Kata kunci: hasil belajar membaca bahasa Inggris, model pembelajaran kooperatif
tipe STAD, motivasi berprestasi
Abstract
This study aimed at finding out the effect of the cooperative learning of STAD to the
students achievement in reading English differing in students achievement motivation of
students XI Grade at SMA N 1 Dawan in academic year 2013/ 2014.This experimental
study uses Post-test Control Group Design. The class used as the sample was
determined by random sampling technique consisted of 72 students.The data on the
students achievement motivation were collected by questionnaire and those on reading
achievement were collected by test.The collected data were analyzed by two ways
ANOVA (Analysis of Variance). The result showed the followings : (1) the students
achievement in reading English who studied through cooperative learning the STAD was
higher than those who studied through conventional approach, (2) There is no an
interaction effect between the learning model and the students achievement motivation
to the result of students achievement in reading English, (3) for those students having
high achievement motivation, there were higher result of reading English to the students
who studied through cooperative learning the STAD than those who studied through
conventional approach, and (4) for students who had low achievement motivation, the
students achievement in reading English who studied through cooperative learning the
STAD was higher than those who studied through conventional approach.
1
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2014)
2
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2014)
3
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2014)
telah dilakukan berkaitan dengan kognitif dan afeksi. Dalam arti kognitif
penerapan model pembelajaran inovatif motivasi diasumsikan sebagai aktivitas
jenis ini untuk meningkatkan hasil belajar individu untuk menentukan kerangka
termasuk dalam pembelajaran bahasa dasar tujuan dan penentu perilaku untuk
Inggris. Proses pembelajaran inovatif mencapai tujuan itu. Dalam arti afeksi,
secara berkelompok (kooperatif) ternyata motivasi bermakna sikap dan nilai dasar
membawa pengaruh yang signifikan yang dianut oleh seseorang atau
terhadap peningkatan prastasi belajar sekelompok orang untuk bertindak atau
siswa. Metode atau model pembelajaran tidak bertindak.
untuk ketrampilan membaca ini masih Belajar, utamanya dalam belajar
menerapkan metode-metode konvensional bahasa asing (Marhaeni, 2005) motivasi
yang menempatkan guru sebagai satu- berhubungan langsung dengan kinerja.
satunya sumber belajar tanpa pernah Tingkat motivasi yang relatif rendah
memperhitungkan potensi dan karateristik hingga sedang akan bersifat destruktif
siswa secara individu. namun sebaliknya, tingkat motivasi tinggi
Seperti diketahui bahwa cenderung bersifat konstruktif. Disadari
keberagaman potensi, karakteristik, serta atau tidak, tingkat motivasi rendah
individualisasi pebelajar merupakan diprediksi merupakan salah satu variabel
pertimbangan utama bagi pendidik atau yang dapat mengurangi pemahaman
guru di dalam penerapan model-model membaca dan sebaliknya, tingkat motivasi
pembelajaran. Psikologi dengan berbagai tinggi akan mampu meningkatkan hasil
cabangnya telah mengidentifikasi sangat belajar membaca.
banyak variabel yang mengindikasikan McCelland dalam Mulyasa
perbedaan individu dan mempengaruhi (2005:148) mengemukakan suatu teori
proses belajar seperti kecerdasan, yang memusatkan pada kebutuhan
keberbakatan, gaya kognitif, gaya berpikir, manusia yaitu kebutuhan akan
daya adopsi, ketahanmalangan, berprestasi. Pada hakekatnya manusia
kemampuan awal, dan faktor afeksi. mempunyai kemampuan yang lebih untuk
Pada dasarnya, berbagai berprestasi di atas orang lain. Tingkah
komponen pembelajaran yang ada seperti laku yang diarahkan untuk berprestasi
materi, strategi, media, dan guru dapat disebut dorongan berprestasi
diseragamkan, namun yang unik adalah (achievementt motivation). Individu
individu pebelajar itu sendiri. Dengan dengan motivasi tinggi bila dihadapkan
penyeragaman komponen-komponen di pada tugas-tugas yang kompleks
atas, selalu saja dihasilkan keberhasilan cenderung melakukan semakin baik bila
belajar individu yang bervariasi (Marhaeni, tampak berhasil, dan selalu menunjukkan
2005). kesiapan untuk mempelajari bagaimana
Studi tentang belajar bahasa asing agar dapat mengerjakan tugas-tugas
sebagai bahasa kedua menyebutkan dengan lebih baik lagi pada proses
faktor afektif memiliki peran yang sangat selanjutnya. McCelland menyimpulkan
penting. Sementara Elliot (dalam dari penelitiannya bahwa motivasi
Marhaeni, 2005) mengatakan terdapat berprestasi merupakan faktor penting
sejumlah faktor afektif dapat yang menentukan tingkat pertumbuhan
mempengaruhi hasil belajar membaca masyarakat. Ia menemukan tiga
teks bahasa Inggris. Faktor-faktor afektif karakteristik umum dari orang yang
(attitudinal factors) yang dimiliki oleh memiliki motivasi berprestasi, yaitu: (1)
masing-masing individu, salah satunya kapiawaian menetapkan tujuan personal
adalah motivasi siswa. Motivasi diartikan yang tinggi tetapi secara rasional dapat
juga sebagai kekuatan, dorongan, dicapai, lebih komit terhadap kepuasan
kebutuhan, semangat, tekanan atau berprestasi secara personal dari dalam
mekanisme seseorang atau sekelompok dari pada iming-iming hadiah dari luar, dan
orang untuk mencapai prestasi tertentu (2) keinginan akan umpan balik dari
sesuai dengan apa yang dikehendakinya. pekerjaan.
Pengertian tersebut mempunyai arti
4
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2014)
5
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2014)
6
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2014)
7
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2014)
perbedaan hasil belajar membaca bahasa hipotesis nol yang berbunyi tidak terdapat
Inggris antara siswa yang mengikuti model perbedaan hasil belajar membaca bahasa
pembelajaran kooperatif tipe STAD Inggris antara siswa yang mengikuti model
dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe STAD
pembelajaran konvensional untuk siswa dengan siswa yang mengikuti model
yang memiliki motivasi berprestasi tinggi, pembelajaran konvensional untuk siswa
ditolak. Dengan demikian, terdapat yang memiliki motivasi berprestasi rendah,
perbedaan hasil belajar membaca bahasa ditolak. Dengan demikian, terdapat
Inggris antara siswa yang mengikuti model perbedaan hasil belajar membaca bahasa
pembelajaran kooperatif tipe STAD Inggris antara siswa yang mengikuti model
dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe STAD
pembelajaran konvensional untuk siswa dengan siswa yang mengikuti model
yang memiliki motivasi berprestasi tinggi. pembelajaran konvensional untuk siswa
Hipotesis yang keempat berbunyi yang memiliki motivasi berprestasi rendah.
terdapat perbedaan hasil belajar Pembelajaran konvensional
membaca bahasa Inggris antara siswa merupakan pembelajaran yang biasa
yang mengikuti model pembelajaran dilakukan guru dalam proses belajar
kooperatif tipe STAD dengan siswa yang mengajar di dalam kelas. Pembelajaran ini
mengikuti model pembelajaran bersumber dari teori stimulus-response.
konvensional pada kelompok siswa yang Pada pembelajaran konvensional, proses
memiliki motivasi berprestasi rendah. belajar mengajar lebih sering diarahkan
Hasil penelitian menunjukkan pada aliran informasi atau transfer
bahwa selain dipengaruhi oleh model pengetahuan dari guru ke siswa.
pembelajaran, hasil belajar membaca Penekanan pembelajaran adalah
bahasa Inggris juga dipengaruhi oleh diperolehnya kemampuan mengingat
tinggi rendahnya motivasi berprestasi (memorizing) berupa fakta-fakta, sehingga
yang dimiliki oleh siswa. Hal ini didukung kemampuan yang dimiliki siswa bersifat
oleh pendapat Heckhausen dalam Suarni faktual bukan konseptual. Pembelajaran
(2004 : 31) yang menyatakan bahwa konvensional kurang mendukung siswa
motivasi berprestasi sangat tergantung yang memiliki motivasi berhasil tinggi
dari usaha seseorang. Hal ini disebabkan sehingga menyebabkan hasil belajar
karena faktor usaha sangat penting membaca bahasa Inggris siswa belum
peranannya dalam menentukan berhasil optimal.
tidaknya tingkah laku seseorang. Hal ini Bagi siswa yang memiliki motivasi
dapat mengandung arti bahwa usaha yang tinggi akan tidak cepat bosan, sebaliknya
keras akan menghasilkan keberhasilan, siswa yang motivasi berhasil rendah
sedangkan usaha yang lemah akan mampu mengerjakan tugas-tugas yang
menghasilkan kegagalan. diberikan dengan menggunakan cara-cara
Selanjutnya Heckhausen juga yang telah biasa diajarkan oleh guru,
menyatakan bahwa ciri-ciri motivasi tetapi mereka tidak akan mampu
berprestasi dapat digolongkan sebagai memecahkan masalah yang memerlukan
berikut : (1) individu dengan motivasi cara-cara yang baru. Siswa yang motivasi
berprestasi tinggi memperlihatkan berprestasi tinggi merasa lebih nyaman
berbagai tanda aktifitas fisik yang lebih dan cenderung terikat pada apa yang
tinggi dibandingkan dengan individu yang telah ada. Sesuatu yang baru tidak
memiliki motivasi berprestasi rendah, (2) disenangi oleh siswa karena tidak biasa
individu dengan motivasi berprestasi tinggi dan tidak dikenal.
memperlihatkan tekanan otot yang lebih
ketika berkonsentrasi pada suatu tugas SIMPULAN
dibandingkan dengan individu yang Berdasarkan analisis dan
memiliki motivasi berprestasi rendah. pembahasan dapat ditemukan hal-hal
Berdasarkan perhitungan, sebagai berikut: (1) terdapat perbedaan
didapatkan Qhitung = 4,146 dan Qtabel (0,05) hasil belajar membaca bahasa Inggris
3,68 (Qhitung > Qtabel). Dengan demikian antara model pembelajaran kooperatif
8
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2014)
9
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2014)
10