Anda di halaman 1dari 15

Nama

: Lista
Nim
: 06111381320025
Kampus : Palembang
Prodi
: Pendidikan Fisika 2013
Translate : 46.5-46.7

46.5 HUKUM KONSERVASI (HUKUM KEKEKALAN)


Hukum kekekalan energi, momentum linear, momentum sudut, dan
muatan listrik mengajarkan kami dengan seperangkat aturan bahwa semua proses
harus diikuti. Dalam Bab 44, kita mempelajari bahwa hukum kekekalan penting
untuk dipahami, mengapa peluruhan radioaktif tertentu dan reaksi nuklir terjadi
dan yang lainnya tidak. Dalam mempelajari partikel elementer, sejumlah bilangan
dari hukum kekekalan tambahan memang penting. Meskipun keduanya yang
dijelaskan

di

sini

tidak

memiliki

landasan

teoritis,

tetapi

didukung

oleh bukti empiris yang sangat banyak.


Bilangan baryon
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap kali baryon tercipta dalam proses
peluruhan atau reaksi nuklir, akan tercipta juga antibaryon. Skema ini dapat
diukur dengan menetapkan setiap bilangan partikel kuantum, bilangan baryon,
sebagai berikut: B = +1 untuk semua baryon, B= -1 untuk semua antibaryon,
sedangkan partikel selain keduanya dinyatakan dengan bilangan B= 0. (Lihat
Tabel 46.2.) Hukum kekekalan bilangan baryon menyatakan bahwa
setiap kali reaksi nuklir atau peluruhan terjadi, jumlah dari bilangan
baryon sebelum reaksi harus sama dengan jumlah bilangan baryon setelah
reaksi.
Hukum ini mengimplikasikan bahwa proton haruslah stabil. Sebagai contoh,
dalam suatu reaksi, terjadi peluruhan proton menjadi positron dan pion netral.
Reaksi ini akan memenuhi hukum kekekalan energi, momentum, dan muatan
listrik. Namun kenyataanya, reaksi seperti ini belum pernah diamati. Hal ini
mengindikasikan bahwa proton belum pernah meluruh dalam reaksi seperti yang

diberikan di atas. Berdasarkan pengamatan eksperimental seperti yang


ditunjukkan pada Contoh 46.2, dapat kita katakan saat ini bahwa proton memiliki
waktu paruh
saat

ini

1033 tahun (bandingkan dengan umur alam semesta yang sampai

hanya

sekitar

1010

tahun).

Beberapa

teori

baru-baru

ini,

memprediksi bahwa proton tidak stabil. Menurut teori ini, bilangan baryon tidak
mutlak.

Kuis Cepat

46.2 Perkirakanlah peluruhan dari

(i)

+ +
+
dan (Ii)
++
n

n p+ . Dari pilihan berikut, hukum konservasi yang dilanggar oleh


peruhan ini adalah? (A) energi (b) muatan listrik (c) bilangan baryon
(D) momentum sudut (e) bukan hukum kekekalan.
Contoh 46.1 Memeriksa Bilangan Baryon
Gunakan hukum kekekalan bilangan baryon untuk menentukan apakah masingmasing reaksi berikut dapat terjadi: (A)

p+n p+ p+ n+ p

SOLUSI
Konsep Massa di sebelah kanan lebih besar dari massa di sebelah kiri. Oleh
karena itu, orang mengklaim bahwa reaksi melanggar hukum kekekalan energi.
Reaksi-reaksi memang bisa terjadi, apabila partikel awal memiliki energi kinetik
yang cukup untuk memungkinkan peningkatan energi seluruh sistem.
Mengkategorikan

Kami

menggunakan

hukum

kekekalan

energi

yang

dikembangkan dalam bagian ini, jadi kami mengkategorikan contoh ini sebagai
substitusi masalah.
Tentukkanlah total bilangan baryon untuk sisi kiri reaksi: 1 + 1 =2

Tentukanlah total bilangan baryon untuk sisi kanan reaksi: 1 + 1 +1 + (-1) = 2


Oleh karena itu, bilangan baryon adalah kekal dan reaksi dapat terjadi.

(B)

p+n p+ p+ p

SOLUSI
tentukan total

bilangan baryon untuk sisi kiri reaksi: 1 + 1 = 2

tentukan total bilangan baryon untuk sisi kanan reaksi: 1 + 1 + (-1) = 1


Karena

jumlah

baryon

tidak

kekal,

reaksi

tidak

dapat

terjadi.

Contoh 46.2 Mendeteksi Peluruhan Proton


Melalui pengukuran yang dilakukan di Fasilitas pendeteksi neutrino Super
Kamiokande (Gbr.4.6) menunjukkan bahwa waktu paruh proton adalah

1033

tahun. (A) Perkirakanlah berapa lama kita dapat melihat, menghitung rata-rata,
untuk melihat peluruhan proton dalam segelas air ?
SOLUSI
Konsep Bayangkan jumlah proton dalam segelas air. Meskipun jumlahnya
sangat besar, kemungkinan satu proton dapat meluruh menjadi kecil, jadi kami
menunggu interval waktu yang lama sebelum mengamati waktu peluruhannya.
Mengkategorikan Karena waktu paruh dijadikan sebuah masalah, kita
mengkategorikan masalah ini sebagai salah satunya sehingga kita dapat
menerapkan

teknik

analisis

statistik

kami

dari

Bagian

44.4.

Menganalisis anggap segelas minuman mengandung massa

m= 250 g air,

dengan massa molaritasnya m= 18 g / mol.

Carilah jumlah molekul air dalam gelas:

N molekul =n N A =

m
N
M A

Setiap

molekul air mengandung satu proton dalam setiap dua atom hidrogen ditambah
delapan proton dalam atom oksigen, untuk Sebanyak sepuluh proton. Oleh karena
itu, ada N = 10
mencari

(1)

N molek ul

aktivitas

R= N=

proton dalam segelas air.


proton

melalui

persamaan

dari

ln 2
m
ln2
250 g
10 N A = 33 ( 10 )
( 6.02 x 1023 mol1 )
T1
M
18
g
/mol
10 yr

44.7:

Finalisasi Peluruhan konstan memungkinan bahwa satu proton meluruh dalam


satu tahun. Kemugkinan bahwa proton di dalam gelas air meluruh dalam jangka
waktu 1 tahun yang diberikan oleh Persamaan (1). Oleh karena itu, kita dapat
melihat peluruhan proton dalam segelas air selama 1 / R
memang

interval

waktu

yang

lama,

seperti

17 juta tahun! Itu


yang

diharapkan.

(B) Fasilitas neutrino super Kamiokande mengandung 50 000 ton metrik air.
Perkirakan interval waktu rata-rata untuk mendeteksi

peluruhan proton dalam

33
air yang berlimpah jika waktu paruh proton adalah 10
tahun.

SOLUSI
Menganalisis.

Tingkat

peluruhan

proton

dalam

sampel

air

sebanding dengan jumlah N proton. Perkiraan peluruhan proton dalam segelas air
menurut Fasilitas neutrino super Kamiokande:
R Kamiokande N Kamiokande
N
=
R kamiokande = Kamiokande Rgelas
R gelas
N gelas
N gelas
Jumlah proton sebanding dengan massa sampel, sehingga tingkat peluruhan
masanya dapat dinyatakan dengan:
R Kamiokande =

m Kamiokande
=R gela s
mgelas

Substitusi angkanya :
kg
( 50.0000.250tonmetrik
)( 1ton1000metrik
)(5.8 x 10
kg

R Kamiokande =

yr 1 ) 12 yr1

Final rata-rata interval waktu antara peluruhan sekitar satu-dua belas tahun, atau
kira-kira 1 bulan. Itu jauh lebih pendek daripada interval waktu di bagian (A)
karena sejumlah besar air didalam fasilitas detektor. Meskipun diprediksikan satu

peluruhan proton per bulan, peluruhan proton belum pernah diamati. Hal ini
menunjukkan bahwa waktu paruh proton mungkin lebih besar dari

1033 tahun

atau peluruhan proton tidak terjadi.

Bilangan Lepton
Ada tiga hukum kekekalan yang melibatkan bilangan lepton, salah satunya
adalah keragaman dari lepton. Hukum kekekalan bilangan lepton elektron
menyatakan bahwa
ketika reaksi nuklir atau peluruhan terjadi, jumlah bilangan lepton sebelum dan
sesudah reaksi adalah sama

Elektron
Le =+1

elektron

dan

neutrino

, dan antilepton
Le =1

elektron
+
e

merupakan
dan

ve

bilangan

lepton

elektron,

menunjukkan bilangan lepton

. Semua partikel lain memiliki

Le =0

. Misalnya, perkirahan

peluruhan neutron:
+ ve
n p+ e

Sebelum peluruhan, bilangan lepton elektron adalah

Le =0

; setelah peluruhan,

adalah 0 + 1 + (-1) = 0. Karena itu, bilangan lepton elektron kekal. (bilangan


baryon juga kekal, dan itu sebelum peluruhan, B = +1, dan setelah peluruhan B =
+1 + 0 + 0 = + 1).

Demikian pula, ketika peluruhan melibatkan muon, bilangan muon lepton


adalah kekal.

antimuon

v
dan
menunjukkan bilangan muon lepton

dan

menunjukkan bilangan muon lepton

untuk semua partikel lainnya

L =0

Akhirnya, bilangan tau lepton

L =+ 1

L =1

dan

, dan

.
L

adalah kekal dengan fungsi serupa

yang dibuat untuk tau lepton, neutrino, serta dua antipartikel mereka.

Kuis cepat 46.3 Perkirakanlah peluruhan berikut:


apakah yang

+ +v
+e . Hukum kekekalan
0

dilanggar oleh peluruhan ini? (A) energi (b) momentum sudut

(C) muatan listrik (d) jumlah baryon (e) jumlah lepton elektron (f) nomor muon
lepton (g) jumlah tau lepton (h) bukan hukum kekekalan.

Kuis cepat 46.4 Misalkan peluruhan neutron diberikan oleh n p+ e . Hukum
kekekalan

apakah

yang

dilanggar

oleh

peluruhan

ini?

(A) energi (b) momentum sudut (c) muatan listrik (d) jumlah baryon
(E) jumlah lepton elektron (f) jumlah muon lepton (g) bilangan tau lepton
(H) bukan hukum kekekalan .
Contoh 46.3 Memeriksa bilangan lepton

Gunakan hukum kekekalan bilangan lepton untuk menentukan apakah masingmasing

skema

peluruhan

berikut

(A)

dan

(B)

dapat terjadi:
+ ve +v
0

(A)

SOLUSI
L

Konsep Karena peluruhan ini melibatkan muon dan elektron,


masing-masing

harus

dipisahkan

jika

terjadi

dan

Le

peluruhan.

Mengkategorikan Kami menggunakan hukum kekekalan yang dikembangkan


dalam bagian ini, jadi kami mengkategorikan contoh ini sebagai substitusi
masalah.
Penafsiran jumlah bilangan lepton sebelum peluruhan:

L =+ 1, Le =0

Penafsiran jumlah bilangan lepton setelah peluruhan:


L =0+0+1=+1
Le =0+0+1=1
Oleh karena itu, kedua bilangan tersebut ditetapkan secara terpisah dan atas dasar
ini peluruhan mungkin terjadi.
++ v + v e

(B) +

SOLUSI
Penafsiran jumlah nomor lepton sebelum peluruhan:
Penafsiran jumlah nomor lepton setelah peluruhan:

=0

Le

=0

L = -1 + 1 + 0 = 0

Le =0+0+1=1

Oleh karena itu, peluruhan tidak mungkin karena jumlah lepton tidak sama.
46. 6 PARTIKEL ANEH DAN KEANEHAN
Banyak partikel ditemukan pada tahun 1950 diperoleh dari interaksi pion
dengan proton dan neutron di atmosfer. Partikel keanehan terdiri dari kaon (K),
lambda (L), dan sigma (S) partikel. Mereka menampilkan sifat-sifat yang tidak
biasa bagi kebanyakan partikel lainnya dan mereka mengalami peluruhan, oleh
karena itu mereka disebut partikel strange (aneh).

Sifat aneh lainnya dari partikel ini yaitu meskipun mereka dihasilkan secara
berpasangan. Sebagai contoh, ketika sebuah pion bertabrakan dengan sebuah
proton, dengan gaya yang kuat akan menghasilkan dua partikel netral yang aneh.
(Gb 46.7) :
+ p K 0 + A0

Reaksi

+ p K 0 +n
, di mana hanya satu dari partikel akhir yang aneh.

Reaksi tidak pernah terjadi, meskipun hukum kekekalan akan dilanggar dan
meskipun energi Pion cukup untuk memulai reaksi.
sifat

khas

kedua

partikel

aneh

adalah

meskipun

mereka

dihasilkan

dalam reaksi yang melibatkan interaksi yang kuat pada gaya yang tinggi, mereka
tidak meluruh menjadi partikel yang berinteraksi dengan gaya yang tinggi.
Sebaliknya, mereka meluruh sangat lambat, yang merupakan karakteristik dari
interaksi lemah.
Waktu paruh mereka berkisar antara

10

10

s sampai

10 s , sedangkan

sebagian besar partikel lain yang berinteraksi melalui gaya yang kuat
23
memiliki daya tahan lebih pendek sekitar 10
s.

Untuk menjelaskan sifat-sifat yang tidak biasa dari partikel aneh, sebuah bilangan
kuantum baru S yang disebut keanehan, diperkenalkan bersama-sama dengan
hukum kekekalan. Bilangan keanehan untuk beberapa partikel diberikan dalam
Tabel 46.2. hasil dari partikel aneh ditentukan secara matematis dengan
menetapkan S = +1 ke salah satu partikel, S = -1 untuk yang lainnya, dan S = 0
untuk semua partikel yang tidak aneh. Hukum kekekalan keanehan menyatakan
bahwa
Dalam reaksi nuklir atau peluruhan yang terjadi melalui gaya kuat, strangeness
itu kekal. Sehingga, jumlah bilangan strangeness sebelum dan sesudah proses
haruslah sama. Dalam proses yang terjadi melalui interaksi lemah, strangeness
bisa saja tidak kekal
Tingkat peluruhan rendah partikel aneh dapat dijelaskan dengan asumsi
yang kuat dan interaksi elektromagnetik mematuhi hukum kekekalan keanehan
tapi

interaksi lemah tidak. Karena peluruhan partikel aneh melibatkan

kehilangan satu partikel aneh, melanggar hukum kekekalan keanehan dan oleh
karena itu perlahan-lahan melalui interaksi lemah.
Contoh 46.4 Apakah Keanehan Kekal?
(A) Gunakan hukum kekekalan keanehan untuk menentukan apakah

++
terjadi.
0+n K
SOLUSI
Konsep Kami menyadari bahwa ada partikel yang aneh muncul dalam reaksi ini,
jadi kami melihat bahwa kita perlu menyelidiki hukum kekekalan keanehan.
Mengkategorikan Kami menggunakan hukum kekekalan yang dikembangkan
dalam bagian ini, jadi kami mengkategorikan contoh ini sebagai substitusi
masalah.
Penafsiran keanehan untuk sisi kiri reaksi menggunakan tabel 46.2: S = 0 + 0 = 0
Penafsiran keanehan untuk sisi kanan Reaksi: S = + 1 1 = 0
Oleh karena itu, keanehan adalah kekal dan reaksi dapat terjadi.

(B) Tunjukkan bahwa reaksi

+
+
+ p

keanehan.

SOLUSI
Tinjau keanehan untuk sisi kiri reaksi : S = 0 + 0 =0
Tinjau keanehan untuk sisi kanan reaksi: S = +1 -1 = 0

bukan hukum kekekalan

Oleh karena itu, keanehan tidak kekal.


46.7 MENENTUKAN POLA UNTUK PARTIKEL
Salah satu alat ilmuwan yang digunakan adalah deteksi pola dalam data,
pola yang berkontribusi bagi pemahaman kita tentang alam. Misalnya, Tabel 21.2
menunjukkan pola molar memanaskan spesifik gas yang memungkinkan kita
untuk

memahami

perbedaan

antara

monoatomik,

diatomik, dan poliatomik gas. Salah satu contoh terbaik dari alat ini
adalah pengembangan dari tabel periodik, yang memberikan pemahaman
mendasar dari perilaku kimia unsur. Seperti yang disebutkan dalam pendahuluan,
tabel periodik menjelaskan bagaimana lebih dari 100 elemen dapat dibentuk dari
tiga partikel, elektron, proton, dan neutron. Tabel nuklida, bagian yang
ditunjukkan pada Tabel 44.2, berisi ratusan nuklida, tetapi semua bisa diciptakan
dari proton dan neutron.
Jumlah partikel yang diamati oleh fisikawan partikel adalah ratusan.
Apakah mungkin bahwa sejumlah kecil entitas yang ada semua dapat
diciptakan? Memandang dari keberhasilan tabel periodik dan tabel nuklida,
biarkan pencarian sejarah untuk pola antara partikel dapat tereksplorisasi.
Banyak skema klasifikasi telah diusulkan untuk mengelompokkan partikel
ke keluarganya. Untuk pertimbangan, misalnya, baryon tercantum dalam Tabel

46.2 yang memiliki spin dari

, 0 dan
0

+ , ,
. Jika kita menginginkan

1
0
: p ,n , A ,
2

keanehan dibandingkan muatan, untuk ini baryon menggunakan sistem koordinat


miring seperti pada Gambar 46.8a, pola yang menarik.

Diamati: enam dari baryon membentuk segi enam, dan dua sisanya berada
di pusat segi enam itu. Sebagai contoh kedua, perkirakanlah sembilan spin-noll
meson berikut tercantum dalam Tabel 46.2
, '

, dan antipartikel

perubahan

keluarganya.

0
, , , K , K ,

0
K . Gambar 46.8b adalah alur keanehan melawan

Dan

lagi,

pola

heksagonal

muncul.

di

kasus ini. setiap partikel di perimeter segi enam terletak di seberang anti-partikel
dengan tiga sisanya (yang membentuk antipartikel mereka sendiri) berada di pusat
segi enam. Dan terkait pola simetris yang dikembangkan secara mandiri pada
tahun 1961 oleh Murray Gell-Mann dan Yuval Ne'eman (1925-2006). Gell-Mann
disebut sebagai pola delapan kali lipat, setelah berjalan delapan kali lipat ke
nirwana dalam Buddhisme.
Kelompok dari baryon dan meson ditampilkan dalam banyak pola simetris

lainnya dengan bentuk pola delapan kali lipat. Misalnya, keluarga spin

3
2

baryon dikenal pada tahun 1961 berisi sembilan partikel diatur dalam pola seperti

putaran lingkaran seperti pada Gambar 46.9. (Partikel

0 , dan

0
, , dan

adalah keadaan tereksitasi dari partikel

. Energi elektron yang tinggi, merupakan spin dari tiga

elektron-lihat Bagian 46.8 partikel melurus, jadi total spin dari partikel adalah
3
2 ).
Ketika pola ini dipakai, ada celah kosong yang terjadi di dalamnya (di
posisi bawah), sesuai untuk partikel yang belum pernah diamati. Gell-Mann

meramalkan bahwa partikel yang hilang , yang disebut minus omega ( ),

Harus memiliki spin

3
2 , muatan -1, keanehan -3, dan energi sisa sekitar 1 680

MeV.

Tak lama kemudian di 1964, para ilmuwan di Brookhaven National


Laboratory menemukan partikel yang hilang melalui analisis yang cermat dari

foto

gelembung-ruang

(Gambar.

46.10

pada

halaman

1420)

dan dikonfirmasi semua sifat-sifatnya dapat diprediksi.


Prediksi partikel yang hilang pada pola delapan kali lipat memiliki banyak
kesamaan dengan prediksi elemen yang hilang dalam tabel periodik. Setiap kali
kekosongan terjadi pada pola informasi yang terorganisir, eksperimentalis
memiliki pedoman untuk penyelidikan mereka.

Anda mungkin juga menyukai