Anda di halaman 1dari 25

HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal Tugas Akhir ini dengan judul Analisis Susut Energi Pada

Jaringan Tegangan Menengah Penyulang Rujab PT.PLN (Persero) ULP

Karebosi oleh Nurul Ulfayani NIM 321 16 039 dinyatakan layak untuk

diseminarkan.

Makassar, 13 Januari 2019

Mengetahui, Menyetujui,

Ketua Program Studi Dosen Pengarah

Purwito,S.T.,M.T. Ruslan L, S.T., M.T.


NIP 19660719 199003 1 001 NIP 19640916 1989003 1 002

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal Tugas Akhir ini dengan judul Analisis Ketidakseimbangan

Beban Trafo Distribusi Berdasarkan Hasil Pengukuran Beban Puncak Pada

Aplikasi RETRO oleh Tri Utami Pratiwi Putri NIM 321 16 034 dinyatakan

layak untuk diseminarkan.

Makassar, 10 Januari 2019

Menyetujui,

Dosen Pengarah I Dosen Pengarah II

Ir. Tadjuddin, M.T. Aksan, ST., M.T.


NIP 19620102 198803 1 003 NIP 19660601 199003 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi

Purwito,S.T,M.T.
NIP 19660719 199003 1 001

ii
HALAMAN PENERIMAAN

Pada hari ini Rabu, 9 Januari 2019, Tim Penguji Seminar Proposal Tugas

Akhir telah menerima dengan baik hasil Seminar Proposal Tugas Akhir oleh

mahasiswa: Nurhaliza Arifin NIM 321 16 011 dengan judul “Efisiensi Dan

Regulasi Tegangan Pada Jaringan Tegangan Rendah di PT PLN (Persero) Unit

Layanan Pelanggan (ULP) Panakkukang”

Makassar, 09 Januari 2019

Tim Seminar Proposal Tugas Akhir:

1. Purwito,S.T,M.T Ketua (................................)

2. Agus Salim,S.T,M.T Sekretaris (................................)

3. Sulhan Bone,S.ST,M.T Anggota (................................)

4. Akhmad Rosyid Idris,M.T Anggota (................................)

5. Ir. Ahmad Gaffar,M.T Pembimbing I (................................)

6. Naely Muhtar,S.pd,M.Pd Pembimbing II (...............................)

ii
BERITA ACARA PELAKSANAAN SEMINAR

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Pada Hari ini : .................................................................


Tanggal : .................................................................
Waktu : .................................................................
Tempat : .................................................................
telah dilaksanakan Ujian Sidang Proposal Laporan Tugas Akhir dari mahasiswa
Nama : .................................................................
NIM : .................................................................
Jurusan : .................................................................
Judul yang Diusulkan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

Judul yang diterima


.............................................................................................................................
.............................................................................................................................

Yang bersangkutan dinyatakan:


a. Lulus dengan nilai : .......(Angka)........ ( ...(huruf mutu).... ) *)
b. Wajib melaksanakan Ujian Pengulangan pada:
Hari/Tanggal : .................................................................
Jam : .................................................................
Tempat : .................................................................

Demikian berita acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Tim Penguji

Ketua, Sekretaris,

.............................. ................................
NIP ...................... NIP .........................

Pengarah………………..........
NIP ..........................................

*) Coret yang tidak perlu

ii
BAB I

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini kebutuhan listrik adalah kebutuhan utama bagi semua lapisan

masyarakat seperti publik, bisnis, industri maupun sosial. Hampir disemua sektor

masyarakat membutuhkan energi listrik ini untuk menjalankan kegiatan untuk

kepentingan masing-masing. Kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi seiring

dengan meningkatnya kemajuan teknologi menyebabkan permintaan energi listrik

pun meningkat sehingga beban dari penyedia dan penjual tenaga listrik dalam hal

ini yang dipercaya mampu untuk menjalankan tugas tersebut adalah PT PLN

(Persero) bertambah besar sehingga PT PLN (Persero) harus menyuplai listrik

secara kontinu.

Transformator distribusi (trafo distribusi) merupakan perangkat listrik yang

digunakan untuk menyuplai listrik ke pelanggan secara langsung dan kontinu

sesuai dengan kapasitas pembebanan. Oleh karena itu penting untuk mengetahui

kualitas trafo distribusi, dimana untuk mengetahui kualitas trafo distribusi dapat

dilakukan dengan dua indikator, yaitu efisiensi dan regulasi tegangan trafo.

Sebuah trafo distribusi yang mempunyai kualitas baik jika trafo tersebut

mempunyai nilai efisiensi yang tinggi dan mempunyai nilai rugi-rugi yang kecil

pada saat melayani beban. Semakin besar efisiensi sebuah trafo serta rugi-rugi

yang ditimbulkannya semakin kecil pada saat melayani beban, maka kualitas trafo

tersebut semakin baik dan begitupun sebaliknya. Regulasi tegangan trafo adalah

ii
suatu bentuk kualitas tegangan dari sebuah trafo distribusi pada sisi beban.

Semakin besar regulasi tegangan dari sebuah trafo maka semakin buruklah

kualitas tegangan pada sisi beban trafo tersebut dan begitupun sebaliknya.

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Alvian Jihad

Suryana dalam skripsinya yang menjadikan PT PLN APJ Jember sebagai acuan

penelitiannya yang berjudul “Analisis Keandalan Transformator Distribusi

Menggunakan Indikator Tegangan Regulasi dan Efisiensi Transformator (Studi

Kasus pada PT PLN APJ Jember)” menyatakan bahwa keandalan trafo distribusi

200 KVA pada 37 trafo yang diambil sampel di area Jember menunjukkan

sebagian besar keandalan trafo distribusi 200 KVA yang mencakup efisiensi dan

regulasi tegangan masih dibawah standar, dimana untuk efisiensi trafo dengan

nilai terbesar dialami oleh trafo pada Penyulang Sukorambi dan untuk regulasi

tegangan 200 KVA pada waktu beban puncak diberbagai penyulang sebesar

2,45% sampai dengan 3,885% dan ini tidak sesuai dengan batas toleransi tegangan

yang diperbolehkan yaitu minimal 5% dan maksimal 10%.

Berdasarkan uraian diatas, penting untuk mengetahui besar nilai efisiensi

dan besar regulasi tegangan dalam penyaluran daya listrik. Maka dari itu penulis

melakukan penelitian dengan judul “Efisiensi dan Regulasi Tegangan pada

Jaringan Tegangan Rendah di PT PLN (Persero) ULP Panakkukang”.

ii
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut:

1. Berapa besar nilai efisiensi pada jaringan tegangan rendah di PT PLN

(Persero) ULP Panakkukang?

2. Berapa besar nilai regulasi tegangan pada jaringan tegangan rendah di

PT PLN (Persero) ULP Panakkukang?

1.3 Batasan Masalah

Penelitian ini membahas tentang berapa besar nilai efisiensi dan regulasi

tegangan pada jaringan tegangan rendah di PT PLN (Persero) ULP Panakkukang.

Namun, mengingat keterbatasan penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini

maka penulis memberikan batasan perhitungan besar nilai efisiensi dan regulasi

tegangan pada jaringan tegangan rendah hanya pada salah satu penyulang di

wilayah PT PLN (Persero) ULP Panakkukang.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Menghitung nilai efisiensi pada jaringan tegangan rendah di PT PLN

(Persero) ULP Panakkukang.

2. Menghitung nilai regulasi tegangan pada jaringan tegangan rendah di PT

PLN (Persero) ULP Panakkukang.

ii
1.5 Manfaat penulisan

Adapun manfaat dari penulisan ini adalah:

1. Sebagai bahan referensi untuk penulis lain, yang dapat menambah

wawasan mengenai efisiensi dan regulasi tegangan khususnya yang

terjadi pada PT PLN (Persero) ULP Panakkukang.

2. Sebagai bahan evaluasi bagi PT PLN (Persero) ULP Panakkukang

tentang bagaimana cara memperbesar nilai efisiensi dan memperkecil

regulasi tegangan pada jaringan tegangan rendah yang terjadi di PT PLN

(Persero) ULP Panakkukang.

ii
BAB II

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik

“Sistem Tenaga Listrik adalah sekumpulan pusat listrik dan gardu induk

(pusat beban) yang satu sama lain dihubungkan oleh jaringan transmisi sehingga

merupakan sebuah kesatuan interkoneksi” (Djiteng Marsudi, 2006:7). Sistem

distribusi merupakan bagian dari sitem tenaga listrik. “Sistem distribusi ini

berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk

Power Source) sampai ke konsumen” (Suhadi, 2008:11)

Gambar 2.1 Diagram line Sistem Distribusi Tenaga Listrik


(http://distribusitenaga.blogspot.com/2013/11/sistem-distribusi-tenaga-listrik.html)

Pada gambar 2.1 menunjukkan keseluruhan proses penyaluran energi listrik

mulai dari pembangkitan sampai ke konsumen. Tenaga Listrik dibangkitkan di

Pusat-Pusat Tenaga Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU dan PLTD

kemudian disalurkan melalui saluran transmisi setelah terlebih dahulu

dinaikkan tegangannya oleh transformator penaik tegangan (step up

ii
transformer) yang ada di Pusat Listrik. “Tujuan menaikkan tegangan adalah

memperkecil kerugian daya listrik pada saluran transmisi dimana dalam hal ini

kerugian daya adalah sebanding dengan kuadrat arus yang mengalir (𝐼 2 𝑅)”

(Suhadi, 2008:11).

Saluran tenaga listrik yang menghubungkan pembangkitan dengan gardu

induk (GI) dikatakan sebagai saluran transmisi karena saluran ini memakai

standard tegangan tinggi dan dikatakan sebagai Saluran Transmisi Tegangan

Ekstra Tinggi (SUTET) dan Saluran Transmisi Tegangan Tinggi (SUTT),

dimana di lingkungan operasional PLN saluran transmisi terdapat dua macam

nilai tegangan yaitu saluran transmisi yang bertegangan 70 KV dan saluran

transmisi yang bertegangan 150 KV dimana SUTT 150 KV lebih banyak

digunakan dari pada SUTT 70 KV.

Setelah tenaga listrik disalurkan melalui saluran transmisi maka

sampailah tenaga listrik di Gardu Induk (GI) sebagai pusat beban untuk

diturunkan tegangannya melalui transformator penurun tegangan (step down

transfomer) menjadi tegangan menengah atau yang juga disebut sebagai

tegangan distribusi primer. Tegangan distribusi primer yang dipakai PLN

adalah 20 KV, 12 KV dan 6 KV. Kecenderungan saat ini menunjukkan bahwa

tegangan distribusi primer PLN yang berkembang adalah 20 KV.

Jaringan distribusi primer yaitu jaringan tenaga listrik yang keluar dari

GI baik itu berupa saluran kabel tanah, saluran kabel udara atau saluran kawat

terbuka yang menggunakan standard tegangan menengah dikatakan sebagai

Jaringan Tegangan Menengah yang sering disebut dengan singkatan JTM dan

ii
sekarang salurannya masing masing disebut SKTM untuk jaringan tegangan

menengah yang menggunakan saluran kabel tanah, SKUTM untuk jaringan

tegangan menengah yang menggunakan saluran kabel udara dan SUTM untuk

jaringan tegangan menengah yang menggunakan saluran kawat terbuka.

Setelah tenaga listrik disalurkan melalui jaringan distribusi primer maka

kemudian tenaga listrik diturunkan tegangannya dengan menggunakan trafo

distribusi (step down transformer) menjadi tegangan rendah dengan tegangan

standar 380/220 Volt atau 220/127 Volt dimana standar tegangan 220/127 Volt

pada saat ini tidak diberlakukan lagi dilingkungan PLN. Tenaga listrik yang

menggunakan standard tegangan rendah ini kemudian disalurkan melalui

suatu jaringan yang disebut Jaringan Tegangan Rendah yang sering disebut

dengan singkatan JTR. Jenis saluran yang dipergunakan pada JTR dapat

menggunakan tiga jenis saluran yaitu SUTR untuk saluran udara tegangan

rendah dengan menggunakan saluran kawat terbuka SKUTR untuk saluran

udara tegangan rendah. Tenaga listrik dari jaringan tegangan rendah ini untuk

selanjutnya disalurkan ke rumah-rumah pelanggan (konsumen).

2.2 Klasifikasi Jaringan Distribusi

Klasifikasi jaringan distribusi berdasarkan letak jaringan terhadap posisi

gardu distribusi dibedakan menjadi 2 (dua) jenis yaitu:

1. Jaringan distribusi primer (jaringan distribusi tegangan menengah)

Jaringan distribusi primer (JDTM) merupakan suatu jaringan yang

letaknya sebelum gardu ditribusi berfungsi menyalurkan tenaga listrik

bertegangan menengah (misalnya 6 kV atau 20 kV).hantaran dapat

ii
berupa kabel dalam tanah atau saluran/kawat udara yang

menghubungkan gardu induk (sekunder trafo) dengan gardu distribusi

atau gardu hubung (sisi primer trafo didtribusi).

2. Jaringan distribusi sekunder (jaringan distribusi tegangan rendah).

Jaringan distribusi sekunder (JDTR) merupakan suatu jaringan yang

letaknya setelah gardu distribusi berfungsi menyalurkan tenaga listrik

bertagangan rendah (misalnya 220 V/380 V). Hantaran berupa kabel

tanah atau kawat udara yang menghubungkan dari gardu distribusi (sisi

sekunder trafo distribusi) ke tempat konsumen atau pemakai (misalnya

industri atau rumah – rumah).

Sedangkan untuk gardu distribusi sendiri adalah suatu tempat/ sarana,

dimana terdapat transformator step down yaitu transformator yang menurunkan

tegangan dari tegangan menengah menajdi tegangan rendah(sesuai kebutuhan

konsumen).

Dr. Ramadoni Syahputra dalam bukunya membagi sistem jaringan distribusi

berdasarkan konfigurasi jaringan dapat dikelompokan menjadi 3 (tiga) macam,

yaitu sistem jaringan distribusi radial, loop dan spindel.

2.2.1 Sistem Jaringan Distribusi Radial

Bentuk jaringan ini merupakan bentuk yang paling sederhana, banyak

digunakan dan murah. Dinamakan radial karena saluran ini ditarik secara radial

dari suatu titik yang merupakan sumberdari jaringan itu dan dicabang–cabangkan

ke titik–titik beban yang dilayani. Catu daya berasal dari satu titik sumber dan

karena adanya pencabangan–pencabangan tersebut, maka arus beban yang

ii
mengalir disepanjang saluran menjadi tidak sama sehingga luas penampang

konduktor pada jaringan bentuk radial ini ukurannya tidak sama sehingga luas

penampang konduktor pada jaringan bentuk radial ini ukurannya tidak sama

karena arus yang paling besar mengalir pada jaringan yang paling dekat dengan

gardu induk. Sehingga saluran yang paling dekat dengan gardu induk ini ukuran

penampangnya relatif besar dan saluran cabang – cabangnya makin ke ujung

dengan arus beban yang lebih kecil mempunyai ukuran konduktornya lebih kecil

pula. Spesifikasi dari jaringan bentuk radial ini adalah :

a. Bentuknya sederhana.

b. Biaya inverstasinya murah.

c. Kualitas pelayanan dayanya relatif jelek, karena rugi tegangan dan rugi

daya yang terjadi pada saluran relatif besar.

d. Kontinuitas pelayanan daya kurang terjamin sebab antara titik sumber

dan titik beban hanya ada satu alternatif saluran sehingga bila saluran

tersebut mengalami pemadaman total, yaitu daerah saluran sesudah atau

dibelakang titik gangguan selama gangguan belum teratasi.

2.2.2 Sistem Jaringan Distribusi Loop

Jaringan ini merupakan bentuk tertutup, disebut juga bentuk jaringan ring.
Susunan rangkaian saluran membentuk ring, yang memungkinkan titik beban
terlayani dari dua arah saluran, sehingga kontinuitas pelayanan lebih terjamin
serta kualitas dayanya menjadi lebih baik, karena drop tegangan dan rugi daya
saluran menjadi lebih kecil.
Bentuk sistem jaringan distribusi loop ini ada 2 macam yaitu :

ii
a. Bentuk open loop, bila dilengkapi dengan normallly open switch yang

terletak pada salah satu bagian gardu distribusi, dalam keadaan normal

rangkaian selalu terbuka.

b. Bentuk close loop, bila dilengkapi dengan normally close switch yang

terletak pada salah satu bagian diantara gardu distribusi, dalam keadaan

normal rangkaian selalu tertutup.

Struktur jaringan ini merupakan gabungan dari dua buah struktur jaringan

radial, dimana pada ujung dari dua buah jaringan dipasang sebuah pemutus

(PMT), pemisah (PMS).

2.2.3 Sistem Jaringan Distribusi Spindel

Jaringan distribusi spindel merupakan saluran kabel tanah tegangan

menengah (SKTM) yang penerapannya sangat cocok di kota–kota besar. Adapun

operasi sistem jaringan sebagai berikut :

a. Dalam keadaan normal semua saluran digardu hubung (GH) terbuka

sehingga semua SKTM beroperasi radial.

b. Dalam keadaan normal saluran ekspress tidak dibebani dan dihubungkan

dengan rel di gardu hubung dan digunakan sebagai pemasok cadangan dari

gardu hubung.

c. Bila salah satu seksi dari SKTM mengalami gangguan, maka saklar beban

di kedua ujung seksi yang terganggu dibuka. Kemudian seksi – seksi sisi

gardu induk (GI) mendapat suplai dari GI, dan seksi – seksi gardu hubung

mendapat suplai dari gardu hubung melalui saluran ekspress.

ii
Sistem jaringan distribusi spindel sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan

– kebutuhan antara lain :

a) Peningkatan keandalan atau kontinuitas pelayanan sistem.

b) Menunukan atau menekan rugi – rugi akibat gangguan.

c) Sangat baik untuk mensuplai daerah beban yang memiliki kerapatan

beban yang cukup tinggi.

d) Perluasan jaringan mudah dilakukan.

2.3 Gardu Distribusi

2.3.1 Defenisi Gardu Distribusi

Gardu distribusi merupakan salah satu komponen dari suatu sistem

distribusi yang berfungsi untuk menghubungkan jaringan ke konsumen atau untuk

membagikan/mendistribusikan tenaga listrik pada beban/konsumen. Secara umum

gardu distribusi tenaga listrik yang paling dikenal adalah suatu bangunan gardu

listrik berisi atau terdiri dari instalasi Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan

Menengah (PHB-TM), transformator distribusi (TD) dan Perlengkapan Hubung

Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR) untuk memasok kebutuhan tenaga listrik bagi

para pelanggan baik dengan tegangan menengah (TM 20 kV) maupun tegangan

rendah (TR 220/380V).

Fungsi Gardu Distribusi adalah sebagai berikut :

1. Menyalurkan/meneruskan tenaga listrik tegangan menengah ke

konsumen tegangan rendah.

ii
2. Menurunkan tegangan menengah menjadi tegangan rendah selanjutnya

disalurkan kekonsumen tegangan rendah.

3. Menyalurkan / meneruskan tenaga listrik tegangan menengah ke gardu

distribusi lainnya dan ke gardu hubung.

Berdasarkan PLN buku 4, secara garis besar gardu distribusi dikelompokkan

menjadi 3 jenis yaitu:

1. Jenis pemasangannya :

a) Gardu pasangan luar : Gardu Portal, Gardu Cantol

b) Gardu pasangan dalam : Gardu Beton, Gardu Kios

2. Jenis konstruksinya :

a) Gardu Beton (bangunan sipil : batu, beton)

b) Gardu Tiang : Gardu Portal dan Gardu Cantol

c) Gardu Kios

3. Jenis penggunaannya :

a) Gardu Pelanggan Umum

b) Gardu Pelanggan Khusus

2.3.2 Bagian Utama Gardu Distribusi

Gardu listrik pada dasarnya adalah rangkaian dari suatu perlengkapan

hubung bagi:

a) PHB tegangan menengah;

b) PHB tegangan rendah.

ii
Masing-masing dilengkapi gawai-gawai kendali dengan komponen

proteksinya. Jenis-jenis gardu listrik atau gardu distribusi didesain berdasarkan

maksud dan tujuan penggunaannya.

Perlengkapan penghubung dan pemisah terdiri dari perlengkapan

hubungbagi tegangan menengah (PHB-TM) dan perlengkapan hubung bagi

tegangan rendah (PHB-TR) untuk memasok kebutuhan tenaga listrik bagi para

pelanggan baik dengan tegangan menengah (TM 20 kV) maupun tegangan rendah

(TR 220/380V). Perlengkapan Hubung Bagi (PHB) dan Kendali ialah suatu

perlengkapan atau peralatan listrik yang berfungsi sebagai pengendali, pengubung

dan pelindung serta membagi tenaga listrik dari sumber tenaga listrik seperti;

pembangkit, gardu induk, gardu distribusi dan transformator kesaluran pelayanan

atau ke pelanggan. Jika komponen-komponen dari PHB terlihat dari luar tanpa

perlindungan selungkup tertutup maka PHB itu dari jenis terbuka. Pembuatan lain

adalah PHB tertutup. Menurut ukuran danbentuknya PHB disebut elmari, kotak

atau meja hubung bagi. Fungsi atau kegunaan PHB TR adalah sebagai

penghubung dan pembagi atau pendistribusian tenaga listrik dari output trafo sisi

tegangan rendah TR ke Rel pembagi dan diteruskan ke Jaringan Tegangan

Rendah(JTR) melalui kabel jurusan (Opstyg Cable) yang diamankan oleh NH

Fuse jurusan masing-masing.Untuk kepentingan efisiensi dan penekanan susut

jaringan (loses) saat ini banyak unit PLN yang mengambil kebijaksanaan untuk

melepas atau tidak memfungsikan rangkaian pengukuran maupun rangkaian

kontrolnya, hal ini dimaksudkan agar tidak banyak energi listrik yang mengalir ke

alat ukur maupun kontrol terbuang untuk keperluan kontrol dan pengukuran

ii
secara terus menerus, sedangkan untuk mengetahui besarnya beban maupun

tegangan, dilakukan pengukuran pada saat di perlukan saja dan bisa menggunakan

peralatan ukur portable seperti AVO atau TangAmpere saja.

Komponen-komponen gardu:

1) PHB sisi tegangan rendah,

2) PHB pemisah saklar daya),

3) PHB pengaman transformator,

4) PHB sisi tegangan rendah,

5) pengaman tegangan rendah,

6) sistem pembumian,

7) alat-alat indikator.

2.4 Transformator

Dalam kehidupan sehari-hari, transformator digunakan untuk menaikkan

atau menurunkan tegangan sesuai kebutuhan, mulai dari pusat pembangkit tenaga

listrik, gardu induk, gardu distribusi hingga sampai kepada industri, perkantoran,

pusat perbelanjaan dan rumah tinggal.

“Transformator (trafo) adalah suatu peralatan listrik statis yang dapat

memindahkan atau mentransformasikan daya listrik dari suatu jaringan atau

rangkaian ke jaringan atau rangkaian lainnya melalui suatu medium medan magnit

pada frekuensi yang sama.” (Syarifuddin, Nirwan A.Noor, 2012:52)

Transformator digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik

maupun elektronika. Dalam bidang tenaga listrik, transformator berfungsi

mengubah level tegangan, yakni menaikkan atau menurunkan tegangan sehingga

ii
memungkinkan pemilihan tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk setiap

keperluan misalnya kebutuhan tegangan tinggi dalam pengiriman daya listrik

jarak jauh. Dalam bidang elektronika transformator digunakan antara lain sebagai

gandengan impedansi antara sumber dan beban, untuk memisahkan satu rangkaian

dari rangkaian yang lain, dan untuk menghambat arus searah sambil tetap

melewatkan arus bolak balik antara rangkaian. “Dalam bidang tenaga listrik,

pemakaian transformator dibagi menjadi:” (Syarifuddin, Nirwan A.Noor,

2012:52)

1) Transformator daya atau transfoemator penaik tegangan (step-up) yang

digunakan di pusat-pusat pembangkit,

2) transformator distribusi atau transformator penurun tegangan (step-down)

yang digunakan di gardu induk dan distribusi,

3) transformator pengukuran yang terdiri dari transformator tegangan dan

transformator arus, digunakan untuk menurunkan tegangan dan arus untuk

keperluan pengukuran.

2.5 Efisiensi Transformator

“Efisiensi pada transformator adalah perbandingan antara daya keluaran

(output) dengan daya masukan (input). Pada umumnya efisiensi dinyatakan dalam

persentase,” yaitu: (Syarifuddin dan A.Noor, 2012:66)

Po
η= x 100%
Pi

dimana:

η = efisiensi trafo

ii
Po = Daya keluaran

Pi = Daya input

2.6 Regulasi Tegangan

Dalam proses penyaluran tenaga listrik kepada pelanggan, tegangan yang

disalurkan mengalami penurunan atau biasa disebut dengan jatuh tegangan (drop

voltage). Menurut Dr.Artono Arismunandar, drop voltage adalah selisih antara

tegangan pada pangkal pengiriman dan tegangan pada ujung penerimaan tenaga

listrik.

Penurunan tegangan menyebabkan pihak konsumen/pelanggan banyak

mengalami kerugian terutama umur dan daya guna dari peralatan listrik yang

digunakan. Untuk menjamin kontinuitas penyaluran tenaga listrik ke konsumen

maka jatuh tegangan perlu dibatasi pada harga tertentu. Sesuai dengan standar

tegangan yang diberikan oleh PLN (SPLN) batas variasi tegangan pelayanan yang

diperbolehkan adalah minimal 5% dan maksimal 10% terhadap tegangan

nominalnya. Besarnya jatuh tegangan dinyatakan baik dalam persen atau dalam

besaran volt. “Jatuh tegangan relatif dinamakan regulasi tegangan (voltage

regulation) dan dinyatakan dengan rumus:” (Arismunandar.A, 2004:3)

𝑉𝑠 − 𝑉𝑟
𝑥 100%
𝑉𝑟

dimana:

Vs=Tegangan pada ujung pengiriman (volt)

Vr = Tegangan pada ujung penerimaan (volt)

ii
BAB III

3 METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Kegiatan

Kegiatan ini akan dilaksanakan di PT PLN (Persero) ULP Panakkukang,

yang akan berlangsung pada semester genap tahun ajaran 2018/2019, tepatnya

pada bulan Januari sampai dengan Maret 2019.

3.2 Prosedur Kegiatan

Dalam penelitian mengenai efisiensi dan regulasi tegangan pada jaringan

tegangan rendah di PT PLN (Persero) ULP Panakkukang, ada beberapa prosedur

yang dilakukan yaitu:

1. Melakukan proses penyuratan untuk izin kegiatan di PT PLN (Persero)

ULP Panakkukang untuk mendapatkan izin pengambilan data beserta

nama supervisor yang bertanggung jawab dalam kegiatan yang sedang

dilaksanakan

2. Melakukan pengambilan data kejadian dan dokumentasi kejadian

3. Mengumpulkan data jumlah tegangan dari beberapa trafnsformator

4. Mengolah data yang didapatkan sesuai dengan kebutuhan dalam

rumusan masalah, rumusan tersebut berupa menghitung berapa besar

nilai efisiensi dan regulasi tegangan pada jaringan tegangan rendah yang

terjadi di PT PLN (Persero) ULP Panakkukang

5. Membuat kesimpulan terhadap masalah yang penulis angkat dalam

penelitian

ii
3.3 Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penulisan tugas akhir ini,

pengumpulan data dilakukan dengan metode sebagai berikut:

3.3.1 Studi Literatur

Studi literatur adalah metode pngumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengambil data-data yang diperlukan dari literatur-literatur yang berkaitan seperti

buku, jurnal, makalah, dan laporan penelitian lainnya yang serupa.

Literatur yang diperlukan yaitu tulisan yang memuat tentang jaringan

distribusi tegangan rendah atau yang berkaitan dengan rumusan masalah dan

tujuan yang hendak dicapai. Adapun literatur yang menunjang dalam penyusunan

tugas akhir ini antara lain:

1. Mempelajari sistem distribusi tenaga listrik dan tipe-tipe jaringan

distribusi,

2. mempelajari gardu distribusi dan transformator,

3. mempelajari efisiensi transformator,

4. mempelajari regulasi tegangan.

3.3.2 Observasi

Teknik observasi adalah cara pengumpulan data dengan melakukan

penelitian langsung dilapangan. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi

yang sebenarnya dari objek yang dibahas, data-data yang diperlukan, serta

informasi penting lain yang terkait dengan permasalahan yang dibahas.

ii
3.3.3 Interview atau Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

melakukan tanya jawab ke bagian Divisi Distribusi Teknik di PT PLN (Persero)

ULP Panakkukang.

Wawancara dilakukan kepada narasumber yang dianggap mampu

memberikan informasi mengenai objek yang diteliti. Narasumber yang menjadi

sasaran dalam wawancara yaitu seseorang yang mengetahui tentang sistem

distribusi tegangan rendah di PT PLN (Persero) ULP Panakkukang, dalam hal ini

adalah Supervisor yang ditugaskan untuk mendampingi dan membimbing peneliti

dalam menjalankan penelitian di PT PLN (Persero) ULP Panakkukang.

3.3.4 Analisis Data

Dalam kegiatan ini, data yang diperoleh dari penelitian akan di analisis

untuk memberikan hasil guna mencapai tujuan yang diinginkan. Analisis data

dilakukan dengan perhitungan manual menggunakan rumus-rumus berdasarkan

teori, yaitu untuk menghitung nilai efisiensi dan regulasi tegangan pada jaringan

tegangan rendah di PT PLN (Persero) ULP Panakkukang.

ii
Berikut ditampilkan gambar flowchart prosedur kegiatan untuk memberikan

gambaran singkat proses penyusunan tugas akhir ini.

Mulai

Studi literatur

Observasi

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Tidak
Hasil

Ya

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.1 flowchart prosedur kegiatan

ii
4 DAFTAR PUSTAKA

--------------------------------------Kamus Besar Bahasa Indonesia.[Online].Trsedia


di kbbi.kemdikbud.go.id/entri/religius.

Alvian Jihad Suryana. 2012. Analisis Keandalan Transformator Distribusi


Menggunakan Indikator Tegangan Regulasi dan Efesiensi Transformator (Studi
Kasus Pada PT PLN APJ Jember).Jurnal.Universitas Jember

Andi Nurul Majidah dan Anugrah Trisakti Putra. 2013. Analisis Jatuh Tegangan
Pada Jaringan Tegangan Rendah PT PLN (Persero) Rayon Takalar. Laporan
Tugas Akhir. Makassar: Politeknik Negeri Ujung Pandang.

Arismunandar,Artono dan Sususmu Kuwahara.2004.Buku Pegangan Teknik


Tenaga Listrik.Jilid II.Penerbit PT Pradya Paramita.

Marsudi,Djiteng.2006.Operasi Sistem Tenaga Listrik.Edisi ke-2.Penerbit Graha


Ilmu.

Politeknik Negeri Uung Pandang.2015. Pedoman Penulisan Proposal dan


Laporan Tugas Akhir Program Diploma Tiga (D-3) Bidang Rekayasa dan Tata
Niaga.

PT PLN (Persero).2010.Buku 4 Standar Konstruksi Gardu Distribusi dan Gardu


Hubung Tenaga Listrik.PT PLN (Persero).Jakarta.

SPLN 1:1995.Tegangan-tegangan Standar

Suhadi dkk.2008.Teknik Distribusi Tenaga Listrik.Jilid I.Penerbit Direktorat


Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Syahputra,Ramadoni.2017.Buku Ajar Transmisi Dan Distribusi Tenaga


Listrik.Penerbit LP3M UMY.

Syarifudding dan A.Noor.2012.Bahan Ajar Mesin Arus Searah dan


Transformator.PNUP.

ii

Anda mungkin juga menyukai