NIM : 160322605248
Jawab :
Bahan Superkonduktor adalah Suatu bahan yang bisa menghantarkan atau mengalirkan aliran
listrik, bahan ini memiliki hambatan atau tahanan yang bernilai nol pada saat suhu yang sangat
rendah (suhu kritisnya), Sehingga daya penghantarnya menjadi sangat baik dan lebih efisien.
Referensi :
http://kucingkesetrum.blogspot.com/2011/10/isolator-konduktor-semikonduktor-dan.html
Jawab :
https://blogs.itb.ac.id/asepandielektro/2012/09/19/superkonduktor/
Jawab :
Konduktor merupakan bahan yang sebagian elektronnya merupakan elektron bebas yang
tidak terikat pada atom dan dapat bergerak bebas melalui bahan tersebut. Tarikan antara elektron
yang berada dalam edaran paling luar dan intinya adalah sangat kecil, sehingga dalam suhu
normal pun ada satu atau lebih elektron yang terlepas dari atomnya. Elektron bebas ini bergerak
secara acak dalam ruang di celah atom-atom. Gerakan elektron-elektron ini dinamakan bauran (
difusi ). Pada umumnya sebuah konduktor bersifat netral, karena terdapat suatu ion kisi yang
membawa satu muatan positif untuk tiap elekton bebas yang membawa satu muatan negative.
Di dalam konduktor dapat dialirkan arus listrik sebab elektron pada konduktor dapat
bergerak bebas. Berbeda dengan isolator, semua elektron terikat pada masing-masing atom
sehingga bila ada medan listrik, elektron tetap tidak bergerak, akibatnya tidak ada arus yang
mengalir. Bila pada konduktor diberi muatan, maka akan tejadi perubahan distribusi elektron
bebas. Setelah semua elektron menempati posisinya, medan listrik dalam logam harus sama
dengan nol, sebab bila tidak maka elektron bebas akan bergerak dalam logam. Bila terus
diberikan (melampaui keadaan setimbang), muatan ada pada permukaan logam .
1. Superkonduktor Tipe I
Superkonduktor tipe I menurut teori BCS (Bardeen, Cooper, dan Schrieffer) dijelaskan
dengan menggunakan pasangan elektron (yang sering disebut pasangan Cooper). Pasangan
elektron bergerak sepanjang terowongan penarik yang dibentuk ion-ion logam yang
bermuatan positif. Bila kuat medannya melebihi batas kritis, gejala superkonduktivitasnya
akan menghilang. Maka pada superkonduktor tipe I akan terus – menerus menolak medan
magnet yang diberikan hingga mencapai medan magnet kritis. Kemudian dengan tiba-tiba
bahan akan berubah kembali ke keadaan normal.
Superkonduktor tipe I hanya mempunyai satu harga medan magnet kritis (Hc). Jika
medan magnet luar yang dikenakan pada superkonduktor berharga lebih kecil dari Hc, maka
terjadi efek Meissner sempurna dan jika lebih besar dari Hc, maka fluks magnet luar akan
menerobos masuk ke dalam bahan superkonduktor sehingga fenomena superkonduktivitas
menghilang.
2. Superkonduktor Tipe II
Superkonduktor tipe II ini tidak dapat dijelaskan dengan teori BCS karena apabila
superkonduktor jenis II ini dijelaskan dengan teori BCS, efek Meissner nya tidak terjadi.
Superkonduktor jenis II ini. Pembawa muatannya berasal dari teori kerapatan pasangan
elektron yang dinyatakan dalam parameter keteraturan fungsi gelombang. Parameter tersebut
akan menunjukkan dan dapat mendeskripsikan pusaran (vortices). Superkonduktor tipe II
akan menolak medan magnet yang diberikan. Namun perubahan sifat kemagnetan tidak tiba-
tiba tetapi secara bertahap. Pada suhu kritis, maka bahan akan kembali ke keadaan semula.
Superkonduktor Tipe II memiliki suhu kritis yang lebih tinggi dari superkonduktor tipe I.
Superkonduktor tipe II mempunyai dua harga medan magnet kritis, yaitu Hc1 atau medan
kritis rendah dan Hc2 atau medan kritis tinggi. Superkonduktor tipe II akan bersifat sama
dengan superkonduktor tipe I ketika medan magnet luar berharga lebih kecil dari Hc1. Jika
medan magnet luar berharga antara Hc1 dan Hc2, maka sebagian fluks magnet akan
menerobos ke dalam bahan superkonduktor, sehingga superkonduktor dikatakan berada
dalam keadaan campuran (mixed state). Selanjutnya, bahan akan kehilangan sifat
superkonduktifnya ketika medan magnet luar berharga lebih besar dari Hc2.
Referensi :
http://www.unhas.ac.id/mkufisika/bab10/md10c.html
http://juliusspot.blog.uns.ac.id/?p=88
http://makalahsuperkonduktor.blogspot.com/2015/10/tipe-tipe-superkonduktor.html
http://makalahsuperkonduktor.blogspot.com/2015/10/tipe-tipe-superkonduktor.html
Jawab :
- Karakteristik Sifat Kelistrikan : Saluran Transmisi yang baik karena bisa menyalurkan
daya listrik dengan jarak yang jauh.
- Karakteristik Sifat Kemagnetan : Memiliki akselator partikel energy tinggi, Sebagai
pancaran pada peralatan Magnetic Resonance Imaging (MRI)
- Tidak mempunyai hambatan : Sehingga saat digunakan pada kereta levitasi, maka kereta
tersebut akan lebih cepat.
- Superconducting Quantum Interference Device (SQUID) : Dapat mendeteksi medan
magnet sangat kecil. Dipakai mencari minyak dan mineral.
Referensi :
http://alief325.blogspot.com/2014/02/semikonduktor-dan-superkonduktor.html
5. Sebutkan 3 aplikasi bahan superkonduktor dan jelaskan prinsip kerjanya!
1. Spektrometri NMR
Prinsip yang mendasari kerja dari NMR yaitu penyerapan energi oleh partikel yang
sedang berputar di dalam medan magnet yang kuat sehingga nantinya medan magnet yang
sesuai dengan molekul akan dikonversi menjadi spektra NMR sehinggastruktur senyawa /
rumus bangun molekul senyawa organik dapat teridentifikasi.
Kereta Maglev dilengkapi dengan logam yang termagnetisasi yang disebut guideway.
Guideway ini berfungsi untuk membuat kereta Maglev yang ada diatasnya mengapung
dengan cara memberikan gaya magnet yang cukup besar pada badan kereta yang telah
dilengkapi dengan elektromagnet yang memungkinkan kereta untuk naik antara 0,39 sampai
3,93 inci (1 sampai 10 cm) di atas guideway tersebut (proses mengapungnya kereta Maglev
dapat dilihat dari gambar diatas). Karena kereta maglev mengapung diatas relnya (tidak
menyentuh rel), maka tidak ada gaya gesekan antara kereta dengan rel yang dapat
menghambat pergerakan kereta, sehingga kereta maglev dapat bergerak dengan sangat cepat
yaitu bisa mencapai lebih dari 310 mil/jam atau sekitar 500 km/jam (138,8 m/s).
Kereta Maglev memanfaatkan medan magnet yang diciptakan oleh kumparan listrik
(elektromagnet) di dinding guideway untuk menggerakan kereta. Ketika kereta mengapung,
listrik dipasok ke kumparan pada dinding guideway untuk menciptakan sebuah sistem medan
magnet yang unik yang dapat menarik dan mendorong kereta sepanjang guideway.
Polaritas arus listrik yang dialirkan ke kumparan pada dinding guideway terus bergantian
dengan tujuan untuk mengubah polaritas kumparan magnet pada guideway. Perubahan
polaritas ini diatur sedemikian rupa sehingga medan magnet yang dihasilkan
kumparan guideway yang terdapat di depan kereta menarik kereta ke depan, sementara
medan magnet yang dihasilkan kumparan guideway yang terdapat di belakang kereta
mendorong kereta ke depan.
4. Multilayer GMR
Prinsip dasar dari magnetoresistance (MR) adalah perubahan resistivitas material sebagai
akibat dari respon terhadap keberadaan medan magnet luar. Prinsip kerja dari sensor Giant
magnetoresistance adalah perubahan resistansi pada lapisan multilayermagnetik ketika
diberikan medan magnet luar dan merupakan efek mekanika kuantum yang bergantung pada
fenomena scattering spin. Efek GMR merupakan efek mekanika kuantum yang diamati
dalam struktur lapisan tipis yang terdiri lapisanlapisan feromagnetik yang dipisahkan oleh
lapisan nonmagnetik. Ketika medan eksternal diberikan padamultilayer Fe/Cr, arah
magnetisasi pada lapisan Fe akan berotasi ke arah paralel seiring dengan meningkatnya
medan eksternal hingga akhirnya moment magnetik total mengalami saturasi. Selama rotasi
magnetisasi dari antiparalel menuju paralel terjadi perubahan resistansi yang besar.
Referensi :
http://bicindeivonk-iimimas-chemistry.blogspot.com/2012/10/nmr.html
http://ipinfisikaui08.blogspot.com/2011/05/magnetic-resonance-imaging-mri.html
https://dispersihidup.wordpress.com/2012/12/20/bagaimana-cara-kerja-kereta-maglev/
http://carolinawidya.blogspot.com/2015/10/v-behaviorurldefaultvmlo_28.html