240210160029
I. TUJUAN
3.2 Bahan
1. Wafer
IV. PROSEDUR
1. Sampel disajikan di depan panelis dengan kode 3 angka berbeda
2. Panelis diminta memberikan angka 1-7 yang sesuai dengan pernyataan
yang diminta untuk tiap atribut mutu yang diminta
Ayman Abdan Syakuro
240210160029
Sampel Jumlah
Panelis 078 273 347 623 920
18 3 1 3 3 2 12
19 4 3 6 4 5 22
20 3 2 6 1 5 17
21 3 4 4 4 5 20
22 5 3 6 2 2 18
23 2 2 3 3 3 13
24 2 1 6 2 7 18
25 4 3 6 3 5 21
26 3 4 5 2 3 17
27 3 2 6 2 4 17
28 6 5 6 3 3 23
29 2 2 5 1 3 13
30 3 4 5 2 2 16
31 1 4 6 2 5 18
Jumlah 47 45 78 36 58 264
Rata-
Rata 3,133 3 5,2 2,4 3,867
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018)
Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat bahwa sampel dengan rata-rata nilai
terkecil yaitu sampel kode 623 (delfi) dengan nilai 2,4. Angka yang kecil
menunjukkan sampel delfi tergolong sangat renyah-agak renyah. Sampel dengan
nilai tertinggi yaitu sampel kode 347 (nissin) dengan nilai 5,2.
Data kerenyahan sampel menurut kelompok panelis perlu dianalisis
berbeda nyata atau tidak. Taraf kepercayaan yang digunakan dalam uji kesukaan
yaitu 95%, mengingat tingkat akurasi data yang dibutuhkan tidak perlu seakurat
data uji klinis yang membutuhkan taraf kepercayaan 99% dengan standard error
sebesar 1%.
Transformasi data diperlukan untuk mengubah data ke dalam skala baru
agar memenuhi homogenitas ragam dan sebaran menjadi normal. Data
pengamatan yang mempunyai ragam heterogen biasanya sebarannya tidak normal.
Transformasi data tergantung pada jenis hubungan ragam dan rata-rata.
Transformasi data yang digunakan pada uji mutu hedonik yaitu transformasi akar,
dengan mengubah angka x menjadi √ x+ 0,5. Menurut Kuswanto (2012),
transformasi akar kuadrat salah satunya digunakan untuk data bilangan bulat kecil.
Lebih lanjut bila datanya mengandung angka di bawah 10, digunakan √ x+ 0,5
Ayman Abdan Syakuro
240210160029
sebagai fungsi transformasi. Berikut ini data hasil transformasi akar uji
kerenyahan wafer.
Tabel 2. Hasil Transformasi Data Uji Mutu Hedonik Kerenyahan
Sampel Jumlah
Panelis 078 273 347 623 920
17 1,87 2,35 2,35 1,58 2,12 10,26
18 1,87 1,22 1,87 1,87 1,58 8,42
19 2,12 1,87 2,55 2,12 2,35 11,01
20 1,87 1,58 2,55 1,22 2,35 9,57
21 1,87 2,12 2,12 2,12 2,35 10,58
22 2,35 1,87 2,55 1,58 1,58 9,93
23 1,58 1,58 1,87 1,87 1,87 8,77
24 1,58 1,22 2,55 1,58 2,74 9,68
25 2,12 1,87 2,55 1,87 2,35 10,76
26 1,87 2,12 2,35 1,58 1,87 9,79
27 1,87 1,58 2,55 1,58 2,12 9,70
28 2,55 2,35 2,55 1,87 1,87 11,19
29 1,58 1,58 2,35 1,22 1,87 8,60
30 1,87 2,12 2,35 1,58 1,58 9,50
31 1,22 2,12 2,55 1,58 2,35 9,82
Jumlah 28,20 27,56 35,64 25,24 30,93 147,58
Rata-
Rata 1,88 1,84 2,38 1,68 2,06
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018)
Data yang diperoleh dicari nilai Fhitung dan dibandingkan dengan F tabel
pada tingkat kepercayaan 95%. Berikut ini perhitungan dari tiap tahapan.
DB panelis = jumlah panelis – 1 = 15 – 1 = 14
DB sampel = jumlah sampel – 1 = 5 – 1 = 4
DB galat = DB panelis x DB sampel = 14 x 4 = 56
DB total = DB panelis + DB sampel + DB galat = 14 + 4 + 56 = 74
Total 2 147,582
FK = = =290,401
( n panelis ) ( n sampel ) (15 )( 5 )
Jumlah kuadrat total panelis 1461,68
JK Panelis= n sampel
−FK =
5
−290,401=1,935
LSR = SSR x Sx
Tabel 4 SSR dan LSR (db galat 56) dan (banyaknya pengujian (p=5))
Banyak pengujian 2 3 4 5
SSR 2,854 3,004 3,096 3,164
0,21892 0,23748
LSR 1 0,230427 4 0,2427
Kode Sampel 623 273 78 920 347
Rata-Rata 1,682 1,837 1,880 2,062 2,376
Ayman Abdan Syakuro
240210160029
Sampel
Panelis Jumlah
78 273 347 623 920
17 2 3 5 3 3 16
18 2 3 4 1 3 13
19 3 3 6 5 3 20
20 2 5 3 5 4 19
21 2 4 6 1 3 16
22 4 4 5 1 2 16
23 3 4 4 3 4 18
24 4 5 2 5 6 22
25 2 5 3 3 3 16
26 3 5 6 5 6 25
27 2 2 4 2 4 14
28 2 3 4 1 2 12
29 2 4 5 1 2 14
30 3 5 5 4 3 20
31 2 4 6 3 5 20
Jumlah 38 59 68 43 53 261
Rata-rata 2.53333333 3.93333 4.53333 2.86667 3.53333
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018)
Ayman Abdan Syakuro
240210160029
KT galat
Sx sampel =
√ n panelis
= 0.07
a a = 2.22-0.2051= 2.0149
b = 2.0-0.21588= 1.875
b c = 1.98 – 0.2086 = 1.77
c d = 1.77 – 0.1964 = 1.57
Berdasarkan uji Duncant Multiple Range Test, rasa coklat dari wafer
nissin dan tango tidak berbeda nyata. Kedua sampel tersebut memiliki nilai 3,93-
4,53, yang artinya rasa coklat agak tajam. Rasa coklat sampel nabati jika
dibandingkan dengan tango tidak berbeda nyata, rasa coklat wafer delfi dan wafer
nabati tidak berbeda nyata, serta rasa coklat sampel wafer selamat dan delfi tidak
berbeda nyata.
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat rasa dari wafer selamat merupakan
sampel yang sangat terasa coklatnya, dengan nilai rata-rata 2,53. Adapun sampel
nissin merupakan sampel wafer yang rasa coklatnya kurang terasa dibanding
sampel lain, dengan nilai rata-rata 4,53. Perbedaan rasa dari wafer dipengaruhi
oleh formulasi krim coklat yang ditambahkan pada tiap lapisan wafer.
5.3` Warna Coklat
Wafer dari tiap merk dagang memiliki intensitas warna coklat yang
berbeda-beda. Ada wafer yang memiliki krim coklat, namun wafernya berwarna
Ayman Abdan Syakuro
240210160029
putih. Ada pula wafer yang sama-sama memiliki warna coklat, namun ada yang
berwarna muda dan ada pula yang berwarna tua. Warna pada wafer sendiri
merupakan atribut mutu yang pertama kali dilihat konsumen dan menentukan
tingkat penerimaan konsumen. Berikut ini hasil pengamatan uji mutu hedonik
warna.
Tabel 11. Hasil Pengamatan Uji Mutu Hedonik Warna
Sampel
Panelis Jumlah
078 273 347 623 920
17 2 3 3 7 6 21
3
18 3 3 1 2 12
19 4 5 3 7 5 24
20 4 5 3 7 6 25
21 1 5 2 7 6 21
22 4 4 3 7 7 25
23 3 5 4 7 6 25
24 2 5 3 7 6 23
25 6 5 4 7 7 29
26 5 5 4 7 7 28
27 2 5 4 7 6 24
28 1 3 4 7 6 21
29 1 5 5 7 6 24
30 1 4 3 7 5 20
31 1 3 4 6 2 16
Jumlah 40 65 52 98 83 338
Rata-
2,67 4,33 3,47 6,53 5,53 4,51
rata
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018)
Keterangan
1 : Amat sangat putih kecoklatan 5 : Tidak putih kecoklatan
2 : Sangat putih kecoklatan 6 : Sangat tidak putih kecoklatan
3 : Agak putih kecoklatan 7 :Amat sangat tidak putih
4 : Putih kecoklatan kecoklatan
Sampel Jumlah
Panelis
078 273 347 623 920
19 2,12 2,35 1,87 2,74 2,35 11,42
20 2,12 2,35 1,87 2,74 2,55 11,63
21 1,22 2,35 1,58 2,74 2,55 10,44
22 2,12 2,12 1,87 2,74 2,74 11,59
23 1,87 2,35 2,12 2,74 2,55 11,63
24 1,58 2,35 1,87 2,74 2,55 11,09
25 2,55 2,35 2,12 2,74 2,74 12,49
26 2,35 2,35 2,12 2,74 2,74 12,29
27 1,58 2,35 2,12 2,74 2,55 11,34
28 1,22 1,87 2,12 2,74 2,55 10,51
29 1,22 2,35 2,35 2,74 2,55 11,20
30 1,22 2,12 1,87 2,74 2,35 10,30
31 1,22 1,87 2,12 2,55 1,58 9,35
Jumlah 39,38 32,83 29,75 25,87 36,46 164,29
Rata-
2,63 2,19 1,98 1,72 2,43 2,19
rata
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018)
Total 2 164,292
FK = = =359,89
( n panelis ) ( n sampel ) (15 )( 5 )
Jumlah kuadrat total panelis 1815,36
JK Panelis= n sampel
−FK =
5
−359,89=3,18
a
2,63-0,24 = 2,39 (a)
b 2,43-0,23 = 2,20 (b)
c 2,19-0,23 = 1,96 (c)
1,98-0,21 = 1,77 (d)
Berdasarkan uji DMRT, sampel 920 (Nabati) dan 078 (Selamat) memiliki
warna yang tidak berbeda nyata. Kedua sampel wafer tersebut memiliki nilai rata-
rata 5,53 dan 6,33. Hal ini menunjukkan wafer nabati dan selamat cenderung
memiliki warna agak/sangat tidak putih kecoklatan. Warna pada wafer kedua
sampel tersebut lebih didominasi warna coklat.
Ayman Abdan Syakuro
240210160029
Sampel dengan kode 347 (Nissin) dan 273 (Tango) juga memiliki warna
yang tidak berbeda nyata. Kedua sampel tersebut memiliki nilai rata-rata 3,47-
4,33. Nilai tersebut menunjukkan wafer memiliki warna putih kecoklatan. Adapun
sampel dengan kode 623 (Delfi) memiliki warna yang berbeda nyata dari sampel
lainnya. Sampel Delfi memiliki nilai rata-rata 2,67, artinya sampel wafer
cenderung agak putih kecoklatan.
Perbedaan warna pada wafer dipengaruhi oleh perbandingan bubuk kakao
yang dimasukkan dengan susu yang ditambahkan. Rasio susu yang lebih tinggi
akan menyebabkan warna krim coklat menjadi lebih putih. Selain itu,
penambahan warna coklat ke dalam batter sebagai adonan yang digunakan untuk
membuat lapisan juga menentukan warna lapisan wafer coklat. Sampel delfi
memiliki warna wafer yang cenderung putih, sedangkan sampel nabati dan
selamat memiliki warna wafer yang cenderung coklat.
Adapun jika ditinjau dari proses pemanasan (baking), maka suhu
pemanasan dan kadar air batter mempengaruhi warna akhir dari wafer. Pada kadar
air di atas 160%, warna wafer yang dihasilkan lebih cerah. Warna wafer yang
diinginkan sebaiknya dipanggang pada suhu 170oC, di mana di atas suhu tersebut
wafer akan berwarna kecoklatan (Dogan, 2006).
5.4 Aroma Coklat
Aroma coklat dari wafer coklat merupakan atribut mutu lain yang
menentukan penerimaan konsumen. Aroma merupakan sensasi bau yang
ditimbulkan oleh rangsangan kimia senyawa volatil yang tercium oleh syaraf yang
berada di rongga hidung ketika bahan pangan masuk ke mulut. Rangsangan yang
timbul akan memberikan sensasi kelezatan yang kemudian dapat mempengaruhi
daya terima panelis atau konsumen terhadap suatu produk pangan (Peckham,
1969). Berikut ini hasil pengamatan uji mutu hedonik dari tiap panelis.
Tabel 16. Hasil Pengamatan Uji Mutu Hedonik Aroma
Sampel
Panelis Jumlah
078 273 347 623 920
17 6 3 5 3 3 20
18 3 2 1 5 4 15
19 6 4 3 3 6 22
20 6 5 2 4 1 18
21 3 4 5 3 5 20
Ayman Abdan Syakuro
240210160029
22 4 3 3 1 4 13
23 6 5 5 6 3 25
24 2 3 6 1 7 19
25 4 2 5 5 5 21
26 5 5 5 4 4 23
27 2 1 2 4 5 14
28 4 3 2 6 3 18
29 4 2 3 6 5 20
30 6 4 3 4 5 22
31 5 1 2 7 3 18
Jumlah 66 47 52 62 63 288
Rata-rata 4,40 3,13 3,47 4,13 4,20
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018)
Keterangan :
1- Amat sangat tajam 5- Agak tidak tajam
2- Sangat tajam 6- Sangat tidak tajam
3- Agak tajam 7- Amat sangat tidak tajam
4- Tajam
Tabel 17. Data Transformasi Uji Mutu Hedonik Aroma
Sampel
Panelis Jumlah
078 273 347 623 920
17 2,55 1,87 2,35 1,87 1,87 10,51
18 1,87 1,58 1,22 2,35 2,12 9,14
19 2,55 2,12 1,87 1,87 2,55 10,96
20 2,55 2,35 1,58 2,12 1,22 9,82
21 1,87 2,12 2,35 1,87 2,35 10,56
22 2,12 1,87 1,87 1,22 2,12 9,2
23 2,55 2,35 2,35 2,55 1,87 11,67
24 1,58 1,87 2,55 1,22 2,74 9,96
25 2,12 1,58 2,35 2,35 2,35 10,75
26 2,35 2,35 2,35 2,12 2,12 11,29
27 1,58 1,22 1,58 2,12 2,35 8,85
28 2,12 1,87 1,58 2,55 1,87 9,99
29 2,12 1,58 1,87 2,55 2,35 10,47
30 2,55 2,12 1,87 2,12 2,35 11,01
31 2,35 1,22 1,58 2,74 1,87 9,76
Jumlah 32,83 28,07 29,32 31,62 32,1 153,94
Total 2 153,942
FK = = =315,9669
( n panelis ) ( n sampel ) ( 15 )( 5 )
Ayman Abdan Syakuro
240210160029
terasa aroma coklat hingga terasa aroma coklat. Aroma coklat pada wafer
ditentukan oleh komposisi penyusun krim coklat yang ditambahkan pada tiap
lapisan wafer. Ketajaman krim coklat sendiri dipengaruhi oleh rasio cocoa liquor,
high grade crystalline sucrose, cocoa butter, serta dengan adanya tambahan milk
powder (Belitz et al., 2009) yang dapat meningkatkan aroma coklat.
5.5 Keseragaman Lapisan
Wafer krim pada dasarnya adalah wafer berbentuk datar terdiri atas
beberapa lapisan opak wafer di mana krim ditambahkan di antara lapisan opak
tersebut. Keseragaman lapisan wafer menunjukkan ketebalan krim dari tiap
lapisan yang sama serta krim terdistribusi merata di antara lapisan opak wafer
tanpa adanya penumpukan pada salah satu titik. Atribut mutu keseragaman lapisan
walaupun tidak berpengaruh pada palabilitas, namun penting untuk karakteristik
visual dari wafer. Konsumen tentunya lebih menyukai wafer dengan keseragaman
lapisan yang baik, karena hal tersebut menunjukkan produksi wafer telah
melewati quality control yang baik.
Tabel 20. Data Uji Mutu Hedonik Keseragaman Lapisan
Sampel
Panelis Jumlah
78 273 347 623 920
17 5 3 2 4 3 17
18 5 4 4 1 6 20
19 5 3 3 5 5 21
20 4 5 2 2 5 18
21 3 3 4 2 3 15
22 3 2 6 1 4 16
23 2 5 3 3 3 16
24 1 2 4 3 5 15
25 1 3 5 2 5 16
26 4 5 5 5 4 23
27 2 1 1 6 2 12
28 1 1 3 2 3 10
29 4 3 2 5 5 19
30 1 3 2 4 3 13
31 2 1 3 4 4 14
Jumlah 43 44 49 49 60
Rata-rata 2.87 2.93 3.27 3.27 4.00
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018)
Keterangan :
Ayman Abdan Syakuro
240210160029
Tabel 21. Tabel Transformasi Data Uji Mutu Hedonik Keseragaman Lapisan
Jumlah
Sampel Jumlah
Panelis kuadrat
78 273 347 623 920
17 2.35 1.87 1.58 2.12 1.87 9.79 95.83
18 2.35 2.12 2.12 1.22 2.55 10.36 107.37
19 2.35 1.87 1.87 2.35 2.35 10.78 116.15
20 2.12 2.35 1.58 1.58 2.35 9.97 99.48
21 1.87 1.87 2.12 1.58 1.87 9.31 86.77
22 1.87 1.58 2.55 1.22 2.12 9.35 87.38
23 1.58 2.35 1.87 1.87 1.87 9.54 90.99
24 1.22 1.58 2.12 1.87 2.35 9.14 83.60
25 1.22 1.87 2.35 1.58 2.35 9.37 87.74
26 2.12 2.35 2.35 2.35 2.12 11.28 127.20
27 1.58 1.22 1.22 2.55 1.58 8.16 66.61
28 1.22 1.22 1.87 1.58 1.87 7.77 60.41
29 2.12 1.87 1.58 2.35 2.35 10.26 105.34
30 1.22 1.87 1.58 2.12 1.87 8.67 75.15
31 1.58 1.22 1.87 2.12 2.12 8.92 79.55
Jumlah 26.78 27.22 28.64 28.46 31.57 142.68 1369.57
Rata-
1.79 1.81 1.91 1.90 2.10 9.79 95.83
rata
jumlah
717.36 740.84 820.05 810.25 996.97 4085.47
kuadrat
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018)
Total 2 142,682
FK = = =271,43
( n panelis ) ( n sampel ) (15 )( 5 )
Jumlah kuadrat total panelis 1369,57
JK Panelis= −FK = −271,43=2,49
n sampel 5
JK panelis 2,49
KT Panelis= = =0,18
db panelis 14
JK sampel 0,94
KT Sampel= = =0,23
db sampel 4
JK galat 7,65
KT Galat = = =¿ 0,14
db galat 56
KT panelis 0,18
F h panelis= = =1,30
KT galat 0,14
KT sampel 0,23
F h sampel= = =1,72
KT galat 0,14
6.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dari praktikum kali ini yaitu praktikan
lebih teliti dan cermat dalam mengamati perbedaan karakteristik dari tiap wafer.
Ayman Abdan Syakuro
240210160029
DAFTAR PUSTAKA
Belitz, et al. 2009. Food Chemistry. Springer, Berlin.
Dogan, IS. 2006. Factors Affecting Wafer Sheet Quality. .International Journal of
Food Science and Technology .41:569-576.
Irmawati, F.M., D. Ishartani, dan D.R. Affandi. 2014. Pemanfaatan tepung umbi
garut (Maranta arundinacea L.) sebagai pengganti terigu dalam
pembuatan biskuit tinggi energi protein dengan penambahan tepung
kacang merah (Phaseolus vulgaris L.). J. Teknosains Pangan. 3 (1). ISSN
2302-0733.
Jayusmar. 2000. Pengaruh suhu dan tekanan pengempaan terhadap sifat fisik
wafer ransum komplit dari limbah pertanian sumber serat dan leguminosa
untuk ternak ruminansia. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Katz, E.E. & Labuza, T.P. (1981). Effect of water activity on the sensor crispiness
and mechanical deformation of snack food products. Journal of Food
Science, 46,
Peckham, G.C. 1969. Foundation of Food Preparation 2nd ed. The Mac Milla Co,
Callier Mac Millan Ltd, London.
Sudarmaji, S., Horyono B.S dan Suhardi. 1989. Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian. Yogyakarta : PAU Pangan & Gizi, UGM.