Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIK

ESTIMASI KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN KAFEIN DALAM SAMPEL MINUMAN


ISOTONIK MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS KINERJA TINGGI
Diajukan sebagai Syarat untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Analisis Makanan dan
Minuman II yang diampu oleh :

Supriyadi,S.Pd, M.Si

Oleh : Kelompok 4
Alfikri Shidqi 16200xx

Eka Virginia Subroto 16200xx

Dinda Debby Cahya 16200xx

Faza Nur Faqih 1620088

Iqbal Firdausa 16201xx

Maysa Awanda 16201xx

Muhamad Rafli Daffa Pratama 1620102

Widya Ayuningtyas P 16201xx

JURUSAN PENJAMINAN MUTU INDUSTRI PANGAN


POLITEKNIK AKA BOGOR
BOGOR
2018
DASAR TEORI
High Perfomance Thin Layer Chromatography (HPTLC) merupakan perkembangan dari metode
TLC, dan sering digunakan dalam analisis kualitatif maupun kuantitatif, karena metode menggunakan
tekhnik konvensional atau dengan cara yang lebih dioptimalkan maka sangat berguna, Selain itu
karena menggabungkan seni kromatografi dan kecepatan sehingga alat ini lebih ekonomis dari segi
biaya dalam penngunaannya.
HPTLC dapat dianggap sebagai bentuk paling maju dari TLC modern. Menggunakan pelat HPTLC
menampilkan partikel kecil dengan distribusi ukuran yang sempit. Akibatnya, lapisan homogen
dengan permukaan halus dapat diperoleh. . HPTLC menggunakan piring yang lebih kecil (10 × 10
atau 10 × 20 cm) dengan signifikan menurun jarak pembangunan (biasanya 6 cm) dan waktu analisis
(7-20 menit). Piring HPTLC memberikan peningkatan resolusi, sensitivitas deteksi yang lebih tinggi,
dan meningkatkan in situ kuantifikasi dan digunakan untuk farmasi industri analisis kuantitatif
densitometri. Piring HPTLC perlu disimpan dalam kondisi yang tepat. Sebelum digunakan, piring
harus diperiksa di bawah cahaya putih dan UV untuk mendeteksi kerusakan dan kotoran dalam
adsorben. Dianjurkan untuk Pra-cuci piring untuk meningkatkan reproduktifitas dan ketahanan.
ESTIMASI KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN KAFEIN DALAM SAMPEL MINUMAN
ISOTONIK MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS KINERJA TINGGI
TUJUAN : Mengestimasi ketidakpastian pengukuran kafein dalam sampel
minuman secara kromatografi lapis tipis kinerja tinggi
Prinsip : Kafein merupakan senyawa organik yang banyak mengandung gugus
fungsi yang mampu menyerap sumber radiasi pada daerah sinar ultraviolet. Oleh
karena itu, dalam keadaan murni atau sudah terpisahkan dengan bahan organik
lainnya, maka kafein dapat di analisis menggunakan kromatografi lipis kinerja
tinggi.
Alat dan Bahan
Alat : Kromatografi lapis tipis kinerja tinggi,syrine,Erlenmeyer,labu takar 25ml &
100 ml,corong
Bahan : Kloroform : aseton : NH4OH ( 8 : 2 : 0,1 ) ml, Lempeng silica gel 60
F254,Kertas Saring,sampel minuman isotonik
Cara Kerja :
1. Pembuatan larutan induk kafein 10.000 µ/L
2. Pembuatan deret standar kafein
3. Preparasi sampel minuman
PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
A. Tabel data pengamatan fisik sampel dan reagen
atau
No.
reagen pengamatan fisik
warna bau wujud
1 kloroform tak berwarna khas kloroform larutan
2 kafein putih khas kafein serbuk
minuman khas minuman
3
isotonik kuning isotonik larutan
Na2SO4 khas Na2SO4
4
anhidrat putih anhidrat serbuk

B. Tabel Data Pembuatan Larutan Standar Induk


Kafein
Bobot
Volume Labu Warna Perhitungan Konsentrasi
Kafein
Takar (mL) Larutan Standar Induk Kafein (mg/L)
(mg)
Cstd induk= bobot/volume labu
Tidak takar
`100 0,1 Cstd induk = 1000mg/0,1L
Berwarna
Cstd induk = 10000mg/L

C. Data Pembuatan Deret Larutan


Standar
Konsentrasi
No. RF Height Luas Area
(µg/L)
1 500 0,34 352,74 8234,21
2 1000 0,32 443,70 11610,01
3 1500 0,31 446,41 12654,77
Slope 4,4206
Intersep 6412,436667
Koefisien Korelasi 0,9566

D. Data Preparasi Sampel dan Penentuan Kadar Kafein dalam


Minuman Isotonik
Volume Volume Kadar
C Terukur
Sampel Labu Takar Fp Luas Area Kafein
(µg/L)
(mL ) (mL) (µg/L)
6835,91 95,7963 191,5926
25 50 2
6825,48 93,4369 186,8738
7045,90 143,2993 286,5987
6591,99 40,6178 81,2356
6734,29 72,8083 145,6165
7079,12 150,8142 301,6285
Rerata 6852,12 99,4621 198,9243

D.KURVA

Kurva Deret Standar


15000 y = 4.4206x + 6412.4
R² = 0.9152
Luas Area

10000

Series1
5000
Linear (Series1)
0
0 500 1000 1500 2000
Konsentrasi

E.Fish Bone

µ FP
µ regresi µ kalibrasi
µ kalibrasi
µ Labu takar
µ Pipet
µ efek T
Kadar kafein
µ efek T
(mg/L)

µ presisi metode
F. Data Ketidakpastian Asal Kurva
Kalibrasi
Deret Yi ( Luas
Xi (µg/L) Yc (abs) (Yi-Yc)2 Xi-Xr (Xi-ƩXi)2
Standar area)
1 500 8234,21 8622,72 150937,43 250000,00
2 1000 11610,01 10833,00 603749,7202 0,00
3 1500 12654,77 13043,28 150937,43 250000,00
Xr 1000 10833,00 Ʃ 905624,5803 Ʃ 500000,00
1/n 0,3333
n-2 1
RSD
(Sy/x) 951,6431
RSD/b 215,2766
b^2 19,5414
Yo 6852,1150
Yr 10832,9967
(Yo-Yr)2 15847418,84
Ʃxi 1000
µReg 370,0798

G. Data Ketidakpastian Asal Faktor Pengenceran


µ Volume
Labu Takar Labu Takar
(mL)
Ketidakpastian
Koef Muai Air µEfek T
Asal Vol (mL) Variasi Suhu (oC) K 0,0883
(C-1) (mL)
Temperatur
0,00021 50 9 1,73 0,0546
Ketidakpastian
Asal
Data Kal. Spek µ kal
Spesifikasi K
Pabrik (mL) (mL)
(kalibrasi)
Pabrik
0,12 1,73 0,0694

µ Volume
Pipet
Pipet Volume
Volume
(mL)
Ketidakpastian
Koef Muai Air µEfek T
Asal Vol (mL) Variasi Suhu (oC) K 0,0324
(C-1) (mL)
Temperatur
0,00021 25 9 1,73 0,0273
Ketidakpastian
Asal
Data Kal. Spek µ kal
Spesifikasi K
Pabrik (mL) (mL)
(kalibrasi)
Pabrik
0,03 1,73 0,0173
µFP 0,0044

I. Data Ketidakpastian Asal Faktor Presisi Metode

Ulangan C Terukur (µg/L) Luas Area C Sampel (µg/L)


1 95,7963 6835,91 191,5926
2 93,4369 6825,48 186,8738
3 143,2993 7045,9 286,5987
4 40,6178 6591,99 81,2356
5 72,8083 6734,29 145,6165
6 150,8142 7079,12 301,6285
Rerata 198,92
SD = µpm 83,82
RSD 0,4214
RSD*100 42,14

J. Ketidakpastian Gabungan

Sumber
Nilai (x) Satuan µx µx/x (µx/x)2
ketidakpastian

Kurva
Kalibrasi 99,4621 µg/L 370,0798 3,720811 13,8444
Pengenceran 2 mL/mL 0,0044 0,002189 4,7927E-06
Presisi
Metode 198,92 µg/L 83,8168 0,421350 0,1775
µ Csx / Csx 3,7446
µ Csx 744,8904
K. Ketidakpastian Diperluas (U)
U 1489,7809
(198.92 ±
Pelaporan 1489.78)µg/L
Csx ± U
(0.01±0.15) %b/v

L. Kesimpulan
Koefisien
0,9566
Korelasi
RSD 0,4214
RSD (%) 42,1350

Kadar Kafein
198,92
(µg/L)

Kadar
(198.92 ± 1489.78)µg/L
Kafein(µg/L)

Kadar Kafein
(0.01±0.15) %b/v
%(b/v)

Test Formatif
1. Mengapa perlu dihitung nilai ketidakpastian pengukuran ?
2. Mengapa pengukuran kafein dapat dilakukan menggunakan panjang
gelombang elektromagnetik ultra violet?
3. Apa saja aspek kritis yang dapat mempengaruhi kelinearan kurva kalibrasi ?
4. Apakah keidakpastian kurva kalibrasi merupakan sumber ketidakpastian
terbesar dalam pengukuran
Jawab
1. Karena nilai ketidakpastian dapat digunakan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dalam percobaan. Walaupun hasilnya tidak tepat dengan
standarnya, namun dengan nilai ± dapat diketahui bahwa nilai hasil
percobaan masuk atau tidak dalam intervalnya. Nilai ± yang didapat dari
estimasi ketidapastian merupakan gabungan sumber ketidakpastian yang
disebabkan dari keterbatasan alat, waktu, kemampuan manusia, dll. oleh
karena itu dengan adanya penyertaan nilai ini maka data yang didapat bisa
diterima dan dipertanggungjawabkan.
2. Karena kafein dalam merupakan larutan tak berwarna, dan fase diam yang
digunakan merupakan plat tipis TLC silica gel 60 yang mampu menyerap
sinar UV sehingga ketika sampel telah dielusi kemudian dimasukkan ke alat
TLC/HPTLC Scanner warnanya dapat terlihat.
3. Nilai konsentrasi dan absorbansi sampel maupun standar, senyawa
pengganggu, pembuatan deret standar saat melakukan pengenceran
maupun pemipetan, dsb.
4. Ya, karena dari kurva kalibrasi dapat diketahui secara garis besar dengan
melihat nilai r yang diperoleh apakah mendekati 1 atau tidak. Dari kurva
kalibrasi memberikan sumber ketidakpastian terbesar karena hal ini
menyangkut nilai konsentrasi deret standar yang berhubungan langsung
dengan praktikan saat pembuatan deret standar. Apabila analis tidak teliti,
maka kemungkinan hasil yang didapat tidak sesuai dengan standar. Dari
ketidakpastian kurva kalibrasi pula didapatkan persamaan regresi.

Anda mungkin juga menyukai