PENDAHULUAN
Beberapa belakangan ini superkonduktor menjadi topik pembicaraan dan penelitian yang
sangat popular. Superkonduktor adalah suatu material yang tidak memiliki hambatan di bawah
suatu nilai suhu tertentu. Suatu superkonduktor dapat saja berupa suatu konduktor,
semikonduktor ataupun suatu insulator pada keadaan ruang. Suhu di mana terjadi perubahan sifat
konduktivitas menjadi superkonduktor disebut dengan temperatur kritis (Tc).
Dalam pembahasan kali ini akan dijelaskan beberapa pokok pokok penting dari
superkonduktor itu sendiri. oleh sebab itu harus disimak baik-baik karena ini akan memicu akan
keberhasilan hasil belajar mahasiswa itu sendiri. Adapun yang akan dijelaskan yaitu penemu,
konsep, bahan serta pengaplikasian dari Superkonduktor itu sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
Berikut merupakan rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Perkembangan Superkonduktor
Berikut merupakan sejarah perkembangan tentang superkonduktor:
Penemuan lainnya yang berkaitan dengan superkonduktor terjadi pada tahun 1933.
Walter Meissner dan Robert Ochsenfeld menemukan bahwa suatu superkonduktor akan
menolak medan magnet. Sebagaimana diketahui, apabila suatu konduktor digerakkan
dalam medan magnet, suatu arus induksi akan mengalir dalam konduktor tersebut.
Prinsip inilah yang kemudian diterapkan dalam generator. Akan tetapi, dalam
superkonduktor arus yang dihasilkan tepat berlawanan dengan medan tersebut sehingga
medan tersebut tidak dapat menembus material superkonduktor tersebut. Hal ini akan
menyebabkan magnet tersebut ditolak. Fenomena ini dikenal dengan istilah
diamagnetisme dan efek ini kemudian dikenal dengan efek Meissner.
Efek Meissner ini sedemikian kuatnya sehingga sebuah magnet dapat melayang
karena ditolak oleh superkonduktor. Medan magnet ini juga tidak boleh terlalu besar.
Apabila medan magnetnya terlalu besar, maka efek Meissner ini akan hilang dan material
akan kehilangan sifat superkonduktivitasnya.Dengan berlalunya waktu, ditemukan juga
superkonduktor-superkonduktor lainnya. Selain merkuri, ternyata beberapa unsur-unsur
lainnya juga menunjukkan sifat superkonduktor dengan harga Tc yang berbeda. Sebagai
contoh, karbon juga bersifat superkonduktor dengan Tc 15 K. Hal yang ironis adalah
logam emas, tembaga dan perak yang merupakan logam konduktor terbaik bukanlah
suatu superkonduktor.
Pada tahun 1986 terjadi sebuah terobosan baru di bidang superkonduktivitas. Alex
Muller and Georg Bednorz, peneliti di Laboratorium Riset IBM di Rischlikon,
Switzerland berhasil membuat suatu keramik yang terdiri dari unsur Lanthanum, Barium,
Tembaga, dan Oksigen yang bersifat superkonduktor pada suhu tertinggi pada waktu itu,
30 K. Penemuan ini menjadi spektakuler karena keramik selama ini dikenal sebagai
isolator. Keramik tidak menghantarkan listrik sama sekali pada suhu ruang. Hal ini
menyebabkan para peneliti pada waktu itu tidak memperhitungkan bahwa keramik dapat
menjadi superkonduktor. Penemuan ini membuat keduanya diberi penghargaan hadiah
Nobel setahun kemudian.
Penemuan demi penemuan dibidang superkonduktor kini masih saja dilakukan oleh
para peneliti di dunia. Penemuan lainnya yang juga fenomenal adalah berhasil
disintesanya suatu bahan organik yang bersifat superkonduktor, yaitu (TMTSF)2PF6.
Titik kritis senyawa organik ini masih sangat rendah yaitu 1,2 K.
B. Konsep Superkonduktivitas
Kita semua mengenal konduktor sebagai bahan yang dapat menghantarkan listrik.
Bahan konduktor dapat kita temukan di berbagai peralatan listrik yang kita gunakan
sehari-hari. Pada logam-logam yang biasa digunakan sebagai konduktor seperti Tembaga,
Elektron-elektron yang mengalir di dalamnya tidak serta-merta mengalir dengan lancar
tanpa hambatan, Elektron-elektron di dalam bahan konduktor bertumbukan dengan ion-
ion bermuatan postif dan berakibat pada dilepaskannya energi panas. Hambatan ini
mengakibatkan tidak seluruhnya energi listrik dapat dilewatkan dalam bahan konduktor
karena sebagian energinya diubah dan dilepaskan dalam bentuk energi panas. Dalam
pembahasan fisika dasar kita mengenal hambatan ini sebagai resistansi yang secara
mudah dideskripsikan oleh hukum Ohm.
Superkonduktivitas adalah suatu fenomena hilangnya hambatan listrik pada suatu
material di bawah temperatur kritis. Superkonduktivitas dapat diamati berdasarkan sifat
listrik dan sifat magnetnya yakni berturut-turut dapat menghantarkan arus listrik tanpa
hambatan dan dapat menolak medan magnet. Jika sampel menampilkan kedua sifat
tersebut maka bahan tersebut merupakan bahan superkonduktor.
Dalam superkonduktor konvensional, superkonduktivitas disebabkan oleh sebuah
gaya tarik antara elektron konduksi tertentu yang meningkat dari pertukaran photon, yang
menyebabkan elektron konduksi memperlihatkan fase super fluid terdiri dari pasangan
elektron yang berhubungan. Ada juga sebuah kelas material, dikenal sebagai
superkonduktor tidak konvensional, yang memperlihatkan superkonduktivitas tetapi yang
ciri fisiknya berlawanan dengan teori superkonduktor konvensional. Apa yang disebut
superkonduktor suhu-tinggi superkonduk pada suhu yang jauh lebih tinggi dari yang
dimungkinkan menurut teori konvensional (meskipun masih jauh di bawah suhuruangan).
Sekarang ini tidak ada teori lengkap tentang superkonduktivitas suhu-tinggi.
❖ Bebas hambatan
Dalam fisika dikenal suatu fenomena yang dinamakan superkonduktivitas. Dari
namannya, kata "super" selalu identik dengan sesuatu yang memiliki sifat atau
Pada saat temperatur di atas temperatur kritis Tc medan magnet (garis biru) dapat
menembus bahan superkonduktor (bola abu-abu), akan tetapi ketika temperatur
diturunkan hingga lebih rendah dari Tc medan magnet internal tambahan (garis
merah) akan mucul pada permukaan bahan superkonduktor yang menyebabkan
medan magnet eksternal tidak dapat menembus bahan superkonduktor.
Munculnya arus listrik ini mengakibatkan munculnya medan magnet tambahan
pada permukaan bahan superkonduktor yang arahnya berlawanan dengan arah
medan magnet ekseternal yang ditimbulkan bahan magnet, medan magnet pada
permukaan inilah yang menyebabkan tidak dapat menembusnya medan magnet
dari luar ke dalam bahan superkonduktor. Gaya magnet dari luar ini mengangkat
bahan superkonduktor ke udara sehingga menimbulkan efek pelayangan.
Pada bahan superkonduktor terjadi juga interaksi antara elektron dengan inti
atom. Namun elektron dapat melewati inti tanpa mengalami hambatan dari atom kisi.
Efek ini dapat dijelaskan oleh Teori BCS(Bardeen-CooperSchrieffer). Ketika elektron
melewati kisi, inti yang bermuatan positif menarik elektron yang bermuatan negatif
dan mengakibatkan elektron bergetar.
Jika ada dua buah elektron yang melewati kisi, elektron kedua akan mendekati
elektron pertama karena gaya tarik dari inti atom-atom kisi lebih besar. Gaya ini
melebihi gaya tolak-menolak antar elektron sehingga kedua elektron bergerak
berpasangan. Pasangan ini disebut Cooper Pairs. Efek ini dapat dijelaskan dengan
istilah Phonons. Ketika elektron pertama pada Cooper Pairs melewati inti atom kisi.
Elektron yang mendekati inti atom kisi akan bergetar dan memancarkan Phonon.
Sedangkan elektron lainnya menyerap Phonon. Pertukaran Phonon ini mengakibatkan
gaya tarik menarik antar elektron. Pasangan elektron ini akan melalu kisi tanpa
gangguan dengan kata lain tanpa hambatan.
5) Efek Meissener
Efek Meissner adalah efek dimana superkonduktor menghasilkan medan
magnet. Efek Meissner ini sangat kuat sehingga sebuah magnet dapat melayang
karena ditolak oleh superkonduktor. Medan magnet ini juga tidak boleh terlalu besar.
Apabila medan magnetnya terlalu besar, maka efek Meissner ini akan hilang dan
material akan kehilangan sifat superkonduktivitasnya.
Jadi, apakah bukti bahwa Meissner Effect ini benar-benar ada? Salah satunya
adalah, kita bisa menaruh magnet diatas superkonduktor dan magnet itu akan
melayang (kalau magnet itu tidak melayang, itu menunjukkan bahwa medan dari
magnet tersebut menembus superkonduktor). Tentu saja kalau magnet itu terlalu
berat, gaya gravitasi dari magnet tersebut akan lebih besar dan magnet itu tidak
melayang. Tetapi, fenomena ini tidak akan terjadi kalau medan magnet disekitar
superkonduktor itu terlalu besar dan superkonduktor ini akan menjadi konduktor
biasa. Karena ini, superkonduktor bisa dibedakan menjadi dua kategori yaitu:
1) Katergori pertama, medan magnet akan dapat menembus superkonduktor jika
eksternal medan magnet ini mencapai nilai tertentu yang dinamakan, critical
field. Bukan hanya itu, superkonduktor ini akan mempunyai hambatan setelah
ini.
2) Superkonduktor dari kategori kedua, yang biasanya merupakan
materialmaterial kompleks seperti Vanadium, Niobium ataupun Technetium,
mereka mempunyai dua critical field. Setelah kekuatan eksternal medan
magnet telah mencapai critical field yang pertama, medan magnet akan dapat
menembus superkonduktor itu meskipun superkonduktor itu tidak mempunyai
hambatan sama sekali. Setelah medan magnet ini mencapai critical field yang
kedua, barulah superkonduktor ini mempunyai hambatan.
Di atas adalah daftar tipe 1 superkonduktor yang sampai saat ini sudah
dikenal, kolom kedua adalah temperature transisi yang kritis (Tc). Kolom
ketiga memberi struktur kisi-kisi padat yang memproduksi Tc.
2. Superkonduktor Tipe II
Tabel. Daftar Tipe II superkonduktor
❖ Superkonduktor YBaCuO
Gambar. Struktur bahan superkonduktor YBaCuO
E. Aplikasi Superkonduktor
● Kereta Maglev
Kereta Maglev adalah singkatan dari Magnetically Levitated (levitasi magnetik),
yang berarti bahwa kereta ini akan mengapung/mengambang di atas relnya (tidak
menyentuh rel) dengan menggunakan prinsip-prinsip dasar kemagnetan. Kita tahu bahwa
dua buah magnet apabila didekatkan akan terjadi interaksi pada keduanya (masing-
masing mendapatkan gaya magnet), kutub magnet yang berbeda jika didekatkan akan
tarik menarik dan kutub magnet yang sejenis akan tolak menolak, konsep inilah yang
merupakan prinsip dasar di balik mengapung dan bergeraknya kereta Maglev. Magnet
yang digunakan pada proses kerja kereta Maglev ialah elektromagnet sehingga sifat
kemagnetan, polarisasi kemagnetan dan medan magnet yang dihasilkannya dapat diatur
sesuai dengan keinginan. Ada tiga komponen yang dibutuhkan untuk sistem kereta
seperti ini, yaitu: 1). Sumber daya listrik yang besar, 2). Kumparan logam pada lintasan
rel, dan 3). Elektromagnet yang cukup kuat pada bagian bawah kereta. Masing-masing
komponen ini memiliki nilai yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan.
Ada dua cara kerja kereta maglev ini, yang biasa membuat mengambang yang
pertama adalah EMS (electromagnetic supension). Menggunakan tenaga magnet listrik
biasa dari rel, agar kereta dapat terangkat 10 milimeter. Namun, cara ini tidak stabil.
Akibatnya, jarak mengambang harus selalu dikontrol. Ketika daya magnet berkurang,
kereta bisa turun dan menabrak rel. Cara ini pertama kali dikembangkan di jerman.
Cara yang kedua adalah EDS (electrondynamic supension). Menggunakan tenaga magnet
superkonduktor. Tenaga ini mampu mengangkat kereta sejauh 100 hingga 150 milimeter.
Cara ini jauh lebih stabil ketimbang cara yang pertama. Daya angkat yang dihasilkan
tidak hanya melalui guideway saja, tetapi juga dari kereta itu sendiri. Magnet
superkonduktor ini harus selalu didinginkan dengan alat pendingin pada kereta maglev
agar tidak mudah rusak.
Komponen penting yang lain dalam sistem kereta maglev adalah jalurnya (rel
keretanya). Sepanjang jalur kereta Maglev dilengkapi dengan logam yang termagnetisasi
yang disebut guideway. Guideway ini berfungsi untuk membuat kereta Maglev yang ada
diatasnya mengapung dengan cara memberikan gaya magnet yang cukup besar pada
badan kereta yang telah dilengkapi dengan elektromagnet yang memungkinkan kereta
untuk naik antara 0,39 sampai 3,93 inci (1 sampai 10 cm) di atas guideway tersebut.
Karena kereta maglev mengapung diatas relnya (tidak menyentuh rel), maka tidak ada
gaya gesekan antara kereta dengan rel yang dapat menghambat pergerakan kereta,
sehingga kereta maglev dapat bergerak dengan sangat cepat yaitu bisa mencapai lebih
dari 310 mil/jam atau sekitar 500 km/jam (138,8 m/s). Sebagai perbandingan, pesawat
Boeing-777 yang digunakan sebagai pesawat komersial untuk penerbangan jarak jauh
dapat mencapai kecepatan tertinggi sekitar 562 mil/jam atau sekitar 905 km/jam (251,3
m/s.
Kecepatan kereta Maglev yang sangat besar ini didukung oleh sistem penggerak
yang cukup unik, tidak seperti kereta lain yang memanfaatkan motor listrik atau
pambakaran bahan bakar, kereta Maglev memanfaatkan medan magnet yang diciptakan
oleh kumparan listrik (elektromagnet) di dinding guideway untuk menggerakan kereta.
Ketika kereta mengapung, listrik dipasok ke kumparan pada dinding guideway untuk
menciptakan sebuah sistem medan magnet yang unik yang dapat menarik dan mendorong
kereta sepanjang guideway.
Polaritas arus listrik yang dialirkan ke kumparan pada dinding guideway terus
bergantian dengan tujuan untuk mengubah polaritas kumparan magnet pada guideway.
Perubahan polaritas ini diatur sedemikian rupa sehingga medan magnet yang dihasilkan
kumparan guideway yang terdapat di depan kereta menarik kereta ke depan, sementara
medan magnet yang dihasilkan kumparan guideway yang terdapat di belakang kereta
mendorong kereta ke depan. Peristiwa ini dapat dengan jelas kita lihat dari ilustrasi
gambar 21, dimana polaritas electromagnet guideway yang terdapat di depan kereta
selalu berlawanan dengan polaritas elektromagnet yang terdapat pada bagian depan
kereta sehingga kereta ditarik kedepan, sedangkan polaritas elektromagnet guideway
yang terdapat di belakang kereta selalu sama dengan polaritas elektromagnet yang
terdapat pada bagian belakang kereta sehingga kereta didorong kedepan. Sistem
penggerak seperti inilah yang menggerakan kereta maglev.
Gambar. Cara Kerja Kereta Maglev Untuk Melayang dan Bergerak Maju
Kereta Maglev memiliki rel (lintasan) kereta yang berbeda dengan rel kereta yang
sudah kita kenal selama ini. Pada kedua sisi lintasan Rel kereta terbang ini terdapat
dinding-dinding yang dilengkapi dengan kumparan-kumparan kawat. Oleh prinsip
induksi elektromagnet, kumparan-kumparan kawat ini dapat menjadi magnet. Kereta bisa
bergerak maju karena adanya interaksi antara magnet-magnet pada dinding-dinding itu
dengan magnet-magnet pada kereta.
Pada Gambar A diatas kita bisa melihat jajaran magnet di sepanjang dinding dan di
sepanjang kereta (huruf-huruf U menunjukkan kutub Utara, dan S menunjukkan kutub
Selatan). Jajaran magnet di sepanjang dinding ini dihasilkan oleh arus listrik bolak-balik
dari stasiun-stasiun terdekat. Kutub Utara (U) di gerbong kereta paling depan ditarik oleh
kutub Selatan dan ditolak oleh kutub Utara dinding lintasan. Hal yang sama terjadi pada
sisi kereta yang lain. Pada gambar, panah berwarna hijau menunjukkan gaya tarik antara
kutub Utara dan Selatan yang menarik maju kereta. Panah kecil berwarna biru
menunjukkan gaya tolak antar kutub sejenis (Utara dengan Utara, Selatan dengan
Selatan). Gaya tarik dan gaya tolak yang bekerja bersamaan ini membuat kereta bergerak
maju dengan mulus.
Pada Gambar B diatas kita melihat adanya magnet pada dinding lintasan. Magnet
ini dihasilkan oleh induksi elektromagnet akibat gerakan kereta. Ketika posisi kereta
beberapa sentimeter dibawah pusat magnet dinding ini, maka kutub Selatan dinding akan
menarik kereta ke atas dan kutub Utaranya akan mendorong kereta juga ke atas. Gaya
tarik dan gaya dorong ini membuat kereta melayang , tidak menyentuh rel sama sekali.
Dinding yang memagari lintasan kereta ini tidak hanya berfungsi untuk menarik dan
mendorong kereta supaya bergerak maju dan mengangkat kereta sehingga bisa melayang.
Ada satu fungsi lainnya yang tidak kalah pentingnya, yaitu sebagai pengendali arah laju
kereta (guidance). Maksudnya adalah supaya kereta tidak pernah keluar jalur dan tetap
berada di tengah-tengah lintasan setiap saat. Prinsip magnet kembali digunakan sebagai
pengendali. Ketika kereta oleng ke kiri, gerakan kereta ini mengakibatkan kumparan
kawat dinding kiri dan kanan menjadi magnet. Magnet pada dinding kiri dan dinding
kanan diusahakan memiliki kutub yang sama, misalnya kutub Utara. Misalnya gerbong
kereta yang berhadapan dengan dinding di sisi kiri memiliki kutub Utara juga, dan
gerbong kereta yang berhadapan dengan dinding di sisi kanan memiliki kutub Selatan.
Pada sisi kiri akan terjadi tolak-menolak antara kutub Utara dari dinding dan kutub Utara
gerbong kereta. Pada sisi kanan terjadi tarik-menarik antara kutub Utara dinding dan
kutub Selatan kereta. Gaya-gaya ini akan mengembalikan kereta pada posisi sebelum
oleng. Demikian juga jika kereta oleng ke kanan, kereta akan dikembalikan ke posisi
semula oleh gaya magnet ini. Jadi gaya magnet ini akan mempertahankan kereta supaya
tetap berada di lintasannya (stabil di tengah-tengah lintasan), tidak akan keluar jalur.
Kelebihan utama dari kereta ini adalah kemampuannya yang bisa melayang di atas rel,
sehingga tidak menimbulkan gesekan. Konsekuensinya, secara teoritis tidak akan ada
penggantian rel atau roda kereta karena tidak akan ada yang aus sehingga dapat
menghemat biaya. Keuntungan sampingan lainnya adalah tidak ada gaya resistansi akibat
gesekan. Gaya resistansi udara tentunya masih ada. Untuk itu dikembangkan lagi Kereta
Maglev yang lebih aerodinamis.
● Kabel superkonduktor
Salah satu kelemahan material superkonduktor berbasis keramik adalah sifatnya
yang keras tapi rapuh, tidak lentur. Dengan demikian, material ini sangat mudah rusak.
Pada tahun 1990-an para ilmuan dari American Superconductor Corp. (Westborough,
MA) berhasil mensintesis material superkonduktor yang lentur, sehingga mudah
dijadikan kabel seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar. Struktur dan penampang kabel 3 line superkonduktor. Di bagian tengah kabel terdapat
saluran untuk mengalirkan nitrogen cair.
Detroit Edison Company merupakan perusahaan pertama yang menggunakan kabel
ini sebagai pengganti kabel tembaga. Kapasitas penghantaran listrik kabel baru ini tiga
kali lebih besar jika dibandingkan dengan kabel konvensional. Untuk transmisi listrik
dapat digunakan kabel dari bahan superkonduktor dengan pendingin nitrogen untuk
menggantikan kabel tembaga. Menurut perhitungan, arus yang dapat ditransmisikan akan
jauh meningkat, karena 250 pon kabel superkonduktor dapat menggantikan 18.000 pon
kabel tembaga. Selain itu, kabel superkonduktor juga dapat dibentuk kumparan yang
berfungsi sebagai penyimpan energi listrik. Secara teoritis, dengan tidak adanya
hambatan pada kabel superkonduktor, elektron akan terus bergerak dalam kumparan.
BAB III
KESIMPULAN
Superkonduktor adalah suatu material yang tidak memilki hambatan dibawah suatu nilai
suhu tertentu. Superkonduktor dapat berupa suatu konduktor, semikonduktor maupun isolator
pada keadaan ruang. Suhu dimana terjadi perubahan sifat konduktivitas menjadi superkonduktor
disebut dengan temperatur kritis (Tc).
Superkonduktor pertama kali ditemukan oleh seorang fisikawan Belanda. Heike
Kamerlingh Onnes, dari Universitas Leiden pada tahun 1911. Ada pun menurut Teori BCS tipe
superkonduktor ada dua yaitu Superkonduktor tipe I dan Superkonduktor tipe II yang memiliki
suhu kritis lebih tinggi dibanding superkonduktor tipe I. Kelompok superkonduktor dibagi
menjadi dua yaitu superkonduktor suhu kritis rendah yaitu kurang dari 23 K dan super kondutor
suhu kritis tinggi yaitu lebih dari 78K.
Pada aplikasi superkonduktor ini sangatlah berguna disegala bidang yaitu dalam bidang
computer disebut cryotrons, dalam bidang fisika yaitu fusilaser dan dalam bidang kesehatan
terdapat MRI serta di bidang industri digunakan untuk kabel listrik dengan hambatan nol dan
juga bidang transportasi yaitu kereta super cepat MAGLEV seperti kereta cepat Jepang, Prancis,
Jerman serta China yang dimana teknologi superkonduktor ini sangat berguna serta berteknologi
tinggi yang ramah dengan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Beiser, Arthur. 1987. Konsep Fisika Modern Edisi Keempat (Terjemehan The Houw
Liong). Jakarta:Erlangga.
Tejonugroho, Dimas Prabu. 2012. Prinsip Kerja Kereta Magnet. Artikel. Tersedia pada
http://prinsipkereta.webatu.com/keretamagnet.html
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND.../9C.SUPERKONDUKT
http://www.superconductors.org
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0201/25/iptek/meng34.htm
http://www.gomemorize.com/id/Superkonduktivitas
http://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/62172/5/BAB%20I I
%20Tinjauan%20Pustaka.pdf
http://zairifblog.blogspot.co.id/2010/11/efek-meissner