Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

PT PLN (Persero) sebagai perusahaan listrik negara berusaha


sebaik mungkin melayani pelanggan dan selalu berusaha meningkatkan kualitas
sistem penyaluran dan pencegahan kerusakan peralatan saat beroperasi. Untuk
menyalurkan listrik secara optimal maka diperlukan sistem pengamanan dan
pemeliharaan instalasi Gardu Induk yang baik. Hal tersebut harus memperhatikan
aspek teknis, ekonomis,dan yang sesuai dengan kondisi peralatan yang terdapat di
lapangan.

Untuk meningkatkan sistem penyaluran dan pencegahan kerusakan


peralatan saat beroperasi memerlukan perawatan secara intensif, rutin dan
terjadwal pada setiap peralatan yang dimiliki oleh PT PLN (Persero) khususnya di
setiap Gardu Induk.

Dalam pengopersaian Gardu Induk terdapat dua macam sumber


tegangan yaitu sumber tegangan searah (DC) dan sumber tegangan bolak balik
(AC). sistem DC di Gardu Induk harus mempunyai keandalan dan stabilitas yang
tinggi, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang akan menyebabkan
kerusakan peralatan menyebar ke peralatan lain di Gardu Induk.

1.2 Dasar Pelaksanaan Kerja Praktek

1. Melaksanakan TRI DHARMA perguruan tinggi sebagai mahasiswa di


Universitas Malikussaleh (UNIMAL).
2. Program mata kuliah bersyarat yang harus dilaksanakan mahasiswa
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh
(UNIMAL)

1.3 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari Kerja Praktek ini adalah sebagai berikut:

1
1. Untuk memenuhi beban satuan kredit semester (sks) yang harus
ditempuh sebagai persyaratan akademis di Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh.
2. Menerapkan dan membandingkan antara ilmu yang didapat dari bangku
perkuliahan dengan ilmu yang diterapkan pada praktek nyata di industri.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis pemeliharaan pada peralatan listrik di
pembangkit.
Manfaat dari pelaksanaan PKL ini adalah untuk:

A. Membuka wawasan mahasiswa agar dapat mengetahui dan memahami


aplikasi ilmunya di dunia industri pada umumnya serta mampu menyerap
dan berasosiasi dengan dunia kerjasecara utuh
B. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami sistem kerja di dunia
industri sekaligus mampu mengadakan pendekatan masalah secara utuh.
C. Dapat Menumbuhkan dan menciptakan pola berpikir konstruktif yang
lebih berwawasan bagi mahasiswa.
D. Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk mengetahui lebih spesifik
permasalahan industri dan perusahaan yang terkait dengan operasi dan
ilmu Teknik Elektro.

1.4 Rumusan Masalah

Operator Gardu Induk Kisaran tidak hanya bertugas


mengoperasikan Gardu Induk tetapi juga harus bertanggung jawab atas
kehandalan setiap peralatan Gardu Induk tidak terkecuali baterai. Peran baterai
Gardu Induk sangat penting yaitu sebagai sumber tegangan ke beban DC. Jika
baterai mengalami masalah maka baterai tidak akan menyuplai tegangan ke beban
yang akan mengakibatkan peralatan Gardu Induk seperti rele proteksi tidak
bekerja. Hal ini dapat menyebabkan kegagalan dalam pengoperasian Gardu Induk
karena peralatan Gardu Induk tidak bekerja dengan semestinya.

Implementsasi pemeliharaan baterai Gardu Induk khususnya


baterai Gardu Induk Kisaran bertujuan untuk memperpanjang umur baterai dan
memastikan kapasitas tegangannya tetap terjaga.

1.5. Indentifikasi Masalah

Umumnya gangguan sumber DC itu jarang terjadi sehingga sering


sekali diabaikan dan kurang diperhatikan oleh operator. Kemungkinan lain letak

2
ruangan yang berjauhan dengan ruang kerja operator sehingga menjadi kendala
dalam memonitor baterai secara kontiniu. Beberapa masalah yang terjadi pada
sumber DC atau baterai Gardu Induk yaitu,

1) Korosi pada sel baterai.


2) DC ground.
3) Tegangan baterai drop.
4) Level larutan elektrolit habis atau dibawah batas medium.
5) Short circuit antar sel baterai.

Jika baterai Gardu Induk mengalami masalah akan mengurangi


kinerja baterai dalam menyuplai tegangan ke beban DC yang akan mengakibatkan
peralatan Gardu Induk tidak bekerja dengan semestinya atau tidak bekerja secara
optimal. Maka untuk mengurangi gangguan pada baterai perlu di lakukan
pemeliharaan secara periodik yaitu periodikal harian, mingguan, bulanan dan
tahunan.

1.6. Pra-Anggapan

Mengingat bahwa Gardu Induk merupakan suatu instalasi listrik


untuk menyalurkan tenaga listrik dari pembangkit ke konsumen, maka Gardu
Induk harus memiliki kualitas dan pelayanan yang baik. Oleh karena itu peralatan
Gardu Induk harus bekerja dengan optimal tanpa terjadinya kerusakan pada
peralatan yang akan mengakibatkan penyaluran tenaga listrik ke konsumen
menjadi terganggu.

Salah satu cara mengurangi resiko kerusakan pada peralatan yaitu


dengan adanya pemelihar

aan. Pemeliharaan adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan terhadap peralatan
agar bekerja dengan semestinya sesuai dengan karakteristiknya dan menjamin
keandalan peralatan. Tujuan pemeliharaan baterai Gardu Induk yaitu,

1) Meningkatkan efesiensi kinerja baterai.


2) Memperpanjang umur peralatan.
3) Mengurangi resiko kegagalan atau kerusakan peralatan saat beroperasi.

3
BAB II

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Profil Perusahaan

Berawal di akhir abad ke 19. perkembangan ketenagalistrikan di


Indonesia mulai di tingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang
bergerak di bidang pabrik gula dan the yang mendirikan pembangkit sendiri.
Pada saat itu penyediaan tenaga listrik di Indonesia dikelola oleh beberapa
perusahaan salah satunya adalah NV OGEM (Overzeese Gas Dan Electricity
Maathappy) yang berpusat di Belanda, sedangkan di Indonesia berpusat di
Jakarta

Tiga puluh tahun kemudian (1923) listrik mulai ada di Medan Sentralnya
dibangun di pertapakan kantor PLN cabang Medan yang sekarang di jalan listrik
no 12 Medan. Kemudian menyusul pembangunan listrik di Tanjung Pura dan
Pangkalan Brandan 1924. Tebing tingi 1927.sibolga, brastagi dan tarutung 1929,
dan Tanjung Balai 1931, labuhan bilik 1936 dan tanjung tiram 1937. Antara tahun
1942-1945 terjadi peralihan pengelolaan perusahaan Belanda tersebut oleh
Jepang proses peralihan kekuasan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada
Agustus 1945 Kesempatan ini dimanfaatka oleh pemuda Indonesia dan buruh
listrik melalui delegasi nurul/pegawai listrik dan gas bersama dengan pimpinan
KNI pusat berinisiatif menghadap presiden Soekarno untuk menyerahkan
perusahaan tersebut kepada pemerintah republic Indonesia.

Pada 27 Oktober 1945 presiden soekarno membentuk jawatan listrik dan


gas dibawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan kapasitas
pembangkit listrik sebesar 157,5 MW. Untuk mengenang peristiwa pengambilan
alih maka pemerintah menetapkan tanggal 27 oktober sebagai hari listrik. Pada
01 Januari 1965 perusahaan negara yaitu PLN ( Perusahaan Listrik Negara)
sebagai pengelola tenaga listrik milik negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN)
sebagai pengelola gas diresmikan. Pada tahun 1972 sesuai peraturan pemerintah
no 17 status PLN ditetapkn sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dan
Sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PUKK) dengan tugas
menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum. Seiring dengan kebijakan
pemerintah yang memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak
dalm bidang bisnis penyediaan listrik. Maka sejak tahun 1994 status PLN beralih
dari di Perusahaan Perseroan (Persero) dan juga sebagai PUKK dalam
menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga sekarang. Sejak resmi unit

4
kerja baru pembangitan dan penyaluran pada taggal 7 januari 1997,
kepemimpinan PT PLN (Persero) Sumbagut dipercayakan kepada Ir. Dendam R
Sukada.

2.2 Ruang Lingkup Usaha PT. PLN (Persero) UIP3BS UPT Pematang Siantar

UPT (Unit Pelayanan Transmisi) Pematang Siantar berada dalam lingkup


usaha P3B Sumatera UPT Pematang Siantar terdiri dari 4 Tragi (Transmisi dan
Gardu Induk) yaitu : Tragi Toba, Tragi Sidikalang, Tragi Kisaran, Tragi Sibolga.
Berikut ini nama-nama tragi dan gardu induk yang terdapat pada UPT Pematang
Siantar.

Tragi Toba membawahi 6 Gardu Induk yaitu :

1. Gardu induk porsea


2. Gardu Induk Siantar
3. Gardu Induk Tarutung
4. Gardu Induk Asahan 1
5. Gardu Induk Simangkok
6. Gardu Induk Gunung Para
Tragi Sidikalang membawahi 6 Gardu Induk, yaitu :

1. Gardu Induk Tele


2. Gardu Induk Brastagi
3. Gardu Induk Sidikalang
4. Gardu Induk Pangururan
5. Gardu Induk Siempat Rube
6. Gardu Induk Sanggul
Tragi Kisaran membawahi 6 Gardu Induk yaitu :

1. Gardu Induk Kisaran


2. Gardu Induk Sei Mangkei
3. Gardu Induk Aek Kanopan
4. Gardu Induk Tebing Tinggi
5. Gardu Induk Kuala Tanjung
6. Gardu Induk Rantau Prapat
Tragi Sibolga membawahi 7 Gardu Induk, yaitu:

1. Gardu Induk Sarulla


2. Gardu Induk Sibolga
3. Gardu Induk Sisipan I

5
4. Gardu Induk Sisipan II
5. Gardu Induk Gunung Tua
6. Gardu Induk Labuhan Angin
7. Gardu Induk Padang Sidempuan

2.3 Sejarah Singkat PT. PLN (Persero) UI P3B Sumatera Gardu Induk Kisaran

Seiring pertumbuhan ekonomi yang makin pesat di Kabupaten Asahan


yang diikuti dengan menigktnya kebutuhan energi listrik, maka pada tahun 1984
sudah dimulai dengan pembangunan Gardu Induk Kisaran yang mulai beroperasi
pada 21 Maret 1986 dengan beban puncak siang 1,2 MW dan beban puncak
malam 2,2 MW dengan trafo daya terpasang 2x10 MVA dan satu penyulang
(feeder) yang beroperasi pada waktu itu. Pada awal operasi Gardu Induk Kisaran
ini di dikepalai oleh Bapak Chairul Anwar. Suplai daya pada gardu induk kisaran
ini didapat dari Gardu Induk Kuala Tanjung yang lebih dahulu beroperasi.

Menurut jenis peranan dan letak peralatannya Gardu Induk Kisaran


adalah jenis gardu induk konvensional. Gardu Induk Konvensional merupakan
gardu induk yang sebagian besar peralatan atau komponennya ditempatkan
diluar gedung, kecuali ruang control system proteksi, sistem kendali, serta
komponen bantu lainnya di dalam gedung Gardu Induk Kisaran memiliki 7 bay yaitu :

a. Empat bay penghantar 150 kv diantaranya :

- Bay Sei Mangkei I


- Bay Sei Mangkei II
- Bay Aek Kanopan
- Bay Rantau Prapat
b. Satu Bay Couple Bus 150 kv

c. Dua Bay Trafo Daya diantaranya :

- Trafo Daya I 60 MVA dibebani 6 penyulang (feeder) diantaranya KS 1,


KS 4.KS 2, KS 3, KS 5, KN 3
- Trafo Daya II 60 MVA dibeban KN KN 7 penyulang (foeder)
diantaranya KN 2 KN 4, KN 6, KN 7

2.4 Data peralatan Gardu Induk Kisaran

6
Berikut ini data-data peralatan yang terdapat pada Gardu Induk Kisaran yaitu

1. Dua buah bay trafo daya 60 MVA kondisi operasi


2. Empat buah bay penghantar 150 kv kondisi operasi
3. Satu buah bay bus couple 150 kv kondisi operasi
4. Dua buah kubikel 20 kv
a. kubikel KS (kilo sera) yaitu : KS 1, KS 2, KS 3, KS 4, KS 5 kondisi
operasi
b. kubikel KN (kilo nano) yaitu KN 2, KN 3, KN 4, KN 6, KN 7 kondisi
operasi
5. 10 sel feeder 20 kv kondisi operasi
6. Satu buah Bus Tie 20 kv kondisi operasi
7. Satu buah trafo PS (panel AC DC)
8. 130 Sel battery A (bank 1) 110 V kondisi operasi
9. 92 sel battery B (bank 2) H0 V kondisi operasi
10. 40 sel battery A 48 V kondisi operasi
11. 1 buah charger battery A 110 V dc bank 1 kondisi operasi
12. 1 buah charger battery B 110 V DC bank 2 kondisi operasi
13. I buah charger DC 48 V kondisi operasi

2.5 Struktur organisasi PT. PLN (Persero) UI P3BS Gardu Induk Kisaran

Struktur Organisasi merupakan suatu susunan dan hubungan antara tiap


bagian dan posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dan again
yang menjelskan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Dalam struktur
organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa yang
melapor kepada siapa. Berikut ini struktur organisasi pada PT. PLN (Persero)
UIP3BS Gardu Induk Kisaran.

Manager Tragi
Kisaran
YUDHI ARIEF EKATAMA
7
PH SPV GI Kisaran Supervisor Tragi
Kisaran
NGATIBIN

Operator GI
Kisaran
AJRON HASAN NAIPOSPOS

RANTO FEBRIAN SAMOSIR

DTM FALYA ALFI

Security

Cleaning Service

2.6 Atribut Perusahaan

8
2.6.1 Logo Perusahaan PT. PLN (Persero)

Menurut surat keputusan no 13/DIR/1976 penggunaan lambing PT. PLN


(Persero) diartikan sebagai berikut :

1. Petir atau kilat melambangkan tenaga listrik yang terkandung


didalamnya.
2. Gelombang yang digunakan dalam lambing PLN berarti segala
macam energy atau tenaga dapat dinyataka dalam bentuk
gelombang (cahaya,listrik,akuistik,dll)
3. Tiga buah gelombang yang sejajar melambangkan tiga sikap
karyawan PT PLN (Persero) dalam melaksanakan tugas negara yaitu
bekerja keras bergerak cepat dan bertindak tepat.
4. Warna kuning keemasan melambangkan keagungan Tuhan Yang
Maha Esa, serta agungnya kewajiban PT. PLN (Persero)
5. Warna merah darah melambangkn keberanian dan dinamika dalam
melaksanakan tugas untuk mecapai sasaran pembangunan
6. Warna biru melmbngkan kesetiaan dan pengabdian pada tugas dan
untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia.

2.6.2 Visi dan Misi PT PLN (Persero) UIP3S Gardu Induk Kisaran Visi sebagai
berikut :

“Diakui sebagai pengolah penyalur dan pengatur beban sistem tenaga listrik
dengan tingkat pelayanan secara kelas dunia yang bertumbuh kembang unggul
dan terpercaya serta bertumpu pada potensi insani"

9
Misi sebagai berikut :

1. Mengelola sistem operasi secara handal


2. Melakukan dan mengolah penyaluran tenaga listrik tegangan tinggi
secara efisien, handal, ramah lingkungan
3. Mengelola tegangan listrik secara kompetitif, transparan dan adil
Melakukan emeliharaan instansi sistem tenaga listrik Sumatra

BAB III

10
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Baterai

Baterai adalah suatu alat yang merubah energi kimia menjadi


energi listrik secara langsung melalui reaksi elektrokimia antara komponen zat-zat
kimia yang terkandung didalamnya dengan cara perpindahan elektron dari suatu
bahan ke bahan lain. Baterai harus selalu terjaga kapasitasnya, maka setiap saat
secara terus menerus baterai harus selalu terhubung dengan rectifier.

Baterai Gardu Induk Kisaran terangkai secara seri karena


rangkaian sel baterai yang tersusun secara seri menghasilkan tegangan total dari
setiap penjumlahan tegangan persel baterai. Hal ini dikarenakan suplai tegangan
ke beban DC cukup besar oleh karena itu baterai dirangkai secara seri.

Vtotal = V1 + V2 + V3 + .... V86

Baterai Gardu Induk memiliki beberapa fungsi yaitu,

1) Sumber tenaga untuk rele proteksi.


2) Sumber tenaga untuk motor – motor PMT, PMS.
3) Sumber tenaga untuk alat kontrol, indikator dan alarm.
4) Sumber tenaga untuk penerangan dalam kondisi darurat / emergency.
5) Sumber tenaga untuk peralatan telekomunikasi.

3.2 Baterai Gardu Induk Kisaran

11
1. Bank 1 110 VDC

 Merk : TECHFILL
 Tipe : KPM 200
 Jumlah sel : 86 sel
 Kapasitas baterai : 200 Ah
 Arus Discharge : 16 Ampere
 Lama Discharge : 5 jam
 Tegangan akhir persel : 1,2 Volt
 Tegangan akhir total : 103.2 Volt

Gambar a) Baterai bank 1 110 VDC GI Kisaran

2. Bank 1 48 VDC

12
 Merk : TECHFILL
 Tipe : KPL 100
 Jumlah sel : 38 sel
 Kapasitas baterai : 100 Ah
 Arus Discharge : 26 Ampere
 Arus Discharge : 5 jam
 Tegangan akhir persel : 1,21 Volt
 Tegangan akhir total : 45,81 Volt

Gambar b) Baterai bank 1 48 VDC GI Kisaran

3. Bank 2 110 VDC

13
 Merk : SAFT
 Tipe : SCM 211
 Jumlah sel : 92 sel
 Kapasitas baterai : 200 Ah
 Arus Discharge : 26 Ampere
 Arus Discharge : 5 jam
 Tegangan akhir persel : 1,14 Volt
 Tegangan akhir total : 104,88 Volt

Gambar C) Baterai bank 2 110 VDC GI Kisaran

3.3 Analisis Gangguan Pada Baterai

14
Tujuan pemeliharaan baterai adalah untuk mengurangi kerusakan
pada baterai yang disebabkan oleh gangguan dan bertujuan untuk pengoptimalan
sistem kerja peralatan Gardu Induk. Beberapa faktor yang menyebabkan baterai
tidak bekerja secara optimal adalah,

1) Korosi pada sel baterai.


Hal ini dapat merusak sel baterai dan dapat mengurangi masa pakai
baterai.
2) DC ground atau hubung singkat antara phasa ( sel baterai ) ke ground.
3) Tegangan baterai drop.
Hal ini akan menyebabkan tidak adanya suplai tegangan ke beban DC.,
yang disebabkan karena baterai bekerja melebihi kapasitas dan tidak
mendapat suplai tegangan dari rectifier.
4) Larutan elektrolit habis atau di bawah batas low.
Hal ini akan menyebabkan katoda dan anoda menjadi kering dan akan
mengurangi masa pakai baterai.
5) Short circuit antar sel baterai.
Hal ini terjadi apabila kutub (+) dan kutub(-) terhubung atau menyatu
yang disebabkan oleh benda konduktor atau semikonduktor seperti cicak.
6) Berat jenis larutan elektrolit yang sudah tidak bagus atau tidak sesuai
standar berat jenis Gardu Induk yaitu 1,16 – 1,20 gr/cm3.

3.4. Pemeliharaan Baterai Gardu Induk Kisaran

Dalam implementasi pemeliharaan Gardu Induk terdapat beberapa


langkah yang harus dilakukan yaitu,

1. Menyiapkan Peralatan Pendukung Pemeliharaan Baterai

a) Alat ukur
Alat ukur yang digunakan untuk melakukan pemeliharaan baterai adalah
multi meter digital 8000 V dan hydrometer.

15
(d) (e)
Gambar d) Multimeter digital 8000 V. Gambar e) Hydrometer
b) Alat kebersihan
Peralatan yang digunakan yaitu lap, sikat kawat, kuas, vacum cleaner.

Gambar f) Peralatan kebersihan pemeliharaan baterai GI Kisaran

c) Air Murni
Air murni berfungsi untuk menambah larutan elektrolit baterai ketika level
elektrolit baterai berkur ang.

Gambar g) Air murni dan corong

d) Alat Pelindung Diri

16
Alat pelindung diri (APD) berfungsi untuk mengurangi resiko dari
kecelakaan kerja. APD yang dipakai untuk pemeliharaan baterai adalah
sepatu safety, sarung tangan karet, helm safety,dan masker.

(a) (b) (c) (d)

Gambar h) (a) sepatu safety.(b) sarung tangan karet.(c) helem safety.(d) masker.

2. Membersihkan Baterai Dari Kotoran, Debu Dan Korosi

Sebelum melakukan pengukuran baterai, baterai harus di bersihkan


terlebih dahulu dari debu, kotoran dan korosi dengan mengguakan vacum cleaner,
sikat kawat, kuas, dan lap. Langkah – langkah yang dilakukan yaitu,

a) Bersihkan kotoran dan debu pada baterai menggunakan vacum cleaner.


b) Sikat sel baterai yang kotor.
c) Lap sel baterai menggunakan lap dan kuas yang berfungsi untuk
menghilangkan korosi – korosi tipis yang tertinggal.
d) Keringkan sel baterai menggunakan vacum cleaner.

Dalam melakukan pemebersihan korosi pada sel baterai harus


berhati-hati agar tidak terjadi short circuit.

3. Pengukuran Tegangan Baterai

17
Mengukur tegangan baterai Gardu Induk Kisaran menggunakan
alat multimeter 8000 V dengan mengarahkan switch selector pada posisi VDC.
Pengukuran baterai dilakukan pada saat rectifier dalam posisi floating charge.

Pengukuran yang dilakukan yaitu pengukuran tegangan persel


barterai dan tegangan total baterai. Fungsi dari pengukuran tegangan total adalah
untuk mengetahui seberapa besar tegangan baterai Gardu Induk Kisaran dari
jumlah tegangan Bank 1 86 sel baterai 110 VDC, 38 sel baterai 48 VDC dan Bank
2 92 sel baterai 110 VDC. Dan fungsi dari pengukuran persel adalah untuk
mengetahui apakah ada drop tegangan di setiap sel baterai.

(a) (b)

Gambar i) (a) pengukuran tegangan total baterai. (b) pengukuran tegangan


persel baterai

Bedasarkan pengukuran baterai Gardu Induk Kisaran yang telah di


lakukan didapatkan hasil sebagai berikut,

a) Tegangan total baterai 110 VDC = 103,2 VDC


b) Tegangan total baterai 38 VDC = 45,8 VDC
c) Tegangan total baterai 110 VDC = 104,8 VDC
d) Rata-rata tegangan persel baterai 110 VDC = 1,2 VDC
e) Rata–rata tegangan persel baterai 48 VDC = 1,3 VDC

4. Pengecekan Level Elektrolit Baterai

18
Level elektrolit baterai tidak boleh melebihi batas upper maupun
kurang dari batas lower. Apabila level elektrolit di bawah batas lower akan
menyebabkan elektroda kering sehingga dapat mengurangi kinerja dan umur
pemakaian (lifetime) baterai. Jika baterai sudah mendekati batas lower maka
larutan elektrolit dapat di tambah menggunakan air murni.

5. Pengukuran Berat Jenis Baterai

Tujuan melakukan pengukuran berat jenis elektrolit pada baterai


adalah untuk mengetahui kondisi elektrolit baterai. Hal ini sangat penting
dilakukan karena elektrolit baterai berfungsi sebagai konduktor atau sebagai
media pemindah elektron. Oleh karena itu agar proses kimia di dalam sel baterai
bekerja dengan baik, maka perlu dilakukan pemeriksaan atau pengukuran berat
jenis elektrolit baterai.

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur berat jenis elektrolit


baterai adalah hydrometer yang dapat di lihat pada gambar berikut :

Gambar j) Hydrometer

Standar berat jenis baterai alkali :

 Elektrolit baru = 1,20 gr/cm3


 Kondisi terisi penuh = 1,18 gr/cm3
 Berat jenis minimum = 1,16 gr/cm3

3.5. Pengujian Performance Test Baterai 110 VDC Selama 60 Menit

19
Metode pelaksanaan dengan cara sebagai berikut :

1. Memastikan tegangan 110 VDC normal dengan mengukur terlebih dahulu


tegangan total baterai 110 VDC.
2. Memastikan MCB baterai dan MCB beban dalam posisi on.
3. Lepas MCB suplai AC 3 phasa di rectifier 110 VDC.
4. Mengukur tegangan total baterai dan tegangan beban per 15 menit sekali.
5. Masukkan kembali MCB suplai AC 3 phasa setelah 60 menit pengujian.
6. Jika tegangan total baterai hingga 90 VDC, segera masukkan MCB suplai
AC 3 phasa.

3.6. CBM Level 1 Rectifier Dan Baterai Gardu Induk Kisaran

Inspeksi level 1 merupakan bagian pemeliharaan pada metode


CBM. Fungsi dilakukannya inspeksi CBM level 1 dalah untuk pencegahan dini
kerusakan pada peralatan dan untuk mengetahui kondisi peralatan yang dilakukan
secara periodik yaitu periodikal harian, mingguan,dan bulanan yang dilakukan
dengan menggunakan panca indera atau peralatan sederhana yang mungkin
menjadi bagian dari peralatan instalasi.

1. CBM Level 1 Pada Rectifier

Inspeksi yang dilakukan yaitu dengan mengecek :

1) Mengukur tegangan output dan arus pada beban.


2) Kondisi rectifier.
3) Fungsi meter dan indikator.
4) Terminal – terminal.
5) Indikasi suplai AC dan alarm.
6) DC ground.

2. CBM Level 1 Pada Baterai

20
Inspeksi yang dilakukan yaitu dengan mengecek :

1) Kondisi ruang baterai dan exhaust fan.


2) Rak baterai dan isolator rak baterai.
3) Casing baterai dan permukaan baterai.
4) Tegangan baterai total.
5) Level elektrolit.
6) Kondisi sambungan dan terminal.

3.7. Pengukuran Tegangan DC Ground ( Ground Fault )

Pengukuran DC ground yaitu pengukuran tegangan dari kutub (+) /


(-) ke ground. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah adanya hubung tanah
pada baterai. DC ground terjadi apabila hasil pengukuran memiliki nilai yang
tidak seimbang. Contoh nya jika kutub (+) ke ground memiliki nilai 110 VDC dan
kutub (-) ke ground memiliki nilai 12 VDC maka baterai mengalami DC ground
kutub (-), begitu juga sebaliknya. Jadi tegangan DC ground yang paling kecil atau
mendekati nol itulah yang polaritasnya menyentuh dengan ground.

BAB IV

21
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan, analisa dan praktek kerja dalam


implementasi pemeliharaan baterai Gardu Induk yang menjadi pembahasan maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut,

1. Baterai Gardu Induk memiliki peran yang sangat penting dalam menyuplai
tegangan ke beban DC seperti rele proteksi, peralatan kontrol dan scadatel.
Oleh karena itu baterai perlu terjaga kapsitas, kinerja dan keandalannya
dalam operasi Gardu Induk.
2. Baterai Gardu Induk Kisaran tersusun secara seri untuk mendapatkan
tegangan total sebesar 103,2 VDC, 45,8 VDC dan 104,8 VDC sebagai
suplai ke beban.
3. Gardu Induk Kisaran memiliki 2 bank baterai yaitu bank1 110 VDC yang
terdiri dari 86 sel baterai dan 38 sel baterai 48 VDC sedangkan bank2
memiliki 92 sel baterai 110 VDC
4. Tahap – tahap dalam pemeliharaan baterai Gardu Induk Kisaran periode
bulanan yaitu,
a) Mempersiapkan alat dan material.
b) Membersihkan baterai dari kotoran, debu dan korosi.
c) Mengukur tegangan total dan persel baterai.
d) Mengukur level larutan elektrolit baterai.
e) Mengukur berat jenis baterai.
f) Mengukur DC ground baterai.
g) Pengujian performance test baterai 110 VDC selama 60 menit pada
rectifier.
5. Dalam pengoptimalan sistem kerja baterai tidak hanya dengan adanya
pemeliharaan tetapi juga dengan melakukan cheklist atau CBM level 1
pada baterai secara periodik yaitu harian, mingguan, bulanan.

4.2. Usul Dan Saran

22
1) Operator Gardu Induk sebaiknya disiplin dan bertanggung jawab dalam
pelaksanaan pengoperasian Gardu Induk, karena disiplin dalam bekerja
dan menerapkan SOP yang berlaku akan memperkecil resiko kecelakaan
kerja, kegagalan dalam pengoperasian Gardu Induk, dan kerusakan
peralatan Gardu Induk khususnya pada baterai.
2) Dalam implementasi pemeliharaan baterai harus dilakukan secara
konsisten agar baterai selalu bekerja dengan baik.

Daftar Pustaka

23
 Buku “ Materi Pembidangan Prajabatan Taransmisi ” sistem pemakaian
sendiri edisi1 2011.
 Buku “ laporan har tahunan baterai dan rectifier” UPT. Pemantang Siantar –
GI. Kisaran.
 https://www.scribd.com/doc/
 https://www.elektro.undip.ac.id

24

Anda mungkin juga menyukai