Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL KEGIATAN

PENGALAMAN LAPANGAN INDUSTRI


DI PT.PLN (PERSERO) AREA MUARA BUNGO
KAB.BUNGO
JAMBI
“Pemeliharaan Panel Pada Kubikel Di PT.PLN (Persero) Area Muara Bungo”

Oleh :

DIMAS ABDI PUJANGGA


NIM : 15064012
DIII Teknik Elektro

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2017
I. DATA PRIBADI MAHASISWA

Nama : Muhammad Zaki

NIM : 2015/15063043

Program Studi : Pendidikan Teknik Elektro (S1)

Jurusan : Teknik Elektro

Fakultas ` : Teknik

Universitas : Universitas Negeri Padang

Tempat,Tgl. Lahir : Padangpanjang,13 Juni 1997

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Alamat Sekarang : Perumahan Pondok Pinang Blok H no 27

Alamat Asal : Jaho X Koto Kabupaten Tanah Datar

HP : 081372556997

Email : zaki130697@gmail.com

ALAMAT KAMPUS:

Kampus Pendidikan Teknik Elektro (S1)

Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang

Jl. Prof. Dr. Hamka, Kampus UNP Air Tawar, Padang 25131

Telp. (0751) 445998 Fax. (0751) 7055644

E-mail : elektro@ft.unp.ac.id

Web : www.unp.ac.id
II. ISI

a. Latar Belakang

Seiring dengan kemajuan zaman yang semakin pesat dibidang

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, kita dituntut untuk belajar lebih giat

lagi untuk mengimbanginya agar tidak ketinggalan dibidang teknologi

tersebut. Untuk keperluan ini maka lembaga pendidikan baik formal

maupun informal seharusnya berupaya keras dalam kegiatan tersebut

agar selaras dengan kemajuan IPTEK. Khususnya untuk lembaga

pendidikan formal, usaha yang dilakukan adalah untuk memperlancar

arus informasi antara dunia industri dengan dunia pendidikan sehingga

antara kedua komponen tersebut berjalan seiring menuju modernisasi

yang diharapkan. Perkembangan yang terjadi di industri adalah

merupakan realita yang praktis sedangkan perkembangan yang terjadi

di dunia pendidikan adalah realita teoritis.

Universitas Negeri Padang adalah lembaga pendidikan formal

yang mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk menciptakan

manusia sebagai kader pembangunan yang bermutu dan berkualitas

yaitu manusia yang produktif, profesional serta mempunyai keahlian

sehingga dapat menjadi manusia yang mampu memahami sekaligus

memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi. Dalam upaya

meningkatkan mutu lulusan ini, Universitas Negeri Padang selain

menyiapkan mahasiswanya dengan berbagai pengetahuan dan

keterampilan di bidang teknik juga memberikan Praktek di lapangan

melalui Praktek Lapangan Industri (PLI). Kegiatan Praktek Lapangan


Industri (PLI) ini merupakan salah satu mata kuliah wajib dengan

bobot 3 sks.

Praktek Lapangan Industri merupakan jembatan penghubung

antara industri dengan lembaga pendidikan. Bertolak dari fenomena

diatas, pelaksanaan Praktek Lapangan Industri (PLI) bagi mahasiswa

sangatlah penting untuk menambah wawasan di dunia industri, sebagai

acuan dalam persiapan memasuki dunia kerja atau dunia industri.

Disamping itu, pelaksanan PLI untuk dapat memahami, serta mengenal

lebih jauh implementasi disiplin ilmu sesuai dengan program studi

yang dijalani. Lebih dari pada itu, pelaksanaan PLI memberi masukan

bagi mahasiswa dalam hal menemukan, merekayasa dan

mengembangkan objek yang ditemukan di industri, sehingga nantinya

diharapkan bermanfaat bagi pengembangan industri maupun

masyarakat.

Dari latar belakang tersebut penulis mengajukan permohonan


untuk dapat melaksanakan Praktek Lapangan Industri (PLI) di
PT.PLN (Persero) Area Muara Bungo DI MUARA BUNGO,
KAB.BUNGO, JAMBI

b. Spesifikasi Keahlian

Agar lebih sinkronnya antara job praktek di industri dengan


bidang studi penulis di Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang
(FT UNP), maka dengan ini penulis menjelaskan bidang keahlian
penulis adalah Teknik Elektro. Sesuai dengan program studi yang
sedang penulis jalani maka penulis lebih menitik beratkan pada
bagian : PEMELIHARAAN PANEL PADA KUBIKEL DI PT PLN
(Persero) AREA MUARA BUNGO
c. Tujuan Praktek Lapangan Industri

i. Tujuan Umum

Secara umum tujuan praktek kerja lapangan yaitu

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa di

bidang teknologi dan kejuruan melalui keterlibatan mereka

langsung dalam berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan.

ii. Tujuan Khusus

1. Mengaplikasikan disiplin ilmu yang telah diberikan selama

perkuliahan baik teori ataupun praktikum dilapangan.

2. Mengetahui secara nyata dan langsung penerapan teknologi

dan proses rekayasa (yang sesuai dengan bidang kajian)

yang terjadi pada perusahaan.

3. Mengintegrasikan pengetahuan teoritis ilmu-ilmu dasar

dengan perilakunya pada saat diterapkan dilapangan.

4. Mengetahui pola kerja dan perilaku pekerja professional di

lapangan, dengan harapan dapat memiliki Praktek dan

belajar dari pengetahuan tersebut.

5. Membuka wawasan baru tentang suatu perusahaan dan

aktivitas kerja perusahaan tersebut.

6. Membuka interaksi antara dunia akademisi dan dunia usaha

dalam simbiosis mutualisme (saling menguntungkan).


d. Bidang Praktek Yang Diminati

Sesuai dengan program studi yang sedang penulis jalani, maka


penulis mengharapkan kegiatan PLI ini, penulis ditempatkan pada
bidang yang berhubungan dengan PEMELIHARAAN PANEL
PADA KUBIKEL DI PT PLN (Persero) AREA MUARA BUNGO

e. Mata Kuliah yang Relevan

 Pembangkit Tenaga listrik

Mata kuliah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang

pembangkit tenaga listrik yang mencakup prinsip dasar konvensi

energi, berupa PLTA, PLTU, PLTG, PLTK, PLTD, Solar Cell dan

jenis pembangkit lainnya.

 Analisa Sistem Tenaga Listrik

Mata kuliah ini memberikan pemahaman tentang impedansi dan

saluran trensmisi, kapasitansi saluran transmisi, hubungan arus

dan tegangan pada saluran transmisi, pernyataan sistem daya,

analisa system daya dan stabilitas system.

 Pengukuran dan Instrumen

Mempelajari berbagai alat ukur dan cara menggunkan alat ukur

meliruti, ampermeter, voltmeter, ohmmeter AC/DC, termolopel,

dll.

 Instalasi Listrik

Berisikan tentang bentuk-bentuk instalasi pada sistem tenaga

listrik, penggunaannya pada inatalasi tenaga listrik, peralatan-

peralatan yang digunkan pada instalsi tenaga.


 Proteksi Sistem Tenaga Listrik

Mata kuliah ini memberikan pemahaman tentang tujuan, fungsi

dan prinsip kerja system proteksi serta peralatan yang digunakan

untuk proteksi pada system tenaga listrik.

 Ilmu Bahan Listrik

Mata kuliah ini berisikan materi:jenis bahan,kolfigurasi electron

,struktur Kristal,penyekat,konduktor,bahan dielektrik,bahan

piezoelektrik,bahan semi konduktor,bahan magnetic,bahan serat

optic.

f. Profil perusahaan

Pada zaman Hindia Belanda atas dasar Lembaran Negara


(Staatsblad) No. 312 tanggal 1 Juli 1918, sejak permulaan tahun 1868
daerah Ombilin Sawahlunto menjadi terkenal dan penting pada saat
Ir.W.H.De Greve menemukan lapisan-lapisan dan ladang-ladang
batubara (kolenvelden) ditepi sungai Ombilin. Begitu pesatnya
eksplorasi Pemerintahan Belanda, sehingga produksi berlimpah ruah
dan menumpuk, sedangkan transportasi belum ada untuk
mengangkutnya ke pelabuhan Teluk Bayur (dulu bernama
Emmahaven).

Setelah tambang Ombilin berhasil menemukan daerah


pengolahan batu bara dibawah tanah perbukitan (tunnelbouw)
dirasakan sanggat diperlukan aliran listrik guna menggerakkan motor-
motor transporband (belt conveyor), lori-lori, rumah sakit, bengkel
besar, lampu-lampu penerangan rumah, beding-beding pekerja,
lampu-lampu penerangan jalan, dsbnya, maka pada tahun 1892
didirikan sebuah Sentral Listrik Tenaga Uap di desa Salak yang
berjarak ± 10 KM dari Sawahlunto didekat Sungai Batang Ombilin.
Pemerintah Belanda kemudian membuka perusahaan kereta api
yang dulu bernama Sumatra Staats Spoorwegen (S.S.S), yang tujuan
utamanya mengangkut batubara dari Sawahlunto ke Teluk Bayur guna
diekspor untuk keperluan kapal-kapal uap di Hindia Belanda. Setelah
adanya beberapa daerah yang dijangkau perkereta apian, maka S.S.S
pada tahun 1912 membangun sebuah sentral listrik dengan tenaga uap
yang bernama Sentral Listrik Tenaga Uap Kampung Durian
(Electrische Stoom Centrale Kampung Durian) berlokasi ditepi
Sungai Batang Arau, dengan pemasangan perdana 2 buah turbin uap
merk Gbrs Stork Hengelo berikut dengan Generatornya masing-
masing 650 kVA, kapasitas 500 kW merk Willwm Smit Slikkerveer
Holland. Ketel-ketel uap (stoomketels) memakai bahan bakar
batubara yang sudah dicuci bersih jenis notjes (ukuran biji jagung).

Pada tahun 1914 sentral listrik tenaga uap kampung durian


tersebut telah beroperasi (inbedrijf) dan menyalurkan aliran listrik
untuk kepentingan-kepentingan:

1. Pelabuhan kapal Teluk Bayur (Emmahaven)


2. Bengkel besar kereta api (S.S.S Werkplaats) di Simpang
Haru Padang.

Pada tahun 1918 Sentral Listrik Kampung Durian diperluas lagi


dengan pemasangan 1 buah lagi turbin uap Ptent Curtis merk A.E.C
dengan generatornya 1430 kVA kapasitas 1.000 kW. Dengan
tambahan mesin baru inilah Sentral mempunyai stand bye Unit.

Oleh karena beban puncaknya (peak load) masih rendah, maka


pihak Ombilin mengadakan agreement dengan pemerintahan kota
Padang (staads gemeente) masalah kelistrikan yang dapat disupply
kedalam kota Padang yang pada saat itu belum ada listrik sama sekali.

Pada tahun 1924 karena kelebihan energi maka pemerintah kota


Padang mulai membangun gardu-gardu Transformator dibeberapa
lokasi, mendirikan saluran udara tegangan rendah (SUTR) yang
berasal dari rel-rel kereta api, pipa-pipa baja, tiang vakwerk dan
penarikan kawat-kawat saluran udara tegangan rendah dan
pengamanannya. Pekerjaan didalam kota Padang tersebut berada
dibawah Gemeentclijke Electiciteit Bedrijf (G.E.B). Setelah itu
barulah sentral listrik Kampung Durian menyalurkan arus listrik
tegangan tinggi 6 kV melalui kabel-kabel tanah sampai pada gardu
induk yang terletak didekat persimpangan jalan Proklamasi, dan
karena perkembangan kota gardu induk itu dipindahkan ketempat
lain. Jadi Sentral Listrik Kampung Durian hanya sebagai pembangkit,
sedangkan untuk distribusinya ditangani langsung oleh G.E.B Padang.

Pada tahun 1942-1945 masa pendudukan Jepang Sentral Listrik


Kampung Durian Padang tetap jalan seperti biasa dan tetap berpusat
pada Ombilin Sawahlunto yang bernama Padang Hatsudensho, dan
pendistribusian tetap ditangani oleh Balai Kota Padang (Padang
Shiakusho).

Pada tahun 1945 setelah Jepang kalah dan menyusul


Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945,
Sentral Listrik masih tetap dibawah naungan P.N.T.B.O Sawahlunto.

Pada tanggal 10 Oktober 1945 tentara sekut (Allied Forces)


mendarat dipelabuhan Teluk Bayur dengan tujuan untuk
mengembalikan kekuasaan Pemerintahan Belanda dari pemerintahan
Jepang, tetapi Kemerdekaan Republik Indonesia teah diproklamirkan,
dan diseluruh Nusantara telah berkibar bendera sangsaka merah putih
dengan jayanya. Pada akhir tahun 1946 setelah tentara sekutu
meninggalkan kota Padang dan sekitarnya, tentara Belanda dan NICA
yang membonceng sekutu mendarat dan mengambil kantor Balai Kota
Padang yang dipakai sebagai headquarter dari tangan Jepang.

Serangan yang membabi buta oleh Belanda mengakibatkan


pengiriman batubara dari Sawahlunto ke Sentral Listrik Kampung
Durian Padang terhalang, akan tetapi pegawai tetap bekerja
mempertahankan perusahaan vital tersebut tetap menjadi milik
Pemerintah Republik Indonesia, jadi semangat “Merdekalah” yang
mendorong pegawai untuk bekerja.

Pada tanggal 19 Desember 1948 hubungan administratif dan


teknis antara Sentral Listrik Kampung Durian dengan PN.TBO
Sawahlunto terputus, persediaan batubara sudah habis dan pemerintah
Belanda yang berkuasa ingin agar listrik kota Padang tetap menyala
maka mereka mendatangkan batu bara halus (gruis kolen) dari Bukit
Asam Palembang. Akhirnya Sentral Listrik dikuasai pemerintah
Belanda dan berada dibawah Verkeer & Waterstaat (V&W) yang
ditangani langsung oleh perusahaan listrik kota yang bernama
Gemeertelijkc Electriciteit Bedrijf (GEB).

Tidak lama kemudian terjadilah perubahan status negara yaitu


menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS) yang tidak bertahan lama.
Pemerintah Belanda serta orang-orangnya berangsur-angsur
meninggalkan Indonesia. GEB berubah menjadi perusahaan listrik
Kota Praja, berpusat dikantor Balai Kota yang menangani
pendistribusian aliran listrik dalam kota. Setelah hapusnya RIS dari
bumi Indonesia dan kita hanya mengakui satu Republik saja yaitu
Republik Indonesia, maka pengiriman batubara untuk Sentral mulai
normal kembali. Penguasaan berpindah dari Balai Kota ke Eksploitasi
P.N.K.A Padang dan berpusat kejawatan Tenaga di Jl. Hayam Wuruk
No. 3 Jakarta.

Pada tahun 1952 Sentral Listrik berpindah ke Perusahaan


Negara untuk Distribusi Tenaga Listrik (PENUDITEL) Sumatera
Tengah, berkantor di Jl. Lurus Bukittinggi dan tetap berpusat di
Jawatan Tenaga di Jakarta. PENUDITEL mulai merehabilitasi,
menormalisir, dan membangun beberapa PLTD didaerah Sumbar &
Riau, dengan 3 (tiga) wilayah kerja yaitu :

1. PLN Eksploitasi Cabang Padang.


2. PLN Eksploitasi Cabang Bukittinggi
3. PLN Eksploitasi Cabang Pekanbaru.
Pada tahun 1965 Sumatera Barat dan Riau menjelma menjadi
Wilayah kerja PLN Eksploitasi XIV. Tidak lama kemudian seluruh
Perusahaan Listrik berada dibawah satu Kementrian Pekerjaan Umum
dan Tenaga Listrik (PUTL) di Jakarta. Dan barulah pada tahun 1971
terjadi serah terima pendistribusian listrik antara Balai Kota Padang
kepada PLN.

Pada pertengahan tahun 1964, karena Sentral Listrik Kampung


Durian tidak ekonomis lagi, bahkan rendemen harga 1 kg bahan
batubara lebih tinggi dan mahal dari 1 kWh yang dihasilkan, apalagi
ongkos transport batu bara yang tidak sedikit terpaksa ditutup dan
tidak dioperasikan. Aliran listrik untuk kota disupply dari PLTD
Simpang Haru.

Pada tahun 1969 pemerintah mulai dengan Rencana


Pembangunan Lima Tahun (Repelita) pertama. Perlistrikan berangsur-
angsur baik, tidak hanya untuk kota Padang dan sekitarnya saja, tetapi
mencakup seluruh wilayah kerja PLN Eksploitasi XIV baik Sumbar
maupun di Riau. Kondisi yang membaik tersebut juga ditandai dengan
telah selesainya PLN Pikitring membangun PLTA Maninjau dan
PLTG Pauh Limo. Masyarakat ikut bergembira dan berterima kasih
kepada Pemerintah khususnya PLN karena listrik telah masuk sampai
ke desa.

PLN di Sumatera Barat beberapa kali mengalami perubahan


struktur organisasi, yaitu sebagai berikut:

1. PT. PLN (Persero) Wilayah III, ditetapkan melalui Keputusan


Direksi No. 019.K/023/DIR/1997, dengan wilayah kerja
meliputi daerah Sumatera Barat dan Riau.
2. PT. PLN (Persero) Unit Bisnis Sumbar dan Riau, ditetapkan
dengan Keputusan Direksi No. 113.K/023/DIR/2001 tanggal 25
Mei 2001. Restrukturisasi dari Wilayah III menjadi Unit Bisnis
Sumbar dan Riau ini dalam rangka optimasi Corporat Gain,
dimana wilayah diarahkan menjadi strategic business unit /
investment centre.
3. PT. PLN (Persero) Wilayah Sumbar, yang ditetapkan dengan
Keputusan Direksi No. 304.K/023/DIR/2003 tanggal 19
Nopember 2003. Perubahan organisasi ini diawali dengan
keluarnya Keputusan Direksi No. 089.K/023/DIR/2002 tentang
perubahan organisasi Unit Bisnis di lingkungan PT. PLN
(Persero), dimana telah dibentuk Unit Bisnis kelistrikan baru
dibeberapa wilayah kerja diantaranya Wilayah Riau. Dengan
keluarnya Keputusan Direksi ini maka wilayah kerja Sumbar
dan wilayah kerja Riau masing-masing berdiri sendiri, dimana
Wilayah Sumbar saat ini memiliki 3 (tiga) Cabang yaitu Cabang
Padang, Cabang Bukittinggi, dan Cabang Solok. dan terakhir di
tahun 2008 dioperasionalkan PLN Cabang Payakumbuh.

PLN Wilayah Sumatera Barat saat ini memiliki 1.105.279


pelanggan. Wilayah kerja PLN Wilayah Sumatera Barat adalah 19
kota kabupaten di Sumatera Barat dan 1 kabupaten di Jambi yaitu
Kerinci.

Dengan 4 Area yaitu Area Padang, Bukittinggi, Solok dan


Payakumbuh, PLN Sumbar siap memberikan pelayanan kepada
pelanggan dan siap memberikan kesinambungan listrik kepada
pelanggan.

Pegawai yang berjumlah 1.025 orang siap memberikan


pelayanan kepada pelanggan dengan terus mengembangkan layanan-
layanan kelistrikan yang dipasok melalui sistem interkoneksi
Sumatera dan juga sistem isolated PLTD di beberapa tempat yaitu
Sungai Penuh Kerinci, Pesisir Selatan dan Kabupaten Kepulauan
Mentawai.

PLN WSB memiliki aset distibusi 8.600,8 kms Jaringan


Tegangan Menengah dan 10.883,6 Jaringan Tegangan Rendah dan
6.442 Gardu distribusi dengan 6.449 Trafo distribusi berkapasitas
576.029 kVA.

Fitur – fitur layanan yang sekarang sedang digalakkan oleh


PLN Pusat juga sudah terdapat di Sumatera Barat seperti Listrik
Pintar, Pembayaran listrik secara online nasional dimana pelanggan
PLN Sumatera Barat sudah bisa melekukan pembayaran
listrik dimana saja dan kapan saja di seluruh indonesia. selain itu PLN
Wilsumbar juga sudah memiliki Tim PDKB (Pekerjaan Dalam
Keadaan Bertegangan) yang dapat melakukan pemeliharaan distribusi
tanpa melakukan pemadaman.

g. Rencana Kegiatan Praktek Lapangan Industri

Kegiatan ini dilaksanakan selama 45 hari, terhitung mulai tanggal 3

Juli 2017 sampai 19 Agustus 2017. Diharapkan waktu pelaksanaan

sesuai dengan jadwal kegiatan. Jadwal tersebut dapat berubah sesuai

dengan jadwal persetujuan dari perusahaan atau industri.

Jadwal Rencana Kegiatan:

No. Waktu Kegiatan

1. 1 Hari Datang Ke Tempat Lokasi PLI


2. 7 Hari Orientasi Lapangan
3.
42 Hari Kerja Praktek dan Pengambilan Data

4. 10 Hari Penyelesaian Laporan

h. Penutup

Demikian proposal ini penulis buat, dengan harapan penulis


dapat melaksanakan Praktek Lapangan Industri (PLI) di PT.PLN
(Persero) Wilayah Sumatera Barat, Area Padang, Rayon Tabing.
Atas perhatian dan kesediaan Bapak dalam menerima penulis
untuk melaksanakan PLI, penulis ucapkan terima kasih.

Padang, 08 November 2018


Mengetahui,
Koordinator Pengalaman Lapangan Industri
Jurusan Teknik Elektro FT.UNP Hormat saya,

Juli Sardi ,S.Pd,M,T Cindy Yulia Rezki


NIP : 19870718 201504 1 001 Nim/BP : 15063014/2015

Anda mungkin juga menyukai