Anda di halaman 1dari 26

SUPERKONDUKTOR

TEKNOLOGI BAHAN ELEKTRIK


• Sifat superkonduktivitas bahan ditemukan pertama kali oleh Heike
Kammerlingh Onnes pada tahun 1911, Onnes menemukan bahwa logam-
logam seperti Hg dan Pb resistansi listriknya menjadi nol apabila didinginkan
pada suhu 4,3K. Pada keadaan ini logam Hg dan Pb berlaku sebagai
superkonduktor.
• Superkonduktor merupakan bahan yang dapat menghantarkan arus listrik
tanpa hambatan di bawah nilai temperatur tertentu. Suhu ketika suatu bahan
superkonduktor mulai mempunyai sifat superkonduktif disebut suhu kritis
(Tc). Di bawah suhu kritis, resistansi listrik material turun secara drastis
menjadi nol.
• Untuk superkonduktor logam, di bawah suhu kritis logam memiliki sifat
superkonduktor, sedangkan di atas suhu kritis logam memiliki sifat
konduktor.
Perubahan sifat logam dari konduktor (di atas Tc) menjadi superkonduktor (di
bawah Tc)
Teori BCS (Bardeen-Cooper-Schriefer)
• Pemahaman tentang superkonduktivitas diteliti lebih jauh pada tahun 1957
oleh tiga fisikawan Amerika, John Bardeen, Leon Cooper dan John Schrieffer,
melalui teori mereka yang disebut teori BCS.
• Teori BCS didasarkan atas gagasan bahwa di bawah suhu kritis elektron-
elektron pada awan elektron terkondesasi membentuk pasangan-pasangan
yang terpisah pada jarak tertentu dengan spin yang berlawanan.
• Cooper membuktikan bahwa kisi vibrasi atom secara langsung mempengaruhi
arus. Mereka memaksa electron untuk  berpasangan dan dapat melewati
semua penghambat yang menimbulkan resistansi (hambatan) pada konduktor.
• Gabungan electron ini dikenal dengan pasangan Cooper (Cooper pairs).
Electron yang normalnya saling tolak menolak, akan mengalami tarik
menarik pada superkonduktor.
• Pembentukan pasangan Cooper dimediasi oleh gaya tarik antara dua
electron dengan kisi ion-ion logam. Dua electron yang berpasangan ini
memiliki tingkat energy yang lebih rendah dibandingkan dua electron yang
tidak saling berinteraksi.
• Di bawah Tc, energy termal yang ada pada logam tidak memungkinkan
untuk berpisahnya dua electron dalam pasangan Cooper. Tegangan kecil
yang diberikan pada logam menyebabkan terjadinya arus pasangan-
pasangan Cooper, mengasilkan arus listrik dengan resistansi nol.
• Kenaikan suhu akan menyebabkan dua elekron pada pasangan-
pasangan Cooper terpisah dan kembali membentuk awan electron
dengan electron-electron yang bergerak sendiri-sendiri.
• Elektron-electron pada pasangan Cooper juga dapat berpisah
apabila medan magnetic eksternal yang kekuatannya cukup besar
dikenakan pada superkonduktor.
• Kekuatan medan magnetik eksternal minimal yang dibutuhkann
memisahkan elektron-elektron pada cooper disebut medan kritik,
Hc.
• Teori BCS hanya dapat digunakan untuk menjelaskan sifat
superkonduktor untuk logam dan alloy.
Temperatur Kritis (Tc)
• Ketika temperature bahan diturunkan dari temperatur ruang normal sampai pada
batas temperature tertentu bahan ini akan memiliki sifat superkonduktor. 
Temperatur bahan pada saat terjadinya perubahan sifat bahan ini dinamakan
sebagai temperature kritis (Tc). Contoh grafik Hambatan terhadap suhu pada
bahan YBa2Cu3O7 atau YBCO (Yatrium-Barium-Tembaga-Oksida)  adalah sebagai berikut :

Prinsip kerjanya adalah ketika benda atau bahan


superkonduktor berada pada tempat yang memiliki
derajat suhu diatas suhu rata-rata yang dimiliki bahan
superkonduktor tersebut, maka sifat
superkonduktornya akan rusak dan menjadi bahan
konduktor biasa.
Medan Magnet Kritis
• Medan magnet kritis adalah batas kuatnya medan magnet sehingga bahan
superkonduktor memiliki medan magnet.
• Prinsip kerjanya adalah jika bahan superkonduktor yang berada dalam lingkungan
medan magnet yang kuat, medan magnetnya lebih kecil dari medan magnet kritis maka
bahan superkonduktor tersebut akan ditolak oleh medan magnet (mengalami efek
meissner), sebaliknya jika kuat medan magnet luarnya lebih besar dari medan magnet
kritisnya maka bahan superkonduktor tersebut akan berubah menjadi keadaan normal
(tidak mengalami efek meissner). 
• Ketika bahan superkonduktor didinginkan di bawah temperature kritis (Tc) dan medan
magnet dinaikkan secara bertahap diatas medan magnet tertentu (Hc) maka sifat
superkonduktivitas bahan akan hilang sehingga menjadi bahan konduktor biasa.
Effek meissner
• Efek Meissner adalah peristiwa dimana
superkonduktor menolak medan magnet yang
mengenainya. Adanya efek Meissner ini maka
superkonduktor akan mengambang jika
diletakan di atas magnet atau sebaliknya. Saat
diturunkan mencapai suhu kritis
superkonduktor akan bersifat diamagnetic
sehingga menolak/membelokan medan
magnet dan menyebabkan dapat melayang.
Material yang Dapat Memiliki Sifat
SUPERKonduktor
• Material yang dapat menunjukkan sifat superkonduktor adalah logam,
alloy, oksida logam (superkonduktor keramik).
• Pada superkonduktor oksida logam yang merupakan konduktor listrik yang
jelek memiliki sifat superkonduktor suhu yang relative tinggi.
• Superkonduktor juga teramati pada magnesium diborida (MgB2), kalium
fullerida (K3Co60), rubidium fullerida (Rb3Co60) dan superkonduktor
organic.
• Superkonduktor organic dapat disusun atas dua komponen yaitu spesies
yang merupakan donor elketron π dan spesies yang merupakan akseptor
electron π.
Bahan Superkonduktor
• Bahan semikonduktor yang pertama ditemukan adalah raksa oleh Heike
Kammerlingh Onnes pada tahun 1911. Selain merkuri, ternyata beberapa
unsur-unsur lainnya juga menunjukkan sifat superkonduktor dengan harga Tc
yang berbeda. Beberapa contoh bahan superkonduktor yang berhasil
ditemukan dan suhu kritisnya dapat dilihat pada tabel berikut,
jenis Bahan dan Tipe Superkonduktor

•  Penemuan Bahan Superkonduktor


• Dalam beberapa  tahun terakhir para ilmuwan telah menemukan berbagai macam
bahan yang dapat menjadi superkonduktor. Bahan-bahan tersebut antara lain:
• A. Mercury (1911): Superkonduktor pertama ditemukan oleh Heike Kamerlingh
Onnes. Ia menggunakan helium cair untuk mendinginkan mercury di bawah
suhu transisi superkonduktor yaitu 4,2 Kelvin.
• B. Niobium Alloy (1941): Penggunaan superkonduktor dalam industri terjadi
setelah tahun 1961. Saat itu, para ilmuwan menemukan bahwa niobium tin
(Nb3Sn), yang menjadi superkonduktor pada suhu 18,3 Kelvin, dapat membawa
arus yang tinggi dan tahan terhadap medan magnet besar.
• C. Niobium germanium (1971): Bahan ini (Nb3Ge) memegang rekor temperatur transisi
tertinggi antara tahun 1971 hingga tahun 1986.
• D. eavy Fermion (1979): Superkonduktor Heavy Fermion seperti uranium platina (UPt3)
sangat luar biasa karena memiliki secara efektif memiliki electron ratusan kali massa biasa
mereka. Teori konvensional tidak dapat menjelaskan sifat superconductivity materi ini.
• E. Cuprates (1986): Cuprates merupakan superkonduktor suhu tinggi yang pertama.
Bahan-bahan keramik ini dapat didinginkan dengan nitrogen cair, yang mendidih pada
suhu 77 Kelvin.
• F. ullerenes (1991): Solid kristal terbuat dari buckyballs (C60) yang menjadi
superkonduktor ketika didoping dengan atom logam alkali seperti kalium, rubidium dan
cesium.
• G. gBa2Ca2Cu3O8 (1995 ): Didoping dengan talium, cuprate ini memiliki paling suhu
transisi tertinggi pada tekanan atmosfer. Pada tekanan tinggi bahan ini menjadi
superkonduktor pada suhu 164 Kelvin.
• H. Magnesium diboride (2001): Suhu transisi yang luar biasa tinggi dari magnesium
diboride merupakan kasus luar biasa dari superkonduktor konvensiona
Bahan Superkonduktor tidak terjadi
pada :
• Emas
• Perak
• Bahan ferromagnetic (besi, kobalt, nikel ) sifat supekonduktor logam dapat
hilang mendadak apabila medan magnetic terpakai dengan harga tertentu
mengenainya.
Penggolongan Superkonduktor
• Superkonduktor tipe I
Menurut teori BCS (Bardeen, Cooper, dan Schrieffer) dijelaskan dengan menggunakan
pasangan elektron (yang sering disebut pasangan Cooper). Pasangan elektron bergerak
sepanjang terowongan yang dibentuk ion-ion logam yang bermuatan positif. Akibat dari
adanya pembentukan pasangan dan tarikan ini arus listrik akan bergerak dengan merata
dan superkonduktivitas akan terjadi.
Superkonduktor yang berkelakuan seperti ini disebut superkonduktor jenis I yang secara
fisik ditandai dengan efek Meissner, yakni gejala penolakan medan magnet luar (asalkan
kuat medannya tidak terlalu tinggi) oleh superkonduktor.
Superkonduktor tipe 1 ditandai dengan hilangnya secara mendadak sifat superkonduktor
material apabila medan magnet terpakai pada harga tertentu mengenainya.
Bahan superkonduktor tipe 1 kebanyakan adalah unsur-unsur tunggal
Penggolongan Superkonduktor
• Superkonduktor tipe II
Ini tidak dapat dijelaskan dengan teori BCS karena apabila superkonduktor jenis II ini
dijelaskan dengan teori BCS, efek Meissner nya tidak terjadi.
Abrisokov berhasil memformulasikan teori baru untuk menjelaskan superkonduktor jenis
II ini. Ia mendasarkan teorinya pada kerapatan pasangan elektron yang dinyatakan dalam
parameter keteraturan fungsi gelombang. Abrisokov dapat menunjukkan bahwa parameter
tersebut dapat mendeskripsikan pusaran (vortices) dan bagaimana medan magnet dapat
memenetrasi bahan sepanjang terowongan dalam pusaran-pusaran ini. 
Lebih lanjut ia pun dengan secara mendetail dapat memprediksikan jumlah pusaran yang
tumbuh seiring meningkatnya medan magnet. Teori ini merupakan terobosan dan masih
digunakan dalam pengembangan dan analisis superkonduktor dan magnet. 
 Superkonduktor tipe II akan menolak medan magnet yang diberikan. Namun
perubahan sifat kemagnetan tidak tiba-tiba tetapi secara bertahap.

 Superkonduktor Tipe II memiliki suhu kritis yang lebih tinggi dari


superkonduktor tipe I. Kelompok superkonduktor tipe II, biasanya berupa
kombinasi unsur molybdenum (Mo), niobium (Nb), timah (Sn), vanadium (V),
germanium(Ge), indium (In) atau galium (Ga). Sebagian merupakan senyawa,
sebagian lagi merupakan larutan padatan.
Sifat-Sifat Superkonduktor
1. Di bawah suhu kritis Tc memiliki resistensi listrik yang bernilai
nol
2. Dapat menghantarkan arus listrik dengan tingkat efisiensi yang
tinggi karena selama penghantaran arus listrikmomentum
pasangan electron atau pasangan Cooper dapat dianggap tidak
mengalami perubahan.
3. Menunjukan efek meissner
4. Superkonduktor menolak medan magnet eksternal secara
sempurna . dapat dikatakan bahwa superkonduktor bersifat
diagmanegtik sempurna
Kegunaan Superkonduktor
KERETA MAGLEV
Superkonduktor dapat digunakan dalam pembuatan teknologi transportasi, seperti kereta
supercepat.
Kereta tersebut melaju melayang karena menggunakan prinsip superkonduktor yang menolak
medan magnet. Dengan melayang, maka gesekan antara roda dengan rel dapat dihilangkan
dan akibatnya kereta dapat berjalan dengan sangat cepat, sampai 343 mph (550 km/jam).
Superkonduktor terletak di rel mendapat perlakuan khusus yaitu suhunya harus dijaga tetap
rendah dengan menggunakan nitrogen. Kemudian pada bagian gerbong kereta terdapat
magnet yang membuat kereta melayang. Pada rel juga terdapat magnet yang berfungsi
mendorong kereta dan melaju dengan cepat. Untuk memberhentikan kereta dilakukan dengan
cara menghilangkan medan magnet.
• 
• Rel (lintasan) Kereta Maglev berbeda dengan rel kereta
yang sudah kita kenal selama ini.
• Pada kedua sisi lintasan rel Kereta Maglev terdapat
dinding-dinding yang dilengkapi dengan kumparan-
kumparan kawat. Oleh prinsip induksi elektromagnet,
kumparan-kumparan kawat ini dapat menjadi magnet.
Kereta bisa bergerak maju karena adanya interaksi antara
magnet-magnet pada dinding-dinding itu dengan magnet-
magnet yang dipasang pada kereta
Ilustrasi pemasangan rel kereta Maglev
• Berdasarkan gambar dapat dilihat adanya jajaran magnet di sepanjang dinding
dan di sepanjang kereta (huruf-huruf U menunjukkan kutub Utara, dan S
menunjukkan kutub Selatan).
• Jajaran magnet di sepanjang dinding ini dihasilkan oleh arus listrik bolak-balik
dari stasiun-stasiun terdekat. Kutub Utara (U) di gerbong kereta paling depan
ditarik oleh kutub Selatan dan ditolak oleh kutub Utara dinding lintasan. Hal
yang sama terjadi pada sisi kereta yang lain. Pada gambar, panah berwarna
hijau menunjukkan gaya tarik antara kutub Utara dan Selatan yang menarik
maju kereta. Panah kecil berwarna biru menunjukkan gaya tolak antar kutub
sejenis.
• Gaya tarik dan gaya tolak yang bekerja bersamaan ini membuat kereta bergerak
maju dengan mulus tanpa menyentuh rel sama sekali.
• Dinding yang memagari lintasan kereta berfungsi untuk menarik
dan mendorong kereta supaya bergerak maju dan mengangkat
kereta agar bisa melayang serta pengendali arah laju kereta.
• Pada sisi kiri akan terjadi tolak-menolak antara kutub Utara dari
dinding dan kutub Utara gerbong kereta. Pada sisi kanan terjadi
tarik-menarik antara kutub Utara dinding dan kutub Selatan
kereta. Gaya-gaya ini akan mengembalikan kereta pada posisi
sebelum oleng. Demikian juga jika kereta oleng ke kanan, kereta
akan dikembalikan ke posisi semula oleh gaya magnet ini. Jadi
gaya magnet ini akan mempertahankan kereta supaya tetap
berada di lintasannya
TERIMA KASIH
JANGAN LUPA PELAJARI LAGI
• Apa yang dimaksud dengan bahan superkonduktor?
• Jelaskan sifat superkonduktor logam berdasarkan teori BCS?
• Jelaskan terjadinya efek Meissner?
• Jelaskan 4 syarat suatu material yang memiliki sifat superkonduktor?
• Jelaskan bagaimana cara kerja kereta maglev?

Anda mungkin juga menyukai