Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KROMATOGRAFI

Nama : Nur Rizky Inayah


Nim : 1717948
Kelas : Aksel-B
Kelompok :5
Tanggal Praktikum : 5 Februari 2018

ESTIMASI KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN KAFEIN DALAM SAMPEL TABLET OBAT MENGGUNAKAN


KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS KINERJA TINGGI
(High Performance Thin Layer Chromatography)

I. TUJUAN :
1. Mampu menetapkan kadar caffeine dalam sample obat menggunakan HP-TLC
2. Mampu mengoperasikan alat HP-TLC sesuai SOP

II. PRINSIP :
Caffeine dalam sample dapat ditetapkan secara HP-TLC. Fasa diam yang digunakan berupa padatan (Silica gel 60F
254) dalam bentuk plat atau lembaran, sedangkan fasa gerak berupa campuran larutan dari kloroform, aseton,
ammonia 25% dengan perbandingan 8:2:0,1. Komponen caffeine dapat terpisah berdasarkan perbedaan laju migrasi
komponen diantara 2 fase. kadar caffeine dalam sample dapat dihitung dengan membandingkan luas area sample
dengan standar, dengan cara dilakukan spoting lalu dielusikan kemudian diletakkan dibawah sinar uv yang
selanjutnya diukur menggunakan HP-TLC scanner.

IV. DATA PENGAMATAN :


A. Tabel Data Pengamatan Fisik Sampel dan Reagen
Nama Bahan Pengamatan Fisik h
No
atau reagen Warna Bau Wujud
1 Larutan IndukTidak
k Berwarna Tak Berbau Cairan
2 Kloroform Tidak BerwarnaKhas Klorofom Cairan
3 Aseton Tidak Berwarna Khas Aseton Cairan j
4 Amoniak Tidak Berwarna Khas Amoniak Cairan
5 Tablet sampel o Putih Khas Obat Padatan
6 Aquadest Tidak Berwarna Tidak Berbau Cairan

B. Data Pengamatan
1) Pengkondisian
a. Detektor : UV
b. Lamp : D2
c. Fase diam : alumunium sheet silica gel 60F254
d. Fase gerak : kloroform, aseton, dan ammonia (8:2:0,1)

2) Pengukuran
a. Bobot rata-rata tablet : 0.6961 g
b. Bobot sampel 1 : 0.2497 g
c. Bobot sampel 2 : 0.2505 g
d. Bobot sampel 3 : 0.2504 g
e. Position of track (X) : 9.3 mm
f. Scan start position (Y) : 29.3 mm
g. Scan end position (Y) : 31.7 mm
h. Distance between track : 9.0 mm
i. Panjang gelombang maks : 276 nm

V. DATA PERHITUNGAN
A. Data Pembuatan Deret Larut Standar (Lampirkan Kurva Kalibrasi)

Volume Volume Konsentrasi


Volume(
No Standar Labu Takar Deret Standar Rf Luas Area Height
Kerja (mL) (mL) (mg/L) ᶙL)

1 1.25 25 500 2 0.34 4104.73 203.93


2 2.50 25 1000 2 0.34 4343.35 227.7
3 3.75 25 1500 2 0.34 5821.08 282.15
Slope 1.716
Intercept 3040.037
r (berdasar tinggi peak) 0.9753
r (berdasar luas area) 0.9230

B. Data Preparasi Sampel dan Penentuan Kadar kaffein dalam sampel tablet obat
C
Bobot tablet Bobot Volume Terukur C(mg/Kg)
Sampel C sampel Tinggi
Luas Area Rf
(mg) sampel (mg) sampel (L) (mg/tablet) Peak
(mg/L)
249.7 0.025 6017.77 1734.922 173700.64 119.3670787 0.34 299.15
687.2 250.5 0.025 6954.65 2280.778 227622.56 156.4222202 0.34 335.53
250.4 0.025 6016.12 1733.961 173119.07 118.9674269 0.34 282.6

E. Fish Bone Sumber Ketidakpastian Pengukuran Caffein


ɥ kurva kalibrasi ɥ penimbangan
ɥ kal neraca
Kadar
ɥ Efek T Caffein

ɥ Labu Takar ɥ kal ɥ presisi metode

C. Data Ketidakpastian Asal Presisi Metode


C Kafein
Kadar Kafein
terukur
Ulangan Luas Area dalam sampel Ket
larutan uji
(mg/kg)
(mg/L)
1 6017.77 1734.922 173700.638356
PM memenuhi syarat
2 6954.65 2280.778 227622.555648 keberterimaan
3 6016.12 1733.9606 173119.072835 karena %RSD =
1.61% atau %RSD <
5%
PM memenuhi syarat
keberterimaan
karena %RSD =
Yo Csx0 1.61% atau %RSD <
5%
6329.513333 1916.5535
Rata-rata 191480.76
SD 31301.068
RSD 0.1634685
%RSD 16.346848

D. Data Ketidakpastian Asal Kurva Kalibrasi


Deret Yi (Luas
Xi (mg/L) Yc (abs) (yi-yc)2 Xi-Xr (Xi-Xr)2
standar area std)
1 500 4104.73 3898.21166667 42649.82 -500 250000
2 1000 4343.35 4756.38666667 170599 0 0
3 1500 5821.08 5614.56166667 42649.82 500 250000
∑ 3000 14269.16 255899 500000
Xr Yr
1000 4756.39
Yo 6329.51333333
Slope (b) 1.716
Intercept (a) 3040.037
(Yo-Yr)2 2474727.50938
n-2 1
∑(Yi-Yc)2 255898.932017
∑(Yi-Yc)2/(n-2) 255898.932017
RSD = √∑(Yi-Yc)2/(n-2) 505.864539197
1/n 0.3333333333
1+1/n 1.3333333333
∑(Xi-Xr)2 500000
b2 2.9458573225
b2∑(Xi-Xr)2 1472928.66125
1+1/n+(Y0-Yr)2/b2∑Xi-Xr)2 3.013474113
RSD/b 294.732740523
µ reg 511.637201559

E. Ketidakpastian Asal Labu Takar


Variasi µ Volume
µ (efek T)
ketidakpastia Koef. Muai Air (C-1) Vol (mL) Suhu k Labu Takar
(mL)
n Asal (0C) (mL)
Temperatur 0.00021 25 8 1.7320508
0.024248711

Ketidakpastia 0.03348632
n Asal Data Kal. Spek Pabrik (mL) k µ kal (mL)
Spesifikasi
Pabrik
0.04 1.732051 0.023094011
F. Ketidakpastian Asal Faktor Penimbangan
Ketidakpasti spek pabrik k ∑ Kal (gram) ∑ Kal2 ∑M
an Asal 0.0004 2 0.0002 4E-08 0.0002
Neraca
µ Faktor Penimbangan 0.0002

G. Kuantifikasi Ketidakpastian Gabungan


Sumber
Ketidakpastia Nilai (Xi) Satuan µXi µXi/Xi (µXi/Xi)2
n
Kurva Kalibrasi1916.553539 mg/L 511.637201559 0.266957 0.071266
Presisi Metode191480.7556 mg/Kg 31301.0676646 0.163468 0.0267219
Labu Takar 25 mL 0.0334863156 0.001339 1.794E-06
Penimbangan 0.25 g 0.0002 0.0008 6.4E-07
∑ 0.0979904
Nilai Ketidakpastian gabungan µCSx 59940.012
Nilai Ketidakpastian Gabungan diperluas yaitu 2µCSx 119880
Pelaporan (mg/Kg) 191480.7556 ±119880
Pelaporan (%b/b) 19.15±11.99

VI. KESIMPULAN
a. Nilai koefisien korelasi regresi standar ( r ) pada penetapan kadar kafein berdasarkan tinggi
peak diperoleh 0.9753 sedangkan koefisien korelasi regresi standar berdasarkan luas area
diperoleh 0.9230
b. % RSD presisi sampel pada penetapan kadar kafein dalam sampel obat diperoleh 16.37 %
tidak memenuhi syarat karena >5%
c. Pelaporan konsentrasi analit dan estimasi ketidakpastian gabungan yang diperluas pada
penetapan kadar Besi diperoleh sebesar 19,15±11,99 %b/b

TEST FORMATIF
1. Mengapa perlu dihitung nilai ketidakpastian pengukuran?
Jawab :
Ketidakpastian merupakan parameter yang menetapkan rentang nilai yang didalamnya
diperkirakan nilai benar yang diukur berada. Nilai ketidakpastian memungkinkan pengguna
data hasil uji untuk mengevaluasi kehandalan data, mengevaluasi kesesuaian dengan data
hasil uji terhadap tujuan penggunaannya. Setiap nilai yang diperoleh dari suatu pengukuran
kuantitatif hanya merupakan suatu perkiraan terhadap nilai benar dari sifat yang terukur.
Tanpa pernyataan kuantitatif kesalahan suatu pengukuran maka data hasil pengukuran
kurang mempunyai arti. Ketidakpastian pengukuran metode pengujian sangat perlu
diketahui oleh laboratorium karena kewajiban laboratorium mencantumkan estimasi
ketidakpastian pengukuran pada hasil analisa yang diperoleh apabila diminta oleh pengguna
jasa laboratorium. Nilai ketidakpastian juga menyatakan mutu hasil pengukuran atau
pengujian, semakin kecil nilai ketidakpastian maka semakin baik hasil pengujian.
kurang mempunyai arti. Ketidakpastian pengukuran metode pengujian sangat perlu
diketahui oleh laboratorium karena kewajiban laboratorium mencantumkan estimasi
ketidakpastian pengukuran pada hasil analisa yang diperoleh apabila diminta oleh pengguna
jasa laboratorium. Nilai ketidakpastian juga menyatakan mutu hasil pengukuran atau
pengujian, semakin kecil nilai ketidakpastian maka semakin baik hasil pengujian.

2. Mengapa pengukuran kafein dapat dilakukan menggunakan panjang gelombang elektromagnetik ultra
violet?
Jawab : Karena daerah serapan sampel kafein berada sekitar panjang gelombang 200 – 350 nm.
Panjang gelombang pada absorbansi maksimum berada pada panjang gelombang 276 nm.

3. Apa saja aspek kritis yang dapat mempengaruhi kelinearan kurva kalibrasi?
Jawab : Pembuatan kurva kalibrasi atau kurva standar bertujuan untuk mengetahui linieritas
hubungan antara konsentrasi dengan absorbansi. Titik kritisnya yaitu, Labu takar yang
digunakan harus dalam keadaan bersih dan kering; penurunan larutan standar induk ke
dalam labu takar deret standar dan ketika menera labu takar harus secara teliti; larutan deret
standar harus homogen; menggunakan kuvet yang bersih dan berbahan kuarsa. Hal-hal
seperti itulah yang dapat mempengaruhi perubahan konsentrasi terhadap absorbansi yang
nantinya akan muncul.

4.Apakah ketidakpastian kurva kalibrasi merupakan sumber ketidakpastian terbesar dalam pengukuran
estimasi ketidakpastian kadar kafein? Jelaskan!
Jawab :
Iya, kurva kalibrasi merupakan sumber ketidakpastian terbesar yang dihasilkan. Hal
tersebut dikarenakan kurangnya kelinearan hubungan antara konsentrasi dengan luas area
yang didapatkan. Hal tersebut dapat dikarenakan kurang baiknya dalam membuat deret
standar dan menentukan track X dan Y pada alat HPTLC.

Kurva Kalibrasi Konsentrasi Vs Luas Area


7000.00
6000.00
5000.00 f(x) = 1.71635x + 3040.0366666667
R² = 0.8519812311
Luas Area

4000.00
3000.00
2000.00
1000.00
0.00
400 600 800 1000 1200 1400 1600
Konsentrasi (mg/L)

Kurva Kalibrasi Kosentrasi Vs Tinggi peak


300
250 f(x) = 0.07822x + 159.7066666667
200 R² = 0.9512207469
Tinggi Peak

150
100
50
0
400 600 800 1000 1200 1400 1600
Konsentrasi (mg/L)
150

Tinggi Pe
100
50
0
400 600 800 1000 1200 1400 1600
Konsentrasi (mg/L)
luas area
x y
500 4104.73
1000 4343.35
1500 5821.08

x y
500 203.93
1000 227.7
1500 282.15

Anda mungkin juga menyukai