Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Magnet memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari , baik
dalam bidang kelistrikan maupun dalam bidang elektronik. Sifat magnetik dari
mineral magnetik yang terdapat dalam batu-batuan di magnesia (nama suatu daerah
di Asia Kecil) diketahui oleh bangsa Yunani sejak beberapa abad yang lalu (kira-kira
tahun 600 SM). Dewasa ini pemakaian peralatan listrik yang menerapkan prinsip
induksi elektromagnetik semakin meluas, baik itu pada alat perkantoran maupun
peralatan rumah tangga.
Salah satu penerapan induksi magnetik tersebut adalah pada pengontrolan
lampu bel cerdas cermat. Pada sistem pengontrolan lampu bel cerdas cermat
konvensional sering ditemui masalah dalam hal penentuan lampu mana yang lebih
dulu menyala saat dua regu atau lebih menekan bel pada saat yang bersamaan. Untuk
itu diperlukan suatu sistem pengontrolan yang dapat mengatur sehingga hanya satu
lampu yang menyala meskipun semua regu menekan bel.
Bertolak dari masalah inilah maka, kami Tim Lomba Teknologi
Terbarukan utusan Madrasah Aliyah Negeri Wajo mencoba merakit suatu sistem
pengontrolan lampu bel cerdas cermat dengan menggunakan beberapa magnetik
kontaktor yang menerapkan prinsip elektromagnetik.
B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam rancangan alat ini adalah :
Apakah magnetik kontaktor dapat digunakan untuk mengontrol lampu bel cerdas
cermat sehingga dua atau lebih lampu bel tersebut tidak dapat menyala dalam waktu
yang bersamaan ?
C. Tujuan
Tujuan dari rancangan alat yang kami buat ini adalah untuk merancang
suatu sistem pengontrolan lampu bel cerdas cermat yang dapat mengatur sehingga
1

dua atau lebih lampu bel tidak dapat menyala dalam waktu yang bersamaan dengan
menggunakan penerapan prinsip induksi elektromagnetik.
D. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari rancangan alat ini adalah :
Sebagai

sumber

informasi

ilmiah

tentang

aplikasi

prinsip

induksi

elektromagnetik dalam kehidupan sehari-hari


Sebagai bahan acuan untuk merancang suatu sistem pengontrolan yang lebih
kompleks
Sebagai media pembelajaran oleh guru dalam mengajarkan konsep
kemagnetan.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.Sifat Magnet
Suatu benda dkategorikan sebagai magnet jika benda tersebut dapat menimbulkan
medan magnet di sekitarnya sehingga benda lain yang berada dalam pengaruh medan
magnet itu dapat ditarik atau ditolak oleh magnet tersebut. Gaya yang menyebabkan
tertarik dan tertolaknya benda itu disebut gaya magnet. Benda-benda yang dapat ditarik
oleh magnet berasal dari bahan yang bersifat magnet. Benda-benda yang tidak dapat
ditarik oleh magnet merupakan benda yang bahannya tidak bersifat magnetik atau bahan
non magnetik.
Berdasarkan sifat kemagnetannya, bahan dibagi atas bahan diamagnetik,
paramagnetik, dan ferromagnetik. Bahan diamagnetik adalah kelompok bahan yang
ditolak oleh magnet. Gaya tolak yang diberikan magnet sangat kecil sehingga seakanakan bahan itu tidak ditolak oleh magnet, dan hanya terlihat sukar ditarik oleh magnet.
Contoh bahan diamagnetik diantaranya emas dan seng.
Bahan paramagnetik adalah bahan yang dapat ditarik oleh magnet, akan tetapi
gaya tarik yang diberikan oleh magnet terhadap bahan ini sangat lemah. Contohnya
antara lain aluminium.
Kelompok yang ketiga adalah kelompok bahan yang mudah ditarik oleh magnet,
yaitu bahan ferromagnetik. Contoh bahan ferromagnetik adalah baja, nikel dan besi.
Bahan ini banyak dibuat menjadi magnet sebab sifat kemagnetannya tidak mudah hilang,
terutama baja.
Benda-benda

magnetik

dapat

dikelompokkan

berdasarkan

kemampuan

menyimpan sifat magnetiknya, yaitu : magnet permanen dan magnet sementara.


a. Magnet Permanen
Logam-logam yang keras merupakan benda yang sukar dijadikan magnet,
misalnya baja. Namun setelah menjadi magnet, benda itu mampu menyimpan
kemagnetannya dalam jangka waktu yang cukup lama. Oleh karena
kemampuannya inilah logam keras banyak digunakan sebagai magnet permanen.
3

b. Magnet Sementara
Benda-benda yang termasuk logam lunak adalah benda yang mudah dijadikan
magnet, namun mudah pula hilang sifat magnetiknya. Magnet lunak disebut juga
magnet sementara. Magnet jenis ini banyak digunakan dalam bidang
elektroteknik. Misalnya motor listrik, bel listrik dan generator listrik. Prinsip yang
digunakan pada magnet sementara ini adalah muatan listrik yang bergerak dapat
menimbulkan medan magnet. Logam lunak yang berada di dalam medan magnet
yang ditimbulkan oleh arus listrik itu dapat berubah menjadi magnet. Namun,
apabila aliran arus listrik dimatikan sifat magnetiknya menghilang. Magnet yang
terjadi karena adanya aliran listrik disebut elektromagnet.
B.Membuat Magnet
Sebuah magnet dapat dibuat dengan cara yang sangat mudah, yaitu dengan cara
menggosok, menggunakan arus listrik dan induksi. Bahan-bahan yang digunakan untuk
membuat magnet adalah bahan yang termasuk kelompok ferromagnetik seperti besi dan
baja.
a. Dengan cara menggosok
Besi atau baja dapat dijadikan magnet dengan cara manggosokkan sebuah magnet
permanen di atas permukaan besi atau baja yang hendak dibuat magnet.Salah satu
ujung magnet permanen digosokkan di atas permukaan besi atau baja menuju ke
satu arah selama beberapa menit sampai besi atau baja tersebut dapat menarik
benda logam lain.
b. Dengan Cara Menggunakan Arus Listrik
Magnet yang dibuat dengan cara menggunakan arus listrik sebagai pemicu medan
magnetik disebut elektromagnet. Elektromagnet dapat dibuat dengan melilitkan
kawat penghantar yang terbungkus bahan isolator pada batang baja atau besi yang
hendak dijadikan magnet. Kawat penghantar tersebut dihubungkan ke sumber
tegangan, misalnya batu baterai. Apabila batang baja atau besi yang dililiti kawat
penghantar tersebut didekatkan pada benda logam yang lain maka benda logam

tersebut akan tertarik. Magnet yang dihasilkan dengan cara menggunakan arus
listrik ini lebih kuat dari pada magnet yang dihasilkan dengan cara lain.
c. Dengan cara induksi
Cara induksi adalah dengan mendekatkan sebatang besi atau baja ke sebuah
magnet permanen yang cukup kuat sehingga besi atau baja tersebut memiliki sifat
magnetik.
Apabila dibandingkan, besi lebih mudah terinduksi menjadi magnet
daripada baja. Namun, setelah besi dan baja dijauhkan dari magnet sumber, sifat
kemagnetan besi lebih cepat hilang dibandingkan dengan baja. Hal ini
menunjukkan bahwa baja sangat cocok untuk dibuat magnet permanen.
C. Medan Magnet
Medan magnet didefinisikan sebagai ruang disekitar benda magnet dimana benda
magnet lainnya yang diletakkan di dalam ruangan tersebut

akan mengalami gaya

magnet.Medan magnet tidak dapat diamati langsung dengan menggunakan mata, tetapi
hanya dapat melihat pengaruhnya terhadap benda-benda yang ditariknya.
Bentuk medan magnet ditunjukkan oleh pola yang dibentuk oleh garis-garis
medan magnet yang disebut garis gaya magnet. Garis gaya magnet ini arahnya keluar
dari kutub utara magnet dan masuk ke kutub selatan magnet. Garis gaya magnet tersebut
tidak berpotongan maupun bersinggungan dengan garis gaya magnet lainnya. Semakin
rapat garis gaya magnet pada daerah medan magnet, semakin kuat medan magnet pada
daerah tersebut. Bila dua buah magnet yang kutubnya sejenis didekatkan, maka magnet
tersebut akan tolak menolak. Tapi bila kutub yang didekatkan tidak sejenis, magnet
tersebut akan tarik menarik.
D.Kaidah Tangan Kanan
Pada

tahun 1820 Hans Christian Oersted (1777-1851) menemukan adanya

hubungan antara arus listrik dengan

magnet. Penemuan tersebut berdasarkan pada

pengamatannya terhadap jarum kompas yang arahnya menyimpang bila didekatkan pada
kawat yang dialiri arus. Henry dan Farraday kemudian membuktikan bahwa arus dapat
ditimbulkan dengan menggerak gerakkan magnet.
5

Gambar 1
Kaidah Tangan Kanan
Arah induksi magnet dapat ditentukan dengan kaidah tangan kanan, yaitu bila
tangan kanan menggenggam penghantar lurus dengan ibu jari menunjukkan arah arus
listrik, maka lengkungan keempat jari lainnya menyatakan arah putaran garis-garis
medan magnet.
Besar induksi magnet B yang ditimbulkan oleh penghantar lurus berarus I di
suatu tempat yang jaraknya a dari suatu penghantar lurus berarus adalah :

oI
B = -----2 a
E. Medan Magnetik Di Sekitar Penghantar Lingkaran Berarus
Kaidah tangan kanan bukan hanya berlaku untuk penghantar lurus saja, tetapi
berlaku juga untuk penghantar lingkaran vertikal yang menembus karton yang dipasang
horisontal.

Gambar 2
Kaidah tangan kanan pada penghantar lingkaran berarus.

Gambar 3
Garis garis medan magnet pada penghantar lingkaran vertikal
menembus karton horisontal
F. Medan Magnetik Di Sekitar Kumparan Berarus
Medan magnetik yang dihasilkan oleh satu lingkaran kawat (satu lilitan) berarus
listrik sifatnya lemah. Agar medan magnit lebih kuat, kawat tersebut digulung pada inti
besi yang berbentuk silinder sehingga medan magnetik sebuah lilitan diperkuat oleh
medan magnetik lilitan-lilitan lainnya. Gulungan seperti ini disebut Solenoida atau
kumparan.

Besar induksi magnet pada pusat selenoida adalah :

oNI
B = -----l
Besar induksi magnet pada ujung selenoida adalah

oNI
B = -----2l
Solenoida yang dialiri arus listrik menghasilkan garis medan magnetik yang
polanya sama dengan yang dihasilkan oleh magnet batang.

Gambar 4
Arah garis garis medan magnet pada sebuah kumparan
G.Magnetik Kontaktor
Magnetik kontaktor bekerja seperti saklar, tetapi ia digerakkan oleh magnet.
Karena sifatnya itulah maka sering digunakan sebagai pengontrol. Untuk mengendalikan
motor DC (menjalankan, menghentikan, dan membalik secara otomatis) biasanya
dilakukan oleh kontaktor.Begitu pula dengan pengontrolan traffic light, lift, eskalator .
Magnetik kontaktor ini pula yang coba digunakan pada rancangan alat pengontrol lampu
bel cerdas cermat.

Magnetik kontaktor bekerja berdasarkan prinsip daya tarik magnet yang


ditimbulkan oleh arus listrik dalam suatu belitan. Jika mendapat tegangan, maka di dalam
belitan tersebut akan terjadi induksi magnet yang menarik batang magnet sehingga
kontaktor bekerja. Dengan bekerjanya batang magnet maka tertarik pulalah anak-anak
kontak dari kontaktor tersebut.
. Pada magnetik kontaktor terdapat beberapa kontak normaly open (NO), dan beberapa
kontak normaly close (NC).

Kontak normaly open menutup dan normaly close

membuka secara bersamaan.

NO

NC

Gambar 5
Skema magnetik kontaktor

BAB III
R AN C AN G AN ALAT

A. Alat dan Bahan


1. Saklar tekan normal terbuka (push buttom normally open) 3 buah
2. Saklar tekan normal tertutup (push buttom normally close) 1 buah
3. Lampu pijar 3 buah
4. Setang lampu / Fitting 3 buah
5. Magnetik kontaktor 3 buah
6. Power Suplay kapasitas 5 Amper, DC 12 volt, 1 buah
7. Kabel secukupnya
8. Papan landasan
9. Obeng
10. Tang
11. Martil
12. Paku secukupnya
13. Gergaji

B. Prosedur Kerja
1. Membuat sketsa alat lengkap dengan simbol simbolnya
2. Membuat boks landasan
3. Merangkai peralatan sesuai sketsa :
Memasang dudukan magnetik kontaktor pada papan landasan.
Memasang ketiga magnetik kontaktor pada dudukan.
Memasang kabel suplai tegangan pada saklar tekan normal
tertutup (NC).
Menghubungkan saklar tekan NC dengan kumparan magnetik
kontaktor pertama ( K-1 ) melalui :

10

saklar tekan NO untuk regu A

kontak NO. K-1

kontak NC.K-2 dan

kontak NC. K-3.

Menghubungkan saklar tekan NC dengan kumparan magnetik


kontaktor kedua ( K-2 ) melalui :

Saklar tekan NO untuk regu B

kontak NO.K-2

kontak NC.K-1 dan

kontak NC.K-3.

Menghubungkan saklar tekan NO dengan kumparan magnetik


kontaktor ketiga ( K-3 ) melalui :

Saklar tekan NO untuk regu C

kontak NO.K-3

kontak NC.K-1 dan

Kontak NC.K-2.

Menghubungkan saklar tekan NC dengan lampu untuk regu A


melalui kontak NO.K-1
Menghubungkan saklar tekan NC dengan lampu untuk regu B
melalui kontak NO.K-2
Menghubungkan saklar tekan NC dengan lampu untuk regu C
melalui kontak NO.K-3
Memasang kabel netral pada kumparan K-1 , K-2 , dan K-3
Memasang kabel netral pada lampu A,B dan C
.

11

BAB IV
GAMBAR RANGKAIAN DAN PENGOPERASIAN
A. Gambar Rangkaian

12

B. Pengoperasian Alat
Pertama-tama, Power suplay dihubungkan dengan sumber tegangan, lalu
saklar Power Suplay diputar pada posisi 12 Volt. Kedua kabel dihubungkan dengan
rangkaian. Penekanan salah satu saklar tekan NO (baik pada saklar regu A, regu B,
maupun regu C) mengakibatkan terjadinya induksi pada kumparan magnetik
kontaktor yang sesuai . Hal ini menyebabkan kontak NO menutup sehingga lampu
yang terhubung ke kontak NO tersebut menyala dan bel berbunyi.Pada saat
bersamaan, kontak NC membuka sehingga lampu yang terhubung pada kumparan
magnetik kontaktor yang lain tidak menyala karena tidak mendapat suplai tegangan
meskipun saklar tekan NO pada masing-masing kumparan tersebut ditekan.
Untuk mengembalikan ke posisi awal, cukup dengan menekan saklar
tekan NC .
.

13

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan selesainya perancangan yang telah dilakukan dengan membuat alat
pengontrol lampu bel cerdas cermat, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
Magnetik kontaktor dapat digunakan untuk mengontrol lampu bel cerdas cermat
sehingga dua atau lebih lampu bel tersebut tidak dapat menyala dalam waktu yang
bersamaan
B . Saran
-

Penggunaan magnetik kontaktor pada pengontrolan lampu bel cerdas


cermat dapat dikembangkan menjadi rangkaian yang lebih kompleks.

Penggunaan magnetik kontaktor tidak hanya pada pengontrolan lampu


bel cerdas cermat tapi juga dapat digunakan pada pengontrolan lain,
misalnya pada traffic light, eskalator, lift dan sebagainya

14

DAFTAR PUSTAKA

Arisworo,D. 2002. Mari Mengenal Fisika SLTP Kls III .PT Karya Kita.Bandung
Foster , B. 2000 .Terpadu Fisika SMU 3 A. Erlangga. Jakarta
Kanginan, M. 2000. Fisika 2000 SMU Kls 2 . Erlangga. Jakarta
Sears,FW & Zemansky,M . - Fisika Untuk Universitas II : Listrik Magnit.Bina Tjipta

15

Anda mungkin juga menyukai