Anda di halaman 1dari 11

PAPER FISIKA ZAT PADAT

APLIKASI SIFAT KELISTRIKAN ZAT PADAT (SUPERKONDUKTOR)


PADA HIGH TEMPERATURE SUPERCONDUCTOR GENERATOR
Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd.

Disusun Oleh :
SITI KHOIRUNIKA

(K2313067)

PENDIDIKAN FISIKA 2013 B


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zat padat merupakan kajian materi yang unik. Dikatakan unik karena
istilah zat padat hampir dikenal oleh semua orang, tetapi bila kita kaji lebih
jauh ternyata banyak fenomena alam diwakilkan oleh zat padat. Keunikan
lain bahwa zat padat dapat dipandang sebagai susunan partikel-partikel
teratur. Partikel-partikel tersebut dapat berupa atom-atom, molekul-molekul,
atau ion-ion, dan seterusnya.
Zat padat (bahan) memiliki beberapa sifat. Salah satunya adalah sifat
kelistrikan. Kelistrikan adalah sifat benda yang muncul dari adanya muatan
listrik. Secara umum, bahan listrik yang dapat kita ketahui ada 3 macam
yaitu konduktor, semikonduktor, dan isolator. Dewasa ini, banyak para ahli
yang masih intensif melakukan penelitian dan inovasi bahan listrik berupa
superkonduktor.
Superkonduktor pertama kali ditemukan oleh seorang fisikawan
Belanda, Heike Kamerlingh Onnes, dari Universitas Leiden pada tahun
1911. Percobaan Onnes adalah dengan mengalirkan arus pada suatu
kumparan superkonduktor dalam suatu rangkaian tertutup dan kemudian
mencabut sumber arusnya lalu mengukur arusnya satu tahun kemudian
ternyata arus masih tetap mengalir. Fenomena ini kemudian oleh Onnes
diberi nama superkondutivitas. Atas penemuannya itu, Onnes dianugerahi
Nobel Fisika pada tahun 1913.
Bahan superkonduktor ini dapat diaplikasikan dalam beberapa bidang.
Salah satu dibidang kelistrikan yaitu generator HTS. Generator yang
menggunakan superkonduktor memiliki efisiensi sebesar 99% dan memiliki
ukuran yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan generator yang
menggunakan kawat tembaga.
Dengan adanya pembangkit listrik

berefisiensi tinggi, dapat

menghemat uang negara yang sangat banyak walaupun kebutuhan listrik


semakin besar. Hal ini, di aplikasikan langsung oleh pemerintah AS dan
Jepang, yang berencana untuk menggunakan kabel superkonduktor dengan
pendingin

nitrogen

untuk

menggantikan

kabel

tembaga.

Menurut

perhitungan, arus yang dapat ditransmisikan akan jauh meningkat, 250 pon
kabel superkonduktor dapat menggantikan 18.000 pon kabel tembaga.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik menuliskan lebih
lanjut paper yang membahas APLIKASI SIFAT KELISTRIKAN ZAT
PADAT (SUPERKONDUKTOR)

PADA HIGH

TEMPERATURE

SUPERCONDUCTOR GENERATOR.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas,
dapat dituliskan beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam paper
ini, diantaranya :
1. Apa definisi dari superkonduktor?
2. Bagaimana sifat kelistrikan bahan superkoduktor?
3. Bagaimana aplikasi superkonduktor pada HTS generator?
C. Tujuan
Dari rumusan masalah yang telah diambil, terdapat beberapa tujuan
dari pengkajian masalah, yaitu :
1. Mengetahui definisi dari superkonduktor
2. Mengetahui sifat kelistrikan bahan superkoduktor
3. Mengetahui aplikasi superkonduktor pada HTS generator

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Superkonduktor
Superkonduktor yang dimaksud disini adalah superkonduktor arus
listrik. Ditinjau dari daya hantar listrik, Zat padat dikelompokan menjadi 5
macam, (daya hantar arus listrik mulai dari yang terjelek sampai terbaik)
sebagai berikut :
a) Isolator
b) Semikonduktor
c) Konduktor
d) Konduktor bagus (good conductor)

e) Superkonduktor.

Tiga kelompok pertama pada umumnya sudah dikenal masyarakat


dengan baik. Isolator, misalnya, banyak sekali diketahui masyarakat
sebagai

pelindung

kabel

listrik

dirumah-rumah.

Semikonduktor,

meskipun baru dikenal dikalangan masyarakat akademik, tetapi


aplikasinya sudah mencapai hampir seluruh lapisan masyarakat.
Contohnya seperti pesawat, penerima radio, televisi, mesin cuci, lemari
pendingin, sampai komputer. Dan bahkan kita dapat mengatakan bahwa
dari kelima kelompok zat padat di atas, kelompok semikonduktor adalah
kelompok zat padat yang paling banyak aplikasinya, mulai dari teknologi
sederhana sampai teknologi tinggi, semikonduktor tidak pernah
ketinggala.
Sebaliknya, dua kelompok terakhir masih sangat jarang diketahui
oleh masyarakat umum. Dalam masyarakat akademik pun hanya
beberapa kelompok orang saja yang mengenal dan memahaminya baik
secara teoritis, eksperimen, maupun aplikasinya. Pada masalah ini akan
lebih ditekankan pada superkonduktor.
Superkonduktor merupakan bahan material yang memiliki hambatan
listrik bernilai nol pada suhu yang sangat rendah. Artinya superkonduktor
dapat menghantarkan arus walaupun tanpa adanya sumber tegangan.
Karakteristik dari bahan Superkonduktor adalah medan magnet dalam
superkonduktor bernilai nol dan mengalami efek meissner. Resistivitas suatu
bahan bernilai nol jika dibawah suhu kritisnya.

Gambar 1. Grafik hubungan antara resistivitas terhadap Suhu

T < Tc

T > Tc

(a)
(b)
Gambar 2. Efek Meissner. Pada Gambar 1 (a) suhu bahan masih di atas suhu kritis
superkonduktor, sehingga pada saat ini bahan ini belum menjadi
superkonduktor dan medan magnet luar (yang ditunjukkan oleh anak panah
ke atas) masih dapat menembus bahan itu. Sedangkan pada Gambar 1 (b)
bahan sudah menjadi superkonduktor (T < Tc ) sehingga medan megnet luar
ditolak oleh superkonduktor itu. Tc adalah suhu kritis bahan untuk menjadi
superkonduktor.

Superkonduktivitas terjadi di berbagai macam material, termasuk


unsur sederhana seperti timah dan aluminum, beberapa logam alloy,
beberapa semikonduktor di-dop-berat, dan beberapa "compound" keramik
berisi bidang atom tembaga dan oksigen. Kelas compound yang terkahir,
dikenal sebagai kuprat, adalah superkonduktor suhu-tinggi.
Superkonduktivitas tidak terjadi dalam logam mulia seperti emas dan
perak, atau di banyak logam ferromagnetik, meskipun ada beberapa material
menampilkan baik superkonduktivitas dan ferromagnetisme telah ditemukan
tahun-tahun belakangan ini. (Wikipedia.id)
2.2. Sifat Kelistrikan Bahan Superkonduktor
Bahan logam tersusun dari kisi-kisi dan basis serta elektron bebas.
Ketika medan listrik diberikan pada bahan, elektron akan mendapat
percepatan. Medan listrik akan menghamburkan elektron ke segala arah dan
menumbuk atom-atom pada kisi. Hal ini menyebabkan adanya hambatan
listrik pada logam konduktor. Pada bahan superkonduktor terjadi juga

interaksi antara elektron dengan inti atom. Namun elektron dapat melewati
inti tanpa mengalami hambatan dari atom kisi.
Pada superkonduktor elektron membentuk pasangan Cooper (Cooper
pair) dalam satu keadaan kuantum pada tingkat energi terendah. Proses ini
dikenal sebagai Kondensasi Bose-Einstein. Aliran Cooper pair ini bergerak
sebagai satu entitas. Untuk mengeluarkan satu Cooper pair dari aliran ini,
elektron harus didorong ke energi quantum state yang lebih tinggi.
Sementara, tabrakan dengan ion logam tidak melibatkan cukup energi untuk
melakukannya. Oleh karena itu, arus listrik dapat mengalir tanpa kehilangan
energi.

Gambar 3. Keadaan normal Atom Kisi pada logam

Pada bahan superkonduktor terjadi juga interaksi antara electron


dengan inti atom. Namun elektron dapat melewati inti tanpa mengalami
hambatan dari atom kisi. Efek ini dapat dijelaskan oleh Teori BCS. Ketika
elektron melewati kisi, inti yang bermuatan positif menarik elektron yang
bermuatan negatif dan mengakibatkan elektron bergetar

Gambar 4. Keadaan Superkonduktor Atom Kisi pada logam

Jika ada dua buah elektron yang melewati kisi, elektron kedua akan
mendekati elektron pertama karena gaya tarik dari inti atom-atom kisi lebih
besar. Gaya ini melebihi gaya tolak-menolak antar electron sehingga kedua
elektron bergerak berpasangan. Pasangan ini disebut Cooper Pairs. Efek ini
dapat

dijelaskan

dengan

istilah Phonons. Ketika

elektron

pertama

pada Cooper Pairs melewati inti atom kisi. Elektron yang mendekati inti
atom kisi akan bergetar dan memancarkan Phonon. Sedangkan elektron
lainnya menyerap Phonon. Pertukaran Phonon ini mengakibatkan gaya tarik
menarik antar elektron. Pasangan elektron ini akan melalu kisi tanpa
gangguan dengan kata lain tanpa hambatan. Salah satu aplikasinya yaitu
HTS

generator

(http://saulkakensei.blogspot.co.id/2014/12/makala-

superkonduktor.html)
2.3. Aplikasi Superkonduktor pada HTS Generator
Generator sinkron (sering disebut alternator) adalah mesin sinkron
yang digunakan untuk mengubah daya mekanik

menjadi daya listrik.

Generator sinkron dapat berupa generator sinkron tiga fasa atau generator
sinkron AC satu fasa tergantung dari kebutuhan.
Generator superkonduktor akan menolak medan magnet. Sebagaimana
diketahui, apabila suatu konduktor digerakkan dalam medan magnet, suatu
arus induksi akan mengalir dalam konduktor tersebut. Prinsip inilah yang
kemudian

diterapkan

dalam

generator.

Akan

tetapi,

dalam

superkonduktor arus yang dihasilkan tepat berlawanan dengan medan


tersebut sehingga medan tersebut tidak dapat menembus material
superkonduktor tersebut. Hal ini akan menyebabkan magnet tersebut
ditolak. Fenomena ini dikenal dengan istilah diamagnetisme dan efek ini
kemudian dikenal dengan efek Meissner.
Penggunaan superkonduktor yang sangat luas tentu saja dibidang
listrik. Generator yang dibuat dari superkonduktor memiliki efisiensi
sebesar sekitar 99% dan ukurannya jauh lebih kecil dibandingkan dengan
generator yang menggunakan kawat tembaga.
Penggunaan Superkonduktor Suhu Tinggi (HTS) teknologi, generator
dapat memberikan yang cepat, dukungan daya reaktif. generator HTS
membantu untuk menjaga jaringan listrik berjalan lancar dalam menghadapi
pola baru arus listrik yang dibawa oleh deregulasi pembangkit listrik di
seluruh dunia. Generator mengubah energi input rotasi mekanik, seperti
yang dari turbin uap atau gas, menjadi listrik. Hal ini dengan memutar
bidang rotor, yang menghasilkan tegangan pada konduktor armature
stasioner. Bidang generator dapat diproduksi dengan gulungan tembaga atau
magnet permanen. Dalam mesin besar, pertimbangan mekanis dan
keinginan untuk bervariasi tingkat lapangan yang dihasilkan biasanya
mendukung penggunaan gulungan tembaga lebih dari magnet permanen.
Manfaat dari generator HTS
a) Meningkatkan efisiensi mesin mencapai 99%, mengurangi kerugian
b)
c)
d)
e)
f)
g)

sebanyak 50% dari generator konvensional


Penyimpan Energi
Mengurangi polusi per unit energi yang dihasilkan
Turunkan biaya siklus hidup
Enhanced grid stabilitas
Mengurangi biaya modal
Mengurangi biaya instalasi
Keuntungan Generator HTS yaitu Efisiensi
Generator kehilangan daya dalam gulungan rotor dan di bar dinamo.

Dengan menggunakan kawat superkonduktor untuk belitan bidang, kerugian


ini bisa dibilang dihilangkan. Bidang diciptakan pada dinamo oleh rotor
tidak dibatasi oleh karakteristik kejenuhan besi dan armatures dibangun
tanpa gigi besi. Ini menghapus kerugian yang dialami pada gigi dinamo.
Ruang ditambahkan untuk tembaga di dinamo dimungkinkan pemindahan

gigi dinamo lebih lanjut untuk mengurangi kerugian. Generator HTS akan
menghasilkan tenaga listrik dengan kerugian lebih rendah dari generator
konvensional setara mereka. Sebuah 1.000 MW generator superkonduktor
(ukuran khas di power plant) dapat menyimpan sebanyak $ 4 juta per tahun
dalam mengurangi kerugian per generator. Bahkan peningkatan efisiensi
kecil menghasilkan penghematan dolar besar. Setengah dari satu persen
perbaikan menyediakan utilitas atau IPP dengan kapasitas tambahan untuk
dijual dengan nilai terkait hampir $ 300.000 per 100 generator MVA.
Permintaan di seluruh dunia untuk generasi listrik tambahan yang semakin
meningkat. Pusat Informasi Energi Nasional memprakirakan bahwa dunia
akan membutuhkan 500.000 MW dari kapasitas pembangkitan listrik
tambahan selama sepuluh tahun mendatang.
Sebuah generator HTS merupakan 1/3 volume keseluruhan generator
konvensional setara. Misalnya, dalam pembangkit listrik di mana ekspansi
sulit (misal: kapal atau kekuasaan lokomotif), generator superkonduktor
dapat meningkatkan kapasitas pembangkit tanpa menggunakan ruang
tambahan. Lebih kecil, ringan HTS generator menggunakan desain "udara
inti", menghilangkan banyak baja struktural dan magnetik setara
konvensional. Konstruksi, pengiriman, dan instalasi semua disederhanakan
dan lebih murah.
Keuntungan utama dari generator HTS diturunkan reaktansi dinamo.
Manfaat ini sangat dapat berdampak pertimbangan stabilitas utilitas. Salah
satu implikasi adalah pengurangan jumlah cadangan berputar (kapasitas
pembangkitan tidak terpakai tapi berputar) yang diperlukan untuk
memastikan sistem tenaga stabil secara keseluruhan. Manfaat lain adalah
bahwa generator HTS memiliki kemampuan yang signifikan untuk koreksi
faktor daya tanpa menambahkan reaktor sinkron atau kapasitor pada sistem
tenaga.

Gambar 5. Generator Superkonduktor

BAB III
KESIMPULAN
1. Superkonduktor merupakan bahan material yang memiliki hambatan listrik
bernilai nol pada suhu yang sangat rendah
2. Sifat kelistrikan bahan superkoduktor, yaitu akan terjadi interaksi antara
electron dengan inti atom. Namun elektron dapat melewati inti tanpa

mengalami hambatan dari atom kisi. Efek ini dapat dijelaskan oleh Teori
BCS. Ketika elektron melewati kisi, inti yang bermuatan positif menarik
elektron yang bermuatan negatif dan mengakibatkan elektron bergetar dan
memancarkan Phonon.
3. Aplikasi superkonduktor pada HTS generator adalah memiliki efisiensi
sebesar sekitar 99% dan ukurannya jauh lebih kecil dibandingkan dengan
generator yang menggunakan kawat tembaga, sehingga dapat sebagai
penyimpan energi yang besar.

DAFTAR PUSTAKA
http://dokumen.tips/documents/makalah-super.html diakses pada tanggal 15 Mei
2016
https://ml.scribd.com/doc/244749769/MAKALAH-SUPERKONDUKTOR-docx
diakses pada tanggal 15 Mei 2016
http://elektrounram2014.blogspot.co.id/2015/10/makalah-sifat-sifat-bahanlistrik.html?view=classic diakses pada tanggal 15 Mei 2016
http://idkf.bogor.net/yuesbi/e-DU.KU/edukasi.net/SMP/Fisika/Sifat%20
Kelistrikan%20Bahan/team.html diakses pada tanggal 15 Mei 2016
http://saulkakensei.blogspot.co.id/2014/12/makala-superkonduktor.html

diakses

pada tanggal 15 Mei 2016


https://www.academia.edu/8641342/SIFAT-SIFAT_BAHAN diakses pada tanggal
15 Mei 2016

Anda mungkin juga menyukai