Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Magnet merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia masa
kini. Mulai dari peralatan listrik sampai dengan peralatan non listrik dengan
memanfaatkan magnet tetap. Magnet atau magnit adalah suatu obyek yang
mempunyai suatu medan magnet. Kata magnet (magnit) berasal dari bahasa
Yunani magnítis líthos yang berarti batu Magnesian. Magnesia adalah nama
sebuah wilayah di Yunani pada masa lalu yang kini bernama Manisa
(sekarang berada di wilayah Turki). Pada saat ini, suatu magnet adalah suatu
materi yang mempunyai suatu medan magnet. Materi tersebut bisa dalam
wujud magnet tetap atau magnet tidak tetap. Magnet yang sekarang ini ada
hampir semuanya adalah magnet buatan.
Prinsip kerja magnet tidak hanya dimanfaatkan oleh manusia, namun
hewan juga memanfaatkan magnet untuk bertahan hidup. Lebih tepatnya
adalah kemagnetan bumi, hewan-hewan memanfaatkan medan magnet bumi
sebagai petunjuk atau navigasi saat bermigrasi, atau untuk mencari makanan.
Prinsip kerja magnet juga dimanfaatkan dalam bidang teknologi masyarakat
dan kedokteran. Salah satunya adalah kereta maglev dalam teknologi
masyarakat dan penggunaan MRI dalam bidang kedokteran.
Kemagnetan secara luas dapat dikaji dari berbagai rumpun ilmu seperti
fisika, biologi, IPBA, kima, dan teknologi. Jika dikaitkan dengan rumpun ilmu
tersebut masing-masing mempunyai bobotnya maing-masing untuk
dibelajarkan secara menyeluruh. Secara lebih lengkap kemagnetan dan
pemanfaatannya dalam produk teknologi akan dibahas lebih lengkap dalam
makalah ini.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas adapun rumusan
masalah yang penulis dapatkan yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimanakah keterkaitan kemagnetan dalam rumpun ilmu, fisika, kimia,
IPBA dan teknologi?

1
2. Bagaimanakah kajian kemagnetan dari aspek fisika?
3. Bagaimanakah kajian kemagnetan dari aspek IPBA?
4. Bagaimanakah kajian kemagnetan dari aspek biologi?
5. Bagaimanakah kajian kemagnetan dari aspek kimia?
6. Bagaimanakah kajian kemagnetan ditinjau dari pemanfaatannya dalam
produk teknologi?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas adapun
tujuan yang ingin penulis sampaikan yaitu sebagai berikut :
1. Menjelaskan keterkaitan materi kemagnetan dalam berbagai rumpun ilmu
2. Menjelaskan kajian kemagnetan dari aspek fisika?
3. Menjelaskan kajian kemagnetan dari aspek IPBA?
4. Menjelaskan kajian kemagnetan dari aspek biologi?
5. Menjelaskan kajian kemagnetan dari aspek kimia?
6. Menjelaskan kajian kemagnetan ditinjau dari pemanfaatannya dalam
produk teknologi?
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Pembuatan makalah ini telah memberikan berbagai pengalaman bagi
penulis seperti pengalaman untuk mengumpulkan bahan. Penulis juga
mendapatkan berbagai pengalaman mengenai teknik penulisan makalah,
teknik pengutipan, dan teknik penggabungan materi dari berbagai sumber.
2. Bagi Pembaca
Pembuatan makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
kepada pembaca mengenai Kemagnetan dan Pemanfaatannya dalam
Produk Teknologi” materi tersebut dikaji secara fisika, IPBA dan biologi,
sampai pada pemanfaatannya dalam teknologi sehingga dapat memberikan
pengetahuan lebih dan bermanfaat bagi pembaca.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Keterkaitan Tema
IPA adalah kumpulan pengetahuan tentang alam. IPA merupakan
produk dari hasil pengamatan, akal sehat, berpikir rasional dan terkadang
wawasan brilian. IPA bukan hanya sekedar kumpulan pengetahuan melainkan
merupakan metode, cara mengeksplorasi alam dan menemukan keteraturan di
dalamnya serta cara memecahkan masalah. IPA dipelajari untuk membuat
prediksi terhadap gejala alam yang akan terjadi sekaligus sebagai kontrol pada
lingkungan. Bidang kajian IPA meliputi fisika, kimia, biologi, kebumian dan
astronomi.
Tema yang akan dibahas dalam makalah ini mengacu pada materi
pembelajaran IPA SMP Kelas IX Semester II yaitu “Kemagnetan dan
Pemanfaatannya dalam Produk Teknologi”. Pengemasan materi akan disajikan
dengan menggunakan Model Connected. Connected merupakan model
keterpaduan dalam satu disiplin ilmu yang potensial diterapkan dalam
pembelajaran IPA. Pada model connected, bidang kajian inti dipertautkan
dengan bidang kajian lain dalam IPA yang berfungsi sebagai pelengkap
sekaligus memperkaya materi.
Bidang kajian fisika yang membahas sifat kemagnetan bahan, medan
magnet dan gaya Lorenz menjadi topik inti yang dipertautkan dengan bidang
kajian biologi yang membahas pemamfaatan medan magnet pada migrasi
hewan. Pembahasan sifat kemagnetan suatu bahan menjadi dari aspek kimia.
Pembahasan MRI dan kereta Maglev yang memanfaatkan medan magnet
dalam bidang kajian teknologi serta manfaat medan magnet bumi bidang
kajian IPBA akan memperkaya topik kemagnetan.

3
BIOLOGI IPBA
MIGRASI MEDAN MAGNET
HEWAN BUMI

FISIKA
TEORI MAGNET

KIMIA Teknologi
SIFAT BAHAN kereta Maglev
MAGNET dan MRI

Gambar 1. Penerapan model connected pada materi kemagnetan

B. Kemagnetan Ditinjau Dari Aspek Fisika


A. Pengertian Magnet
Kata magnet berasal dari bahasa Yunani magnítis líthos yang
berarti batu Magnesian. Magnesia adalah nama sebuah wilayah di Yunani
pada masa lalu yang kini bernama Manisa (sekarang berada di wilayah
Turki). Di wilayah tersebut terkandung batu magnet yang ditemukan sejak
zaman dulu. Magnet terbuat dari logam seperti besi dan baja. Magnet
memiliki berbagai bentuk dan dinamakan sesuai bentuknya, seperti yang
bisa kamu lihat pada Gambar.2. Kemampuan suatu benda menarik benda
lain yang berada di dekatnya disebut kemagnetan dan bendanya disebut
magnet.

4
Sumber. Rebanas.Com
Gamabar 2. Jenis-Jenis Magnet
a. Cara Membuat Magnet
Disamping magnet yang ditemukan di alam (magnet alam) ada
juga magnet yang dibuat manusia (mgnet buatan). Bahkan magnet
yang kebanyakan dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu
magnet buatan. Benda yang dapat dibuat magnet adalah benda-benda
yang tergolong dalam benda magnetik terutama ferromgnetik,
contohnya besi atau baja. Pada prinsipnya membuat magnet adalah
mengubah susunan magnet elementer yang tidak beraturan menjadi
searah dan teratur. Ada tiga cara membuat magnet, yaitu dengan cara
menggosok, dengan cara induksi, dan dengan cara mengalirkan arus
listrik.
1. Membuat Magnet dengan Cara Menggosok
Besi yang semula bukan magnet, dapat dijadikan magnet.
Caranya besi digosok dengan salah satu ujung magnet tetap. Arah
gosokan dibuat searah agar magnet elementer yang terdapat pada
besi letaknya menjadi teratur dan mengarah ke satu arah. Apabila
magnet elementer besi telah teratur dan mengarah ke satu arah,
dikatakan besi dan baja telah menjadi magnet. Ujung-ujung besi
yang digosok akan terbentuk kutub-kutub magnet. Kutub-kutub
yang terbentuk tergantung pada kutub magnet yang digunakan
untuk menggosok. Pada ujung terakhir besi yang digosok, akan
mempunyai kutub yang berlawanan dengan kutub ujung magnet
penggosoknya.

5
Gambar 3. Membuat magnet dengan menggosok

2. Membuat Magnet dengan Cara Induksi


Besi dan baja dapat dijadikan magnet dengan cara induksi.
Caranya adalah besi dan baja diletakkan di dekat magnet tetap.
Magnet elementer yang terdapat pada besi dan baja akan
terpengaruh atau terinduksi magnet tetap yang menyebabkan
letaknya teratur dan mengarah ke satu arah. Besi atau baja akan
menjadi magnet sehingga dapat menarik serbuk besi yang berada di
dekatnya. Ujung besi yang berdekatan dengan kutub magnet
batang, akan terbentuk kutub yang selalu berlawanan dengan kutub
magnet penginduksi. Apabila kutub utara magnet batang
berdekatan dengan ujung A besi, maka ujung A besi menjadi kutub
selatan dan ujung B besi menjadi kutub utara atau sebaliknya.

Gambar 4. Membuat magnet dengan mendekatkan magnet ke


baja/besi

6
3. Membuat Magnet dengan Cara Arus Listrik
Besi dan baja dapat juga dijadikan magnet dengan arus
listrik. Caranya besi dan baja dililiti kawat yang dihubungkan
dengan baterai. Magnet elementer yang terdapat pada besi dan baja
akan terpengaruh aliran arus searah (DC) yang dihasilkan baterai.
Hal ini menyebabkan magnet elementer letaknya teratur dan
mengarah ke satu arah. Besi atau baja akan menjadi magnet dan
dapat menarik serbuk besi yang berada di dekatnya. Magnet yang
dibuat dengan cara arus listrik disebut magnet listrik atau
elektromagnet. Besi yang berujung A dan B dililiti kawat berarus
listrik. Kutub magnet yang terbentuk bergantung pada arah arus
ujung kumparan. Jika arah arus berlawanan jarum jam maka ujung
besi tersebut menjadi kutub utara. Sebaliknya, jika arah arus searah
putaran jarum jam maka ujung besi tersebut terbentuk kutub
selatan. Dengan demikian, ujung A kutub utara dan B kutub selatan
atau sebaliknya.

Gamabar 5. Membuat Magnet dengan Aliran Listrik


b. Cara Menghilangkan Sifat Magnet
Sifat kemagnetan bahan dapat dihilangkan dengan cara
memukulmukul (Gambar 7.a), memanaskan (Gambar 7.b), dan meliliti
magnet dengan arus bolak balik atau AC (Gambar 7.c). Pada
prinsipnya, sifat kemagnetan dapat dihilangkan dengan cara mengacak
arah magnet elementer.

7
Gambar 6. Cara Menghilangkan Sifat Magnet

B. Teori Kemagnetan
a. Medan Magnet
Medan magnet adalah daerah sekitar magnet yang pada daerah
itu magnet lain masih dipengaruhi oleh gaya magnetik jika diletakkan
di atasnya. Jika di daerah tersebut ditaburkan serbuk besi, maka serbuk
besi akan ditarik oleh kutub magnet dan membentuk pola garis, disebut
garis gaya magnet. Sifat-sifat dari garis gaya magnet adalah:
a. garis gaya magnet keluar dari kutub utara dan masuk ke kutub
selatan,
b. garis gaya magnet tidak pernah berpotongan,
c. tempat yang mempunyai garis gaya magnet rapat menunjukkan
medan magnet yang kuat. Sebaliknya, tempat yang mempunyai
garis gaya magnet renggang menunjukkan medan magnet yang
lemah.

Sumber: Fisikazone.com
Gamabar 7. Medan Magnet

8
b. Medan Magnet Disekitar Arus Listrik
Di sekitar kawat yang dialiri arus listrik terdapat medan
magnet. Hal ini ditemukan oleh Hans Cristian Oersted berdasarkan
hasil percobaannya.
1. Percobaan Oersted
Berdasarkan namanya, percobaan ini dilakukan oleh seorang
fisikawan bernama Hans Cristian Oersted (1777-1851). Percobaan
yang dilakukan pada 1819 ini berhasil menunjukkan bahwa
terdapat medan magnet di sekitar kawat yang berarus listrik. Pada
percobaannya, Oersted membuat kesimpulan sebagai berikut:
a) Di sekitar kawat (penghantar) yang dialiri arus listrik terdapat
atau timbul medan magnet.
b) Arah gaya magnet yang menyimpangkan jarum kompas
bergantung pada arah arus listrik yang mengalir dalam
penghantar.
c) Besarnya medan magnet di sekitar kawat berarus listrik
bergantung pada kuat arus listrik dan jaraknya terhadap kawat.
Untuk menunjukkan arah medan magnet di sekitar kawat lurus

berarus listrik, genggamlah kawat dengan tangan kananmu.

Sesuai dengan kaidah tangan kanan, arah ibu jari menunjukkan

arah arus, sedangkan arah keempat jari yang lain menunjukkan

arah medan magnet.

Kaidah tangan kanan pun dapat digunakan untuk menentukan

arah medan magnet pada kawat melingkar berarus listrik.

Berbeda dengan kaidah tangan kanan yang berlaku pada kawat

lurus, pada kawat melingkar yang berarus ini ibu jari

menunjukkan arah medan magnet sementara keempat jari yang

lain menunjukkan arah arus listrik.

9
(a) (b)

Gambar 8. (a) medan magnet sekitar kumparan,

(b) Kaidah tangan kanan


Untuk membuat medan magnet yang lebih kuat di sekitar
arus listrik, dapat dibuat lilitan kawat membentuk kumparan.
Kumparan yang seperti ini disebut solenoida. Solenoida memiliki
sifat yang sama dengan magnet batang, yaitu mempunyai kutub
utara dan kutub selatan. Jika kita menggenggam solenoida dengan
tangan kanan, maka ibu jari akan mengarah pada ujung yang
merupakan kutub utara dan keempat jari lain menunjukkan arah
arus listrik. Dengan demikian, kita telah menerapkan kaidah tangan
kanan untuk menentukan arah arus dan medan magnet yang terjadi.

Gambar 9. Medan magnet disekitar kawat melingkar

c. Gaya Lorentz
Gaya Lorentz adalah gaya yang ditimbulkan oleh muatan listrik
yang bergerak atau oleh arus listrik yang berada dalam suatu medan
magnet (B). Arah gaya ini akan mengikuti arah maju skrup yang

10
diputar dari vektor arah gerak muatan listrik (v) ke arah medan magnet
(B), seperti yang terlihat dalam rumus berikut:

F  q (v  B )

Keterangan: F = gaya (Newton)


B = medan magnet (Tesla)
q = muatan listrik ( Coulomb)
v = arah kecepatan muatan (m/t)
Sebuah partikel bermuatan listrik yang bergerak dalam daerah
medan magnet homogen akan mendapatkan gaya. Gaya ini juga
dinamakan gaya Lorentz. Gerak partikel akan menyimpang searah
dengan gaya lorentz yang mempengaruhi. Arah gaya Lorentz pada
muatan yang bergerak dapat juga ditentukan dengan kaidah tangan
kanan dari gaya Lorentz (F) akibat dari arus listrik, I dalam suatu
medan magnet B.
Dari Gamba 11 ibu jari, menunjukan arah gaya Lorentz . Jari
telunjuk, menunjukkan arah medan magnet (B). Jari tengah,
menunjukkan arah arus listrik ( I ). Untuk muatan positif arah gerak
searah dengan arah arus, sedangkan untuk muatan negatif arah gerak
berlawanan dengan arah arus.

Gambar 10. Kaidah Tangan Kanan


Jika besar muatan q bergerak dengan kecepatan v, dan I = q/t
maka persamaan gaya Lorentz untuk kawat dapat dituliskan :

11
Sehingga besarnya gaya Lorentz yang dialami oleh sebuah
muatan yang bergerak dalam daerah medan magnet dapat dicari
dengan menggunakan rumus:

F  B.q.v. sin 
Keterangan: F = gaya Lorentz dalam newton ( N )
q = besarnya muatan yang bergerak dalam coulomb ( C )
v = kecepatan muatan dalam meter / sekon ( m/s )
B = kuat medan magnet dalam Wb/m2 atau tesla ( T )
θ = sudut antara arah v dan B
Bila sebuah partikel bermuatan listrik bergerak tegak lurus
dengan medan magnet homogen yang mempengaruhi selama
geraknya, maka muatan akan bergerak dengan lintasan berupa
lingkaran. Sebuah muatan positif bergerak dalam medan magnet B
(dengan arah menembus bidang) secara terus menerus akan
membentuk lintasan lingkaran dengan gaya Lorentz yang timbul
menuju ke pusat lingkaran. Demikian juga untuk muatan negativ.
Persamaan-persamaan yang memenuhi pada muatan yang bergerak
dalam medan magnet homogen sedemikian sehinga membentuk
lintasan lingkaran adalah :
Gaya yang dialami akibat medan magnet : F = q . v . B
v2
Gaya sentripetal yang dialami oleh partikel: Fs  m
R
Dengan menyamakan kedua persamaan kia mendapatkan persamaan :

m.v
R
B.q

12
Keterangan: R = jari-jari lintasan partikel dalam meter ( m )
m = massa partikel dalam kilogram ( kg )
v = kecepatan partikel dalam meter / sekon ( m/s
B = kuat medan magnet dalam Wb/m2 atau tesla(T)
q = muatan partikel dalam coulomb ( C )

d. Induksi Magnet
Induksi elektromagnetik adalah proses pembuatan arus listrik
dengan cara mendekatkan sumber listrik pada sebuah magnet.
a. Proses Terjadinya Induksi Elektromagnetik
Induksi elektromgnetik pertama kali diteliti oleh Michael
Faraday (Inggris) dan Joseph Henry (Amerika). Dari percobaan
yang dilakukan secara terpisah pada tahun 1831 oleh dua ilmuwan
tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa bahwa arus listrik dapat
dimunculkan dari sebuah magnet dengan cara menggerak-gerakkan
sebuah kawat pada medan magnetnya atau dengan cara
memasukkan dan mengeluarkan magnet ke dalam suatu kumparan
kawat.

Gambar 11. Rangkaian Percobaan Faraday


Dengan menggunakan alat seperti pada Gambar 10,
Faraday mulai melakukan percobaannya untuk mengamati induksi
elektromagnetik. Sebelum magnet digerakkan, ia tidak melihat
adanya arus yang melalui amperemeter. Kemudian ia
menggerakkan magnetnya dan jarum amperemeter pun mulai
bergerak. Berdasarkan peristiwa ini ia menyimpulkan bahwa

13
gerakan magnet yang dilakukan telah menghasilkan arus yang
arahnya bergantung pada arah gerakan magnet.
Setelah itu, Faraday menukar benda yang digerakkan. Ia
mencoba menggerakkan kawat melingkar dan memegang sebuah
magnet di tengah-tengah lingkaran tersebut. Pada percobaan ini
pun Faraday menemukan bahwa arus kembali diinduksi karena
jarum amperemeter bergerak. Ketika arus dihasilkan, maka saat itu
akan terdapat beda potensial atau tegangan antara ujung-ujung
kumparan yang diinduksi. Tegangan yang demikian disebut dengan
tegangan induksi.
Dalam percobaan Faraday, ia menemukan bahwa besarnya
tegangan induksi ini bergantung pada tiga faktor lain, yaitu:
a. Jumlah lititan kumparan. Makin banyak lilitan kumparan,
makin besar tegangan induksi yang dihasilkan.
b. Kecepatan gerakan magnet. Makin cepat gerakan magnet,
makin besar pula tegangan induksi yang dihasilkan.
c. Jumlah garis gaya magnet. Makin banyak garis gaya magnet,
makin besar tegangan induksi yang dihasilkan.
Jika magnet pada kumparan tersebut terus digerakkan,
maka arus yang melewati kumparan akan berubah-ubah arah sesuai
dengan gerakan magnetnya. Arus yang demikian disebut dengan
arus bolak-balik (AC = alternating curent). Beberapa alat yang
menggunakan prinsip kerja hasil percobaan Faraday, di antaranya
adalah generator dan transformator.
1. Generator
Generator adalah mesin yang mengubah energi kinetik
menjadi energi listrik. Untuk mengenal bentuk nyata dari
generator, akan lebih mudah jika kita mengunjungi wilayah
pembangkit listrik karena di sana generator banyak digunakan.
Terdapat dua jenis generator, yaitu generator arus
bolak-balik dan generator arus searah. Pada generator arus
bolak-balik, kumparan yang diletakkan pada batang diputar

14
dalam medan magnet yang diam sehingga menghasilkan
tegangan induksi. Melalui sikat-sikat karbon yang dihubungkan
dengan cincin-cincin generator, tegangan yang dihasilkan dapat
menyalakan sebuah lampu. Generator ini dinamakan generator
arus bolak-balik karena arah arus induksi berlawanan dengan
arah putaran kumparan. Bagian generator yang berputar disebut
rotor, sedangkan bagian yang diam disebut stator.
Pada dasarnya, prinsip kerja generator arus bolak-balik
dan generator arus searah adalah sama. Hanya saja pada
generator arus searah, cincin yang digunakan adalah cincin
belah. Cincin ini bekerja sebagai komutator yang mengubah
arus listrik yang dikeluarkan generator. Dengan demikian, arus
listrik yang awalnya merupakan arus bolak-balik pada
kumparan, dalam rangkaian di luar kumparan menjadi arus
searah. Dapat dilakukan beberapa cara untuk memperbesar
tegangan dan arus induksi, yaitu:
a. Mempercepat putaran rotor.
b. Memperbanyak lilitan pada kumparan.
c. Menggunakkan magnet yang lebih kuat.
d. Memasukkan inti besi lunak ke dalam kumparan.

Gamabar 12. Generator


Dalam kehidupan sehari-hari, generator arus bolakbalik
ini dapat kita temukan pada sepeda yang berlampu. Untuk
menyalakan lampu tersebut, generator dipasang pada roda.

15
Kayuhan yang dilakukan telah mengubah energi dalam
tubuhmu menjadi energi mekanis pada gerak roda. Gerak roda
ini kemudian menghasilkan tegangan listrik yang dapat
menyalakan lampu. Sedangkan, generator arus searah dapat
kita jumpai pada alat-alat pemanas. Listrik yang kita gunakan
sehari-hari berasal dari PLN merupakan listrik yang berasal
dari generator arus bolakbalik. Generator ini menghasilkan arus
yang sangat besar sehingga susunannya lebih rumit daripada
generator serupa yang digunakan untuk menyalakan lampu
sepeda. Pada generator ini, energi mekanis diperoleh dari
gerakan benda yang disebut turbin. Turbin adalah roda besar
yang diputar oleh dorongan air, angin, atau uap, bahkan nuklir.
Secara umum, cara menghasilkan arus induksi pada generator
ini hampir sama dengan generator sederhana. Hanya saja, arus
induksi yang dihasilkan akan diproses terlebih dahulu sebelum
akhirnya sampai ke rumah-rumah untuk digunakan. Salah satu
alat yang digunakan pada proses ini adalah transformator.

2. Transformator
Transformator adalah alat yang digunakan untuk
menaikkan atau menurunkan tegangan bolak-balik. Alat ini
terdiri dari dua buah kumparan. Arus pada salah satu kumparan
akan menghasilkan medan magnet yang akan menginduksi arus
pada kumparan lain. Kumparan yang pertama disebut
kumparan primer, sementara kumparan yang kedua, yaitu
kumparan yang menghasilkan arus induksi disebut kumparan
sekunder.
Jumlah lilitan pada kumparan primer dan sekunder
suatu transformator dapat berbeda atau sama. Perbandingan
antara kumparan sekunder dengan kumparan primer disebut
dengan perbandingan transformator, dinotasikan:

Ns
Np
16
dengan: Np = jumlah lilitan pada kumparan primer
Ns = jumlah lilitan pada kumparan sekunder
Pada awal pembahasan subbab induksi elektromagnetik
telah disebutkan bahwa besar tegangan induksi sebanding
dengan jumlah lilitan sehingga berlaku persamaan:

Vs N
 s
Vp N p

Keterangan:
Vp = tegangan kumparan primer (tegangan primer)
Vs = Tegangan kumparan sekunder (tegangan sekunder)
Berdasarkan Hukum Ohm yang menyebutkan bahwa
tegangan berbanding terbalik dengan arusnya, maka
perbandingan arus dapat dihitung dengan persamaan:

Ip Ns

Is Np
Keterangan:
Ip = kuat arus primer
Is= kuat arus sekunder
Dari ketiga perbandingan di atas, dapat diperoleh satu
persamaan, yaitu:

N s Vs I p
 
N p Vp I s

A. Jenis-Jenis Transformator

17
Berdasarkan fungsinya, transformator dikelompokkan
menjadi dua, yaitu transformator step-up dan transformator
step-down.
1. Transformator step-up
Transformator step-up adalah jenis
transformator yang berfungsi untuk menaikkan
tegangan induksi. Pada transformator ini, jumlah lilitan
pada kumparan primer lebih sedikit daripada jumlah
lilitan kumparan sekunder (ingat bahwa tegangan
induksi sebanding dengan jumlah lilitan) sehingga arus
induksi yang dihasilkan pada kumparan sekunder akan
lebih besar daripada arus pada kumparan primer.
Dengan demikian, tegangan induksi pun akan naik.
Transformator ini digunakan pada televisi untuk
menaikkan tegangan 220 V menjadi 20.000 V.

Gambar 13. Transformator Step-Up


2. Transformator step-down
Transformator step-down adalah jenis
transformator yang berfungsi untuk menurunkan
tegangan induksi. Sesuai tujuannya, jumlah lilitan
kumparan sekunder pada transformator ini dibuat lebih
sedikit daripada jumlah lilitan pada kumparan primer.
Transformator ini banyak digunakan pada radio, tape
recorder, dan komputer.

18
Gambar 14. Transformator Step-Down
Secara bersamaan, kedua transformator ini
digunakan pada penyaluran listrik dari pembangkit
listrik menuju pelanggan. Pembangkit listrik yang
biasanya terletak cukup jauh dari tempat pelanggan,
dapat kehilangan energi yang cukup banyak pada proses
penyalurannya. Faktor utama penyebabnya adalah
tegangan dan arus yang dihasilkan generator relatif
kecil. Untuk itu, dalam jarak yang cukup dekat dari
sumber pembangkit listrik, digunakan transformator
step-up sehingga tegangan akan membesar dan energi
yang hilang selama penyaluran listrik akan lebih kecil.
Sebelum sampai ke pelanggan, tegangan tinggi yang
berbahaya ini kemudian diturunkan lagi menggunakan
transformator step-down yang biasa tersimpan pada
tiang listrik di dekat rumah pelanggan. Selain dapat
meminimalisir kehilangan energi, pemanfaatan
transformator ini pun berfungsi untuk menjaga
keamanan dan keselamatan pelanggan dari bahaya
tegangan tinggi.
B. Efisiensi Transformator
Ketika kita menggunakan transformator, kita akan
merasakan panas di sekitar transformator tersebut. Panas
yang timbul pada transformator ini merupakan energi yang
dihasilkan oleh inti besi dan kumparan yang telah
mengubah sebagian energi listrik yang dihasilkan menjadi

19
energi panas. Akibatnya, jumlah energi listrik yang
dihasilkan kumparan primer ketika dipindahkan ke
kumparan sekunder akan berkurang. Kondisi ini merugikan
karena telah mengurangi hasil kerja transformator tersebut.
Kerugian ini dapat dihitung dari selisih daya pada
kumparan primer dengan kumparan sekunder. Persentase
dari perbandingan daya pada kumparan sekunder dan
kumparan primer disebut sebagai efisiensi transformator
(η), dirumuskan:

Ps
  100 %
Pp

Keterangan:
η = efisiensi transformator
Ps = daya kumparan sekunder
Pp = daya kumparan primer

C. Kemagnetan Ditinjau Dari Aspek IPBA


1. Bumi Sebagai Magnet
Sebuah magnet batang yang tergantung bebas akan menunjuk arah
tertentu. Pada umumnya sebuah magnet terbuat dari bahan besi dan nikel.
Keduanya memiliki sifat kemagnetan karena tersusun oleh magnet-magnet
elementer. Batuan-batuan pembentuk bumi juga mengandung magnet
elementer. Bumi dipandang sebagai sebuah magnet batang yang besar
yang membujur dari utara ke selatan bumi

20
.
Gambar 15. Letak Magnet Bumi
Magnet bumi memiliki dua kutub, yaitu kutub utara dan selatan.
Kutub utara magnet bumi terletak di sekitar kutub selatan bumi. Adapun
kutub selatan magnet bumi terletak di sekitar kutub utara bumi.
Magnet bumi memiliki medan magnet yang dapat memengaruhi jarum
kompas dan magnet batang yang tergantung bebas. Medan magnet bumi
digambarkan dengan garis-garis lengkung yang berasal dari kutub selatan
bumi menuju kutub utara bumi. Magnet bumi tidak tepat menunjuk
arah utara-selatan geografis. Penyimpangan magnet bumi ini akan
menghasilkan garis-garis gaya magnet bumi yang menyimpang terhadap
arah utara-selatan geografis.
2. Deklinasi dan Inklinasi
Jika kita perhatikan, kutub utara jarum kompas dalam keadaan
setimbang tidak tepat menunjuk arah utara dengan tepat. Penyimpangan
jarum kompas itu terjadi karena letak kutub-kutub magnet bumi tidak tepat
berada di kutub-kutub bumi, tetapi menyimpang terhadap letak kutub
bumi.

Gambar 16. Sudut deklinasi

21
Hal ini menyebabkan garis-garis gaya magnet bumi mengalami
penyimpangan terhadap arah utara-selatan bumi. Akibatnya
penyimpangan kutub utara jarum kompas akan membentuk sudut
terhadap arah utara-selatan bumi (geografis). Sudut yang dibentuk oleh
kutub utara jarum kompas dengan arah utara-selatan geografis disebut
Sudut deklinasi.
Penyimpangan jarum kompas itu terjadi karena garis-garis gaya
magnet bumi tidak sejajar dengan permukaan bumi (bidang horizontal).
Akibatnya, kutub utara jarum kompas menyimpang naik atau turun
terhadap permukaan bumi.

Gambar 19. Sudut Inklinasi


Penyimpangan kutub utara jarum kompas akan membentuk sudut
terhadap bidang datar permukaan bumi. Sudut yang dibentuk oleh kutub
utara jarum kompas dengan bidang datar disebut Sudut inklinasi. Alat
yang digunakan untuk menentukan besar inklinasi disebut inklinator.

D. Kemagnetan Ditinjau Dari Aspek Biologi


a) Prinsip Kemagnetan Dalam Tubuh Hewan
Perubahan musim di bumi berdampak pada kehidupan makhluk
hidup, termasuk di antaranya hewan. Hewan melakukan perpindahan
tempat pada musim tertentu untuk mempertahankan ke hidupannya yang
dikenal dengan migrasi. Migrasi dilakukan hewan melalui jalur yang
hampir sama pada tiap tahunnya. Beberapa hewan yang sering melakukan
migrasi adalah burung, salmon, dan ikan paus. Hewan-hewan tersebut
tidak tersesat walaupun tidak memiliki alat penyearah GPS. Sungguh besar

22
kekuasaan Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah menciptakan makhluk
hidup dengan segala kelebihannya sehingga setiap makhluk hidup dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Kehidupan makhluk hidup di bumi dipengaruhi oleh medan
magnet bumi. Medan magnet bumi adalah daerah di sekitar bumi yang
masih dipengaruhi oleh gaya tarik bumi. Sebagian besar hewan
memanfaatkan medan magnet bumi untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Hewan mampu mendeteksi medan magnet bumi karena di
dalam tubuh hewan terdapat magnet. Fenomena tersebut dinamakan
biomagnetik. Selain itu, medan magnet bumi dapat membantu hewan
dalam menentukan arah migrasi, mempermudah upaya mencari mangsa,
atau menghindari musuh.
Migrasi hewan adalah sebuah gerakan periodik hewan dari tempat
di mana ia telah tinggal ke daerah yang baru dan kemudian melakukan
perjalanan kembali ke habitat asli. Faktor hewan bermigrasi biasanya
untuk mencari makanan yang berlimpah dan tempat yang baik untuk
berkembang biak.
1. Migrasi Burung
Beberapa jenis burung, misal burung elang dan burung
layanglayang, melakukan migrasi pada tiap musim tertentu. Burung
tersebut menggunakan partikel magnetik yang ada pada tubuhnya
untuk menciptakan “peta” navigasi dengan memanfaatkan medan
magnet bumi. Pemanfaatan medan magnet bumi juga digunakan
burung merpati pos. Pada zaman dahulu, burung merpati sering
dimanfaat kan sebagai kurir surat.

Gambar 18. Migrasi Burung


2. Migrasi Salmon

23
Salmon memiliki kemampuan untuk kembali ke aliran sungai
air tawar tempat awal mereka menetas dan tumbuh setelah berenang
ribuan mil mengarungi lautan. Penelitian dilakukan terhadap ikan
salmon yang melewati Sungai Fraser di Canada dan kembali ke Sungai
Hal ini dikarenakan sungai Fraser memiliki medan magnet tertentu
yang dapat dideteksi oleh ikan salmon.

Gambar 19. Migrasi ikan salmon


3. Migrasi Penyu
Penyu memulai dan mengakhiri migrasi di Pantai Timur
Florida Amerika Serikat. Jalur migrasi sepanjang 12.900 km melewati
Laut Sargasso, wilayah perairan Laut Atlantik Utara. Waktu yang
dibutuhkan untuk sekali migrasi antara 5-10 tahun. Tidak seperti
migrasi hewan lain yang umumnya dilakukan secara berkelompok,
penyu bermigrasi sendiri tanpa mengikuti penyu lain. Seorang peneliti
yang bernama Kenneth Lohmann dari Universitas Carolina Utara
mempelajari tingkah laku tukik atau penyu saat dihadapkan dengan
medan magnet yang berbeda-beda. Peneliti tersebut meletakkan penyu
ke dalam sebuah wadah air yang dikelilingi alat yang dapat
menimbulkan medan magnet. Medan magnet yang dihasilkan
disesuaikan dengan medan magnet jalur migrasi penyu, yaitu wilayah
Florida utara, wilayah timur laut dekat Portugal. Hasil pengamatan
menunjukkan bahwa penyu mengikuti jalur migrasi yang diberikan.
Ketika penyu mendeteksi medan magnet yang mirip dengan medan
magnet wilayah dekat Portugal, penyu akan berenang menuju selatan
ke arah Portugal. Pergerakan penyu dalam mengikuti jalur medan
magnet bertujuan untuk menjaga penyu agar tetap berada di lautan
yang hangat dan wilayah yang kaya akan sumber makanan.

24
Gambar 20. Migrasi penyu
4. Migrasi Lobster Duri
Peneliti Kenneth Lohmann juga mengobservasi kemampuan
lobster duri untuk mendeteksi medan magnet dengan cara meletakkan
lobster duri ke dalam bak air yang dapat diatur medan magnetnya.
Setiap kali medan magnet diubah, lobster duri akan menyesuaikan diri
untuk tetap bergerak menuju arah kutub utara. Hasil dari observasi
tersebut membuktikan bahwa lobster duri mampu merasakan medan
magnet bumi untuk memandu migrasi yang dilakukan dari lepas pantai
Florida menuju lautan lepas yang lebih hangat dan tenang di setiap
akhir musim gugur.

Gambar 21. Migrasi Lobster Duri

E. Kemagnetan Ditinjau Dari Aspek Kimia


A. Sifat Kemagnetan Bahan\
Berdasarkan sifat medan magnet atomis, bahan dibagi menjadi tiga
golongan, yaitu diamagnetik, paramagnetik dan ferromagnetik.
1) Bahan Diamagnetik
Bahan diamagnetik adalah bahan yang resultan medan magnet
atomis masing-masing atom atau molekulnya nol, tetapi orbit dan

25
spinnya tidak nol. Bahan diamagnetik tidak mempunyai momen dipol
magnet permanen. Jika bahan diamagnetik diberi medan magnet luar,
maka elektron-elektron dalam atom akan berubah gerakannya
sedemikian hingga menghasilkan resultan medan magnet atomis yang
arahnya berlawanan.
Sifat diamagnetik bahan ditimbulkan oleh gerak orbital
elektron sehingga semua bahan bersifat diamagnetik karena atomnya
mempunyai elektron orbital. Bahan dapat bersifat magnet apabila
susunan atom dalam bahan tersebut mempunyai spin elektron yang
tidak berpasangan. Dalam bahan diamagnetik hampir semua spin
elektron berpasangan, akibatnya bahan ini tidak menarik garis gaya.
Permeabilitas bahan diamagnetik adalah μ < μ0 dan suseptibilitas
magnetiknya χm < 0 . Contoh bahan diamagnetik yaitu: bismut, perak,
emas, tembaga dan seng.

2) Bahan Paramagnetik
Bahan paramagnetik adalah bahan yang resultan medan magnet
atomis masing-masing atom/molekulnya tidak nol, tetapi resultan
medan magnet atomis total seluruh atom/molekul dalam bahan nol.
Hal ini disebabkan karena gerakan atom/molekul acak, sehingga
resultan medan magnet atomis masing-masing atom saling
meniadakan. Bahan ini jika diberi medan magnet luar, maka elektron-
elektronnya akan berusaha sedemikian rupa sehingga resultan medan
magnet atomisnya searah dengan medan magnet luar.

26
(a) Tanpa medan magnetik luar (b) dengan medan magnetik luar
Sifat paramagnetik ditimbulkan oleh momen magnetik spin
yang menjadi terarah oleh medan magnet luar. Pada bahan ini, efek
diamagnetik (efek timbulnya medan magnet yang melawan medan
magnet penyebabnya) dapat timbul, tetapi pengaruhnya sangat kecil.
Permeabilitas bahan paramagnetic adalah μ>μ0,
dan suseptibilitas magnetik bahannya χm > 0. Contoh bahan
paramagnetik: alumunium, magnesium, wolfram dan sebagainya.
Bahan diamagnetik dan paramagnetik mempunyai sifat kemagnetan
yang lemah. Perubahan medan magnet dengan adanya bahan tersebut
tidaklah besar apabila digunakan sebagai pengisi kumparan toroida.
3) Bahan Ferromagnetik
Bahan ferromagnetik adalah bahan yang mempunyai resultan
medan atomis besar. Hal ini terutama disebabkan oleh momen
magnetik spin elektron. Pada bahan ferromagnetik banyak spin
elektron yang tidak berpasangan, misalnya pada atom besi terdapat
empat buah spin elektron yang tidak berpasangan. Masing-masing spin
elektron yang tidak berpasangan ini akan memberikan medan
magnetik, sehingga total medan magnetik yang dihasilkan oleh suatu
atom lebih besar.
Medan magnet dari masing-masing atom dalam bahan
ferromagnetik sangat kuat, sehingga interaksi diantara atom-atom
tetangganya menyebabkan sebagian besar atom akan mensejajarkan
diri membentuk kelompok-kelompok. Kelompok atom yang
mensejajarkan dirinya dalam suatu daerah dinamakan domain. Bahan
feromagnetik sebelum diberi medan magnet luar mempunyai domain

27
yang momen magnetiknya kuat, tetapi momen magnetik ini
mempunyai arah yang berbeda-beda dari satu domain ke domain yang
lain sehingga medan magnet yang dihasilkan tiap domain saling
meniadakan.

Arah domain-domain dalam bahan ferromagnetik sebelum dan sesudah


diberi medan magnet luar
Bahan ini jika diberi medan magnet dari luar, maka domain-
domain ini akan mensejajarkan diri searah dengan medan magnet dari
luar. Semakin kuat medan magnetnya semakin banyak domain-domain
yang mensejajarkan dirinya. Akibatnya medan magnet dalam bahan
ferromagnetik akan semakin kuat. Setelah seluruh domain terarahkan,
penambahan medan magnet luar tidak memberi pengaruh apa-apa
karena tidak ada lagi domain yang disearahkan. Keadaan ini
dinamakan jenuh atau keadaan saturasi.
Permeabilitas bahan ferromagnetik adalah μ > μ0 dan
suseptibilitas bahannya χm >00. contoh bahan ferromagnetik : besi,
baja, besi silicon dan lain-lain. Sifat kemagnetan bahan ferromagnetik
ini akan hilang pada temperature yang disebut Temperatur Currie.
Temperatur Curie untuk besi lemah adalah 770 0C, dan untuk baja
adalah 1043 0C.

F. Aplikasi Medan Magnet Dalam Teknologi


1. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
Magnet banyak digunakan dalam berbagai produk tek nologi, salah
satunya yang paling populer adalah da lam teknologi kedokteran, seperti
MRI. Hingga kini, salah satu cara yang dianggap paling aman untuk

28
mendeteksi penyakit adalah dengan menggunakan MRI (Magnetic
Resonance Imaging). MRI menggunakan prinsip kemagnetan untuk
mencitrakan kondisi kesehatan tulang atau organ tubuh bagian dalam
manusia tanpa melalui prosedur pembedahan

Gambar 23. MRI (Magnetic Resonance Imaging)

2. Kereta Maglev
Maglev merupakan kependekan dari magnetically levitated atau
kereta terbang. Kereta maglev diterbangkan kurang lebih 10 mm di atas
relnya. Meskipun rel dan kereta tidak menempel, kereta maglev yang
super cepat yakni mampu melaju hingga 650 km/jam, tidak akan terjatuh
dan tergelincir. Hal ini disebabkan kereta maglev menerapkan prinsip gaya
tolak menolak magnet serta didorong dengan menggunakan motor induksi.

Gambar 24. Kreta Maglev


Kereta maglev telah menjadi alat transportasi masal di beberapa
negara maju seperti Jepang, Amerika, China, dan beberapa Negara di

29
Eropa seperti Prancis, Jerman, dan Lodon. Di Jepang, kereta yang
menggunakan prinsip ini, yaitu kereta Shinkansen yang menghubungkan
kota Tokyo, Nagoya, dan Osaka.

Gambar 25. Kreta Maglev di Jepang


3. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) merupakan pembangkit
listrik yang menggunakan energi nuklir. Kerja pembangkit listrik
konvensional, misalnya pembangkit listrik dengan menggunakan batubara,
air dipanaskan menggunakan bahan bakar batubara hingga menguap.

Gambar 26. Reaktor Nuklir


Uap yang dihasilkan akan digunakan untuk menggerakkan turbin
yang selanjutnya digunakan untuk menggerakkan generator. Cara ini,
selain dapat mengurangi jumlah sumber daya alam yang tak terbaharui
juga dapat mencemari lingkungan akibat pembakaran yang menghasilkan
asap karbon, sulfur, dan nitrogen. Pada PLTN panas diperoleh dari reaksi
pemecahan inti atom (fisi) dalam suatu reaktor nuklir. Panas yang
dihasilkan mampu mencapai 1,5 juta derajat celcius, hingga tidak ada
satupun bahan di bumi yang mampu menahan energy panasnya. Agar

30
partikel panas tersebut tidak menyebar ke lingkungan, digunakan botol
magnet dengan medan magnet yang sangat besar.

31
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kemagnetan merupakan hal yang tidak dapat terlepas dari kehidupan
manusia dan makhluk lain penghuni alam semesta ini. Bumi sendiri
merupakan magnet terbesar yang dapat memberi manfaat besar bagi manusia.
Magnet bumi memungkinkan manusia untuk menggunakan kompas sebagai
penunjuk arah dan hewan-hewan juga memanfaatkan gaya magnet bumi
sebagai penunjuk arah dalam melakukan migrasi. Perkembangan teknologi
selanjutnya yang terinspirasi dari prinsip kemagnetan bumi menghasilkan
berbagai penerapan magnet di bidang teknologi. Hal ini banyak membantu
aktivitas manusia dengan berbagai peralatan yang bermanfaat bagi kehidupan.

3.2 Saran
Dengan terselesaikan makalah ini diharapkan dapat mengebangkan dan
menambah informasi yang belum dijelaskan mengenai konsep kemagnetan
yang ditinjau dari berbagai aspek keilmuan. Selain itu, diharapkan adanya
pengembangan terkait penyajian konsep kemagnetan dengan berbagai model
peyajian yang mengarah kekonsep saintifik.

32

Anda mungkin juga menyukai