SUPERKONDUKTOR
Mengenal Superkonduktor
Superkonduktor belakangan ini menjadi topik pembicaraan dan penelitian yang paling populer.
Superkonduktor menjanjikan banyak hal bagi kita, misalnya transmisi listrik yang efisien (tak ada lagi
kehilangan energi selama transmisi). Memang saat ini penggunaan superkonduktor belum praktis,
dikarenakan masalah perlunya pendinginan(suhu kritis superkonduktor masih jauh di bawah suhu
kamar). Tulisan singkat berikutmengajak Anda mengenal lebih jauh superkonduktor.
Superkonduktor adalah suatu material yang tidak memiliki hambatan dibawah suatu nilai suhu
tertentu. Suatu superkonduktor dapat saja berupa suatu konduktor, semikonduktor ataupun suatu
insulator pada keadaan ruang. Suhu dimana terjadi perubahan sifat konduktivitas menjadi
superkonduktor disebut dengan temperatur kritis (Tc). Superkonduktor pertama kali ditemukan oleh
seorang fisikawan Belanda, Heike Kamerlingh Onnes, dari Universitas Leiden pada tahun 1911. Pada
tanggal 10 Juli 1908, Onnes berhasil mencairkan helium dengan cara mendinginkan hingga 40 K atau
2690 C.
Kemudian pada tahun 1911, Onnes mulai mempelajari sifat-sifat listrik dari logam pada suhu yang
sangat dingin. Pada waktu itu telah diketahui bahwa hambatan suatu logam akan turun ketika
didinginkan dibawah suhu ruang, akan tetapi belum ada yang dapat mengetahui berapa batas bawah
hambatan yang dicapai ketika temperatur logam mendekati 00 K atau nol mutlak.
Beberapa ahli ilmuwan pada waktu itu seperti William Kelvin memperkirakan bahwa elektron
yang mengalir dalam konduktor akan berhenti ketika suhu mencapai nol mutlak. Dilain pihak, ilmuwan
yang lain termasuk Onnes memperkirakan bahwa hambatan akan menghilang pada keadaan tersebut.
Untuk mengetahui yang sebenarnya terjadi, Onnes kemudian mengalirkan arus pada kawat merkuri
yang sangat murni dan kemudian mengukur hambatannya sambil menurunkan suhunya. Pada suhu 4,2 0
K, Onnes terkejut ketika mendapatkan bahwa hambatannya tiba-tiba menjadi hilang. Arus
mengalir melalui kawat merkuri terus menerus. Dengan tidak adanya hambatan, maka arus dapat
mengalir tanpa kehilangan energi. Percobaan Onnes dengan mengalirkan arus pada suatu kumparan
super konduktor dalam suatu rangkaian tertutup dan kemudian mencabut sumber arusnya lalu
mengukur arusnya satu tahun kemudian ternyata arus masih tetap mengalir. Fenomena ini kemudian
oleh Onnes diberi nama superkondutivitas. Atas penemuannya itu, Onnes dianugerahi Nobel Fisika pada
tahun 1913.
Penemuan lainnya yang berkaitan dengan superkonduktor terjadi pada tahun1933. Walter
Meissner dan Robert Ochsenfeld menemukan bahwa suatu superkonduktor akan menolak medan
magnet. Sebagaimana diketahui, apabila suatu konduktor digerakkan dalam medan magnet, suatu arus
induksi akan mengalir dalam konduktor tersebut. Prinsip inilah yang kemudian diterapkan dalam
generator. Akan tetapi, dalam superkonduktor arus yang dihasilkan tepat berlawanan dengan medan
tersebut sehingga medan tersebut tidak dapat menembus material superkonduktor tersebut.
Hal ini akan menyebabkan magnet tersebut ditolak. Fenomena ini dikenal dengan istilah
diamagnetisme dan efek ini kemudian dikenal dengan efek Meissner. Efek Meissner ini sedemikian
kuatnya sehingga sebuah magnet dapat melayang karena ditolak oleh superkonduktor, gambar 2.
Medan magnet ini juga tidak boleh terlalu besar. Apabila medan magnetnya terlalu besar, maka efek
Meissner ini akan hilang dan material akan kehilangan sifat superkonduktivitasnya.
Dengan berlalunya waktu, ditemukan juga superkonduktor-superkonduktor lainnya. Selain
merkuri, ternyata beberapa unsur-unsur lainnya juga menunjukkan sifat superkonduktor dengan
hargaTc yang berbeda. Sebagai contoh, karbon juga bersifat superkonduktor dengan Tc 15 K. Hal yang
ironis adalah logam emas, tembaga dan perak yang merupakan logam konduktor terbaik bukanlah suatu
superkonduktor. Pada tahun 1986 terjadi sebuah terobosan baru di bidang superkonduktivitas. Alex
Müller and Georg Bednorz, peneliti di Laboratorium Riset IBM di Rüschlikon, Switzerland berhasil
1
membuat suatu keramik yang terdiri dari unsur Lanthanum, Barium,Tembaga, dan Oksigen yang bersifat
superkonduktor pada suhu tertinggi pada waktu itu, 30 K. Penemuan ini menjadi spektakuler karena
keramik selama ini dikenal sebagai isolator.
Keramik tidak menghantarkan listrik sama sekali pada suhu ruang. Hal inimenyebabkan para
peneliti pada waktu itu tidak memperhitungkan bahwa keramik dapat menjadi superkonduktor.
Penemuan ini membuat keduanya diberi penghargaan hadiah Nobel setahun kemudian.
Penemuan demi penemuan dibidang superkonduktor kini masih saja dilakukan oleh para peneliti
di dunia. Penemuan lainnya yang juga fenomenal adalah berhasil disintesanya suatu bahan organik yang
bersifat superkonduktor, yaitu (TMTSF)2PF6. Titik kritis senyawa organik ini masih sangat rendah yaitu
1,2 K.
Pada bulan Februari 1987, ditemukan suatu keramik yang bersifat superkonduktor pada suhu 90
K. Penemuan ini menjadi penting karena dengan demikian dapat digunakan nitrogen cair sebagai
pendinginnya. Karena suhunya cukup tinggi dibandingkan dengan material superkonduktor yang lain,
maka material-material tersebut diberi nama superkonduktor suhu tinggi. Suhu tertinggi suatu bahan
menjadi superkonduktor hingga saat ini adalah 138 K, yaitu untuk suatu bahan yang memiliki rumus
HgO.8TlO.2Ba2Ca2Cu3O8.33. Superkonduktor kini telah banyak digunakan dalam berbagai bidang.
Hambatan tidak disukai karena dengan adanya hambatan maka arus akan terbuang menjadi panas.
Apabila hambatan menjadi nol, maka tidak ada energi yang hilang pada saat arus mengalir.
Penggunaan superkonduktor dibidang transportasi memanfaatkan efek Meissner, yaitu pengangkatan
magnet oleh superkonduktor. Hal ini diterapkan pada kereta api supercepat di Jepang yang diberi nama
The Yamanashi MLX01 MagLev train, gambar 3. Kereta api ini melayang diatas magnet superkonduktor.
Dengan melayang, maka gesekan antara roda dengan rel dapat dihilangkan dan akibatnya kereta
dapat berjalan dengan sangat cepat, 343 mph atau sekitar 550 km/jam.
Penggunaan superkonduktor yang sangat luas tentu saja dibidang listrik. Generator yang dibuat
dari superkonduktor memiliki efisiensi sebesar 99 an ukurannya jauh lebih kecil dibandingkan dengan
generator yang menggunakan kawat tembaga. Suatu perusahaan amerika, American Superconductor
Corp. diminta untuk memasang suatu sistem penstabil listrik yang diberi nama Distributed
Superconducting Magnetic Energy Storage System (D-SMES).
Satu unit D-SMES dapat menyimpan energi listrik sebesar 3 juta Watt yang dapat digunakan untuk
menstabilkan listrik apabila terjadi gangguan listrik. Untuk transmisi listrik, pemerintah Amerika Serikat
dan Jepang berencana untuk menggunakan kabel superkonduktor dengan pendingin nitrogen untuk
menggantikan kabel listrik bawah tanah yang terbuat dari tembaga. Dengan menggunakan kabel
superkonduktor, arus yang dapat ditransmisikan akan jauh meningkat. 250 pon kabel superkonduktor
dapat menggantikan 18.000 pon kabel tembaga mengakibat efisiensi sebesar 7000 dari segi tempat.
Dibidang komputer, superkonduktor digunakan untuk membuat suatu super komputer dengan
kemampuan berhitung yang fantastis. Di bidang militer, HTS-SQUID digunakan untuk mendeteksi kapal
selam dan ranjau laut. Superkonduktor juga digunakan untuk membuat suatu motor listrik dengan
tenaga 5000 tenaga kuda. Berdasarkan perkiraan yang kasar, perdagangan superkonduktor di dunia
diproyeksikan untuk berkembang senilai $90 trilyun pada tahun 2010 dan $200 trilyun pada tahun 2020.
Perkiraan ini tentu saja didasarkan pada asumsi pertumbuhan yang linear. Apabila
superkonduktor baru dengan suhu kritis yang lebih tinggi telah ditemukan, pertumbuhan dibidang
superkonduktor akan terjadi secara luar biasa.
2
Kemudian pada 1933, dua orang peneliti Jerman, Walter Meissner dan Robert Ochsenfeld
menemukan bahwa bahan superkonduktor akan menolak medan magnet. Sifat menolak magnet ini
disebut dengan diamagnetisme. Ke-diamagnetik-ansuperkonduktor tersebut sangat kuat dan dapat
membuat magnet melayang di atas bahan superkonduktor. Efek ini sering disebut sebagai “Meissner
Effect.”
Beberapa tahun berikutnya, beberapa bahan superkonduktor ditemukan.Contohnya adalah
niobium-nitrida, yang memiliki sifat superkonduktivitas pada suhu 16K (1941). Lalu di tahun 1962,
ilmuwan di Westinghouse mengembangkan kabel superkonduktor komersial pertama yang berbahan
aloy niobium dan titanium.Lalu, di tahun 1957, tiga orang fisikawan Amerika mengembangkan teori
tentang superkonduktor. Fisikawan tersebut adalah John Bardeen, Leon N. Cooper, dan J. Robert
Schrieffer. Teori tersebut menjelaskan tentang superkonduktivitas pada suhu hampir nolmutlak untuk
unsur-unsur dan aloy. Teori superkonduktor tersebut lebih dikenal dengannama “BCS Theory.”
Singkatan BCS diambil dari huruf depan nama belakang masing-masing fisikawan. Kemudian, teori ini
membuat ketiga ilmuwan tersebut memenangkan Nobel Fisika pada tahun 1972.
2. Teori Superkonduktor
2.1 Definisi
Superkonduktor adalah unsur atau aloy metal yang jika didinginkan sampai mendekati suhu nol
mutlak (0 K), menjadi hilang hambatannya. Pada prinsipnya, superkonduktor dapat mengalirkan arus
listrik tanpa kehilangan energi. Namun secara praktek, superkonduktor ideal sangat sulit untuk
dihasilkan.
2.2 Superkonduktor
Superkonduktivitas suatu bahan bukanlah hal yang baru. Sifat ini diamati untuk yang pertama
kalinya pada tahun 1911 oleh fisikawan Belanda H.K. Onnes, yaitu ketikaia menemukan bahwa air raksa
murni yang didinginkan dengan helium cair (suhu 4,2 K)kehilangan seluruh resistansi listriknya. Sejak itu
harapan untuk menciptakan alat-alatlistrik yang ekonomis terbuka lebar-lebar. Bayangkan, dengan
resistansinya yang nol itu superkonduktor dapat menghantarkan arus listrik tanpa kehilangan daya
sedikitpun, kawat superkonduktor tidak akan menjadi panas dengan lewatnya arus listrik.
Kendala terbesar yang masih menghadang terapan superkonduktor dalam peralatan praktis
sehari-hari adalah bahwa superkonduktivitas bahan barulah muncul padasuhu yang C! Dengan demikian
niat penghematan pemakaian daya amat rendah, jauh di bawah 0 listrik masih harus bersaing dengan
biaya pendinginan yang harus dilakukan.Oleh sebab itulah para ahli sampai sekarang terus berlomba-
lomba menemukan bahan superkonduktor yang dapat beroperasi pada suhu tinggi, kalau bisa ya pada
3
suhu kamar.Dari uraian di atas superkonduktor dapat diartikan sebagai suatu material yang
tidak memiliki hambatan pada suhu tertentu yang dinamakan dengan suhu kritik.
Pada bahan superkonduktor terjadi juga interaksi antara elektron dengan inti atom. Namun
elektron dapat melewati inti tanpa mengalami hambatan dari atom kisi. Efek ini dapat dijelaskan oleh
Teori BCS. Ketika elektron melewati kisi, inti yang bermuatan positif menarik elektron yang bermuatan
negatif dan mengakibatkan elektron bergetar.
Jika ada dua buah elektron yang melewati kisi, elektron kedua akan mendekati elektron pertama
karena gaya tarik dari inti atom-atom kisi lebih besar. Gaya ini melebihi gaya tolak-menolak antar
elektron sehingga kedua elektron bergerak berpasangan. Pasangan ini disebut Cooper Pairs. Efek ini
dapat dijelaskan dengan istilah Phonons. Ketika elektron pertama pada Cooper Pairs melewati inti atom
kisi. Elektron yangmendekati inti atom kisi akan bergetar dan memancarkan Phonon. Sedangkan
electron lainnya menyerap Phonon. Pertukaran Phonon ini mengakibatkan gaya tarik menarik antar
elektron. Pasangan elektron ini akan melalu kisi tanpa gangguan dengan kata lain tanpa hambatan.
4
2.4 Sifat Kemagnetan Superkonduktor
Sifat lain dari superkonduktor yaitu bersifat diamagnetisme sempurna. Jika sebuah superkonduktor
ditempatkan pada medan magnet, maka tidak akan ada medan magnet dalam superkonduktor. Hal ini
terjadi karena superkonduktor menghasilkan medan magnet dalam bahan yang berlawanan arah
dengan medan magnet luar yang diberikan yang sama dapat diamati jika medan magnet diberikan pada
bahan dalam suhunormal kemudian didinginkan sampai menjadi superkonduktor. Pada suhu kritis,
medan magnet akan ditolak. Efek ini dinamakan “Efek Meissner”.
Teori BCS
Teori tentang superkonduktor yang lebih terinci melibatkan mekanika kuantum yang dalam, diajukan
oleh Barden, Cooper dan Schrieffer pada tahun 1975 dikenal sebagai teori BCS yang akhirnya
memenangkan hadiah Nobel pada tahun 1972.
Dalam teori ini dikatakan bahwa elektron-elektron dalam superkonduktor selalu dalam keadaan
berpasang-pasangan dan seluruhnya berada dalam keadaan kuantum yang sama, pasangan-pasangan ini
disebut pasangan Cooper.
Kita bandingkan dengan elektron konduksi dalam konduktor biasa. Di sini electron bergerak
sendiri-sendiri dan akan kehilangan sebagian energinya jika ia terhambur oleh kotoran (impurities) atau
oleh phonon, phonon adalah kuantum energi getaran kerangka (lattice) kristal bahan. Elektron tersebut
5
akan menimbulkan distorsi terhadap kerangka kristal sehingga menimbulkan daerah tarikan. Tarikan ini
dalam superkonduktor pada suhu rendah bisa mengalahkan tolakan Coulomb antar elektron, sehingga
dengan ukar menukar phonon dua elektron justru akan membentuk ikatan menjadi pasangan Cooper.
Oleh karena keadaan kuantum mereka semuanya sama, suatu elektron tidak dapat terhambur tanpa
mengganggu pasangannya, padahal pada suhu T < Tc getaran kerangka tidak memiliki cukup energi
untuk mematahkan ikatan pasangan tersebut. Akibatnya mereka tahan terhadap hamburan, jadilah
bahan tersebut superkonduktor.
3. Efek Meissner
Sifat kemagnetan superkonduktor diamati oleh Meissner dan Ochsenfeld padatahun 1933, ternyata
superkonduktor berkelakuan seperti bahan diamagnetic sempurna, iamenolak medan magnet sehingga
ia pun dapat mengambang di atas sebuah magnet tetap. Jadi kerentanan magnetnya (susceptibility) c = -
1, bandingkan dengan konduktor biasa yang c = -10-5. Fenomena ini disebut efek Meissner yang tersohor
itu. Jadi satu keunggulan lagi bagi superkonduktor terhadap konduktor biasa. Ia tidak saja
menjadi perisai terhadap medan listrik, tapi juga terhadap medan magnet, artinya medan listik dan
magnet sama dengan nol di dalam bahan superkonduktor. Tetapi pada tahun 1935 London bersaudara
melalui penelitian sifat elektrodinamik superkonduktor mendapatkan bahwa intensitas medan magnet
masih dapat menembus bahan superkonduktor walaupun hanya sebatas permukaan saja, ordenya
hanya beberapa ratus angstrom. Sifat rembesan ini dinyatakan oleh parameter l yang disebut
kedalaman rembesan London. Medan magnet ternyata berkurang secara eksponensial terhadap
kedalaman sesuai dengannya.
=
adalah medan di luar dan x adalah kedalamannya. λ membesar dengan naiknya suhu, di Tc
harga λ tak berhingga besar, sehingga medan magnet mampu menerobos keseluruh bagian bahan
tersebut atau dengan perkataan lain sifat superkonduktor telah hilang digantikan dengan keadaan
normalnya. Teori London ini juga memberikan kesimpulan bahwa dalam bahan supekonduktor arus
listrik akan mengalir di bagian permukaannya saja. Hal ini berbeda dengan arus listrik dalam konduktor
biasa yangmengalir secara merata di seluruh bagian konduktor. Perbandingan watak magnetik pada
keadaan normal, super konduktor tipe I dan tipe II adalah seperti pada gambar.
Pada tipe ii terdapat daerah peralihan yaitu antara Hcl dan Hc , pada saat itu struktur bahan
terjadi dari daerah normal yang berupa silinder-silinder kecil, disebut fluksoid karena bias diterobos
fluks magnet, yang dikelilingi sepenuhnya oleh daerah superkonduktor.
6
Efek meissner adalah fenomena yang sejauh ini, hanya berlaku pada superkonduktor dimana
eksternal medan magnet itu hanya dapat menembus superkonduktor untuk jarak yang sangat pendek,
tidak seperti konduktor-konduktor yang biasa. Jarak ini, dinamakan London Penetration Depth,
mempunyai inisial lambda (λ) dan untuk kebanyakansuperkonduktor, jarak ini berukur sekitar 100 nm.
Dari penjelasan diatas, kita bisamengambil kesimpulan bahwa semakin dalam eksternal medan magnet
mencoba untuk “menembus” superkonduktor, kekuatan medan magnet tersebut akan berkurang
secaraeksponensial. Jadi, apakah bukti bahwa Meissner Effect ini benar-benar ada? Salahsatunya
adalah, kita bisa menaruh magnet diatas superkonduktor dan magnet itu akan melayang (kalau magnet
itu tidak melayang, itu menunjukkan bahwa medan dari magnettersebut menembus superkonduktor).
Tentu saja kalau magnet itu terlalu berat, gayagravitasi dari magnet tersebut akan lebih besar dan
magnet itu tidak melayang. Jadi kerentanan magnetnya (susceptibility) c = -1, bandingkan dengan
konduktor biasa yang c= -10-5.
Fenomena ini disebut efek Meissner yang tersohor itu. Jadi satu keunggulan lagi bagi
superkonduktor terhadap konduktor biasa. Ia tidak saja menjadi perisai terhadap medan listrik, tapi juga
terhadap medan magnet, artinya medan listik dan magnet sama dengan nol di dalam bahan
superkonduktor. Tetapi pada tahun 1935 London bersaudara melalui penelitian sifat elektrodinamik
superkonduktor mendapatkan bahwa intensitas medan magnet masih dapat menembus bahan
superkonduktor walaupun hanya sebatas permukaan saja, ordenya hanya beberapa ratus angstrom.
Sifat rembesan ini dinyatakan oleh parameter l yang disebut kedalaman rembesan London. Medan
magnet ternyata berkurang secara eksponensial terhadap kedalaman sesuai dengannya. Bo adalah
medan di luar dan x adalah kedalamannya. l membesar dengan naiknya suhu, di Tc harga l
tak berhingga besar, sehingga medan magnet mampu menerobos ke seluruh bagian bahan tersebut
atau dengan perkataan lain sifat superkonduktor telah hilang digantikan dengan keadaan normalnya.
Teori London ini juga memberikan kesimpulan bahwa dalam bahan supekonduktor arus listrik
akan mengalir di bagian permukaannya saja. Hal ini berbeda dengan arus listrik dalam konduktor biasa
yang mengalir secara merata di seluruh bagian konduktor. Perbandingan watak magnetik pada keadaan
normal, superkonduktor tipe I dan tipe II Tetapi, fenomena ini tidak akan terjadi kalau medan magnet
disekitar superkonduktor itu terlalu besar dan superkonduktor ini akan menjadi konduktor biasa. Karena
ini, superkonduktor bisa dibedakan menjadi dua kategori. Katergori pertama, medan magnet akan dapat
menembus superkonduktor jika eksternal medan magnet ini mencapai nilai tertentu yang dinamakan,
critical field. Bukan hanya itu, superkonduktor ini akan mempunyai hambatan setelah ini.
7
Gambar 6. London Penetration Depth
Tetapi, untuk superkonduktor dari kategori kedua, yang biasanya merupakan material-material
kompleks seperti Vanadium, Niobium ataupun Technetium, merekamempunyai dua critical field. Setelah
kekuatan eksternal medan magnet telah mencapai critical field yang pertama, medan magnet akan
dapat menembus superkonduktor itu meskipun superkonduktor itu tidak mempunyai hambatan sama
sekali. Setelah medan magnet ini mencapai critical field yang kedua, barulah superkonduktor ini
mempunyai hambatan. Efek Meissner ini sangat kuat sehingga sebuah magnet dapat melayang karena
ditolak oleh superkonduktor. Medan magnet ini juga tidak boleh terlalu besar. Apabila medan
magnetnya terlalu besar, maka efek Meissner ini akan hilang dan material akan kehilangan sifat
superkonduktivitasnya.
8
Medan magnet kritis adalah batas kuatnya medan magnet sehingga bahan superkonduktor
memiliki medan magnet. Jika medan magnet yang diberikan pada bahan superkonduktor, maka bahan
superkonduktor tak akan mengalami efek meissner lagi.
3. Tipe Superkonduktor
Berdasarkan medan magnet kritisnya, bahan superkonduktor dibagi menjadi dua tipe,
yaitu: superkonduktor tipe I dan superkonduktor tipe II. Superkonduktor tipe Ihanya mempunyai satu
harga medan magnet kritis (Hc). Jika medan magnet luar yang dikenakan pada superkonduktor berharga
lebih kecil dari Hc, maka terjadi efek Meissner sempurna dan jika lebih besar dari Hc, maka fluks magnet
luar akan menerobos masuk kedalam bahan superkonduktor sehingga fenomena superkonduktivitas
menghilang.
Peristiwa efek Meissner sempurna dimaksudkan sebagai keadaan di manasuperkonduktor akan
menolak seluruh fluks magnet luar yang mengenainya sehinggainduksi magnet di dalam superkonduktor
berharga nol atau suseptibilitasnya berharga -1.Hal ini menunjukkan bahwa superkonduktor bisa
berlaku sebagai bahan diamagnetik sempurna.
Superkonduktor tipe II mempunyai dua harga medan magnet kritis, yaitu Hc1 ataumedan kritis
rendah dan Hc2 atau medan kritis tinggi. Superkonduktor tipe II akan bersifat sama dengan
superkonduktor tipe I ketika medan magnet luar berharga lebihkecil dari Hc1. Jika medan magnet luar
berharga antara Hc1 dan Hc2, maka sebagianfluks magnet akan menerobos ke dalam bahan
superkonduktor, sehingga superkonduktor dikatakan berada dalam keadaan campuran (mixed state).
Selanjutnya, bahan akankehilangan sifat superkonduktifnya ketika medan magnet luar berharga lebih
besar dariHc2. Pada keadaan campuran, fluks magnet yang menerobos superkonduktor terkuantisasi
berbentuk seperti barisan tabung-tabung kecil. Tiap tabung yang biasadisebut vorteks tersebut
membawa fluks magnet sebesar 2,067 x 10-15 weber.
Akibat dari adanya pembentukan pasangan dan tarikan ini arus listrik akan bergerak dengan
merata dan superkonduktivitas akan terjadi. Superkonduktor yang berkelakuan seperti ini disebut
superkonduktor jenis pertama yang secara fisik ditandaidengan efek Meissner, yakni gejala penolakan
medan magnet luar (asalkan kuatmedannya tidak terlalu tinggi) oleh superkonduktor. Bila kuat
medannya melebihi bataskritis, gejala superkonduktivitasnya akan menghilang. Maka pada
9
superkonduktor tipe toIakan terus – menerus menolak medan magnet yang diberikan hingga mencapai
medan magnet kritis. Kemudian dengan tiba-tiba bahan akan berubah kembali ke keadaannormal.
Superkonduktor tipe II ini tidak dapat dijelaskan dengan teori BCS karena apabila superkonduktor
jenis II ini dijelaskan dengan teori BCS, efek Meissner nya tidak terjadi. Abrisokov berhasil
memformulasikan teori baru untuk menjelaskan superkonduktor jenis II ini. Ia mendasarkan teorinya
pada kerapatan pasangan elektron yang dinyatakan dalam parameter keteraturan fungsi gelombang.
Abrisokov dapat menunjukkan bahwa parameter tersebut dapat mendeskripsikan pusaran (vortices) dan
mBc Ba 0 bagaimana medan magnet dapat menetrasi bahan sepanjang terowongan dalam pusaran-
pusaranini. Lebih lanjut ia pun dengan secara mendetail dapat memprediksikan jumlah pusaranyang
tumbuh seiring meningkatnya medan magnet. Teori ini merupakan terobosan dan masih digunakan
dalam pengembangan dan analisis superkonduktor dan magnet.
Superkonduktor tipe II akan menolak medan magnet yang diberikan. Namun perubahan sifat
kemagnetan tidak tiba-tiba tetapi secara bertahap. Pada suhu kritis, maka bahan akan kembali ke
keadaan semula. Superkonduktor Tipe II memiliki suhu kritisyang lebih tinggi dari superkonduktor tipe I.
10
Grafik. Magnetisasi terhadap Medan magnet
4. Kelompok Superkonduktor
Berdasarkan nilai suhu kritisnya, superkonduktor dibagi menjadi dua kelompok yaitu :
Pada grafik diatas dapat kita lihat bahwasanya makin tinggi suhu yang diberikan pada bahan
superkonduktor, maka struktur Kristal superkonduktor tidak lagi berbentuk ortorombik. Maka dengan
adanya perubahan struktur kristal superkonduktor, suatu bahanakan kehilangan sifat
superkonduktornya.
11
metalik normal dalam kumpulansuperkonduksi. Sifat ini membuat superkonduktor Tc-tinggi mampu
bertahan di medanmagnet yang jauh lebih tinggi.
Contoh kecil superkonduktor suhu tinggi BSCCO-2223. 2 jalur di belakangterpisah 1 mm. Salah
satu masalah tak terselesaikan dalam fisika modern adalah pertanyaan bagaimana superkonduktivitas
dapat terjadi dalam material tersebut, yaitu, mekanika apa yang menyebabkan elektron dalam kristal
tersebut dapat membentuk pasangan. Meskipun riset yang giat telah dilakukan dan banyak
menghasilkan petunjuk, namun jawabannya masih membingungkan ilmuwan. Salah satu alasannya
adalah material yang dipertanyakan sangat rumit, kristal banyak-lapisan (contohnya, BSCCO), membuat
pemodelan teoritis sulit. Namun dengan penemuan baru dan penting dalam bidang ini, banyak peneliti
optimis bahwa pemahaman lengkap terhadap proses ini dapat terjadi dalam satu dekade mendatang.
5. Suhu Pemadaman
Suhu pemadaman merupakan batas suhu untuk merusak sifat superkonduktor. Artinya pada suhu ini
superkonduktor akan rusak. Pada grafik diatas dapat kita lihat bahwasanya makin tinggi suhu yang
diberikan pada bahan superkonduktor, maka struktur Kristal superkonduktor tidak lagi berbentuk
ortorombik. Maka dengan adanya perubahan struktur kristal superkonduktor, suatu bahan akan
kehilangan suhu.
12
Pada grafik diatas dapat kita lihat bahwasanya makin tinggi suhu yang diberikan pada bahan
superkonduktor, maka struktur Kristal superkonduktor tidak lagi berbentuk ortorombik. Maka dengan
adanya perubahan struktur kristal superkonduktor, suatu bahan akan kehilangan sifat
superkonduktornya.
Grafik diatas menunjukan hubungan antara suhu kritis dengan suhu bahansuperkonduktor. Jika
suhu yang diberikan pada bahan Sumbu kristal Å 400 800 TC (K) 92 (K) 400 800 T (0C) 11
superkonduktor makin besar, maka suhu kritis bahan akanmendekati nilai nol kelvin.
13
3) Resistivitas listrik dari logam konduktor berkurang secara bertahap karena suhu diturunkan. Namun,
dalam konduktor biasa seperti tembagadan perak , kotoran dan cacat lainnya memaksakan batas
bawah. Bahkan di dekat nol mutlak contoh nyata dari tembaga menunjukkan perlawanan bukan nol.
Pada ketahanan suatu superkonduktor, di sisi lain, tetes tiba-tiba ke nol padahal bahan yang
didinginkan di bawah "yang kritis" suhu. Sebuah arus listrik ferromagnetism dan garis spektrum
atom, superkonduktivitas adalah kuantum mekanik konduktivitas sempurna" dalam fisika klasik.
mengalir dalam suatu loop kawat superkonduktor dapat bertahan tanpa batas waktu, tanpa memiliki
kekuasaan fenomena sumber.Suka. dapat ini tidak hanya dipahami sebagai idealisasi"
4) Superkonduktivitas terjadi di berbagai material, termasuk unsur sederhana seperti timah aluminium,
berbagai logam paduan dan beberapa berat-doped semikonduktor .
Source: Wikipedia Superkonduktivitas tidak terjadi dalam logam mulia seperti emasdan perak, maupun
dalam logam feromagnetik.
14
atau kereta maglev), perangkat levitasi magnetik, dan kini Fault Limiters. Namun superkonduktivitas
bergerak sensitif terhadapmedan magnet sehingga aplikasi yang menggunakan alternating current
(misalnyatransformator) akan lebih sulit untuk mengembangkan daripada yang bergantung pada
arus.
Bahan konduktor yang dijumpai sehari-hari, selalu mempunyai resistansi. Hal inidisebabkan
bahan-bahan tersebut mempunyai resistivitas. Seperti telah dibahas bahwaresistivitas akan mencapai
harga nol pada suhu kritis (TC). Terdapat dua perangkat yangumum menggunakan super konduktor,
yaitu :
a. Elektromagnet Karena konduktor tidak mempunyai kerugian yang disebabkan resistansi, maka
dimungkinkan membuat selenoide dengan super konduktor tanpakerugian yang menimbulkan panas.
Selenoide dengan arus yang sangat kecil pada medanmagnet nol untuk kawat yang digunakan
memungkinkan membangkitkan sebuah medanmagnet tipis dari lilitan. Karena dengan bahan super
konduktor memungkinkan membuatelektromagnet yang kuat dengan ukuran yang kecil. Aplikasi dari
elektromagnet dengansuper konduktor antara lain : komponen Magneto Hidro Dinamik.Beberapa
bahan superkonduktor :
b. Elemen Penghubung Karena super konduktor mempunyai Hc dan Tc, makadalam pemakaian super
konduktor sebagai elemen penghubung dapat menggunakan pengaruh salah satu besaran di atas.
Artinya suatu gawai penghubung yang menggunakansuper konduktor akan dapat berubah sifatnya
dari super konduktor menjadi konduktor biasa karena pengubahan suhu atau medan magnet di atas
nilai kritisnya. Pemutus arusyang bekerja dipengaruhi oleh magnetik dielektrik Cryotron, misalnya
digunakan pada pemutus komputer.
7. Perkembangan Superkonduktor
Perkembangan peningkatan suhu kritis Tc pada superkonduktor ditunjukkan dalam grafik dibawah ini.
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan dalam suhu kritis superkonduktor. Pada
awalnya suhu kritis superkonduktor itu sangat rendah yaitu kurang dari 4,2 K untuk logam raksa, tetapi
15
pada perkrmbangan selanjutnya suhu kritis dari superkonduktor itu meningkat secara perlahan– lahan
hingga mencapai suhu kritis tertinggi pada suhu 138 K untuk HgBaCaCuO.
Penemuan yang berkaitan dengan superkonduktor terzjadi pada tahun 1933. Walter Meissner dan
Robert Ochsenfeld menemukan bahwa suatu superkonduktor akan menolak medan magnet.
Sebagaimana diketahui, apabila suatu konduktor digerakkan dalam medan magnet, suatu arus induksi
akan mengalir dalam konduktor tersebut. Akan tetapi, dalam superkonduktor arus yang dihasilkan tepat
berlawanan dengan medan tersebut sehingga medan tersebut tidak dapat menembus material
superkonduktor tersebut. Hal ini akan menyebabkan magnet tersebut ditolak. Fenomena ini dikenal
dengan istilah Diamagnetisme dan efek ini kemudian dinamakan Efek Meissner.
Selanjutnya ditemukan juga superkonduktor-superkonduktor lainnya. Selain merkuri, ternyata
beberapa unsur-unsur lainnya juga menunjukkan sifat superkonduktor dengan harga Tc yang berbeda.
Sebagai contoh, karbon bersifat superkonduktor dengan Tc 15 K. Hal yang ironis adalah logam emas,
tembaga dan perak yang merupakan logam konduktor terbaik bukanlah superkonduktor.
Pada tahun 1986 Alex Müller and Georg Bednorz, peneliti di Laboratorium Riset IBM di
Rüschlikon, Switzerland berhasil membuat suatu keramik yang terdiri dari unsur Lanthanum, Barium,
Tembaga, dan Oksigen yang bersifat superkonduktor pada suhu tertinggi pada waktu itu, 30 K.
Penemuan ini menjadi spektakuler karena keramik selama ini dikenal sebagai isolator. Keramik tidak
menghantarkan listrik sama sekali pada suhu ruang. Penemuan ini membuat keduanya diberi
penghargaan hadiah Nobel setahun kemudian.
Pada bulan Februari 1987, ditemukan suatu keramik yang bersifat superkonduktor pada suhu 90
K. Penemuan ini menjadi penting karena dengan demikian dapat digunakan nitrogen cair sebagai
pendinginnya. Karena suhunya cukup tinggi dibandingkan dengan material superkonduktor yang lain,
maka material-material tersebut diberi nama superkonduktor suhu tinggi. Suhu tertinggi suatu bahan
menjadi superkonduktor saat ini adalah 138 K, yaitu untuk suatu bahan yang memiliki rumus Hg0.8Tl0.
2Ba2Ca2Cu3O8.33.
16
Dengan menggunakan bahan superkonduktor, maka energi listrik tidak akan mengalami disipasi
karena hambatan pada bahan superkonduktor bernilai nol. Maka penggunaan energi listrik akan
semakin hemat.
b. Alat Transportasi
Penggunaan superkonduktor dalam bidang transportasi adalah Kereta Listrik super cepat yang
dikenal dengan sebutan Magnetik Levitation (MAGLEV).
Kini, ilmuwan sedang mencari bahan yang superkonduktif pada suhu biasa. Jika superkonduktor
pada suhu biasa ditemukan, maka dampaknya terhadap kehidupan manusia akan sangat besar. Mesin-
mesin dan alat elektronik seperti komputer akan bekerja jauh lebih cepat dan lebih hemat energi.
Beberapa alat seperti scanner tubuh dirumah sakit yang membutuhkan energi listrik yang besar juga
akan lebih hemat energi.
Tahukah kereta “Maglev”? Kereta “Maglev” adalah kereta yang bekerja berdasarkan prinsip
tolak-menolak magnet. Di kereta “Maglev” terdapat dua buah magnet listrik yang berlawanan kutub
sehingga dapat membuat kereta melayang. Jika melayang, berarti gayagesek dengan bidang akan
berkurang, lalu kereta akan melaju lebih cepat. Nah, kereta “Maglev” ini memiliki masalah dalam
kehidupan. Kereta “Maglev” memiliki medan magnet yang sangat kuat sehingga dapat menimbulkan
bio-hazard dan mengganggu kesehatan tubuh. Namun, seiring dengan ditemukannya superkonduktor,
kereta “Maglev” yang konvensional saat ini dapat tergantikan. Ke-diamagnetik-ansuperkonduktor dapat
mengganti prinsip kerja kereta “Maglev,” walaupun pada dasarnya sama. Superkonduktor akan
melayang di atas magnet, sehingga superkonduktor dapat menggantikan salah satu magnet listrik di
kereta “Maglev.” Kegunaan lain dari superkonduktor adalah bahwa superkonduktor dapat mengurangi
emisi karbondioksida dialam.
1. Superkonduktor adalah suatu material dibawah suatu nilai suhu tertentu yang :
a. tidak memiliki hambatan c. jawaban a dan b benar
b. memiliki hambatan d. jawaban a dan b salah
3. Jika ada dua buah elektron yang melewati kisi, elektron kedua akan mendekati elektron pertama
karena gaya tarik dari inti atom-atom kisi lebih besar. Gaya ini melebihi gaya tolak-menolak antar
elektron sehingga kedua elektron bergerak berpasangan. Pasangan ini disebut :
a. Efek Meissner c. jawaban a dan b benar
b. Cooper pairs d. jawaban a dan b salah
17