Anda di halaman 1dari 9

Rangkuman Kimia Kelas X SMA

Rangkuman Kimia Kelas 1 SMA



Struktur Atom
Bagian Penemu Alat
Elektron JJ.Thomson Tabung katode
Proton Eugen Goldstein Tabung katode sinar kanal
Neutron James Chadwick Sinar alfa pada boron &
parafin
Tanda Atom
A nomor massa (proton + neutron)
Z nomor atom (proton)
Isotop proton sama (unsur sama nomor massa beda)
Isoton neutron sama (unsur beda/proton beda)
Isobar nomor massa sama ( unsur beda/proton beda)
Konfigurasi Elektron Niels Bohr
Nomor
Kulit (n)
Nama
kulit
Jumlah elektron
maksimum (2n
2
)
1 K 2
2 L 8
3 M 18
4 N 32
5 O 50
6 P 72
7 Q 98
Sistem Periodik
1. Triade Dbereiner (1829)
Bila unsur-unsur dikelompokkan berdasarkan kesamaan sifatnya dan diurutkan massa atomnya,
maka setiap kelompok (triade) terdapat tiga unsur, massa unsur yang ditengah merupakan rata-
rata dari massa unsur yang ditepi.
1. Teori Oktet Newland (1865)
Jika unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atom, maka sifat unsur tersebut akan
berulang setelah unsur kedelapan
1. Sistem periodik Mendeleff (1869)
Bila unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atomnya, maka sifat unsur akan berulang
secara periodik.
1. Sistem periodik modern
Hasil perbaikan Sistem periodik Mendeleff oleh H. G. J. Moseley mengikuti hukum periodik.

Periode
Periode Sebutan Jumlah unsur
1 Sangat pendek 2
2-3 Pendek 8
4-5 Panjang 18
6 Sangat panjang 32 (ada Lantanida [58-71])
7 Belum lengkap 24 (ada Aktinida [90-103])
Golongan
Golongan Nama Khusus
IA/1 Alkali
IIA/2 Alkali tanah
VIA/16 Khalkogen
VIIA/17 Halogen
VIIIA/18 Gas mulia

Hubungan Konfigurasi Elektron dan Sistem Periodik
- Jumlah kulit elektron menunjukkan letak periode
- Elektron valensi menunjukkan letak golongan
Sifat-sifat Keperiodikan
1. Jari-jari atom
Jari-jari atom jumlah kulit; Jari-jari atom nomor atom
Makin ke bawah dan kiri makin besar jari-jari atom
1. Energi ionisasi
Energi untuk melepaskan elektron
Energi ionisasi ; Energi ionsisasi ;
Makin ke atas dan kanan makin besar energi ionisasinya
1. Afinitas Elektron
Energi untuk menarik elektron
Afinitas ; Afinitas ;
Makin ke atas dan kanan makin besar afinitas
1. Keelektronegatifan
Kecenderungan menarik pasangan elektron bersama dalam membentuk ikatan
Keelektronegatifan ; Keelektronegatifan ;
Makin ke atas dan kanan makin besar keelektronegatifannya
Ikatan Kimia








1. Ikatan ion
Terjadi karena gaya tarik-menarik elektrostatis antara ion positif (kation) dan ion negatif (anion).
Terjadi pada logam dan nonlogam
1. Ikatan kovalen
Terjadi karena pemakaian pasangan elektron bersama. Ada tunggal (sepasang elektron), rangkap
(2pasang elektron), dan rangkap tiga (2pasang elektron). Terjadi pada ikatan nonlogam dengan
nonlogam (kecuali hidrogen).
1) Ikatan kovalen polar => atom yang berikatan berbeda. Cth: HCl
2) Ikatan kovalen nonpolar => atom yang berikatan sama. Cth: O
2
, H
2

1. Ikatan kovalen koordinasi
Terjadi karena pemakaian pasangan elektron dari salah satu atom.
Rumus Kimia
Diatur oleh IUPAC (International Union Pure and Applied Chemistry).
Rumus kimia suatu zat menyatakan komposisi dari partikel penyusun zat tersebut, yang
dinyatakan dengan lambang unsur penyusun serta perbandingan jumlah atom-atom unsur
penyusun zat tersebut.
- Rumus molekul menyatakan jenis dan jumlah yang sesungguhnya dari atom yang
menyusun suatu molekul
- Rumus empiris menyatakan jenis dan jumlah perbandingan yang paling sederhana dari
atom yang menyusun suatu molekul
Tata Nama Senyawa
1. Senyawa Biner (dua macam unsur)
2. Unsur yang dibelakang ditambah akhiran ida
3. Jumlah atom unsur disebut dengan angka latin
Cth : NO
2
nitrogen dioksida
1. Senyawa Ion
Positif (kation) kemudian negatif (anion)
Wujud Senyawa
(s) : solid (padatan)
(l) : liquid (cairan)
(aq) : aqueus (larutan)
(g) : gas
Hukum Dasar Ilmu Kimia
1. Hukum kekekalan massa / Hukum Lavoisier
Massa total zat-zat sebelum reaksi akan selalu sama dengan massa total zat-zat hasil reaksi
1. Hukum perbandingan tetap / Hukum Proust
Setiap senyawa tertentu selalu tersusun dari unsur yang sama dengan perbandingan yang tetap
1. Hukum perbandingan kelipatan / Hukum Dalton
Bila da unsur dapat membentuk lebih dari satu senyawa, dan jika massa salah satu unsur
tersebut tetap, maka perbandingan unsur yang lain dalam senyawa-senyawa tersebut merupakan
bilangan bulat dan sederhana.
1. Hukum perbandingan volum / Hukum Gay Lussac
Volum gas-gas yang bereaksi dan volum gas-gas hasil reaksi bila diukur pada suhu dan tekanan
yang sama berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana
1. Hipotesis Avogadro
Pada suhu dan tekanan yang sama semua gas yang volumnya sama akan mengandung jumlah
molekul yang sama
Jika diukur pada suhu dan tekanan yang sama perbandingan volum gas yang terlibat dalam
reaksi sama merupakan angka yang bulat dan sederhana
Perhitungan Kimia
1. Massa atom relatif
Ar X =
1. Massa molekul relatif
Mr A
x
B
y
= ( x Ar A + y Ar B)
1. Persentase unsur dalam senyawa
Massa A dalam p gram A
m
B
n
= x p gram
Hukum Gas Ideal
1) Hk Boyle : Pada suhu tetap dan jumlah mol tetap, berlaku P 1/V
2) Hk Amonton : Pada volum dan jumlah mol tetap, maka P T
3) Hk Charles : Pada tekanan dan jumlah mol tetap, maka V T
4) Hipotesa Avogadro : Pada tekanan dan suhu tetap, maka V n
Jadi,
PV = nRT
R = tetapan gas ideal = 0,082
P = atm
T = Kelvin
V = liter
n = mol
Jembatan Mol
n = = = M V =
Hukum Avogadro
Pada suhu dan tekanan yang sama sejumlah volum yang sama suatu gas mengandung jumlah
molekul yang sama.
Maka,
V
1
: V
2
= n
1
: n
2

Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
Elektrolit dapat menghantarkan listrik (banyak gelembung). Senyawa ion dan sebagian
senyawa kovalen adalah elektrolit.
Nonelektrolit tidak dapat menghantarkan listrik (sedikit atau tidak ada gelembung).
Kebanyakan senyawa kovalen.
Reaksi Redoks
1. Reaksi oksidasi pengikatan oksigen/pelepasan elektron/kenaikan biloks
2. Reaksi reduksi pelepasan oksigen/pengikatan elektron/penurunan biloks
Senyawa Karbon
- Senyawa yang bila tidak dibakar sempurna akan menghasilkan CO
2

- Sumbernya adalah tumbuhan & hewan (protein, karbohidrat, lemak, dll), batubara, gas
alam, dan minyak bumi.
Perbedaan Senyawa Karbon Organik Senyawa Karbon Anorganik
Kestabilan terhadap
pemanasan
Mudah terurai Stabil
Kelarutan Mudah larut dalam pelarut nonpolar Mudah larut dalam pelarut polar
Titik lebur dan titik
didih
Relatif rendah Ada yang sangat tinggi, ada yang
sangat rendah
Kereaktifan Kurang reaktif Reaktif
Rantai atom karbon Punya Tidak punya
Kekhasan Atom Karbon
Punya empat elektron valensi sehingga bisa banyak variasi ikatan
1. Berdasarkan jumlah ikatan
1) Tunggal
2) Rangkap dua
3) Rangkap tiga
1. Berdasarkan bentuk rantai
1) Terbuka (alifatis) ujung-ujung atom karbonnya tak saling berhubungan
2) Tertutup (siklis(4)/aromatis(6)) ujung-ujung atom karbonnya saling bertemu
1. Kedudukan atom karbon dalam rantai
1) Primer terikat dengan satu atom karbon lain
2) Sekunder terikat dengan dua atom karbon lain
3) Tersier terikat dengan tiga atom karbon lain
4) Kuartener terikat dengan empat atom karbon lain
Hidrokarbon
Adalah senyawa karbon yang terdiri atas atom karbon dan hidrogen.
1) Hidrokarbon jenuh, yaitu hidrokarbon yang pada rantai karbonnya semua berikatan
tunggal. Disebut juga alkana.
2) Hidrokarbon tak jenuh, yaitu hidrokarbon yang pada rantai karbonnya terdapat ikatan
rangkap dua (alkena) atau rangkap tiga (alkuna).
Tata nama Hidrokarbon
Jumlah
atom C
Awalan Jumlah
atom C
Awalan
1 Met 8 Okta
2 Et 9 Nona
3 Prop 10 Deka
4 But 11 Undeka
5 Pent 12 Dodeka
6 Heks 20 Eikosa
7 Hepta 21 Heneikosa


30 Trikonta
Alkana
- Rumus umum C
n
H
2n+2
(n=jml atom C)
- Hanya punya isomeri rantai (Isomeri senyawa karbon rumus molekul sama tapi
strukturnya beda)
- Makin panjang rantai karbon makin tinggi titik didihnya.
- Parafin (kurang reaktif), karena semua ikatannya kovalen sempurna.
- Makin panjang rantai karbon, makin berkurang kereaktifannya.
- Umumnya digunakan sebagai bahan bakar.
Tata nama alkana
1) Diakhiri ana
2) Jika rantai karbon tak bercabang, didepan nama tersebut diberi huruf n. Cth : n-butana
3) Bila bercabang:
1. Tentukan rantai utama
2. Beri nomor urut dari ujung yang paling dekat dengan cabang
4) Cari gugus cabang. Pada alkana gugus cabang biasanya adalah alkil (C
n
H
2n+1
). Gugus alkil
diakhiri oleh akhiran il. Cth: CH
3
metil
5) Cabang yang menempel pada cabang utama (cabang dari rantai utama) diberi nama
tertentu. Cth: C
3
H
7
isopropil/sekunder propil, C
4
H
9
neobutil atau tersier butil
6) Urutankan penyebutannya.
Nomor letak cabang nama cabang nama rantai utama.
Cth: 2-metil-pentana
7) Bila ada lebih dari satu cabang yang sama, maka disebut sekali dengan diawali angka latin.
Bila ada lebih dari satu cabang yang berbeda, maka susun melalui nama cabang secara alfabetis.
Cth: 3-etil-2,2,5-trimetil-heksana
Alkena
- Rumus umum C
n
H
2n
(n=jml atom C)
- Makin panjang rantai karbon makin tinggi titik lebur dan titik didihnya.
- Alkena alami contohnya karet. Alkena sintetis contohnya plastik.
- Punya 3 macam isomeri
Isomeri rantai
Isomeri posisi/ikatan rangkap
Isomeri geometri (posisi secara 3D)
Tata nama alkana
1) Diakhiri ena
2) Rantai utama diambil dari rantai terpanjang yang mengandung ikatan rangkap.
3) Penomoran dimulai dari ujung yang paling dekat dengan ikatan rangkap.
4) Ikatan rangkap diberi nomor untuk menunjukkan letak ikatan rangkap
5) Jika rantai karbon tak bercabang, didepan nama tersebut diberi nomor letak ikatan rangkap.
Cth : 1-butena
6) Cari gugus cabang. Gugus cabang biasanya adalah alkil (C
n
H
2n+1
). Gugus alkil diakhiri
oleh akhiran il. Cth: CH
3
metil
7) Cabang yang menempel pada cabang utama (cabang dari rantai utama) diberi nama
tertentu. Cth: C
3
H
7
isopropil/sekunder propil, C
4
H
9
neobutil atau tersier butil
8) Urutankan penyebutannya.
Nomor letak cabang nama cabang nomor ikatan rangkap nama rantai utama.
Cth: 2-metil-1-pentena
9) Bila ada lebih dari satu cabang yang sama, maka disebut sekali dengan diawali angka latin.
Bila ada lebih dari satu cabang yang berbeda, maka susun melalui nama cabang secara alfabetis.
Cth: 3-etil-2,2,5-trimetil-1-heksena
Alkuna
- Rumus umum C
n
H
2n-2
(n=jml atom C)
- Makin panjang rantai karbon, makin tinggi titik didih dan titik leburnya.
- Digunakan sebagai bahan bakiu pembuatan bahan-bahan sintetis, misalnya plastik. Ada
juga yang dipakai untuk mengelas, yaitu etuna/asetilena, yaitu gas yang dihasilkan dari pelarutan
kalsium karbida (karbid) di air.
- Punya 2 macam isomeri
Isomeri rantai
Isomeri posisi/ikatan rangkap
Tata nama alkana
1) Diakhiri una
2) Rantai utama diambil dari rantai terpanjang yang mengandung ikatan rangkap tiga.
3) Penomoran dimulai dari ujung yang paling dekat dengan ikatan rangkap tiga.
4) Ikatan rangkap diberi nomor untuk menunjukkan letak ikatan rangkap tiga.
5) Jika rantai karbon tak bercabang, didepan nama tersebut diberi nomor letak ikatan rangkap.
Cth : 1-butuna
6) Cari gugus cabang. Gugus cabang biasanya adalah alkil (C
n
H
2n+1
). Gugus alkil diakhiri
oleh akhiran il. Cth: CH
3
metil
7) Cabang yang menempel pada cabang utama (cabang dari rantai utama) diberi nama
tertentu. Cth: C
3
H
7
isopropil/sekunder propil, C
4
H
9
neobutil atau tersier butil
8) Urutankan penyebutannya.
Nomor letak cabang nama cabang nomor ikatan rangkap tiga nama rantai utama.
Cth: 2-metil-1-pentuna
9) Bila ada lebih dari satu cabang yang sama, maka disebut sekali dengan diawali angka latin.
Bila ada lebih dari satu cabang yang berbeda, maka susun melalui nama cabang secara alfabetis.
Cth: 3-etil-2,2,5-trimetil-1-heksuna
Sifat Kimia Alkena dan Alkuna
- Lebih reaktif dari alkana.
- Dapat mengalami reaksi adisi, yaitu reaksi penghilangan ikatan rangkap (dua atau tiga).
- Dalam reaksi adisi berlaku aturan Markovnikov
Jika atom karbon yang berikatan rangkap mengikat jumla atom hidrogen yang berbeda, maka
atom X akan terikat pada atom karbon yang sedikit mengikat hidrogen.
Jika jumlah atom karbon pada ikatan rangkapnya mengikat jumlah hidrogen sama banyam
maka atomX akan terikat pada atom C yang mempunyai rantai karbon paling panjang.
Pengolahan Minyak Bumi
Minyak bumi adalah hasil pelapukan plankton karena tekanan dan sushu tinggi yang berlangsung
selama jutaan tahun. Minyak bumi umumnya terdiri dari alkana, sikloalkana, aromatis, alkena,
dan alkuna. Proses pengolahannya adalah sebagai berikut.
1. Pengolahan Tahap Pertama (Distilasi bertingkat), yaitu distilasi berulang-ulang sehingga
didapatkan berbagai hasil melalui titik didihnya.
1) Fraksi Pertama : LPG (Liquified Petroleum Gas)
2) Fraksi Kedua : Nafta (Gas Bumi), disebut juga bensin berat. Diolah di tahap kedua menjadi
bensin
3) Fraksi Ketiga/Tengah : Di tahap kedua diolah menjadi kerosin/minyak tanah dan
avtur/bahan bakar pesawat
4) Fraksi Keempat : Solar
5) Fraksi Kelima : Residu, dijadikan aspal dan lilin.
1. Pengolahan Tahap Kedua (Penyulingan)
1) Perengkahan (Cracking). Merubah struktur kimia. Meliputi pemecahan rantai, alkilasi
(pembentukan alkil), polimerisasi (penggabungan rantai karbon), reformasi (perubahan struktur)
dan isomerasi (perubahan isomer)
2) Ekstraksi. Pembersihan produk dengan pelarut
3) Kristalisasi. Pemisahan produk berdasarkan titik carinya.
4) Pembersihan dari kontaminasi (treating).
Jumlah atom
karbon
Penggunaan
1-4 LPG
5-6 Petroleum eter (pelarut nonpolar)
6-7 Nafta
5-10 Bensin
12-18 Kerosin/minyak tanah dan avtur/bahan bakar jet
12< solar
20< Oli (cair), lilin & aspal (padat)
Mutu Bensin
- Bensin terdiri dari senyawa n-heptana dan isooktana (2,2,4-trimetil pentana)
- Mutu bensin ditentukan oleh Angka Oktan/Bilangan Oktana. Makin tinggi angka oktan,
makin baik mutu bensin.
- Angka oktan ditentukan oleh persentase isooktana. Cth : 80% isooktana 20% n-heptana,
maka angka oktannya adalah 80.
- Angka oktan dapat ditingkatkan dengan menambah TEL (tetra ethyl lead) dengan rumus
kimia Pb(C
2
H
5
)
4
dan 1,2 dibromoetana dengan rumus kimia C
2
H
4
Br.
---

Anda mungkin juga menyukai