BAB 1
STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK UNSUR
A. Jenis Atom
B. Bilangan Kuantum
Aturan Aufbau
Elektron-elektron mengisi orbital dari tingkat energi terendah kemudian tingkat energi
yang tertinggi.
Aturan Hund
Elektron-elektron tidak membentuk pasangan elektron sebelum masing-masing orbital
terisi suatu elektron.
Larangan Pauli
Tidak diperbolehkan dalam atom terdapat elektron yang memiliki ke-4 bilangan
kuantum yang sama.
Di bawah ini ada cara mempermudah dalam menentukan tingkat energi orbital dari
terendah ke tertinggi :
Urutannya seperti :
1s, 2s, 2p, 3s, 3p, 4s, 3d, 4p, 5s, 4d, 5p, 6s, 4f, 5d, 6p, 7s, 5f, 6d, 7p
Golongan B (transisi)
Jari-jari atom
Jari-jari kation
Kebasaan
Kelogaman
Keelegtropositifan
Kereaktifan positif
Energi ionisasi
Afinitas elektron
Keasaman
Ke non-logaman
Keelektronegatifan
Kereaktifan negatif
Keasaman oksi
Terjadi gaya tarik menarik antara molekul-molekul non-polar yang terkena aliran
elektron dengan molekul non-polar yang terpengaruh di sebelahnya yang
berdekatan
Gaya tarik menarik antar molekulnya relatif lemah
E. Ikatan Hidrogen
Terjadinya antara atom H dari suatu molekul dengan atom F atau O atau N pada
molekul lain.
Ada perbedaan temperatur tinggi dan sangat polar di antara molekul-molekulnya
F. Ikatan Logam
Ikatan ion logam dengan ion logam yang dibantu oleh kumpulan elektron sebagai
pengikat atom-atom positif logam
Ikatannya membentuk kristal logam
G. Hibrida
Proses pembentukan orbital karena adanya peleburan dua atau lebih orbital atom
dalam suatu satuan atom
BAB 3
STOIKIOMETRI
Rumus :
Rumus Empiris
Merupakan rumus kimia yang menyatakan perbandingan palng sederhana secara
numerik antara atom-atom penyusun molekul suatu zat.
Rumus Molekul
Merupakan rumus kimia yang menyatakan jumlah sebenarnya atom-atom dalam
suatu susunan molekul.
C. Hukum-Hukum Dasar Kimia
Rumus ini biasa dipakai untuk mencari volume atau gas pada suhu tertentu di
luar keadaan standart atau ruang.
BAB 4
LAJU REAKSI
A. Laju Reaksi
V = k [A]m[B]n
Keterangan :
V = laju reaksi
k = konstanta
[A] = konsentrasi zat A
[B] = konsentrasi zat B
m = orde reaksi zat A
n = orde reaksi zat B
1. Konsentrasi
Apabila konsentrasi bertambah, maka laju reaksi akan bertambah sehingga
konsentrasi berbanding lurus dengan laju reaksi.
2. Luas Permukaan Bidang Sentuh
Semkain luas permukaan bidang sentuh, semakin bertambah laju reaksi sehingga
luas permukaan bidang sentuh berbanding lurus dengan laju reaksi.
3. Suhu
Suhu berbanding lurus dengan laju reaksi dikarenakan apabila suhu reaksi
dinaukkan, laju reaksi akan semakin besar. Setiap kenaikan suhu 10 oC pada
umumnya dan akan memperbesar laju reaksi 2-3 kali.
Keterangan :
V1 = laju mula-mula
V2 = laju setelah kenaikan suhu
T1 = suhu mula-mula
T2 = suhu akhir
Catatan : Apabila besar laju 3 kali semula maka (2) diganti (3) ! Bila laju diganti
waktu maka (2) menjadi (½)
4. Katalisator
Adalah suatu zat yang akan memperlaju atau memperlambat reaksi, namun zat
ini tidak berubah. Maksudnya jika proses reaksi selesai, zat ini akan kembali
sesuai asalnya.
BAB 5
TERMOKIMIA
A. Entalphi
Jumlah energi total yang dimiliki oleh suatu sistem, energi ini akan selalu tetap jika
tidak ada energi lain yang keluar masuk. Satuan entalphi ialah kalori atau joule (1 Joule
= 4, 18 kalori).
B. Jenis-Jenis Entalphi
Perhatikan :
Menjadi :