Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar belakang
Listrik sangat dibutuhkan pada zaman modern saat
ini. Karena sesuai dengan perkembangan zaman, manusia
ingin sesuatu yang lebih praktis dan cepat. Oleh karena itu
para ilmuan berusaha menemukan alat-alat yang dapat
mempermudah

pekerjaan

manusia.

Alat

tersebut

sebahagian besar menngunakan energi listrik. Energi listrik


sangat fleksibel dan dapat dirubah ke bentuk energi
lainnya seperti energi mekanik, energi panas, energi bunyi,
energi

kimia

dan

energi

gerak.

Sulit

dibayangkan

bagaimana dunia ini jika hingga pada saat ini manusia


tidak dapat memanfaatkan listrik.
Berabad-abad

telah

dijalani

dalam

sejarah

perkembangan kelistrikan untuk mengubah pengetahuan


menjadi

teknologi

sepaerti

sekarang

ini.

Sejarah

pengetahuan dan teknologi membuktikan bahwa pada


dasarnya fenomena alam penting untuk dipalajari terlebih
dahulu agar dapat dirubah menjadi teknologi. Apabila
menyingkap fenomena alam disebut membuka sebuah
misteri dan memanfaatkannya serta menguasainya disebut
masteri.

Oleh

karena

itu,

mengubah

hasil

ilmu

pengetahuan menjadi teknologi diibaratkan misteri ke


masteri. Para peneliti sebagai penyingkap isteri sedangkan
para perekayasa adalah prioner misteri.

Listrik sebenarnya tersedia disekeliling kita secara


tidak

terorganisir

dan

menunggu

kita

menyadari

keberadaan listrik tersebut serta memanfaatkannya dalam


kehidupan

kita.

Dalam

sejarah

perkembangan

listrik

magnet, banyak ilmuan atau peneliti yang mengeluarkan


pendapat mengenai asal mula adanya listrik. Para ilmuan
ini, telah dianggap telah meletakkan tonggak-tonggak
pondasi dalam sejarah panjang perkembangan teknologi
kelistrikan.
Terpisah

dari

penemuan-penemuan

mengenai

kelistrikan, di suatu tempat ditemukan adanya sebuah


logam yang dapat menarik serbuk besi. Untuk mengenang
tempat ditemukannya, logam tersebut dinamakan magnet.
Para ilmuan meneliti sifat yang terdapat pada logam yang
dapaat menarik logam lain. Sejalan dengan perkembangan
ilmu pegetahuan ditemukan bahwa listrik dan magnet
memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya. Sehingga
sekarang ini dengan menggunakan arus listrik kita dapat
menimbulkan medan magnet disekitar logam.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1.

Definisi Listrik
Listrik adalah aliran elektron-elektron dari atom ke
atom pada sebuah penghantar. Semua atom memiliki
partikel yang disebut elektron terletak pada orbitnya
mengelilingi proton. Atom yang paling sederhana adalah
atom Hydrogen (Atom Air), yaitu hanya mempunyai satu
elektron yang mengelilingi satu proton.

2.2.

Definisi Magnet
Magnet atau magnit adalah suatu obyek yang
mempunyai suatu medan magnet. Kata magnet (magnit)
berasal dari bahasa Yunani magntis lthos yang berarti
batu Magnesian. Magnesia adalah nama sebuah wilayah di
Yunani

pada

masa

lalu

yang

kini

bernama

Manisa

(sekarang berada di wilayah Turki) di mana terkandung


batu magnet yang ditemukan sejak zaman dulu di wilayah
tersebut.
Pada saat ini, suatu magnet adalah suatu materi
yang mempunyai suatu medan magnet. Materi tersebut
bisa dalam berwujud magnet tetap atau magnet tidak
tetap. Magnet yang sekarang ini ada hampir semuanya
adalah magnet buatan. Magnet selalu memiliki dua kutub
yaitu: kutub utara (north/ N) dan kutub selatan (south/ S).
Walaupun magnet itu dipotong-potong, potongan magnet
kecil tersebut akan tetap memiliki dua kutub.
Magnet dapat menarik benda lain. Beberapa benda
bahkan tertarik lebih kuat dari yang lain, yaitu bahan
logam. Namun tidak semua logam mempunyai daya tarik
yang sama terhadap magnet. Besi dan baja adalah dua

contoh materi yang mempunyai daya tarik yang tinggi oleh


magnet. Sedangkan oksigen cair adalah contoh materi
yang mempunyai daya tarik yang rendah oleh magnet.
Satuan intensitas magnet menurut sistem metrik
pada Satuan Internasional (SI) adalah Tesla dan SI unit
untuk total fluks magnetik adalah weber. 1 weber/m^2 = 1
tesla, yang mempengaruhi satu meter persegi.
2.3.

Listrik Magnet atau Elektromagnet


Elektromagnet merupakan sejenis

magnet

yang

dibuat dengan cara melilitkan kawat pada suatu logam


konduktor seperti besi atau baja, kemudian mengalirinya
dengan arus listrik. Elektromagnet disebut juga dengan
istilah magnet listrik. Elektromagnetik adalah peristiwa
berubahnya besi atau baja yang berada didalam kumparan
berarus listrik menjadi sebuah magnet. Elektromagnet
dapat

dijumpai

pada

benda-benda/alat-alat

elektro,

misalnya bel listrik, telepon, telegrap, televisi dan bahkan


pada hampir semua alat yang menggunakan energi listrik
sebagai pengeraknya.
Elektromagnet

berbeda

dengan magnet alam atau magnet


yang dibuat secara manual. Magnet
alam dan magnet buatan biasanya bersifat permanen dan
semi permanen dan memiliki daya tarik menarik khas
magnet untuk jangka waktu yang relatif lama. Sedangkan
elektromagnet biasanya bersifat sementara atau remanen.
Elektromagnet hanya mempunyai daya magnet selama di
aliri

arus

listrik.

Begitu

arus

listrik

dimatikan,

elektromagnet akan kehilangan daya magnetisnya.

2.4.

Medan Magnet
Kemagnetan Seperti halnya kelistrikan, tidak dapat
dirasakan

tapi

dapat

dilihat

pengaruhnya. Magnet dapat menarik


besi dan baja. Mirip dengan definisi
medan Listrik, Medan magnet adalah
ruang di sekitar magnet yang apabila
suatu magnet lain atau benda bersifat
magnet lain ketika berada dalam daerah tersebut akan
terpengaruh gaya Magnet.
1. Medan Magnet oleh Arus Listrik
Hubungan antara kemagnetan dan Listrik pertama kali
dinyatakan

oleh

Hans

Cristian

Oersted.

Odersted

menemukan bahwa ketika kompas yang diletakkan di


dekat kawat yang dialiri arus listrik maka jarum kompas
menyimpang dari semula ketika kawat dihubungkan
dengan baterai dan arus listrik mengalir. Padahal telah
kita

ketahui

bersama

bahwa

jarum

kompas

akan

menyimpang ketika berada pada medan magnet. Oleh


karena itu Oersted menyimpulkan bahwa arus listrik
menghasilkan medan magnet. Pada saat arus listrik
yang mengalir dalam penghantar diperbesar, ternyata
kutub utara jarum kompas menyimpang lebih jauh. Hal
ini berarti semakin besar arus listrik yang digunakan,
semakin

besar

medan

magnet

magnetik

yang

dihasilkan. Arah medan magnetik di sekitar kawat


penghantar

lurus

berarus

listrik

dapat

ditentukan

dengan kaidah tangan


kanan. Jika arah ibu jari
menunjukkan arah arus
listrik (I), maka arah
keempat jarimu

yang

lain menunjukkan arah


medan magnetik (B). Kaidah tangan kanan ini juga
dapat

digunakan

untuk

menentukan

arah

medan

magnetik pada penghantar berbentuk lingkaran yang


dialiri listrik.
Untuk mengetahui letak kutub utara dan kutub selatan
yang terbentuk pada kumparan berarus listrik dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut.
Perhatikan arah arus
listrik yang mengalir
pada

kumparan.

Ujung

kumparan

yang

pertama

kali

mendapat arus listrik


dijadikan
untuk

pedoman
menentukan

letak kutub-kutub magnet. Caranya, genggamlah ujung


kumparan yang pertama kali teraliri arus listrik dengan
posisi jari tangan kanan sesuai dengan letak kawat pada
inti besi. Apabila kawat itu berada di depan inti besi,
letakkan

telapak

tangan

menghadap

ke

depan,

kemudian genggamlah kumparan berinti besi itu. Letak


kutub utara magnet ditunjukkan oleh arah ibu jari,
sedangkan arah sebaliknya menunjukkan kutub selatan.

Untuk

mengamati

bentuk
magnet

medan
di

sekitar

penghantar

lurus,

lewatkan penghantar
itu

pada

sehelai

karton
disekitarnya

yang
ditaburi

serbuk besi. Apabila kertas diketuk, ternyata serbuk besi


akan membentuk

pola

lingkaran

sepusat

dengan

penghantar itu sebagai pusatnya. Hal ini menunjukkan


bahwa

medan

magnet

disekitar

penghantar

lurus

berarus listrik berbentuk lingkaran sepusat dengan


penghantar itu sebagai pusatnya. Arah medan magnet
di sekitar penghantar berarus listrik dapat dilihat pada
gambar di samping.
Cara untuk menentukan

arah

medan

magnet

disekitar penghantar berarus digunakan : Kaidah tangan


kanan, dengan ketentuan arah ibu jari menunjukkan
arah arus listrik.
2. Hukum Ampere Biot-Savart
Tiga orang ilmuwan jenius dari perancis, Andre Marie
Ampere (1775-1863), Jean Baptista Biot (1774-1862)
dan Victor Savart (1803-1862) menyatakan bahwa:
Gaya akan dihasilkan oleh arus listrik yang mengalir
pada suatu penghantar yang berada diantara medan
magnetik Hal ini juga merupakan kebalikan dari hukum
faraday, dimana faraday memprediksikan bahwa
tegangan induksi akan timbul pada penghantar yang

bergerak dan memotong medan magnetik. Hukum ini


diaplikasikan pada mesin-mesin listrik.
Jean Baptista Biot (1774-1862) dan Victor Savart
(1803-1862) berhasil menemukan persamaan kuantitatif
untuk menentukan besar induksi magnetik oleh kawat
berarus.
A. Menentukan besar medan magnet di sekitar kawat
lurus
Besarnya medan Magnet disekitar kawat lurus
panjang berarus listrik. Dipengaruhi oleh besarnya
kuat arus listrik dan jarak titik tinjauan terhadap
kawat. Semakin besar kuat arus semakin besar kuat
medan magnetnya, semakin jauh jaraknya terhadap
kawat semakin kecil kuat medan magnetnya.

Berdasarkan perumusan matematik oleh BiotSavart maka besarnya kuat medan magnet
disekitar kawat berarus listrik dirumuskan
dengan :

Keterangan : B
0

= Medan magnet ( T )
= Permeabilitas ruang hampa
(4

10

Wb/amp. M)

I = Kuat arus listrik ( A )


a = Jarak titik P dari kawat (m)

B. Menentukan besar medan magnet di sekitar kawat


melingkar
Tinjaulah sebuah kawat lurus berjari-jari a
dialiri arus I. Dalam hal ini, kita akan meninjau
medan magnet yang dihasilkan arus, tepat
disepanjang sumbu lingkaran kawat. Titik O
adalah titik pusat lingkaran di titik P berada
pada sumbu lingkaran yang berjarak x dari titik
O. Arah medan Magnet di titik O sama dengan
medan magnet di titik P. Arahnya dapat
ditentukan dengan menggunakan kaidah
tangan kanan, yaitu ibu jari mewakili arah
medan magnet dan arah melingkar jemari
lainnya adalah arah arus. Seperti gambar di
bawah ini.

Untuk menentukan induksi magnetik di titik P


yang berjarak x dari pusat lingkaran, dapat
dilakukan dengan menggunakan Hukum Biot-

Savart. Sehingga besar medan magnet di pusat


kawat melingkar dapat dihitung dengan :

Keterangan : B= Medan magnet ( T )


0
= permeabilitas ruang hampa
(4

10

Wb/amp. M)

I = Kuat arus listrik ( A )


a = Jari-jari kawat melingkar (m)
C. Menentukan besar medan magnet pada Solenoida
Yang dimaksud dengan Solenoida adalah
gabungan banyak kawat melingkar (loop arus
melingkar). Garis medan di dalam kumparan
hampir paralel, terdistribusi uniform dan
berdekatan. Medan di luar solenoida nonuniform &
lemah. Jika lilitan rapat & panjang solenoida
tertentu, garis medan seperti terlihat pada
gambar. Garis medan "divergen" / menyebar dari
1 ujung & mengumpul pada ujung yang lain.
Ujung-ujungnya berlaku seperti kutub utara &
selatan. Semakin panjang solenoida, semakin
uniform medan di dalamnya. Solenoida ideal jika
kawat rapat & panjangnya >> radiusnya. Sebuah
kawat dibentuk seperti spiral yang selanjutnya
disebut kumparan , apabila dialiri arus listrik maka
akan berfungsi seperti magnet batang.

10

Kumparan ini disebut dengan Solenida

Besarnya medan magnet disumbu pusat (titik


O) Solenoida dapat dihitung :

Keterangan : Bo = medan magnet pada pusat


solenoida ( T )
0 = permeabilitas ruang hampa
(4

10

Wb/amp.

M)
I = kuat arus listrik ( A )
N = Jumlah lilitan dalam solenoida
L = panjang solenoida ( m )
Dengan arah medan magnet ditentukan dengan
kaidah tangan kanan. Arah arus menentukan arah
medan magnet pada Solenoida.

11

Besarnya medan magnet di ujung Solenida


(titik P) dapat dihitung:

Keterangan : Bp = medan magnet diujung


solenoida ( T )
0 = permeabilitas ruang hampa
(4

107

Wb/amp.

M)
I = kuat arus listrik ( A )
N = Jumlah lilitan dalam solenoida
L = panjang solenoida ( m )

D. Menentukan besar medan magnet pada Toroida


Toroida
adalah
sebuah
solenoida
yang
dilengkungkan sehingga berbentuk lingkaran
kumparan. Toroida adalah kumparan yang terdiri
dari N lilitan kawat yang berbentuk seperti kue
donat. Dengan menganggap kawat tersusun
rapat, kita dapat menghitung medan magnet di
dalam toroida, dengan jarak r dari titik pusat.
Pada gambar ada anak panah merah adalah arah
arus sedang tanda panah biru arah medan
magnet.

12

Besarnya medan magnet ditengah-tengah Toroida


( pada titik-titik yang berada pada garis lingkaran
merah ) dapat dihitung :

Keterangan :Bo = medan magnet di titik


tengah
toroida ( T )
0 = permeabilitas ruang hampa
(4

107

Wb/amp. M)

I = kuat arus listrik ( A )


N = Jumlah lilitan dalam
solenoida
a = rata-rata jari2 dalam dan
jari-jari
luar toroida ( m )
a = ( R1 + R2 )

2.5.

Gaya Lorentz/ Gaya Magnetik

13

Jika arus listrik mengalir dari A ke B ternyata pita dari


alumunium foil melengkung ke atas , ini berarti ada sesuatu gaya
yang berarah keatas akibat adanya medan magnet homogen dari
utara ke selatan. Gaya ini selanjutnya disebut sebagai gaya
magnetik atau gaya Lorentz . Jika arus listrik dibalik sehingga
mengalir dari B ke A, ternyata pita dari alumunium foil
melengkung ke bawah. Jika arus listrik diperbesar maka
alumunium foil akan melengkung lebih besar. Ini berarti besar
dan arah gaya Lorentz tergantung besar dan arah arus listrik.
Karena gaya Lorentz ( FL ) , arus listrik ( I ) dan medan magnet
( B ) adalah besaran vector maka peninjauan secara matematik
besar dan arah gaya Lorentz ini hasil perkalian vector ( crosproduct ) dari I dan B.
FL = I x B

14

Besarnya gaya Lorentz dapat dihitung dengan rumus FL = I.B


sin
Rumus ini berlaku untuk panjang kawat 1 meter.
Perhitungan diatas adalah gaya Lorentz yang mempengaruhi
kawat tiap satuan panjang. Jadi jika panjang kawat = , maka
besar gaya Lorentz dapat dihitung dengan rumus :
FL = I . . B . Sin
Keterangan : FL = gaya Lorentz ( N )
I = kuat arus listrik ( A )
= panjang kawat ( m )
B = kuat medan magnet ( Wb/m2 atau T )
= sudut antara arah I dan B
Dari rumus di atas ternyata jika besar sudut adalah :
=90 derajat, arah arus listrik dan medan magnet ( I dan
B ) saling tegak lurus maka FL mencapai maksimum.
= 0 derajat, arah arus listrik dan medan magnet ( I dan B
) saling sejajar maka FL = 0 atau kawat tidak dipengaruhi
gaya Lorentz.

Hubungan antara FL , I dan B dapat lebih mudah dipelajari


dengan menggunakan kaidah tangan kiri. Yaitu dengan
mengangan-angankan jika ibu jari, jari telunjuk dan jari
tangah kita bentangkan saling tegak lurus, maka :
Ibu jari
Lorentz

: menunjukan arah gaya Lorentz ( FL ) Arah gaya

15

Jari telunjuk: menunjukkan arah medan magnet ( B )


Jari tengah : menunjukkan arah arus listrik ( I )
*Catatan :
Aturan ini dapat juga menggunakan kaidah tangan
kanan, yaitu dengan mengangan-angankan jika Ibu jari, Jari
Telunjuk dan Jari tengah kita bentangkan saling tegak lurus,
maka : Jari tengah menunjuk arah gaya Lorentz, jari telunjuk
menunjuk arah medan magnet dan Ibu jari menunjuk arah arus
listrik.
1. Gaya Lorentz pada dua kawat sejajar

Jika ada dua kawat saling sejajar dipasang saling


berdekatan ternyata kedua kawat akan saling tarikmenarik jika dialiri arus searah , dan akan saling tolak
menolak jika dialiri arus berlawan- an arah.
Dua kawat sejajar terpisah sejauh a dialiri arus listrik
I1 dan I2 searah satu sama lain . Titik P adalah perpotongan
antara kawat I1dengan bidang dan titik Q perpotongan
antara I2 dengan bidang. B1 adalah medan dititik Q akibat
dari kuat arus I1 sedangkan B2 adalah medan magnet
dititik P akibat dari kuat arus I2. Jika masing-masing titik ( P
dan Q ) ditentukan arah gaya Lorentz yang dialaminya
( dengan menggunakan kaidah tangan kiri ) maka gaya F1
dan F2 akan seperti gambar. Gaya tersebut akan
menyebabkan kedua kawat saling tertarik dan akan
melengkung kedalam.

16

Besarnya gaya tarik atau tolak yang dialami kawat


tiap satuan panjang setelah dijabarkan terdapat rumus :

Keterangan : FL = gaya Lorentz ( N )


I1 dan I2 = arus pada masing-masing
kawat (A)
a = jarak antara kedua kawat ( m )
0 = permeabilitas ruang hampa
(4

10

Wb/amp. M)

*catatan :
Jika I1 = I2 = I , dan = 1 meter maka FL = 0 I2 / 2.a
Jika I = 1 ampere dan a = 1 m maka besarnya FL =
4. 10-7 ( 1 )2 / 2.1 = 2 . 10-7 N
Dari hasil penjabaran tersebut maka definisi 1
ampere ditentukan sebagai berikut :
*Definisi :
1 ampere adalah = besarnya arus listrik pada dua
kawat sejajar yang berjarak satu meter satu sama
lain sehingga jika kedua arus itu searah maka tiap
satu satuan panjang
( 1 m ) kawat akan saling
tarik-menarik dengan gaya sebesar 2 x 10-7 N.

2. Gaya Lorentz pada muatan yang bergerak

17

Gambar a.

Gambar b.

Sebuah partikel bermuatan listrik yang bergerak


dalam daerah medan magnet homogen akan mendapatkan
gaya. Gaya ini juga dinamakan gaya Lorentz. Gerak partikel
akan menyimpang searah dengan gaya lorentz yang
mempengaruhi.
Pada gambar tampak sebuah partikel bermuatan yang
bergerak dalam medan magnet. Ditunjukkan bagaimana
kalau partikel tersebut bermuatan positif ( gambar a ) dan
bagaimana kalau partikel tersebut bermuatan negatif
( gambar b ) .

Arah gaya Lorentz pada muatan yang bergerak dapat


juga ditentukan dengan kaidah tangan kiri :
Ibu jari = sebagai arah gaya Lorentz
Jari telunjuk = sebagai arah medan magnet
Jari tengah = sebagai arah arus listrik
(Untuk muatan positif arah gerak searah dengan arah
arus, sedang untuk muatan negatif arah gerak

18

berlawanan dengan arah arus )

Jika besar muatan q bergerak dengan kecepatan v,


dan I = q / t maka persamaan gaya Lorentz untuk kawat
dapat dituliskan :
FL = I . . B sin = q/t . . B sin
= q . /t . B sin = q . v . B sin , karena /t = v

Sehingga besarnya gaya Lorentz yang dialami oleh


sebuah muatan yang bergerak dalam daerah medan
magnet dapat dicari dengan menggunakan rumus :

FL = q . v . B sin

Keterangan : FL = gaya Lorentz ( N )


FL selalu mempunyai arah tegak lurus dengan
v dan B
q = besarnya muatan yang bergerak ( C )
v = kecepatan muatan ( m/s )
B = kuat medan magnet (Wb/m2 atau T )
= sudut antara arah v dan B ( )
*Catatan penting :
Sebenarnya gaya yang mempengaruhi pada muatan yang
bergerak dalam medan magnet disamping dipengaruhi
gaya magnet juga dipengaruhi oleh gaya listrik sebesar F
= q . E. Tetapi karena nlai gaya ini sangat kecil
dibandingkan dengan gaya magnetnya maka didalam
perhitungan terkadang diabaikan.

19

Lintasan melingkar yang dialami muatan q dan muatan +q.

Bila sebuah partikel bermuatan listrik bergerak tegak lurus


dengan medan magnet homogen yang mempengaruhi
selama geraknya, maka muatan akan bergerak dengan
lintasan berupa lingkaran.
Sebuah muatan positif bergerak dalam medan magnet B
(dengan arah menembus bidang) secara terus menerus
akan membentuk lintasan lingkaran dengan gaya Lorentz
yang timbul menuju ke pusat lingkaran. Demikian juga
untuk muatan negatifnya.
Persamaan-persamaan yang memenuhi pada muatan
yang bergerak dalam medan magnet homogen sedemikian
sehinga membentuk lintasan lingkaran adalah :

Gaya yang dialami akibat medan magnet : FL = q .


v.B
Gaya sentripetal yang dialami oleh partikel : Dengan
menyamakan kedua persamaan tersebut sehingga
mendapatkan persamaan :

20

Keterangan : R = jari-jari lintasan partikel ( m )


m = massa partikel ( kg )
v = kecepatan partikel ( m/s )
q = muatan partikel ( C )
2.6.

Induksi Elektromagnetik
Induksi Elektro magnetik merupakan
pembangkit energi listrik dari medan magnet.
Induksi elektromagnetik terjadi pada suatu
kumparan jika ada perubahan jumlah garis gaya
magnet yang dilingkupi setiap saat.
Alat untuk menghitung arah dan besar induksi dalam
suatu rangkaian adalah GALVANOMETER.
Untuk lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini :

Penjelasannya :
Ketika kutub utara magnet digerakkan memasuki
kumparan, jarum galvanometer menyimpang ke
salah satu arah (misalnya ke kanan). Jarum
galvanometer segera kembali menunjuk ke nol (tidak
menyimpang) ketika magnet tersebut didiamkan
sejenak di dalam kumparan. Ketika magnet batang
dikeluarkan, maka jarum galvanometer akan

21

menyimpang dengan arah yang berlawanan


(misalnya ke kiri).
Jarum galvanometer menyimpang disebabkan
adanya arus yang mengalir dalam kumparan. Arus
listrik timbul karena pada ujung-ujung kumparan
timbul beda potensial ketika magnet batang
digerakkan masuk atau keluar dari kumparan. Beda
potensial yang timbul ini disebut gaya gerak listrik
induksi (ggl induksi).
Ketika magnet batang digerakkan masuk, terjadi
penambahan jumlah garis gaya magnetik yang
memotong kumparan (galvanometer menyimpang
atau ada arus yang mengalir). Ketika batang magnet
diam sejenak maka jarum galvanometer kembali ke
nol (tidak ada arus yang mengalir). Ketika batang
magnet dikeluarkan terjadi pengurangan jumlah garis
gaya magnetik yang memtong kumparan
(galvanometer menyimpang dengan arah
berlawanan).
Jadi, akibat perubahan jumlah garis gaya magnetik
yang memotong kumparan, maka pada kedua ujung
kumparan timbul beda potensial atau ggl induksi.
Arus listrik yang disebabkan oleh perubahan jumlah
garis gaya magnetik yang memotong kumparan
disebut arus induksi.

Faktor-Faktor yang Menentukan Besar GGL


Besarnya ggl induksi tergantung pada tiga faktor,
yaitu ;
1. Banyaknya lilitan kumparan

22

2. Kecepatan keluar-masuk magnet dari dan keluar


kumparan atau laju perubahan fluks medan
magnet dalam kumparan
3. Kuat magnet batang yang digunakan

1. Fluks magnetik
Fluks magnetik divisualisasikan sebagai sejumlah
garis medan magnetik yang memotong tegak
lurus suatu bidang. Fluks magnetik didefinisikan
sebagai hasil kali antara komponen induksi
magnetik tegak lurus bidang dengan luas
bidang A.

= = ( cos ) = cos
Dengan adalah sudut apit terkecil antara arah
induksi magnetic B dengan arah normal bidang n.
Arah normal bidang adalah arah tegak lurus
terhadap bidang.

2. Hukum faraday

23

Persamaan Faraday atau Hukum Faraday berbunyi


sebagai berikut : ggl induksi yang
timbul pada ujung-ujung suatu penghantar atau
kumparan adalah sebanding dengan laju
perubahan fluks magnetic yang dilingkupi oleh
loop penghantar atau kumparan tersebut.
Dengan 1 dan 2 berturut-turut adalah fluks
magnetic pada keadaan awal dan akhir.

Keterangan : = ggl induksi (Volt)


N = banyak lilitan
t = selang waktu ( s )
= 2 1 = perubahan fluks
(Wb)

3. GGL induksi kawat lurus dalam medan magnet

= B . L . v sin
Keterangan : L = panjang kawat ( m )
v = kecepatan kawat ( m/s )
= sudut antara B dengan v

24

4. GGL induksi generator

Generator adalah alat yang digunakan untuk


mengubah energi kinetik menjadi energi listrik.
Ada dua jenis generator, yaitu :
a. Generator arus bolak-balik (AC) atau alternator
b. Generator arus searah (DC)
Perbedaan antara generator arus bolak-balik dengan
arus searah hanya terletak pada bentuk cincin luncur
yang berhubungan dengan kedua ujung kumparan.
Pada generator arus bolak-balik terdapat dua buah
cincin luncur, sedangkan pada generator arus searah
terdapat sebuay cincin yang terbelah di tengahnya
(cincin belah atau komutator).
Ggl atau arus induksi pada alternator dapat
diperbesar dengan empat cara :
1) memakai kumparan dengan lilitan lebih banyak
2) memakai magnet yang lebih kuat
3) melilit kumparan pada inti besi lunak
4) memutar kumparan lebih cepat

25

= N . B . A . sin t
keterangan : A = luas penampang kumparan
= frekuensi sudut putaran

5. Transformator

Transformator atau trafo adalah alat yang


digunakan untuk mengubah tegangan bolak-balik
(AC) dari suatu nilai ke nilai tertentu atau alat untuk
menaikkan atau menurunkan tegangan listrik. . Trafo
terdiri dari pasangan kumparan primer dan sekunder
yang terpisah dan dililitkan pada inti besi lunak.
Ada dua jenis trafo, yaitu :
1) Trafo step up (penaik tegangan)
2) Trafo step down (penurun tegangan)

26

Keterangan: VP = tegangan primer


VS = tegangan sekunder
NP = banyak lilitan primer
NS = banyak lilitan sekunder
iS = arus sekunder
iP = arus primer

27

Anda mungkin juga menyukai