Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN MINGGUAN

PRAKTIKUM SIFAT FISIK DAN INDERAWI

ACARA III
UJI SKORING, UJI RANKING, DAN UJI HEDONIK

OLEH

PRAMESWARI DWI CAHYA ANDHINI


J1A020086
KELOMPOK 5

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MATARAM

2022
HALAMAN PENGESAHAN

Mataram, 23 Mei 2022


Mengetahui,
Co. Asst Praktikum Sifat Fisik
dan Inderawi Praktikan,

Indah Nahdiat Isrori Prameswari Dwi Cahya.A


NIM. - NIM. J1A020086
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Produk pangan yang beredar di masyarakat memiliki karaktersitik yang


berbeda satu sama lain. Uji penerimaan konsumen perlu dilakukan untuk mengetahui
produk mana yang lebih disukai oleh masyarakat. Produk pangan dapat dinilai
berdasarkan respon secara objektif dan subjektif. Respon objektif merupakan
instrument fisik yang dugunakan untuk membedakan dan mendeskripsikan suatu
produk. Respon subyektif dilakaukan menggunakan indera manusia dalam menilai
suatu produk pangan .
Dalam penentuan mutu produk pangan kesukaan merupakan hal yang harus
dipertimbangkan dalam memilih  suatu produk, karena jika  produk baru
tidak memiliki rasa yang enak maka konsumen segan untuk membeli. Oleh sebab itu
pentingnya melakukan pengujian sensori terhadap suatu produk. Pengujian tersebut
dilakukan untuk mengukur tekstur, penampakan, aroma dan flavor daru suatu produk
pangan. Pengujian sensori berperan penting dalam pengembangan produk serta
meminimalisir resiko dalam pengambilan keputusan. Oleh karenanya peran panelis
dalam pengujian dapat mengidentifikasi sifat-sifat sensori yang akan membantu untuk
mendeskripsikan produk. Pengujian sensori ini telah banyak diaplikasikan dalam
industri pangan yang saat ini semakin meluas dan berkembang.
Uji sensori atau organoleptik terhadap suatu produk dibedakan berdasarkan
uji skoring, uji ranking dan uji hedonik. Uji ranking merupakan suatu analisa untuk
mengurutkan beberapa sampel berdasarkan tingkat kesukaan panelis. Uji skoring
digunakan untuk menilai mutu atau sifat tertentu dari suatu produk. Uji hedonik
merupakan uji yang lebih spesifik untuk suatu jenis mutu tertentu. Berdasarkan uraian
di atas adapun yang melatar belakangi praktikum uji skoring, uji hedonik dan uji
ranking ini yaitu untuk mengetahui tingkat kerenyahan dan kesukaan panelis terhadap
sifat mutu spesifik produk pangan keripik kentang menggunakan uji skoring, uji
rangking, dan uji hedonik.
1.2. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui tingkat
kerenyahan dan kesukaan panelis terhadap sifat mutu spesifik produk pangan keripik
kentang menggunakan uji skoring, uji rangking, dan uji hedonik.

1.3 Tinjauan Pustaka


Uji hedonik adalah sebuah analisa sensori organoleptik dalam mengukur
tingkat perbedaan kualitas beberapa produk dengan cara menilai sifat tertentu dari
suatu produk dan untuk mengetahui tingkat kesukaan panelis terhadap suatu produk.
Uji hedonik juga dapat dikatakan sebagai penilaian panelis berdasarkan kesukaan dan
ketidaksukaanya terhadap suatu sampel yang dinilai. Tingkatan kesukaan dan
ketidaksukaan panelis dinilai dalam bentuk skala hedonik misalnya sangat suka, suka,
agak suka, agak tidak suka, tidak suka, sangat tidak suka dan lain-lain. Prinsip dari uji
hedonik yaitu dengan meminta penilaian panelis terhadap kesukaan dan
ketidaksukaannya dari produk yang dinilai. Pengaplikasian uji hedonik dalam bidang
pangan digunakan dalam proses pemasaran, yaitu untuk memperoleh pendapat
konsumen terhadap produk. Hal tersebut diperlukan agar mengetahui kelayakan suatu
produk sebelum dipasarkan (Putri dan Mardesci, 2018).
Uji ranking merupakan suatu proses yang dilakukan untuk mengurutkan
beberapa sampel berdasarkan tingkat kesukaan panelis dalam memilih sampel terbaik
hingga terburuk. Sampel dengan urutan pertama menunjukkan kualitas terbaik.
Sampel dengan urutan terakhir menunjukkan kualitas terburuk berdasarkan penilaian
panelis. Nilai rata-rata penilaian panelis dapat mengetahui perbedaan kualitas produk
yang satu dengan yang lainnya. Hasil analisis uji ranking dapat menilai kualitas
atribut mutu organoleptik sampel pada uji deskriptif (Dwi dkk., 2019).
Uji skoring merupakan sebuah analisa yang digunakan untuk mengetahui
tingkat perbedaan kualitas beberapa produk sejenis. Analisa dilakukan dengan cara
memberikan nilai atau skor terhadap sifat tertentu dari suatu produk yang dinilai.
Skor yang diberikan panelis menunjukkan tingkat nilai. Nilai dalam uji skoring
dianalogikan dengan nilai ujian, dimana tiap angka menyatakan tingkat mutu. Respon
uji skroking merupakan data kuantitatif yang berupa angka langsung. Data tersebut
kemudian ditabulasi dalam bentuk mariks respon (Martiyanti dan Vita, 2018).
II. ALAT DAN BAHAN

2.1 Alat-alat Praktikum


Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gelas plastik, kertas
label, nampan, piring saji dan tisu.

2.2 Bahan-bahan Praktikum


Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah air
mineral, keripik kentang merk CHITATO, keripik kentang merk LAYS, dan keripik
kentang merk PIATOS.
III. CARA KERJA

Disiapkan 3 keripik dengan beberapa merk

Dicicipi sampel dan diberikan masing-masing respon panelis


menurut keterangan sklala skoring, rangking, dan hedonik.

Dicatat hasil pengamatan kemudian dianalisis dengan ragam


ANOVA taraf 5%

Dilakukan perhitungan uji lanjut BNJ dengan taraf 5%


IV. HASIL PENGAMATAN

3.1 Hasil Pengamatan

Tabel 3. 1 Hasil Pengamatan Uji Skoring Tekstur Keripik Kentang


Keripik
Panelis Jumlah
A B C
1 4 4 5 13
2 4 5 5 14
3 5 1 5 11
4 4 5 4 13
5 4 5 3 12
6 3 4 5 12
7 4 5 4 13
8 4 5 3 12
9 3 4 4 11
10 3 4 4 11
11 3 4 4 11
12 4 5 5 14
13 4 5 4 13
14 4 5 5 14
15 4 4 4 12
16 3 4 4 11
17 3 3 3 9
18 4 4 5 13
19 4 3 5 12
20 4 3 5 12
21 4 4 5 13
22 4 5 4 13
23 3 4 4 11
24 4 3 4 11
25 3 3 4 10
26 4 5 5 14
27 5 3 2 10
28 3 4 5 12
29 4 3 5 12
30 5 5 2 12
Jumlah 114 121 126 361
Rata-rata 3,8 4,03 4,2 12,03

Keterangan skala skoring : 1 = Sangat Tidak Renyah


2 = Tidak Renyah
3 = Agak Tidak Renyah
4 = Renyah
5 = Sangat Renyah
Tabel 3. 2 Hasil Pengamatan Uji Ranking pada Keripik Kentang
Keripik
Panelis
A B C
1 3 2 1
2 3 1 2
3 2 1 3
4 3 1 2
5 2 1 3
6 3 2 1
7 3 1 2
8 3 1 2
9 3 2 1
10 3 2 1
11 3 2 1
12 3 1 2
13 2 1 3
14 3 2 1
15 3 1 2
16 3 1 2
17 2 3 1
18 3 2 1
19 2 3 1
20 2 3 1
21 3 2 1
22 3 1 2
23 3 1 2
24 2 3 1
25 3 2 1
26 2 3 1
27 1 2 3
28 3 2 1
29 2 3 1
30 1 2 3
Jumlah 77 54 49
Keterangan skala rangking : 1 = Sangat Renyah
2 = Renyah
3 = Tidak Renyah

Tabel 3. 3 Hasil Pengamatan Uji Hedonik pada Keripik Kentang


Keripik
Panelis Jumlah
A B C
1 3 4 5 12
2 4 5 5 14
3 1 4 3 8
4 4 5 4 13
5 5 4 3 12
6 4 4 5 13
7 3 4 4 11
8 4 5 5 14
9 4 4 5 13
10 3 4 5 12
11 4 3 4 11
12 3 5 5 13
13 4 4 4 12
14 4 3 4 11
15 4 5 5 14
16 4 3 4 11
17 4 4 4 12
18 4 4 5 13
19 3 4 5 12
20 4 3 4 11
21 4 4 5 13
22 5 4 4 13
23 2 4 3 9
24 4 3 4 11
25 3 3 4 10
26 4 3 3 10
27 4 4 4 12
28 4 5 4 13
29 4 2 4 10
30 5 5 5 15
Jumlah 112 118 128 358
Rata-
3,73 3,93 4,27
rata

Keterangan skala hedonik : 1 = Sangat Tidak Suka


2 = Tidak Suka
3 = Agak Tidak Suka
4 = Suka
5 = Sangat Suka
3.2 Hasil Perhitungan

1. Uji Skoring (Tekstur) pada Keripik Kentang


a. Uji ANOVA kerenyahan
Faktor Koreksi = ¿¿
2
(361)
=
3 × 30
130.321
=
90
= 1448,01
r r
Jumlah Kuadrat Total = ∑ ¿1 ∑ ¿ 1 Y ij2 – FK
i j

= (3 ¿ ¿ 2+ 42 +52 +…+5 2)¿- 1448,01


= 1474 – 1448,01
= 25,99
2
Yi
Jumlah Kuadrat Sampel = Ʃ ri – FK

1142 +1212+ 1262


= −1448,01
30
12.996+14.641+ 15.876
= −1448,01
30
43.513
= −¿ 1448,01
30
= 1450,43 – 1448,01
= 2,42
2
Yij
Jumlah Kuadrat Panelis =Ʃ t – FK
2 2 2 2
(13 +14 +11 +… 12 )
= −1448,01
3
¿
= 169+196+121+…+ 144 ¿ 3 −1448,01

4391
= −¿1448,01
3
= 1463,7 – 1448,01
= 15,66
Jumlah Kuadrat Galat = JKT – JKS – JKP
= 25,99 – 2,42 – 15,66
= 7,91
Derajat Bebas Sampel (DBS)
DBS = 3 – 1 = 2
Derajat Bebas Galat (DBG)
DBG = (90 – 1)(3 – 1)
= 87
Derajat Bebas Total (DBT)
DBT = (30 × 3) – 1
= 89
JKS
Kuadrat Tengah Sampel =
dbsampel
2,42
=
t−1
2,42
=
3−1
2,42
=
2
= 1,21
JKG
Kuadrat Tengah Galat =
dbGalat
7,91
=
58
= 0,136
KTS
F Hit Sampel =
KTG
1,21
¿
0,136
= 8,89
Tabel 3. 4 Analisis ANOVA Pada Uji Skoring Keripik Kentang
Sumber
DB JK KT Fhitung Ftabel Sig.
Keragaman
Perlakuan 2 2,42 1,21 1,73 3,10 Ns
Galat 87 60,56 0,69

Total 89 62,98

Kesimpulan :
Berdasarkan hasil uji ANOVA Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima. Artinya tidak
ada pengaruh yang signifikan pada kerenyahan masing-masing keripik
kentang tersebut.

2. Uji Rangking pada Keripik Kentang

Tabel 3. 5 Hasil Transformasi Uji Ranking pada Keripik Kentang


Paneli Tesktur
Total
s A B C
1 -0,85 0 0,85 0
2 -0,85 0,85 0 0
3 0 0,85 -0,85 0
4 -0,85 0,85 0 0
5 0 0,85 -0,85 0
6 -0,85 0 0,85 0
7 -0,85 0,85 0 0
8 -0,85 0,85 0 0
9 -0,85 0 0,85 0
10 -0,85 0 0,85 0
11 -0,85 0 0,85 0
12 -0,85 0,85 0 0
13 0 0,85 -0,85 0
14 -0,85 0 0,85 0
15 -0,85 0,85 0 0
16 -0,85 0,85 0 0
17 0 -0,85 0,85 0
18 -0,85 0 0,85 0
19 0 -0,85 0,85 0
20 0 -0,85 0,85 0
21 -0,85 0 0,85 0
22 -0,85 0,85 0 0
23 -0,85 0,85 0 0
24 0 -0,85 0,85 0
25 -0,85 0 0,85 0
26 0 -0,85 0,85 0
27 0,85 0 -0,85 0
28 -0,85 0 0,85 0
29 0 -0,85 0,85 0
30 0,85 0 -0,85 0
Total y -14,45 5,1 9,35
Total
208,8025 26,01 87,4225 0
y2
Rerata -0,4816 0,17 0,3116

a. ANOVA Uji Skoring pada Keripik Kentang


Faktor Koreksi = ¿¿
2
(0)
=
3× 30
=0
r r
Jumlah Kuadrat Total = ∑ ¿1 ∑ ¿ 1 Y ij2 – FK
i j

= 43,5 – 0
= 43,35
Jumlah Kuadrat Sampel =¿ ¿ – FK
= ¿¿
12.544+13.924+16.384
= −1424,04
30
322,235
=
30
= 10,74
2
Yij
Jumlah Kuadrat Panelis =Ʃ t – FK

= ¿ ¿0
=0
Jumlah Kuadrat Galat = JKT – JKS – KJP
= 43,35 – 10,74 – 0
= 32,61
Derajat Bebas Sampel (DBS)
DBS = 3 – 1 = 2
Derajat Bebas Galat (DBG)
DBG = (90 – 1)(3 – 1)
= 87
Derajat Bebas Total (DBT)
DBT = (30 × 3) – 1
= 89
JKS
Kuadrat Tengah Sampel =
dbsampel
10,74
=
2
= 5,37
JKG
Kuadrat Tengah Galat =
dbGalat
32,61
=
58
= 0,56
KTS
F Hit Sampel =
KTG
5,37
¿
0,56
= 9,58
Tabel 3. 6 Analisis ANOVA pada Uji Ranking Keripik Kentang
Sumber
DB JK KT Fhitung Ftabel Sig.
Keragaman
Sampel 2 10,74 5,37 14,33 3,10 s
Galat 87 32,61 0,37

Total 89 43,35

Kesimpulan :
Berdasarkan hasil uji INOVA Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak. Artinya terdapat
pengaruh yang berbeda nyata terhadap tingkat kerenyahan pada keripik
kentang tersebut sehingga dilakukan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ).

b. Uji lanjut dengan Beda Nyata Jujur (BNJ)


Ho = μ1 = μ2 =μ3 : Hasil Perlakuan Tidak Berbeda Nyata
H1 ≠ μ1 ≠ μ2 ≠ μ3 : Hasil Perlakuan Berbeda Nyata
Taraf nyata : ɑ = 0,05

Sampel Rerata
C 0,31 1
B 0,17 2
A -0,48 3
Bnj 5% ¿ q (p , dbg; 0,05) ×
√ KTG
r

¿ q (3 , 87 ; 0,05)×
√ KTG
r

= 3,36×
√ 0,56
30
= 0,45
Tabel 3. 7 Hasil Perbandingan Uji Lanjut BNJ
Kode Rerata C B A
Sampel
0,31 0,17 -0,48
A -0,48 -0,79 0,65 0

B 0,17 0,14 0

C 0,31 0

Tabel 3. 8 Signifikansi Uji Ranking


Sampel Rerata Signifikansi
A -0,48 a
B 0,17 b
C 0,31 b

Kesimpulan :
1. Tingkat kesukaan pada kerenyahan keripik kentang sampel A berbeda
nyata dengan sampel B dan C.
2. Tingkat kesukaan pada kerenyahan keripik kentang sampel B berbeda
nyata dengan sampel A, namun tidak berbeda nyata dengan sampel C.
3. Tingkat kesukaan pada kerenyahan keripik kentang sampel C tidak
berbeda nyata dengan sampel C, namun berbeda nyata dengan sampel A.

3. Uji Hedonik pada Keripik Kentang

a. Uji ANOVA
Faktor Koreksi = ¿¿
= ¿¿
128.164
=
90
= 1424,04
r r
Jumlah Kuadrat Total ¿ ∑ ¿ 1 ∑ ¿ 1Y ij2 – FK
i j
= (3 ¿ ¿ 2+22 +12 +…+52 )¿ – 1424,04
= 1480 – 1424,04
= 55,96
2
Yi
Jumlah Kuadrat Sampel = Ʃ ri – FK

= ¿ ¿ −1424,04
12.544+13.924+16.384
= −1424,04
30
= 1428,4 – 1424,04
= 4,36
2
Yij
Jumlah Kuadrat Panelis =Ʃ t – FK

= ¿ ¿- 424,04
4344
= −1424,04
3
= 1448−1424,04
= 23,96
Jumlah Kuadrat Galat = JKT – JKS – KJP
= 55,96 – 4,36 – 23,96
= 27,64
Derajat Bebas Sampel (DBS)
DBS = 3 – 1 = 2
Derajat Bebas Galat (DBG)
DBG = (90 – 1)(3 – 1)
= 87
Derajat Bebas Total (DBT)
DBT = (30 × 3) – 1
= 89
JKS
Kuadrat Tengah Sampel =
dbsampel
4,36
=
2
= 2,18
JKG
Kuadrat Tengah Galat =
dbGalat
27,64
=
58
= 0,47
KTS
F Hit Sampel =
KTG
2,18
¿
0,47
= 4,63
Tabel 3. 9 Analisis ANOVA Pada Uji Hedonik Keripik Kentang
Sumber
DB JK KT Fhitung Ftabel Sig.
Keragaman
Perlakuan 2 4,35 2,17 3,67 3,10 s
Galat 87 51,6 0,59

Total 89 55,95

Kesimpulan :
Berdasarkan hasil uji INOVA Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak. Artinya terdapat
pengaruh yang nyata terhadap tingkat kesukaan pada keripik kentang tersebut.

b. Uji lanjut dengan Beda Nyata Jujur (BNJ)


Ho = μ1 = μ2 =μ3 : Hasil Perlakuan Tidak Berbeda Nyata
H1 ≠ μ1 ≠ μ2 ≠ μ3 : Hasil Perlakuan Berbeda Nyata
Taraf nyata : ɑ = 0,05

Sampel Rerata
C 4,26 1
B 3,93 2
A 3,73 3
Bnj 5% ¿ q (p , dbg; 0,05) ×
√ KTG
r

¿ q (3 ,58 ; 0,05)×
√ KTG
r

= 3,36×
√ 0,47
30
= 12,61

Tabel 3. 10 Hasil Perbandingan Uji Lanjut BNJ

Kode C B A
Rerata
Sampel 4,26 3,93 3,73
A 3,73 0,53 0,2 0

B 3,93 0,33 0

C 4,26 0

Tabel 3. 11 Signifikansi Uji Hedonik


Sampel Rerata Signifikansi
A 3,73 a
B 3,93 ab
C 4,26 b

Kesimpulan :
1. Tingkat kesukaan pada keripik kentang sampel A berbeda nyata dengan
sampel B dan C. Tingkat kesukaan pada keripik kentang sampel A tidak
berbeda nyata dengan sampel B dan berbeda nyata dengan sampel C.
2. Tingkat kesukaan pada keripik kentang sampel B berbeda nyata dengan
sampel A dan C. Tingkat kesukaan pada keripik kentang sampel B tidak
berbeda nyata dengan sampel A dan C.
3. Tingkat kesukaan keripik kentang yang paling tinggi pada sampel C dan
berbeda nyata dengan sampel A dan B. Tingkat kesukaan keripik kentang
yang paling tinggi yaitu pada sampel C dan tidak berbeda nyata dengan
sampel B dan berbeda nyata dengan sampel A.

V. PEMBAHASAN

Uji organoleptik merupakan ilmu pengetahuan yang menggunakan indera


manusia dalam mengukur tekstur, kenampakan, aroma dan flavor. pengujian
organoleptik mempunyai peranan penting dalam penerapan mutu. Adapun syarat-
syarat yang harus ada dalam uji organoleptik adalah adanya sampel, adanya panelis
serta pernyataan respon yang jujur. Panelis dapat mengidentifikasi sifat-sifat sensori
yang akan membantu untuk mendeskripsikan produk. Sifat inderawi merupakan sifat
yang menentukan diterima atau tidaknya suatu produk. Tahapan penilaian inderawi
ini terdiri dari enam tahapan yaitu menerima bahan, mengenali bahan, mengadakan
klarifikasi sifat-sifat bahan, mengingat kembali bahan yang telah diamati, dan
menguraikan kembali sifat indrawi produk tersebut.
Uji ranking merupakan pengujian terhadap suatu produk pangan untuk
menilai tingkat kesukaan panelis dari yang terbaik hingga yang terburuk. Mutu bahan
pangan pada dasarnya dapat diukur berdasarkan bau, rasa, flavor, warna dan
sebagainya yang berpengaruh nyata dalam menentukan penerimaan konsumen
terhadap produk pangan tersebut. Adapun prinsip uji ranking yaitu dengan membuat
urutan nomor dari sejumlah sampel menurut tingkat mutu dan sifat inderanya.
Pemberian nomor urut dalam pengujian ini yaitu nomor terendah untuk tingkat mutu
tertinggi dan nomor terbasar untuk tingkat mutu terendah. Kelebihan dari pengujian
ranking ini yaitu panelis lebih mudah memahami intruksi dan memberi respon. Data
respon yang diperoleh merupakan data kuantitatif dan dapat langsung dianalisis
dengan menggunakan analysis of variance dan uji Duncan. analysis of variance atau
Anova bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan nyata dalam data. Uji Duncan
digunakan untuk menguji perbedaan diantara semua pasangan perlakuan yang
mungkin tanpa memperhatikan jumlah perlakuan.
Uji skoring merupakan uji yang digunakan untuk menilai mutu produk
pangan dan intensitas sifat tertentu misalnya kemanisan, kekerasan, warna dan lain
sebagainya. Uji skoring termasuk dalam jenis uji skalar dalam evaluasi sensori.
Besaran kesan yang diberikan panelis dapat dinyatakan dalam bentuk besaran skalar
atau bentuk dalam bentuk skala numerik. Nilai yang diberikan panelis dalam uji
skoring menunjukkan tingkat nilai. Nilai dalam uji ini dianalogikan dengan nilai
ujian. Dimana nilai terendah yaitu 1 menunjukkan penilaian terbaik sedangkan nilai
terbesar menunjukkan penilaian terburuk.
Uji hedonik atau uji kesukaan merupakan tanggapan pribadi berupa kesan
yang berhubungan dengan kesukaan atau tanggapan suka atau tidaknya seorang
panelis terhadap sifat sensori produk yang diujikan. Tingkat kesukaan disebut sebagai
skala hedonik. Skala hedonik dapat diubah menjadi skala numerik dengan angka
mutu menurut tingkat kesukaan. Data numerik ini dapat dilakukan analisis data secara
parametrik yang kemudian dianalisis dengan menggunakan ANOVA (Analysis of
varian) diikuti dengan DMRT (Duncan Multiple Range Test) untuk menentukan
perbedaan nyata antar perlakuan. Penilaian dalam uji hedonik ini bersifat spontan
yang berarti penelis diminta untuk menilai suatu produk secara langsung tanpa
membandingkan dengan produk sebelum atau sesudahnya.
Uji ranking, uji skoring dan uji hedonik yang dilakukan pada praktikum kali
ini yaitu menggunakan sampel berupa 3 jenis keripik kentang dengan merk yang
berbeda yaitu A, B dan C . Pengujian dilakukan oleh 30 orang panelis semi terlatih
pada masing-masing sampel dengan parameter yang diujikan yaitu kerenyahan.
Berdasarkan data pengujian terhadap ketiga sampel tersebut diperoleh data yaitu Data
uji skoring yang diperoleh setelah dilakukan analisis ragam (ANOVA) taraf nyata 5%
diperoleh kesimpulan yaitu Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima. Artinya tidak ada
pengaruh yang signifikan pada kerenyahan masing-masing keripik kentang tersebut.
Uji ranking dari ketiga sampel A, B dan C dihasilkan data dari masing-masing panelis
yang selanjutnya dianalisis dengan analisis ragam (ANOVA) taraf nyata 5%
deperoleh kesimpulan berupa Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak. Artinya terdapat
pengaruh yang berbeda nyata terhadap tingkat kerenyahan pada keripik kentang
tersebut sehingga dilakukan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ). Kesimpulan yang
diperoleh yaitu tingkat kesukaan pada kerenyahan keripik kentang sampel A berbeda
nyata dengan sampel B dan C, tingkat kesukaan pada kerenyahan keripik kentang
sampel B berbeda nyata dengan sampel A, namun tidak berbeda nyata dengan sampel
C, tingkat kesukaan pada kerenyahan keripik kentang sampel C tidak berbeda nyata
dengan sampel C, namun berbeda nyata dengan sampel A. Data uji hedonik yang
diperoleh setelah dilakukan analisis ragam (ANOVA) taraf nyata 5% diperoleh
kesimpulan Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak. Artinya terdapat pengaruh yang nyata
terhadap tingkat kesukaan pada keripik kentang tersebut sehingga dilakukan uji lanjut
Beda Nyata Jujur (BNJ). Kesimpulan yang diperoleh yaitu tingkat kesukaan pada
keripik kentang sampel A berbeda nyata dengan sampel B dan C. Tingkat kesukaan
pada keripik kentang sampel A tidak berbeda nyata dengan sampel B dan berbeda
nyata dengan sampel C. Tingkat kesukaan pada keripik kentang sampel B berbeda
nyata dengan sampel A dan C. Tingkat kesukaan pada keripik kentang sampel B tidak
berbeda nyata dengan sampel A dan C. Tingkat kesukaan keripik kentang yang paling
tinggi pada sampel C dan berbeda nyata dengan sampel A dan B. Tingkat kesukaan
keripik kentang yang paling tinggi yaitu pada sampel C dan tidak berbeda nyata
dengan sampel B dan berbeda nyata dengan sampel A.
Panelis yang digunakan dalam melakukan pengujian ini yaitu panelis semi
terlatih yang merupakan mahasiswa ITP yang telah diberikan penjelasan singkat
mengenai produk dan prosedur pengujian. Tingkat keberhasilan dari suatu pengujian
tidak dapat dijamin 100% yang disebabkan oleh beberapa faktor. Adapun beberapa
faktor yang mempengaruhi tingkat kebershasilan dalam melakukan pengujian yaitu
sensitivitas fisiologis panelis, kesalahan psikologis, posisi bias, sugesti, Expectation
error dan Convergen error. Hal yang perlu diperhatikan panelis terhadap sensitivitas
fisiologisnya yaitu jangan melakukan pengujian dalam periode waktu 1 jam setelah
makan. Menggunakan panelis yang sedang sakit juga sangat mempengaruhi tingkat
keberhasilan dalam melakukan suatu pengujian. Oleh sebab itu disarankan untuk
menggunakan panelis yang sedang dalam keadaan sehat. Panelis juga disarankan
untuk berkumur menggunakan air tawar terlebih dahulu sebelum melakukan
pengujian dengan tujuan untuk menetralisir rasa.

VI. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat ditarik beberapa


kesimpulan sebagai berikut :
1. Uji skoring, uji ranking, dan uji hedonik digunakan untuk mengidentifikasi sifat-
sifat sensori yang akan membantu untuk mendeskripsikan produk.
2. Pada uji skoring, hasil uji INOVA Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima. Artinya tidak
ada pengaruh yang signifikan pada kerenyahan masing-masing keripik kentang
tersebut.
3. Pada uji ranking hasil uji INOVA Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak. Artinya terdapat
pengaruh yang berbeda nyata terhadap tingkat kerenyahan pada keripik kentang
tersebut sehingga dilakukan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ).
4. Pada uji hedonik hasil uji INOVA Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak. Artinya terdapat
pengaruh yang nyata terhadap tingkat kesukaan pada keripik kentang tersebut.
5. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kebershasilan dalam
melakukan pengujian yaitu sensitivitas fisiologis panelis, kesalahan psikologis,
posisi bias, sugesti, Expectation error dan Convergen error.
DAFTAR PUSTAKA

Dwi, E., Faridah, A., dan Ernawati. 2019. Pengembangan Produk Sala Lauakdengan
Teknik Gelatinisasi. Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, 8(2): 259-267.
Martiyanti, A. A., dan Vita, V. V. 2018. Sifat Organoleptik Mi Instan Tepung Ubi
Jalar Putih Penambahan Tepung Daun Kelor. Jurnal Teknologi Pangan, 1(1):
1-13.
Putri, R. M. S., dan Mardesci, H. 2018. Uji Hedonik Biskuit Cangkang Kerang
Simping (Placuna placenta) dari Perairan Indragiri Hilir. Jurnal Teknologi
Pertanian, 7(2) : 19-29.

Anda mungkin juga menyukai