Anda di halaman 1dari 13

Superkonduktor

Kelompok 4:
Bowo Yulianto (1920209030)
Desma Ramadhayani (1930209034)
Bella Monica (1930209036)
Lestari (1930209038)
Perkembangan Superkonduktor
1. Tahun 1911 oleh Heike Kamerlingh Onnes
Beberapa ilmuwan pada waktu itu seperti William Kelvin memperkirakan bahwa elektron yang
mengalir dalam konduktor akan berhenti ketika suhu mencapai nol mutlak. Onnes kemudian
mengalirkan arus pada kawat merkuri yang sangat murni dan kemudian mengukur hambatannya
sambil menurunkan suhunya. Pada suhu 4,2 K, Onnes mendapatkan hambatannya tiba-tiba menjadi
hilang. Arus mengalir melalui kawat merkuri terus-menerus kemudian diberi nama suhu kritis.
Pada saat mengukur ketahanan suatu tabung kecil diisi dengan air raksa, ia heran untuk
mengamati bahwa perlawanan yang jatuh dari ~ 0,1 Ω pada suhu 4,3 K untuk kurang dari 3 ×10-6
pada 4,1 K. Di bawah 4.1 K, merkuri dikatakan superkonduktor, dan tidak ada eksperimen belum
terdeteksi perlawanan terhadap aliran arus yang stabil dalam bahan superkonduktor. Suhu di bawah
ini yang menjadi superkonduktor merkuri dikenal sebagai Tc.
Perkembangan Superkonduktor
2. Tahun 1933 Walter Meissner dan Robert Ochsenfeld
Walter Meissner dan Robert Ochsenfeld menemukan bahwa suatu superkonduktor akan menolak
medan magnet. Sebagaimana diketahui, apabila suatu konduktor digerakkan dalam medan magnet,
suatu arus induksi akan mengalir dalam konduktor tersebut. Prinsip inilah yang kemudian diterapkan
dalam generator. Akan tetapi, dalam superkonduktor arus yang dihasilkan tepat berlawanan dengan
medan tersebut sehingga medan tersebut tidak dapat menembus material superkonduktor tersebut.
Hal ini akan menyebabkan magnet tersebut ditolak. Fenomena ini dikenal dengan istilah diamagnetisme
dan efek ini kemudian dikenal dengan efek Meissner.
Perkembangan Superkonduktor
3. Tahun 1986 Alex Muller dan Goerg Bednorz
Alex Muller and Georg Bednorz, peneliti di Laboratorium Riset IBM di Rischlikon, Switzerland berhasil
membuat suatu keramik yang terdiri dari unsur Lanthanum, Barium, Tembaga, dan Oksigen yang
bersifat superkonduktor pada suhu tertinggi pada waktu itu, 30 K. Penemuan ini menjadi spektakuler
karena keramik selama ini dikenal sebagai isolator. Keramik tidak menghantarkan listrik sama sekali
pada suhu ruang. Hal ini menyebabkan para peneliti pada waktu itu tidak memperhitungkan bahwa
keramik dapat menjadi superkonduktor.

4. Tahun 1987 Ditemukan Keramik Bersifat Superkonduktor


Pada bulan Februari 1987, ditemukan suatu keramik yang bersifat superkonduktor pada suhu 90 K.
Penemuan ini menjadi penting karena dengan demikian dapat digunakan nitrogen cair sebagai
pendinginnya. Karena suhunya cukup tinggi dibandingkan dengan material superkonduktor yang lain,
maka material-material tersebut diberi nama superkonduktor suhu tinggi.
Ciri-ciri Superkonduktor
1. Efek Meissner
Efek Meissner adalah efek dimana superkonduktor menghasilkan medan magnet. Efek Meissner
ini sangat kuat sehingga sebuah magnet dapat melayang karena ditolak oleh superkonduktor. Medan
magnet ini juga tidak boleh terlalu besar. Apabila medan magnetnya terlalu besar, maka efek
Meissner ini akan hilang dan material akan kehilangan sifat superkonduktivitasnya. Jadi, apakah
bukti bahwa Meissner Effect ini benar-benar ada? Salah satunya adalah, kita bisa menaruh magnet
diatas superkonduktor dan magnet itu akan melayang (kalau magnet itu tidak melayang, itu
menunjukkan bahwa medan dari magnet tersebut menembus superkonduktor).
Tentu saja kalau magnet itu terlalu berat, gaya gravitasi dari magnet tersebut akan lebih besar
dan magnet itu tidak melayang. Tetapi, fenomena ini tidak akan terjadi kalau medan magnet
disekitar superkonduktor itu terlalu besar dan superkonduktor ini akan menjadi konduktor biasa.
Superkonduktor bisa dibedakan menjadi dua kategori:

Kategori Pertama Kategori Kedua

Medan magnet akan dapat Material kompleks seperti

menembus superkonduktor Vanadium, Niobium ataupun

jika eksternal medan magnet Technetium, mempunyai dua

ini mencapai nilai tertentu critical field. Critical field

yang dinamakan, critical field. yang pertama, medan magnet

Bukan hanya itu, akan dapat menembus

superkonduktor ini akan superkonduktor. Kedua,

mempunyai hambatan setelah barulah superkonduktor ini

ini. mempunyai hambatan.


Berikut ini gambar dari Efek Meissner dan London Penetration Depth

Gambar Efek Meissner Gambar London Penetration


Depth
Suhu dan Medan Magnet Kritis
Suhu kritis adalah suhu yang membatasi antara sifat
konduktor dan superkonduktor. Jika suhu suatu bahan
dinaikan, maka getaran electron akan bertambah sehingga
banyak Phonons yang dipancarkan. Ketika mencapai suhu
kritis tertentu, maka Phonons akan memecahkan Cooper
Pairs dan bahan kembali kekeadaan normal. Medan magnet
kritis adalah batas kuatnya medan magnet sehingga bahan
superkonduktor memiliki medan magnet. Jika medan
magnet yang diberikan pada bahan superkonduktor, maka
bahan superkonduktor tak akan mengalami efek meissner
lagi. Contoh grafik Hambatan terhadap suhu pada bahan
YBa2Cu3O7 sebagai berikut:
Superkonduktor Tipe I dan Tipe II
1. Superkonduktor Tipe I
Superkonduktor tipe I menurut teori BCS Bardeen, Cooper, dan Schrieffer dijelaskan dengan
menggunakan pasangan elektron yang sering disebut pasangan Cooper. Akibat dari adanya
pembentukan pasangan dan tarikan ini arus listrik akan bergerak dengan merata dan
superkonduktivitas akan terjadi. Superkonduktor jenis pertama yang secara fisik ditandai dengan
efek Meissner.
Bila kuat medannya melebihi batas kritis, gejala superkonduktivitasnya akan menghilang. Maka
pada superkonduktor tipe I akan terus menerus menolak medan magnet yang diberikan hingga
mencapai medan magnet kritis. Kemudian dengan tiba-tiba bahan akan berubah kembali ke keadaan
normal. Karakteristik Hambatan Superkonduktor Tipe 1 Terhadap Temperatur Superkonduktor tipe I
memiliki kekhasan dimana tahanan yang diamati adalah nol.
Pada tipe ini, medan magnet luar yang cukup kecil pada bahan superkonduktor akan
menginduksikan arus super. Arus ini akan menimbulkan medan magnet induksi dalam bahan itu sendiri
sehingga induksi magnetik total dalam bahan bernilai nol diamagnet sempurna. Gejala ini dikenal
dengan efek Meissner dan terjadi di bawah temperatur kritik. Gejala inilah yang membuat bahan
superkonduktor dapat melayang di udara atau yang membuat kereta api maglev melayang di atas rel.
Superkonduktor Tipe I dan Tipe II
2. Superkonduktor Tipe II
Superkonduktor tipe II memiliki dua buah nilai medan kritik, yaitu medan kritik bawah, Hc1 dan
medan kritik atas, Hc2. Jika medan luar H yang diberikan lebih kecil dari Hc1 HHc1 maka bahan
tersebut akan bersifat seperti superkonduktor tipe 1, tapi jika diantara Hc1 dan Hc2 Hc1 H Hc2
maka fluksi magnet akan menembus bahan dan berada pada keadaan campuran dimana efek Meissner
terjadi secara parsial. Sedangkan, jika medan luar lebih besar dari Hc2 maka sifat superkonduktor
akan hilang.
Superkonduktor tipe II biasanya disusun oleh beberapa logam sehingga dikenal sebagai
intermetallic superconductor. Abrisokov berhasil memformulasikan teori baru untuk menjelaskan
superkonduktor jenis II ini. Ia mendasarkan teorinya pada kerapatan pasangan elektron yang
dinyatakan dalam parameter keteraturan fungsi gelombang. Teori ini merupakan terobosan dan masih
digunakan dalam pengembangan dan analisis superkonduktor dan magnet.
Superkonduktor Tipe II memiliki suhu kritis yang lebih tinggi dari superkonduktor tipe I.
Kelompok superkonduktor tipe II, biasanya berupa kombinasi unsur molybdenum Mo, niobium Nb,
timah Sn, vanadium V, germaniumGe, indium In atau galium Ga. Sebagian merupakan senyawa,
sebagian lagi merupakan larutan padatan.
Thank You!

Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons


by
CREDITS:
Flaticon, This
and infographics
presentation &
template
imageswas
by Freepik.
created
by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik.
Kesimpulan
Superkonduktor merupakan material yang menjanjikan banyak hal bagi manusia. Misalnya, transmisi
listrik yang efisien, kereta api super cepat (Maglev Train), alat pendiagnosa dengan resolusi yang sangat
tinggi, dan lain sebagainya. Suhu kritis (Tc) superkonduktor masih jauh dibawah suhu kamar. Oleh karena
itu berbagai penelitian terus dilakukan untuk mendapatkan superkonduktor dengan suhu kritis yang lebih
tinggi.
Ciri-ciri Superkonduktor yaitu Efek Meissner dimana Ketika superkonduktor ditempatkan di medan
magnet luar yang lemah, medan magnet akan menembus superkonduktor pada jarak yang sangat kecil dan
Suhu kritis adalah suhu yang membatasi antara sifat konduktor dan superkonduktor. Superkonduktor bisa
dibedakan menjadi dua kategori : Katergori pertama, medan magnet akan dapat menembus superkonduktor
jika eksternal medan magnet ini mencapai nilai tertentu yang dinamakan, critical field. Superkonduktor
dari kategori kedua, yang biasanya merupakan material material kompleks seperti Vanadium, Niobium
ataupun Technetium, mereka mempunyai dua critical field.
Alternative Resources

Anda mungkin juga menyukai