Anda di halaman 1dari 58

LAPORAN AKHIR

STUDI RELE DIFERENSIAL SEBAGAI PROTEKSI PADA


TRANSFORMATOR DAYA DI PT. PLN NUSANTARAPOWER
UNIT PENGENDALIAN PEMBANGKITAN (UPDK)
BELAWAN

Diajukan Oleh:

SINTIA WINDAYANA SIMBOLON


NIM. 2005032025

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
MEDAN
2023
PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertandatangan di bawah ini :


Nama : Sintia Windayana Simbolon
NIM : 2005032025
Judul Laporan Akhir : Studi Rele Diferensial Sebagai Proteksi Pada Transformator
Daya di PT. PLN Nusantara Power Unit Pengendalian
Pembangkitan (UPDK) Belawan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Laporan Akhir ini secara keseluruhan


merupakan karya orisinal saya sendiri, bukan plagiasi sebagian atau keseluruhan
dari karya tulis orang lain kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sebagai sumber
pustaka sesuai dengan aturan penulisan yang berlaku.
Demikian pernyataan ini dibuat tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.Saya
siap menanggung resiko / sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian
ditemukan adanya pelanggaran terhadap kejujuran akademik atau etika keilmuan
dalam karya ini, atau ditemukan bukti yang menunjukkan ketidakaslian karya ini.

Medan, ……..………………

Sintia Windayana Simbolon


NIM. 2005032025

i
LEMBAR PERSETUJUAN
(Catatan: Tidak ikutdijilid dalamLaporan Akhir, hanyauntuk keperluan Sidang Laporan Akhir)

STUDI RELE DIFERENSIAL SEBAGAI PROTEKSI PADA


TRANSFORMATOR DAYA DI PT. PLN NUSANTARA
POWER UNIT PENGENDALIAN PEMBANGKITAN (UPDK)
BELAWAN

SINTIA WINDAYANA SIMBOLON


NIM. 2005032025

Telah disetujui untuk dapat melaksanakan Sidang Laporan Akhir

Menyetujui:
Pembimbing,

( Ir. Gunoro, M.T. )


NIP. 196209031989031004

Medan, ……………………..

Mengetahui:
Ketua Jurusan, Kepala Program Studi,

( Afritha Amelia, S.T., M.T. ) (Cholish, ST., MT.)


NIP. 19790423 200212 2 002 NIP. 1987061 201903 1 009

ii
LEMBAR PENGESAHAN

STUDI RELE DIFERENSIAL SEBAGAI PROTEKSI PADA


TRANSFORMATOR DAYA DI PT. PLN NUSANTARA
POWER UNIT PENGENDALIAN PEMBANGKITAN (UPDK)
BELAWAN

SINTIA WINDAYANA SIMBOLON


NIM. 2005032025

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal…………..


dan dinyatakan telah memenuhi syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya

Dosen Pembimbing,

( Ir. Gunoro, M.T. )


NIP. 196209031989031004

Tim Penguji:

Ketua Penguji

…………………………………. ( )
Penguji 1:

…………………………………. ( )
Penguji 2:

…………………………………. ( )

Medan, ……………………..

Mengetahui:
Ketua Jurusan, Kepala Program Studi,

( Afritha Amelia, S.T., M.T. ) (Cholish, ST., MT.)


NIP. 19790423 200212 2 002 NIP. 1987061 201903 1 009

iii
LEMBAR PERSEMBAHAN

Halaman iniberisikata-kata mutiarasertapernyataan persembahan dari penulis.

iv
ABSTRAK
Pada transformator daya salah satu pengaman yang terpasang adalah rele
diferensial. Rele diferensial merupakan rele pengaman pada sebuah transformator
yang mampu bekerja seketika tanpa berkoordinasi dengan rele di sekitarnya,
sehingga waktu kerja rele diferensial dapat dibuat secepat mungkin. Sistem proteksi
yang baik didukung oleh setting yang bagus pada rele diferensial untuk
menghindari kegagalan proteksi dan meningkatkan kualitas operasional sistem
transmisi. Metode penelitian ini menggunakan data sekunder yang kemudian
dilakukan perhitungan matematis untuk menentukan rasio current transformator,
error mismatch, dan parameter-parameter pada rele diferensial saat kondisi normal.
Rasio CT yang dipasang pada transformator di sisi tegangan primer 150 kV adalah
400:5 A dan pada sisi tegangan sekunder 11 kV adalah 4500:5 A. Hasil tersebut
diambil dengan pertimbangan hasil perhitungan arus rating yaitu sebesar 344,004
A pada sisi tegangan primer 150 kV dan 4.690,973 A pada sisi tegangan sekunder
11 kV. Arus setting yang didapat dari hasil perhitungan yaitu 0,165 A.

Kata kunci : Transformator daya, proteksi, rele diferensial

v
ABSTRACT
One of saver which is built-in on power transformer is differential relay.
Differential Relay is a safety on a transformer that is able to work instantly without
coordinating with relay around it, so that the working time of differential relay can
be made as quickly as possible. A good protection system supported by a nice
setting in order to avoid differential relay failure protection and improving the
quality of the transmission system operations. The research method used secondary
data obtained and then conducted mathematical calculations to determine the ratio
of current transformer, mismatch error, and the parameters on differential relay
when normal conditions. The ratio of CT mounted on the transformer primary side
voltage is 150 kV is 400:5 A and on the side of the secondary voltage of 11 kV is
4500:5 A. those results taken with consideration of the results of calculation of the
current rating that is of 344,004 A on the primary side voltage of 150 kV and
4.690,973 A on the side of the secondary voltage of 11 kV. The current settings are
obtained from the results of a calculation that is 0,165 A.

Keyword : Power transformer, protection, differential relay

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
rahmat yang telah diberikanNya kepada sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas akhir yang berjudul “Studi Rele Diferensial Sebagai Proteksi Pada
Transformator Daya di PT. PLN Nusantara Power Unit Pengendalian
Pembangkitan (UPDK) Belawan” dengan baik. Tugas akhir ini disusun untuk
melengkapi persyaratan mencapai derajat Ahli Madya (A.Md.) Politeknik Negeri
Medan.
Penyusunan laporan Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada

1. Tuhan Yang Maha Esa atas berkat yang telah diberikan kepada saya, sehingga
dapat menyelesaikan tugas akhir ini dalam keadaan yang sehat dan tanpa
kekurangan apapun.
2. Orang tua yang telah memberikan doa dan dukungan sepenuhnya dalam
penyusunan Tugas Akhir ini.
3. Bapak Abdul Rahman, S.E, Ak, M.Si, selaku Direktur Politeknik Negeri
Medan.
4. Ibu Afritha Amelia S.T, M.T, selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Politeknik
Negeri Medan.
5. Bapak Cholish, S.T, M..T, selaku Ketua Program Studi Teknik Listrik
Politeknik Negeri Medan.
6. Bapak Ir. Gunoro, M.T, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
pengalaman, arahan dan pengetahuan selama penyusunan Tugas Akhir ini.
7. Bapak Harmanto, selaku Manager PT. PLN NUSANTARA POWER UPDK
BELAWAN.
8. Seluruh personil Har Listrik PLTU PT PLN NUSANTARA POWER UPDK
BELAWAN.
9. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Teknik Listrik yang telah memberikan
ilmu dan materi di dalam perkuliahan maupun di luar perkuliahan.

vii
10. Teman – teman seperjuangan di Program Studi Teknik Listrik terutama kelas
EL-6D yang memberikan dukungan dalam menyelesaikan laporan ini.

Medan, 06 Juli 2023

<Sintia Windayana Simbolon >

viii
DAFTAR ISI

Halaman
PERNYATAAN ORISINALITAS .......................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii
LEMBAR PERSEMBAHAN ................................................................................ iv
ABSTRAK .............................................................................................................. v
ABSTRACT ............................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN ............................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
1.3 Batasan Masalah .............................................................................................. 2
1.4 Tujuan Laporan Akhir ...................................................................................... 2
1.5 Manfaat Laporan Akhir .................................................................................... 2
1.6 Sistematika Laporan ......................................................................................... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 4
2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................................ 4
2.2 Landasan Teori ................................................................................................. 6
2.2.1 Transformator Daya .......................................................................... 6

2.2.2 Transformator Arus ......................................................................... 12

2.2.3 Proteksi Transformator.................................................................... 15

2.2.4 Gangguan Pada Transformator Daya .............................................. 15

2.2.5 Dasar – dasar Sistem Proteksi ......................................................... 17

2.2.6 Klasifikasi Rele Proteksi ................................................................. 20

2.2.7 Prinsip Kerja Rele Proteksi ............................................................. 21

ix
2.2.8 Rele Diferensial ............................................................................... 22

2.2.9 Arus Nominal Primer Dan Sekunder .............................................. 27

2.2.10 Setting Kerja Rele Diferensial......................................................... 27

BAB 3 METODE PENELITIAN.......................................................................... 29


3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian ....................................................................... 29
3.2 Data Penelitian ............................................................................................... 29
3.3 Prosedur Penelitian ........................................................................................ 30
3.4 Flowchart Diagram ........................................................................................ 31
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................. 32
4.1 Perhitungan Matematis .................................................................................. 32
4.1.1 Perhitungan Nilai Rasio CT ............................................................ 32

4.1.2 Perhitungan Error Mismatch ........................................................... 33

4.1.3 Perhitungan Nilai Arus Sekunder CT ............................................. 34

4.1.4 Perhitungan Nilai Arus Diferensial ................................................. 34

4.1.5 Perhitungan Nilai Arus Restrain (Penahan) .................................... 35

4.1.6 Perhitungan Percent Slope (setting kecuraman) ............................. 35

4.1.7 Perhitungan Nilai Arus Setting (Iset) .............................................. 36

4.3 Tabel Hasil Perhitungan ................................................................................. 37


BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 38
5.1 Simpulan ........................................................................................................ 38
5.2 Saran .............................................................................................................. 38
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 39
LAMPIRAN .......................................................................................................... 41

x
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1 Data rasio CT ........................................................................................ 30
Tabel 4.1 Hasil Hitung Rasio CT sisi 150 Kv...................................................... 37
Tabel 4.2 Hasil Hitung Rasio CT Sisi 11 Kv ....................................................... 37
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Arus Dan Setting Rele Diferensial ......................... 37

xi
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Elektromagnetik Pada Trafo................................................................ 7
Gambar 2.2 kumparan transformator ..................................................................... 8
Gambar 2.3 Inti besi ................................................................................................ 8
Gambar 2.4 Bushing Transformator ....................................................................... 9
Gambar 2.5 Tangki dan Konsevator ..................................................................... 10
Gambar 2.6 Tap Charger Transformator ............................................................... 11
Gambar 2.7 Netral Ground Resistant .................................................................... 12
Gambar 2.8 Transformator Arus ........................................................................... 13
Gambar 2.9 Kurva kejenuhan untuk pengukuran dan proteksi ............................. 13
Gambar 2.10 Prinsip Kerja Rele Diferensial......................................................... 21
Gambar 2.11 single line diagram rele diferensial ................................................. 22
Gambar 2.12 Rele Diferensial Dalam Keadaan Normal ....................................... 24
Gambar 2.13 Relay diferensial saat gangguan Eksternal ...................................... 25
Gambar 2.14 Relay diferensial saat gangguan Internal ....................................... 25
Gambar 2.15 Karakteristik Relay Differensial..................................................... 26
Gambar 3.1 Transformator Daya PLTU Belawan ................................................ 29
Gambar 3.2 Flowchart Diagram ............................................................................ 31
Gambar 4.1.7 a Rele Differensial saat bekerja ...................................................... 36

xii
ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN

Arti lambang dan singkatan berupa daftar lambang dan singkatan yang
dipergunakan dalam laporan akhir disertai dengan arti dan satuannya bila dalam
laporan akhir ini dipergunakan banyak lambang dan singkatan. Jika hanya
ada sedikit lambang dan singkatan, maka tidak perlu dituliskan daftarnya.

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Data rasio CT Transformator Daya UPDK Belawan ........................ 41


Lampiran 2 Transformator Daya UPDK Belawan ................................................ 41
Lampiran 3 Data Daya yang dihasilkan PLTU ..................................................... 42

xiv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Transformator merupakan peralatan listrik yang berfungsi untuk menyalurkan


daya atau tenaga listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah ataupun
sebaliknya, memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih
rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain. Transformator menggunakan
prinsip hukum faraday dan hukum lorentz, dimana arus bolakbalik yang
mengalir mengelilingi suatu inti besi maka inti besi itu akan berubah menjadi
magnet. (Danny Hendra Kurniawan, Mujiman, Ir. Wiwik Handajadi, 2017)

Sistem proteksi tenaga listrik dirancang untuk mengidentifikasi kondisi sistem


tenaga listrik berdasarkan informasi seperti arus, tegangan, frekuensi, dan atau
sudut fasa. lnformasi yang diperoleh selanjutnya dibandingkan dengan besaran,
ambang-batas (treshold setting) pada peralatan poteksi Apabila besaran yang
diperoleh dari system melebihi atau kurang dari setting ambang-batas peralatan
proteksi, maka sistem proteksi akan bekerja untuk mengamankan kondisi
tersebut.

Salah satu system proteksi yang dapat digunakan pada transformator yaitu Rele
Deferensial. Rele diferensial adalah salah satu alat proteksi utama pada
transformator yang bekerja dengan waktu cepat tanpa koordinasi dengan rele
lain. Rele deferensial bekerja bila ada perbedaan vektor dari dua besaran listrik
atau lebih yang melebihi besaran yang telah ditentukan, rele deferensial juga
tidak dapat digunakan sebagai backup protection atau proteksi cadangan.

Berdasarkan uraian di atas maka judul tugas akhir ini akan membahas tentang
“Analisa Penggunaan Rele Diferensial Sebagai Proteksi Pada Transformator
Daya PT. PLN Nusantara Power UPDK Belawan yang dilakukan untuk
mengetahui prinsip kerja rele diferensial sebagai rele proteksi pada
transformator, serta untuk mengetahui arus setting dari rele diferensial dalam
memproteksi gangguan.

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang ada pada latar belakang di atas, maka rumusan
masalah pada tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
1) Bagaimanakah prinsip kerja dan pengamanan yang dilakukan rele
diferensial?
2) Bagaimanakah penentuan besar arus setting pada rele diferensial?

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai
berikut :
1) Pembahasan hanya menganalisa prinsip kerja dan pengamanan yang
dilakukan rele diferensial.
2) Pembahasan hanya menganalisa arus setting dari rele diferensial dalam
memproteksi gangguan.

1.4 Tujuan Laporan Akhir

Dari latar belakang dan rumusan masalah di atas yang telah diuraikan di atas,
maka tujuan penulisan tugas akhir ini adalah :
1) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prinsip kerja rele diferensial
sebagai rele proteksi pada transformator.
2) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui arus setting dari rele diferensial
dalam memproteksi gangguan.

1.5 Manfaat Laporan Akhir

Laporan tugas akhi ini diharapkan bermanfaat untuk :

1) Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi


tentang proteksi khususnya rele diferensial.
2) Diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan atau referensi dalam
melakukan analisa setting poteksi yang tepat bagi pihak PT. PLN

2
Nusantara Power UPDK Belawan.
3) Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan atau
sumber data untuk pengembangan system proteksi pada PT. PLN
Nusantara Power UPDK Belawan.

1.6 Sistematika Laporan

BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini, penulis membahas tentang latar belakang, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan tugas akhir, manfaat tugas akhir, dan sistematika
laporan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini, penulis membahas tentang kajian pustaka dan landasan teori
yang digunakan dalam pengaruh penggunaan kapasitor bank terhadap output
dari trafo tiga phasa di PT. Unilever Oleochemical Indonesia.
BAB III : METODE PEMBUATAN TUGAS AKHIR
Dalam bab ini, penulis menjelaskan tentang diagram alir tugas akhir, metode
pembuatan tugas akhir, serta jadwal dan tempat pembuatan tugas akhir.
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini, penulis mengolah data-data yang telah dikumpulkan dari hasil
metode-metode pengumpulan data sehingga meperjelas dan mempermudah
dalam pembacaannya dan membahasnya secara terperinci.
BABV : KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini, penulis menyimpulkan hasil analisis dari pembahasan-
pembahasan tentang Rele diferensial sebagai proteksi pada transformator daya
di PT. PLN NUSANTARA POWER UPDK BELAWAN dan memberikan
saran terhadap permasalahan tersebut.

3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Berikut ini merupakan beberapa penelitian yang telah dilakukan dengan topik
bahasan yang berkaitan dengan tugas akhir ini.

Penelitian tentang analisis pengujian relay differensial pada transformator


sudah banyak dilakukan oleh beberapa pihak. Yuniarto, dan kawan-kawan
pernah melakukan penelitian ini sebelumnya. Mereka melakukan penelitian di
Gardu Induk Kaliwungu. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui setting
relay differensial terbaik untuk menghindari kegagalan proteksi pada
transformator gardu induk Kaliwungu. Untuk mendapatkan hasil setting relay
differensial terbaik tersebut, peneliti melakukan perhitungan dan simulasi
dengan software ETAP menggunakan data yang diambil dalam penelitian ini
yakni data CT sisi 20 kV, data CT sisi 150 kV dan data transformator tenaga.
Pertama peneliti melakukan perhitungan untuk menghitung rasio CT, error
mismatch, arus sekunder CT, arus differensial, arus restrain, percent slope, dan
arus setting. Arus setting yang didapat dari hasil perhitungan adalah 0,3 A,
selanjutnya dilakukan perhitungan gangguan hubung singkat pada
transformator untuk mengetahui apakah relay differensial bekerja dengan
perkiraan arus gangguan yang diberikan. Pada gangguan hubung singkat
sebesar 32517,81 A pada sisi 20 kV, relay differensial akan bekerja karena arus
differensialnya sudah melewati arus setting dan pada gangguan hubung singkat
sebesar 580 A pada sisi 20 kV relay differensial tidak bekerja karena nilai arus
differensial tidak melewati nilai arus setting. Kedua peneliti melakukan
simulasi dengan menggunakan software ETAP, hasil perhitungan setting relay
differensial tadi digunakan untuk parameter dalam simulasi. Hasil simulasi
menunjukan relay bekerja dengan baik karena mampu mentripkan CB pada
saat gangguan didalam daerah kerja relay differential dengan indikasi arus
setting 1,18 A lebih kecil daripada arus operasi yang besarnya 1,49 A.

4
Sedangkan pada gangguan diluar daerah pengaman relay, arus setting yang
timbul 1,18 A sama dengan arus operasi yang besarnya 1,18 A sehingga relay
tidak bekerja.

Penelitian yang sama dilakukan oleh Gandy Altama, dan kawan-kawan.


Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan antara setting relay
differensial sesuai perhitungan dengan setting aktual relay differensial pada
main transformer di PLTP Kamojang unit 4. Penelitian dilakukan dengan
pengambilan data sheet transformer yang terpasang pada PLTP Kamojang dan
data sheet relay differensial yang terpasang. Selanjutnya dilakukan perhitungan
sesuai teori untuk mendapatkan setting relay differensial dari data sheet yang
didapat. Dari hasil penelitian yang dilakukan arus setting hasil perhitungan
dengan data aktual adalah sama. Sedangkan percent slope 1 dan percent slope
2 terdapat perbedaan hingga 370 % antara setting hasil perhitungan dengan data
aktual. Perbedaan ini dilakukan oleh pihak PLTP Kamojang dengan tujuan agar
relay differensial tidak terlalu sensitif terhadap arus yang melewati zona
proteksi sehingga setting masing-masing slope diubah menjadi 40% untuk
slope 1 dan 80% untuk slope 2.

Dalam jurnal lain, Muhammad Irsyam melakukan penelitian analisa tentang


masalah relay differensial terhadap trip CB pada transformator 30 MVA
PLTGU Panaran. Penelitian ini dilakukan karena transformator pada PLTGU
Panaran mengalami trip karena ada gangguan petir pada saluran transmisi 150
kV padahal seharusnya relay differensial tidak bekerja. Dalam penelitian ini
pertama-tama dilakukan pengambilan data yang dibutuhkan seperti data
transformator, data CT, dan data arus differensial dan arus restrain saat terjadi
gangguan. Selanjutnya dilakukan perhitungan untuk mencari nilai setting
differensial, didapatkan nilai slope 1 sebesar 19,266 % dan slope 2 sebesar
38,53 %. Setelah nilai setting didapatkan, dilakukan lah perhitungan untuk
mencari nilai arus sisi high voltage M1, arus sisi low voltage M2, arus sisi
voltage M3, arus side 1, dan arus side 2 pada transformator. Setelah didapatkan
nilai dari perhitungan tersebut, didapatlah nilai arus differensial sebesar 0,0297
A yang mana tidak melewati arus settingnya sebesar 0,3 untuk itu relay

5
seharusnya tidak bekerja. Untuk itu dilakukanlah analisa dari relay
differensialnya. Dari analisa tersebut didapatkan bahwa relay bekerja pada fasa
S karena adanya polaritas terbalik. Sehingga cara mengatasinya adalah
membalik kembali polaritasnya.

2.2 Landasan Teori

Uraian teori-teori yang digunakan untuk melaksanakan penelitian ini sehingga


mendukung pembuatan kerangka pemikiran suatu karya ilmiah.

2.2.1 Transformator Daya

Transformator daya merupakan suatu alat listrik statis, yang dipergunakan


untuk memindahkan daya dari satu rangkaian ke rangkaian lain, dengan
mengubah tegangan, tanpa mengubah frekuensi. Dalam bentuknya yang
paling sederhana transformator terdiri atas kumparan dan satu induktansi
mutual. Kumparan primer adalah yang menerima daya, dan kumparan
sekunder tersambung pada beban. Kedua kumparan dibelit pada suatu inti
yang terdiri atas material magnetik berlaminasi.

Landasan fisik transformator adalah induktansi mutual (timbal balik) antara


kedua rangkaian yang dibutuhkan oleh suatu fluks magnetik bersama yang
melewati suatu jalur dengan reluktansi rendah. Kedua kumparan memiliki
induktansi mutual yang tinggi. Jika suatu kumparan disambungkan pada
suatu sumber tegangan bolak balik, suatu fluks bolak balik terjadi di dalam
inti berlaminasi, yang sebagian besar akan mengait pada kumparan lainnya,
dan di dalamnya akan terinduksi suatu gaya gerak listrik (ggl). Transformator
daya dapat dilihat pada gambar 2.1 (Nasution et al., 2019)

6
Gambar 2.1 Elektromagnetik Pada Trafo
Sumber : (Nasution et al., 2019)

1) Bagian-bagian Transformator

a) Kumparan Transformator

kumparan trafo terdiri dari beberapa lilitan kawat tembaga yang


dilapisi dengan bahan isolasi (karton, pertinax, dll) untuk mengisolasi
baik terhadap inti besi maupun kumparan lain. Untuk trafo dengan
daya besar lilitan dimasukkan dalam minyak trafo sebagai media
pendingin. Banyaknya lilitan akan menentukan besar tegangan dan
arus yang ada pada sisi sekunder. Kadang kala transformator memiliki
kumparan tertier. Kumparan tertier diperlukan untuk memperoleh
tegangan tertier atau untuk kebutuhan lain. Untuk kedua keperluan
tersebut, kumparan tertier selalu dihubungkan delta. Kumparan tertier
sering juga untuk dipergunakan penyambungan peralatan bantu
seperti kondensator synchrone, kapasitor shunt dan reactor shunt.
Bentuk dari kumparan transformator dapat dilihat pada gambar 2.2

7
Gambar 2.2 kumparan transformator
Sumber (Tondok et al., 2019)

b) Inti Besi

Inti besi digunakan sebagai media mengalirnya flux yang timbul


akibat induksi arus bolak balik pada kumparan yang mengelilingi inti
besi sehingga dapat menginduksi kembali ke kumparan yang lain.
Dibentuk dari lempengan – lempengan untuk mengurangi eddy
current yang merupakan arus sirkulasi pada inti besi hasil induksi
medan magnet, dimana arus tersebut akan mengakibatkan rugi – rugi.
Bentuk inti besi dapat dilihat pada gambar 2.3

Gambar 2.3 Inti besi


Sumber : (Tondok et al., 2019)

8
c) Bushing

Bushing merupakan sarana penghubung antara belitan dengan


jaringan luar. Bushing terdiri dari sebuah konduktor yang diselubungi
oleh isolator. Isolator tersebut berfungsi sebagai penyekat antara
konduktor bushing dengan body main tank transformator. Bentuk
bushing dapat dilihat pada gambar 2.4

Gambar 2.4 Bushing Transformator


Sumber : (Tondok et al., 2019)

d) Minyak Transformator

Berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi. Minyak trafo


mempunyai sifat media pemindah panas (disirkulasi) dan mempunyai
daya tegangan tembus tinggi. Pada power transformator, terutama
yang berkapasitas besar, kumparan-kumparan dan inti besi
transformator direndam dalam minyak-trafo. Syarat suatu cairan bisa
dijadikan sebagai minyak trafo adalah sebagai berikut:

1. Ketahanan isolasi harus tinggi ( >10kV/mm ).

2. Berat jenis harus kecil, sehingga partikel-partikel inert di dalam


minyak dapat mengendap dengan cepat.

9
3. Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan
kemampuan pendinginan menjadi lebih baik.

4. Titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yang dapat


membahayakan.

5. Tidak merusak bahan isolasi padat.

6. Sifat kimia yang stabil.

e) Tangki dan Konservator

Tangki Konservator berfungsi untuk menampung minyak cadangan


dan uap/udara akibat pemanasan trafo karena arus beban. Diantara
tangki dan trafo dipasangkan relai bucholzt yang akan meyerap gas
produksi akibat kerusakan minyak. Untuk menjaga agar minyak tidak
terkontaminasi dengan air, ujung masuk saluran udara melalui saluran
pelepasan/venting dilengkapi media penyerap uap air pada udara,
sering disebut dengan silica gel dan dia tidak keluar mencemari udara
disekitarnya. Bentuk tangka dan konsevator dapat dilihat pada gambar
2.5

Gambar 2.5 Tangki dan Konsevator


Sumber : (Tondok et al., 2019)

10
f) Tap Charger

Kestabilan tegangan dalam suatu jaringan merupakan salah satu hal


yang dinilai sebagai kualitas tegangan. Transformator dituntut
memiliki nilai tegangan output yang stabil sedangkan besarnya
tegangan input tidak selalu sama. Dengan mengubah banyaknya
belitan pada sisi primer diharapkan dapat mengubah ratio antara
belitan primer dan sekunder dan dengan demikian tegangan
output/sekunderpun dapat di. proses perubahan ratio belitan ini dapat
dilakukan pada saat transformator sedang berbeban (On load tap
changer) atau saat transformator tidak berbeban (Off loadtap changer).
Tap Charger dapat dilihat pada gambar 2.6

Gambar 2.6 Tap Charger Transformator


Sumber (Tondok et al., 2019)

g) NGR (Netral Ground Resistant)


Salah satu metode pentanahan adalah dengan menggunakan NGR.
NGR adalah sebuah tahanan yang dipasang serial dengan netral
sekunder pada transformator sebelum terhubung ke ground/tanah.
Tujuan dipasangnya NGR adalah untuk mengontrol besarnya arus
gangguan yang mengalir dari sisi netral ke tanah. (Tondok et al., 2019)
Bentuk NGR dapat dilihat pada gambar 2.7

11
Gambar 2.7 Netral Ground Resistant
Sumber : (Tondok et al., 2019)

2.2.2 Transformator Arus

Trafo arus (CT) adalah peralatan pada sistem tenaga listrik yang berupa trafo
yang digunakan untuk pengukuran arus yang besarnya mencapai ratusan
ampere dan arus yang mengalir pada jaringan tegangan tinggi.

Di samping untuk pengukuran arus, trafo arus juga digunakan untuk


pengukuran daya dan energi. Dibutuhkan juga untuk keperluan telemeter dan
rele proteksi. Kumparan primer trafo arus dihubungkan seri dengan jaringan
atau peralatan yang akan diukur arusnya, sedangkan kumparan sekunder
dihubungkan dengan meter atau rele proteksi. Pada umumnya peralatan ukur
dan rele membutuhkan arus 1 atau 5 A. (ARFIANDA, 2019)

Transformator Arus Dapat dilihat pada gambar 2.8

12
Gambar 2.8 Transformator Arus
Sumber : (Tondok et al., 2019)

CT dalam sistem tenaga listrik digunakan untuk keperluan pengukuran dan


proteksi. Perbedaan mendasar pada kedua pemakaian di atas adalah pada
kurva magnetisasinya. Kurva kejenuhan untuk pengukuran dan proteksi dapat
dilihat pada gambar 2.9

Gambar 2.9 Kurva kejenuhan untuk pengukuran dan proteksi


Sumber : (Rinex Margianto, Slamet Hani, 2016)

1. Untuk pengukuran, memiliki kejenuhan sampai dengan 120 % arus


rating tergantung dari kelasnya, hal ini untuk mengamankan meter
pada saat gangguan

2. Untuk proteksi, memiliki kejenuhan cukup tinggi sampai beberapa kali


arus rating.

13
1) Ratio Transformator Arus

Transformator arus pada pengaman rele diferensial dipasang pada sisi


tegangan primer dan sisi tegangan sekunder transformator, oleh karena
itu rasio transformasi harus dipilih sedemikian rupa sehingga besar arus
sekunder pada kedua trafo arus sama atau paling tidak mendekati sama,
sebab apabila terdapat perbedaan arus maka selisih arus ini akan semakin
besar ketika berlangsung gangguan hubung singkat diluar daerah
pengaman.

Untuk menentukan rasio trafo arus maka diperlukan untuk menghitung


arus rating terlebih dahulu, karena arus rating berfungsi sebagai batas
pemilihan ratio. Untuk menghitung arus rating menggunakan rumus :

𝐼𝑟𝑎𝑡 = 110% × 𝐼𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 ......................................... (2.1)

Dimana

𝐼𝑟𝑎𝑡 = Arus rating (A)

𝐼𝑖𝑛 = Arus Nominal (A)

2) Error Mismatch

Error mismatch merupakan kesalahan dalam membaca perbedaan arus


dan tegangan di sisi primer dan sekunder transformator serta pergeseran
fasa di trafo tersebut. Menghitung besarnya arus mismatch yaitu dengan
cara membandingkan rasio CT ideal dengan CT yang ada di pasaran,
dengan ketentuan error tidak boleh melebihi 5% dari rasio CT yang
dipilih.

Untuk menghitung besarnya nilai error mismatch menggunakan rumus :


𝐶𝑇 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 𝑀𝑖𝑠𝑠𝑚𝑎𝑡𝑐ℎ = % ................ (2.2)
𝐶𝑇 𝑇𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔
𝐶𝑇2 𝑉1
= ................................................................ (2.3)
𝐶𝑇1 𝑉2

14
Dimana :
CT (ideal) : Trafo arus (ideal)
𝑉1 : Tegangan dibagian sisi tinggi

𝑉2 : Tegangan dibagian sisi rendah

3) Arus Sekunder Current Transformator (CT)

Arus sekunder pada CT (Current Transformator) adalah arus yang


dikeluarkan dari CT itu sendiri. Arus sekunder CT dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
1
𝐼𝑆𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 = 𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐶𝑇 × 𝐼𝑛 ........................................ (2.4)

(ARFIANDA, 2019)

2.2.3 Proteksi Transformator


Proteksi transformator umumnya menggunakan Rele Diferensial dan Rele
Restricted Earth Fault (REF) sebagai proteksi utama. Sedangkan proteksi
cadangan menggunakan rele arus lebih (OCR) rele gangguan ke tanah Ground
Fault Relay (GFR). Sedangkan Standby Earth Fault (SEF) umumnya hanya
dipergunakan pada transformator dengan belitan Y yang ditanahkan dengan
resistor, dan fungsinya lebih mengamankan NGR. Umumnya skema proteksi
disesuaikan dengan kebutuhan.
Rele pengaman transformator daya harus dapat mendeteksi adanya sumber
gangguan yang berada di dalam maupun di luar transformator yang berada di
daerah pengamannya. Di samping itu adanya gangguan di luar daerah
pengamannya bila rele yang terkait tidak bekerja salah satu rele pada
transformator harus bekerja.(Dwi Cahyadi Jaya et al., 2018)

2.2.4 Gangguan Pada Transformator Daya


Gangguan yang berpengaruh terhadap kerusakan transformator tidak hanya
karena adanya gangguan di dalam transformator atau di dalam daerah
pengamanan transformator tetapi juga adanya gangguan di luar daerah

15
pengaman. Justru kerusakan transformator cenderung terjadi karena terlalu
seringnya terjadi gangguan di luar daerah pengaman.

1) Gangguan Di Luar Daerah Pengaman

Gangguan di luar daerah pengaman transformator daya ini sering terjadi


dan dapat merupakan beban lebih, hubungan singkat fasa ke tanah maupun
gangguan antar fasa. Gangguan ini mempunyai pengaruh terhadap
transformator, sehingga transformator harus dilepaskan/ dipisahkan bila
gangguan tersebut terjadi setelah waktu tertentu untuk memberi
kesempatan pengaman daerah yang terganggu bekerja.

Kondisi beban yang berlanjut dapat di deteksi dengan rele thermal atau
termometer yang memberi sinyal sehingga beban berkurang. Untuk
kondisi gangguan di luar daerahnya misalnya gangguan hubung singkat
pada rel gangguan, hubung singkat disalurkan keluarannya, maka rele arus
lebih dengan perlambatan waktu atau sering digunakan sebagai
pengamannya. Koordinasi yang baik, untuk daerah berikutnya yang
terkait. Pengaman utama ini di rancang sedemikian rupa sehingga tidak
boleh bekerja terhadap gangguan tersebut.

2) Gangguan Di Daerah Pengaman

Pengaman utama transformator daya ditunjukan sebagai pengaman di


dalam daerah pengamannya. Gangguan di dalam sangat serius dan selalu
ada resiko terjadinya kebakaran. Gangguan di dalam dapat terjadi karena
diakibatkan :

a) Gangguan satu fasa atau antar fasa pada sisi tegangan tinggi atau
teganggan rendah di terminal luar.

b) Hubungan singkat antar lilitan di sisi tegangan tinggi atau tegangan


rendah.

c) Gangguan tanah pada lilitan tersier, atau hubung singkat antar belitan
di lilitan tersier.

16
2.2.5 Dasar – dasar Sistem Proteksi

Secara umum rele proteksi harus bekerja sesuai dengan yang diharapkan
dengan waktu yang cepat sehingga tidak akan mengakibatkan kerusakan,
ataupun kalau suatu peralatan terjadi kerusakan secara dini telah diketahui,
atau walaupun terjadi gangguan tidak menimbulkan pemadaman bagi
konsumen.

Relay proteksi dapat merasakan adanya gangguan pada peralatan yang


diamankan dengan mengukur atau membandingkan besaran-besaran yang
diterimanya, misalnya arus, tegangan, daya, sudut fasa, frekuensi, impedansi
dan sebagainya, dengan besaran yang telah ditentukan, kemudian mengambil
keputusan untuk seketika ataupun dengan perlambatan waktu membuka
pemutus tenaga.

Tugas relay proteksi juga berfungsi menunjukkan lokasi dan macam


gangguannya. Dengan data tersebut memudahkan analisa dari gangguannya.
Dalam beberapa hal relay hanya memberi tanda adanya gangguan atau
kerusakan, jika dipandang gangguan atau kerusakan tersebut tidak
membahayakan. (Rizky & Emtdc, 2011)

Dari uraian di atas maka rele proteksi pada sistem tenaga listrik berfungsi
untuk :

1) Merasakan, mengukur dan menentukan bagian sistem yang terganggu


serta memisahkan secepatnya sehingga sistem lain yang tidak terganggu
dapat beroperasi secara normal.

2) Mengurangi kerusakan yang lebih parah dari peralatan yang terganggu.

3) Mengurangi pengaruh gangguan terhadap bagian sistem yang lain yang


tidak terganggu di dalam sistem tersebut serta mencegah meluasnya
gangguan.

4) Memperkecil bahaya bagi manusia.

Untuk melaksanakan fungsi diatas maka rele pengaman harus memenuhi


persyaratan sebagai berikut :

17
a) Sensitivitas
Sensitivitas adalah kepekaan relay proteksi terhadap segala macam
gangguan dengan tepat yakni gangguan yang terjadi di daerah
perlindungannya. Kepekaan suatu sistem proteksi ditentukan oleh nilai
terkecil dari besaran penggerak saat peralatan proteksi mulai
beroperasi. Nilai terkecil besaran penggerak berhubungan dengan nilai
minimum arus gangguan dalam daerah yang dilindunginya. Relay yang
digunakan harus sensitive agar dapat merasakan gangguan yang paling
kecil di daerah proteksi dengan kata lain harus dapat mendeteksi suatu
keadaan secara pasti.
b) Selektivitas
Selektif berarti suatu sistem proteksi harus dapat memilih bagian sistem
yang harus diisolir apabila relay proteksi mendeteksi gangguan.
c) Keandalan
Keandalan adalah ukuran dari tingkat kepastian atau ukuran dari tingkat
kepercayaan bahwa suatu sistem relay penggunaan pada suatu sistem
tenaga listrik melakukan kerja yang tepat dan benar, serta dapat
mengamankan peralatan sistem dari segala bentuk gangguan. Dalam
keadaan normal atau sistem yang tidak pernah terganggu relay proteksi
tidak bekerja selama berbulan – bulan mungkin bertahun – tahun, tetapi
relay proteksi bila diperlukan harus dan pasti dapat bekerja, sebab bila
relay gagal bekerja dapat mengakibatkan kerusakan yang lebih parah
pada peralatan yang diamankan atau mengakibatkan bekerjanya relay
lain sehingga daerah itu mengalami pemadaman yang lebih luas. Untuk
tetap menjaga keandalannya, maka relay proteksi harus dilakukan
pengujian secara periodik.
d) Kecepatan
Sistem proteksi perlu memiliki tingkat kecepatan sebagaimana
ditentukan sehingga meningkatkan mutu pelayanan, keamanan
manusia, peralatan dan Peralatan proteksi harus dapat bekerja dengan
stabil walaupun sistem operasi sedang tidak normal, dengan demikian

18
sistem tersebut tetap aman.
e) Ekonomis dan sederhana
Dimana dituntut pula syarat bahwa sistem proteksi mempunyai bentuk
yang sederhana dan fleksibel. (ichsanul mahendra, rizki anada, lancar
siahaan, 2022)

Untuk mendapatkan penyetelan yang memenuhi semua kriteria diatas


adakalanya sulit dicapai, yaitu terutama antara selektif dan cepat, sehingga
adakalanya harus diadakan kompromi koordinasi. Kita sadari pula bahwa
sistem proteksi tidak dapat sempurna walaupun sudah diusahakan pemilihan
jenis rele yang baik, tetapi adakalanya masih gagal bekerja.
Hal yang menimbulkan kegagalan pengaman dapat dikelompokkan sebagai
berikut :
1. Kegagalan pada rele sendiri.
2. Kegagalan suplai arus atau tegangan ke rele tegangannya rangkaian
suplai ke rele dari trafo tersebut terbuka atau terhubung singkat.
3. Kegagalan sistem suplai arus searah untuk triping pemutus tenaga. Hal
ini dapat disebabkan baterai lemah karena kurang perawatan, terbukanya
atau terhubung singkat rangkaian arus searah.
4. Kegagalan pada pemutus tenaga. Kegagalan ini dapat disebabkan karena
kumparan trip tidak menerima suplai, kerusakan mekanis ataupun
kegagalan pemutusan arus karena besarnya arus hubung singkat
melampaui kemampuan dari pemutus tenaganya.

Karena adanya kemungkinan kegagalan pada sistem pengaman maka harus


dapat diatasi yaitu dengan penggunaan pengaman cadangan (Back up
Protection). Dengan demikian pengamanan menurut fungsinya dapat
dikelompokkan menjadi :
1. Pengaman utama yang pada umumnya selektif dan cepat, dan malah jenis
tertentu mempunyai sifat selektif mutlak misalnya rele diferensial.
2. Pengaman cadangan, umumnya mempunyai perlambatan waktu hal ini

19
untuk memberikan kesempatan kepada pengaman utama bekerja lebih
dahulu, dan jika pengaman utama gagal, baru pengaman cadangan
bekerja dan rele ini tidak seselektif pengaman utama.
2.2.6 Klasifikasi Rele Proteksi
Rele-rele yang akan digunakan dalam sistem tenaga listrik dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :

1) Berdasarkan prinsip kerjanya

a) Rele Temperature (thermal relay)

Rele jenis ini bekerja karena pengaruh panas arus listrik yaitu
mendeteksi arus dengan pertambahan temperature yang ditimbulkan
arus yang melewatinya. Rele ini dapat juga bekerja karena ketidak
seimbangan arus yang menyebabkan kenaikan temperatur akibat
komponen urutan negatif. Rele jenis ini sering dipakai untuk proteksi
terhadap keadaaan arus lebih yaitu dengan mendeteksi panas yang
terjadi akibat arus lebih tersebut.

b) Rele Elektromagnetik (Elektromagnetic Relay)


Jenis rele ini dapat menggunakan sumber arus bolak-balik atau sumber
arus searah sebagai tenaga penggerak rele.

c) Rele Statis (Static Relay)


Rele jenis statis adalah rele yang bekerja dengan menggunakan
komponen-komponen statis, seperti transistor, diode dan lain-lain guna
mendapatkan karakteristik yang diingikan.

2) Berdasarkan besaran ukur dan fungsinya


a) Rele-rele akan bekerja bila besaran ukurnya turun sampai harga
tertentu. Rele jenis ini misalnya rele tegangan kurang (under voltage
relay) dan rele frekuensi kurang (under frequensi relay).
b) Rele-rele akan bekerja bila besaran ukurnya melebihi suatu harga
tertentu, misalnya : rele arus lebih (over current relay) dan rele tegangan
lebih (over voltage relay).

20
c) Rele daya adalah jenis rele besaran (directional relay) yang akan
bekerja bila arah daya mengalir kesuatu arah tertentu yang tidak
dikehendaki.

d) Rele diferensial yaitu rele yang akan bekerja berdasarkan perbedaan


tegangan, arus atau fasa antar dua tempat atau lebih.

e) Rele jarak yaitu rele yang bekerja berdasarkan pada perbandingan harga
tegangan dan arus. Jadi dapat dikatakan bahwa besaran yang dideteksi
adalah impedansi.

2.2.7 Prinsip Kerja Rele Proteksi


Rele dapat bekerja apabila mendapatkan sinyal-sinyal input yang melebihi
dari setting rele tersebut. Besaran ukur yang dipakai untuk sinyal input yaitu
berupa arus, tegangan, impedansi, daya, arah daya, pemanasan, pembentukan
gas, frekuensi, gelombang eksplosi dan sebagainya. Rele dikatakan kerja
(operasi), apabila kontak-kontak dari rele tersebut bergerak membuka dan
menutup dari kondisi awalnya.

Apabila rele mendapat satu atau beberapa sinyal input sehingga dicapai suatu
harga pick-up tertentu, maka rele kerja dengan menutup kontak-kontaknya.
Maka rele akan tertutup sehingga tripping coil akan bekerja untuk
memutuskan beban. (Wahyudin SN, Retno Aita Diantari, 2018)

Gambar 2.10 Prinsip Kerja Rele Diferensial


Sumber : (Wahyudin SN, Retno Aita Diantari, 2018)

21
Pada keadaan ini sistem tenaga listrik akan terputus karena disebabkan oleh
adanya gangguan.

2.2.8 Rele Diferensial

Rele Diferensial mempunyai bentuk yang bermacam-macam, tergantung dari


peralatan yang diamankan. Sistem proteksi rele diferensial secara universal
dipergunakan untuk proteksi pada generator, transformator daya, busbar dan
saluran transmisi, ke semua sistem proteksi diferensial tersebut berdasarkan
pada prinsip keseimbangan (balance), atau membandingkan arus-arus
sekunder transformator arus yang terpasang pada terminal-terminal peralatan/
instalasi listrik yang diproteksi.

Gambar 2.11 single line diagram rele diferensial


Sumber : (penulis, 2023)

1) Fungsi Rele Diferensial

Pengaman rele diferensial merupakan alat pengaman utama untuk


mengamankan transformator daya, fungsinya antara lain adalah :

a. Mengamankan transformator dari gangguan hubung singkat yang


terjadi di dalam transformator, antara lain hubung singkat antara
kumparan dengan kumparan atau antara kumparan dengan tangki.

22
b. Rele diferensial arus membandingkan arus yang melalui daerah
pengamanan.

c. Rele ini harus bekerja kalau terjadi gangguan di daerah pengamanan,


dan tidak boleh bekerja dalam keadaan normal atau gangguan di luar
daerah pengamanan.

d. Rele ini merupakan unit pengamanan dan mempunyai selektifitas


mutlak.

2) Sifat Pengaman Rele Diferensial

Sifat pengaman rele diferensial sebagai pengaman utama bekerja sangat


efektif dan cepat, dan tidak perlu dikoordinir dengan rele lain. rele ini juga
tidak dapat digunakan sebagai pengaman cadangan untuk seksi atau daerah
berikutnya, daerah pengamannya dibatasi oleh pasangan trafo arus dimana
rele diferensial dipasang. penggunaan rele diferensial untuk pengaman
generator, trafo daya, saluran transmisi yang pendek dan motor-motor
yang kapasitasnya besar.

3) Persyaratan Pada Rele Diferensial

Persyaratan pada rele diferensial yaitu sebagai berikut :

1. Kedua trafo arus yang digunakan harus mempunyai rasio yang sama
atau mempunyai rasio sedemikian rupa, sehingga kedua arus
sekundernya sama.

2. Karakteristik kedua trafo arusnya sama.(Subianto, 2016)

4) Prinsip Kerja Rele Diferensial

Prinsip kerja proteksi differensial adalah membandingkan dua besaran


arus dan fasa anatara dua titik pada batasan- batasan daerah pengaman.
Jadi dalam hal ini digunakan arus sebagai besaran ukurnya, jika pada
peralatan yang diamankan tidak terjadi gangguan atau gangguan tersebut
brada diluar daerah yang diamankan maka nilai arus dan fasa mengalir
pada trafo arus CT 1 dan CT 2 adalah sama atau mempunyai perbandingan

23
nilai arus serta persesaran sudut fasa terten tu, sehingga relai tidak akan
bekerja.

Tetapi jika terjadi gangguan pada peralatan yang diamankan, maka akan
terjadi perbedaan arus atau perbandingan arus berubah serta perubahan
sudut fasa yang akan menyebabkan relai differensial akan bekerja. Adapun
cara membanding- kan I1 dan I2 yaitu dengan membanding- kan besarnya
nilai dan sudut fasa pada arus sekunder. Batas-batas pengaman proteksi
differensial dibatasi oleh trafo arus CT 1 dan CT 2.(Jurnal, 2018)

Adapun prinsip kerja rele diferensial ini terjadi dalam tiga keadaan, yaitu
dalam keadaan normal, keadaan gangguan diluar daerah proteksi dan
gangguan didalam daerah proteksi

a) Rele diferensial pada keadaan normal

Gambar 2.12 Rele Diferensial Dalam Keadaan Normal


Sumber: (Penulis, 2023)

Pada keadaan normal atau gangguan berada diluar daerah pengaman


maka arus yang mengalir pada rele adalah 𝐼1 = 𝐼2 dimana :

𝐼1 = arus sekunder yang mengalir pada trafo arus 𝐶𝑇1

𝐼2 = arus sekunder yang mengalir pada trafo arus 𝐶𝑇2

Dengan menganggap suatu hal yang ideal serta pemilihan trafo arus 𝐶𝑇1
dan 𝐶𝑇2 sama atau sesuai dengan transformasi trafo daya, maka selama

24
bekerja pada keadaan normal (tidak ada gangguan) ataupun ada
gangguan diluar daerah pengamannya, arus sekunder 𝐼1 dan 𝐼2 akan
mempunyai nilai yang sama tetapi dengan arah vektor yang
berlawanan, sehingga dari hubungan di atas didapat :

𝐼𝑑(𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙) = 0

b) Rele diferensial pada gangguan di luar daerah proteksi

Gambar 2.13 Relay diferensial saat gangguan Eksternal


Sumber : (Penulis, 2023)

Pada gangguan diluar (eksternal) daerah proteksi relai diferensial


(diluar kedua trafo arus), relai diferensial tidak akan bekerja, karena Ip
dan Is sama besar dan berlawanan arah (Id = Ip + Is = 0 Ampere, Idif =
IP + IS = 0 Ampere). (Liem Ek Bien, Dita Helna, 2007)

c) Relay Diferensial Keadaan Gangguan Internal

Gambar 2.14 Relay diferensial saat gangguan Internal


Sumber : (Penulis, 2023)

25
Jika gangguan terjadi didalam proteksinya pada transformator daya
yang diproteksi (internal fault), maka arah sirkulasi arus disalah satu
sisi akan terbalik, menyebabkan “keseimbangan” pada kondisi normal
terganggu, akibatnya arus Id akan mengalir melalui rele diferensial dari
terminal 1 menuju ke terminal 2 maka terjadi selisih arus didalam rele,
selanjutnya rele tersebut akan mengoperasikan CB untuk memutus.

5) Karakteristik Relay Differensial

Setiap relay differensial dilengkapi dengan nilai settingannya dan


memberikan karakteristik tripping tertentu. Karakteristik inilah yang akan
mengenali jenis gangguan. Gambar 2.15 menunjukan karakteristik
tripping relay differensial.

Gambar 2.15 Karakteristik Relay Differensial


Sumber : (Muhammad Rizki Muharam, 2018)

Slope1 merupakan setting untuk menentukan titik dimana relay


differensial mulai bekerja (pick-up relay). Sehingga bisa dibilang Slope1
ini merupakan nilai penentu kapan relay differensial ini akan bekerja.
Slope1 bertugas untuk mengenali gangguan internal.

Slope2 bertugas untuk mengenali gangguan eksternal. Nilai Slope2


digunakan untuk melihat adanya gangguan di luar daerah pengaman. Pada
saat gangguan eksternal nilai arus yang melewati transformator sangat
besar. Arus yang besar tersebut idealnya ditransformasikan oleh CT

26
bernilai sama besar pada masing-masing sisi transformator. Tetapi setiap
CT memiliki karakteristik error yang mengakibatkan arus differensial
menjadi besar pada sisi belitan transformator. Untuk membedakan apakah
arus differensial itu disebabkan oleh gangguan internal atau gangguan
eksternal, maka digunakan perhitungan arus restrain (persamaan) untuk
mengetahui nilai arus rata-rata yang mengalir pada kedua sisi belitan
transformator. Perhitungan arus restrain ini yang digunakan sebagai dasar
perhitungan Slope2. (Muhammad Rizki Muharam, 2018)

2.2.9 Arus Nominal Primer Dan Sekunder


Arus nominal pada transformator daya dapat ditentukan dengan persamaan
sebagai berikut :

𝑆 = 𝑉 × 𝐼 ............................................... (2.5)

Arus nominal pada sisi primer


𝑆
𝐼𝑁1 = √3 .𝑉 ............................................... (2.6)
𝑝

Arus nominal pada sisi dekunder


𝑆
𝐼𝑁2 = √3 .𝑉 ............................................... (2.7)
𝑠

Dimana :

𝐼𝑛1 = Arus nominal pada sisi primer

𝐼𝑛2 = Arus nominal pada sisi sekunder

S = Daya pada transformator daya

𝑉𝑃 = Tegangan pada sisi primer

𝑉𝑆 = Tegangan pada sisi sekunder

2.2.10 Setting Kerja Rele Diferensial

Rele diferensial bekerja berdasarkan hukum arus kirchhoff 1 (Kirchhoff


current law 1) yang berbunyi “arus yang masuk pada suatu titik sama

27
dengan arus yang keluar pada titik tersebut”.

𝐼1 + (−𝐼2 ) + (−𝐼3 ) + (−𝐼5 ) = 0 .................. (2.8)

𝐼1 + 𝐼4 = 𝐼2 + 𝐼3 + 𝐼5 ..................................... (2.9)

𝐼1 = 𝐼2 S .......................................................... (2.10)

𝐼𝑀𝑎𝑠𝑢𝑘 = 𝐼𝐾𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 ............................................. (2.11)

Untuk menentukan besaranya nilai arus diferensial, arus restrain


(penahan), slope dan arus setting pada rele diferensial menggunakan
persamaan sebagai berikut :

𝐼𝑑 = 𝐼2 − 𝐼1 .................................................. (2.12)
𝐼1 +𝐼2
𝐼𝑟 = ...................................................... (2.13)
2

𝐼𝑑
𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒 = × 100% .................................... (2.14)
𝐼𝑟

𝐼𝑆𝑒𝑡𝑡𝑖𝑛𝑔 = %𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒 × 𝐼𝑟 ............................... (2.15)

Dimana :
Id = Arus diferensial
Ir = Arus restrain (penahan)
Isetting = Arus setting pada rele diferensial
Slope = Batas ambang kemampuan kumparan penahan

28
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian

Adapun lokasi yang digunakan sebagai objek penelitian adalah PT. PLN Nusantara
Power Unit Pengendalian Pembangkitan (UPDK) Belawan dan dilaksanakan pada
tanggal 09 Januari 2023 sampai dengan tanggal 17 Februari 2023.

3.2 Data Penelitian

Data yang di ambil dalam penyelesaian tugas akhir ini menggunakan data-data
yang diperoleh dari Transformator Daya PLTU PT. PLN Nusantara Power Unit
Pengendalian Pembangkitan (UPDK) Belawan, berikut saya lampirkan foto
transformator daya PLTU Belawan dapat dilihat pada gambar dan data rasio
CT Transformator Daya antara lain sebagai berikut:

Gambar 3.1 Transformator Daya PLTU Belawan


Sumber : (Penulis, 2023)

29
Data rasio CT

Tabel 3.1 Data rasio CT

Data Rasio CT

150 kV 11 kV

PRIM / SEC PRIM / SEC

400 / 5 4500 / 5

3.3 Prosedur Penelitian

Prosedur yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan mengumpulkan data
sekunder. Tahapan pertama yang dilakukan pada penelitian ini yaitu
melakukan studi literatur untuk menambah pemahaman dan pendalaman
materi terkait tema penelitian dengan mencari dari beberapa buku, jurnal-jurnal
ilmiah dan dari referensi lainnya yang berkaitan dengan tema penelitian,
selanjutnya melakukan pengumpulan data sekunder di Transformator Daya
PLTU PT. PLN Nusantara Power Unit Pengendalian Pembangkitan (UPDK)
Belawan.

Data-data yang diperlukan meliputi data transformator daya dan data parameter
rele diferensial yang ada di PLTU PT. PLN Nusantara Power Unit Pengendalian
Pembangkitan (UPDK) Belawan. Setelah dilakukan pengumpulan data
selanjutnya adalah mencari nilai arus nominal pada sisi primer dan sisi
sekunder transformator, setelah itu dilakukan pemilihan nilai rasio CT.
Selanjutnya yaitu menentukan error mismatch, sebelum menghitung error
mismatch terlebih dahulu menghitung CT ideal pada salah satu sisi
transformator, kemudian menghitung arus diferential dan arus setting
diferensial.

30
3.4 Flowchart Diagram

Mulai

Pengumpulan Data

Menghitung nilai rasio CT terpasang

Menghitung nilai eror Mismatch

Menghitung nilai parameter rele differensial

𝐼𝑑 = 𝐼2 − 𝐼1

𝐼𝑑 × 𝐼2
𝐼𝑟 =
2
𝐼𝑑
𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒 = 𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒 × 𝐼𝑟
𝐼𝑟

𝐼𝑆𝑒𝑡𝑡𝑖𝑛𝑔 = %𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒 × 𝐼𝑟

Jika
𝐼𝑑 < 𝐼𝑠𝑒𝑡

TIDAK YA
Rele aktif Rele tidak aktif

Sistem proteksi bekerja Sistem proteksi normal

Penarikan kesimpulan

Selesai

Gambar 3.2 Flowchart Diagram


Sumber : (Penulis, 2023)

31
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Perhitungan Matematis


Perhitungan matematis adalah perhitungan untuk menentukan rasio CT pada
trafo daya, dengan menggunakan perhitungan arus nominal dan arus rating.
Selanjutnya menghitung error mismatch, menghitung arus diferensial,
menghitung arus restrain, menghitung arus slope, dan arus setting rele
diferensial.

4.1.1 Perhitungan Nilai Rasio CT


Untuk menghitung rasio CT, terlebih dahulu menghitung arus rating. Arus
rating berfungsi sebagai batas pemilihan rasio CT. In atau arus nominal
merupakan arus yang mengalir pada masing-masing jaringan (tegangan tinggi
dan tegangan rendah).

1. Perhitungan Arus Nominal


Arus nominal pada sisi tegangan tinggi 150 kV :
𝑆
𝐼𝑁1 =
√3 × 𝑉𝑠
81.250.000
𝐼𝑁1 =
√3 × 150.000
81.250.000
𝐼𝑁1 = 259.807,621

𝐼𝑁1 = 312,731 A

Arus nominal pada sisi tegangan rendah 11 kV :


𝑆
𝐼𝑁2 =
√3 × 𝑉𝑝

81.250.000
𝐼𝑁2 =
√3 × 11.000

81.250.000
𝐼𝑁2 = 19.052,55

𝐼𝑁2 = 4.264,521 A

2. Perhitungan Arus Rating

32
Arus ratting di sisi tegangan tinggi 150kV :
𝐼𝑟𝑎𝑡 = 110% × 𝐼𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙
𝐼𝑟𝑎𝑡 = 110% × 312,731 A
𝐼𝑟𝑎𝑡 = 344,004 A

Arus ratting di sisi tegangan rendah 11 kV :


𝐼𝑟𝑎𝑡 = 110% × 𝐼𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙
𝐼𝑟𝑎𝑡 = 110% × 4.264,521 A
𝐼𝑟𝑎𝑡 = 4.690,973 A

Hasil dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa arus nominal yang
menuju ke trafo daya di sisi tegangan tinggi 150 kV adalah 312,731 A
sedangkan di sisi tegangan rendah 11 kV adalah 4.264,521 A.
Perhitungan arus rating pada trafo daya di atas juga dapat diketahui di sisi
tegangan tinggi 150 kV adalah 344,004 A sedangkan pada sisi tegangan
tinggi 11 kV adalah 4.690,973 A. Sesuai dengan perhitungan tersebut, maka
rasio CT yang terpasang pada sisi tegangan tinggi 150 kV adalah 400:5 A
serta pada sisi tegangan rendah 11 kV adalah 4500:5 A. Berdasarkan uraian
tersebut maka bila arus yang mengalir pada sisi tegangan tinggi sebesar 400
A di CT akan terbaca 5 A. Rasio CT yang dipilih 400 A dan 4500 A sebab
pada Transformator Daya di PLTU Belawan menggunakan nilai tersebut.

4.1.2 Perhitungan Error Mismatch


Menghitung besarnya arus mismatch yaitu dengan cara membandingkan
rasio CT ideal dengan CT yang terpasang, dengan ketentuan error tidak
boleh melebihi 5% dari rasio CT yang dipilih.

1. Error mismatch di sisi tegangan tinggi 150 kV :


𝐶𝑇 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑠𝑚𝑎𝑡𝑐ℎ = 𝐶𝑇 𝑇𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 %
𝐶𝑇2 𝑉
= 𝑉1
𝐶𝑇1 2

33
𝑉 4500 11
𝐶𝑇1 (Ideal) = 𝐶𝑇2 × 𝑉2 = × 150 = 4500 × 0,073 = 329,985 A
1 1
329,985
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑠𝑚𝑎𝑡𝑐ℎ = % = 0,824 %
400

2. Error mismatch di sisi tegangan rendah 11 kV :


𝐶𝑇 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑠𝑚𝑎𝑡𝑐ℎ = 𝐶𝑇 𝑇𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 %
𝐶𝑇2 𝑉
= 𝑉1
𝐶𝑇1 2
𝑉 400 150
𝐶𝑇2 (Ideal) = 𝐶𝑇1 × 𝑉1 = × = 400 × 13,636 = 5.454,454 A
2 1 11
5.454,54
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑠𝑚𝑎𝑡𝑐ℎ = % = 1,212 %
4500

Hasil dari perhitungan yang telah dilakukan, maka diperoleh nilai


CT1 ideal sebesar 329,985 A dan error mismatch sebesar 0,824 %
Error mismatch pada CT2 sebesar 1,212% dengan hasil
perhitungan CT ideal sebesar 5.454,454 A.

4.1.3 Perhitungan Nilai Arus Sekunder CT


Arus sekunder CT merupakan arus yang di keluarkan CT.
1. Arus sekunder CT sisi tegangan tinggi 150 kV :
1
𝐼𝑆𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 = 𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐶𝑇 × 𝐼𝑛
1
𝐼𝑆𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 = 400 × 312,731A

𝐼𝑆𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 = 0,781 A

2. Arus sekunder CT, sisi tegangan rendah 11 kV :


1
𝐼𝑆𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 = 𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐶𝑇 × 𝐼𝑛
1
𝐼𝑆𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 = × 4.264,521 A
4500

𝐼𝑆𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 = 0,947 A
4.1.4 Perhitungan Nilai Arus Diferensial
Arus diferensial yaitu arus selisih antara arus sekunder CT sisi tegangan
tinggi terhadap arus sekunder CT sisi tegangan rendah.

𝐼𝑑𝑖𝑓 = 𝐼2 - 𝐼1

34
𝐼𝑑𝑖𝑓 = 0,947 A – 0,781 A

𝐼𝑑𝑖𝑓 = 0,166 A

Hasil dari perhitungan mendapatkan nilai selisih antara Isekunder CT sisi


tegangan tinggi dan sisi tegangan rendah adalah 0,166 A. Nilai tersebut yang
menjadi pembanding dengan arus setting rele diferensial.

4.1.5 Perhitungan Nilai Arus Restrain (Penahan)


Arus restrain diperoleh dengan cara menjumlahkan arus sekunder CT1
dan CT2 kemudian dibagi 2.
𝐼1 + 𝐼2
𝐼𝑟 = 2

0,781 𝐴 + 0,947 𝐴
𝐼𝑟 = 2

𝐼𝑟 = 0,864 A

Hasil dari perhitungan diatas maka didapat nilai arus restrain 0,864 A.

4.1.6 Perhitungan Percent Slope (setting kecuraman)


Untuk mengetahui slope didapatkan dari arus diferensial di bagi dengan arus
restrain. Dari Slope 1 dapat diketahui arus diferensial dan arus restrain saat
kondisi normal dan untuk memastikan rele dapat bekerja saat ada gangguan
internal dengan arus gangguan kecil. Untuk slope 2 dapat berguna agar rele
tidak bekerja saat terjadi gangguan eksternal dengan arus gangguan besar
sekalipun.

Menghitung slope 1 :
𝐼
𝑆𝑙𝑜𝑝𝑒1 = 𝐼𝑑 × 100%
𝑟

0,166 A
𝑆𝑙𝑜𝑝𝑒1 = 0,864 𝐴 × 100%

𝑆𝑙𝑜𝑝𝑒1 = 19,212%

35
Menentukan slope 2 :
𝐼
𝑆𝑙𝑜𝑝𝑒2 = ( 𝐼𝑑 × 2) × 100%
𝑟

0,166 𝐴
𝑆𝑙𝑜𝑝𝑒2 = (0,817 𝐴 × 2) × 100%

𝑆𝑙𝑜𝑝𝑒2 = 38,425 %

Hasil yang didapat dari perhitungan yaitu slope 1 sebesar 19,212 % dan
slope 2 sebesar 38,425 %.

Rekomendasi setting slope 1 dan slope 2 adalah 20-50%.

4.1.7 Perhitungan Nilai Arus Setting (Iset)


Arus setting didapat dengan mengalikan antara slope dan arus restrain,
Arus setting inilah yang nanti akan dibandingkan dengan arus diferensial.

𝐼𝑆𝑒𝑡 = % slope × 𝐼𝑟𝑒𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛

𝐼𝑆𝑒𝑡 = 19,212 % × 0,864 A

𝐼𝑆𝑒𝑡 = 0,19212 × 0,864 A

𝐼𝑆𝑒𝑡 = 0,165 A

Hasil perhitungan nilai arus setting di atas adalah 0,165 A.

Gambar 4.1.7 a Rele Differensial saat bekerja

36
4.3 Tabel Hasil Perhitungan

Tabel 4.1 Hasil Hitung Rasio CT sisi 150 Kv

Hasil Hitung Rasio CT Sisi 150 Kv

𝐼𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 312,731 A

𝐼𝑟𝑎𝑡𝑡𝑖𝑛𝑔 344,004 A

𝐼𝑠𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 CT 0,781 A

Rasio CT Ideal 400 : 5 A

Tabel 4.2 Hasil Hitung Rasio CT Sisi 11 Kv

Hasil Hitung Rasio CT Sisi 11 Kv

𝐼𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 4.264,521 A

𝐼𝑟𝑎𝑡𝑡𝑖𝑛𝑔 4.690,973 A

𝐼𝑠𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 𝐶𝑇 0,947 A

Rasio CT Ideal 4500 : 5 A

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Arus Dan Setting Rele Diferensial

Hasil Perhitungan Arus Dan Setting Rele Diferensial

𝐼𝑑𝑖𝑓𝑓 0,166 A

𝐼𝑟𝑒𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛 0,864 A

% Slope 1 19,212 %

% Slope 2 38,425%

𝐼𝑠𝑒𝑡𝑡𝑖𝑛𝑔 0,165A

37
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan


bahawa hasil perhitungan arus diferensial adalah 0,166 dan arus setting adalah
0,165 A, maka rele diferensial akan bekerja, karena nilai arus diferensial
melebihi arus setting. dan apabila nilai arus arus setting melebihihi arus
diferensial maka rele diferensial tidak akan bekerja.

5.2 Saran

Untuk menghindari kemungkinan gangguan yang tidak diinginkan maka


disarankan untuk melakukan pemeliharaan dengan baik terhadap rele
pengaman utama maupun rele pengaman cadangan beserta peralatan bantu
lainnya.

38
DAFTAR PUSTAKA

ARFIANDA, M. (2019). ANALISA PENGGUNAAN RELE DIFERENSIAL


SEBAGAI PROTEKSI PADA TRANSFORMATOR DAYA GARDU INDUK
PAYA PASIR (PT. PLN PERSERO).

Dwi Cahyadi Jaya, I. M., Dyana Arjana, I. G., & Maharta Pemayun, A. . G. (2018).
Studi Koordinasi Kerja Rele Diferensial Dan Rele Restricted Earth Fault
Setelah Uprating Pada Transformator Ii Di Gi Kapal. Jurnal SPEKTRUM,
5(1), 49. https://doi.org/10.24843/spektrum.2018.v05.i01.p07

ichsanul mahendra, rizki anada, lancar siahaan, J. (2022). Analisa sistem proteksi
relay arus lebih terarah di gardu induk asahan. 11(1), 21–33.

Jurnal, R. T. (2018). Analisa Proteksi Differensial Pada Generator Di Pltu Suralaya.


Energi & Kelistrikan, 9(1), 84–92. https://doi.org/10.33322/energi.v9i1.51

Nasution, E. S., Pasaribu, F. I., & Arfianda, M. (2019). Rele diferensial sebagai
proteksi pada transformator daya pada gardu induk. Ready Start, 02(1), 179–
186.

Rinex Margianto, Slamet Hani, S. (2016). PENGUJIAN TRANSFORMATOR


ARUS 150 KV UNTUK SISTEM PROTEKSI TRANSFORMATOR
TENAGA 3 GARDU INDUK PURWOREJO Rinex. Jurnal Elektrikal, 3(1),
1140–1146.

Rizky, C., & Emtdc, P. (2011). Analisis Proteksi Relay Differensial Terhadap
Gangguan Internal dan Ekternal Transformator Menggunakan
PSCAD/EMTDC. Jurnal Rekayasa Elektrika, 9(3), 101–107.

Subianto, S. (2016). Studi Sistem Proteksi Rele Diferensial Pada Transformator Pt.
Pln ( Persero ) Keramasan Palembang. Jurnal Surya Energy, 1(1), 30–38.
https://jurnal.um-palembang.ac.id/senergi/article/view/564

39
Tondok, Y. P., Patras, L. S., & Lisi, F. (2019). Perencanaan Transformator
Distribusi 125 kVA. Jurnal Teknik Elektro Dan Komputer, 8(2), 83–92.

Wahyudin SN, Retno Aita Diantari, T. M. R. (2018). Analisa Proteksi Differensial


Pada Generator Di Pltu Suralaya. Energi & Kelistrikan, 9(1), 84–92.
https://doi.org/10.33322/energi.v9i1.51

40
LAMPIRAN

Lampiran 1 Data rasio CT Transformator Daya UPDK Belawan

Lampiran 2 Transformator Daya UPDK Belawan

41
Lampiran 3 Data Daya yang dihasilkan PLTU

42
BIODATA PENULIS
LAPORAN AKHIR

1. Identitas Diri
Nama Lengkap : Sintia Windayana Simbolon Pas Poto
Jenis Kelamin : Perempuan Terbaru
Tempat dan Tanggal Lahir : Lobutua, 2 September 2001 Warna
Jurusan / Program Studi : Teknik Elektro/Teknik Listrik Background
NIM : 2005032044 Merah
Alamat Rumah : Desa Lobutua, Kec Andam Dewi, Ukuran 3 x 4
Tapanuli Tengah
No Telepon / HP : 082294368675
Alamat E-mail : sintiawindayanasimbolon@students.polmed.ac.id
Judul Laporan Akhir : Studi Rele Diferensial Sebagai Proteksi Pada
Transformator Daya di PT. PLN Nusantara Power
Unit PENGENDALIAN Pembangkitan (UPDK)
Belawan
Nama Dosen Pembimbing : 1.
2.

2. Riwayat Pendidikan
No Jenjang Pendidikan Nama Sekolah Tempat Tahun Ijazah

3. Kegiatan Kemahasiswaan yang Pernah Diikuti


No Jenis Kegiatan Status Dalam Waktu dan Tempat
Kegiatan

4. Penghargaan / Prestasi yang Pernah Diterima


No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Tahun
Penghargaan

Medan, ………….

(Nama Penulis)

43

Anda mungkin juga menyukai