Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sudah sejak lama studi dan penelitian tentang magnet telah menghasilkan
berbagai produk yang bermanfaat bagi umat manusia. Produk-produk seperti motor
listrik, generator listrik, satelit, sistim pemantau radar, central lock pintu mobil, lampu,
perangkat pengangkat dan penarik benda logam pada pesawat angkat, hingga kereta
api cepat adalah beberapa contoh penerapan magnet. Produk di bidang kesehatan juga
telah banyak dihasilkan yang memanfaatkan prinsip kemagnetan ini yaitu MRI
(Magnetic Resonance Imaging) dan gelang/kalung bio-magnet yang membanjiri
Indonesia produksi China maupun Jepang yang berupa magnet tetap yang diklaim bisa
membantu melancarkan peredaran darah dan memperbaiki syaraf yang terjepit.

Penelitian tentang magnet elektrik untuk motor listrik adalah yang paling banyak
dilakukan khususnya motor listrik yang bisa menghasilkan torsi besar, ukurannya yang
semakin kecil, mudah dalam pemanfaatan dan pengontrolannya, serta efisien dalam
penggunaan energi listriknya. Produk-produk tersebut seluruhnya buatan luar negeri
dan banyak diimpor oleh perguruan tinggi dan industri di Indonesia.

Metode pelayangan magnet adalah termasuk hal baru yang hasil penelitiannya banyak
diterapkan di sektor industri dan transportasi karena dapat mengurangi gesekan
mekanis secara berarti. Meski penelitian-penelitian tersebut masih terus dilakukan dan
terbukti sukses diterapkan pada kereta api cepat maglev serta pengembangan bantalan
magnet tak berfriksi, prinsip dasar pelayangan magnet dengan magnet elektrik ini masih
terus dipelajari di banyak perguruan tinggi di dunia . Tujuannya terutama adalah melihat
fenomena pelayangan benda melalui pengontrolan kuat medan magnet elektrik serta
rentang kestabilan tinggi benda yang dilayangkan. Pemahaman ini menurut mereka
penting karena “suatu benda yang melayang apabila diberi gaya dorong sedikit saja
akan bisa bergerak dengan cepat karena tidak adanya gesekan mekanis (kecuali
gesekan udara) yang timbul sebagai hasil kontak antara benda satu dan lainnya seperti
pada kereta api konvensional”.

1
Di Indonesia para peneliti masih jarang mengkaji pelayangan magnet ini, baik
dengan magnet elektrik maupun dengan magnet tetap. Penelitian tentang
material untuk magnet tetap juga sama, padahal bahan baku pasir besi tersedia
banyak di pantai bugel Kulon Progo Propinsi DIY (sekitar 33,6 juta ton Fe) yang
terkenal di seluruh dunia . Para peneliti kita kebanyakan masih tertarik pada
pemanfaatan dan/atau pengontrolan motor listrik di bidang mekatronika dan
robotik. Atas dasar itulah tugas akhir ini dibuat. Hasil akhir yang diharapkan dari
tugas akhir ini adalah simulasi peraga pendidikan yang mampu menggambarkan
fenomena pelayangan magnet untuk berbagai ukuran massa bola baja.

1.2 PERMASALAHAN
1. Apakah magnet itu?

2. Apakah medan magnet itu?

3. Apakah itu induksi magnet?

2
BAB 2
DASAR TEORI
2.1. Pengertian Magnet
Kemagnetan berasal dari kata magnet. Magnet adalah benda yang dapat menarik
benda lain di sekitarnya dari bahan-bahan tertentu. Terbuat dari logam seperti besi,
baja dan nikel atau campuran ketiganya.
Bentuk magnet bermacam-macam sehingga penamaanya sesuai dengan bentuknya.
Misalnya, magnet batang (berbentuk batang), magnet U (berbentuk huruf u atau ladam)
dan magnet silindr (berbentuk silinder atau tabung).
Magnet memiliki dua kutub, kutub Utara dan Selatan. Jika didekatkan dua magnet
maka kutub yang senama akan tolak-menolak, tidak senama akan tarik-menarik.
Kekuatan gaya magnet terletak pada kedua kutubnya yang berasal dari interaksi antara
kutub-kutub magnet yang ditimbulkan dari gerakan muatan listrik negatif (elektron) pada
benda.
Magnet digunakan untuk keperluan manusia. Misalnya kompas, untuk mengetahui arah
utara dan selatan bumi. Atau mengetahui keberadaan kutub utara dan selatan magnet
bumi.
Selain itu magnet banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya:
speaker, telepon, televisi, bel dan lain sebagainya .

2.2 SIFAT BAHAN MAGNET


Ada 3 sifat magnet bahan berdasarkan interaksi bahan tersebut terhadap magnet, yaitu:

1. Faromagnetik
Feromagnetik adalah bahan atau benda-benda yang dapat ditarik kuat oleh magnet.
Contohnya : besi, baja, kobalt, dan nikel atau campurannya.

2. Paramagnetik
Paramagnetik adalah benda-benda yang ditarik lemah oleh magnet. Contohnya
aluminium, platina, kayu, magnesium, molibdenum dan lithium.

3. Diamagnetik
Diamagnetik adalah benda-benda yang tidak dapat ditarik (ditolak) oleh magnet.
Misalnya: perak, emas, tembaga, seng, garam dapur dan bismut.

4
2.3 Medan magnet
Jika paku besi ditaruh dekat magnet akan ditarik oleh magnet tersebut. Begitu pula
magnet jarum atau kompas didekatkan dengan magnet, kutub magnet jarum atau
kompas akan berubah kedudukannya.

Fakta ini menunjukkan bahwa kutub-kutub magnet memiliki gaya. Ruangan atau area
disekitar gaya magnet disebut medan magnet.

Sebenarnya kita tidak dapat melihat secara langsung bagaimana medan magnet. Oleh
sebab itu perlu cara untuk menunjukkan adanya medan magnet. 

Ada 3 cara untuk menunjukkan adanya medan magnet:

1.Percobaan garis-garis medan magnet


Percobaan ini memerlukan serbuk besi, kertas karton dan magnet batang. Serbuk besi
ditaburkan di atas karton, kemudian dekatkan magnet di bawah kertas karton. Serbuk
besi akan membentuk pola berupa garis melengkung. Garis itu disebut garis gaya
magnet.

2. Kompas di sekitar magnet


Selain itu juga dengan cara meletakkan beberapa kompas kecil di sekitar magnet.
Jarum kompas selalu menunjukkan arah garis-garis gaya magnet pada titik-titik tertentu
di sekitar magnet.

3. Mengganbarkan garis gaya magnet


Cara berikutnya adalah menggambarkan medan magnet dengan membuat garis-garis
gaya magnet. Yaitu garis khayal berupa lintasan kutub utara magnet kecil yang dapat
bergerak bebas.Garis gaya magnet akan selalu mengarah dari kutub utara ke kutub
selatan. Selain itu garis gaya magnet tidak pernah berpotongan. 

5
2.4 INDUKSI MAGNET
Induksi Magnet adalah kuat medan magnet akibat adanya arus listrik yang mengalir
dalam konduktor.[1] Adanya kuat medan magnetik di sekitar konduktor berarus listrik
diselidiki pertama kali oleh Hans Christian (Denmark, 1774 – 1851).[1] Jika jarum
kompas diletakkan sejajar dengan konduktor, maka konduktor itu akan dialiri arus listrik.
[1]
 Bila arah arus dibalik, maka penyimpangannya juga berbalik. Selanjutnya, secara
teoretis laplace (1749 – 1827) menyatakan bahwa kuat medan magnet atau induksi
magnet di sekitar arus listrik sebagai berikut:

1. Berbanding lurus dengan arus listrik.


2. Berbanding lurus dengan panjang kawat penghantar.
3. Berbanding terbalik dengan kuadrat jarak suatu titik dari kawat penghantar itu.
4. Arah induksi magnet tersebut tegak lurus dengan bidang yang dilalui arus listrik.

6
BAB 3
PENUTUPAN

Anda mungkin juga menyukai