PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Ruang Lingkup
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan dan Kegunaan Magang
Tujuan magang adalah agar mahasiswa :
a. Memiliki pengetahuan, sikap dan ketrampilan dalam menyelesaikan
pekerjaan yang bersifat aplikatif dan praktis.
b. Kenal dan memperluas pandangan mengenai lingkup pekerjaan di lapangan
kerja.
c. Menerapkan pengetahuan yang telah dipelajari di Politeknik Negeri
Semarang.
Adapun kegunaan dilaksanakannya magang ini adalah :
a. Mengetahui arah profesi lulusan program kelas Kerjasama PT PLN (Persero)
dengan Politeknik Negeri Semarang khususnya di bidang Teknik Elektro.
b. Sebagai bahan evaluasi dalam peningkatan mutu kurikulum di masa depan.
c. Mengaplikasikan prinsip-prinsip ilmu dasar yang diperoleh dari bangku
perkuliahan serta menambah ilmu pengetahuan, pengalaman, dan wawasan
akan praktek praktek atau proses kerja secara nyata di dunia industri yang
sesungguhnya.
1.3.2. Tujuan Penulisan Laporan
Setelah melaksanakan magang selama 3 bulan, mahasiswa telah memperoleh ilmu
dan pengetahuan baru yang nanti akan disusun menjadi sebuah laporan sebagai
suatu bukti bahwa ada satu ilmu baru yang telah diterapkan.
Tujuan penulisan laporan magang adalah sebagai berikut :
a. Sebagai bentuk pertanggungjawaban mahasiswa setelah melaksanakan
magang.
b. Melatih mahasiswa dalam menuangkan ide serta ilmu yang telah mereka
terima selama pelaksanaan magang di PT PLN (Persero).
c. Menyampaikan pentingnya pemeliharaan pada jaringan distribusi.
d. Menyampaikan dan memperkenalkan Penertiban Pelanggaran Tenaga Listrik
sebagai sarana untuk melaksanakan pemeriksaan tenaga listrik.
1.4. Pembatasan Materi
Hal-hal yang dimuat dalam laporan ini meliputi profil dari perusahaan dan
kegiatan (berupa pemeliharaan dan Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik) yang
terkait selama magang berlangsung.
2
1.5.
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1.
keputusan
Menteri
Pekerjaan
Umum
dan
Tenaga
Listrik
Wilayah I Aceh
Wilayah II Sumatra Utara
Wilayah III Sumbar-Riau
Wilayah IV Sumsel-Bengkulu-Jambi dan Bangka Belitung
Wilayah V Kalimantan Barat
Wilayah VI Kalimantan Selatan, Timur dan Tengah
merupakan
wadah
atau
organisasi
yang
terorganisir
dengan
pencerahan
masyarakat.Kuning
bagi
juga
kehidupan
melambangkan
solusi
terbaik
pelanggannya.Warnanya
melambangkan
kedewasaan
bagi
yang
PLN
para
merah
sebagai
serta keberanian
perkembangan jaman.
3. Tiga Gelombang
Tiga Gelombang Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan
oleh tiga bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu
pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang
seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT
PLN
layanan
baru,
perubahan
daya,
Kecamatan Borobudur
Kecamatan Mungkid
Kecamatan Mertoyudan
Kecamatan Sawangan
Kecamatan Dukun
Kecamatan Salam
Kecamatan Ngluwar
Kecamatan Muntilan
Kecamatan Srumbung
Dengan jumlah pelanggan yang cukup banyak, yaitu 107 ribu per maret 2015.
Untuk memenuhi pasokan listrik kepada konsumen, maka wilayah kerja Rayon
Borobudur di suplai dari lima penyulang yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
Penyulang Sanggrahan 6
Penyulang Sanggrahan 8
Penyulang Sanggrahan 9
Penyulang Sanggrahan 10
Penyulang Medari 9
Dengan Wilayah yang cukup luas serta jumlah pelanggan yang cukup banyak,
maka untuk menjaga mutu dan kualitas pelayanan dan jaringan tenaga listrik
wilayah kerja rayon borobudur, dibentuk empat kantor pelayanan gangguan untuk
melayani pengaduan pelanggan mengenai masalah masalah kelistrikan pada
pelanggan. Empat kantor pelayanan tersebut adalah :
1. Kantor Pelayanan Gangguan Borobudur
2. Kantor Pelayanan Gangguan Muntilan
9
10
MEANVW
Su
S t a t fa f f f
up
pe
r e v r vi s i o s or
Gambar 2.2. Struktur Organisasi Pegawai PT. PLN (Persero) Rayon Borobudur
2.5.1. Tugas dan Wewenang
1. Manager Rayon
Tugas Pokok:
a. Bertanggung jawab dalam meningkatkan pelayanan pelanggan,
b. Pengelolaan administrasi pelanggan,
c. Pendistribusian tenaga listrik, pengoperasian, pemeliharaan
jaringan dan gardu distribusi di wilayah kerjanya secara efisien
dan efektif, serta
d. Pelaksanaan penyambungan baru (PB) dan perubahan daya (PD)
untuk mendukung peningkaan penjualan tenaga listrik kepada
pelanggan, membina hubungan kerja, kemitraan dan komunikasi
yang efektif guna menjaga citra perusahaan serta mewujudkan
Good Corporate Governance.
Untuk melaksanakan tanggung jawab sebagaimana disebutkan di atas,
Manajer Rayon mempunyai tugas sebagai berikut :
11
pelaksanaan
pendistribusian
tenaga
listrik,
kinerja
Operasi
Jaringan
Distribusi.
f. Bertanggung jawab atas pelaksanaan manajemen asset distribusi.
g. Mengkoordinir pelaksanaan konstruksi untuk mendukung
program pemasaran, mutu keandalan dan efisiensi.
h. Bertanggung jawab atas penyusunan Tingkat Mutu Pelayanan.
i. Melaksanakan Koordinasi dengan instalasi terkait dalam rangka
meningkatkan penyaluran tenaga listrik.
j. Bertanggung jawab atas pelaksanaan K3 dan peralatan kerja.
k. Melaksanakan kegiatan pembinaan dan administrasi personalia,
pengelolaan kesektretariatan, kehumasan, dan pengendalian
keuangan.
2. Supervisor Teknik
Tugas Pokok :
Bertanggung jawab dalam perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan
pelayanan teknik yang meliputi :
a. Survei perencanaan kebutuhan material dan pasang Sambungan
Rumah (SR) dan Alat Pengukur dan Pembatas (APP) untuk
pekerjaan PB/PD,
b. Penyambungan sementara,
pemutusan
kembali,
c. Operasi dan pemeliharaan distribusi,
d. Pengendalian konstruksi,
12
dan
penyambungan
dan
penyambungan
mengendalikan
sementara,
permintaan
pemutusan
dan
PB/PD,
penyambungan
rencana
pembangunan,
jaringan
pengoperasian
pelaksanaan
distribusi,
cubicle,
dan
operasi
dan
proteksi
dan
pembangunan jaringan.
f. Memantau Pembebanan Jaringan Distribusi, mutu tegangan dan
SAIDI/SAIFI.
g. Melaksanakan pengelolaan sarana dan peralatan kerja.
h. Membuat usulan pembangunan listrik pedesaan.
i. Melakukan pengelolaan data asset.
3. Supervisor Transaksi Energi
Tugas pokok :
a. Bertanggung jawab dalam penekanan dan pengendalian susut
energi non teknis.
b. Membantu supervisor teknik dalam penyambungan sementara,
pemutusan dan penyambungan kembali.
Untuk melaksanakan tanggung jawab sebagaimana disebutkan di atas,
Supervisor Pelayanan Teknik mempunyai fungsi sebagai berikut:
13
a. Memantau
dan
penyambungan
mengendalikan
sementara,
pemutusan
permintaan
dan
PB/PD,
penyambungan
4. Supervisor Administrasi
Tugas Pokok:
a. Bertanggung jawab dalam penyusunan anggaran, pengelolaan
keuangan, penyelenggaraan kesekretariatan dan rumah tangga
kantor.
b. Pengelolaan SDM dan penyelenggaraan kegiatan hukum dan
kehumasan.
Untuk Melaksanakan tanggung jawab sebagaimana disebutkan diatas,
Supervisor Keuangan dan Administrasi mempunyai fungsi sebagai
berikut :
a. Memverifikasi dan memvalidasi bukti-bukti penerimaan dan
pengeluaran dana imprest.
b. Melaksanakan opname saldo kas setiap bulan.
c. Mengawasi dan bertanggung jawab terhadap pengiriman (transfer
otomatis) dan penyimpaan fisik uang.
d. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap penerimaan
pendapatan.
e. Memonitor atas perekaman data transaksi keuangan dan
pengiriman data SIMKEU.
f. Melakukan rekonsiliasi/konfirmasi pendapatan operasi, saldo
Bank, saldo hutang piutang, persekot pegawai/dinas, PUMPKPR/BPRP dan fungsi terkait.
14
dan
database
pelanggan
(Data
Base
Administrator/DBA)
Untuk
15
jawab
atas
penerimaan,
perhitungan
dan
layanan lainnya.
Administrasi pelanggan
Rencana panjualan
Kehumasan
Pelaksanaan dan pengendalian penagihan atas piutang pelanggan
dan usula penghapusan piutang ragu-ragu.
atas
penerimaan
pembayaran
Biaya
17
BAB III
PEMELIHARAAN JARINGAN DISTRIBUSI
3.1.
18
Penyebab Internal
Yaitu gangguan yang disebabkan oleh faktor-faktor yang ada pada jaringan itu
sendiri (faktor teknis), seperti :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
2.
Yaitu gangguan yang disebabkan oleh faktor-faktor diluar jaringan (faktor nonteknis), seperti :
19
1.
2.
3.
4.
5.
3.2.
Bencana alam
Pepohonan
Makhluk hidup (burung, tikus, ular, dll)
Bangunan dekat jaringan
Benang layangan
Pemeliharaan Secara Umum
Tujuan
Dengan
dasar
Surat
Edaran
Direksi
PT.PLN
(Persero)
Nomor
20
Gambar 3.1. Grafik kemampuan dan umur peralatan (a) pemeliharaan secara
benar, (b) tanpa dipelihara.
3.4.
Jenis Pemeliharaan
Oleh karena luas dan kompleknya keadaan jaringan distribusi dan tidak sedikitnya
system jaringan dan peralatan distribusi yang perlu dipelihara, pemeliharaan
jaringan distribusi dapat dikelompokan dalam tiga macam pemeliharaan yaitu :
21
400 V
8,23
20 K V
8,54
5,48
6,09
4,56
6,09
2,5
4,56
6,09
5,48
6,09
1,20
1,80
Hantaran ke kabel
0,60
1,20
0,60
1,20
Hantaran ke sekur
0,60
1,20
10
saran-saran
untuk
perbaikan.
Pekerjaan
dalam
kegiatan
pemeriksaan rutin sistematis akan lebih luas jangkauannya dan akan lebih
teliti, bisa sampai tahap bongkar pasang (over houl).
Contoh pemeriksaan rutin :
1. Inspeksi Jaringan SUTM dan SUTR : Memeriksa dan melaporkan keadaan
tiang, Bracket, Cross Arm, Pentanahan, Penghantar ,Isolator, Cut Out,
Arrester, PT-LBS / PTS dan lain-lain.
23
Gambar 3.3. Isolator berlumut (kanan) dan isolator suspensi pecah 1 (kiri)
24
25
Gam
bar 3.7. Pemeriksaan jaringan dengan Thermo Vision
Contoh pemeliharaan rutin antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.
Gambar 3.8. Kegiatan Pemotongan ranting pohon oleh tim rabas rabas
26
b.
Gambar 3.9. Pekerjaan SUTM putus dan isolator pecah akibat sambaran petir
27
28
c.
29
Jadwal Pemeliharaan
Salah satu usaha untuk meningkatkan mutu, daya guna, dan keandalan tenaga
listrik yang telah tercantum dalam tujuan pemeliharaan adalah menyusun program
pemeliharaan periodik dengan jadwal tertentu. Menurut siklusnya kegiatan
pelaksanaan pemeliharan distribusi dapat dikelompokan dalam empat kelompok
yaitu :
a. Pemeliharaan Bulanan
Merupakan pemeliharaan yang dilaksanakan dalam keadaan beroperasi atau
bertegangan.Misalnya pemeliharaan pada trafo distribusi.
b. Pemeliharaan tri wulanan
Merupakan suatu kegiatan dilapangan yang dilaksanakan dalam tiga bulan dengan
maksud untuk mengadakan pemeriksaan kondisi system. Dengan harapan
langkah-langkah yang perlu dilaksanakan perbaikan system peralatan yang
terganggu dapat ditentukan lebih awal.
Bila ada keterbatasan dalam masalah data pemeliharaan, program pemeliharaan
triwulan dapat dibagi untuk memelihara bagian-bagian jaringan distribusi yang
rawan gangguan, diantaranya adalah saluran telanjang atau tidak berisolasi.
Dimana saluran udara semacam ini diperkirakan paling rawan terhadap gangguan
external misalnya pohon-pohon, benang layang-layang dan sebagainya.
30
2.
c. Pemeliharaan semesteran
Merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dilapangan dengan maksud untuk
mengetahui sendiri kemungkin keadaan beban jaringan dan tegangan pada ujung
jaringan suatu penyulang TR (tegangan rendah). Dimana besarnya regulasi
tegangan yang diijinkan oleh PLN pada saat ini adalah + 5% untuk sisi pengirim
dan 10% untuk sisi penerima. Perbandingan beban untuk setiap fasanya pada
setiap penyulang TR tidak kurang dari 90%; 100% dan 110%.
Kegiatan yang perlu dilakukan dalam pemeliharaan ini adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
d. Pemeliharaan tahunan
Pemeliharaan tahunan merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk
mengadakan pemeriksaan dan perbaikan system peralatan. Kegiatan pemeliharaan
tahunan biasanya dilaksanakan menurut tingkat prioritas tertentu .Pada prakteknya
pemeliharaan tahunan dapat dilaksanakan dalam dua keadaan yaitu :
1.
2.
31
pasang (over houl). Dengan keadaan ini, pelaksanaan pemeliharaan tiga tahunan
merupakan kegiatan pemeliharaan rutin yang termasuk pekerjaan pemeriksaan
rutin sistematis.
32
3.6.
Pemeliharaan Tiang
33
35
36
37
Trafo Distribusi adalah merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam
penyaluran tenaga listrik dari gardu distribusi menuju ke konsumen. Kerusakan
pada Trafo Distribusi dapat menyebabkan kontinyuitas pelayanan terhadap
konsumen akan terganggu (terjadi pemutusan aliran listrik atau pemadaman).
38
39
(c) Bagian dalam trafo tanpa minyak (kanan) dan tap changer (kiri)
Gambar 3.21. Transformator CSP (Complete Self Protection)
Trafo distribusi 1 phasa yang digunakan adalah trafo distribusi
tipe CSP
(Complete Self Protection). Trafo tipe ini memiliki pengaman sebagai kesatuan
unit trafo pengaman yang terdiri dari pengaman terhadap gangguan surja petir dan
surja hubung , pengaman beban lebih dan pengaman hubung singkat. Selain itu
trafo ini juga dilengkapi dengan lampu merah peringatan yang akan menyala bila
temperatur kumparan melebihi batas yang diijinkan untuk isolasinya Kondisi ini
apabila tidak diambil tindakan dan temperatur mencapai batas bahaya maka CB
(circuit breaker) akan bekerja membuka. Apabila diperlukan CB dapat diset pada
posisi darurat untuk melakukan beban lebih sementara. Dalam gambar diatas
terlihat bentuk trafo tipe CSP satu fasa.
3.7.1. Pengukuran Tahanan Isolasi
Pengukuran tahanan isolasi belitan transformator adalah proses pengukuran
dengan suatu alat ukur Insulation tester (megger) untuk memperoleh hasil
(nilai/besaran) tahanan isolasi belitan/kumparan trafo tenaga antar bagian yang
diberi tegangan (fasa) terhadap badan (case/body) maupun antar belitan primer,
sekunder dan tersier (bila ada).
40
Serta menunjukan warna merah (tahanan isolasi sama dengan nol) ketika :
1. Pengukuran sisi primer body trafo
2. Pengukuran X1-X2 (Breaker close)
3. Pengukuran X3-X4 (Breaker close)
P
X1
X2
41
X3
X4
G
0
Ada Nilai Ada Nilai Ada Nilai Ada Nilai
X1
Ada Nilai X2
Ada Nilai Ada Nilai X3
Ada Nilai Ada Nilai Ada Nilai X4
Ada Nilai Ada Nilai Ada Nilai Ada Nilai Tabel 3.2. Hasil Pengukuran pada posisi breaker open / terbuka kondisi normal
P
X1
X2
X3
X4
G
0
Ada Nilai Ada Nilai Ada Nilai Ada Nilai
X1
Ada Nilai X2
Ada Nilai 0
X3
Ada Nilai Ada Nilai Ada Nilai X4
Ada Nilai Ada Nilai Ada Nilai 0
Tabel 3.3 . Hasil Pengukuran pada posisi breaker close / tertutup kondisi normal
Bila dalam pengukuran tahanan isolasi tidak sesuai dengan keterangan diatas,
maka trafo tersebut dalam kondisi rusak. Bagian yang rusak bisa berupa
pengaman pelebur disisi primer yang rusak, breaker disisi sekunder yang rusak,
kabel pada bushing primer atau sekunder putus, dan terjadi kerusakan pada belitan
primer dan/atau sekunder.
3.7.2. Pemasangan Ground Rod
Pentanahan/pembumian (Grounding) merupakan salah satu faktor kunci dalam
usaha pengamanan rangkaian listrik. Dirancang untuk mencegah timbulnya
bahaya listrik seperti sengatan listrik, kebakaran, dan lain lain. Oleh karenanya,
setiap peralatan listrik perlu dibumikan termasuk peralatan jaringan distribusi
tenaga listrik milik PLN.
Di Area Magelang sendiri, untuk pembumian transformator menggunakan dua
buah ground wire. Ground wire antara body transformator dan arrester dipisah
(ground wire arrester langsung ke tanah dan ground wire body trafo langsung
ketanah) seperti gambar dibawah ini.
42
Gambar 3.24. Aliran arus yang terjadi akibat petir Dengan satu pentanahan
43
tidak bisa diperbaiki lagi. Oleh karenanya, pemasangan ground rod khusus untuk
arrester perlu dilaksanakan untuk menjaga keamanan transformator dari
gangguan.
Berikut realisasi pemasangan ground rod pada transformator 1 phasa :
44
45
46
P
0
X1
100000
X2
100000
47
X3
100000
X4
100000
X1
60000
X2
60000
0
X3
90000
30000
100000
X4
75000
30000
100000
Tabel 3.7. Hasil Pengukuran trafo Voltra pada posisi breaker close / tertutup
Dari data diatas, terjadi kelainan pada pengukuran tahanan isolasi pada X3X4 ketika breaker close/tertutup. Seharusnya ketika kondisi breaker
close/tertutup X3-X4 terhubung dan menunjukan nilai 0. Kemungkinan
sambungan antara X3 dan X4 terputus. Dilakukan pembukaan trafo untuk
mengetahui bagian yang putus.
tahanan isolasi trafo tersebut. Jika hasil dari pengukuran tersebut sesuai dengan
tabel 3.2. dan tabel 3.3. maka kondisi trafo telah kembali normal.
3.8. Pelaporan Pada Pekerjaan Pemeliharaan
3.8.1. Fungsi pelaporan
Setiap kegiatan dan kejadian dalam pemeliharaan jaringan harus selalu dibuatkan
laporannya. Fungsi laporan diharapkan dapat membantu manajemen dalam :
1.
2.
3.
4.
48
2.
3.
4.
a.
b.
c.
Sebab pemadaman.
d.
e.
49
BAB IV
PENERTIBAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK
4.1.
Umum
Dalam banyak kasus pemakaian tenaga listrik, tidak jarang ditemukan suatu
pelanggaran pemakaiannya. Pelanggaran yang dilakukan tersebut, bukan hanya
melanggar aturan yang sah tetapi juga sangat membahayakan keselamatan diri
sendiri dan orang lain. Hal tersebut melatarbelakangi terbentuknya Penertiban
Pemakaian Tenaga Listrik. Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL)
merupakan tim lapangan dari PLN untuk melakukan pemeriksaan rutin
penggunaan listrik. Pemeriksaan ini dimaksud untuk memastikan bahwa listrik
yang disediakan untuk pelanggan digunakan dengan prosedur yang benar
sehingga diperoleh jaminan keamanan, keselamatan, dan kenyamanan dalam
menggunakan tenaga listrik. Setiap kegiatan P2TL, selalu diikuti oleh seorang
pegawai PLN.
4.2. Tujuan
1. Memberikan
kepastian
bahwa
pelanggan
PLN
benar-benar
telah
Dari penjelasan diatas, golongan pelanggaran dapat dibagi menjadi empat. Yaitu :
50
1.
2.
3.
4.
51
Apabila didapati Kelainan atas pemakaian tenaga listrik maka dapat dikenai
sanksi berupa :
1
Sanksi Pidana, adalah sanksi yang dikenakan kepada Pelanggan atau Non
Pelanggan berdasarkan ketentuan Hukum Pidana yang berlaku.
Pelanggaran oleh pelanggan atau non pelanggan dikenakan sanksi perdata dan
atau sanksi pidana, sedangkan Kelainan oleh pelanggan hanya dikenakan sanksi
perdata. Sanksi perdata bagi pelanggan berupa : pemutusan sementara,
pembongkaran rampung, tagihan susulan dan biaya P2TL lainnya, sedangkan
sanksi perdata bagi non pelanggan berupa pemutusan rampung dan ganti rugi.
Berikut dijelaskan perhitungan Tagihan Susulan (TS) Pelanggaran, yaitu :
TS Daya/P I
TS Energi/P II
TS (P I) + TS (P II)
Selisih tarip daya dan tarip energi sesuai TDL antara sebelum dan kenyataan
52
(Kelebihan daya yang dipakai terhadap Daya Tersambung yang belum tertagih)
x (Tarip Daya sesuai TDL) + (Sebagian atau semua energi yang tidak terukur,
tidak tercatat dan/atau belum tertagih) x (tarip energi sesuai TDL) dengan batas
maksimum 12 bulan pemakaian.
TS K III
Tagihan Susulan dapat diangsur dengan jangka waktu paling lama 12 bulan.
Dalam hal tertentu dapat lebih dari 12 bulan berdasarkan ketetapan General
Manager. Bila angsuran melebihi 12 bulan harus diperhitungkan perubahan nilai
mata uang selama perpanjangan angsuran. (Berdasarkan surat keputusan Direktur
Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Nomor 318-12/20/600.1/2008 tanggal 11
Agustus 2008 tentang Pengesahan Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor
234.K/DIR/2008 mengenai Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL))
4.6.
Pelaksanaan P2TL
Mengacu peraturan energi dan sumber daya mineral nomor 09 tahun 2011 tanggal
13 Mei 2011 tentang tarif tenaga listrik yang disediakan oleh Perusahaan
Perseroan (Perser) PT. Perusahaan Listrik Negara dan keputusan direksi PT. PLN
(Perser) Nomor 1486.K/DIR/2011 tanggal 27 Desember 2011 tentang penertiban
Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) yang telah disahkan oleh keputusan Direktur
Jenderal Ketenagalistrikan Nomor 33-12/600.1/2012, tanggal 09 Januari 2012
maka pelaksanaan P2TL dapat berlangsung dengan jelas dan bertanggung jawab.
4.6.1. Ciri Ciri Petugas P2TL
1 Membawa surat perintah penugasan (SPP) yang ditanda tangani oleh
pejabat yang berwenang (Manajer Rayon Borobudur) dengan tanda
2
3
stempel PLN
Memakai ID Card/Tanda pengenal
Membawa peralatan kerja lengkap beserta formulir P2TL PT. PLN, tidak
menerima pembayaran apapun di lokasi pelanggan termasuk meminta
uang dalam bentuk apapun.
53
Prosedur pelaksanaan bagi tim P2TL di lokasi pelanggan merupakan salah satu
prosedur yang dibuat oleh setiap tim yang bertugas. Berikut prosedur
pelaksanaannya :
1
Petugas P2TL resmi ijin kepada penghuni rumah sebelum pemeriksaan dan
2
3
4
5
petugas kepolisian.
Setelah selesai memeriksa, petugas membuat berita acara pemeriksaan
secara lengkap, dengan menggunakan formulir berita acara pemeriksaan
54
4.6.3.
Kedapatan Pelanggaran
Dalam kegiatan yang dilakukan selama tiga bulan terakhir (khususnya awal bulan
februari dan akhir bulan april) didapatkan :
1
dipasaran.
Pelanggaran Mempengaruhi batas daya dan pengukuran energi (P3),
ditemukan pelanggan yang menyambung langsung listrik tanpa melalui
55
.
56
Gambar 4.4. Validasi Pelanggan Besar bersama tim P2TL Area Magelang
Hal hal yang dilakukan oleh tim P2TL gabungan tidak jauh berbeda dengan
kegiatan tim P2TL biasanya. Hanya saja, dengan ditambahnya P2TL dari area
Magelang maka dilakukan validasi dan pemeriksaan secara langsung penggunaan
tenaga listrik pelanggan pelanggan besar.
57
BAB V
PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan magang dan laporan yang telah disusun, kesimpulan yang
dapat diambil adalah :
1
pelanggan.
Pemasangan ground rod pada transformator sangat berguna untuk
5.2.
Saran
1.
2.
3.
4.
Perlunya
pengawasan
terhadap
segala
59
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
60