Anda di halaman 1dari 7

MATA KULIAH

IPA MASA DEPAN

“MIND MAPPING DAN RINGKASAN PADA


TOPIK MATERIAL MAJU (ADVANCED
MATERIAL)”

Oleh
Ni Putu Anggi Putri Mijaya NIM. 1923071027

Kelas B
PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
DENPASAR, NOVEMBER
2019
RANGKUMAN MATERI
BIOSENSOR UNTUK MENDETEKSI KOLESTEROL

Biosensor diaplikasikan sebagai perangkat atau instrumen analitik yang


menggunakan biomolekul seperti mikroba, jringan, sel, protein, enzim, antibod,
dan DNA untuk melakukan pengenalan, deteksi, rekognisi pada suatu zat kimia
tertentu yang menggabungkan komponen biologis dengan komponen detektor
fisikokimia. Biosensor terdiri dari dua komponen utara yaitu bioreptor dan
transduser. Bioreseptor adalah molekul yang akan mengenali analitik target, dapat
berupa enzim khusus atau protein terikat seperti antibodi. Bioreseptor
diimobilisasi di atas permukaan transduser. Interaksi spesifik antara analit target
dan tempat pengenalan analit pada bioreseptor akan menghasilkan perubahan
kimia-fisika yang kemudian akan dideteksi dan diukur oleh transduser. Transduser
merupakan komponen atau elemen pendeteksi atau detektor yang bekerja secara
fisikokimia, piezoelektronik, optik, elektrokimia dan lain-lain yang mengubah
sinyal yang dihasilkan dari interaksi antara analit dengan bioreseptor menjadi
snyal lain yang dapat lebih mudah diukur dan diukur. Fungsi biosensor yaitu
untuk mendeteksi atau memonitor kondisi berbagai hal antara lain untuk
mengukur tingkat keasaman (pH), kontrol polusi dan mendeteksi atau mengukur
kadar mikroba atau zat kimia berbahaya tertentu, toksik di udara, air dan tanah
misalnya pestisida untuk mendeteksi kebocoran, menentukan lokasi deposit
minyak, mengontrol kualitas makanan, mendeteksi dan mengukur kadar glukosa,
kolesterol, tekanan darah, flu, infeksi, alergi dan lain-lain, serta sebagai perangkat
diagnosis obat, metabolit, enzim, vitamin dan studi efisiensi obat. Adapun aplikasi
dari biosensor yaitu pada bidang medis dan farmasi, lingkungan hidup, kimia,
pertanian dan militer. Biosensor dalam perkembangannya mempunyai tiga
generasi yaitu generasi pertama biosensor berbasis oksigen, generaasi kedua
biosensor menjadi lebih spesifik yang melibatkan mediator diantara reaksi dengan
transduser dan generasi ketiga biosensor berbasis enzyme coupling.
Perkembangan biosensor sangat penting di tengah-tengah berkembangnya
penyakit kardiovaskular yang mengancam kesehatan utama manusia di seluruh
dunia. Kadar kolesterol dalam tubuh dapat diketahui melalui tes pemeriksaan
kadar kolesterol darah.
Kolesterol merupakan sterol utama dalam tubuh manusia. Lebih lanjut
kolesterol merupakan komponen struktural membran sel dan lipoprotein plasma
dan juga merupakan bahan awal pembentukan asam empedu serta hormon steroid.
Kolesterol dibuat di dalam tubuh dan juga diperoleh melalui makanan. Hati
membentuk sebagian besar kolesterol di dalam tubuh yang membantu
mengangkut lemak ke berbagai bagian tubuh yang membutuhkan lemak untuk
energi dan perbaikan jaringan tubuh yang rusak. Adapun fungsi kolesterol yaitu
untuk pembentukan hormon, pembentukan vitamin D, pembentukan membran sel
dan membantu penyerapan lemak. Berdasarkan lipoproteinnya, kolesterol terdiri
dari dua jenis yaitu kolesterol jahat yang disebut LDL (Low Density Lipoprotein)
dan kolesterol baik yang disebut HDL (High Density Lipoprotein). LDL disebut
kolesterol jahat karena dapat meyebabkan penyumbatan dan berkurangnya
pasokan dasar, sedangkan HDL disebut kolesterol baik karena berjalan mengikuti
aliran darah dari area-area tepi (perifer) tubuh sambil membawa kolesterol ke hati
untuk dihancurkan. Berdasarkan kolesterol penting untuk diketahui kadarnya
dalam tubuh manusia ataupun dalam suatu produk makanan, maka perlu adanya
alat pendeteksi kolesterol. Pada diagnosis medis, kolesterol merupakan indikator
penting dalam darah manusia untuk hipertensi dan arteriosklerosis. Saat ini alat
pendeteksi kolesterol yang mampu memberikan dampak keakuratan, kemudahan
dan keefisiensian yaitu menggunakan biosensor. Pada biosensor dilengkapi
dengan elemen sensitif sebagai biokomponen yang menggunakan enzim
kolesterol oksidase dan kolesterol oksidase yang diimobilisasi di atas permukaan
elektrodra working. Kolesterol oksidase termasuk enzim oksio reduktase, yakni
enzim yang berperan dalam reaksi redoks. Beberapa mikroba yang mampu
menghasilkan enzim ini adalah Nokardia sp., Streptomyces hygroscopicus., dan
Brevibacterium sterolicum.
Pada umumnya penentuan kolesterol dilakukan menggunakan reaksi
enzimasi dengan kolesterol oksidase menghasilkan hidrogen peroksida yang dapat
bereaksi dengan senyawa pengabsorbsi seperti o-dianisidin menghasilkan
senyawa berwarna yang dapat ditentukan dengan UV-Vis (Situmorang, 2010
dalam Iskandar 2012). Pertama, adapun pengembangan biosensor untuk
mendeteksi kolesterol pada makanan tradisional yang diperkenalkan oleh
Situmorang, dkk (2012). Prinsip dasar biosensor kolesterol adalah berdasarkan
reaksi enzimasi dengan persamaan berikut ini.

Kolesterol ester diubah menjadi kolesterol bebas dan asam lemak oleh kehadiran
enzim kolesterol esterase (CE). Selanjutnya kolesterol dioksidasi menjadi
kolestenon dan hidrogen peroksida (H2O2) oleh kehadiran enzim kolesterol
oksidase (COx). Selanjutnya hidrogen peroksida dioksidasi pada permukaan
elektroda karbon gelas menghasilkan arus yang setara dengan konsentrasi
kolesterol di dalam sampel makanan. Kedua, adapun biosensor berbasis enzim
untuk mendeteksi kolesterol di dalam darah dengan menggunakan teknik screen
printing. Debataraja, Soelaiman dan Hiskia (2011) melakukan pengembangan
biosensor berbasis enzim menggunakan teknik screen printing. Jenis transduser
yang dibuat adalah amperometrik dengan konfigurasi tiga electrode (working,
reference, dan counter). Amperometrik biosensor berbasis enzim merupakan
perangkat biosensor komersial yang banyak ditemukan di pasar. Sensor ini
beroperasi pada tegangan tetap dengan menggunakan reference electrode sehingga
arus yang dihasilkan dari oksidasi atau reduksi substrat yang berada di atas
permukaan working electrode dapat diukur.

Pertanyaan-Jawaban!
1. Apakah yang dimaksud dengan biosensor?
Jawab:
Biosensor diaplikasikan sebagai perangkat atau instrumen analitik yang
menggunakan biomolekul seperti mikroba, jringan, sel, protein, enzim,
antibod, dan DNA untuk melakukan pengenalan, deteksi, rekognisi pada suatu
zat kimia tertentu yang menggabungkan komponen biologis dengan
komponen detektor fisikokimia.
2. Apakah yang dimaksud dengan kolesterol?
Jawab:
Kolesterol merupakan komponen struktural membran sel dan lipoprotein
plasma dan juga merupakan bahan awal pembentukan asam empedu serta
hormon steroid. Kolesterol dibuat di dalam tubuh dan juga diperoleh melalui
makanan
3. Apakah yang dimaksud dengan biosensor kolesterol?
Biosensor kolesterol merupakan suatu perangkat yang mendeteksi kadar
kolesterol, baik pendeteksian kolesterol di dalam darah manusia ataukah
pendeteksian kolesterol pada sejumlah makanan.
4. Bagaimanakah perkembangan generasi biosensor?
Biosensor dalam perkembangannya mempunyai tiga generasi yaitu generasi
pertama biosensor berbasis oksigen, generaasi kedua biosensor menjadi lebih
spesifik yang melibatkan mediator diantara reaksi dengan transduser dan
generasi ketiga biosensor berbasis enzyme coupling
5. Bagaimanakah cara biosensor mendeteksi kolesterol?
Pertama, adapun pengembangan biosensor untuk mendeteksi kolesterol pada
makanan tradisional yang diperkenalkan oleh Situmorang, dkk (2012). Prinsip
dasar biosensor kolesterol adalah berdasarkan reaksi enzimasi dengan
persamaan berikut ini.

Kedua, adapun biosensor berbasis enzim untuk mendeteksi kolesterol di dalam


darah dengan menggunakan teknik screen printing. Debataraja, Soelaiman dan
Hiskia (2011) melakukan pengembangan biosensor berbasis enzim
menggunakan teknik screen printing. Jenis transduser yang dibuat adalah
amperometrik dengan konfigurasi tiga electrode (working, reference, dan
counter). Amperometrik biosensor berbasis enzim merupakan perangkat
biosensor komersial yang banyak ditemukan di pasar. Sensor ini beroperasi
pada tegangan tetap dengan menggunakan reference electrode sehingga arus
yang dihasilkan dari oksidasi atau reduksi substrat yang berada di atas
permukaan working electrode dapat diukur.

Anda mungkin juga menyukai