Anda di halaman 1dari 6

TUGAS RESUME BAHAN SUPERKONDUKTOR

RANGKAIAN LISTRIK 2

Oleh :

Nama : Anita Rahayu

NRP : 1303177009

Kelas : 1 D3K PLN-A

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Surabaya

2018
RANGKUMAN BAHAN SUPERKONDUKTOR

 Pengertian Bahan Superkonduktor


Bahan superkonduktor adalah suatu bahan yang dapat mengalirkan arus listrik tanpa
tahanan listrik sedikitpun bahan ini terdiri dari campuran unsur-unsur tertentu yang dapat
mengalirkan arus listrik tanpa tahanan pada suhu yang sangat rendah. Arus yang mengalir
pada rangkaian tertutup dari bahan superkonduktor akan terus mengalir selamanya.
Superkonduktivitas ini disebut juga sebagai “fenomena quantum makroskopis”.

 Sejarah singkat superkonduktor


 1911. Heike Kamerlingh mendinginkan air raksa (mercury) dalam helium cair pada
suhu 4oK (-269oC) dan mendapati resistansinya nol
 1933. Walter Meissner menemukan jika benda didinginkan pada suhu yang sangat
rendah maka benda tersebut akan memiliki medan magnet sendiri yang menolak
magnet lain bila didekatkan. Hal ini disebut juga sebagai efek meissner.
 1941. Ditemukan niobium-nitride yang menjadi superkonduktor pada suhu 16oK
 1980. Ditemukan bahan superkonduktor dengan bahan dasar karbon (bahan organik)
 1986. Ditemukan bahan superkonduktor dengan bahan dasar keramik (bahan isolator)
 1993. Ditemukan paduan raksa, thalium, barium, kalsium, tembaga dan oksigen yang
menjadi superkonduktor pada suhu 138oK 138 K (suhu tertinggi)

 Sifat dan Karakteristik Bahan Superkonduktor


a. Sifat Kelistrikan
Bahan logam tersusun dari kisi-kisi dan basis serta elektron bebas. Ketika medan
listrik diberikan pada bahan, elektron akan mendapat percepatan. Medan listrik akan
menghamburkan elektron ke segala arah dan menumbuk atom-atom pada kisi. Hal ini
menyebabkan adanya hambatan listrik pada logam konduktor.
Pada superkonduktor electron membentuk pasangan Cooper (Cooper pair) dalam
satu keadaan kuantum pada tingkat energi terendah. Proses ini dikenal sebagai
Kondensasi Bose-Einstein. Aliran Cooper pair ini bergerak sebagai satu entitas. Untuk
mengeluarkan satu Cooper pair dari aliran ini, electron harus didorong ke
energy quantum state yang lebih tinggi. Sementara, tabrakan dengan ion logam tidak
melibatkan cukup energi untuk melakukannya. Oleh karena itu, arus listrik dapat
mengalir tanpa kehilangan energi.

b. Sifat Kemagnetan
Selain memiliki hambatan listrik nol, bagian dalam superkonduktor juga tidak dapat
ditembus medan magnet. Sifat ini disebut diamagnetisme sempurna.
Jika sebuah superkonduktor ditempatkan pada medan magnet, maka tidak akan ada
medan magnet dalam superkonduktor. Hal ini terjadi karena superkonduktor
menghasilkan medan magnet dalam bahan yang berlawanan arah dengan medan
magnet luar yang diberikan. Efek yang sama dapat diamati jika medan magnet
diberikan pada bahan dalam suhu normal kemudian didinginkan sampai menjadi
superkonduktor. Pada suhu kritis, medan magnet akan ditolak. Efek ini dinamakan
Efek Meissner.
Efek ini dapat membuat sebuah magnet melayang di atas superkonduktor atau,
sebuah superkonduktor di atas magnet. Superkonduktor juga dapat melayang di bawah
magnet. Gambar berikut ini menunjukkan fenomena melayngnya magnet atau gejala
“levitasi” yang terjadi pada bahansuperkonduktor.
Gejala levitasi ini dimanfaatkan dalam pembuatan kereta supercepat MAGLEV.

c. Sifat Kuantum Superkonduktor


Teori dasar Quantum untuk superkonduktor dirumuskan melalui tulisanBardeen,
Cooper dan Schriefer pada tahun 1957. Teori dinamakan teoriBCS. Teori BCS
menjelaskan bahwa :
 Interaksi tarik menarik antara elektron dapat menyebabkan keadaan dasar terpisah
dengan keadaan tereksitasi oleh energi gap.
 Interaksi antara elektron, elektron dan kisi menyebabkan adanya energi gap yang
diamati. Mekanisme interaksi yang tidak langsung ini terjadi ketika satu elektron
berinteraksi dengan kisi dan merusaknya. Elektron kedua memanfaatkan
keuntungan dari deformasi kisi. Kedua elektron ini beronteraksi melalui deformasi
kisi.
 Ketika superkonduktor ditempatkan di medan magnet luar yang lemah, medan
magnet akan menembus superkonduktor pada jarak yang sangat kecil dan
dinamakan London Penetration Depth, yang merupakan konsekuensi dari Teori
BCS.

 Bahan Superkonduktor
Bahan semikonduktor yang pertama ditemukan adalah raksa oleh Heike Kammerlingh
Onnes pada tahun 1911. Selain merkuri, ternyata beberapa unsur-unsur lainnya juga
menunjukkan sifat superkonduktor dengan harga Tc yang berbeda. Bahan yang tidak
termasuk superkonduktor yaitu emas, perak dan bahan ferromagnetic.
Beberapa contoh bahan superkonduktor yang berhasil ditemukan dan suhu kritisnya
dapat dilihat pada tabel berikut,
Tabel Bahan Superkonduktor
No Bahan Suhu Kritis Tahun
(Tc)K Ditemukan
1 Raksa Hg 4,2 1911
2 Timbal Pb 7,2 1913
3 Niobium nitrida 16,0 1960-an
4 Niobium-3-timah 8,1 1960-an
5 Al0,8Ge0,2Nb3 20,7 1960-an
6 Niobium germanium 23,2 1973
7 Lanthanum barium Tembaga 28 1985
oksida
8 Yattrium barium tembaga 93 1987
oksida (1-2-3 atau YBCO)
9 Thalium barium kalsium 125 -
Tembaga oksida
10 Karbon ( C ) 15 -
11 HgBa2Ca2Cu3O8 164 1995

 Tipe-tipe Superkonduktor
Berdasarkan interaksi dengan medan magnetnya, maka superkonduktor dapat dibagi
menjadi dua tipe yaitu Superkonduktor Tipe I dan Superkonduktor Tipe II.
1) Superkonduktor Tipe I
Superkonduktor tipe I menurut teori BCS (Bardeen, Cooper, dan Schrieffer)
dijelaskan dengan menggunakan pasangan elektron (yang sering disebut pasangan
Cooper). Pasangan elektron bergerak sepanjang terowongan penarik yang dibentuk
ion-ion logam yang bermuatan positif. Akibat dari adanya pembentukan pasangan dan
tarikan ini arus listrik akan bergerak dengan merata dan superkonduktivitas akan
terjadi. Superkonduktor yang berkelakuan seperti ini disebut superkonduktor jenis
pertama yang secara fisik ditandai dengan efek Meissner, yakni gejala penolakan
medan magnet luar (asalkan kuat medannya tidak terlalu tinggi) oleh superkonduktor.
Bila kuat medannya melebihi batas kritis, gejala superkonduktivitasnya akan
menghilang. Maka pada superkonduktor tipe I akan terus – menerus menolak medan
magnet yang diberikan hingga mencapai medan magnet kritis. Kemudian dengan tiba-
tiba bahan akan berubah kembali ke keadaan normal. Bahan superkonduktor tipe 1
kebanyakan adalah unsur-unsur tunggal.

2) Superkonduktor Tipe II
Superkonduktor tipe II ini tidak dapat dijelaskan dengan teori BCS karena apabila
superkonduktor jenis II ini dijelaskan dengan teori BCS, efek Meissner nya tidak
terjadi. Abrisokov berhasil memformulasikan teori baru untuk menjelaskan
superkonduktor jenis II ini. Ia mendasarkan teorinya pada kerapatan pasangan elektron
yang dinyatakan dalam parameter keteraturan fungsi gelombang. Abrisokov dapat
menunjukkan bahwa parameter tersebut dapat mendeskripsikan pusaran (vortices) dan
bagaimana medan magnet dapat memenetrasi bahan sepanjang terowongan dalam
pusaran-pusaran ini. Lebih lanjut ia pun dengan secara mendetail dapat
memprediksikan jumlah pusaran yang tumbuh seiring meningkatnya medan magnet.
Teori ini merupakan terobosan dan masih digunakan dalam pengembangan dan analisis
superkonduktor dan magnet.
Superkonduktor tipe II akan menolak medan magnet yang diberikan. Namun
perubahan sifat kemagnetan tidak tiba-tiba tetapi secara bertahap. Pada suhu kritis,
maka bahan akan kembali ke keadaan semula. Superkonduktor Tipe II memiliki suhu
kritis yang lebih tinggi dari superkonduktor tipe I.
Kelompok superkonduktor tipe II, biasanya berupa kombinasi unsur molybdenum
(Mo), niobium (Nb), timah (Sn), vanadium (V), germanium(Ge), indium (In) atau
galium (Ga). Sebagian merupakan senyawa, sebagian lagi merupakan larutan padatan.
 Pemanfaatan Bahan Superkonduktor
a. Kereta MagLev (Magnetic Levitation Train)
Superkonduktor dapat digunakan dalam pembuatan teknologi transportasi, seperti
kereta supercepat. Di Jepang, kereta api supercepat ini diberi nama “The Yamanashi
MLX01 MagLev Train”, dimana kereta ini dapat melayang diatas magnet
superkonduktor. Dengan melayang, maka gesekan antara roda dengan rel dapat
dihilangkan dan akibatnya kereta dapat berjalan dengan sangat cepat, sampai 343 mph
(550 km/jam).

b. Generator listrik super-efisien


Suatu perusahaan amerika, American Superkonduktor Corp, diminta untuk
memasang suatu sistem penstabil listrik yang diberi nama Distributed Superconducting
Magnetic Energy Storage System (D-SMES). Satu unit D-SMES dapat menyimpan
energi listrik sebesar 3 MegaWatt yang dapat digunakan untuk menstabilkan listrik
apabila terjadi gangguan listrik.
c. Kabel Listrik Super efisien
Untuk transmisi listrik dapat digunakan kabel dari bahan superkonduktor dengan
pendingin nitrogen untuk menggantikan kabel tembaga. Menurut perhitungan, arus
yang dapat ditransmisikan akan jauh meningkat, karena 250 pon kabel superkonduktor
dapat menggantikan 18.000 pon kabel tembaga.
d. Supercomputer
Dibidang komputer, superkonduktor digunakan untuk membuat suatu
superkomputer dengan kemampuan berhitung yang fantastis.
e. Magnetic resonance imaging (MRI).
Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah suatu teknik pencitraan medis untuk
memvisualisasikan struktur internal dan fungsi tubuh. Bentuk dari devais Magnetic
Resonance Imaging ditunjukkan pada gambar berikut.

Sumber : http://elkatechno.blogspot.co.id/2016/12/bahan-superkonduktor.html
http://iyusnurzamanfisikaupi.blogspot.co.id/2012/10/superkonduktor_1.html
https://ipteknologi.wordpress.com/2015/01/21/mengenal-apa-itu-bahan-superkonduktor/

Anda mungkin juga menyukai