Abstract
Swallow nest contains various useful chemical content. Protein is the most chemical content
in swallow nest. Beside useful chemical content, swallow nest contains nitrates that can harm
human body. This research was conducted to find out the levels of protein and nitrate in
white swallow nest. Qualitative determination of protein and nitrate were carried out by spot
test method. Whereas the determination of total protein levels was carried out using Kjeldahl
method by process destruction, distillation and titration. Then determination of nitrates used
UV-Vis spectrophotometer. Results showed that the average levels of protein in the white
swallow nest is 36% and nitrate 9.031 ppm and 1.525 ppm.
Keywords: White swallow nest, protein, nitrate, Kjeldahl method, UV-Vis spectrophotometer
PENDAHULUAN
Sarang burung walet dibangun dari air liur juga dapat digunakan sebagai sumber
burung walet yang kemudian mengeras energi apabila tubuh kita kekurangan
dan berwarna putih. Sarang burung walet karbohidrat dan lemak (Poedjiadi,
ini dipercaya mempunyai khasiat sebagai 1994:82).
obat kuat, obat penurun panas dan obat
penyakit paru-paru, namun hingga kini Selain mengandung beberapa senyawa
belum dapat dibuktikan secara ilmiah. kimia bermanfaat, ternyata dalam sarang
Menurut Direktorat Gizi, Departemen burung walet yang diimpor ke luar negeri
Kesehatan RI, 1979, Komposisi 100 gram sering ditemukan senyawa nitrat yang
sarang burung putih adalah kalori 281; kadarnya melebihi dari batas normal.
kadar air 24,8 g; protein 37,5 g; kalsium dimana WHO mentolelir kandungan nitrat
18,285 mg; karbohidrat 32,1 g; fospor 18,0 dalam makanan berjumlah 44 ppm
mg; lemak 0,3 g; besi 3,0 mg. Kandungan (Powlson, 2008).
kimia yang paling besar adalah protein,
yaitu sekitar 37,5%. Dengan demikian Nitrat dibentuk dari asam nitrit yang
sarang burung walet dianjurkan sebagai berasal dari amonia melalui proses
makanan sumber protein (zat pembangun) oksidasi katalitik. Sumber nitrat dalam
yang baik (Koswara, 2009). sarang burung walet tersebut dapat
disebabkan oleh kotoran feses dan urin
Protein merupakan komponen penting atau dari burung walet itu sendiri yang
komponen utama sel hewan atau manusia. mencemari sarang walet. Di dalam kotoran
Oleh karena sel itu merupakan pembentuk walet tersebut terdapat mikroba dimana
tubuh kita, maka protein yang terdapat mikroba dapat menguraikan nitrogen
dalam makanan berfungsi sebagai zat organik menjadi amonia, kemudian
utama dalam pembentukan dan dioksidasikan menjadi nitrat dan nitrit.
pertumbuhan tubuh. Disamping digunakan Oleh karena nitrit dapat mudah
untuk pembentukan sel-sel tubuh, protein dioksidasikan menjadi nitrat, maka
kandungan nitrat dalam sarang walet akan ALAT
tinggi (Trawang, 2011).
Pipet volume, pipet tetes, tabung reaksi,
Apabila nitrat dan nitrit yang masuk timbangan, spatula, spektrofotometer UV-
bersamaan dengan makanan, maka Vis (Shimadzu UV-1800), gelas kimia,
banyaknya zat makanan akan menghambat labu ukur, Erlenmeyer, pipet ukur,
absorbsi dari kedua zat. Hal ini akan mikropipet, kertas saring, plat tetes, labu
mengakibatkan mikroba usus mengubah Kjeldahl, buret, klem, seperangkat alat
nitrat menjadi nitrit sebagai senyawa yang destilasi.
lebih berbahaya. Nitrit dapat bereaksi
dengan amina dan amida membentuk BAHAN
senyawa N-nitroso yang kebanyakan Sarang burung walet putih, akuadestilata,
bersifat karsinogenik. Nitrat dalam jumlah asam klorida, fenol, asam sulfat, besi (II)
besar dapat menyebabkan gangguan diare sulfat, difenilamin, natrium hidroksida,
campur darah disusul oleh konvulsi, koma asam borat, tembaga (II) sulfat, kalium
dan bila tidak tertolong akan meninggal. sulfat, indikator Tashiro (campuran 0,2%
Keracunan kronis dapat menyebabkan metil merah dalam alkohol dan 0,1%
depresi, sakit kepala. Metemoglobin metilen biru dalam alkohol), natrium
adalah hemoglobin yang di dalamnya ion karbonat, metil oranye.
Fe2+ diubah menjadi ion Fe3+ dan
kemampuannya untuk mengangkut PROSEDUR KERJA
oksigen telah berkurang dan menyebabkan
darah menjadi coklat. Metemoglobin dapat Pengumpulan bahan
terjadi apabila hemoglobin terpapar
oksidator termasuk nitrat (Ompusunggu, Sarang burung walet putih yang digunakan
2009). diperoleh dari peternakan burung walet
yang berada di daerah Jawa Barat, yaitu
Berdasarkan hal diatas, untuk mengetahui Bogor, Cianjur dan Sukabumi.
ada atau tidaknya kandungan nitrat dalam
sarang burung walet tersebut maka akan Penanganan sampel
dilakukan uji kualitatif menggunakan
Sarang dibersihkan terlebih dahulu dari
beberapa pereaksi dan uji kuantitatif
bulu dan kotoran burung yang menempel
menggunakan spektrofotometer. Selain itu,
pada sarang. Kemudian sampel
kandungan protein dalam sarang burung
dimasukkan ke dalam air panas sampai
walet dapat kemungkinan dijadikan suatu
sampel berbentuk kenyal dan tidak keras.
sediaan farmasi, namun sebelumnya
diperlukan penentuan kadar yang lebih
akurat dan presisi menggunakan metode
Kjeldahl dan uji kualitatif menggunakan Penetapan kadar protein pada sarang
metode Biuret. burung walet putih
34,08
2. Uji kuantitatif nitrat
1 1,07 32,62 33,33 Hasil scanning dari larutan standar
33,29 KNO3 pada konsentrasi 6, 8, 10, 12,
43,08
2 1,05 37,58 39,20 36
14, 16, 18, 20 ppm didapatkan bahwa
36,95 panjang gelombang maksimum terjadi
34,91
pada panjang gelombang 386,2 nm.
3 1,06 36,18 35,47
35,32
Dari konsentrasi tersebut diperoleh
absorbansi seperti yang terdapat dalam
tabel 2.
Hasil penentuan kadar nitrat Tabel 2 Hasil absorbansi dari standar KNO3
pada λ 386,2 nm
1. Uji kualitatif nitrat
Analisis kualitatif nitrat dilakukan No
Konsentrasi Absorbansi
(x) (y)
dengan mereaksikan masing-masing
sampel dengan difenilamin dalam 1 6 0,235
2 8 0,363
H2SO4 pekat. Hasil positif ditunjukkan 3 10 0,407
dengan terbentuknya warna biru tua. 4 12 0,542
5 14 0,61
Namun dari hasil reaksi yang terjadi 6 16 0,778
antara ketiga sampel sarang burung 7 18 0,882