Anda di halaman 1dari 6

Modul Pengukuran Besaran Listrik

MATA KULIAH
PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

PERTEMUAN 4:
STANDAR PENGUKURAN

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai standar-standar
Pengukuran ,
Pengelompokan Standar Diharapkan mahasiswa mampu:
1.1 Membedakan dan dapat menjelaskan Standar –Standar
pengukuran
1.2 . Membedakan dan dapat menjelaskan Kelompok standar
1.3 Membedakan dan dapat menjelaskan Standar Listrik

B. URAIAN MATERI

Tujuan Pembelajaran 4
STANDAR PENGUKURAN

4.1 Pengelompokan Standar Pengukuran.


Dengan adanya satuan dasar dan satuan turunan dalam pengukuran,
terdapat beberapa jenis standar pengukuran yang dikelompokan menurut
fungsi dan pemakainnya.
A.Standar Internasional( International Standard).
B. Standard Pimer(Primary Standard).
C. Standar sekunder( Secondary standard).
D.Standar Kerja ( Woking Satndard)

Kelompok standar secara umum dibagi 4


1 Standar Internasional ( International standard)

Disusun oleh Juhana,ST.MT 1


S1 Teknik Elektro Universitas Pamulang Tangerang Selatan
Modul Pengukuran Besaran Listrik

Standar yang lebih tinggi dari standar nasional, disimpan di BIPM ( Biro
Internasional timbangan dan takaran).
2. Standar Nasional (National Standard)
Standard tertinggi yang ada disuatu negara, digunakan di lembaga
metrologi Nasional (National Metrology Institute, NMI) untuk mengkalibrasi
standar acuan
3. Standar acuan (Reference standard)
digunakan di Laboratorium kalibrasi untuk mengkalibrasi alat-alat ukur
maupun standar kerja.
4. Standar kerja ( working Standard)
Digunakan di Industri sebagai acuan untuk mengecek kebenaran alat
ukur.

4.2 Standar Listrik


4.2.1Amper Absolut
SI mendefinisikan amper satuan dasar untuk arus listrik sebagai arus
yang konstan,yang jika dipertahankan didalam dua konduktor lurus dan
sejajar yang panjangnya tak berhingga dan penampangnya
diabaiakan, kedua konduktor ditempatkan pada jarak 1m dalam ruang
hampa, akan menghasilkan gaya antara kedua konduktor tersebut
sebesar 2x 10-7newton persatuan panjang.
Thn 1948 amper SI diganti dengan amper absolut yaitu dengan cara
kesetimbangan arus, yakn mengukur gaya yang dihasilkan oleh
kumparan pembawa arus.
Hubungan antara V, I dan R yaitu dengan hukum OHM
E=IR

4.2.2 Standar Tahanan


SI mendefiniskan nilai ohm absolut dalam satuan dasar panjang,
massa dan waktu.
Pengukuran ohm absolut dilakukan leh IBWM di Serves

Disusun oleh Juhana,ST.MT 2


S1 Teknik Elektro Universitas Pamulang Tangerang Selatan
Modul Pengukuran Besaran Listrik

NBS merawat sekelompok tahanan primer (tahanan 1 ohm)yang


secara berkala diperiksa satu sama lain dan diperiksa terhadap
pengukuran absolut
Tahanan Standar adalah sebuah kumparan kawat terbuat dari paduan
mirip manganin yang memilki resitivitas) listrik yang tinngi dan koefisien
tahanan tempertur yang rendah(hubungan tahanan dan temperatur
hampir konstan)

4.2.3 Standar tegangan


Standar primer untuk tegangan yang dipilih NBS untuk pemeliharaan volt
adalah Sel Weston yang normal atau saturasi (jenuh).
Sel Weston memilki sebuah elektrode positif air raksa dan elektrode
negatif kadmium amlgam(10% Cd).Elektrolitnya adalah suatu larutan
kadmium Sulfat( lihat gbr 3-3)

4.2.4 Ukuran Standar Kelistrikan


Ukuran standar dalam pengukuran sangat penting, karena sebagai acuan
dalam peneraan
alat ukur yang diakui oleh komunitas internasional. Ada enam besaran
yang berhubungan dengan kelistrikan yang dibuat sebagai standar, yaitu
standar amper, resistansi, tegangan, kapasitansi, induktansi, kemagnetan,
dan temperatur.

1. Standar amper
menurut ketentuan Standar Internasional (SI) adalah arus konstan yang
dialirkan pada dua konduktor dalam ruang hampa udara dengan jarak 1
meter, di antara kedua penghantar menimbulkan gaya = 2 × 10-7
newton/m panjang. tahanan listrik tinggi dan koefisien temperatur rendah,
ditempatkan dalam tabung terisolasi yang menjaga dari perubahan
temperatur atmosfer.

2. Standar resistansi

Disusun oleh Juhana,ST.MT 3


S1 Teknik Elektro Universitas Pamulang Tangerang Selatan
Modul Pengukuran Besaran Listrik

menurut ketentuan SI adalah kawat alloy manganin resistansi 1Ω yang


memiliki tahanan listrik tinggi dan koefisien temperatur rendah,
ditempatkan dalam tabung terisolasi yang menjaga dari perubahan
temperatur atmosfer.

3. Standar tegangan
ketentuan SI adalah tabung gelas Weston mirip huruh H memiliki dua
elektrode, tabung elektrode positip berisi elektrolit mercury dan tabung
elektrode negatip diisi elektrolit cadmium, ditempatkan dalam suhu
ruangan. Tegangan elektrode Weston pada suhu 20°C sebesar 1.01858
V.

4. Standar Kapasitansi
menurut ketentuan SI, diturunkan dari standart resistansi SI dan standar
tegangan SI, dengan menggunakan sistem jembatan Maxwell, dengan
diketahui resistansi dan frekuensi secara teliti akan diperoleh standar
kapasitansi (farad).

5. Standar Induktansi
menurut ketentuan SI, diturunkan dari standar resistansi dan standar
kapasitansi, dengan metode geometris, standar induktor akan diperoleh.

6. Standart temperatur
menurut ketentuan SI, diukur dengan derajat kelvin besaran derajat kelvin
didasarkan pada tiga titik acuan air saat kondisi menjadi es, menjadi air
dan saat air mendidih. Air menjadi es sama dengan 0° celsius = 273,160
kelvin, air mendidih 100°C.

Disusun oleh Juhana,ST.MT 4


S1 Teknik Elektro Universitas Pamulang Tangerang Selatan
Modul Pengukuran Besaran Listrik

4.3 . Klasifikasi Kelas Meter


Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang mendekati dengan harga
sebenarnya. Perlu memperhatikan batas kesalahan yang tertera pada alat
ukur tersebut. Klasifikasi alat ukur listrik menurut Standar IEC no. 13B-23
menspesifikasikan bahwa ketelitian alat ukur dibagi menjadi 8 kelas, yaitu :
0,05; 0,1 ; 0,2 ; 0,5 ; 1,0 ; 1,5 ; 2,5 ; dan 5.

Kelas-kelas tersebut artinya bahwa besarnya kesalalahan dari alat ukur


pada batas-batas ukur masing-masing kali ± 0,05 %, ± 0,1 %, ± 0,2 %, ±
0,5 %, ± 1,0 %, ± 1,5 %, ± 2,5 %, ± 5 % dari relatif harga maksimum.

Dari 8 kelas alat ukur tersebut digolongkan menjadi 4 golongan sesuai


dengan daerah pemakaiannya, yaitu :
(1) Golongan dari kelas 0,05, 0,1, 0,2 termasuk alat ukur presisi yang
tertinggi. Biasa digunakan di laboratorium yang standar
(2) . Golongan alat ukur dari kelas 0,5 mempunyai ketelitian dan presisi
tingkat berikutnya dari kelas 0,2 alat ukur ini biasa digunakan untuk
pengukuran-pengukuran presisi. Alat ukur ini biasanya portebel.
(3) Golongan dari kelas 1,0 mempunyai ketelitian dan presisi pada
tingkat lebih rendah dari alat ukur kelas 0,5. Alat ini biasa
digunakan pada alat ukur portebel yang kecil atau alat-alat ukur
pada panel.
(4) Golongan dari kelas 1,5,2,5, dan 5 alat ukur ini dipergunakan pada
panel-panel yang tidak begitu memperhatikan presisi dan ketelitian.

Disusun oleh Juhana,ST.MT 5


S1 Teknik Elektro Universitas Pamulang Tangerang Selatan
Modul Pengukuran Besaran Listrik

DAFTAR PUSTAKA
• I Tsuneo Furuya, et.al, Diktat Pengukuran Listrik
• William David Cooper ,Instrumentasi Elektronik dan Pengukuran

Disusun oleh Juhana,ST.MT 6


S1 Teknik Elektro Universitas Pamulang Tangerang Selatan

Anda mungkin juga menyukai