Anda di halaman 1dari 5

BERFIKIR KRITIS MENURUT PARA AHLI

DAN PENERAPANNYA DALAM LINGKUP KEPERAWATAN.

Rizka safitri siregar

181101041

rizkasafitri223@gmail.com

ABSTRAK

Sebagai makhluk intelektual kita dituntut berfikir kritis yang bertujuan untuk membantu
memudahkan dalam menentukan keputusan secara tepat dan akurat. Menurut pendapat
Ennis berfikir kritis adalah berfikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pada
pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai dan dilakukan. Dalam lingkup
keperawatan, berfikir kritis sangat diperlukan bagi seorang perawat demi membantunya
dalam menyelesaikan tugas dan mencapai tujuan. Berfikir kritis membantu seorang perawat
untuk lebih mudah dalam pengambilan sebuah keputusan maupun tindakan yang akan
dilakukan terhadap klien demi terpenuhnya kebutuhan klien tersebut.

Kata kunci: Berfikir kritis, asuhan, keperawatan.

PENDAHULUAN
Pada tahap pemikiran kritis mahasiswa memercayai bahwa para ahli memiliki jawaban
yang benar untuk setiap masalah. Berfikir adalah nyata dan berdasar pada suatu aturan
tertentu. Berfikir merupakan berbagai kegiatan yang menggunakan konsep dan lambang
sebagai pengganti objek dan peristiwa. Plato berpendapat bahwa berfikir itu adalah
berbicara dalam hati. Seperti yang kita ketahui setiap kali berfikir kita pasti merasa bahwa
sedang berbicara dalam hati apa yang akan dilakukan ataupun yang akan kita bicarakan.
Sebelum kita melakukan sesuatu pastinya kita akan berfikir terlebih dahulu walaupun kita
sering tidak menyadarinya.
Menurut Philip L. Harriman mengungkapkan bahwa berfikir adalah istilah yang sangat
luas dengan berbagai definisi. Misalnya menghayal, memecahkan masalah, belajar,
keputusan, dan perencanaan. Sedangkan menurut Floyd L. Ruch dalam bukunya Psycology
and life berpendapat bahwa berfikir adalah unsur-unsur lingkungan dengan menggunakan
simbol-simbol sehingga tidak perlu langsung melakukan kegiatan yang tampak.
Menurut Ennis berfikir kritis adalah berfikir secara beralasan dan reflektif dengan
menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus di percayai atau dilakukan.
Berfikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi.
Informasi tersebut didapat dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat, atau komunikasi.
Menurut Wright Place Consulting berfikir kritis merupakan sebuah proses. Proses berfikir
ini bermuara pada tujuan akhir yang membuat kesimpulan ataupun keputusan yang masuk
akal tentang apa yang akan kita lakukan. Dalam lingkup keperawatan sendiri, berfikir kritis
adalah suatu kemampuan bagaimana perawat mampu berfikir dengan sistematis dan
menerapkan standar intelektual untuk menganalisis proses berfikir. Berfikir kritis dalam
keperawatan adalah suatu komponen penting dalam mempertanggungjawabkan
profesionalisme dan kualitas pelayanan asuhan keperawatan.
TUJUAN
Berfikir kritis bertujuan untuk mempertimbangkan suatu ide atapun pendapat yang biasanya
didukung oleh kriteria yang dapat dipertanggung jawabkan. Tujuan berfikir kritis dalam
lingkup keperawatan adalah agar perawat mempunyai keterampilan pengetahuan untuk
menganalisis, menerapkan standar, mencari informasi, menggunakan alasan rasional,
memprediksi, dan melakukan transformasi pengetahuan.
METODE
Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan cara mengumpulkan sebanyak-
banyaknya data untuk dianalisis dan cenderung bersifat deskriptif.
HASIL
Berdasarkan hasil analisis, berfikir kritis dalam lingkup keperawatan merupakan komponen
penting dari akuntabilitasi profesional dari asuhan keperawatan berkualitas. Dengan berfikir
kritis perawat mampu memproses data yang kompleks dan membuat keputusan yang cerdas
mengenai perencanaan dan pengelolaan asuhan keperawatan.
PEMBAHASAN
Kemampuan berfikir kritis dalam asuhan keperawatan mempunyai peranan yang sangat
penting. Ketika perawat bertemu dengan pasien/klien biasanya perawat dalam melakukan
tindakannya akan menggunakan pemikiran terlebih dahulu. Biasanya pemikiran tersebut
digunakan unutk mengumpulkan data dan membuat kesimpulan. Penerapan berfikir kritis
dalam keperawatan diterapkan kedalam tahap-tahap proses keperawatan. Tahap-tahap
proses keperawatan adalah pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Dalam tahap pengkajian, perawat ditegaskan untuk berfikir kritis yang bertujuan untuk
menggali secara dalam tentang klien utuk mendapatkan data-data yang akurat dan
mendasar terhadap masalah kesehatan pasien. Dalam tahap diagnosa, perumusan diagnosis
keperawatan merupakan tahap pengambilan keputusan yang spaling kritis, karena perawat
harus menentukan masalah dan argumentasi yang masuk akal atau rasional. Makanya dari
itu perawat harus pandai dan lebih peka terhadap masalah, dan mengidentifikasikannya.
Berfikir kritis dalam tahap perencanaan, berarti menggunakan pengetahuan untuk
mengembangkan hasil yang sesuai harapan dan memerlukan keterampilan untuk memilih
tindakan yang tepat. Perencanaan keperawatan biasanya berisikan bagaimana menolong
pasien berdasarkan respons terhadap kondisi penyakit yang dihadapinya adalah hal yang
paling prioritas. Berfikir kritis dalam tahap implementasi tindakan keperawatan adalah
bagaimana perawat dalam terampil dalam menguji hipotesis, karena tindakan keperawatan
adalah tindakan yang nyata yang menentukan tingkat keberhasilan untuk mencapai tujuan.
Yang terakhir yaitu berfikir kritis dalam tahap evaluasi adalah mengkaji efektivitas
tindakan, dimana perawat harus dapat mengambil keputusan tentang kebutuhan klien dan
memutuskan apakah tindakan tersebut perlu diulang atau tidak. Hasil yang didapat bagi
perawat yang menerapkan berfikir kritis adalah untuk membantunya dalam menyelesaikan
tugas dan mencapai tujuan. Berfikir kritis membantu seorang perawat untuk lebih mudah
dalam pengambilan sebuah keputusan maupun tindakan yang akan dilakukan terhadap klien
demi terpenuhnya kebutuhan klien tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Ghofur.(2018). Peningkatan Kemampuan Berfikir Kritis Mahasiswa Melalui

Pendekatan 5E dan SETS Berbantu Aplikasi Media Sosial. Jurnal Inovasi

Pembelajaran. Vol.4

Bandiyah,S. Keterampilan Dasar Keperawatan., Yogyakarta: Nuha Medika, 2017.

Deswani. Proses Keperawatan dan Berfikir Kritis, Jakarta: Salemba Medika, 2009.

Fisher, A. Berfikir Kritis: Sebuah Pengantar, Penerbit Erlangga, 2009.

Hastuti, W (2017). Aplikasi Concept Mapping Dalam Pemberian Asuhan Keperawatan di

Stase Maternitas. Nurscope. Jurnal Keperawatan dan Pemikiran Ilmiah.3(3). 19-26

Ivayuni Listiani. (2018). Efektifitas Lembar Kerja Untuk Memberdayakan

Kemampuan Berfikir Kritis Mahasiswa Pendidikan Guru SD. Jurnal penelitian

pendidikan, Vol. 35

P.Dwijananti, D. Yulianti. Juli (2010). Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis

Mahasiswa Melalui Pembelajaran Problem Based Instruction Pada Matakuliah

Fisika Lingkungan. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 108-114.

Putri, A. Strategi Budaya Caracter Caring of Nursing, Bogor: Penerbit IN MEDIA,2014.

Serri, H. Konsep dan Dokumentasi Proses Keperawatan, Jakarta: Trans Info Media, 2010.

Sudono, B (2017). Gambaran Kemampuan Berfikir Kritis Perawat Primer Dalam

Pelaksanaan Asuhan Keperawatan di RS Islam Surakarta. Jurnal Ilmu

Keperawatan Indonesia, Vol.10.

Try Ayu Patmawati. (2018). Efektifitas Metode Pembelajaran Klinik Terhadap

Kemampuan Berfikir Kritis dan Kepercayaan Diri Mahasiswa Keperawatan. Jurnal

Keperawatan Muhammadiyah 3, 89-91.

Usman Najati, Muhammad. Psikologi Umum, Surakarta: Aulia Press, 2008


Widha Nur Shanti (2017). Meningkatkan Berfikir Kritis melalui Problem Posing. Literasi,

Vol. VIII, No.1

Wirawan Sarwono, Sarlito. Pengantar Psikologi Umum, Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2009.

Anda mungkin juga menyukai