0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
34 tayangan8 halaman
Dokumen ini membahas tentang pengertian dan sifat-sifat superkonduktor. Superkonduktor adalah material yang tidak memiliki hambatan listrik di bawah suhu tertentu yang disebut temperatur kritis. Sifat superkonduktor antara lain adalah bersifat diamagnetisme sempurna dan mampu mengalirkan listrik tanpa hambatan. Ada dua tipe superkonduktor yaitu tipe I yang dapat dijelaskan oleh teori BCS dan tipe II
Dokumen ini membahas tentang pengertian dan sifat-sifat superkonduktor. Superkonduktor adalah material yang tidak memiliki hambatan listrik di bawah suhu tertentu yang disebut temperatur kritis. Sifat superkonduktor antara lain adalah bersifat diamagnetisme sempurna dan mampu mengalirkan listrik tanpa hambatan. Ada dua tipe superkonduktor yaitu tipe I yang dapat dijelaskan oleh teori BCS dan tipe II
Dokumen ini membahas tentang pengertian dan sifat-sifat superkonduktor. Superkonduktor adalah material yang tidak memiliki hambatan listrik di bawah suhu tertentu yang disebut temperatur kritis. Sifat superkonduktor antara lain adalah bersifat diamagnetisme sempurna dan mampu mengalirkan listrik tanpa hambatan. Ada dua tipe superkonduktor yaitu tipe I yang dapat dijelaskan oleh teori BCS dan tipe II
PENGERTIAN SUPERKONDUKTOR Superkonduktor adalah suatu material yang tidak memiliki hambatan dibawah suatu nilai suhu tertentu. Suatu superkonduktor dapat saja berupa suatu konduktor, semikonduktor ataupun suatu insulator pada keadaan ruang. Suhu dimana terjadi perubahan sifat konduktivitas menjadi superkonduktor disebut dengan temperatur kritis (Tc). SIFAT-SIFAT SUPERKONDUKTOR a) Sifat Kelistrikan Superkonduktor Sebelum menjelaskan prinsip superkonduktor, akan lebih baik jika terlebih dahulu menjelaskan bagaimana kerja logam konduktor pada umumnya. Bahan logam tersusun dari kisi-kisi dan basis serta elektron bebas. Ketika medan listrik diberikan pada bahan, elektron akan mendapat percepatan. Medan listrik akan menghamburkan elektron ke segala arah dan menumbuk atom-atom pada kisi. Hal ini menyebabkan adanya hambatan listrik pada logam konduktor. b) Sifat Kemagnetan Superkonduktor Sifat lain dari superkonduktor yaitu bersifat diamagnetisme sempurna. Jika sebuah superkonduktor ditempatkan pada medan magnet, maka tidak akan ada medan magnet dalam superkonduktor. Hal ini terjadi karena superkonduktor menghasilkan medan magnet dalam bahan yang berlawanan arah dengan medan magnet luar yang diberikan. Efek yang sama dapat diamati jika medan magnet diberikan pada bahan dalam suhu normal kemudian didinginkan sampai menjadi superkonduktor. Pada suhu kritis, medan magnet akan ditolak. Efek ini dinamakan Efek Meissner. BAHAN-BAHAN SUPERKONDUKTOR a. Mercury (1911): Superkonduktor pertama ditemukan oleh Heike Kamerlingh Onnes. Ia menggunakan helium cair untuk mendinginkan mercury di bawah suhu transisi superkonduktor yaitu 4,2 Kelvin. b. Niobium Alloy (1941): Penggunaan superkonduktor dalam industri terjadi setelah tahun 1961. Saat itu, para ilmuwan menemukan bahwa niobium tin (Nb3Sn), yang menjadi superkonduktor pada suhu 18,3 Kelvin, dapat membawa arus yang tinggi dan tahan terhadap medan magnet besar. c. Niobium germanium (1971): Bahan ini (Nb3Ge) memegang rekor temperatur transisi tertinggi antara tahun 1971 hingga tahun 1986. d. Heavy Fermion (1979): Superkonduktor Heavy Fermion seperti uranium platina (UPt3) sangat luar biasa karena memiliki secara efektif memiliki electron ratusan kali massa biasa mereka. Teori konvensional tidak dapat menjelaskan sifat superconductivity materi ini. e. Cuprates (1986): Cuprates merupakan superkonduktor suhu tinggi yang pertama. Bahan-bahan keramik ini dapat didinginkan dengan nitrogen cair, yang mendidih pada suhu 77 Kelvin. TIPE SUPERKONDUKTOR 1. Superkonduktor Tipe I Superkonduktor tipe I menurut teori BCS (Bardeen, Cooper, dan Schrieffer) dijelaskan dengan menggunakan pasangan elektron (yang sering disebut pasangan Cooper). Pasangan elektron bergerak sepanjang terowongan penarik yang dibentuk ion-ion logam yang bermuatan positif. 2. Superkonduktor Tipe II Superkonduktor tipe II ini tidak dapat dijelaskan dengan teori BCS karena apabila superkonduktor jenis II ini dijelaskan dengan teori BCS, efek Meissner nya tidak terjadi.
Abrisokov berhasil memformulasikan teori baru untuk
menjelaskan superkonduktor jenis II ini. Ia mendasarkan teorinya pada kerapatan pasangan elektron yang dinyatakan dalam parameter keteraturan fungsi gelombang. SEKIAN DAN TERIMA KASIH