Anda di halaman 1dari 19

TEORI DAN

KARAKTERISTIK
KARAKTERISTIK
SUPER
SUPERKONDUKTOR
KONDUKTOR
Disusun Oleh:

1. Endah Puji Lestari (162150001)


2. Fitria Amanda Sari (162150014)
3. Nugraheni Tri Susanti (162150022)
PENGERTIAN
SUPERKONDUKTOR
Superkonduktor adalah suatu material yang tidak memiliki hambatan
dibawah suatu nilai suhu tertentu yang disebut dengan suhu kritis,
sehingga bahan super konduktor dapat mengalirkan arus listrik tanpa
kehilangan daya dan kehilangan energi sedikitpun. Superkonduktor dapat
berupa unsur atau paduan logam.
SEJARAH
SEJARAH
SUPERKONDUKTOR
SUPERKONDUKTOR
1911

1933
1986

Heike Kamerligh Onnes Alex Muller

Walter Meissner
George Bednorz
1911

Awal mula tahun 1908, kamarlingh onnes melakukan sebuah percobaan. ia


mencairkan helium dengan cara mendinginkannya hingga suhu 4 K atau -269
ºC. Kemudian pada tahun 1911, kamarligh onnes mulai mempelajari sifat-sifat
listrik dari logam dengan suhu sangat dingin. Pada saat itu diketahui hambatan
dari suatu logam akan menurun jika di dinginkan dibawah suhu ruangan, tetapi
belum ada yang mengatahui berapa batas maksimal hambatan yang dicapai
ketika temperature mendekati 0 K atau nol mutlak.
Untuk mengatahuinya kamarligh onnes mengalirkan arus pada kawat merkuri
Heike Kamerligh Onnes yang di dinginkan. Ketika suhu mencapai 4,2 K, ia melihat hambatannya tiba-
(1853 - 1926)
tiba menghilang tetapi arusnya dapat mengalir tanpa kehilangan energi
sedikitpun
Pencampaian puncaknya
ialah liqufaksi helium
pada 1908 dan Helium ketika
penemuannya dalam dicairkan dengan suhu
superkonduktivitas. Ia
pernah memenangkan -268,9 ºC
nobel fisika tahun 1913
1933

Seorang fisikawan Walter Meissner beserta rekannya Robert Ochsenfeld menemukan


bahwa bahan superkonduktror akan menolak medan magnet. Telah kita ketahui bahwa
jika suatu konduktor digerakkan pada medan magnet maka arus induksi akan mengalir
dalam konduktor. Akan tetapi berbeda dengan bahan superkonduktor, arus yang
dihasilkan berlawanan dengan medan, sehingga material superkonduktor tidak dapat
ditembus. Fenomena ini dikenal dengan istilah Diamagnetisme dan efek ini kemudian
dinamakan Efek Meissner.

Walther Meissner
(1882 – 1974)

Beliau menemukan
bahwa bahan
superkonduktor
bersifat menolak
medan magnet
fenomena ini disebut
Diamagnetisme dan
efek ini dinamakan
Efek Meissner.
1957
Teori BCS menjelaskan hilangnya hambatan dalam bahan superkonduktor muncul akibat
adanya pasangan elektron yang bergerak secara koheren. Pasangan elektron ( cooper pair )
terbentuk ketika elektron bergerak melalui kisi-kisi bermuatan positif.
Elektron berinteraksi dengan ion-ion positif dan mengakibatkan kisi ion positif mengalami
penyimpangan dari posisi awalnya. Akibat penyimpangan, jarak antar ion-ion positif
memendek sehingga mengakibatkan peningkatan rapat muatan positif didaerah di sekitar ion-
ion positif yang mengalami penyimpangan. Peningakatan rapat muatan positif ini menjadi
sumber gaya tarik yang membuat elektron lain mendekat. Dua interaksi ini, antara elektron 1
dan 2 dengan ion-ion positif jika saat keadaanya tepat akan menyebabkan dua elektron
berinteraksi saling tarik-menarik sehingga terbentuk pasangan elektron.

Tiga fisikawan yaitu


Barden, Cooper dan
Schrieffer
mengajukan teori
tentang elektron-
elektron berpasangan
dan seluruhnya dalam
keadaan kuantum,
pasangan ini disebut
pasangan Cooper dan
Teori ini dikenal BCS
1986

Pada tahun 1986 fisikawan dari Switzerland yaitu Alex Muller dan George Bednorz,
melakukan penelitian. Mereka berhasil membuat keramik yang terdiri dari unsur
lanthanum, barium, tembaga, dan oksigen yang bersifat superkonduktor dengan suhu
tertinggi pada waktu itu 30 K. penemuan itu menjadi popular karena pada saat itu
diketahui bahwa keramik dikenal sebagai isolator dan saat suhu ruangan tidak
menghantarkan listrik.

 Perkembangan penemuan bahan superkonduktor

Membuat keramik yang


terdiri dari beberapa
unsur bersifat
superkonduktor dengan
suhu kritis mencapai 30
K. atas penemuanya ini
ia mendapatkan
penghargaan Nobel.
KARAKTERISTIK
SUPERKONDUKTOR
Sifat Kelistrikan Superkonduktor
Konduktor Superkonduktor

Bahan logam tersusun dari kisi-kisi dan Pada bahan superkonduktor terjadi interaksi antara elektron dengan
elektron bebas. Ketika medan listrik inti atom. Namun elektron dapat melewati inti tanpa mengalami
diberikan pada bahan, elektron akan hambatan dari atom kisi. Efek ini dapat dijelaskan oleh teori BCS.
mendapat percepatan. Medan listrik akan ketika elektron pertama pada cooper pairs melewati inti atom kisi.
menghamburkan elektron ke segala arah Elektron yang mendekati inti atom kisi akan bergetar dan
dan menumbuk atom-atom pada kisi. Hal memancarkan phono. Sedangkan elektron lainnya menyerap
ini menyebabkan adanya hambatan listrik phonon. Pertukaran phonon ini mengakibatkan gaya tarik menarik
pada logam konduktor. antar elektron dan pasangan elektron ini akan melewati kisi tanpa
gangguan dengan kata lain hambatan.
 Sifat Kemagnetan Superkonduktor

Sifat lain dari superkonduktor yaitu bersifat diamagnetisme sempurna. Jika sebuah superkonduktor
ditempatkan pada medan magnet, maka superkonduktor akan menolak medan magnet, Hal ini
terjadi karena superkonduktor menghasilkan medan magnet dalam bahan yang berlawanan arah
dengan medan magnet luar yang diberikan. Efek ini bisa diamati jika medan magnet diberikan pada
bahan dalam suhu normal, kemudian bahan didinginkan samapi suhu kritis, maka bedan magnet
akan ditolak. Efek ini dinamakan Efek Meissner
Sifat Quantum Superkonduktor
Teori dasar Quantum untuk superkonduktor dirumuskan melalui tulisan Bardeen, Cooper dan Schriefer
pada tahun 1957. Teori dinamakan teori BCS
Teori BCS menjelaskan bahwa :
a. Interaksi tarik menarik antara elektron dapat menyebabkan keadaan dasar terpisah dengan keadaan
tereksitasi oleh energi gap.
b. Interaksi antara elektron, elektron dan kisi menyebabkan adanya energi gap yang diamati.
Mekanisme interaksi yang tidak langsung ini terjadi ketika satu elektron berinteraksi dengan kisi
dan merusaknya. Elektron kedua memanfaatkan keuntungan dari deformasi kisi. Kedua elektron ini
beronteraksi melalui deformasi kisi.
c. London Penetration Depth merupakan konsekuensi dari Teori BCS, yaitu medan magnet akan
menembus superkonduktor pada jarak yang sangat kecil sekitar 100 nm.
d. Teori BCS memprediksi suhu kritis39 kelvin (minus 234°C, dikurangi 389untuk superkonduktor
konvensional.
 Efek Meissner
 Ketika superkonduktor ditempatkan ditempatkan pada medan magnet luar yang lemah, medan magnet
akan menebus superkonduktor pada jaraj yang sangat kecil dan peristiwa itu dinamakan London
Penetration Depth, (. Pada bahan superkonduktor umumnya panjang LPD sekitar 100 nm. Dari
penjelasan diatas, kita bias mengambil kesimpulan bahwa semakin dalam eksternal medan megnet
mencoba untuk “menembus” superkonduktor, kekuatan medan magnet tersebut akan berkurang secara
eksponensial dan medan magnet bernilai nol. Peristiwa ini dinamakan efek Meissner.
Efek maissner membuat magnet akan melayang jika diletakkan diatas bahan superkonduktor, tetapi jika
kuat magnet terlalu berat, gaya gravitasi yang dihasilkan magnet akan lebih besar dan bahan
superkonduktor akan menjadi konduktor biasa. Karena ini, superkonduktor di bedakan menjadi dua:
 Kategori pertama, medan magnet akan menembus superkonduktor jika eksternal medan magnet
mencapai nilai tertentu yang dinamakn critical field.
 Kategori kedua, biasanya merupakan material-material kompleks seperti vanaidium, niobium, ataupun
technetium, mereka mempunyai dua critical field.
 
Suhu kritis () dan Medan Magnet Kritis
 Suhu kritis adalah suhu yang membatasi anatar sifat konduktor dan superkonduktor. Jika suhu
material dinaikkan, maka getaran elektron akan bertambah sehingga phonon yang
dipancarkan. Ketika mencapai kritis tertentu, maka phonon akan memecahkan cooper pairs
dan bahan akan kembali kekeadaan normal. Grafik hambatan terhadap suhu pada material :
Medan magnet kritis adalah nilai terkecil medan magnet luar yang menyebabkan sifat superkonduktivitas
logam rusak dan biasa diberi symbol Bac(T). Ini merupakan fungsi suhu T. artinya, nilai minimum medan
magnet ini bervariasi terhadap suhu. Sebagai contoh, pada saat suhu logam superkonduktor sama dengan suhu
kritisnya (Tc) maka nilai Bac ini adalah nol. Sebab pada suhu kritsi Tcsuperkonduktivitas baru mulai timbul ,
sehingga tidak perlu ada medan magnet luar untuk merusak sifat superkonduktivitas tersebut., karena dengan
sedikit kenaikan suhu superkonduktivitas itu akan hilang
TIPE – TIPE
SUPERKONDUKTOR

 Superkonduktor tipe I

menurut teori BCS (Bardeen, cooper dan Schrieffer)


dijelaskan dengan menggunakan pasangan elektron.
Pasangan elektron bergerak sepanjang terowongan penarik
yang dibentuk ion-ion logam yang bermuatan positif. Akibat
dari adanya pembentukan pasangan dan tarikan ini arus
listrik akan bergerak dengan merata dan superkonduktror
akan terjadi. Superkonduktor tipe pertama ditandai dengan
efek Meissner, bila kuat medan melebihi batas kritis, gejala
superkonduktivitasnya akan menghilang.
 Superkonduktor Tipe II

Superkonduktor tipe II tidak dapat dijelaskan dengan


teori BCS. Meneurut Abrisokov didasarkan pada teori
kerapatan pasangan elektron yang dinyatakan dalam
parameter keteraturan fungsi gelombang.
Superkonduktor tepe II akan menolak medan magnet
yang diberikan. Namun perubahan sifat kemagnetan tidak
tiba-tiba tetapi secara bertahap. Pada suhu kritis, maka
bahan akan kembali kekeadaan semula. Superkonduktor
tipe II memiliki suhu kritis yang lebih tinggi dari
superkonduktor tipe I

Kelompok superkonduktor tipe II, biasanya berupa


kombinasi unsur molybdenum (Mo), niobium (Nb), timah
(Sn), vanadium (V), germanium(Ge), indium (In) atau
galium (Ga). Sebagian merupakan senyawa, sebagian lagi
merupakan larutan padatan.
PENERAPAN
SUPERKONDUKTOR
Energi listrik tidak akan mengalami disipasi karena hambatan
pada bahan superkonduktor bernilai nol (lebih tepatnya mendekati
0) sehingga penggunaan energi listrik akan semaki efektif

Kabel Listrik

Prinsip kerja dari kereta Maglev ini adalah memanfaatkan gaya angkat
magnetik pada relnya yang di akibatkan oleh efek Meissner yaitu
pengankatan Magnet oleh Superkonduktor sehingga terangkat sedikit
ke atas,
kemudian gaya dorong dihasilkan oleh motor induksi. Kereta ini
mampu melaju dengan kecepatan 650 km\jam.

Kereta Maglev (Magnetic Levitation)


Menggunakan medan magnet dan gelombang radio sehingga lebih
aman dibandingkan X-ray

Magnetic Resonance Imaging

Generator konvensional yang menggunakan kawat tembaga memiliki efisiensi


98,5-99,0 %, sedangkan generator superkonduktor efisiensinya dapat mencapai
99,6 %. Hal ini disebabkan superkonduktor dapat menghasilkan medan magnet
sangat kuat sehingga generator dapat dibuat dengan ukuran lebih kecil dari
yang konvensional.
Jepang telah menciptakan generator superkonduktor berdaya 70 MW.
Generator

Superconducting Quantum Interference Device (SQUID) dapat mendeteksi


medan magnet sangat kecil. Dipakai mencari minyak dan mineral

Anda mungkin juga menyukai