Diajukan Oleh :
FAIZAL
NIM : 18020201037
i
FEEDER SALACIA JURUSAN LALANG GUNA MENGURANGI
JATUH TEGANGAN DAN MENINGKATKAN KEHANDALAN
DI PT.PLN (PERSERO) ULP SIAK SRI INDRAPURA
Diajukan Oleh :
FAIZAL
NIM : 1820201037
Penguji I
NIDN: 1007097202
Penguji II
Monice,S.ST.,M.T. Tanggal:
NIDN: 1028088304
Penguji III
ii
Dr. Darmansyah, S.T.,M.T. Tanggal:
NIDN: 0009127204
Penguji IV
NIDN: 1027127701
Penguji V
NIDN: 1025047901
Penguji VI
NIDN: 1022046201
Penguji VII
iii
Abrar Tanjung, S.T.,M.T. Tanggal:
NIDN: 1020117001
Penguji VIII
NIDN: 1023126701
Penguji IX
NIDN: 1022047302
iv
DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
v
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem tenaga listrik yang merupakan suatu sistem dalam kelistrikan terdiri
atas pembangkit tenaga listrik, sistem transmisi, dan sistem distribusi. Sistem
distribusi tenaga listrik merupakan salah satu komponen sistem tenaga listrik yang
berfungsi sebagai mendistribusikan dan menyalurkan tenaga listrik dari gardu
induk ke pelanggan. Pada sistem distribusi sering terjadi penyusutan distribusi
teknis yang dipengaruhi oleh panjangnya jaringan,diameter penampang
penghantar dan pembebanan suatu sistem. Penyusutan teknis distribusi atau drop
tegangan adalah salah satu ukuran efisien atau tidak efisien suatu sistem distribusi
listrik.Untuk meningkatkan efisiensi distribusi itu perlu untuk dilakukan
penekanan penyusutan teknis distribusi. Persyaratan penting yang perlu
diperhatikan dalam perencanaan jaringan adalah masalah kualitas saluran, dan
kontinuitas pelayanan yang baik terhadap konsumen (Jurnal, 2018).
Penggunaan SUTM panjang berakibat tegangan pasokan transformator
distribusi pada saat beban puncak menjadi terlalu rendah karena jatuh tegangan
yang sangat tinggi sepanjang saluran. Tegangan pasokan transformator yang rendah
akan mengakibatkan tegangan keluaran di sisi sekunder juga rendah. Kondisi
saluran yang panjang ini tidak sesuai dengan SPLN 72:1987 tentang Spesifikasi
desain untuk Rendah (JTR). Sedangkan tegangan pelayanan yang diterima
pelanggan seharusnya mempunyai kualitas tegangan yang baik, yaitu +5% dan -10%
dari tegangan nominal 230/400 V, sebagaimana diatur oleh SPLN 1: 1995 atau SNI
04-227:2003 tentang tegangan standar.
daerah PT.PLN (persero) ULP Siak Sri Indrapura Sub Sungai Apit terdapat
jaringan tua yang berada didaerah pingiran sungai yang menyebabkan rentan
ganguan dikarenakan masih mengunakan tiang besi dengan tinggi 10 meter yang
sudah tidak sesuai dengan SPLN,kontruksi lama,dan mengunakan kabel berukuran
50 mm2 dengan beban puncak 35 amper.
Maka berdasarkan latar belakang masalah diatas untuk meningkatkan
kehandalan dan mengurangi jatuh tegangan akan dilakukan penelitian untuk
menganalisa masalah tersebut.
1
1.2 Rumusan Masalah
a. Tiang besi yang masi berukuran 10m dan sekarang sudah mulai keropos
diakibatkan seringnya terkena air gambut maka mengakibatkan seringnya
terjadi ganguan tiang tumbang, dikarenakan itu pihak PLN akan
merencanakan pengantian tiang beton yang berukuran 12 meter untuk
mengurangi terjadinya ganguan tiang tumbang diakibatkan keropos
b. Pihak PLN merencanakan rehabilitasi jaringan SUTM jurusan lalang,
pengantian Kabel yang berukuran 50 mm2 dengan kabel yang berukuran 150
mm2 untuk menambah kehandalan dan mengantisipasi bertambahnya
pertumbuhan pelangan.
a. Untuk mengetahui jatuh tegangan pada sisi SUTM dan mampu melakukan
analisis jatuh tegangan yang terjadi pada jaringan tegangan menengah 20 kV
pada Penyulang feeder selacia Sub Sungai Apit menggunakan Software ETAP
12.6.
b. Hasil analisis dari simulasi jatuh tegangan dan memperbesar luas permukaan
penghantar (Uprating) pada jaringan tegangan menengah 20 kV pada
Penyulang feeder selacia Sub Sungai Apit layanan PLN Siak guna
meningkatkan kehandalan menggunakan Software ETAP 12.6 bisa dijadikan
bahan perbandingan sesuai dengan acuan standar PLN untuk menjadi
perbaikan.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Muhammad Fadli Biya Lubis dan Nurhalim dari Universitas Riau (tahun
2016) sudah melakukan penelitian yang berjudul “Analisa Alternatif Perbaikan
untuk mengatasi Drop Tegangan”. Penelitian ini membahas mengenai perbaikan
kualitas jaringan distribusi dilakukan cara mengganti luas penampang kabel yang
digunakan untuk mendapatkan kualiatas jaringan yang baik. Dengan luas
penampang pertama 70 mm2 diganti menjadi 150 mm2 dapat memperbaiki nilai
tegangan pada masingmasing bus semaksimal mungkin. Serta dapat
meminimalkan rugi-rugi daya yang terjadi pada jaringan distribusi.
3
tenaga listrik yaitu sistem jaringan distribusi radial, sistem jaringan distribusi
rangkaian tertutup (loop) dan sistem jaringan distribusi spindel.
Tegangan Jatuh atau drop voltage adalah besar penurunan atau kehilangan
nilai tegangan listrik pada suatu penghantar dari nilai tegangan normalnya, atau
bisa juga disebut bahwa tegangan jatuh adalah selisih antara besar tegangan
pangkal (Sumber) dengan besar tegangan ujung (beban) dari suatu instalasi listrik
(Lily, 2015:5)
4
Jaringan distribusi pada umumnya terdiri dari dua bagian, yaitu sebagai berikut:
Jaringan radial adalah bentuk jaringan yang paling sederhana yang menghubungkan
beban-beban ketitik sumber dan biayanya relatif murah.Pada struktur radial ini
tidak ada alternatif pasokan daya, oleh sebab itu tingkat keandalan relatif rendah.
Untuk mengatasi permasalahan ini, maka suatu perusahaan listrik akan membuat
struktur jaringan ganda. Pengamanan untuk saluran radial dapat dilakukan dengan
rele arus lebih atau rele jarak.
6
2.2.3 Tipe Tiang Penyangga Jaringan Distribusi
Jenis tiang jaringan distribusi yang digunakan untuk jaringan distribusi tenaga listrik
ada beberapa macam, yaitu :
7
B. Tiang Baja (Steel Pole)
Tiang baja yang digunakan berupa pipa-pipa baja bulat yang disambung
dengan diameter yang berbeda dari pangkal hingga ujungnya. Pada umumnya ukuran
penampang bagian pangkal lebih besar dari ukuran penampang bagian atasnya
(ujung). Melihat konstruksinya yang lebih kokoh, lurus dan bentuknya lebih indah
dibandingkan dengan tiang kayu, tiang baja ini banyak dipakai. Walaupun ongkos
pengangutan dan pemeliharaan tiang baja ini lebih mahal , tetapi bila dibanding-kan
dengan tiang kayu maka tiang baja ini lebih banyak dipilih untuk penyangga kawat
penghantar jaringan distribusi, terutama untuk jaringan distribusi tegangan tinggi. Hal
ini disebabkan beban penompang pada jaringan distribusi tegangan tinggi lebih besar
bila dibandingkan beban penompang pada jaringan distribusi tegangan rendah. Tiang
baja bulat sangat banyak digunakan untuk penopang jaringan listrik SUTM dan
SUTR. Disamping penggunaan jenis lainnya seperti: tiang kayu, tiang beton
bertulang, tiang beton bertulang dan tiang konstruksi baja. Tiang baja bulat ukuran 12
m dan 14 m digunakan untuk keper1uan-keperluan khusus. Seperti untuk tiang
penopang jaringan 20 kV yang melintasi jaringan 6 kV yang berada di bawah 20 kV
tersebut. Tiang baja bulat ukuran 11 m sering dipakai untuk penopang jaringan
SUTM. Tiang baja bulat ukuran 9 m digunakan untuk penopang jaringan SUTR. baja
bulat ukuran 8 m digunakan untuk tiang penyangga kawat pada penguat tiang jenis
(schoer kontra mast).baja bulat ukuran 3 m dipakai pada penyambungan tiang 9 m
ada untuk jaringan SUTR, dimana akan dipasangkan jaringan di atas jaringan SUTR
tersebut.
C. Tiang Beton
1. Tiang Beton Bertulang
8
Tiang jenis ini lebih mahal dari pada tiang kayu tetapi lebih murah dari pada tiang
baja bulat. Tiang ini banyak digunakan untuk mendistribusikan tenaga listrik di
daerah pedesaan dan daerah terpencil atau di tempat-tempat yang sulit dicapai.
Karena tiang beton bertulang dapat dibuat di tempat tiang tersebut akan didirikan.
Tiang beton bertulang juga dipilih jika dikehendaki adanya sisi dekoratif.
2. Tiang Beton Pratekan
Jenis tiang ini lebih mahal dari tiang beton bertulang. Pemasangannya lebih sulit
dibandingkan dengan tiang kayu karena sangat berat. Tiang beton bertulang memiliki
umur yang sangat panjang dengan perawatan yang sangat sederhana. Tiang jenis ini
tidak perlu di cat untuk pengawetannya, karena tidak akan berkarat. Kelemahan jenis
tiang ini cendrung hancur jika terlanggar oleh kendaraan.
1. All Alumunium Conductor (AAC) Penghantar jenis ini juga mempunyai sifat
penyaluran arus listrik yang baik. Panghantar ini terbuat dari kawat-kawat alumunium
keras, tidak berisolasi dan tidak berinti baja. Pada saluran transmisi dengan kerapatan
arus banyak digunakan untuk penghantaran tenaga listrik, karena harganya jauh lebih
9
murah dari tembaga. Untuk mengurangi kelemahannya maka digabung dengan
bahan- bahan yang lain misalnya Baja.
2. All Aluminum Alloy Conductor (AAAC) penghantar ini terbuat dari kawat-kawat
alumunium campuran yang dipilih, tidak berisolasi, dan tidak berinti. Ukuran
diameter kawat AAAC : 1,50 mm sampai dengan 4,50 mm.
3. All Aluminum Alloy Conductor - Silicon (AAACS) meliputi standar penghantar
udara jenis alumunium paduan (AAAC) berselubung polietilen ikat silang untuk
sistem jaringan tagangan menengah sampai 20 kV. Selubung polietilen ikat silang ini
dimaksudkan untuk mengurangi jumlah gangguan pada sistem, terutama gangguan
sentuhan dengan pohon. Selubung tersebut tidak berfungsi sebagai isolasi penuh, oleh
karena itu penghantar jenis ini harus diperlakukan seperti halnya penghantar udara
telanjang.
10
8 300 670
Tabel 2.3 Kuat Hantaran Arus (KHA) AAAC
KHA dari penghantar aluminium paduan telanjang AAAC seperti yang dimaksud
dalam Tabel 2.4 dihitung atas dasar kondisi berikut :
a.Arus bolak balik 50 Hz
b.Kecepatan angin 0,6 m/detik
c.Pengaruh sinar matahari yang menyebabkan suhu keliling 35 oC
d.Suhu penghantar maksimum 80o C
Pada keadaan tanpa angin, KHA terus-menerus tersebut dalam tabel ini harus
dikalikan dengan faktor koreksi 0,7
11
I = arus (A)
L = Panjang jaringan (km)
φ = sudut power factor
α = Luas Penampang (Ohm m)
1. Nilai arus (I) yang mengalir pada saluran Semakin besar nilai arus yang
mengalir pada saluran maka akan semakin besar juga jatuh tegangannya, sehingga
tegangan pada ujung penerimaan akan menjadi rendah, Besarnya arus (I) beban
tergantung dari pembebanan sistem distribusi karena pemakaian dari beban ini
tidak sama dalam setiap titik beban. Nilai impedansi (Z) saluran Besarnya nilai
impedansi (Z) dari suatu saluran dapat dirumuskan dengan persamaan . Dari
persamaan ∆V≅ I (R cosφ + XL sinφ), dapat dilihat bahwa semakin panjang
saluran maka nilai impedansi semakin besar yang berakibat pada semakin
besarnya nilai jatuh tegangan.
2. Jauhnya jaringan, jauhnya jarak beban (trafo distribusi) dari Gardu Induk Semakin
panjang kabel penghantar yang digunakan, maka semakin besar kerugian tegangan
atau tegangan jatuh yang terjadi.
12
3. Faktor daya beban (Cos φ)
6. Tahanan jenis (Rho) Semakin besar tahanan jenis dari bahan penghantar yang
digunakan, maka semakin besar kerugian tegangan atau tegangan jatuh yang
terjadi. Kombinasi antara resistansi dan reaktansi disebut dengan impedansi yang
dinyatakan dalam satuan ohm (Stevenson, 1994:89).
13
umumnya posisi tapnya dapat diubah dalam posisi berbeban dengan menggunakan
On Load Tap Changing (OLTC). Bahkan banyak juga transformator yang
dilengkapi dengan pengatur tegangan otomatis yang dapat mengindera perubahan
tegangan yang selanjutnya akan memberikan perintah untuk mengubah tap
transformator secara otomatis agar tegangan yang keluar dari transformator
memiliki nilai yang konstan. Pengaturan posisi tap transformator pada GI dengan
OLTC, dapat memperbaiki tegangan sisi kirim JTM sehingga tegangan pada sisi
terima JTM mengalami sedikit perbaikan. Dimana nilai maksimal yang bisa
diberikan pada sistem distribusi jaringan tegangan menengah 20 kV adalah 24 kV.
14
BAB 3
METODE PENELITIAN
15
3.4 Alur Penelitian
Alur yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
MULAI
IDENTIFIKASI MSALAH
STUDI LITERATUR
PENGUMPULAN DATA
TIDAK
YA
ANALISA HASIL
SELESAI
16
DAFTAR PUSTAKA
Ridwan, A., Hasad, A., & Sikki, M. I. (n.d.). Tegangan Jatuh Jaringan Distribusi
pada Penyulang Takar Tegangan Menengah 20 KV Gardu Induk Pondok
Kelapa PT . PLN ( Persero ) Rayon Bantar Gebang. X, 59–66.
17