Anda di halaman 1dari 8

MARIANTO KURNIAWAN YUDI

217 180 044


PENGERTIAN SUPERKONDUKTOR
 Superkonduktor adalah suatu material yang tidak
memiliki hambatan dibawah suatu nilai suhu tertentu.
Suatu superkonduktor dapat saja berupa suatu
konduktor, semikonduktor ataupun suatu insulator
pada keadaan ruang. Suhu dimana terjadi perubahan
sifat konduktivitas menjadi superkonduktor disebut
dengan temperatur kritis (Tc).
SIFAT-SIFAT SUPERKONDUKTOR
 a) Sifat Kelistrikan Superkonduktor
 Sebelum menjelaskan prinsip superkonduktor, akan lebih
baik jika terlebih dahulu menjelaskan bagaimana kerja
logam konduktor pada umumnya. Bahan logam tersusun
dari kisi-kisi dan basis serta elektron bebas. Ketika medan
listrik diberikan pada bahan, elektron akan mendapat
percepatan. Medan listrik akan menghamburkan elektron
ke segala arah dan menumbuk atom-atom pada kisi. Hal
ini menyebabkan adanya hambatan listrik pada logam
konduktor.
 b) Sifat Kemagnetan Superkonduktor
 Sifat lain dari superkonduktor yaitu bersifat diamagnetisme
sempurna. Jika sebuah superkonduktor ditempatkan pada
medan magnet, maka tidak akan ada medan magnet dalam
superkonduktor. Hal ini terjadi karena superkonduktor
menghasilkan medan magnet dalam bahan yang
berlawanan arah dengan medan magnet luar yang
diberikan. Efek yang sama dapat diamati jika medan
magnet diberikan pada bahan dalam suhu normal
kemudian didinginkan sampai menjadi superkonduktor.
Pada suhu kritis, medan magnet akan ditolak. Efek ini
dinamakan Efek Meissner.
BAHAN-BAHAN SUPERKONDUKTOR
 a. Mercury (1911): Superkonduktor pertama ditemukan oleh Heike
Kamerlingh Onnes. Ia menggunakan helium cair untuk mendinginkan
mercury di bawah suhu transisi superkonduktor yaitu 4,2 Kelvin.
 b. Niobium Alloy (1941): Penggunaan superkonduktor dalam industri terjadi
setelah tahun 1961. Saat itu, para ilmuwan menemukan bahwa niobium tin
(Nb3Sn), yang menjadi superkonduktor pada suhu 18,3 Kelvin, dapat
membawa arus yang tinggi dan tahan terhadap medan magnet besar.
 c. Niobium germanium (1971): Bahan ini (Nb3Ge) memegang rekor
temperatur transisi tertinggi antara tahun 1971 hingga tahun 1986.
 d. Heavy Fermion (1979): Superkonduktor Heavy Fermion seperti uranium
platina (UPt3) sangat luar biasa karena memiliki secara efektif memiliki
electron ratusan kali massa biasa mereka. Teori konvensional tidak dapat
menjelaskan sifat superconductivity materi ini.
 e. Cuprates (1986): Cuprates merupakan superkonduktor suhu tinggi yang
pertama. Bahan-bahan keramik ini dapat didinginkan dengan nitrogen cair,
yang mendidih pada suhu 77 Kelvin.
TIPE SUPERKONDUKTOR
1. Superkonduktor Tipe I
Superkonduktor tipe I menurut teori BCS (Bardeen,
Cooper, dan Schrieffer) dijelaskan dengan
menggunakan pasangan elektron (yang sering disebut
pasangan Cooper). Pasangan elektron bergerak
sepanjang terowongan penarik yang dibentuk ion-ion
logam yang bermuatan positif.
2. Superkonduktor Tipe II
Superkonduktor tipe II ini tidak dapat dijelaskan
dengan teori BCS karena apabila superkonduktor jenis II
ini dijelaskan dengan teori BCS, efek Meissner nya tidak
terjadi.

Abrisokov berhasil memformulasikan teori baru untuk


menjelaskan superkonduktor jenis II ini. Ia
mendasarkan teorinya pada kerapatan pasangan
elektron yang dinyatakan dalam parameter keteraturan
fungsi gelombang.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai