PENDAHULUAN
1
Berdasarkan latar belakang makalah ini, maka penyusun membuat suatu
rumusan masalah, yaitu :
1. Prinsip Superkonduksi.
2. Contoh Superkonduktor.
3. Penggunaan Bahan Superkonduktor.
1.4. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini dapat saya bagi menjadi
dua:
1.4.1 Tujuan Umum
1. Memberikan penjelasan mengenai bahan-bahan superkonduktor.
2. Penerapan bahan superkonduktor dalam berbagai bidang.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia dan Bahan Listrik.
1.5. Manfaat
Makalah ini kami susun dengan maksud agar kita semua dapat
mendalami tentang bagaimana prinip kerja superkonduktor, mengetahui apa-
apa saja contoh dari superkonduktor tersebut, serta memahami penggunaan
superkonduktor tersebut.
2
1.6. Metode Penyusunan
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Superkonduktor
4
superkonduktor adalah resistivitas bahan, berikut grafik resistivitas sebagai
fungsi suhu mutlak pada gambar 1.
5
Perkembangan bahan superkonduktor dari saat pertama kali ditemukan
sampai sekarang dapat diikuti pada tabel di bawah ini.
6
Pada tahun 1985 di laboratorium riset IBM di Zurich, A.Muller dan
G.Bednorz memulai era baru bagi ilmu bahan superkonduktor. Mereka
menemukan bahwa senyawa keramik tembaga oksida dapat memiliki sifat
superkonduktor pada suhu yang relatif tinggi, rekor suhu kritik yang saat ini
sudah mencapai 125 K juga dipegang oleh golongan ini. Perkembangan
selanjutnya tampak agak seret, para ahli sendiri masih meributkan ada
tidaknya batas suhu kritik yang mungkin dicapai. Ahli riset di Institut
Teknologi California meramalkan bahwa suhu kritik superkonduktivitas
tidak akan pernah melampaui 250 K, jadi masih cukup jauh di bawah suhu
kamar. Apakah benar demikian, kita tunggu saja hasil-hasil penelitian
berikutnya.
7
menjadi 4 K. Artinya dengan medan sebesar itu pada suhu 5 K pun Pb masih
bersifat normal. Medan kritiknya ini dapat dinyatakan dengan persamaan :
Medan kritik ini tidak harus berasal dari luar, tapi juga bisa ditimbulkan
oleh medan internal, yaitu jika ia diberi aliran arus listrik. Untuk
superkonduktor berbentuk kawat beradius r, arus kritiknya dinyatakan oleh
aturan Silsbee :
Ic = 2π . r . Hc
8
2.4. Efek Meissner
9
ini berbeda dengan arus listrik dalam konduktor biasa yang mengalir secara
merata di seluruh bagian konduktor.
Pada tipe II terdapat daerah peralihan yaitu antara Hcl dan Hc , pada saat
itu struktur bahan terjadi dari daerah normal yang berupa silinder-silinder
kecil, disebut fluksoid karena bisa diterobos fluks magnet, yang dikelilingi
sepenuhnya oleh daerah superkonduktor.
10
Kita bandingkan dengan elektron konduksi dalam konduktor biasa. Di
sini elektron bergerak sendiri-sendiri dan akan kehilangan sebagian
energinya jika ia terhambur oleh kotoran (impurities) atau oleh phonon,
phonon adalah kuantum energi getaran kerangka (lattice) kristal bahan.
Elektron tersebut akan menimbulkan distorsi terhadap kerangka kristal
sehingga menimbulkan daerah tarikan. Tarikan ini dalam superkonduktor
pada suhu rendah bisa mengalahkan tolakan Coulomb antar elektron,
sehingga dengan ukar menukar phonon dua elektron justru akan membentuk
ikatan menjadi pasangan Cooper. Oleh karena keadaan kuantum mereka
semuanya sama, suatu elektron tidak dapat terhambur tanpa mengganggu
pasangannya, padahal pada suhu T < Tc getaran kerangka tidak memiliki
cukup energi untuk mematahkan ikatan pasangan tersebut. Akibatnya
mereka tahan terhadap hamburan, jadilah bahan tersebut superkonduktor.
11
perbandingan cacah atom Y, Ba dan Cu di dalam kristalnya. Atom-atom
tembaganya terletak pada suatu lapisan inilah arus listrik lewat dalam bahan
YBCO. Struktur yang demikian memiliki andil yang besar bagi sifat
superkonduktivitas suhu tinggi, terbukti senyawa barium-kalium-bismuth-
oksida buatan AT & T Bell Laboratoies (1988) cuma memiliki Tc = 30 K,
senyawa ini tentu saja tidak memiliki atom tembaga sebagai lapisan
penghantar elektron.
12
Sungguh merupakan sebuah tantangan besar bagi para ahli dari berbagai
bidang untuk memahami lebih jauh fenomena superkonduktor jenis baru ini.
Tampaknya bahan ini akan semakin merajai teknologi pada masa yang akan
datang, yaitu abad XXI.
Sistem mendeteksi kecacatan ini membuat para pakar sains fisika bahan
meneliti lebih jauh di dalam bidang fisika terutama untuk bahan-bahan
padat. Teknik ini membenarkan kerusakan-kerusakan yang tidak dapat
dilihat di dalam bahan dapat diketahui. Teknik ini juga telah dicoba dalam
disiplin sains yang lain termasuk biologi. Teknik pengujian ultrasonik telah
membuka peluang baru kepada para penderita tumor otak dimana dengan
pengujian ultrasonik, tumor di dalam otak dapat dikesan.
13
gema pulsa juga digunakan oleh bot-bot nelayan untuk mendeteksi
kumpulan ikan di bawah permukaan air. Aplikasi lainnya adalah :
14
BAB III
JENIS SUPERKONDUKTOR
Pada tipe ini, terjadi peristiwa unik dimana medan magnet luar yang
cukup kecil pada bahan superkonduktor akan menginduksikan arus super.
Arus ini akan menimbulkan medan magnet induksi dalam bahan itu sendiri
sehingga induksi magnetik total dalam bahan bernilai nol (diamagnet
sempurna). Gejala ini dikenal dengan efek Meissner dan terjadi di bawah
temperatur kritik.
15
jika medan magnet luar terlalu besar (melebihi medan magnet kritik, Hc)
maka bahan tersebut kehilangan sifat superkonduktivitas.
16
3.2. Tipe II Superkonduktor
Sedangkan, jika medan luar lebih besar dari Hc2 maka sifat
superkonduktor akan hilang. Superkonduktor tipe II biasanya disusun oleh
beberapa logam sehingga dikenal sebagai intermetallic superconductor.
17
Gambar 7. Grafik YBa2Cu3O7
18
3.3. Era Baru Superkonduktor
Keramik tidak mengantarkan listrik sama sekali pada suhu ruang. Hal ini
menyebabkan para peneliti pada waktu itu tidak memperhitungkan bahwa
keramik dapat menjadi superkonduktor. Penemuan ini dipublikasikan di
Jerman dalam jurnal Zeitschrift for Physik, September 1986.
19
tingkat kadar oksigen tertentu sesuai yang diinginkan. Biasanya kadar
oksigen dalam kristal mempengaruhi Tc yang tinggi. Umumnya karakterisasi
dasar bahan superkonduktor yang dilakukan meliputi karakteriasasi efek
Meissner, pengukuran tahanan terhadap suhu, pengukuran difraksi sinar X
(XRD) dan pengukuran Scanning Electron Microprobe (SEM). Prof. Dr.
Barmawi menyebut superkonduktor sangat bermanfaat untuk pembuatan
kabel listrik yang stabil serta menghindari masalah mekanik yang muncul
karena adanya gaya yang bekerja pada arus yang berasal dari medan magnet
yang ditimbulkan arus tersebut. Dalam pembuatan kumparan bermedan
magnet tinggi, misalnya, bila medan magnet diperbesar maka medan magnet
tersebut dapat menembus bahan superkonduktor tanpa merusak daya
superkonduktifitasnya.
Secara teori hal ini telah diperkirakan oleh Bill Little dari Universitas
Stanford pada tahun 1964. Tetapi superkonduktor organik pertama
(TMTSF)2PF6 baru tersintesis pada tahun 1980 oleh Peneliti Danish yaitu
20
Klaus Bechgaard dari Universitas Copenhagen beserta anggota tim
PerancisD. Jerome, A. Mazaud, and M. Ribault. Lima puluh superkonduktor
organik telah ditemukan dengan Tc dari 0,4K sampai 12K (pada tekanan
ambient).
21
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari pembahasan-pembahasan yang telah diuraikan dan berdasarkan
sumber teori yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa bahan
superkonduktor adalah bahan yang memiliki resistansi rendah, sehingga
rugi-rugi daya yang dihasilkan sangat kecil. Selain itu superkonduktor juga
memiliki efisiensi dan konduktivitas yang tinggi sehingga superkonduktor
banyak digunakan dalam berbagai bidang seperti dalam bidang komputer
untuk meningkatkan kecepatan mikroprosesor, bidang fisika untuk proses
fusilaser, dalam bidang kedokteran dimanfaatkan untuk operasi, di bidang
industri tenaga listrik diaplikasikan untuk penyempurnaan transmisi dan
distribusi tenaga, sedangkan pada bidang telekomunikasi penerapannya pada
pen-switch-an telekomunikasi kecepatantinggi.
4.2. Saran
Seperti apa yang telah dipaparkan mengenai bahan
superkonduktor diatas. Maka menurut kami keperluan akan penggunaan
bahan superkonduktor sebagai bahan pelindung alat-alat listrik perlu
diperhatikan penggunaannya agar superkonduktor tersebut bisa
dimanfaatkan sepenuhnya dan tidak berdampak merugikan bagi masyarakat
terutama bagi penggunanya.
22
Daftar Pustaka
23