Anda di halaman 1dari 8

Apa itu bahan Superkonduktor??

Bahan superkonduktor adalah suatu bahan yang dapat mengalirkan arus listrik
tanpa tahanan listrik sedikitpun bahan ini terdiri dari campuran unsur-unsur
tertentu yang dapat mengalirkan arus listrik tanpa tahanan pada suhu yang sangat
rendah. Arus yang mengalir pada rangkaian tertutup dari bahan superkonduktor
akan terus mengalir selamanya. Superkonduktivitas ini disebut juga sebagai
“fenomena quantum makroskopis”. Suatu fenomena yang terjadi pada suatu bahan
jika berada pada suhu yang sangat rendah akan menunjukkan ciri-ciri:

1.Resistansi menjadi nol

2.Bersifat menolak medan magnet (Efek Meissner)

Sejarah singkat bahan Superkonduktor

 1911. Heike Kamerlingh mendinginkan air raksa (mercury) dalam helium cair pada
suhu 4oK (-269oC) dan mendapati resistansinya nol
 1933. Walter Meissner menemukan jika benda didinginkan pada suhu yang sangat
rendah maka benda tersebut akan memiliki medan magnet sendiri yang menolak
magnet lain bila didekatkan. Hal ini disebut juga sebagai efek meissner.
 1941. Ditemukan niobium-nitride yang menjadi superkonduktor pada suhu 16oK
 1980. Ditemukan bahan superkonduktor dengan bahan dasar karbon (bahan
organik)
 1986. Ditemukan bahan superkonduktor dengan bahan dasar keramik (bahan
isolator)
 1993. Ditemukan paduan raksa, thalium, barium, kalsium, tembaga dan oksigen
yang menjadi superkonduktor pada suhu 138oK 138 K (suhu tertinggi)

Temperatur Kritis (Tc)


Ketika temperature bahan diturunkan dari temperature ruang normal sampai pada
batas temperature tertentu bahan ini akan memiliki sifat superkonduktor
Temperatur bahan pada saat terjadinya perubahan sifat bahan ini dinamakan
sebagai temperature kritis (Tc)

Suhu Pemadaman Superkonduktor


Suhu pemadaman merupakan batas suhu untuk merusak sifat superkonduktor.
Artinya pada suhu ini superkonduktor akan rusak.
Pada grafik diatas dapat kita lihat bahwasanya makin tinggi suhu yang diberikan
pada bahan superkonduktor, maka struktur Kristal superkonduktor tidak lagi
berbentuk ortorombik. Maka dengan adanya perubahan struktur kristal
superkonduktor, suatu bahan akan kehilangan sifat superkonduktornya.

Apa itu Efek Meissner? Pengosongan Medan

Di dunia fisika, terdapat sifat material yang disebut superkonduktivitas. Seperti


tersirat dari namanya, sifat ini berhubungan dengan konduktivitas, yakni
kemampuan benda menghantarkan arus listrik. Meskipun demikian ada bedanya.
Sebuah material konduktor mempunyai hambatan (resistensi); resistensi ini
membuat sebagian energi listrik terbuang menjadi panas. Sedikit demi sedikit arus
listrik yang melewati konduktor akan tergerus. Alhasil, semakin panjang kabel
konduktor, semakin kecil arus listrik yang sampai ke ujung. Peristiwa ini disebut
sebagai transmission loss.

Sementara itu superkonduktor jauh lebih sempurna. Dia mempunyai nilai resistensi
hampir nol. Oleh karena itu tidak terjadi transmission loss. Secara teori, sekali kita
memberi arus di superkonduktor, maka arusnya akan terus mengalir, bahkan
sampai ribuan tahun! Namun syaratnya sangat berat.

Berdasarkan teknologi kita saat ini, material superkonduktor hanya bisa bekerja
pada suhu rendah, yakni mendekati Nol Kelvin (-273° Celsius). Oleh karena itu,
jika ingin memakai superkonduktor, maka kita juga harus siap dengan
perlengkapan pendinginannya.
Salah satu cara mendinginkan superkonduktor, dengan nitrogen cair
(image adapted from Wikimedia Commons)
Nah, sekarang kita masuk ke bahasan tentang Efek Meissner.

Sewaktu sekolah dulu kita belajar bahwa listrik dan magnet saling berhubungan,
oleh karena itu disebut sebagai elektromagnet. Sebuah arus listrik dalam kawat
akan menghasilkan medan magnet. Demikian pula medan magnet yang tak-
homogen akan menimbulkan beda potensial — jika beda potensial itu dijembatani
kawat maka akan timbul arus di dalamnya.
Pada dasarnya Efek Meissner bekerja dengan prinsip elektromagnet. Namun yang
membedakan, Efek Meissner melibatkan superkonduktor — bukan konduktor
biasa. Melalui material superkonduktor inilah, medan magnet dapat dimanipulasi,
mengakibatkan terjadinya pelayangan (magnetic levitation).
Mengapa bisa seperti itu? Karena terjadi semacam “pengosongan medan”.
Penjelasannya di bawah ini.
Superkonduktor pada suhu tinggi (kiri) dan pada suhu rendah (kanan)
(image credit: Wikimedia Commons)
Dalam gambar sebelah kiri, terdapat material superkonduktor pada suhu kamar.
Karena berada di suhu kamar maka sifat superkonduktivitasnya belum muncul.
Material ini dilingkupi oleh medan magnet B.
Meskipun demikian material itu didinginkan hingga mencapai suhu kritis (Tc). Apa
yang terjadi? Medan magnet di sekitarnya berbelok. Material superkonduktor jadi
aktif dan mengosongkan medan di sekitarnya!

Mengenai “pengosongan medan” ini bisa dilihat dalam foto di bawah. Sebuah
silinder superkonduktor didinginkan hingga mencapai suhu kritis. Perhatikan
bahwa di sekelilingnya jarum-jarum kompas menunjukkan alur menghindar.
(image credit: Wikimedia Commons)
Inilah yang disebut dengan Efek Meissner, yaitu penolakan/pengosongan medan
magnet dari sekitar superkonduktor. Efek ini pertama kali diamati oleh duet
fisikawan Jerman, Walther Meissner dan Robert Ochsenfeld.
Oleh karena itu, menjadi wajar jika sepotong magnet tidak bisa mendekat pada
superkonduktor aktif. Penyebabnya sederhana: karena medan magnetnya ditolak
sejak awal!

Lebih Lanjut: “Kuncian” Medan Magnet

Meskipun demikian, kalau kita pikirkan, apa mungkin magnet melayang cuma
karena ditolak superkonduktor? Sebab kalau ditolak harusnya magnet terlempar
jauh-jauh. Sementara dalam foto dan video yang kita lihat magnetnya diam dan
stabil.
Nah, mengenai hal ini ada penjelasannya lagi.

Sebagaimana sudah dijelaskan, superkonduktor menolak medan magnet di


sekitarnya. Pun demikian, itu kondisi ideal, belum tentu sesuai dengan dunia nyata.
Seringnya sih material superkonduktor ada cacatnya.

Cacat materi itu lalu menimbulkan gejala yang khas. Alih-alih kosong sempurna,
superkonduktor kita jadi ditembusioleh medan magnet.

Situasinya kira-kira mirip di atas.


(image credit: American Society of Mechanical Engineering)
Di sinilah terjadi peristiwa yang disebut flux pinning, yaitu “kuncian” antara
magnet dan superkonduktor. Ibarat daging dan tusuk sate, medan dari magnet
“menusuk” superkonduktor sampai tembus — membuat keduanya terikat, bagai
satu kesatuan.
Grafik diatas menunjukan hubungan antara suhu kritis dengan suhu bahan
superkonduktor. Jika suhu yang diberikan pada bahan superkonduktor makin besar,
maka suhu kritis bahan akan mendekati nilai nol kelvin.

Efisiensi Penggunaan Superkonduktor


Penggunaan superkonduktor yang sangat luas tentu saja dibidang listrik.
Generator yang dibuat dari superkonduktor memiliki efisiensi sebesar 99 persen
dan ukurannya jauh lebih kecil dibandingkan dengan generator yang menggunakan
kawat tembaga. Suatu perusahaan Amerika, American Superconductor Corp
diminta untuk memasang suatu sistem penstabil listrik yang diberi nama
Distributed Superconducting Magnetic Energy Storage System (D-SMES). Satu
unit D-SMES dapat menyimpan energi listrik sebesar 3 juta Watt yang dapat
digunakan untuk menstabilkan listrik apabila terjadi gangguan listrik.
Untuk transmisi listrik, Pemerintah Amerika Serikat dan Jepang berencana
untuk menggunakan kabel superkonduktor dengan pendingin nitrogen untuk
menggantikan kabel listrik bawah tanah yang terbuat dari tembaga. Dengan
menggunakan kabel superkonduktor, arus yang dapat ditransmisikan akan jauh
meningkat. 250 pon kabel superkonduktor dapat menggantikan 18.000 pon kabel
tembaga mengakibat efisiensi sebesar 7.000 persen dari segi tempat.
Di bidang komputer, superkonduktor digunakan untuk membuat suatu
superkomputer dengan kemampuan berhitung yang fantastis. Di bidang militer,
HTS-SQUID digunakan untuk mendeteksi kapal selam dan ranjau laut.
Superkonduktor juga digunakan untuk membuat suatu motor listrik dengan tenaga
5.000 tenaga kuda.
Berdasarkan perkiraan yang kasar, perdagangan superkonduktor di dunia
diproyeksikan akan berkembang senilai 90 trilyun dollar AS pada tahun 2010 dan
200 trilyun dollar AS pada tahun 2020. Perkiraan ini tentu saja didasarkan pada
asumsi pertumbuhan yang linear. Apabila superkonduktor baru dengan suhu kritis
yang lebih tinggi telah ditemukan, pertumbuhan di bidang superkonduktor akan
terjadi secara luar biasa.
Keuntungan dari menggunakan superkonduktor:
1. Tidak ada energi yang terbuang ketika superkonduktor ini menghantar arus listrik.
Milyaran rupiah bisa kita selamatkan dengan menggunakan superkonduktor
daripada konduktor biasa.
2. Karena tidak ada resistansi dalam superkonduktor, sirkuit yang menggunakan
superkonduktor tidak akan menjadi panas dan jadi, semakin banyak sirkuit yang
bisa kita kompres per centimeter kubiknya. Kalau kita menggunakan konduktor
biasa, sirkuit itu bisa terbakar jika kita mau mengkompres semakin banyak
material karena panas yang terakumulasi dari resistansi material tersebut.
3. superkonduktor ini bisa berfungsi sebagai transistor (sejenis komponen sirkuit
yang bisa mengamplifikasi signal listrik dan digunakan di semua peralatan modern
yang menggunakan listrik) tetapi bisa berfungsi 100 kali lebih cepat. Ini juga
dikenal sebagai Josephson Junctions dan kalau dua Josephson Junctions ini kita
gabung dengan tepat, mereka bisa mendeteksi medan magnet yang sangat kecil.

Anda mungkin juga menyukai