PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terampil, profesional, dan siap pakai untuk menjadi tenaga kerja yang
kegiatanyang dinamakan Praktik Industri (PI) pada instansi yang sesuai dengan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan yang didapatkan dari bangku
perkuliahan menjadi bekal untuk terjun ke dalam dunia industri yang penuh
tantangan dan kompetensi global. Maka dari itu, Praktik Industri harus
manusia yang terampil dalam bidang kelistrikan maka kegiatan kerja praktik
1
Perusahaan yang dipilih adalah PT. PLN (Persero) ULP Sungguminasa.
Pada instansi PLN unit ULP (Unit Layanan Pelanggan) adalah pihak yang
pelayanan distribusi PLN dengan ikut bersama mitra PLN yaitu beberapa KHS
pedesaan. Oleh karena itu, dibutuhkan kualitas jaringan sistem distribusi listrik
yang handal. Keadaan ini dapat terjadi karena sistem distribusi semakin padat dan
berkembang.
Pada kondisi normal sistem distribusi teraliri oleh arus maupun tegangan
tersebut merupakan peralatan yang sensitif terhadap gangguan, baik yang berasal
dari faktor dalam (internal) alat tersebut maupun dari luar (eksternal) alat tersebut.
perlengkapan tersebut dapat bekerja dengan baik sesuai fungsinya, dan juga
menjamin bahwa jaringan tetap berfungsi dengan baik untuk menyalurkan energi
Dalam hal ini, perawatan dan pemeliharaan jaringan yang dilakukan oleh
pihak PLN bekerjasama dengan mitra PLN dalam hal ini bersama dengan
beberapa Tim KHS. Oleh karena itu, hal ini yang mendorong penulis untuk
2
mengadakan praktek industri dengan judul “Pemeliharaan Jaringan Distribusi
1. Tujuan Umum
setelah lulus.
2. Tujuan Khusus
perubahan teknologi.
f. Saling memberikan masukan antara mahasiswa dengan tenaga kerja yang ada
mengoperasikannya.
3
C. Manfaat Praktik Industri
1. Manfaat Teoritik
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
1.) Memenuhi tugas mata kuliah Praktek Industri pada Program Studi
2.) Menambah wawasan sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni yaitu
mengenai kelistrikan.
4.) Menjawab keraguan mahasiswa selama ini antara teori dan dengan apa
1.) Menjalin keja sama antara perguruan tinggi dengan dunia industri.
4
c. Bagi Perusahaan
1.) Membina hubungan yang baik dengan pihak institusi Perguruan Tinggi dan
Mahasiswa.
pendidikan.
5
BAB II
TINJAUAN UMUM
A. Sejarah Perusahaan
Berawal di akhir abad 19, bidang pabrik gula dan pabrik ketenagalistrikan
bergerak di bidang pabrik gula dan pebrik teh mendirikan pembangkit tenaga
dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh listrik melalui delagasi Buruh/Pegawai
Listrik dan Gas yang bersama-sama dengan Pemimpin KNI Pusat berinisiatif
6
Umum dan Tenaga dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5
MW.
Pada tanggal 1 januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi
bidang listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada
saat yang sama, 2 (dua) perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN)
sebagai pengelola tenaga listrik milik negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN)
Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 17, status
kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak
tahun 1994 status PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan
Perseroan (Persero) dan juga sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi
pertumbuhan kota yang diikuti peningkatan kebutuhan tenaga listrik, pada tahun
1925 Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) disungai Jeneberang daerah Pandang-
7
Tahun 1946 mulai dibangun pusat Tenaga Listrik Diesel (PLTD) yang
NIGEM) yang pada tahun 1949 dialihkan pengelolaannya pada NV. OGEM.
Negara (PLN) Makassar yang merupakan cikal bakal PLN Unit Bisnis Sulselra
yang saat ini mengelola pelistrikan diwilayah propinsi Sulawesi Selatan dan
Tenggara.
perusahaan hanya dikota Makassar, sedang daerah diluar Makassar antara lain
dengan wilayah kerja meliputi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara yang
Negara, maka PLN cabang luar kota tidak dapat dimasukkan dalam organisasi,
sebagai cabang luar kota dibubarkan dan peraturan segala sesuatunya diserahkan
8
PLN Eksploitasi VI terus berkembang dan selain membawahi beberapa
PLTD juga membawahi PLN Area Makassar serta PLTU Tello yang diresmikan
pada tahun 1971. PLN Area Makassar membawahi unit-unit kerja antara lain
Bontoala.
tentang perusahaan umum Listrik Negara yang mempunyai arti penting bagi PLN
Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No. 01/PTR/1973 tentang struktur
organisasi dan pembagian tugas Perusahaan Umum Listrik Negara, maka PLN
Sulselra dengan wilayah kerja provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.
Pinrang, Bulukumba, Palopo, Kendari dan Bau-bau. Selain itu juga membawahi 2
sektor yaitu sektor Tello dan Bakaru serta Unit Pengatur Beban (UPB).
Selatan kepada PLN Unit Bisnis Sulselra mengeluarkan surat keputusan sebagai
berikut:
9
Perusahaan Perseroan (Persero).
2. Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) No. 059.K/DIR/1995 PT. PLN (Persero)
Unit Bisnis Sulselra Area Makassar dibagi menjadi 4 Rayon, yairtu Rayon
3. Surat Keputusan Pimpinan PT. PLN (Persero) Unit Bisnis Sulselra No.
b. Daerah Tingkat II Kab. Maros, dengan satuan organisasi, yaitu : PLN Rayon
Rayon Kalebajeng, PLN Ranting Malino, Kantor Jaga Lanna, Sub Ranting
e. Pulau Barang Lompo dengan satuan organisasi, yaitu Sub Rayon Barang
Lompo.
10
g. Pulau Balang Lompo dengan satuan organisasi Listrik Desa Balang Lompo.
1. Visi Perusahaan
2. Misi Perusahaan
kehidupan masyarakat.
3. Tujuan Perusahaan
kepentingan umum dalam jumlah dan mutu yang memadai serta memupuk
Perseroan Terbatas.
11
C. Logo dan Makna Perusahaan
1. Logo PLN
bahwa PT. PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir
jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun mengartikan
kerja cepat dan tepat para insan PT. PLN (Persero) dalam memberikan solusi
12
kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan perusahaan serta
c. Tiga Gelombang
Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oteh tiga bidang usaha
yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT. PLN (Persero) guna
menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang
Listrik
13
Struktur Organisasi PT PLN (Persero) ULP Sungguminasa dimana
Manager dibantu oleh 3 (tiga) Supervisor dan beberapa pejabat fungsional seperti
terlihat pada gambar 2.1. Secara fungsional membawahi 3 (tiga) unit Pelayanan
1. Manager
perusahaan
2. Supervisor Teknik
secara terus menerus dan pencapaian target kinerja SAIDI/SAIFI serta energi tak
pelaksanaan aktivitas pada fungsi anggaran dan keuangan yang terkait dengan
14
tugas pokok dan fungsi unit kerjanya sehingga sistem pengelolaan anggaran dan
pembacaan meter dan Rute Baca Meter dalam rangka mengamankan pendapatan
15
Berikut ini struktur organisasi perusahaan:
Manager ULP
(Muh.SyahrirMus)
Mariana
Nyoman Tony Andy Mulya
Pertiwi
Wahyuddin Gildian As
Ramadhan Zulkarnain
Sieddiqy
Rachmat
Sribanong Muh.Sofyan
Hidayat
Try Azharyono
Arfandi Muh.Azwar
HS
Saiful
16
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Pemeliharaan
mendapatkan jaminan bahwa suatu sistem atau peralatan akan berfungsi secara
optimal, umur teknisnya meningkat dan aman baik bagi personil maupun bagi
tahunan.
bekerja dengan baik sesuai fungsinya. Dalam hal ini pemeliharaan jaringan yang
dilakukan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan sistem tanpa tegangan
listrik untuk pelanggan menjadi terhambat dan tidak dapat melakukan proses
produksi dengan optimal karena tenaga listrik tidak tersalurkan. Kerugian yang
dialami oleh perusahaan listrik sangatlah besar karena adanya pemadaman listrik
mengakibatkan banyaknya energi listrik yang hilang dan tidak dapat terjualkan
kepada konsumen.
17
2. Tujuan Pemeliharaan
c. Menjamin bahwa energi listrik yang diterima pelanggan selalu berada dalam
f. Menjaga kondisi peralatan atau sistem dengan baik, sehingga kualitas produksi
g. Mempertahankan nilai atau harga diri peralatan atau system, dengan mencegah
timbulnya kerusakan-kerusakan.
h. Untuk menjamin keselamatan bagi karyawan yang sedang bekerja dan seluruh
suatu alat.
18
j. Untuk mendapatkan suatu kombinasi yang ekonomis antar berbagai faktor
3. Jenis-jenis Pemeliharaan
Oleh karena luas dan kompleknya keadaan jaringan distribusi dan tidak
pemeliharaan yaitu:
keandalan yang lebih baik (dalam batas pengertian operasi) tanpa mengubah
kerusakan peralatan/gangguan.
19
Pekerjaan-pekerjaan yang termasuk pemeliharaan korektif diantaranya
adalah:
memperbaiki jaringan yang rusak yang disebabkan oleh force majeure atau
bencana alam seperti gempa bumi, angin ribut, kebakaran dan sebagainya yang
terjadi mendadak.
dari pembangkit tenaga listrik (power station) hingga sampai kepada konsumen
20
Secara garis besar jaringan distribusi dapat dibagi menjadi dua bagian
yaitu:
menengah (20 KV). Jaringan ini berawal dari sisi sekunder trafo daya yang
terpasang pada gardu induk hingga kesisi primer trafo distribusi yang terpasang
b. Distribusi sekunder adalah jaringan daya listrik yang termasuk dalam kategori
tegangan rendah (sistem 380/220 Volt), yaitu rating yang sama dengan
tegangan peralatan yang dilayani. Jaringan distribusi sekunder bermula dari sisi
skunder trafo distribusi dan berakhir hingga ke alat ukur (meteran) pelanggan.
21
a. Gardu Induk
c. Gardu Distribusi
merupakan daerah / titik pertemuan antar jaringan primer dan jaringan sekunder
karena pada gardu ini tegangan menengah (TM) diubah ketegangan rendah (TR).
d. Feeder (Penyulang)
utamanya adalah tiang (beton, besi), Cross arm dan konduktor. Konduktor yang
22
b. Saluran Kabel Tegangan Menengah
pengaruh mekanis dari luar. Kabel ini memiliki isolasi sedemikian rupa sehingga
1.) Tidak mudah mengalami gangguan baik oleh cuaca dan binatang
4. Peralatan-peralatan Konstruksi
a. Tiang
23
b. Transformator
c. Penghantar
arus dari satu bagian ke bagian lain dan juga untuk menghubungkan bagian-
bagian yang dirancang bertegangan sama. Dilihat dari jenis isolasi yang
digunakan, penghantar terdiri dari dua jenis, yaitu konduktor atau kawat telanjang
24
d. Isolator
maupun ke penghantar lainnya. Maka sifat-sifat utama yang harus dimiliki isolator
adalah:
4.) Tanpa berubah bentuk dan sifatnya mempunyai daya tahan perubahan
temperatur tinggi
Cross Arm dipakai untuk menjaga penghantar dan peralatan yang perlu
dipasang diatas tiang. Material Cross Arm terbuat dari besi. Cross Arm dipasang
baut dan mur secara langsung. Pada Cross Arm dipasang baut-baut penyangga
isolator dan peralatan lainnya, biasanya Cross Arm ini dibor terlebih dahulu untuk
25
5. Sistem Proteksi pada Jaringan Distribusi
pada sistem tenaga listrik, misalnya ada arus lebih, tegangan lebih, dan
sebagainya. Jika dibiarkan gangguan itu akan meluas keseluruhan sistem sehingga
bisa merusak semua peralatan sistem tenaga listrik yang ada. Maka dari itu sistem
sistem tegangan tinggi adalah 140 m/s. Namun, dimasa mendatang waktu ini
26
d. Sensitivitas (kepekaan) adalah besarnya arus gangguan agar alat bekerja. Harga
ini dapat dinyatakan dengan besarnya arus dalam jaringan aktual (arus primer)
berikut:
Pemutus Tenaga atau disebut juga Circuit Breaker (CB). Berfungsi untuk
karena adanya gangguan sehingga secara otomatis PMT akan membuka ataupun
Rele ini bekerja dengan membaca input berupa besaran arus kemudian
membandingankan dengan nilai setting, apabila nilai arus yang terbaca oleh rele
melebihi nilai setting, maka rele akan mengirim perintah trip (lepas) kepada
27
Pemutus Tenaga (PMT) atau Circuit Breaker (CB) setelah tunda waktu yang
c. Sectionalizer
current protective device) yang dipasang hanya sebagai pengaman cadangan PMT
atau recloser.
Fuse Cut Out adalah peralatan proteksi yang bekerja apabila terjadi
gangguan arus lebih. Alat ini akan memutuskan rangkaian listrik yang satu dengan
28
Prinsip kerjanya adalah ketika terjadi gangguan arus maka fuse pada cut
out akan putus, seperti yang ada pada SPLN 64 tabung ini akan lepas dari
pegangan atas, dan menggantung di udara, sehingga tidak ada arus yang mengalir
ke sistem.
e. Recloser
tenaga yang dilengkapi dengan peralatan kontrol. Peralatan ini dapat merasakan
arus gangguan dan memerintahkan operasi buka tutup kepada pemutus tenaga.
Untuk jaringan yang panjang (>20 km) perlu dipasang 2 atau lebih PBO pada
jarak tertentu dengan koordinasi yang baik, agar gangguan yang terjadi dapat
segera dibebaskan.
29
f. Lightning Arrester
dan peralatannya terhadap tegangan lebih abnormal yang terjadi karena sambaran
petir (flash over) dan karena surja hubung (switching surge) di suatu jaringan.
Lightning arrester ini memberi kesempatan yang lebih besar terhadap tegangan
lebih abnormal untuk dilewatkan ke tanah sebelum alat pengaman ini merusak
peralatan jaringan seperti tansformator dan isolator. Oleh karena itu lightning
arrester merupakan alat yang peka terhadap tegangan, maka pemakaiannya harus
g. Fault Indicator
gangguan yang dipasang pada setiap fasanya. Dimana apabila terjadi gangguan
30
BAB IV
KEGIATAN PRAKTIK
Piket Operasi
Grounding Set.
sesuai SOP.
dudukan FCO.
31
7. Buka jumper-jumper FCO.
Alat : Tangga Fiber, Tang, Cutter, Kunci Pas, Tang Press, Gunting
Kabel.
32
B. Pemasangan Arrester
Piket Operasi
Grounding Set.
sesuai SOP.
dudukan Arrester.
tambang.
33
12. Periksa dan yakinkan kembali pemasangan arrester dan
benar.
17. Bereskan semua peralatan kerja, K3 dan alat ukur pada tempat
Alat : Tangga Fiber, Tang, Cutter, Kunci Pas, Tang Press, Gunting
Kabel.
34
C. Pemasangan Fault Indicator
setiap fasanya
Piket Operasi
sesuai SOP.
menengah
35
D. Pemasangan Transformator
Piket Operasi
sesuai SOP.
36
E. Penyeimbangan Beban pada Transformator
Tujuan : Untuk mengurangi arus netral pada trafo sehingga rugi-rigi daya
Piket Operasi
sesuai SOP.
Transformator.
Avometer.
37
Solusi : Penyeimbangan beban
F. Pemangkasan Pohon
menengah
Piket Operasi
sesuai SOP.
Bahan :-
Masalah : Jarak antara ranting pohon yang hampir mendekati kabel jaringan
tegangan menengah
38
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Praktik Industri mengajari bagaimana sikap disiplin, tanggung jawab dan etika
B. Saran
Dari hasil Praktik Industri yang telah dilakukan, saran yang dapat
dengan pihak industri dalam hal penempatan mahasiswa sesuai dengan jenjang
keilmuannya.
39
2. Bagi Pihak Industri
3. Bagi Mahasiswa
40