Anda di halaman 1dari 8

REKAYASA IDE

RANGKAIAN LAMPU TIDUR OTOMATIS

MATERI KULIAH
RANGKAIAN LITRIK

OLEH :
ANNISA EKA PUTRI
DITA TRIPAN
ENDANG JUNIASIH
GEMANUDIAS FAJRI
M.FAIS RIZKY
KELAS : REGULER DIK A

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2017
BAB I
PENDAHULUAN

Rangkaian lampu tidur otomatis adalah rangkaian listrik yang akan mengontrol nyala lampu
secara otomatis. Ide pembuatan rangkaian lampu ini terinspirasi dari kebiasaan kita sebelum
tidur. Seperti yang kebanyakan orang lakukan sebelum tidur, mereka akan mematikan lampu
kamar dan menghidupkan lampu tidurnya. Karena dirasa cara ini kurang efektif, sehingga
muncul ide untuk membuat rangkaian lampu tidur otomatis ini.
Secara umum, cara kerja rangkaian lampu otomatis akan hidup saat kamar dalam keadaan
gelap. Saat kondisi kamar kembali terang, sensor cahaya akan bekerja dan rangkaian lampu
tidur otomatis padam. Rangkaian lampu ini disuplay dari dua sumber listrik berbeda,
rangkaian sensor cahaya bekerja dengan sumber tegangan baterai (sumber DC). Sedangkan
rangkaian lampu langsung mendapat sumber tegangan dari listrik PLN (sumber AC).
BAB II
PEMBAHASAN

Komponen yang dibutuhkan


Untuk membuat rangkaian lampu ini, anda perlu menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan
diantaranya:
1. Light Dependent Resistor
LDR atau fotoresistor merupakan resistor yang peka terhadap cahaya. Nilai resistansi LDR
akan turun jika intensitas cahaya yang mengenainya meningkat. Jika cahaya yang
mengenainya memiliki frekuensi yang cukup tinggi, foton yang diserap oleh semikonduktor
akan menyebabkan elektron memiliki energi yang cukup untuk meloncat ke pita konduksi.
Resistansi LDR akan berubah seiring dengan perubahan intensitas cahaya yang mengenainya
atau yang ada disekitarnya. Dalam keadaan gelap resistansi LDR sekitar 10MΩ dan dalam
keadaan terang sebesar 1KΩ atau kurang. Dalam rangkaian lampu tidur otomatis ini, LDR
berperan sebagai sensor cahaya.
2. Resistor varible trimpot
Trimpot 10 KΩ (Trimmer Potentiometer) adalah potensiometer atau variable resistor yang
cara mengubah nilai tahanannya dengan cara mentrim dengan menggunakan obeng trim.
Trimpot ini berguna dalam pengaturan hambatan sesuai dengan kondisi kamar kita. Trimpot
ini lah yang akan menyesuaikan hambatan total rangkaian lampu tidur sehingga lampu ini
dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
3. Resistor tetap
Resistor 1KΩ adalah komponen elektronik dua saluran yang didesain untuk menahan arus
listrik dengan memproduksi penurunan tegangan diantara kedua salurannya sesuai dengan
arus yang mengalirinya, berdasarkan hokum Ohm, V=I.R. Resistor diberi label R3 dan R4.
4. Transistor
Transistor 2N222 adalah piranti semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai
sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal berbagai
fungsi lainya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus
inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET). Ada dua buah transistor yang akan digunakan
dalam pembuatan rangkaian lampu tidur otomatis ini.
5. Relay
Relai 5V tipe SPDT adalah suatu peranti yang menggunakan elektromagnet dalam
mengoperasikan seperangkat kontak sakelar. Susunan paling sederhana terdiri dari kumparan
kawat tembaga yang dililit pada inti besi. Bila kumparan ini diberi arus listrik akan timbul
medan magnet yang akan menarik armatur berporos yang digunakan sebagai pengungkit
mekanisme sakelar. Relai pada alat ini berfungsi sebagai switch otomatis antara dua
rangkaian (rangkaian sensor cahaya dan rangkaian lampu).
6. Lampu Pijar
Lampu pijar 220V AC adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui penyaluran
arus listrik melalui filamen yang kemudian memanas dan menghasilkan cahaya. Kaca yang
menyelubungi filamen panas tersebut menghalangi udara untuk berhubungan dengannya
sehingga filamen tidak akan langsung rusak akibat bersentuhan langsung dengan oksigen di
udara. Lampu ini lah yang menjadi lampu tidur pada pembuatan rangkaian lampu otomatis.
7. Sekring Fuse
Sekring 1A adalah alat untuk menghindari hubungan singkat atau korslet. Sekring digunakan
dalam alat ini karena alat yang akan di buat juga menggunakan sumber AC. Sehingga, untuk
mengatasi dan menghindari dampak buruk dari hubungan singkat, akan digunakan sekring
atau fuse sebagai pengamannya. Penggunaan sekring pada rangkain lampu otomatis diletakan
pada sebuah dudukan sekring
8. Baterai Kering
Baterai kering 9Volt adalah Sumber tegangan listrik DC yang akan di gunakan pada
rangkaian lampu ini. Baterai ini adalah sebagai sumber listrik untuk rangkaian yang
terhubung langsung dengan LDR.

Cara Kerja Rangkaian Lampu


Rangkaian lampu tidur otomatis bekerja dengan menggunakan sensor cahaya. Sensor yang
digunakan pada rangkaian ini adalah LDR. LDR akan mendeteksi cahaya yang ada di
sekelilingnya.
Jika dianalisa dari gambar rangkaian lampu diatas, terlihat bahwa ada dua rangkaian dengan
dua sumber yang berbeda. Satu sumber DC dan satu lagi dari sumber AC. Dari gambar
rangkaian lampu di atas, terlihat bahwa relay adalah sebagai jembatan atau switch antara
rangkaian sebelah kanan dan sebelah kiri. Rangkaian sebelah kiri adalah rangkaian sensor
cahaya dengan sumber DC dan terhubung langsung dengan LDR. Sedangkan rangkaian
sebelah kanan adalah rangkaian lampu tidur dengan sumber AC yang terhubung langsung
dengan Lampu tidur.
Ketika kondisi gelap, nilai tahanan LDR akan menjadi besar, sehingga arus lisrik yang
melewati transistor menjadi kecil. Karena arus listrik yang melewati transistor kecil dan
bernilai kurang dari tegangan aktif transistor, arus listrik ini tidak dilewatkan. Artinya,
rangkaian sebelah kiri tidak aktif karena arus yang ada bisa dianggap diabaikan. Dan relay
akan melakukan switching dan menutup sakelarnya ke rangkaian lampu tidur. Artinya,
rangkaian kanan (rangkaian lampu tidur) akan close, dan lampu tidur pun menyala.
Ketika kondisi terang, nilai tahanan LDR menjadi kecil, arus listrik yang lewat akan menjadi
besar pada rangkaian sebelah kiri (rangkaian sensor cahaya). Karena arus listrik yang melalui
transistor ini bernilai lebih besar dari pada tegangan di daerah aktif transistor, arus listrik pun
dilewatkan, relay dalam kondisi ON di rangkaian kiri. Artinya, rangkaian kiri dalam kondisi
CLOSE. Dan rangkaian lampu tidur (rangkaian sebelah kanan) OPEN dan lampu akan
padam.
Ketukan-ketukan pada Relay
Kegunaan variabel resistor adalah untuk membuat sinkronisasi hambatan pada rangkaian
lampu tidur otomatis. Dari rangkaian di atas, terlihat bahwa nilai hambatan tidak hanya
ditentukan oleh LDR, tapi juga ditentukan oleh Resistor variable (trimpot).
Cahaya juga mempunyai nilai intensitas tertentu. Ruangan yang gelap menurut kita belum
tentu gelap total oleh LDR. Gelap total menurut LDR adalah saat kita menutup seluruh
permukaan atas LDR. Oleh karena gelap total menurut kita tidak sama dengan gelap total
menurut LDR, maka diperlukan suatu alat yang mensinkronisasi nilai hambatan tersebut.
Agar nilai total hambatan antara LDR dan Resistor variabel sesuai dengan intensitas cahaya
yang ada di dalam ruangan tersebut.
Jika menurut LDR, cahaya yang diterimanya masih belum lebih kurang dari nilai minimum
intensitas cahayanya, dia masih melewatkan arus pada rangkaian kiri.
Sehingga lampu akan menyala dengan sedikit ketukan. Bunyi ketukan-ketukan ini terjadi
karena Relay melakukan switch berkali-kali ke rangkaian kanan dan pindah lagi ke rangkaian
kiri. Perpindahan ini menimbulkan bunyi ketukan berkali-kali dengan lampu yang menyala
redup. Ini bisa didapatkan dengan meletakkan jari di atas LDR tanpa menutup permukaan
atas LDR. Untuk lebih jelas, perhatikan gambar di samping ini.
 Jika ternyata ruangan itu mempunyai intensitas cahaya yang sangat minim dan
sesuai dengan LDR, maka hambatanya akan membesar dan lampu tidur pun
hidup.
 Tapi jika intensitas cahaya itu masih belum kurang dari batas minum cahaya yang
menumbuk sensor LDR, maka hambatan yang didapat masih kecil sehingga
lampu padam.
 Akan tetapi, jika intensitas cahaya itu berada di tengah-tengah ambang batas
minimum cahaya yang menumbuk LDR, maka relay akan berulang kali pindah
switch dari rangkaian kiri, lalu ke rangkaian kanan. Inilah yang menimbulkan
bunyi ketukan tersebut. sehingga nyala lampu yang didapat pada lampu tidur akan
terlihat kedap kedip dengan sangat cepat. Inilah yang terjadi ketika switch pada
relay berpindah-pindah cepat dari rangkaian kiri ke rangkaian kanan. Lalu ke
rangkaian kiri lagi.
Untuk percobaan pertama kali, kita akan dapatkan hal seperti ini. Akan terdengar bunyi
ketukan-ketukan tersebut. Dan untuk menghilangkan bunyi ketukan itu, digunakanlah resistor
variabel untuk mengatur hambatan yang sesuai dengan intensitas cahaya di ruangan kita.
Pengaruh putaran Resistor Variabel
Jika Resistor Variabel diputar searah jarum jam, maka nilai hambatannya akan membesar dan
ini akan membuat arus yang mengalir pada rangkaian sensor semakin kecil sehingga relay
akan switch ke rangkaian lampu tidur(rangkaian kanan). Rangkaian lampu tidur CLOSE dan
lampu tidur pun menyala.
Ketika LDR ditutup dengan jari (kondisi kamar gelap), maka nilai hambatan makin
membesar dan arus yang mengalir di rangkaian LDR (rangkaian kiri) semakin kecil dan
lampu makin menyala terang karena rangkaian lampu tidur semakin CLOSE. Terlihat bahwa
lampu semakin terang setelah LDR ditutup jari. Ini karena nilai hambatan di rangkaian LDR
meningkat saat LDR ditutup jari. Meningkatnya hambatan di rangkaian LDR akan membuat
rangkaian lampu tidur semakin CLOSE.
Jika resistor variabel diputar berbalik arah jarum jam, maka nilai hambatanya semakin kecil
artinya, kita membolehkan arus listrik mengalir di dalam rangkaian LDR. Dan relay akan
switch ke rangkaian LDR sehingga dia CLOSE. Dan lampu tidak menyala karena rangkaian
lampu tidur(rangkaian kanan) OPEN saat rangkaian LDR (rangkaian kiri) CLOSE.
Jika LDR ditutup dengan jari, lampu menyala karena saat LDR ditutup jari, ada hambatan
dari LDR yang membuat arus tidak mengalir di rangkaian LDR (rangkaian kiri) dan
rangkaian lampu tidur akan CLOSE sehingga lampu tidur menyala. Jika diperhatikan, nyala
lampu agak redup. Ini karena hambatan total yang ada hanya berasal dari hambatan LDR
(ingat : hambatan dari RV sudah diperkecil sebelumnya dengan memutar RV ke arah kiri).
Pengaplikasian Resistor variabel pada Alat
Jika ternyata ruangan kamar kita intensitas cahayanya kecil walau lampu kamar telah
dinyalakan, artinya, kita harus memutar resistor variabel hingga nilai hambatannya menjadi
lebih kecil dari sebelumnya (memutarnya ke arah kiri atau berbalik arah jarum jam). Agar
arus bisa lewat di rangkaian sebelah kiri (rangkaian LDR) dan lampu tidur tidak menyala.
Jika ternyata ruangan kamar kita intensitas cahayanya besar saat lampu kamar telah
dinyalakan, maka kita tidak perlu memutar resistor variabel lagi. Hambatan cukup hanya dari
LDR saja karena LDR telah mendapatkan nilai hambatan terkecilnya sehingga arus bisa
mengalir di rangkaian sebelah kiri.
Jika seandainya resistor variabel kita naikan nilai hambatannya, maka arus makin lama makin
mengecil di rangkaian sebelah kiri dan relay akan switch ke rangakain kanan sehingga
rangkaian kanan(rangkaian lampu tidur) ON dan lampu nyala. Artinya, walaupun lampu
kamar menyala, lampu tidur juga menyala. Hal ini tidak sesuai dengan keinginan kita. Untuk
itulah dibutuhkan pengaturan di resistor variabel ini.

Penggunaan Alat
Alat yang akan di buat ini adalah sebuah Lampu tidur otomatis. Akan di membuat ini karena
terinspirasi dari kebiasaan kita sebelum tidur. Seperti yang kebanyakan orang lakukan,
sebelum tidur, dia mematikan lampu kamarnya dan menghidupkan lampu tidurnya. Cara ini
kurang efektif menurut akan di. Oleh sebab itu, akan di membuat alat ini.
Secara garis besar, Lampu akan hidup dalam keadaan ruangan gelap. Ketika ada cahaya,
sensor LDR akan bekerja dan lampu pada alat akan padam. Dengan alat yang akan di buat
ini, kita tidak perlu harus mematikan lampu kamar lalu menghidupkan lampu tidur lagi.
Karena seketika kita mematikan lampu kamar, lampu tidur kita akan otomatis menyala.
Selain sebagai lampu tidur otomatis, alat ini jika dikembangkan lebih luas, bisa digunakan
sebagai lampu jalan otomatis. Saat senja menjelang, kita tidak perlu repot-repot lagi menekan
sakelar lampu jalan untuk menghidupkan lampunya. Karena dengan alat ini, sensor telah
berfungsi sebagai aktifasi sakelar atau switching pada relay yang akan mengaktifkan lampu
jalan itu tadi.
Selain itu, kita juga bisa memanfaatkan fungsi ketukan pada relay tadi sebagai alarm anti
maling. Kita memang tidak menggunakan speaker pada alat ini. Tapi dengan bunyi ketukan
relay yang sangat kuat, bisa mengejutkan maling yang berniat mencuri barang berharga kita.
Alat ini diletakkan di dalam lemari. Seketika maling membuka pintu lemari, cahaya masuk ke
dalam lemari dan karena cahaya ini terletak dalam ambang batas minum intensitas LDR,
maka relay akan switching bolak-balik. Dan ketukan itu akan ditimbulkan.
BAB III
KESIMPULAN
Dengan perkembangan sensor yang semakin meningkat saat ini, bermunculanlah berbagai
alat elektronik otomatis yang memudahkan pekerjaan kita. Seperti alat yang akan di buat ini,
dengan hanya menggunkan satu buah sensor LDR, akan di bisa membuat lampu otomatis
yang berguna saat kita ingin tidur.
Dengan alat elektronik ini, segala pekerjaan yang awalnya harus dilakukan dengan beberapa
tahap, dapat dilakukan hanya dengan sekali tahap. Inilah manfaat dari alat yang akan di buat.
Dan tambahan, untuk menghindari terjadinya arus pendek yang disebabkan oleh gangguan
lingkungan, sebaiknya casing dibuat dari bahan acrylic/boks plastik. Sensor LDR dapat
diganti dengan sensor cahaya lain, misalnya fotodioda. Agar didapatkan hasil pembacaan
yang akurat, sensor diletakkan pada bagian terluar boks.

Anda mungkin juga menyukai