Anda di halaman 1dari 10

e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha

Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2014)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD


TERHADAP HASIL BELAJAR MEMBACA BAHASA INGGRIS
DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI
SISWA KELAS XI
I P. Suardi, A.A.I.N. Marhaeni, Nyoman Dantes
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: putu.suardi@pasca.undiksha.ac.id, agung.marhaeni@pasca.undiksha.ac.id,
nyoman.dantes@pasca.undiksha.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe
STAD terhadap hasil belajar membaca bahasa Inggris ditinjau dari motivasi berprestasi
siswa kelas XI SMA Negeri 1 Dawan tahun pembelajaran 2013/2014. Penelitian ini
menggunakan rancangan eksperimental Post-test Control Group Design. Sampel dalam
penelitian berjumlah 72 orang yang dipilih dengan menggunakan random sampling
dengan teknik undian untuk memilih kelas. Data tentang motivasi berprestasi siswa
diperoleh dengan kuesioner dan hasil belajar membaca bahasa Inggris diperoleh dengan
tes. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan anava dua jalan. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa: (1) terdapat perbedaan hasil belajar membaca bahasa Inggris
antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan siswa yang mengikuti model
pembelajaran konvensional, (2) tidak terdapat pengaruh interaksi antara pendekatan
pembelajaran dan motivasi berprestasi siswa terhadap hasil belajar membaca bahasa
Inggris, (3) terdapat perbedaan hasil belajar membaca bahasa Inggris antara siswa yang
mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan siswa yang mengikuti model
pembelajaran konvensional untuk siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi, dan (4)
terdapat perbedaan hasil belajar membaca bahasa Inggris antara siswa yang mengikuti
model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan siswa yang mengikuti model
pembelajaran konvensional untuk siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah.

Kata kunci: hasil belajar membaca bahasa Inggris, model pembelajaran kooperatif
tipe STAD, motivasi berprestasi

Abstract
This study aimed at finding out the effect of the cooperative learning of STAD to the
students achievement in reading English differing in students achievement motivation of
students XI Grade at SMA N 1 Dawan in academic year 2013/ 2014.This experimental
study uses Post-test Control Group Design. The class used as the sample was
determined by random sampling technique consisted of 72 students.The data on the
students achievement motivation were collected by questionnaire and those on reading
achievement were collected by test.The collected data were analyzed by two ways
ANOVA (Analysis of Variance). The result showed the followings : (1) the students
achievement in reading English who studied through cooperative learning the STAD was
higher than those who studied through conventional approach, (2) There is no an
interaction effect between the learning model and the students achievement motivation
to the result of students achievement in reading English, (3) for those students having
high achievement motivation, there were higher result of reading English to the students
who studied through cooperative learning the STAD than those who studied through
conventional approach, and (4) for students who had low achievement motivation, the
students achievement in reading English who studied through cooperative learning the
STAD was higher than those who studied through conventional approach.

Key words: achievement in reading English, cooperative learning of STAD, achievement


motivation.

1
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2014)

PENDAHULUAN diyakini benar akan membawa hasil


Banyak faktor yang menjadikan pembelajaran vang baik juga, dan
pendidikan bermutu atau tidak. Faktor- demikian pula sebaliknya. Dengan
faktor itu antara lain, profesionalisme para demikian, sebagai pendidik yang baik
pendidik, input pendidikan baik yang tentu kita senantiasa tidak henti-hentinya
berupa input siswa (students input) menggali dan mengadakan inovasi-
maupun sarana-prasarana (instrumental inovasi terkini di bidang model
input), proses pembelajaran, lingkungan pembelajaran. Pendidik harus memiliki
dan lain-lain. Profesionalisme para jiwa besar untuk berani dan berusaha
pendidik atau guru mempunyai peran yang meninggalkan metode-metode lama atau
sangat penting. Guru yang merupakan konvensional karena ternyata dengan
agen pembelajaran dituntut memiliki metode semacam itu diyakini pencapaian
profesionalisme yang tinggi. Guru yang hasil pendidikan tidak optimal sesuai
profesional adalah guru yang menguasai harapan kita bersama. Sebagai tenaga
sejumlah keunggulan kompetensi di yang profesional tentunya guru atau
bidang pendidikan atau yang berkaitan pendidik wajib untuk memulai menerapkan
dengan pendidikan dan pembelajaran. model pembelajaran inovatif yang diyakini
Guru dituntut memiliki disiplin keilmuan akan membawa perubahan dalam
atau kompetensi intelektual yang tinggi, peningkatan pencapaian pembelajaran.
yang nantinya siap ditransfer, ke anak Dalam rangka mengakomodasi
didik atau pebelajar atau menjadi sumber keberagaman potensi dan karakteristik
pembelajaran. Guru dituntut memiliki atau pebelajar, sederetan tokoh dan para ahli
menguasai berbagai kompetensi psikologi pendidikan telah rnenelorkan
pedagogik yang madani dalam mengajar berbagai jenis model pembelajaran
dan mendidik yang baik. Di samping itu, inovatif. Pemunculan berbagai .jenis
guru dituntut memiliki profesionalime model pembelajaran inovatif ini tentunya
pribadi dan sosial yang tinggi karena merupakan peluang emas bagi pendidik
nantinya guru berperan sebagai pendidik yang kreatif dan inovatif itu untuk
dan pengajar yang harus merupakan mewujudkan tujuan pernbelajaran yang
sosok panutan yang digugu dan ditiru, diharapkan. Seiring dengan itu, pendidik
baik di lingkungan anak didik, maupun di atau guru, yang berposisi sebagai agen
tengah-tengah keluarga dan masyarakat. pembelajaran dan agen perubahan,
Fenomena yang kita hadapi dalam sangat dipandang perlu untuk senantiasa
konteks mutu pendidikan ditinjau dari meningkatkan hasil pembelajaran siswa
penerapan strategi atau model atau pebelajar seoptimal mungkin sebagai
pembelajaran sangat mengusik perhatian misi mulia dan profesionalitas seorang
para tenaga pendidik yang bertanggung guru.
jawab akan mutu pendidikan. Strategi atau Berdasarkan temuan di sekolah,
model pembelajaran sebagai bagian dari guru-guru mengeluh tentang
kompetensi pedagogik yang dimiliki guru permasalahan yang mereka hadapi yaitu
dihipotesis merupakan salah satu penentu masih rendahnya hasil belajar siswa.
keberhasilan mutu pendidikan. Guru Rendahnya motivasi siswa dan penerapan
dalam hal sebagai agen perubahan di model pembelajaran konvensional
bidang pengelolaan pendidikan ,harus membawa dampak hasil belajar yang
senantiasa merefleksi diri terhadap kurang memuaskan khususnya hasil
penerapan-penerapan model belajar membaca bahasa Inggris.Dalam
pembelajaran sebelumnya.Guru harus usaha meningkatkan hasil belajar
senantiasa meninjau efektif tidaknya membaca bahasa Inggris dan
model atau strategi pembelajaran yang meningkatkan motivasi berprestasi siswa
selama ini diterapkan, tentunya melalui maka dicoba untuk merapkan model
hasil pembelajaran yang pernah pembelajaran STAD.
dilakoninya. Guru harus menyadari bahwa Pada saat ini pembelajaran dengan
dengan strategi atau model pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
yang baik, tepat, relevan, dan efektif yang kemudian disempurnakan lagi

2
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2014)

menjadi Kurikulum Tingkat Satuan bacaan dipengaruhi oleh faktor-faktor


Pendidikan (KTSP) yang berlaku internal dan eksternal. Faktor internal
sekarang, pembelajaran bahasa, termasuk adalah faktor yang berasal dari siswa itu
Bahasa Inggris, melibatkan kegiatan sendiri, yang antara lain: rendahnya
pembelajaran empat keterampilan motivasi instrinsik siswa membaca bahasa
berbahasa, yaitu Menyimak (Listening), Inggris, kesadaran metakognitif dan latar
Berbicara (Speaking), Membaca belakang pengetahuan siswa. Sementara
(Reading) dan Menulis (Writing). Ke faktor eksternal yang dapat
empat keterampilan berbahasa ini mempengaruhi rendahnya kemampuan
dikemas ke dalam standar-standar siswa memahami teks bahasa Inggris
Kompetensi (SK) dan Kompetensi- antara lain terdiri dari: faktor materi
Kcmpetensi Dasar (KD), yang selanjutnya pelajaran dan metode atau model
dirumuskannya indikator-indikatornya oleh pembelajaran (Brown, 2000: 23; Donough,
guru itu sendiri. Dari 4 (empat) ketrampilan 1993: 103; Nunan, 2000: 8).
berbahasa dalam bahasa Inggris, Seiring dengan hal itu, telah
keterampilan ke 3 yaitu keterampilan diketahui bahwa ada berbagai jenis model
Membaca (Reading) dirasakan sangat pembelajaran inovatif yang telah
rnendesak diterapkan sebagai domain dikembangkan oleh para tokoh dan ahli
kajian penelitian dalam penerapan model pendidikan dewasa ini. Menyadari bahwa
pembelajaran inovatif. Materi ini dipilih Bahasa Inggris adalah bahasa asing bagi
sebagai materi kajian, karena telah pebelajar Indonesia, tentu akan
diketahui bersama bahwa rnembaca menimbulkan berbagai kesulitan dalam
merupakan salah satu ketrampilan pemahaman isi teks bacaan itu. Menurut
berbahasa yang sangat dominan, baik hipotesa kami, dalarn pemahaman teks
dalam kegiatan pembelajaran maupun bahasa akan diperlukan kerjasama yang
dalam evaluasi. saling menguntungkan karena dengan
Evaluasi kemampuan keterampilan keberagaman pengetahuan awal dan
membaca bahasa Inggris dalam ujian tingkat intelektualitas diantara individu-
akhir nasional menduduki dominasi individu pebelajar itu, akan ada kelebihan
pertama setelah evaluasi menyimak dan kekurangan yang diharapkan saling
(listening) dan berbicara (speaking). Dari mengisi dan saling memberi (take and
50 butir tes ujian akhir nasional (UAN), give) yang lebih dikenal sebagai kegiatan
porsi untuk tes menyimak adalah 15 butir, belajar kooperatif.
membaca teks 35 butir soal. Ini Diantara sekian banyak model
menunjukkan bahwa membaca pembelajaran inovatif yang telah
mempunyai peran sangat dominan dalam dikembangkan, ada model pembelajaran
menentukan berhasil tidaknya seorang kooperatif, dan tepatnya lagi adalah model
siswa. pembelajaran kooperatif tipe STAD
Sementara itu, secara empiris (Student's Team-Achievement Division).
kenyataan di lapangan menunjukkan Pembelajaran kooperatif
bahwa dari tahun ke tahun, hasil belajar melibatkan partisipasi aktif para pebelajar
membaca bahasa Inggris siswa rata-rata dan mengurangi perbedaan-perbedaan
di bawah kriteria ketuntasan. Prestasi individu. Pembelajaran kooperatif telah
siswa berkaitan dengan hasil belajar menambah momentum pendidikan forrnal
membaca bahasa Inggris yang tercermin dan informal dari dua kekuatan yang
dalam nilai ujian akhir nasional bagi bertemu, yaitu: 1) realisasi praktek, bahwa
siswa kelas XII di SMA Negeri I hidup di luar kelas memerlukan aktivitas
Dawan masih pada level rata-rata ke aktivitas dan ketrampilan kolaboratif dalam
bawah, pada hal nilai bahasa Inggris tim di tempat kerja hingga dalam
merupakan salah satu penentu dalam kehidupan sosial setiap waktu, 2) suatu
kelulusan siswa. Rendahnya hasil belajar pertumbuhan kesadaran mengenai nilai
membaca bahasa Inggris dapat interaksi sosial dalam mewujudkan
disebabkan oleh berbagai faktor. Dalam pembelajaran bermakna. Namun sangat
kepustakaan kemampuan memahami isi disayangkan tidak banyak penelitian yang

3
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2014)

telah dilakukan berkaitan dengan kognitif dan afeksi. Dalam arti kognitif
penerapan model pembelajaran inovatif motivasi diasumsikan sebagai aktivitas
jenis ini untuk meningkatkan hasil belajar individu untuk menentukan kerangka
termasuk dalam pembelajaran bahasa dasar tujuan dan penentu perilaku untuk
Inggris. Proses pembelajaran inovatif mencapai tujuan itu. Dalam arti afeksi,
secara berkelompok (kooperatif) ternyata motivasi bermakna sikap dan nilai dasar
membawa pengaruh yang signifikan yang dianut oleh seseorang atau
terhadap peningkatan prastasi belajar sekelompok orang untuk bertindak atau
siswa. Metode atau model pembelajaran tidak bertindak.
untuk ketrampilan membaca ini masih Belajar, utamanya dalam belajar
menerapkan metode-metode konvensional bahasa asing (Marhaeni, 2005) motivasi
yang menempatkan guru sebagai satu- berhubungan langsung dengan kinerja.
satunya sumber belajar tanpa pernah Tingkat motivasi yang relatif rendah
memperhitungkan potensi dan karateristik hingga sedang akan bersifat destruktif
siswa secara individu. namun sebaliknya, tingkat motivasi tinggi
Seperti diketahui bahwa cenderung bersifat konstruktif. Disadari
keberagaman potensi, karakteristik, serta atau tidak, tingkat motivasi rendah
individualisasi pebelajar merupakan diprediksi merupakan salah satu variabel
pertimbangan utama bagi pendidik atau yang dapat mengurangi pemahaman
guru di dalam penerapan model-model membaca dan sebaliknya, tingkat motivasi
pembelajaran. Psikologi dengan berbagai tinggi akan mampu meningkatkan hasil
cabangnya telah mengidentifikasi sangat belajar membaca.
banyak variabel yang mengindikasikan McCelland dalam Mulyasa
perbedaan individu dan mempengaruhi (2005:148) mengemukakan suatu teori
proses belajar seperti kecerdasan, yang memusatkan pada kebutuhan
keberbakatan, gaya kognitif, gaya berpikir, manusia yaitu kebutuhan akan
daya adopsi, ketahanmalangan, berprestasi. Pada hakekatnya manusia
kemampuan awal, dan faktor afeksi. mempunyai kemampuan yang lebih untuk
Pada dasarnya, berbagai berprestasi di atas orang lain. Tingkah
komponen pembelajaran yang ada seperti laku yang diarahkan untuk berprestasi
materi, strategi, media, dan guru dapat disebut dorongan berprestasi
diseragamkan, namun yang unik adalah (achievementt motivation). Individu
individu pebelajar itu sendiri. Dengan dengan motivasi tinggi bila dihadapkan
penyeragaman komponen-komponen di pada tugas-tugas yang kompleks
atas, selalu saja dihasilkan keberhasilan cenderung melakukan semakin baik bila
belajar individu yang bervariasi (Marhaeni, tampak berhasil, dan selalu menunjukkan
2005). kesiapan untuk mempelajari bagaimana
Studi tentang belajar bahasa asing agar dapat mengerjakan tugas-tugas
sebagai bahasa kedua menyebutkan dengan lebih baik lagi pada proses
faktor afektif memiliki peran yang sangat selanjutnya. McCelland menyimpulkan
penting. Sementara Elliot (dalam dari penelitiannya bahwa motivasi
Marhaeni, 2005) mengatakan terdapat berprestasi merupakan faktor penting
sejumlah faktor afektif dapat yang menentukan tingkat pertumbuhan
mempengaruhi hasil belajar membaca masyarakat. Ia menemukan tiga
teks bahasa Inggris. Faktor-faktor afektif karakteristik umum dari orang yang
(attitudinal factors) yang dimiliki oleh memiliki motivasi berprestasi, yaitu: (1)
masing-masing individu, salah satunya kapiawaian menetapkan tujuan personal
adalah motivasi siswa. Motivasi diartikan yang tinggi tetapi secara rasional dapat
juga sebagai kekuatan, dorongan, dicapai, lebih komit terhadap kepuasan
kebutuhan, semangat, tekanan atau berprestasi secara personal dari dalam
mekanisme seseorang atau sekelompok dari pada iming-iming hadiah dari luar, dan
orang untuk mencapai prestasi tertentu (2) keinginan akan umpan balik dari
sesuai dengan apa yang dikehendakinya. pekerjaan.
Pengertian tersebut mempunyai arti

4
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2014)

Motivasi berprestasi sebagai suatu Desain eksperimen yang


usaha untuk sukses, yang bertujuan untuk digunakan dalam penelitian ini adalah
berhasil dalam kompetensi dengan suatu post-test only control group yang
standar keungulan. Ukuran keunggulan itu melibatkan tiga variabel yakni satu
sendiri dapat berupa prestasi diri sendiri variabel bebas adalah model
maupun orang lain. Orang yang pembelajaran, satu variabel terikat adalah
mempunyai motivasi prestasi tinggi hasil belajar membaca bahasa Inggris,
menurut pendapatnya, mempunyai sikap dan satu variabel moderator adalah
yang positif terhadap situasi berprestasi motivasi berprestasi. Populasi dalam
dimana ia dapat berpacu dengan penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
keunggulan yang diinternalisasi, dan XI IPB tahun pelajaran 2013/2014 SMA
prestasainya akan lebih baik jika tujuan Negeri 1 Dawan yang berjumlah 128
dapat ditentukan sendiri. Kesenangan orang. Sampel dalam penelitian iniadalah
akan diperoleh akibat dari kesuksesan kelas XI IPB1 dan XI IPB3 sebagai
dalam melakukan perbuatan. Semua kelompok eksperimen (kelas yang
tugas akan diselesaikan dengan baik, baik dibelajarkan dengan penerapan model
yang sederhana maupun yang kompleks. pembelajaran kooperatif tipe STAD) dan
Berdasarkan pemaparan di atas, kelas XI IPB2 dan XI IPB4 sebagai
tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk kelompok kontrol (kelas yang dibelajarkan
mengetahui perbedaan hasil belajar dengan penerapan model pembelajaran
membaca bahasa Inggris antara konvensional). Pengumpulan data dalam
kelompok siswa yang mengikuti rnodel penelitian ini dilakukan dengan
pembelajaran kooperatif tipe STAD penyebaran instrumen motivasi
dengan kelompok siswa yang mengikuti berprestasi dan tes hasil belajar membaca
model pembelajaran konvensional pada bahasa Inggris. Data yang terkumpul
siswa kelas XI SMA N 1 Dawan tahun dalam penelitian ini adalah data tentang
pembelajaran 2013/2014, (2) untuk motivasi berprestasi siswa dan hasil
mengetahui pengaruh interaksi antara belajar membaca bahasa Inggris. Metode
model pembelajaran dengan motivasi analisis data pada penelitian ini digunakan
berprestasi terhadap hasil belajar teknik analisis varians dua jalan (two-way
membaca bahasa lnggris pada siswa Anova).
kelas XI SMA N 1 Dawan Tahun
pembelajaran 2013/2014, (3) untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
mengetahui pada kelompok siswa yang Untuk menguji hipotesis maka
memiliki motivasi berprestasi tinggi, terdapat beberapa uji prasyarat yang
apakah ada perbedaan hasil belajar harus dipenuhi, yaitu: uji normalitas dan
membaca bahasa Inggris antara kelompok homogenitas.
siswa yang mengikuti model pembelajaran Pengujian hipotesis dalam
kooperatif tipe STAD dengan kelompok penelitian ini menggunakan analisis
siswa yang mengikuti model pembelajaran varians (ANAVA) dua jalan. Bila ada
konvensional, dan (4) untuk mengetahui perbedaan dilanjutkan dengan uji-F untuk
pada kelompok siswa yang memiliki menguji hipotesis pertama. Selanjutnya
motivasi berprestasi rendah, apakah ada bila ada interaksi dilanjutkan dengan uji T-
perbedaan hasil belajar membaca bahasa Scheffe untuk menguji hipotesis
Inggris antara kelompok siswa yang selanjutnya. Dengan bantuan program
mengikuti model pernbelajaran kooperatif SPSS 15.0 diperoleh hasil seperti tampak
tipe STAD dengan kelompok siswa yang pada rangkuman hasil analisis data
mengikuti model pembelajaran dengan analisis varians (ANAVA) dua
konvensional. jalan hasil belajar membaca bahasa
Inggris seperti pada tabel berikut.
METODE

5
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2014)

Tabel 1. Ringkasan Analisis Varians Dua Jalan

Sumber Varians JK db RJK Fhitung Sig Ket


Antar A 1963,556 1 1963,556 38,269 0,000 Signifikan
Antar B 264,500 1 264,500 5,155 0,026 Signifikan
213,556 1 213,556 4,162 0,045 Tidak
Inter AB
Signifikan
Dalam Kelompok 3489,000 68 51,309 - - -
Total 5930,611 71 - - - -
kooperatif tipe STAD dan siswa yang
Hipotesis yang pertama berbunyi mengikuti model pembelajaran langsung.
terdapat perbedaan hasil belajar Model Pembelajaran Kooperatif tipe
membaca bahasa Inggris antara kelompok STAD, lebih banyak menggunakan
siswa yang mengikuti model pembelajaran metode yang memungkinkan siswa aktif
kooperatif tipe STAD dengan kelompok dalam proses pembelajaran, sementara
siswa yang mengikuti model pembelajaran pada pembelajaran langsung lebih banyak
konvensional. digunakan metode yang memungkinkan
Dari hasil Anava 2 jalan seperti guru untuk dapat menyampaikan sejumlah
yang tertera pada Tabel 1, diperoleh FA materi pembelajaran secara cepat dan
hitung = 38,269 dengan p < 0,05. Dengan mudah, seperti ceramah, demontrasi,
demikian, hipotesis nol (H0) yang tanya jawab, dan sedikit diskusi, serta
menyatakan tidak terdapat perbedaan penugasan. Demikian juga dalam
hasil belajar membaca bahasa Inggris penggunaan media pembelajaran, pada
antara kelompok siswa yang mengikuti Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
model pembelajaran kooperatif tipe STAD media merupakan sumber belajar yang
dengan kelompok siswa yang mengikuti kehadirannya diperlukan untuk memper-
model pembelajaran konvensional, ditolak. cepat pencapaian tujuan pembelajaran.
Dengan perkataan lain dapat ditarik Penelitian ini sejalan juga dengan
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan temuan penelitian Warta (2013) yang
hasil belajar membaca bahasa Inggris menyatakan bahwa terdapat perbedaan
antara kelompok siswa yang mengikuti prestasi belajar IPS antara siswa yang
model pembelajaran kooperatif tipe STAD mengikuti model pembelajaran kooperatif
dengan kelompok siswa yang mengikuti tipe STAD dan siswa yang mengikuti
model pembelajaran konvensional. model pembelajaran konvensional. Pada
Hasil uji hipotesis tersebut meng- model pembelajaran kooperatif tipe STAD,
isyaratkan bahwa model pembelajaran proses pembelajaran menjadi lebih
kooperatif tipe STAD lebih unggul dalam bermakna. Bermakna di sini memberikan
meningkatkan hasil belajar membaca arti bahwa pada model pembelajaran
bahasa Inggris daripada pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa dapat
konvensional. Keunggulan penerapan memahami konsep-konsep yang mereka
model pembelajaran kooperatif tipe STAD pelajari melalui pengalaman langsung dan
juga dibuktikan dengan hasil penelitian nyata yang menghubungkan antar konsep
Negara (2013) yang menyatakan bahwa dalam membaca bahasa Inggris dengan
terdapat perbedaan hasil belajar pemasalahan nyata dalam kehidupan
membaca pemahaman bahasa Inggris sehari-hari serta memberikan kesempatan
antara kelompok siswa yang mengikuti untuk menunjukkan kemampuan terbaik
pembelajaran koperatif tipe STAD dan mereka. Siswa terlatih untuk mengemban
kelompok siswa yang mengikuti model suatu tanggung jawab, mempertajam
pembelajaran konvensional. keahlian berpikir dalam tingkatan yang
Hal senada juga diungkapkan oleh lebih tinggi melalui identifikasi masalah,
Yudika (2013) yang menyatakan bahwa analisis masalah, dan menciptakan solusi.
terdapat perbedaan prestasi belajar antara Melatih siswa melakukan evaluasi diri
siswa yang mengikuti pembelajaran model terhadap kesalahan-kesalahan yang

6
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2014)

dilakukannya, dan untuk selanjutnya melakukan berbagai usaha agar mampu


melakukan perbaikan-perbaikan terhadap unggul dibandingkan dengan temannya.
kesalahan-kesalahan yang dilakukannya Disamping itu siswa yang memiliki
sehingga dengan demikian siswa tidak motivasi berprestasi tinggi mempunyai
akan melakukan kesalahan yang sama kewaspadaan yang lebih besar daripada
dengan sebelumnya. Hal ini akan mampu siswa yang memiliki motivasi berprestasi
meningkatkan hasil belajar siswa. rendah.
Berdasarkan paparan di atas, Penelitian French (dalam Suarni,
tampak jelas bahwa model pembelajaran 2004 : 35) menemukan sebesar 47%
kooperatif tipe STAD lebih baik diterapkan individu yang memiliki motivasi berhasil
untuk siswa daripada pembelajaran tinggi selain lebih efisien ternyata juga
konvensional karena dengan model lebih ulet dalam mengerjakan tugas yang
pembelajaran kooperatif tipe STAD semua sulit dapat dipecahkan. Sebaliknya hanya
indra siswa terlibat dalam proses 2% hal semacam ini ditemukan pada
pembelajaran. Oleh karena itu, hasil orang yang memiliki motivasi berhasil
belajar siswa yang mengikuti model rendah. Hal ini didukung dari hasil
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada penelitian French terhadap dua kelompok
pembelajaran membaca bahasa Inggris sampel yang diberi tugas yang sama
lebih baik daripada siswa yang mengikuti dengan perilaku yang berbeda. Satu
model pembelajaran konvensional. kelompok diminta memusatkan perhatian
Hipotesis yang kedua berbunyi terhadap berbagai hal yang telah
terdapat pengaruh interaksi antara model dilakukan oleh anggota kelompok, yang
pembelajaran dengan motivasi berprestasi berkontribusi dalam meningkatkan kinerja
siswa terhadap hasil belajar membaca pada tugas yang diberikan. Satu kelompok
bahasa Inggris. lainnya, diminta memusatkan perhatian
Berdasarkan hasil analisis Anava terhadap perilaku afiliatif yang
dua jalan pada Tabel 1, diperoleh nilai F(A x berkontribusi kepada kerjasama kelompok
X) = 4,162, dan Sig = 0,045. Ini berarti nilai untuk menyelesaikan tugas yang
Sig lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian diberikan. Berdasarkan hasil penelitian ini,
hipotesis nol (Ho) yang menyatakan tidak French menemukan bahwa individu
terdapat pengaruh interaksi antara model dengan motivasi berhasil tinggi lebih
pembelajaran dengan motivasi berprestasi mengutamakan kinerja daripada
siswa terhadap hasil belajar membaca hubungan afiliatif.
bahasa Inggris, diterima. Sebaliknya Berdasarkan uraian di atas,
hipotesis alternatif (H1) yang menyatakan memastikan hasil penelitian yang
ada terdapat pengaruh interaksi antara diperoleh telah sesuai dengan teori yang
model pembelajaran dengan motivasi ada dan didukung oleh beberapa
berprestasi siswa terhadap hasil belajar penelitian sebelumnya. Dengan demikian
membaca bahasa Inggris, ditolak. Karena hasil penelitian yang diperoleh melengkapi
itu, dapat disimpulkan bahwa tidak penemuan bahwa motivasi berprestasi
terdapat pengaruh interaksi antara model berpengaruh terhadap hasil belajar
pembelajaran dengan motivasi berprestasi membaca bahasa Inggris.
siswa terhadap hasil belajar membaca Hipotesis yang ketiga berbunyi
bahasa Inggris. terdapat perbedaan hasil belajar
Perbedaan hasil belajar membaca membaca bahasa Inggris antara siswa
bahasa Inggris ini disebabkan karena yang mengikuti model pembelajaran
motivasi berprestasi merupakan sebuah kooperatif tipe STAD dengan siswa yang
dorongan bagi siswa untuk menguasai mengikuti model pembelajaran
materi pelajaran, memanipulasi dan konvensional pada kelompok siswa yang
mengatur lingkungan sosial maupun fisik. memiliki motivasi berprestasi tinggi.
Dengan adanya motivasi berprestasi, Berdasarkan perhitungan,
maka timbul niat dalam diri siswa untuk didapatkan Qhitung = 8,227 dan Qtabel (0,05)
mengatasi rintangan-rintangan dan 3,68 (Qhitung > Qtabel). Dengan demikian
mempertahankan kualitas dirinya dengan hipotesis nol yang berbunyi tidak terdapat

7
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2014)

perbedaan hasil belajar membaca bahasa hipotesis nol yang berbunyi tidak terdapat
Inggris antara siswa yang mengikuti model perbedaan hasil belajar membaca bahasa
pembelajaran kooperatif tipe STAD Inggris antara siswa yang mengikuti model
dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe STAD
pembelajaran konvensional untuk siswa dengan siswa yang mengikuti model
yang memiliki motivasi berprestasi tinggi, pembelajaran konvensional untuk siswa
ditolak. Dengan demikian, terdapat yang memiliki motivasi berprestasi rendah,
perbedaan hasil belajar membaca bahasa ditolak. Dengan demikian, terdapat
Inggris antara siswa yang mengikuti model perbedaan hasil belajar membaca bahasa
pembelajaran kooperatif tipe STAD Inggris antara siswa yang mengikuti model
dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe STAD
pembelajaran konvensional untuk siswa dengan siswa yang mengikuti model
yang memiliki motivasi berprestasi tinggi. pembelajaran konvensional untuk siswa
Hipotesis yang keempat berbunyi yang memiliki motivasi berprestasi rendah.
terdapat perbedaan hasil belajar Pembelajaran konvensional
membaca bahasa Inggris antara siswa merupakan pembelajaran yang biasa
yang mengikuti model pembelajaran dilakukan guru dalam proses belajar
kooperatif tipe STAD dengan siswa yang mengajar di dalam kelas. Pembelajaran ini
mengikuti model pembelajaran bersumber dari teori stimulus-response.
konvensional pada kelompok siswa yang Pada pembelajaran konvensional, proses
memiliki motivasi berprestasi rendah. belajar mengajar lebih sering diarahkan
Hasil penelitian menunjukkan pada aliran informasi atau transfer
bahwa selain dipengaruhi oleh model pengetahuan dari guru ke siswa.
pembelajaran, hasil belajar membaca Penekanan pembelajaran adalah
bahasa Inggris juga dipengaruhi oleh diperolehnya kemampuan mengingat
tinggi rendahnya motivasi berprestasi (memorizing) berupa fakta-fakta, sehingga
yang dimiliki oleh siswa. Hal ini didukung kemampuan yang dimiliki siswa bersifat
oleh pendapat Heckhausen dalam Suarni faktual bukan konseptual. Pembelajaran
(2004 : 31) yang menyatakan bahwa konvensional kurang mendukung siswa
motivasi berprestasi sangat tergantung yang memiliki motivasi berhasil tinggi
dari usaha seseorang. Hal ini disebabkan sehingga menyebabkan hasil belajar
karena faktor usaha sangat penting membaca bahasa Inggris siswa belum
peranannya dalam menentukan berhasil optimal.
tidaknya tingkah laku seseorang. Hal ini Bagi siswa yang memiliki motivasi
dapat mengandung arti bahwa usaha yang tinggi akan tidak cepat bosan, sebaliknya
keras akan menghasilkan keberhasilan, siswa yang motivasi berhasil rendah
sedangkan usaha yang lemah akan mampu mengerjakan tugas-tugas yang
menghasilkan kegagalan. diberikan dengan menggunakan cara-cara
Selanjutnya Heckhausen juga yang telah biasa diajarkan oleh guru,
menyatakan bahwa ciri-ciri motivasi tetapi mereka tidak akan mampu
berprestasi dapat digolongkan sebagai memecahkan masalah yang memerlukan
berikut : (1) individu dengan motivasi cara-cara yang baru. Siswa yang motivasi
berprestasi tinggi memperlihatkan berprestasi tinggi merasa lebih nyaman
berbagai tanda aktifitas fisik yang lebih dan cenderung terikat pada apa yang
tinggi dibandingkan dengan individu yang telah ada. Sesuatu yang baru tidak
memiliki motivasi berprestasi rendah, (2) disenangi oleh siswa karena tidak biasa
individu dengan motivasi berprestasi tinggi dan tidak dikenal.
memperlihatkan tekanan otot yang lebih
ketika berkonsentrasi pada suatu tugas SIMPULAN
dibandingkan dengan individu yang Berdasarkan analisis dan
memiliki motivasi berprestasi rendah. pembahasan dapat ditemukan hal-hal
Berdasarkan perhitungan, sebagai berikut: (1) terdapat perbedaan
didapatkan Qhitung = 4,146 dan Qtabel (0,05) hasil belajar membaca bahasa Inggris
3,68 (Qhitung > Qtabel). Dengan demikian antara model pembelajaran kooperatif

8
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2014)

tipe STAD dengan siswa yang sebagai metode alternatif melalui


mengikuti model pembelajaran kegiata-kegiatan seminar, pelatihan-
konvensional. Ini dapat dilihat dari hasil pelatihan, maupun dalam pertemuan
rata-rata hasil belajar membaca MGMP, (2) Kepada para guru bahasa
bahasa Inggris antara siswa yang Inggris khususnya disarankan untuk
mengikuti model pembelajaran mencoba menggunakan model
kooperatif tipe STAD lebih tinggi pembelajaran kooperatif tipe STAD,
daripada model pembelajaran karena model pembelajaran ini telah
konvensional, (2) tidak terdapat terbukti menjadikan prestasi belajar
pengaruh interaksi antara pendekatan bahasa Inggris siswa lebih tinggi dari
pembelajaran dan motivasi berprestasi pada siswa yang mengikuti model
siswa terhadap hasil belajar membaca pembelajaran konvensional, dan (3)
bahasa Inggris, (3) terdapat perbedaan Faktor motivasi berprestasi yang
hasil belajar membaca bahasa Inggris merupakan salah sata faktor afektif
antara siswa yang mengikuti model dalam proses pembelajaran secara
pembelajaran kooperatif tipe STAD signifikan berpengamh terhadap hasil
dengan siswa yang mengikuti model belajar membaca bahasa Inggris. Jadi
pembelajaran konvensional untuk dengan demikian sebagai pendidik
siswa yang memiliki motivasi yang baik dan profesional guru
berprestasi tinggi. Rata-rata hasil hendaknya berusaha secara terus
belajar membaca bahasa Inggris antara menerus menciptakan suasana
siswa yang mengikuti model pembelajaran yang menyenangkan,
pembelajaran kooperatif tipe STAD menyegarkan yang penuh keakraban,
lebih tinggi daripada model sehingga mereka dapat memfokuskan
pembelajaran konvensional yang perhatiannya pada kegiatan
memiliki motivasi berprestasi tinggi, pembelajaran itu sendiri secara penuh.
dan (4) terdapat perbedaan hasil
belajar membaca bahasa Inggris antara DAFTAR RUJUKAN
siswa yang mengikuti model
pembelajaran kooperatif tipe STAD Brown, H.D. 2000. Principles of
dengan siswa yang mengikuti model Language Learning and
pembelajaran konvensional untuk Teaching. San Francisco:
siswa yang memiliki motivasi Addison Wesley.
berprestasi rendah. Rata-rata hasil
belajar membaca bahasa Inggris antara Marhaeni, A.A.I.N. 2005. "Pengaruh
siswa yang mengikuti model Asesmen Portofolio dan Motivasi
pembelajaran kooperatif tipe STAD Berprestasi dalam Belajar
lebih tinggi daripada model Bahasa Inggris terhadap
pembelajaran konvensional yang Kemampuan Menulis Bahasa
memiliki motivasi berprestasi rendah. Inggris (Studi Eksperimen pada
Berdasarkan temuan-temuan di Mahasiswa Jurusan Pendidikan
atas dapat disimpulkan bahwa Bahasa Inggris IKIP Negeri
terdapat pengaruh model pembelajaran Singaraja". Disertasi. Jakarta:
kooperatif tipe STAD terhadap hasil IKIP Negeri.
belajar membaca bahasa Inggris siswa
ditinjau dari motivasi berprestasi pada Mulyasa. E. 2005. Kurikulum yang
siswa kelas XI SMA Negeri 1 Dawan Disempurnakan Pengembangan
tahun pembelajaran 2013/2014. Standar Kompetensi Dan
Berdasarkan simpulan yang Kompetensi Dasar. Bandung: PT.
diuraikan di atas, dapat disarankan Remaja Rosdakarya.
beberapa hal berikut: (1) Kepada kepala
sekolah hendaknya memperkenalkan Negara, I P K. 2013. Pengaruh
model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Koperatif Tipe
STAD kepada guru bidang studi STAD terhadap Motivasi Belajar

9
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2014)

dan Hasil Belajar Membaca


Pemahaman Bahasa Inggris
Siswa Kelas XI SMA Negeri 2
Amlapura. Tesis. Singaraja:
Program Pascasarjana
Undiksha.

Suarni, N K. 2004. Meningkatkan Motivasi


Berprestasi Siswa Sekolah
Menengah Umum di Bali dengan
Strategi Pengelolaan Diri Model
Yates. Disertasi. Yogyakarta: UGM.

Warta, I W. 2013. Pengaruh Model


Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD terhadap Prestasi Belajar
IPS Ditinjau dari Konsep Diri
Akademik Siswa Kelas VIII
SMPN 3 Sukawati. Tesis.
Singaraja: Program
Pascasarjana Undiksha.

Yudika, I W S. 2013. Pengaruh Model


Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD terhadap Prestasi Belajar
PKN Ditinjau dari Motivasi
Belajar Siswa di SMPN 3
Tegallalang. Tesis. Singaraja:
Program Pascasarjana
Undiksha.

10

Anda mungkin juga menyukai