Disusun Oleh :
Kelompok M :
Kelompok M
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………...........iii
A. Latar Belakang 1
B. Bahan Magnet 2
1. Jenis-jenis Magnet 2
2. Tipe Magnet 3
3. Bagian-bagian Magnet 4
4. Pengertian Medan Magnet 6
5. Bentuk Medan Magnet 7
6. Cara Membuat Magnet 10
C. Perkembangan Saat Ini 12
1.Maglev Train 12
2. Bantalan Magnetik (Magnetic Bearing) 13
3. Magnetic Resonance Imaging (MRI) 14
D. Kesimpulan 16
E. DAFTAR PUSTAKA 17
iii
iv
A. Latar Belakang
1
B. Bahan Magnet
Asal kata magnet diduga dari kata magnesia yaitu nama suatu
daerah di Asia kecil. Menurut cerita di daerah itu sekitar 4.000 tahun
yang lalu telah ditemukan sejenis batu yang memiliki sifat dapat
menarik besi atau baja atau campuran logam lainnya. Benda yang
dapat menarik besi atau baja inilah yang disebut magnet.[2]
Setiap magnet memiliki dua kutub, yaitu: utara (N) dan selatan
(S). Kutub magnet adalah daerah yang berada pada ujung-ujung
magnet dengan kekuatan magnet yang paling besar berada pada
kutub-kutubnya.[1]
1. Jenis-jenis Magnet
Berdasarkan asalnya magnet dibagi menjadi dua
kelompok[3] yaitu:
2
sifat kemagnetannya tetap dan terjadi dalam waktu relatif
lama. Sebaliknya, magnet sementara adalah magnet yang
sifatnya tidak tetap atau sementara.
2. Tipe Magnet
Berdasarkan bahan yang digunakannya itu, magnet dapat
dibedakan menjadi empat tipe[1]:
3
74% nikel, 20% besi, 5% tembaga dan 1% mangan. Magnet
ini tidak keras atau sementara.
3. Bagian-bagian Magnet
1. Kutub Magnet
4
Ujung kompas yang menunjuk ke arah utara disebut kutub
utara dan ujung magnet yang mengarah selatan disebut
kutub selatan.
2. Sumbu Magnet
3. Magnet elementer
5
magnet. Antar magnet elementer tersebut terdapat gaya
tolak-menolak dan gaya tarik-menarik. Akan tetapi, di
bagian ujung magnet hanya terdapat gaya tolak-menolak.
Itulah sebabnya pada ujung-ujung magnet terdapat gaya
magnet paling kuat sedangkan bagian tengahnya lemah.
Pada benda bukan magnet, magnet-magnet elementernya
tersusun dengan arah yang berlainan atau arah yang acak
sehingga tidak menimbulkan kutub magnet. Karena arahnya
acak, gaya tarik-menarik dan tolak-menolak antar magnet
elementer saling meniadakan. Itulah sebabnya pada besi
bukan magnet tidak terdapat gaya magnet (sifat magnet).
Gambar 2.
6
sirkuit elektronik.[1]
1. Magnet permanen
2. Elektromagnet
7
Gambar 3. Garis Medan Magnet Pada Kawat Lurus
8
Gambar 4. Medan magnet pada kawat loop
9
Gambar 5. Medan magnet pada magnet batang
10
6. Cara Membuat Magnet
2. Induksi magnet.
11
Gambar 7. Cara membuat magnet dengan cara Induksi
12
C. Perkembangan Saat Ini
1. Maglev Train
Magnetic leviatation merupakan sebuah metode yang
digunakan untuk membuat sebuah objek melayang di udara
tanpa bantuan selain medan magnet. Medan ini digunakan
untuk menolak atau meniadakan gaya tarik gravitasi. Jepang
merupakan negara pertama yang mengembangkan jaringan
kereta Maglev yang pertama kali diluncurkan pada tahun 1964.
Mengingat Jepang merupakan salah satu negara industri di
Asia, dengan mobilitas yang sangat tinggi, maka diperlukan alat
transportasi darat yang mendukung seluruh aktifitas penduduk
Jepang. Hanya Jepang dan Jerman saja yang siap memasuki
dunia Maglev, bila dilihat dari teknologi Maglev yang telah
terbukti mencapai kecepatan yang mencengangkan hasil dari
kedua Negara tersebut. Pada umumnya prinsip kerja dari
Maglev train adalah dengan memanfaatkan daya tolak-menolak
dan gaya tarik-menarik antara medan magnet yang berada pada
rel (railway ) dengan kereta itu sendiri. Jadi dapat disimpulkan
bahwa untuk membuat kereta ini terangkat dari lintasannya
dibutuhkan medan magnet yang sangat kuat. Tentu saja untuk
mendapat medan magnet yang kuat dibutuhkan magnet batang
dengan jumlah yang sangat banyak, namun permasalahan
tersebut dapat dipecahkan dengan penerapan hukum Lenz.
Dalam hukum Lenz disebutkan bahwa, “Arus imbas akan
muncul dalam arah yang sedimikan rupa sehingga arah
tersebut menentang perubahan yang menghasilkannya”
Berdasarkan pernyataan tersebut di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa hukum Lenz ini hanya berlaku pada
rangkaian penghantar ruangan tertutup. Sehingga bila terdapat
perubahan fluks magnet dalam ruang yang dikelilingi sistem
kawat yang membentuk kumparan tertutup (rangkaian sistem
tertutup), maka akan mengakibatkan terciptanya medan
13
magnet yang melawan perubahan fluks magnet dalam sitem itu.
Daya angkat magnet dapat dilihat berdasarkan material magnet
dan system yang dapat menarik atau menekan bagian masing-
masing (antara kereta dengan dinding lintasan) secara bersama
-sama dengan gaya yang bergantung pada medan magnet dan
area dari magnet itu sendiri, sehingga tekanan oleh magnet
(magnetic pressure) dapat diketahui.[3]
14
rotor berputar di sekitar pusat massanya dengan getaran yang
sangat rendah. [5]
Bantalan magnet pasif menggunakan magnet permanen
dan, oleh karena itu, tidak memerlukan daya masukan apa pun
tetapi sulit untuk dirancang karena keterbatasan yang
dijelaskan oleh teorema Earnshaw . Teknik yang menggunakan
bahan diamagnetik relatif belum berkembang dan sangat
bergantung pada karakteristik bahan. Akibatnya, sebagian
besar bantalan magnet adalah bantalan magnet aktif,
menggunakan elektromagnet yang memerlukan masukan daya
terus menerus dan sistem kontrol aktif untuk menjaga beban
tetap stabil. Dalam desain gabungan, magnet permanen sering
digunakan untuk membawa beban statis dan bantalan magnet
aktif digunakan ketika benda melayang menyimpang dari posisi
optimalnya. Bantalan magnetik biasanya memerlukan bantalan
cadangan jika terjadi kegagalan daya atau sistem kontrol. [5]
Bantalan magnetik digunakan dalam beberapa aplikasi
industri seperti pembangkit tenaga listrik , pengilangan minyak
bumi, pengoperasian peralatan mesin, dan penanganan gas
alam. Mereka juga digunakan dalam sentrifugal tipe Zippe
,untuk pengayaan uranium dan pompa turbomolekuler , di
mana bantalan berpelumas minyak akan menjadi sumber
kontaminasi. [5]
15
dan sifat kimiawi molekul. Dokter dapat membedakan berbagai
jenis jaringan berdasarkan sifat magnetiknya.sensor mampu
mendeteksi energi yang dilepaskan saat proton menyelaraskan
kembali dengan medan magnet. Waktu yang diperlukan proton
untuk menyesuaikan diri dengan medan magnet, serta jumlah
energi yang dilepaskan, berubah bergantung pada lingkungan
dan sifat kimiawi molekul. Dokter dapat membedakan berbagai
jenis jaringan berdasarkan sifat magnetiknya. [6]
16
D. Kesimpulan
17
E. DAFTAR PUSTAKA
18