Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya, sehingga
laporan Kerja Praktek Industri ini terselesaikan dengan judul “ Pengujian Tahanan
Isolasi dan Tahanan Pembumian Lightning Arrester (LA) pada Bay Trafo Daya I
150 kV/20 kV Kapasitas 60 MVA di Gardu Induk Labuhan PT.PLN (Persero)
UPT Medan ” Laporan ini disusun sebagai hasil akhir Kerja Praktek Industri yang
dilaksanakan mulai tanggal 03 Januari 2022 sampai dengan 03 Februari 2022.
Laporan Kerja Praktek Industri ini disusun sebagai salah satu syarat yang
harus dipenuhi untuk menyelesaikan Program Studi Teknik Elektro pada Jurusan
Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Medan. Melalui Kerja Praktek
Industri ini dapat melihat langsung dunia kerja.
Selama proses penyusunan laporan akhir ini tidak terwujud tanpa bantuan
dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini ucapan
terimakasih disampaikan kepada :
1. Kepada ayah dan ibu yang telah memberi doa, dukungan yang besar dan
kepercayaan sepenuhnya untuk melaksanakan Kerja Praktek Industri
2. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd. selaku Dekan I Fakultas Teknik
Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Dr. Salman Bintang,M.Pd selaku ketua jurusan Teknik Elektro
4. Bapak Dr. Adi Sutopo, M.Pd.,MT selaku ketua prodi Teknik Elektro
nondik
5. Bapak Arwadi Sinuraya.ST,MT selaku dosen pembimbing Kerja Praktek
Industri di Teknik Elektro
6. Bapak Syamsul Ahwan selaku manager ULTG Paya Pasir yang
memberikan izin untuk melakukan kerja praktek industri
7. Bapak Josua Desman Napitupulu selaku supervisor jargi gardu induk
Labuhan
8. Abang-kakak pegawai karyawan gardu induk Labuhan atas kesediaan
memberi bantuan selama pelaksanaan KPI.
9. Rekan-rekan pelaksanaan selama Kerja Praktek Industri yaitu Febriawan
Gultom dan Agil Abdillah Fauzi
10. Teman – teman seperjuangan dikampus yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu penyusun dan mohon maaf atas segala kesalahan yang pernah
dilakukan selama mengikuti Kerja Praktek Industri ini baik disengaja atau tidak
disengaja.
Adapun penyusunan laporan ini takterlepas dari kekurangan. Oleh karena
itu saran dan kritik membangun untuk menyempurnakan laporan selanjutnya yang
akan dihadapi dimasa yang akan datang. akhir kata, semoga laporan ini dapat
menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi pembaca dan bagi pihak yang
membutuhkan.
1.3 Manfaat
1. Menambah pengetahuan tentang cara pengukuran tahanan isolasi dan
pembumian pada Lighting Arrester (LA) di Gardu Induk Labuhan
2. Menambah wawasan tentang pengujian tahanan isolasi pada Bay Trafo
Daya I 150 kV/20 kV Kapasitas 60 MVA di Gardu Induk Labuhan
3. Menambah pengetahuan tentang pengujian tahanan pembumian pada Bay
Trafo Daya I 150 kV/20 kV Kapasitas 60 MVA di Gardu Induk Labuhan.
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN/INDUSTRI
Gambar 2.2 Logo Gardu Induk Labuhan PT.PLN (Persero) UPT Medan
2. Misi
1. Mengelola operasi sistem tenaga listrik secara andal ;
2. Melakukan dan mengelola penyaluran tenaga listrik tegangan tinggi secara
efisien, Andal dan akrab lingkungan ;
3. Mengelola transaksi tenaga listrik secara kompetitif, transparan dan adil ;
4. Mengelola pemeliharaan instalasi sistem transmisi tenaga listrik sumatera
3. Budaya
1. Saling percaya
2. Integritas
3. Peduli
4. Pembelajar
ARDIANSYAH
SYAMSUL AHWAN
SPV.JARGI GI LABUHAN
Nilai residual voltage untuk setiap keping ZnO pada saat dilewati arus
surja bergantung pada diameter keping tersebut. Sebagai contoh pada keping
dengan diameter 32 mm, nilai residual voltagenya sebesar 450 V/ mm,
sementara untuk diameter 70 mm nilai residual voltage menurun menjadi 280
V/mm. Hal ini berarti, pada satu keping ZnO dengan diameter 70 mm dan
tinggi 45 mm terdapat kemampuan residual voltage sebesar 12.5 kV. Bila
nilairesidual voltage yang diinginkan sebesar 823 kV, maka diperlukan 66
keping ZnO tersusunke atas. Hal ini akan menyebabkan tinggi LA mencapai 3
meter, dimana kestabilan mekanis LA tidak baik, oleh karenanya LA juga
didesain untuk dipasang bertingkat (stacked).
b. Housing LA
Tumpukan keping ZnO ditaruh dalam sangkar rod, umumnya terbuat
dari FRP (Fiber Glass Reinforced Plastic). Compression spring dipasang pada
kedua ujung kolom active part untukmemastikan susunan keping memiliki
ketahanan mekanis. Kompartemen housing dapatterbuat dari porselen ataupun
polymer. Alumunium flange direkatkan pada kedua ujunghousing dengan
menggunakan semen.
Gambar 3.5 Konstruksi Housing LA
d. Grading Ring
Grading ring diperlukan pada LA dengan ketinggian > 1.5 meter atau
pada LA yang dipasang bertingkat. Grading ring berfungsi sebagai kontrol
distribusi medan elektris sepanjang permukaan LA. Medan elektris pada bagian
yang dekat dengan tegangan akan lebih tinggi, sehingga stress pada active part
di posisi tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan pada posisi di bawahnya.
Stress ini dapat menyebabkan degradasi pada komponen active part. Pemilihan
ukuran grading ring perlu mempertimbangkan jarak antar fasa. Jarak aman
antar konduktor harus sama dengan jarak antar grading ring antar fasa dari
arrester.
3.3.5 Pembumian
Sistem yang digunakan pada gardu induk dimaksudkan membatasi
tegangan yang timbul antara peralatan dengan peralatan, peralatan dengan tanah,
dan meratakan gradient tegangan yang timbul pada permukaan tanah akibat arus
gangguan yang mengalir dalam tanah menggunakan sistem pembumian.”Sebagai
upaya pada peralatan di gardu induk tidak memberikan tegangan lebih yang dapat
merusak isolasi peralatan tersebut dengan mengunakan sistem pembumian pada
dasarnya merupakan suatu cara agar peralatan tetap aman. Agar orang yang
berada di gardu induk tidak mendapatkan kejut listrik jika terjadi gangguan maka
diperlukan sistem pembumian.”Pembumian bertujuan apabila terjadi gangguan
bagian tesebut tidak mendapatkan tegangan yang lebih tinggi dari pada tegangan
elektroda pembumian dengan cara menghubungkan bagian peralatan pada saat
bekerja normal tidak mengalirkan arus listrik ke bumi (tanah) sehingga :
Secara umum tujuan pentanahan adalah :
1. Membatasi tegangan antara bagian peralatan yang tidak mengalirkan arus
listrik ke bumi, sampai pada suatu nilai yang aman terhadap semua kondisi
baik dalam operasi normal maupun tidak normal ;
2. Memperoleh resistansi rendah dari kembalinya arus hubung singkat ke
tanah. Sebab impedansi pembumian yang tinggi menyebabkan timbulnya
beda potensial yang tinggi pada permukaan bumi, sehingga dapat
membahayakan manusia disekitarnya ;
3. Untuk memberikan pengamanan pada manusia yang berada disekitar
peralatan gardu induk yang telah dibumikan, agar manusia tidak terkena
sengatan listrik.
Tahanan Pentanahan
Tahanan pentanahan merupakan besarnya resistansi pada kontak/hubung
antara masa (body) dengan tana. Faktor yang mempengaruhi pentanahan sebagai
berikut adalah :
1. Besar tahanan jenis tanah
2. Panjang jenis elektroda pentanahan
3. Luas penampang elektroda pentanahan
Nilai pentanahan semakin kecil maka semakin baik. Untuk memproteksi
individu maupun memproteksi peralatan perlu diusahakan tahanan pentanahan
lebih kecil dari 5 Ohm. Hal tersebut tidak mudah untuk dilaksanakan dalam suatu
sistem tenaga listrik. Peralatan yang standarnya telah disepakati bahwa saluran
transmisi, substation harus direncanakan sedemikian rupa, sehingga tahanan
pentanahan tidak melebihi harga 5 ohm. Tahanan maksimum yang diperbolehkan
adalah 5 ohm pada gardu induk. Upaya untuk menghindarkan lompatan karena
naiknya tegangan/ potensial pada waktu terjadi sambaran petir maka tahanan kaki
menara perlu dibuat sekecil mungkin (di Amerika kurang dari 10 Ohm) demikian
pada menara transmisi.
Sehingga untuk mengetahui tahanan pentanahan harus rendah, dapat
digunakan hukum Ohm, yaitu :
V = I x R .................................................................................................(3.1)
Dimana :
V = Tegangan ( Volt)
I = Arus ( Ampere)
R = Tahanan (Ohm)
Dalam instalasi listrik ada bagian yang harus ditanahkan adalah:
1. Semua bagian listrik yang terbuat dari logam keadaan normal yang tidak
bertegangan dan berpijak mudah untuk dijangkau oleh manusia. Hal ini
dibutuhkan agar potensi dari logam tidak berbahaya bagi manusia yang
menyentuhnya pada saat terjadi gangguan.
2. Bagian pembuangan listrik (bagian bawah) dari lightning arrester berfungsi
dengan baik, yaitu membuang muatan listrik yang diterimanya dari petir ke
tanah (bumi) dengan lancar.
3. Titik netral dari transformator maupun titik netral dari generator. Diperlukan
hubung tanah.
Voltage).
Elektroda Pembumian
Elektroda pembumian adalah batang konduktor yang sengaja ditanam
kedalam bumi, dengan maksud untuk mendapatkan kontak langsung antara
bagian tertentu dari peralatan sistem tenaga listik dengan bumi. Jika arus listrik
mengalir melalui elektroda tersebut ke bumi, maka arus tersebut akan menyebar
ke bumi secara radial. Semakin jauh dari elektroda tersebut penyebarannya
semakin luas, sehingga kepadatan arusnya berkurang.
Dilihat dari konstruksinya, elektroda pembumiann dapat dibedakan
menjadi 3 golongan, yaitu elektroda pembumian dengan menggunakan jaringan
pipa air, elektroda pembumian dengan menggunakan tiang pancang atau struktur
bangunan dan elektroda buatan.
Pada dasarnya elektroda buatan terdiri dari tiga macam bentuk, yaitu
elektroda pembumian bentuk plat. Untuk mendapatkan tahanan yang lebih
rendah, dapat digunakan beberapa elektroda pembumian yang dihubungkan
secara paralel. Untuk ukuran minimum elektroda pada tabel.
Tabel 3.2 Ukuran Minimum Elektroda Pentanahan ( PUIL, 2000:28)
Baja
Digalvanisasi Baja Berlapis
NO Tembaga
dengan proses Tembaga
Pemanasan
Pita baja 100 Pita tembaga 50
mm2 setebal mm2 tebal minimum
minimum 3 mm 2 mm
1 50 mm2
Penghantar pilin Penghantar pilin 35
95 mm2 ( bukan mm2 ( bukan kawat
kawat halus) halus)
- Pipa baja 25mm
- Baja profil
Baja
(mm) 65 x 65 x7 berdiameter 15
U 6,5 mm dilapisi
2
tembaga
T 6 x 50 x 3 setebal 250
-Batang profil µm