/dreamstime.com dalam Zumdahl:2014)

Kembang api merupakan kumpulan dari berbagai senyawa yang


mengandung unsur-unsur logam terutama logam-logam aktif. Saat logam
terkena panas yang sangat tinggi, atom-atom penyusunnya akan mengalami
eksitasi. Pada saat atom kembali ke keadaan semula dia akan memancarkan
energi berupa cahaya tampak yang dapat kita saksikan saat kembang api
meledak.

Topik tentang atom sudah dimulai berabad-abad silam, mulai dari jaman
peradaban Yunani kuno. Kata atom sendiri merujuk pada “atomos” yang

59
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

artinya tak terbagi lagi. Analogi tentang atom dapat dimisalkan dengan
ratusan koleksi DVD. Ratusan koleksi DVD dapat dibagi menjadi bagian-
bagian yang lebih kecil jumlahnya. Anda akan mendapakan kumpulan keping
DVD dengan jumlah lebih kecil dari jumlah semula. Saat keping DVD tersisa
satu, apakah DVD tersebut dapat dibagi lagi menjadi DVD lainnya? DVD yang
tersisa satu tersebutlah yang diibaratkan sebagai atom. Analogi tersebut
dapat diilustrasikan seperti pada gambar 5 berikut.

Gambar 5 Kepingan DVD sebagai analogi atom (sumber: Burdge-Overby: 2018)

Pendapat Demokritus tentang atom hanyalah sebagai hasil pemikiran


(filsafat), dengan kata lain tidak diperoleh dari hasil penelitian secara
empirik. Penelitian secara ilmiah tentang hakikat atom memunculkan
berbagai teori tentang atom, mulai dari teori atom Dalton hingga teori atom
mekanika kuantum. Namun hingga permulaan abad 20 belum ada satupun
alat optik yang dapat menggambarkan susunan atom secara nyata, hingga
ditemukannya Scanning Tunneling Microscope (STM) di pertengahan tahun
1980an. Melalui alat ini dapat ditampilkan pola atom-atom secara individual.
Sebagai contohnya adalah hasil pemindaian dari permukaan kristal silikon
yang dilakukan pada temperatur -220oC seperti yang ditampilkan oleh
gambar 6.

60
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

Gambar 6 Hasil pemindaian permukaan kristal silikon menggunakan STM


(sumber: Brady: 2012)

1. Perkembangan Teori Atom


Materi tersusun oleh partikel-partikel. Salah satu partikel penyusun materi
adalah atom. Demokritus, seorang ahli filsafat bangsa Yunani menyatakan
pemikirannya bahwa jika suatu benda dibagi secara terus menerus maka
akan diperoleh bagian benda yang tidak dapat terbagi lagi, benda itu disebut
atom. Istilah atom merujuk dari kata “atomos” yang artinya tak terbagi.
Namun karena pernyataan dari Demokritus adalah sebuah hasil pemikiran,
bukan merupakan hasil penelitian ilmiah, maka pendapatnya hanyalah
dianggap sebagai filsafat.

Beratus tahun kemudian tepatnya pada tahun 1803 seorang guru dari
Manchester Inggris bernama John Dalton mengemukakan gagasan tentang
atom. Berbeda dengan Demokritus, Dalton mengemukakan pendapatnya
tentang atom didasarkan pada hasil pengamatannya. Gagasan Dalton tentang
atom membuka cakrawala baru tentang partikel “terkecil” tersebut dan
menyusul berbagai gagasan tentang atom hingga di era mekanika kuantum
yang menjadi cikal bakal dari bom atom.

61
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

a. Teori Atom Dalton

Pada tahun 1803, John Dalton mengemukakan gagasannya tentang atom.


Dalton menggambarkan atom sebagai bola pejal yang diilustrasikan seperti
pada Gambar 7. Gagasan Dalton tentang atom dikenal dengan teori atom
Dalton. Teori atom Dalton didasarkan pada pengukuran kuantitatif reaksi
kimia.

Gambar 7 Model Atom Dalton (sumber: dokumen pribadi)

Teori atom Dalton dinyatakan dengan asumsi sebagai berikut:


 Atom adalah bagian terkecil dari materi yang tidak dapat terbagi lagi
(bersifat diskontinu)
 Atom-atom penyusun suatu unsur bersifat identik baik massa atomnya
maupun sifatnya. Atom dari unsur yang berbeda akan berbeda pula
massa atom dan sifatnya.
 Senyawa merupakan gabungan dari dua atau lebih atom-atom yang
berbeda
 Di dalam suatu senyawa jumlah dan jenis atom selalu memiliki
perbandingan yang tetap, tidak tergantung pada cara pembentukan
senyawa tersebut
 Atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Reaksi kimia hanya
melibatkan pengaturan ulang susunan atom, jumlah dan jenis atom
adalah tetap

Teori atom Dalton bertahan hampir 100 tahun. Namun menjelang akhir abad
18, dengan ditemukannya gejala-gejala radioaktivitas, penemuan sinar-X dan
penemuan elektron, menjadikan beberapa postulat yang dikemukakan

62
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

Dalton tidak berlaku lagi terutam pada postulat pertama yang menyatakan
bahwa atom bersifat diskontinu.
Adapun kelebihan dan kelemahan dari teori atom Dalton dapat dirinci
menurut Tabel 4.
Tabel 4. Kelebihan dan kelemahan teori atom Dalton
Kelebihan Kelemahan
 Dapat menjelaskan berlakunya  Tidak dapat menjelaskan sifat
hukum kekekalan massa (hukum kelistrikan dari suatu materi
Lavoisier)  Tidak dapat menjelaskan cara
 Dapat menerangkan berlakunya atom-atom saling berikatan.
hukum perbandingan tetap
(hukum Proust)

b. Teori Atom Thomson

J.J Thomson adalah seorang fisikawan berkebangsaan Inggris. Dengan


menggunakan tabung sinar katoda, Thomson berhasil menemukan partikel
penyusun atom. Partikel tersebut adalah elektron yang bermuatan negatif.
Melalui penemuan elektron ini, maka konsep tentang atom mengalami
perubahan. Konsep tersebut dikenal dengan nama teori atom Thomson.

Menurut Thomson, atom terdiri dari sebuah bola yang penuh awan
bermuatan positif dengan elektron yang bermuatan negatif tertanam secara
acak di dalamnya. Thomson menggambarkan atom seperti “plum pudding”,
yang merupakan hidangan khas pencuci mulut dari Inggris. Kue “plum
pudding” ini diatasnya ditaburi oleh kismis sehingga dikenal juga dengan roti
kismis. Oleh karena itu model atom Thomson dikenal dengan model atom
roti kismis seperti yang ditunjukkan pada Gambar 8. Mungkin gambarannya
adalah seperti buah semangka dengan biji yang tersebar di permukaannya
atau dapat juga seperti kue onde-onde, dimana biji wijen bertindak sebagai
elektronnya.

63
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

elektron
atom

Gambar 8 Model atom roti kismis (sumber: dokumen pribadi)

Kelebihan dari teori atom Thomson adalah dapat membuktikan adanya


partikel lain dalam atom yang bermuatan negatif, hal ini dapat menjelaskan
sifat kelistrikan dari suatu materi. Teori atom Thomson juga memiliki
kelemahan. Kelemahan teori ini adalah tidak dapat menjelaskan susunan
muatan positif dan negatif dalam bola atom.

c. Teori Atom Rutherford

Ernest Rutherford beserta tim penelitinya, melakukan serangkaian


percobaan untuk memperbaiki teori atom Thomson. Percobaan yang
dilakukan adalah dengan cara menembakkan sinar alfa pada lempeng emas
yang sangat tipis. Dari percobaannya diperoleh fakta sebagian besar sinar
alfa yang ditembakkan langsung diteruskan oleh lempeng emas, namun ada
beberapa berkas sinar alfa yang dibelokkan, bahkan ada yang dipantulkan.
Percobaan yang dilakukan oleh Rutherford dan timnya menghasilkan fakta
baru tentang atom, yaitu penemuan inti atom.

Berdasarkan fakta tersebut Rutherford membuat kesimpulan yang


menyatakan:

1) Atom terdiri atas inti atom yang bermuatan positif dan elektron-elektron
bermuatan negatif beredar mengelilingi inti
2) Volume inti atom sangat kecil dibandingkan dengan volume atom
3) Hampir semua massa atom terpusat pada inti atom
4) Sebagian besar dari atom merupakan ruang kosong

64
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

Atas dasar kesimpulan yang telah dibuat, maka Rutherford mengemukakan


pendapatnya tentang atom, yaitu: “Atom terdiri dari inti atom yang berukuran
sangat kecil dan bermuatan positif, dengan elektron yang bermuatan negatif
mengelilingi inti atom pada jarak tertentu”.

Rutherford mengibaratkan inti atom dan elektron yang mengitarinya sebagai


matahari yang dikelilingi oleh planet-planet dalam sistem tata surya, seperti
ditampilkan oleh Gambar 9. Analogi tersebut menjadi titik lemah dari teori
atom Rutherford. Kelemahan dari teori atom ini adalah tidak dapat
menjelaskan kestabilan dari suatu atom. Sebab jika atom digambarkan
seperti tata surya maka terjadi pelanggaran terhadap salah satu prinsip dasar
fisika klasik. Fisika klasik menyatakan bahwa apabila suatu partikel yang
bermuatan, seperti elektron, bergerak mengelilingi inti atom, elektron
tersebut secara terus-menerus akan memancarkan energi yang
menyebabkan orbitnya berbentuk spiral bukan berbentuk elips, dan pada
akhirnya elektron akan jatuh ke inti atom. Hal tersebut menyebabkan atom
bersifat tidak stabil, tapi kenyataannya berbeda, atom bersifat stabil.

Gambar 9 Model Atom Rutherford (sumber: sciencephoto library)

d. Teori Atom Bohr

Niels Bohr adalah mahasiswa dari Rutherford. Bohr memperbaiki teori atom
dari Rutherford yang tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh
ke inti saat berputar mengelilingi inti. Teori atom Bohr didasarkan pada hasil
spektrum atom hidrogen. Berdasarkan hasil pengamatannya terhadap

65
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

spektrum atom hidrogen, maka dikemukakan teori atom yang memperbaiki


teori atom sebelumnya.

Secara singkat, Bohr mengemukakan gagasannya tentang atom adalah


sebagai berikut:
 Elektron mengelilingi inti atom pada lintasannya tanpa adanya
penyerapan dan pelepasan energi
 Lintasan elektron disebut dengan kulit atom yang berbentuk lingkaran
 Elektron dapat berpindah dari lintasan satu ke lintasan lainnya dengan
cara menyerap atau melepas energi.

Gambar 10 menunjukkan model atom hidrogen berdasarkan gagasan yang


disampaikan oleh Bohr.

Gambar 10 Model Atom Hidrogen Menurut Bohr (sumber:dokumen pribadi)

Kelemahan teori atom Bohr adalah hanya mampu diterapkan pada atom-
atom bermassa kecil atau atom-atom dengan jumlah elektron sedikit, dan
tidak dapat menjelaskan pada atom dengan jumlah elektron yang banyak.

e. Teori Atom Mekanika Gelombang (Teori Atom Modern)

Teori atom mekanika kuantum/gelombang didasarkan pada hipotesis yang


disampaikan oleh tiga orang fisikawan, yaitu Louis de Broglie, Werner
Heisenberg, dan Erwin Schrodinger (Gambar 11). Louis de Broglie
menyatakan hipotesisnya tentang dualisme elektron, yaitu elektron dapat
berperilaku sebagai materi dan sebagai gelombang. Werner Heisenberg
menyatakan bahwa kedudukan elektron dalam suatu atom tidak dapat
ditentukan secara pasti, yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian

66
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

ditemukannya elektron pada jarak tertentu dari inti. Pernyataan dari


Heisenberg ini dikenal dengan azas ketidakpastian Heisenberg. Sedang
Erwin Schrodinger menerapkan persamaan matematis untuk menentukan
daerah yang memiliki kebolehjadian ditemukannya elektron. Persamaan
matematika yang berhasil dirumuskan oleh Schrodinger dikenal dengan
nama persamaan gelombang. Dari persamaan gelombang yang telah
dirumuskan diperolehlah suatu istilah yang disebut orbital. Orbital adalah
suatu daerah di sekitar inti atom yang memiliki kebolehjadian paling besar
menemukan elektron.

Gambar 11. Dari kiri ke kanan Louise de Broglie, Werner Heisenberg,


dan Erwin Schrodinger (sumber: sciencephoto library)

Berdasarkan hipotesis dari ketiga fisikawan tersebut, maka munculah teori


atom mekanika kuatum/gelombang. Pernyataan dari teori mekanika
kuantum meliputi:

 Atom tersusun atas proton dan neutron yang terdapat pada inti atom
 Elektron mengelilingi inti pada orbital-orbital tertentu
 Kedudukan elektron dalam suatu atom ditentukan menggunakan tiga
bilangan kuantum, yaitu bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum
azimut (l), dan bilangan kuantum magnetik (m)

Pernyataan dari teori mekanika kuantum tentang kedudukan elektron pada


suatu atom dapat dicontohkan oleh sebaran elektron pada atom hidrogen.
Gambar 12 berikut menunjukkan distribusi elektron di sekitar inti atom dari
unsur hidrogen.

67
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 12. Distribusi elektron di sekitar inti atom hidrogen


(sumber: Chang, 2011)

2. Partikel-partikel Subatom

Berbagai pendapat tentang atom mulai jaman filsafat Yunani hingga abad 20,
membuka fakta bahwa perubahan tidak dapat dihindari. Pada awalnya atom
dianggap sebagai bagian yang tak terbagi. Namun dengan berkembangnya
teknologi ternyata ditemukan partikel-partikel subatom.

Partikel subatom yang pertama kali ditemukan adalah elektron. Elektron


ditemukan oleh J.J thomson beserta timnya. Penemuan elektron didasarkan
pada hasil percobaan sinar katoda. Dari hasil percobaan sinar katoda
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat partikel yang berada di
dalam atom. Karena pertikel tersebut selalu menuju kutub positif pada
tabung sinar katoda, maka partikel yang akhirnya diberi nama elektron
merupakan partikel penyusun atom yang bersifat negatif.

Beberapa tahun setelah penemuan elektron oleh J.J Thomson, salah satu
mahasiswanya yang bernama Ernest Rutherford melakukan eksperimen
terhadap lempeng emas. Lempeng emas yang sangat tipis ditembak
menggunakan partikel alfa. Penelitan dari Rutherford ini menghasilkan
penemuan baru yaitu inti atom.

Penelitian tentang atom terus berlangsung, hingga ditemukan subatom


lainnya, yaitu proton dan neutron. Proton ditemukan oleh Goldstein. Proton
merupakan partikel penyusun inti atom yang bermuatan positif. Partikel

68
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

penyusun inti atom yang lain, yaitu neutron ditemukan oleh James Chadwick.
Neutron merupakan partikel penyusun atom yang tidak bermuatan dan
memiliki massa hampir sama dengan proton.

Perlu diketahui proton, neutron, dan elektron bukanlah partikel terkecil dari
atom. Ketiga partikel subatom tersebut tersusun oleh partikel yang lebih
kecil lagi. Partikel penyusun subatom-subatom tersebut adalah quark. Boleh
jadi dalam quark masih ada lagi partikel yang lebih kecil lagi. Semua ini
menunjukkan betapa besarnya kuasa Tuhan Yang Maha Esa dalam
menciptakan segalanya. Maka tak perlulah seorang manusia itu sombong dan
berbesar diri, karena sesungguhnya masih banyak hal-hal di alam ini yang
belum diketahui oleh manusia.

3. Nomor Atom dan Nomor Massa


Penemuan partikel subatom yang berupa elektron, proton, dan neutron
menunjukkan bahwa tiap atom memiliki sifat khas. Jumlah proton dalam
suatu atom menunjukkan identitas dari suatu atom. Atom satu dengan
lainnya dibedakan dari jumlah protonnya. Dengan kata lain, atom yang
berbeda bisa jadi memiliki jumlah neutron sama, tetapi jumlah protonnya
pasti berbeda.

Jumlah proton dalam suatu atom dinyatakan dalam suatu besaran yang
disebut dengan nomor atom (Z). Lalu bagaimana cara untuk mengetahui
jumlah neutron dalam atom. Perlu diingat bahwa inti atom tersusun oleh
proton dan neutron. Jumlah proton dan neutron dalam inti disebut dengan
nomor massa (A). Dari besarnya nomor massa maka dapat ditentukan jumlah
neutron, yaitu dengan cara mencari selisih antara nomor massa dan nomor
atom.

69
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Partikel subatom selain proton dan neutron, yaitu elektron dapat ditentukan
dengan cara sebagai berikut:

 Jika berupa atom netral maka jumlah elektron = jumlah proton


 Jika berupa ion, maka jumlah elektron = jumlah proton dikurangi dengan
muatan dari ion.
Nomor atom dan nomor massa dari suatu atom dituliskan dengan
menggunakan simbol atom. Secara umum simbol atom dituliskan sebagai
berikut.

𝐀
𝐙𝐗

Keterangan:
A = nomor massa
Z = nomor atom
X = lambang unsur

4. Isotop, Isoton, dan Isobar


Di alam terdapat atom-atom yang memiliki jumlah neutron sama bahkan ada
yang memiliki nomor massa yang sama (perlu diingat: tidak ada atom yang
memiliki jumlah proton yang sama). Fakta di alam tersebut menghasilkan
suatu istilah-istilah yang menunjukkan variasi dari atom. Istilah-istilah
tersebut meliputi isotop, isoton, dan isobar.

Atom-atom yang memiliki nomor atom sama namun nomor massanya


berbeda disebut dengan isotop. Jadi isotop adalah atom-atom yang sama,
hanya jumlah neutronnya yang berbeda. Selain memiliki nomor massa yang
sama, terdapat juga atom-atom yang memiliki jumlah neutron yang sama.
Jika terdapat dua atau lebih atom yang memiliki jumlah neutron sama, maka
atom-atom tersebut dinamakan isoton satu sama lain. Fakta yang lain lagi
adalah adanya atom-atom yang memiliki kesamaan nomor massa, meskipun

70
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

jumlah protonnya berbeda. Atom-atom yang memiliki nomor massa sama,


tetapi jumlah protonnya berbeda disebut dengan isobar.

Bilangan Kuantum dan Konfigurasi Elektron

1. Bilangan Kuantum
Pernahkah Anda mencermati kode pos tempat tinggal Anda? Kode pos
tempat kita tinggal merupakan serangkaian angka yang menunjukkan
kedudukan tempat yang ada di Indonesia. Sebagai contoh adalah kode pos
salah satu sekolah kejuruan yaitu 65138. Angka yang menunjukkan kode pos
dapat dirinci sebagai berikut:
65 = Provinsi Jawa Timur
1 = Malang Raya (Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu)
38 = Kecamatan Kedung kandang
Berdasarkan hasil rincian tersebut maka kedudukan sekolah kejuruan
tersebut adalah berada di kecamatan kedung kandang, wilayah malang raya,
propinsi jawa timur, tetapi tidak merinci nama desa/kelurahan, RT/RW
tempat kedudukan sekolah tersebut. Artinya kode pos menunjukkan
kebolehjadian suatu lokasi, tapi tidak secara tepat menentukan
kedudukannya.

Menurut teori mekanika kuantum, kedudukan elektron dalam suatu atom


tidak dapat ditentukan secara pasti, yang dapat ditentukan adalah
kebolehjadian ditemukannya elektron. Sama halnya dengan kode pos,
kedudukan elektron dalam atom dapat dinyatakan dengan kode-kode yang
disebut bilangan kuantum.

Bilangan kuantum yang dimiliki oleh elektron merupakan identitas khas dari
tiap elektron. Jadi tidak mungkin terdapat dua elektron dalam suatu atom
yang memiliki bilangan kuantum yang sama. Hal tersebut menunjukkan

71
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

betapa Maha Besarnya Kuasa Tuhan Yang Maha Esa, yang menciptakan
segala sesuatu dengan ciri masing-masing.

Bilangan kuantum yang dimiliki oleh suatu elektron terdiri dari empat jenis.
Keempat bilangan kuantum tersebut meliputi: bilangan kuantum utama (n),
bilangan kuantum azimuth (l), bilangan kuantum magnetik (m), dan bilangan
kuantum spin (s).

a. Bilangan Kuantum Utama (n)


Bilangan kuantum utama menyatakan nomor kulit tempat elektron berada.
Atom tersusun oleh kulit-kulit atom. Penomoran kulit pada atom dimulai dari
kulit terdalam (kulit yang terletak paling dekat dengan inti) dilanjutkan
dengan lapisan kulit berikutnya. Ilustrasi dari penomoran kulit dapat dilihat
pada Gambar 13.

Gambar 13 Susunan Kulit Atom (sumber: dokumen pribadi)

Harga bilangan kuantum utama adalah 1,2,3,.... sesuai dengan nomor kulit
tempat elektron berada. Contohnya jika suatu atom terletak pada kulit ke-1,
maka bilangan kuantum utamanya (n) = 1.

b. Bilangan Kuantum Azimuth (l)


Atom tersusun oleh kulit-kulit atom. Dalam kulit atom terdapat lagi lapisan-
lapisan yang disebut dengan subkulit atom. Makin tinggi tingkatan kulit,
makin banyak jumlah subkulitnya. Hingga saat elektron “hanya” menempati

72
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

empat jenis subkulit. Keempat jenis subkulit tersebut adalah subkulit s, p, d,


dan f.

Bilangan kuantum azimuth menyatakan jenis subkulit tempat elektron


berada. Besarnya bilangan azimuth adalah n-1. Hubungan antara besarnya
bilangan azimuth dengan jenis subkulit dapat dilihat pada Tabel 5 berikut

Tabel 5. Hubungan antara jenis subkulit dan bilangan azimuth

Subkulit Bilangan azimut


s 0
p 1
d 2
f 3

c. Bilangan Kuantum Magnetik (𝒎𝒍 )


Orbital merupakan suatu daerah yang memiliki kebolehjadian paling besar
ditemukannya elektron. bentuk-bentuk orbital ditentukan dengan
menggunakan persamaan gelombang. Dengan menggunakan bantuan konsep
matematika maka dapat diprediksikan bentuk-bentuk dari orbital. Bentuk-
bentuk orbital dapat dilihat pada Gambar 14 berikut.

Gambar 14 Bentuk-bentuk orbital (sumber:Chang:2011, dan Zumdahl:2010)

73
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Posisi elektron dalam suatu orbital dapat diketahui dari bilangan kuantum
magnetik. Bilangan kuantum magnetik (𝑚𝑙 ) meyatakan jenis orbital tempat
elektron berada. Besarnya bilangan kuantum magnetik bergantung pada
jenis subkulit. Tabel 6 berikut menggambarkan hubungan antara jenis
subkulit, jumlah orbital, dan bilangan kuantum magnetiknya.

Tabel 6. Hubungan antara jenis subkulit, jenis orbital, dan bilangan kuantum magnetik
Jenis Bilangan kuantum
Jumlah orbital
subkulit magnetik
s 1 0
p 3 -1, 0, +1
d 5 -2, -1, 0, +1, +2
f 7 -3, -2, -1, 0, +1, +2, +3

d. Bilangan Kuantum Spin (ms)


Dalam satu orbital maksimal berisi dua buah elektron. Pengisisan elektron
pada suatu orbital harus mengikuti suatu kaidah yang disebut dengan kaidah
Hund. Kaidah ini menyatakan bahwa elektron mengisi orbital dengan arah
perputaran yang sama terlebih dahulu (posisi stasioner), setelah orbital
setengah penuh, maka elektron selanjutnya akan mengisi dengan arah
perputaran yang berbeda.

Posisi elektron dalam orbital ditunjukkan oleh arah perputarannya. Bilangan


kuantum spin (ms) menunjukkan arah perputaran elektron dalam orbital.
Jika arah perputaran elektron berlawanan dengan jarum jam, maka harga
bilangan kuantum spin dari elektron adalah +½, dan jika berputar searah
jarum jam harga bilangan kuantum spin elektron adalah -½. Sesuai
perjanjian, untuk menggambarkan kedudukan elektron dalam orbital,
elektron disimbolkan dengan tanda panah tegak. Jika arah panah ke atas ()
maka elektron memiliki spin positif, dan jika arah panah ke bawah (↓) spin
elektron bernilai negatif.

74
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

2. Konfigurasi Elektron
Elektron yang tersebar dalam kulit-kulit atom, membentuk suatu susunan.
Susunan elektron dalam suatu atom disebut dengan konfigurasi elektron.
Terdapat dua cara penulisan konfigurasi elektron, yaitu konfigurasi elektron
per kulit atom dan konfigurasi per subkulit atom

a. Konfigurasi Elektron Per Kulit

Teori atom Bohr memperkenalkan istilah kulit atom. Kulit atom adalah
tempat elektron beredar. Kulit yang paling dekat dengan inti atom diberi
nomor terendah. Kulit-kulit atom tersebut selain diberi nomor juga diberi
nama. Kulit pertama disebut kulit K, kulit kedua disebut kulit L, dan
seterusnnya.

Penulisan konfigurasi elektron per kulit atom didasarkan pada jumlah


maksimum elektron yang dapat ditampung oleh tiap kulit. Jumlah elektron
maksimum yang dapat ditampung oleh tiap kulit atom memenuhi persamaan
2n2, dengan n adalah nomor kulit. Untuk memperjelas berapa jumlah
elektron maksimum yang dapat ditampung pada tiap kulit atom, dapat dilihat
pada Tabel 7.

Tabel 7. Daya Tampung Elektron Per Kulit


Nomor Nama Jumlah elektron
kulit (n) kulit maksimum(2n2)
1 K 2
2 L 8
3 M 18
4 N 32
5 O 50
6 P 72
7 Q 98

75
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Langkah-langkah penulisan konfigurasi elektron per kulit atom:


 Pengisian elektron dimulai dari kulit pertama hingga mencapai
maksimum, jika terdapat sisa elektron, maka elektron sisa masuk ke kulit
berikutnya.
 Kulit yang diisi oleh elektron harus sesuai dengan kapasitas maksimalnya,
boleh diisi kurang dari kapasitas, tetapi tidak boleh melebihinya.
 Sisa elektron paling akhir tidak boleh lebih dari 8. Jika sisa elektron lebih
dari 8, kulit yang bersangkutan diisi dengan elektron yang jumlahnya
sama dengan elektron pada kulit sebelumnya.

Penulisan konfigurasi elektron per kulit dilakukan untuk unsur-unsur


golongan utama (golongan A). Sebagai contoh adalah konfigurasi elektron
dari logam-logam alkali pada keadaan dasar, seperti yang tertera pada tabel
8.

Tabel 8. Konfigurasi elektron unsur logam alkali pada keadaan dasar


Jumlah elektron yang
Atom Nomor menempati kulit Konfigurasi
atom K L M N O P Q elektron

Li 3 2 1 2, 1
Na 11 2 8 1 2, 8, 1
K 19 2 8 8 1 2, 8, 8, 1
Rb 37 2 8 18 8 1 2, 8, 18, 8, 1
Cs 55 2 8 18 18 8 1 2, 8, 18, 18, 8, 1
Fr 87 2 8 18 32 18 8 1 2, 8, 18, 32, 18, 8, 1

b. Konfigurasi Elektron per Subkulit


Teori atom mekanika kuantum menyebutkan bahwa elektron berada dalam
suatu daerah di sekitar inti atom yang disebut dengan orbital. Orbital dapat
disebut juga dengan kamar-kamar elekton. Orbital berada dalam sub-sub

76
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

kulit atom. Sebagai gambaran hubungan antara kulit, subkulit,dan orbital


adalah
Kulit atom terdiri dari subkulit atom
Subkulit atom terdiri dari orbital-orbital
Dalam satu orbital maksimum memuat dua elektron
Jika kulit dianalogikan sebagai kompleks perumahan elektron, maka subkulit
adalah rumah elektron, orbital adalah kamar. Sehingga hubungan antara
kulit, subkulit, orbital, dan jumlah elektron dapat dianalogikan
Dalam suatu kompleks perumahan terdiri dari rumah-rumah
Rumah terdiri dari kamar-kamar
Satu kamar maksimal menampung dua orang.
Hingga saat ini subkulit yang telah ditempati oleh elektron sebanyak empat
jenis subkulit. Subkulit tersebut adalah subkulit s, subkulit p, subkulit d, dan
subkulit f. Tabel 9 menunjukkan jumlah elektron yang dapat ditampung oleh
tiap subkulit
Tabel 9. Daya tampung elektron pada subkulit

Subkulit Elektron
maksimum
s 2
p 6
d 10
f 14

Hubungan antara kulit, subkulit, dan jumlah elektron tiap sub kulit dapat
dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Hubungan antara kulit, subkulit, dan jumlah elektron maksimum

Elektron Jumlah elektron


Jumlah
Kulit Subkulit maksimum per maksimum per
orbital
subkulit kulit
K (1) s 1 2 2
s 1 2 8
L (2)
p 3 6
M (3) s 1 2 18

77
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

p 3 6
d 5 10
s 1 2
p 3 6 36
N (4)
d 5 10
f 7 14

Dalam menentukan konfigurasi elektron dengan cara per subkulit digunakan


prinsip aufbau (prinsip membangun). Menurut prinsip aufbau elektron-
elektron yang mengitari inti atom mengisi orbital yang memiliki energi
terendah yang tersedia sebelum mengisi orbital dengan tingkat energi lebih
tinggi. Diagram pengisian elektron dari orbital energi terendah ke orbital
energi tertinggi dapat dilihat pada Gambar 15.

Gambar 15 Prinsip Aufbau pada pengisian elektron per subkulit (sumber: dokumen pribadi)

Berdasarkan prinsip aufbau yang ditampilkan pada Gambar 15, maka urutan
pengisian elektron adalah:
1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s 4d 5p 6s 4f 5d 6p 7s 5f 6d 7p.

Angka di depan huruf menunjukkan nomor kulit. Huruf s, p, d, dan f


menunjukkan nama subkulit. Elektron diisikan pada subkulit sesuai dengan
kapasitas maksimalnya. Konfigurasi elektron per subkulit dapat digunakan
oleh semua unsur baik unsur golongan utama maupun golongan transisi.
Penulisan konfigurasi elektron juga dapat disingkat dengan menuliskan

78
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

lambang unsur gas mulia yang meliputi He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn. Contoh dari
konfigurasi elektron per subkulit ditampilkan pada Tabel 11.

79
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Tabel 11. Konfigurasi elektron per subkulit


Nomor Konfigurasi elektron Konfigurasi elektron
Atom
atom yang disingkat
O 8 1s2 2s2 2p4 [He] 2s2 2p4
Si 14 1s2 2s2 2p6 3s2 3p2 [Ne] 3s2 3p2
Ca 20 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 [Ar] 4s2
Fe 26 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d6 4s2 [Ar] 3d6 4s2
Kr 36 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p6 [Kr]
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6
La 57 [Xe] 6s2 4f1
5s2 4d10 5p6 6s2 4f1

Pengisian elektron pada orbital atom dimulai dari energi terendah sesuai
dengan prinsip aufbau didasarkan pada asas larangan Pauli. Asas larangan
Pauli menyatakan bahwa tidak diperkenankan dua elektron dalam satu
orbital memiliki empat bilangan kuantum yang sama. Artinya jika karena
dalam proses distribusi dalam orbital, elektron memiliki kesamaan harga
bilangan kuantum misalnya besarnya bilangan kuantum azimut sama dengan
besarnya bilangan kuantum magnetik, bilangan kuantum spinnya pasti
berbeda. Apabila terdapat dua elektron dalam satu orbital memiliki harga
bilangan kuantum spin yang sama, artinya melanggar larangan Pauli, maka
akan diperoleh konfigurasi elektron terlarang.

Konfigurasi elektron dalam keadaan dasar selain harus memenuhi asas


larangan Pauli, juga harus memenuhi aturan Hund. Menurut Hund pada
pengisian elektron dalam orbital yang memiliki tingkat energi sama, setiap
orbital diisi dengan elektron tunggal dengan spin yang sama. Apabila
terdapat elektron sisa maka elektron tersebut dipasangkan dengan spin yang
berlawanan.

Berdasarkan uraian yang telah dibahas, maka konfigurasi elektron dapat


digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu: konfigurasi elektron keadaan dasar,

80
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

konfigurasi elektron keadaan terlarang, dan konfigurasi elektron keadaan


tereksitasi. Tabel 12 memberikan gambaran ketiga jenis konfigurasi elektron
tersebut, yang diwakili oleh atom C dan O.

Tabel 12. Jenis-jenis konfigurasi elektron dari atom C dan O

Konfigurasi
Atom C
elektron

Keadaan
dasar

Keadaan
terlarang

Keadaan
tereksitasi
Atom O

Keadaan
dasar

Keadaan
terlarang

Keadaan
tereksitasi

3. Elektron Valensi dan Jumlah Kulit Atom


Elektron valensi adalah elektron yang berada pada kulit paling luar dari
suatu atom. Besarnya elektron valensi diperoleh dari konfigurasi elektron.
Pada konfigurasi elektron per kulit, besarnya elektron valensi adalah
besarnya elektron sisa, sedang pada konfigurasi elektron per subkulit,
elektron valensi suatu atom ditentukan dengan kriteria berikut:
 Jika elektron terakhir berada pada subkulit s, maka elektron valensinya
adalah elektron pada subkulit s tersebut.

81
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

 Jika elektron terakhir pada subkulit p, maka elektron valensinya adalah


elektron pada subkulit s dan p
 Jika elektron terakhir pada subkulit d, maka elektron valensinya adalah
jumlah elektron di subkulit s dan subkulit d

Konfigurasi elektron juga memberi informasi tentang banyaknya kulit dari


suatu atom. Jumlah kulit atom ditentukan dari banyaknya kulit atom yang
telah terisi. Kulit atom juga dapat ditentukan dari besarnya bilangan
kuantum utama yang terbesar. Sebagai contoh dapat dilihat pada Tabel 13
dan 14 berikut.
Tabel 13. Hubungan konfigurasi elektron dengan elektron valensi dan jumlah kulit (a)
Konfigurasi elektron
Atom Nomor Elektron Jumlah
atom K L M N O P Q valensi kulit
Na 11 2 8 1 1 3
As 33 2 8 18 5 5 4
Xe 54 2 8 18 18 8 8 5
Pb 82 2 8 18 32 18 4 4 6

Tabel 14. Hubungan konfigurasi elektron dengan elektron valensi dan jumlah kulit (b)
Nomor Konfigurasi elektron Elektron Jumlah
Atom
atom valensi kulit
O 8 1s2 2s2 2p4 6 2
Si 14 1s2 2s2 2p6 3s2 3p2 4 3
Ca 20 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 2 4
Fe 26 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d6 4s2 8 4

82
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

Sistem Periodik Unsur

A. Perkembangan Pengelompokan Unsur

Saat kita mengamati lapak penjual buah seperti yang ditampilkan oleh
Gambar 16, kita akan melihat penataan buah dikelompokkan berdasarkan
jenisnya. Proses penataan ini selain bertujuan untuk memudahkan
melakukan pemilihan juga sebagai nilai estetika, yang memungkinkan
konsumen tertarik untuk membeli. Sama halnya dengan penatan buah di
pedagang buah, unsur-unsur yang telah ada perlu dilakukan
pengelompokkan atau klasifikasi. Jika di ilmu biologi dilakukan
pengelompokkan makhluk hidup dengan metode yang dikembangkan oleh
satu orang yaitu Carolus Linnaeus, maka lainnya halnya di ilmu kimia, perlu
waktu yang lama, sejarah yang panjang, serta keterlibatan banyak ilmuwan
dalam melakukan klasifikasi unsur-unsur tersebut.

Gambar 16 Lapak penjual buah (sumber: merdeka.com)

Keberadaan unsur terutama unsur logam telah lama teridentifikasi. Hal


tersebut dibuktikan dengan adanya peradaban besi dan peradaban perunggu.
Pada tahun 300 SM unsur logam yang digunakan secara luas oleh manusia
adalah besi, emas, perak, tembaga, timah, dan timbel. Di abad ke-13 lebih
banyak lagi unsur yang ditemukan diantaranya antimon, arsenik, bismuth,
dan platina. Pada pertengahan abad 19 yaitu di tahun 1865 total unsur yang
telah berhasil diidentifikasi sebanyak 62 jenis unsur. Dengan semakin
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama pelibatan reaksi-
reaksi inti, menjadikan jumlah unsur semakin bertambah. Pada periode

83
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

antara tahun 1860 hingga 1950 rata-rata ditemukan satu buah unsur tiap
dua setengah tahun oleh ilmuwan di seluruh dunia. Hingga saat ini telah
ditemukan 115 jenis unsur, dari 115 unsur 90 unsur diantaranya merupakan
unsur alam, sisanya adalah unsur-unsur buatan.

Perkembangan ilmu kimia yang sangat pesat terutama yang mengkaji sifat-
sifat unsur menjadikan motivasi bagi para ilmuwan untuk menemukan cara
mengklasifikasi unsur-unsur. Klasifikasi unsur ini bertujuan unruk
memperoleh suatu pola yang dapat menjelaskan sifat-sifat fisika dan sifat-
sifat kimia unsur. Dengan semakin banyaknya unsur yang ditemukan
semakin kuat pula dorongan untuk melakukan klasifikasi terhadap unsur-
unsur yang ditemukan.

1. Triad Döbereiner
Ilmuwan pertama yang berhasil mengenali adanya pola-pola tertentu antara
unsur-unsur kimia adalah Johann Wolfgang Döbereiner, seorang kimiawan
berkebangsaan Jerman. Dia menemukan unsur-unsur yang memiliki
kemiripan dalam sifat kimianya. Sifat kimia yang mirip tersebut selalu
dimiliki oleh tiga jenis unsur. Oleh sebab itu Döbereiner menyebutnya triad.

Litium, natrium, dan kalium adalah salah satu contoh dari triad. Ketiga unsur
tersebut memiliki sifat kimia yang sama. Sifat tersebut meliputi:
 Bereaksi dengan air pada suhu ruang
 Bereaksi dengan gas klorin menghasilkan senyawa dengan rumus yang
mirip: LiCl, NaCl, dan KCl
 Bereaksi dengan gas hidrogen menghasilkan senyawa dengan rumus
kimia yang mirip: LiH, NaH, KH
 Membentuk hidroksida dengan rumus yang mirip, yaitu: LiOH, NaOH, dan
KOH

Selain pola-pola yang menunjukkan kemiripan dalam sifat kimia, Döbereiner


juga menemukan pola yang menunjukkan kemiripan sifat fisika. Dia

84
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

menemukan fakta bahwa berat atom unsur yang terletak di tengah pada
suatu triad merupakan rata-rata berat molekul dari unsur pertama dan unsur
ketiga. Natrium sebagai unsur yang terletak di antara litium dan kalium
memiliki berat atom 22, 99 mendekati rata-rata berat atom dari litium (6, 94)
dan kalium (39, 09). Penjabarannya adalah sebagai berikut:
Berat atom Na = ½ (berat atom litium + berat atom kalium)
= ½ (6, 94 + 39, 09)
= 23, 015
Beberapa triad dari Döbereiner dapat dilihat pada tabel 15. Tiga unsur yang
berada dalam satu kolom merupakan satu triad.

Tabel 15. Contoh Triad dari Döbereiner


Berat Berat Berat Berat
Unsur Unsur Unsur Unsur
atom atom atom atom
Li 6, 941 Ca 40, 08 S 32, 07 Cl 35, 45
Na 22, 99 Sr 87, 62 Se 78, 96 Br 79, 90
K 39, 09 Ba 137, 72 Te 127, 60 I 126, 90

Pengelompokkan unsur triad dari Döbereiner bukanlah tanpa kelemahan.


Kelemahan dari cara ini adalah hanya memfokuskan pada hubungan antar
unsur dalam satu triad dan tidak memberikan petunjuk tentang hubungan
antara satu triad dengan triad lainnya.

2. Hukum Oktaf Newlands

Penggunaan metode yang lebih canggih dalam menentukan berat atom,


menjadikan data hasil pengukuran berat atom semakin akurat. Hal tersebut
menjadikan cara pengklasifikasian unsur berdasarkan berat atom semakin
populer dilakukan oleh para ahli kimia. Pada tahun 1865, seorang kimiawan
berkebangsaan Inggris bernama John Newlands berhasil menemukan
fenomena sifat berulang yang terjadi pada 62 unsur yang telah ditemukan.

Newlands menyusun 62 unsur tersebut berdasarkan berat atomnya. Saat


proses penyusunan ia menemukan bahwa 62 unsur tersebut dapat

85
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

dikelompokkan dalam 7 kelompok, dimana unsur-unsur yang berada dalam


satu kelompok memiliki kemiripan sifat kimia. Tujuh kelompok tersebut
dapat dilihat pada tabel 16.

Saat unsur-unsur disusun menjadi tujuh kelompok, ditemukan suatu


kecenderungan, bahwa sifat-sifat kimia tertentu dari 62 unsur tersebut
mengalami perulangan pada unsur ke delapan. Contohnya, unsur Cl memiliki
kemiripan sifat kimia dengan unsur F, unsur Na beberapa sifat kimianya
sama dengan sifat kimia unsur Li, dan beberapa sifat kimia unsur S sama
dengan sifat kimia unsur O. Karena perulangan sifat-sifat kimia terjadi pada
unsur ke delapan, maka metode klasifikasi unsur ini disebut dengan Hukum
Oktaf Newlands, merujuk pada perulangan tangga nada dalam musik.

Tabel 16. Penggolongan unsur menurut hukum oktaf Newlands

H Li Be B C N O
1 2 3 4 5 6 7

F Na Mg Al Si P S
8 9 10 11 12 13 14

Cl K Ca Cr Ti Mn Fe
15 16 17 18 19 20 21

Co, Ni Cu Zn Y In As Sc
22 23 24 25 26 27 28

Br Rb Sr Ce, La Zr Di,Mo Ro,Ru


29 30 31 32 33 34 35

Pd Ag Cd U Sn Sb Te
36 37 38 39 40 41 42

I Cs Ba, V Ta W Nb Au
43 44 45 46 47 48 49

Pt, Ir Os Hg Tl Pb Bi Th
50 51 52 53 54 55 56

86
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

Pengelompokkan unsur berdasarkan hukum oktaf Newlands merupakan


langkah maju sekaligus berada pada jalur yang benar, namun klasifikasi cara
ini memiliki kelemahan. Kelemahan dari hukum oktaf Newlands adalah:

 Unsur-unsur tertentu ditempatkan pada kolom yang salah, contohnya


unsur F, Cl, Br, dan I merupakan unsur nonlagam yang memiliki
kemiripan sifat kimia, sedang unsur Co, Ni, Pd, Pt, dan Ir merupakan
unsur logam yang sifat kimianya jauh berbeda dengan sifat kimia unsur F,
Cl, Br, dan I. Jadi penempatan unsur Co, Ni, Pd, Pt, dan Ir dalam satu
kelompok dengan unsur F, Cl, Br, dan I adalah tidak tepat.
 Newlands tidak menyediakan tempat untuk unsur-unsur yang belum
ditemukan
 Terdapat dua unsur yang dipaksa menempati posisi yang sama,
contohnya Co dan Ni ditempatkan pada posisi nomor 22.

3. Tabel Periodik Mendeleev

Sistem pengelompokkan unsur yang digunakan saat ini merupakan


pengembangan dari sistem periodik yang disusun oleh Mendeleev, seorang
kimiawan berkebangsaan Rusia. Sama seperti halnya Döbereiner dan
Newlands, Mendeleev juga menyusun unsur-unsur berdasarkan kenaikan
berat atomnya.

Saat Mendeleev menyusun unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa


atomnya dia menemukan fakta sifat-sifat kimia yang sama akan muncul
dengan interval yang teratur. Sebagai contoh, litium, natrium, kalium,
rubidium, dan sesium memiliki sifat-sifat yang sama. Unsur-unsur tersebut
membentuk garam klorida dengan rumus kimia LiCl, NaCl, KCl, RbCl, dan CsCl
yang semuanya mudah larut dalam air. Selanjutnya, unsur-unsur berikutnya
adalah berilium, magnesium, kalsium, stronsium, dan barium yang
membentuk senyawa klorida dengan rumus kimia BeCl2, MgCl2, CaCl2, SrCl2,
dan BaCl2 yang juga mudah larut dalam air. Berdasarkan fakta tersebut,

87
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Mendeleev mengemukakan gagasannya yaitu: “ sifat-sifat kimia dan sifat-sifat


fisika unsur-unsur berubah secara periodik atau berulang berdasarkan
kenaikan berat atomnya”. Pernyataan tersebut dikenal dengan sebutan
hukum periodik.

Mendeleev selanjutnya menyusun unsur-unsur dalam bentuk tabel. Dalam


tabel Mendeleev unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan berat atomnya
dari kiri ke kanan dalam satu baris, dan dari atas ke bawah dalam satu kolom.
Unsur-unsur yang berada dalam satu baris disebut memiliki periode yang
sama. Sedangkan unsur-unsur yang berada dalam satu kolom disebut berada
dalam satu golongan. Tabel Mendeleev terdiri dari 12 periode dan 8
golongan. Gambar 17 menunjukkan tabel periodik Mendeleev versi asli.

Gambar 17 Tabel periodik Mendeleev (sumber: sciencephoto library)

Pada tabel periodik Mendeleev terdapat tempat-tempat kosong yang sengaja


dibuat. Tujuannya adalah untuk penempatan dari unsur-unsur yang kelak
ditemukan. Berdasarkan ruang-ruang kosong yang terdapat dalam tabel
periodik yang disusunnya, Mendeleev meramalkan penemuan 10 unsur baru,

88
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

beserta sifat kimia yang dimiliki oleh tiap unsur. Ramalannya terbukti benar,
dengan ditemukannya galium yang awalnya diberi nama eka-aluminium.
Tabel 17 menampilkan perbandingan sifat dari eka-aluminium hasil ramalan
Mendeleev dengan sifat galium yang ditemukan kemudian.

Tabel 17. Perbandingan sifat unsur eka-aluminium dengan galium


Sifat Eka-aluminium Galium
Berat atom Sekitar 68 69, 72
Massa jenis 5, 9 5, 94
Titik lebur Rendah 30, 15oC
Rumus oksida Ea2O3 Ga2O3
Rumus klorida EaCl3 GaCl3
Sifat kimia  Senyawa  Senyawa
hidroksidanya larut hidroksidanya larut
dalam asam dan dalam asam dan
basa basa
 Logam membentuk  Logam membentuk
garam basa garam basa
 Senyawa sulfidanya  Ga2S dapat
dapat diendapkan diendapkan dengan
dengan H2S atau H2S atau (NH4)2S
(NH4)2S  Senyawa
 Senyawa kloridanya lebih
kloridanya lebih volatil
volatil dibandingkan ZnCl2
dibandingkan ZnCl2

4. Tabel Periodik Modern

Tabel periodik yang disusun oleh Mendeleev diterima secara luas oleh
masyarakat ilmiah, namun dalam tabel tersebut terdapat inkonsistensi dalam
menempatkan unsur-unsur. Contohnya unsur argon yang memiliki berat
atom lebih besar dari berat atom kalium. Jika unsur-unsur tersebut disusun
berdasarkan kenaikan berat atomnya maka posisi kalium akan ditempati
oleh argon. Namun argon jelas memiliki sifat yang sangat jauh berbeda

89
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

dengan unsur kalium. Jadi tidak mungkin mengelompokkan argon yang


bersifat lembam (inert) dengan litium dan natrium yang sangat reaktif.

Penemuan unsur-unsur helium, neon, kripton, dan xenon yang memiliki sifat
yang mirip dengan argon membuat suatu pemikiran baru untuk menyususn
unsur-unsur dengan dasar penggolongan yang lebih tepat. Hingga seorang
ilmuwan berkebangsaan Inggris bernama Henry Mosley mampu
menyempurnakan tabel periodik yang disusun oleh Mendeleev. Jika
Mendeleev menyusun unsur-unsur berdasarkan kenaikan berat atom dan
kemiripan sifat, maka Mosley menyempurnakannya dengan menyusun unsur
berdasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat. Sehingga hukum
periodik yang dikemukakan oleh Mendeleev diubah menjadi “ sifat-sifat
kimia dan sifat-sifat fisika unsur-unsur berubah secara periodik atau berulang
berdasarkan nomor atomnya “. Tabel periodik unsur yang dikembangkan oleh
Mosley inilah yang digunakan hingga sekarang yang dikenal dengan tabel
periodik modern yang ditampilkan seperti Gambar 18.

Gambar 18 Tabel periodik modern (sumber: dokumen pribadi)

90
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

Komponen-komponen dalam Tabel Periodik Modern


Tabel periodik yang disusun oleh Henry Mosley yang dikembangkan
berdasarkan tabel periodik Mendeleev disusun berdasarkan kenaikan nomor
atom dan kemiripan sifat dikenal juga dengan tabel periodik bentuk panjang
atau tabel periodik modern. Tabel periodik modern tersusun oleh 18 kolom
(lajur vertikal) dan 7 baris (lajur horisontal). Unsur-unsur yang memiliki
kemiripan sifat kimia ditempatkan dalam satu kolom yang sama. Kolom-
kolom ini disebut dengan golongan. Unsur-unsur dalam satu golongan selain
memiliki kemiripan sifat juga memiliki jumlah elektron valensi yang sama.
Dengan kata lain, unsur-unsur yang memiliki elektron valensi yang sama
akan menempati golongan yang sama. Contohnya adalah unsur Na dan K
terletak pada golongan IA, sebab kedua unsur memiliki sifat kimia yang mirip
dan memiliki elektron valensi yang sama. Dalam tabel periodik modern,
golongan unsur dibagi menjadi dua golongan, yaitu golongan utama, dan
golongan transisi. Golongan utama disebut juga dengan golongan A sedang
golongan transisi disebut juga golongan B.

Lajur horisontal atau baris dalam tabel periodik ditempati oleh unsur-unsur
berdasarkan kenaikan nomor atomnya. Baris-baris pada tabel periodik
disebut dengan periode. Unsur-unsur yang memiliki jumlah kesamaan
jumlah kulit ditempatkan dalam satu periode. Sebagai contohnya adalah
unsur Mg dan Ar berada pada periode 3, sebab kedua unsur memiliki jumlah
kulit yang sama.

Pada tabel periodik, unsur-unsur juga dapat dibagi menjadi blok-blok.


Berdasarkan Gambar 19 kolom-kolom tertentu memiliki warna yang sama,
dan ada juga yang berbeda. Warna-warna yang ditampilkan digunakan untuk
menunjukkan pembagian blok dalam tabel periodik. Terdapat empat jenis
blok dalam tabel periodik, yaitu: blok s (warna merah jambu), blok p (warna
biru), blok d (warna merah), dan blok f (warna hijau).

91
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Blok s ditempati oleh unsur-unsur yang elektron valensinya berada di


subkulit s. Unsur-unsur pada blok s adalah unsur-unsur logam aktif (mudah
bereaksi dengan air dan udara). Unsur-unsur yang elektron valensinya
berada di subkulit p ditempatkan pada blok p. Unsur-unsur pada blok p
disebut unsur-unsur representatif, sebab di dalamnya memuat unsur logam,
unsur nonlogam, dan unsur semilogam (metaloid). Blok d diempati oleh
unsur-unsur yang elektron valensinya berada di subkulit d. Unsur-unsur di
blok d dinamai unsur-unsur logam transisi. Sedang unsur-unsur yang
memiliki elektron valensi di subkulit f ditempatakan pada blok f. Unsur-
unsur di blok f disebut unsur transisi dalam.

Gambar 19 Pembagian blok pada tabel periodik (sumber: dokumen pribadi)

B. Hubungan Tabel Periodik dengan Konfigurasi Elektron Atom Unsur

Letak unsur dalam tabel periodik dapat ditentukan berdasarkan konfigurasi


elektronnya. Konfigurasi elektron dari suatu atom unsur memberikan
informasi tentang dua hal yaitu banyaknya elektron valensi dan jumlah kulit
yang dimiliki oleh suatu atom unsur. Elektron valensi dan jumlah kulit dari
suatu atom akan menentukan golongan dan periode dari unsur tersebut.

92
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

Golongan ditentukan dari besarnya elektron valensi. Jumlah kulit digunakan


untuk menentukan periode unsur.

Sistem penomoron golongan dan periode pada tabel periodik unsur


mengalami banyak perubahan seiring dengan ditemukannya fakta-fakta baru
tentang sifat-sifat dari unsur. Perubahan terbaru dilakukan pada tahun 1983.
Sebelum tahun 1983, penomoran golongan dan periode menggunakan sistem
Amerika Utara, dalam hal ini Amerika Serikat, dan Rusia. Menurut sistem
Amerika dan Rusia, unsur-unsur golongan utama, kecuali gas mulia, diberi
simbol A, atau unsur-unsur golongan A, sedangkan unsur-unsur golongan
transisi diiberi label B, atau kelompok unsur golongan B. Pemberian A pada
golongan unsur golongan utama dan B untuk golongan transisi ini diterapkan
pada tabel periodik sistem US dan sistem IUPAC versi awal.

Pada sistem IUPAC versi awal, unsur-unsur yang berada pada 10 kolom
pertama diberi label A, sedang 8 kolom sisanya diberi label B. Tabel periodik
sistem IUPAC digunakan oleh negara-negara selain Amerika Serikat dan Uni
Soviet, mungkin disebabkan kedua negara tersebut merupakan negara
adidaya yang memiliki rivalitas tinggi dalam segala hal. Oleh karena ilmu
kimia bukan hanya milik satu atau dua negara saja, tapi berlaku secara
internasional, menyebabkan kebingungan siswa-siswa yang berasal dari luar
kedua negara tersebut, yang kebetulan melanjutkan pendidikan dalam
bidang kimia di kedua negara tersebut. Polemik ini menjadikan organisasi
internasioan yang mewadahi kimia murni dan kimia terapan (IUPAC)
membuat suatu sistem penomoran golongan dan periode yang dapat
digunakan secara internasional.

Tahun 1983 secara resmi IUPAC merekomendasikan penggunaan angka 1


hingga 18 dalam pemberian nomor pada golongan unsur-unsur dalam tabel
periodik unsur modern. Aturan baru yang digunakan oleh IUPAC juga
diadopsi oleh ACS, suatu kelompok masyarakat pemerhati ilmu kimia dan
segala aspeknya di Amerika. Penggunan angka 1 hingga 18 yang digunakan

93
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

untuk memberi nomor golongan dirasa lebih mudah untuk dipahami


dibandingkan dengan sistem awal. Sebab dengan menggunakan cara yang
baru, golongan tiap unsur pada tabel periodik memiliki nomor sendiri. Tidak
seperti sebelumnya, karena pada sistem lama terdapat tiga golongan unsur
yang memiliki nomor golongan yang sama. Dengan menggunakan sistem
penomoran menurut aturan IUPAC terbaru nomor periode dan nomor
golongan dapat ditentukan dengan tepat dan mudah. Namun di Indonesia
masih banyak buku teks maupun soal ujian masih menggunakan sistem
Amerika dalam memberikan nomor golongan. Gambar 20 menunjukkan tiga
sistem penomoran golongan dan periode dalam tabel periodik modern.

Gambar 20 Tiga sistem penggolongan unsur dalam tabel periodik (sumber:


dokumen pribadi)

Penulisan konfigurasi elektron yang meliputi cara per kulit dan per subkulit
memberikan informasi bagaimana penentuan golongan dan periode dari
suatu unsur dalam tabel periodik. Konfigurasi elektron per kulit hanya dapat
digunakan untuk golongan utama, sedang konfigurasi elektron per subkulit
dapat digunakan untuk penentuan semua golongan, baik golongan utama
maupun golongan transisi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 18.

94
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur
Tabel 18. Hubungan antara konfigurasi elektron dan letak unsur dalam tabel periodik
Konfigurasi elektron keadaan dasar Golongan
Nomor Elektron Jumlah
Unsur Versi Periode
atom Per kulit Per subkulit valensi kulit Versi
lama baru
Li 3 2, 1 [He] 2s1 1 2 IA 1 2
Cl 17 2, 8, 7 [Ne] 3s2 3p6 7 3 VIIA 17 3
Ca 20 2, 8, 8, 2 [Ar] 4s2 2 4 IIA 2 4
Fe 26 2, 8, 14, 2 [Ar] 3d6 4s2 7 4 VIIB 7 4
Cd 48 2, 8, 18, 18, 2 [Kr] 4d10 5s2 12 5 IIB 12 5
Au 79 2, 8, 18, 32, 18, 1 [Xe] 4f14 5d10 6s1 11 6 IB 11 6

95 95
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

C. Beberapa Sifat Periodik Unsur

Sifat-sifat unsur berkaitan dengan konfigurasi elektronnya. Dari konfigurasi


elektron akan diketahui jumlah elektron valensi suatu unsur. Salah satu sifat
periodik unsur yang paling umum adalah kemiripan sifat kimia dan fisikanya.
Kemiripan sifat ini ditentukan oleh elektron valensi. Jika unsur-unsur
memiliki jumlah elektron valensi sama, maka unsur-unsur tersebut memiliki
kemiripan sifat.

Tabel periodik unsur memberikan informasi tentang keteraturan sifat-sifat


yang dimiliki unsur. Untuk mempelajari keteraturan sifat-sifat unsur tersebut
hanya perlu melihat satu periode dan satu golongan saja. Dalam satu periode,
sifat-sifat atom unsur dipelajari dari kiri ke kanan, sedang dalam satu
golongan, dipelajari dari atas ke bawah. Beberapa sifat periodik unsur
adalah: jari-jari atom, afinitas elektron, energi ionisasi, dan
keelektronegatifan.

1. Jari-jari Atom

Ukuran suatu atom ditentukan oleh besarnya jari-jari atom. Jari-jari atom
merupakan jarak antara pusat inti atom dan orbital elektron terluar.
Besarnya jari-jari atom ditentukan oleh muatan inti atom dan jumlah kulit
atom. Inti atom mengandung proton dan neutron, semakin banyak jumlah
proton dalam inti, maka gaya tarik inti semakin kuat. Fakta ini digunakan
untuk menjelaskan besar jari-jari atom unsur yang berada dalam satu
periode. Seperti telah dibahas sebelumnya, unsur yang berada pada periode
yang sama memiliki jumlah kulit yang sama, tapi jumlah protonnya berbeda.
Dalam satu periode, semakin ke kanan jumlah protonnya semakin besar,
sedang jumlah kulitnya sama, sehingga makin ke kanan, gaya tarik inti makin
besar yang menyebabkan ukuran jari-jari atom makin kecil.

96
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

Sementara itu unsur-unsur yang berada dalam satu golongan, makin ke


bawah, jumlah kulit yang dimiliki oleh atom semakin banyak. Dengan
semakin banyaknya jumlah kulit yang dimiliki menjadikan ukuran atom
semakin besar.

2. Afinitas Elektron

Afinitas elektron mencerminkan kecenderungan suatu atom netral untuk


mengikat satu elektron pada kulit terluarnya. Besarnya afinitas elektron
dinyatakan dalam satuan kJ.mol-1, yang dapat bernilai negatif maupun positif.
Afinitas elektron bernilai negatif jika setelah mengikat elektron terjadi
pembebasan energi, sebaliknya bernilai positif jika saat mengikat elektron
terjadi penyerapan energi. Dengan kata lain, unsur yang memiliki afinitas
elektron berharga negatif memiliki kecenderungan besar untuk mengikat
elektron jika dibandingkan dengan unsur yang memiliki harga afinitas
elektron bernilai positif. Semua unsur golongan utama memiliki afinitas
elektron negatif kecuali unsur-unsur gas mulia dan alkali tanah.

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan, maka dapat dinyatakan dalam


satu golongan, dari atas ke bawah afinitas elektron unsur-unsur cenderung
berkurang. Sedangkan dalam satu periode, dari kiri ke kanan afinitas
elektron makin bertambah.

3. Energi Ionisasi Pertama

Energi ionisasi adalah energi minimal yang dibutuhkan oleh suatu atom
untuk melepaskan satu elektron dari kulit terluar yang terjadi pada fase gas.
Dalam tabel periodik harga energi ionisasi pertama unsur-unsur dapat
dinyatakan sebagai berikut:

 Dalam satu golongan makin ke bawah, energi ionisasi makin kecil. Hal ini
terjadi karena dalam satu golongan makin ke bawah ukuran jari-jari atom
makin besar sehingga gaya tarik inti terhadap elektron terluar makin

97
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

lemah. Semakin lemah energi tarik inti menyebabkan elektron mudah


terlepas.
 Dalam satu periode harga energi ionisasi atom-atom makin ke kanan
semakin besar. Seperti yang sudah diketahui, semakin ke kanan dalam
suatu periode, jumlah proton dan jumlah elektron yang dimiliki oleh atom
semakin bertambah. Antara proton dan elektron terjadi gaya tarik
menarik. Adanya gaya tarik-menarik ini menjadikan elektron semakin
sulit terlepas. Dengan demikian, dalam satu periode, besar energi ionisasi
ditentukan oleh jumlah proton dan elektron.

4. Keelektronegatifan

Keelektronegatifan didefiniskan sebagai kemampuan relatif dari suatu atom


untuk menarik elektron ke arahnya dalam suatu ikatan kimia. Skala
kelektronegatifan paling banyak digunakan adalah skala Pauling. Keteraturan
harga keelektronegatifan dalam tabel periodik berlaku untuk unsur-unsur
golongan utama.

Pada tabel periodik unsur, dari atas ke bawah harga keeletronegatifan unsur-
unsur golongan utama semakin berkurang seiring dengan bertambahnya
nomor atom, dan karakteristik logamnya turut meningkat. Sedangkan dalam
satu periode, makin ke kanan harga keelektronegatifan unsur semakin
bertambah seiring dan semakin turun karakteristik logamnya, dengan kata
lain dalam satu periode makin ke kanan semakin bersifat nonlogam.

Intermezo

Ramalan Mendeleev tentang kedudukan unsur dalam tabel periodik tidaklah


sama seperti ramalan raja Jayabaya maupun ramalan dari Ronggowarsito.
Mendeleev mampu meramalkan sifat-sifat dari unsur-unsur yang bahkan
belum ditemukan karena adanya suatu fenomena yang menunjukkan

98
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

keteraturan munculnya sifat-sifat unsur yang berulang secara periodik.


Unsur dengan nomor atom 112 salah satunya.

Unsur yang memiliki nomor atom 112 jika dilihat pada tabel periodik diberi
nama unnilbium dengan lambang Uub. Unsur Uub ditemukan pada tahun
1996, namun baru pada tanggal 19 Pebruari 2010, IUPAC yang merupakan
organisasi internasional yang menaungi kimia secara resmi memberi nama
unsur tersebut Kopernisium yang merujuk pada nama astronomer Nicolas
Copernicus, pencetus teori heliosentris. Sehingga lambang atom yang semula
Uub berganti menjadi Cn.

Sekelompok peneliti dari Paul Sherer Institute yang berkedudukan di Swiss


bekerja sama dengan pusat penelitian nuklir Russia melakukan penelitian
lebih lanjut untuk mengetahui sifat dari Cn. Seperti halnya unsur yang
diperoleh dari reaksi transmutasi, unsur Cn memiliki umur pendek (hanya
sepersekian detik) sehingga sulit untuk meneliti sifat-sifatnya secara jelas.
Para peneliti tersebut mencoba mensintesis unsur Cn dengan cara
menembaki partikel atom Pu-242 yang diperkuat dengan senyawa Nd2O3.
Proses tersebut menghasilkan dua buah atom Cn yang memiliki umur lebih
lama sehingga memungkinkan untuk menyelidiki sifat-sifatnya.

Saat atom Cn diinjeksikan ke dalam lembaran emas yang dipasangi detektor,


ditemukan bahwa sifat dari Cn mirip dengan sifat unsur raksa (Hg), yaitu
menguap dengan lambat dan dapat melarutkan emas. Sehingga seperti yang
diramalkan dalam tabel periodik, unsur Cn berada dalam satu golongan
dengan Zn, Cd, dan Hg dengan konfigurasi elektron [Rn] 7s2 6d10.

99
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

PENGEMBANGAN PENILAIAN

A. Pembahasan Soal-soal

Bagian pembahasan soal-soal ini berisi tentang pembahasan soal-soal UNAS


dan USBN kimia yang telah ditampilkan pada bagian contoh-contoh soal. Cara
atau metode pembahasan soal yang digunakan tidak bersifat mengikat,
artinya cara ini hanya merupakan suatu alternatif. Guru dapat menggunakan
metode lain sesuai dengan kebutuhan siswa.

Soal 1 (Soal UNAS SMK tahun 2003)

Nomor atom suatu unsur 58 dan massa atomnya 140.


Maka jumlah neutron yang terdapat dalam inti atomnya adalah...
A. 40
B. 58
C. 68
D. 82
E. 140

Untuk menyelesaikan soal ini, siswa harus paham tentang konsep nomor
atom dan nomor massa. Nomor atom (Z) menunjukkan jumlah proton dalam
atom, sedangkan nomor massa (A) menunjukkan jumlah proton dan neutron
dalam atom.

Dalam soal diketahui nomor atom suatu unsur adalah 58 dan nomor
massanya adalah 140. Maka penyelesaian dari soal ini adalah:
 Nomor atom = jumlah proton
 Maka jumlah proton = 58
 Nomor massa = Jumlah proton + neutron

100
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

 Maka jumlah proton + neutron = 140


 58 + jumlah neutron = 140
 Jumlah neutron = 140 – 58
 = 82
Maka jawabannya adalah opsi D

Soal 2

Unsur dengan nomor atom 11 terletak pada ...


A. Golongan VIIIA, periode 3
B. Golongan IIA, periode 3
C. Golongan IA, periode 2
D. Golongan IIA, periode 2
E. Golongan IA, periode 3

Dalam menentukan jawaban dari soal 2, dibutuhkan pemahaman tentang


konsep nomor atom, konfigurasi elektron, dan hubungan konfigurasi
elektron dengan letak unsur dalam sistem periodik unsur.

Pada soal 2 yang diketahui adalah nomor atom unsur, dan yang ditanyakan
adalah letak unsur tersebut pada tabel periodik. Maka cara penyelesaiannya
adalah sebagai berikut:
 Nomor atom menunjukkan jumlah proton, karena unsur merupakan atom
netral, maka jumlah proton = jumlah elektron. sehingga jumlah elektron
adalah 11.
 Selanjutnya dituliskan konfigurasi elektronnya. Penulisan konfigurasi
boleh digunakan cara per kulit ataupun cara per subkulit. Pada
pembahasan ini digunakan cara per kulit. Konfigurasi elektronnya adalah:
2. 8. 1

101
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

 Berdasarkan konfigurasi elektron diperoleh data jumlah elektron valensi


dan jumlah kulit. Elektron valensi = 1 dan jumlah kulit = 3. Elektron
valensi menunjukkan golongan yang ditulis dengan angka romawi diikuti
huruf A, kulit menunjukkan periode.
 Elektron valensi = 1 → golongan IA
 Jumlah kulit = 3 → periode 3
 Sehingga letak unsur tersebut dalam tabel periodik adalah pada golongan
IA periode 3.

Jadi jawaban yang tepat adalah opsi E.

Soal 3.

Unsur kalsium memiliki nomor atom 20 dan nomor massa 40. Konfigurasi
elektronnya adalah....
A. 2 8 8 2
B. 2 8 8 3
C. 2 8 6 4
D. 2 8 18 2
E. 2 8 1 8 3 2

Untuk Penyelesaian dari soal nomor 3 memerlukan pemahaman tentang


hubungan antara nomor atom, jumlah elektron, dan konfigurasi elektron.
Soal 3 memuat hal-hal yang diketahui berupa nomor atom unsur sebesar 20
dan nomor massanya 40. Yang ditanyakan adalah konfigurasi elektron dari
unsur.

Cara penyelesaiannya adalah sebagai berikut:


 Nomor atom = 20
 Nomor atom = jumlah proton

102
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

 Jumlah proton = jumlah elektron


 Jumlah elektron = 20
 Elektron sebanyak 20 selanjutnya dibuat konfigurasi elektronnya yang
dituliskan per kulit sesuai dengan opsi jawaban soal. Penulisan
konfigurasi elektronnya adalah: 2. 8. 8. 2

Jadi jawabannya adalah: 2. 8. 8. 2, yang ditunjukkan oleh jawaban opsi A.

Soal 4.

Jika unsur F memiliki 10 neutron, dan konfigurasi elektronnya 2 . 7, maka


lambang unsur F yang benar adalah....
A. 8F10

B. 9F10

C. 19F10

D. 9F19

E. 19F9

Hal-hal yang diketahui pada soal 4 adalah jumlah neutron dan konfigurasi
elektron dari unsur F. Sementara yang ditanyakan adalah lambang unsur F
lengkap dengan nomor atom dan nomor massanya.

Untuk menyelesaikan soal 4 siswa perlu memahami tentang penulisan nomor


atom dan nomor massa pada simbol unsur, menentukan besarnya nomor
atom dan nomor massa, serta jumlah elektron berdasar konfigurasi elektron.

Penyelesaiannya adalah sebagai berikut:


 Konfigurasi eektron: 2. 7 maka jumlah elektronnya = 2 + 7 = 9
 Atom netral memiliki jumlah elekron = jumlah proton, maka jumlah
proton = 9

103
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

 Jumlah proton = nomor atom, maka nomor atom = 9


 Nomor massa = nomor atom + neutron, maka nomor massa = 9 + 10 = 19
 Pada penulisan lambang unsur, nomor atom ditempatkan sebagai
subsribe (di bawah) sedang nomor massa ditempatkan sebagai
superscribe ( di atas). Sehingga penulisan lambang unsurnya adalah: 9F19.

Jadi jawaban yang benar adalah opsi D.

Soal 5. (soal USBN Provinsi Jawa Timur 2019)

Perhatikan lambang unsur 35Br80. Jumlah elektron yang terdapat pada atom
tersebut adalah....
A. 35
B. 45
C. 80
D. 115
E. 125

Pada soal 5, yang diketahui adalah lambang unsur lengkap dengan nomor
atom dan nomor massanya. Pertanyaan yang diajukan adalah jumlah
elektron yang dimiliki oleh unsur. Untuk menjawab pertanyaan soal 5 ini,
siswa perlu memahami hubungan antara nomor atom dan nomor massa
dengan sub partikel penyusun atom.

Nomor atom menunjukkan jumlah proton. Untuk atom netral, jumlah proton
sama dengan jumlah elektron. Nomor atom pada lambang unsur ditunjukkan
oleh angka yang bawah, sedang nomor massa adalah angka yang atas. Atom
Br memiliki nomor atom 35 dan nomor massa 80.

Penyelesaian soal 5 adalah sebagai berikut:

104
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

 Nomor atom = 35
 Nomor atom = jumlah proton
 Jumlah proton = 35
 Jumlah elektron = jumlah proton
 Jumlah elektron = 35

Jadi jawaban dari soal 5 adalah opsi A (35)

B. Mengembangkan Soal HOTS

Soal HOTS merupakan bentuk soal yang menuntut kemampuan berpikir


tingkat tinggi, yang tidak sekedar mengingat (recall), menyatakan kembali
(restate), atau merujuk tanpa melakukan pengolahan (resite).

Pengembangan soal HOTS bisa dilakukan dengan menaikkan tingkat atau


level kognitf yang harus dicapai, yaitu minimal C-4 atau level analisis. Soal-
soal HOTS memberi penekanan lebih pada proses:
1) mentransfer fakta dari satu konteks ke konteks lain,
2) memilih, memproses, dan menerapkan informasi,
3) melihat keterkaitan antara beberapa informasi yang berbeda,
4) menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah, dan
5) menguji informasi dan gagasan secara kritis.

Dalam menyusun soal HOTS perlu ditekankan pada karakteristiknya.


Karakteristik soal HOTS meliputi:
1) Mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi (C4, C5, atau C6), yang
meiliki ciri memiliki kemampuan:
 menganalisis
 merefleksi

105
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

 Berargumen
 memprediksi
 menyimpulkan
 mengambil keputusan yang tepat
 menemukan
 menciptakan strategi baru
2) Kontekstual (berbasis kasus);
3) Stimulus menarik (trending topic);
4) Tidak rutin (kebiasaan/ berulang)

Penyusunan soal HOTS dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah


berikut:
1) Menganalisis KD
2) Merancang stimulus. Stimulus dapat berupa gambar, grafik, tabel, atau
wacana yang memiliki keterkaitan dengan suatu kasus yang sesuai
dengan materi pokok pada suatu KD. sebaiknya stimulus yang diberikan
bersifat kontekstual dan kekinian, serta menuntut kemampuan berpikir
tingkat tinggi.
3) Menyusun kisi-kisi soal HOTS
4) Menulis soal pada kartu soal

Berikut adalah contoh soal HOTS yang penyelesaiannya menggunakan


konsep struktur atom dan sistem periodik unusr, disajikan dalam kartu soal
dan dilengkapi dengan kisi-kisi soal.

106
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

Kisi-kisi soal HOTS


Jenis Sekolah : Sekolah Menengah Kejuruan Kelompok Teknologi Rekayasa
(SMK TR)
Mata Pelajaran : Kimia
Alokasi Waktu : 10 menit
Jumlah Soal :2

Level
Lingkup Indikator Bentuk
No Kompetensi Dasar Materi kogni
materi soal soal
tif
1 3.3. Mengkorelas Struktur Nomor Diberikan C4 Pilihan
ikan struktur atom, atom, gambar ganda
atom konfigur nomor lintasan
berdasarkan asi massa, elektron
konfigurasi elektron, dan suatu
elektron dan konfigu unsur,
untuk sistem rasi serta data
menentukan periodik elektro nomor
letak unsur unsur n atom dan
dalam tabel nomor
periodik. massanya
, peserta
didik
mampu
menentu
kan
golongan
dan
periode
unsur
tersebut
dengan
benar
2 Konfigu Diberikan C4 Uraian
rasi gambar a
elektro cuplikan
n dan tabel
sistem periodik,
periodi siswa
k unsur dapat
menentu
kan

107
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

konfigura
si
elektron
unsur
dengan
benar.

108
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

Kartu Soal HOTS Pilihan Ganda

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun pelajaran 20.../20....
Mata pelajaran : Kimia
Kelas/ semester : X/1
Kurikulum : Kurikulum 2013 revisi 2017
Kompetensi 3.3. Mengkorelasikan struktur atom berdasarkan
:
dasar konfigurasi elektron untuk menentukan letak
unsur dalam tabel periodik.
Materi : konfigurasi elektron dan sistem periodik unsur

Indikator soal Diberikan gambar lintasan elektron suatu unsur,


: serta data nomor atom dan nomor massanya,
peserta didik mampu menentukan golongan dan
periode, serta notasi unsur tersebut dengan benar
Level kognitif : L3
Jenis soal : Pilihan Ganda
Butir soal

Berikut ini adalah gambar lintasan elektron dari atom A

Jika atom A memiliki 14 neutron, maka data berikut yang benar berkaitan
dengan letak unsur A dalam tabel periodik dan notasi unsurnya adalah.....

Pilihan Notasi
Golongan Periode
jawaban unsur
A IIIA 3 13A27
B IIIA 4 14A27
C IVA 3 27A13
D IV A 4 13A27
E VIA 3 13A14
Kunci jawaban : A

109
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun pelajaran 20.../20....
Mata pelajaran : Kimia
Kelas/ semester : X/1
Kurikulum : Kurikulum 2013 revisi 2017
Kompetensi 3.3. Mengkorelasikan struktur atom berdasarkan
:
dasar konfigurasi elektron untuk menentukan letak
unsur dalam tabel periodik.
Materi : Konfigurasi elektron dan sistem periodik unsur

Indikator soal Diberikan gambar cuplikan tabel periodik, siswa


: dapat menentukan konfigurasi elektron unsur serta
nomor atomnya dengan benar
Level kognitif : L3
Jenis soal : Uraian
Butir soal

Perhatikan cuplikan tabel periodik berikut

Berdasarkan cuplikan tabel periodik tersebut, tentukan:


a. Konfigurasi elektron dari unsur A, B, dan C
b. nomor atom dari tiap unsur tersebut
Alternatif jawaban (penyelesaian) beserta pedoman penskoran.

Diketahui:
Posisi unsur A pada golongan VA periode 3
Unsur B pada golongan IV periode 5
Unsur C pada golongan VIIA periode 2

Ditanya:
a. konfigurasi elektron dari unsur A, B, dan C
b. nomor atom dari unsur A, B, dan C

110
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

Penyelesaian:
a. Unsur A terletak pada golongan VA periode 3, maka elektron valensi
dari unsur A adalah 5 dan jumlah kulitnya 3.
Unsur B terletak pada golongan IVA periode 4, maka jumlah elektron
valensinya 4 jumlah kulitnya 4
Unsur C berada pada golongan VIIA periode 2, maka jumlah elektron
valensinya 7 jumlah kulitnya 2
Konfigurasi elektron A : 2. 8. 5
Konfigurasi elektron B : 2. 8. 18. 4
Konfigurasi elektron C : 2. 7
(skor = 6)
b. Nomor atom = jumlah proton = jumlah elektron. jumlah elektron
dihitung berdasarkan konfigurasi elektron.
Jumlah elektron dari unsur:
A = 2+8+5 = 15, maka nomor atom A adalah 15
B = 2+8+18+4 = 32, maka nomor atom B adalah 32
C = 2+7 = 9, maka nomor atom C adalah 9
(skor = 6)

111
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KESIMPULAN
Unit ini dikembangkan berdasarkan pasangan KD 3.3. mengkorelasikan
struktur atom berdasarkan konfigurasi elektron untuk menentukan letak
unsur dalam tabel periodik. dan 4.3 Menentukan letak unsur dalam tabel
periodik berdasarkan konfigurasi elektron. Berdasarkan KD pengetahuan
dapat diketahui bahwa indikator yang dikembangkan perlu mencapai level
analisis (C4). Artinya, KD ini sudah menuntut Saudara melatihkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi kepada peserta didik. Adapun KD
keterampilan menuntut Saudara memfasilitasi peserta didik berkreasi. Hal
ini berarti Saudara perlu memberikan ruang dan waktu kepada untuk
mengembangkan kreativitasnya untuk menghasilkan produk.

Penguasaan keterampilan berpikir tingkat tinggi oleh peserta didik


memerlukan proses pembelajaran yang relevan. Oleh karena itu, aktivitas
pembelajaran pada subtopik struktur atom menggunakan pembelajaran
saintifik dan model discovery learning, sedang pada subtopik sistem periodik
unsur digunakan model POGIL, yaitu model penemuan terbimbing yang
diadaptasi dari Hanson. Metode yang digunakan adalah diskusi dan
penugasan melalui tiga kali pertemuan. Seperti telah diketahui, kedua model
pembelajaran ini merupakan model yang dapat membekalkan kemampuan
berpikir tingkat tinggi kepada peserta didik. Ketika implementasi,
pembelajaran juga dipandu dengan menggunakan LKPD yang dirancang
untuk memudahkan penguasaan konsep sesuai tingkat kognitifnya dan
penguasaan keterampilan yang mengedepankan konstruktivisme. Artinya,
peserta didik memperoleh konsep dengan merumuskannya terlebih dahulu.

Adapun konten yang dikembangkan pada subtopik struktur atom dan sistem
periodik unsur terdiri atas: 1) teori atom, 2) partikel subatom, 3) nomor
atom dan nomor massa, 4) bilangan kuantum, 5) konfigurasi elektron, dan 6)
sistem periodik unsur. Subtopik ini merupakan konten yang bersifat abstrak
namun juga bersifat kontekstual yang membutuhkan kemampuan

112
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

metakognitif. Artinya, Saudara dapat mendorong serta memfasilitasi peserta


didik untuk menemukan fenomena di kehidupan sehari-hari yang berkaitan
subtopik ini. Sebagai contoh aplikasi dunia nyata, unit ini menyajikan aplikasi
isotop dan sifat kemagnetan bahan yang berkaitan dengan kedudukan
elektron dalam orbital.

Berkaitan dengan penilaian, subtopik ini muncul dalam instrumen tes UN dan
tes USBN. Jenis pertanyaan yang diajukan sebenarnya sudah berada di taraf
level kogintif L2 aplikasi dan analsisis (C3 – C4), namun masih belum ada soal
yang berada pada level C5 – C6. Oleh karena itu, Saudara perlu meyakinkan
bahwa peserta didik memahami subtopik ini dengan baik agar siap
mengahadapi USBN. Lebih dari itu, Saudara perlu mengembangkan soal-soal
pengetahuan subtopik ini pada tingkat level berpikir yang lebih tinggi lagi.
Artinya, Saudara dituntut dapat memfasilitasi peserta didik agar dapat
memecahkan soal-soal yang mengedapankan kemampuan berpikir tingkat
tinggi. Oleh karena itu, Saudara perlu terus menyusun bank soal yang relevan
dengan indikator yang telah dikembangkan.

113
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

UMPAN BALIK
Dalam rangka mengetahui pemahaman terhadap unit ini, Saudara perlu
mengisi lembar persepsi pemahaman. Berdasarkan hasil pengisian
instrumen ini, Saudara dapat mengetahui posisi pemahaman beserta umpan
baliknya. Oleh karena itu, isilah lembar persepsi diri ini dengan objektif dan
jujur dengan memberikan tanda silang (X) pada kriteria yang menurut
saudara tepat.

Lembar Persepsi Pemahaman Unit

Kriteria
No Aspek
1 2 3 4
1. Memahami dengan baik semua indikator yang telah
dikembangkan di unit ini.
2 Mampu menghubungkan konten dengan fenomena
kehidupan sehari-hari.
3 Memhammi dengan baik bahwa aktivitas
pembelajaran yang disusun dapat mengembangkan
HOTS peserta didik.
4 Memahami dengan baik tahapan urutan aktivitas
pembelajaran yang disajikan.
5 Mampu dengan baik mengaplikasikan aktivitas
pembelajaran di dalam kelas.
6 Memahami dengan baik lembar kerja peserta didik
yang dikembangkan.
7 Mampu melaksanakan dengan baik lembar kerja
peserta didik yang dikembangkan.
8 Memahami konten secara menyuluh dengan baik.

9 Memahami prosedur penyusunan soal HOTS dengan


baik.
10 Mampu membahas soal HOTS yang disajikan dengan
tepat.
Jumlah

Jumlah Total

114
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

Keterangan Pedoman Penskoran


1=tidak menguasai
2 = cukup menguasai Skor = Jumlah Total X 100
3 = menguasai 40
4 = Sangat Menguasai

Keterangan Umpan Balik


Skor Umpan Balik
< 70 : Masih banyak yang belum dipahami, di antara konten, cara
membelajarkannya, mengembangkan penilaian dan melaksanakan
penilaian berorientasi HOTS. Saudara perlu membaca ulang unit ini dan
mendiskusikannya dengan dengan fasilitator di MGMP sampai Saudara
memahaminya.
70-79 : Masih ada yang belum dipahami dengan baik, di antara konten, cara
membelajarkan, mengembangkan penilian dan melaksanakan penilaian
berorientasi HOTS. Saudara perlu mendiskusikan bagian yang belum
dipahami dengan fasilitator atau teman lain di MGMP.
80-89 : Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan penilaian dan
melaksanakan penilaian berorientasi HOTS dengan baik.
> 90 : Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan penilaian dan
melaksanakan penilaian berorientasi HOTS dengan sangat baik. Saudara
dapat menjadi fasilitator bagi teman-teman lain di MGMP untuk
membelajarkan unit ini.

Selamat, Saudara telah selesai mempelajari Unit Struktur Atom dan Sistem
Periodik Unsur. Bagaimana pengalaman Saudara dalam menyelesaikan unit
ini? Apakah Saudara berhasil memahami semua pembahasan yang terdapat
dalam Unit Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur ini? Adakah kesulitan
yang Saudara jumpai ketika mempelajarinya? Apakah ada manfaat yang
Saudara dapatkan setelah mempelajari unit ini?

Agar berhasil baik dalam mempelajari Unit Struktur Atom dan Sistem
Periodik Unsur ini, Saudara dapat mengikuti petunjuk belajar berikut ini:
1. bacalah uraian dan contoh-contoh dengan cermat dan berulang-ulang
sehingga Saudara benar-benar memahami dan menguasai materi yang
ada dalam unit ini.
2. lakukanlah aktivitas-aktivitas yang dicontohkan oleh unit ini kepada
peserta didik Saudara di dalam kelas (aktivitas dapat dimodifikasi sesuai
kondisi kelas). Mintalah bantuan rekan guru, instruktur atau pengawas

115
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

untuk menjadi observer di kelas Saudara ketika Saudara melakukan


aktivitas-aktivitas yang dicontohkan. Mintalah bantuan dan saran mereka
dalam rangka perbaikan pelaksanaan aktivitas-aktivitas tersebut.
3. jika Saudara masih mengalami kesulitan setelah mengikuti rambu-rambu
atau penjelasan dalam memahami materi serta melakukan aktivitas-
aktivitas yang terdapat di dalam unit ini, mintalah bantuan instruktur,
pengawas atau narasumber yang ada.

Selamat belajar, selamat bekerja, semoga sukses!

116

Anda mungkin juga menyukai