Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ILMU BAHAN LISTRIK

SUPER KONDUKTOR

NAMA KELOMPOK

1.ARIA MARETNO PUTRA

2.DION PERMATA NALDO

3.ROZA ANGGRAINI

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGRI PADANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Karena dengan taufik dan hidayah-
Nya kami dapat menyusun sebuah makalah dengan judul “Bahan Super Konduktor”. Kemudian
shalawat beriring salam tak lupa kita sanjungkan ke haribaan Nabi Besar Muhammad SAW,
yang telah membawa kita dari alam jahiliyyah ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan
seperti yang bisa kita rasakan pada saat ini.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini. kami menyadari bahwa
penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
kritikan sehat serta saran dari semua pihak sehingga makalah ini menjadi sempurna. Semoga
makalah ini menjadi manfaat bagi para pembacanya. Amin Ya Rabbal A’lamin.

Padang,15 Oktober 2019


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ .... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... .... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang................................................................................................................. 1

1.2. Rumusan masalah……………………………………………….................................... 1

1.3. Tujuan ………...……………………………………………………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Bahan Superkonduktor………...……………………………….………. ... 5

2.2. Jenis Bahan Superkonduktor ……………..…………………………………………… 8


2.3. Pemanfaatan Baahan Superkonduktor ……………………………………………… 13

BAB III PENUTUP


3.1. KESIMPULAN........................................................................................................ 16

3.2. SARAN.................................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... ....


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Superkonduktor pertama kali ditemukan oleh Heike Kamerlingh Onnes, seorang fisikawan
asal Belanda dari Universitas Leiden. Pada 10 Juli 1908, Onnes berhasil mencairkannya hingga
suhu 4K atau -269C. Pada 1911, ia mulai mempelajari sifat-sifat listrik pada logam yang bersuhu
sangat rendah. Pada waktu itu telah diketahui bahwa hambatan suatu logam akan turun ketika
didinginkan dibawah suhu ruang, akan tetapi belum ada yang dapat mengetahui berapa batas
bawah hambatan yang dicapai ketika emperature logam mendekati 0 K atau nol mutlak.
Beberapa ahli ilmuwan pada waktu itu seperti William Kelvin memperkirakan bahwa emperat
yang mengalir dalam konduktor akan berhenti ketika suhu mencapai nol mutlak. Dilain pihak,
ilmuwan yang lain termasuk Onnes memperkirakan bahwa hambatan akan menghilang pada
keadaan tersebut. Untuk mengetahui yang sebenarnya terjadi, Onnes kemudian mengalirkan arus
pada kawat merkuri yang sangat murni dan kemudian mengukur hambatannya sambil
menurunkan suhunya. Pada suhu 4,2 K, Onnes terkejut ketika mendapatkan bahwa hambatannya
tiba-tiba menjadi hilang. Arus mengalir melalui kawat merkuri terus menerus. Demikian dengan
tidak adanya hambatan yang mengalir maka mengakibatkan arus mengalir dengan emper yang
kekal.
Memanfaatkan zat padat atau material padat yang memiliki sifat dan karaketristik prinsip
dari daya hantar (konduktivitas) kelistrikan membuatnya untuk dapat mengalirkan arus listrik
dalam suatu rangkaian tertutup pada kumparan superkonduktor dan kemudian melepaskan
sumber arus (tegangan di matikan atau dihilangkan; dibuat nol), lalu diukur arus ternyata arus
masih tetap mengalir pada rangkaian tersebut, oleh karenanya fenomena ini disebut sebagai
superkonduktor atau superkonduktivitas. Bahan konduktor merupakan bahan yang dapat
menghantarkan arus listrik dengan baik. Bahan konduktor yang ada sekarang ini masih memiliki
nilai resistansi atau hambatan listrik yang masih dapat menyebabakan disipasi atau hilangnya
sebagian emper listrik yang di ubah menjadi panas. Penemuan di bidang superkonduktor
memberikan fenomena berhasilnya disintesisnya suatu bahan empera yang bersifat
superkonduktor,

1.2. Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang makalah ini, maka kami membuat suatu rumusan masalah,
yaitu:
A. Pengertian superkonduktor.
B. Jenis-jenis bahan superkonduktor.
C. karakter dan sifat bahan superkonduktor.
D. Cara pembuatan superkonduktor.
E. pemanfaatan superkonduktor.
1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini dapat kami bagi menjadi dua:
1. Tujuan Umum
Memberikan penjelasan mengenai bahan-bahan superkonduktor Penerapan bahan
superkonduktor dalam berbagai bidang
2.Tujuan Khusus
Untuk memenuhi tugas mata kuliah pengetahun bahan listrik

Manfaat
Makalah ini disusun dengan maksud supaya dapat mempelajari tentang superkonduktor
dan mengetahui lebih dalam lagi mengenai contoh-contoh dari superkonduktor tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian bahan superkonduktor


Bahan superkonduktor merupakan bahan material yang memiliki hambatan listrik
bernilai 0 pada suhu yang sangat rendah, Arus yang mengalir pada rangkaian tertutup dari bahan
superkonduktor akan terus mengalir selamanya, superkonduktor dapat menghantarkan arus tanpa
adanya sumber tegangan, bahan ini terdiri dari campuran unsur-unsur tertentu yang dapat
menghantarkan arus listrik, dan Bahan ini dapat berupa konduktor, semi konduktor mapun
isolator. Karakteristik dari bahan Superkonduktor adalah medan magnet dalam superkonduktor
bernilai nol dan mengalami efek meissner.

Suhu dan Medan Magnet Kritis


Untuk menghasilkan keadaan atau kondisi superkonduktor membutuhkan syarat yaitu
suhu kritis (Tc), suhu kritis ini bervariasi dari tiap material, suhu kritis ini biasanya antara 0⁰K
sampai 130⁰K, di bawah suhu kritis akan menghasilkan hambatan bernilai 0 dan bersifat
emperature. Dari penelitian, logam murni seperti emas atau tembaga yang di suhu ruang
merupakan konduktor yang sangat baik, justru mempunyai suhu kritis yang ekstrim, di bawah
4K untuk menjadi superkonduktor. Adalah keramik yang mempunyai titik kritis cukup tinggi, di
atas titik didih nitrogen cair, sehingga lebih mudah untuk diaplikasikan. Padahal keramik adalah
isolator yang baik pada suhu ruang.
a) Temperatur Kritis (Tc)
Ketika temperature bahan diturunkan dari emperature ruang normal sampai pada batas
temperature tertentu bahan ini akan memiliki sifat superkonduktor. Temperatur bahan pada saat
terjadinya perubahan sifat bahan ini dinamakan sebagai temperature kritis (Tc).
b) Medan Magnet Kritis
Medan magnet kritis adalah batas kuatnya medan magnet sehingga bahan
superkonduktor memiliki medan magnet. Prinsip kerjanya adalah jika bahan superkonduktor
yang berada dalam lingkungan medan magnet yang kuat medan magnetnya lebih kecil dari
medan magnet kritis maka bahan superkonduktor tersebut akan ditolak oleh medan magnet
(mengalami efek meissner), sebaliknya jika kuat medan magnet luarnya lebih besar dari medan
magnet kritisnya maka bahan superkonduktor tersebut akan berubah menjadi keadaan normal
(tidak mengalami efek meissner). Ketika bahan superkonduktor didinginkan di bawah
temperature kritis (Tc) dan medan magnet dinaikkan secara bertahap diatas medan magnet
tertentu (Hc) maka sifat superkonduktivitas bahan akan hilang sehingga menjadi bahan
konduktor biasa.
c) Efek Meissner
Ketika superkonduktor ditempatkan di medan magnet luar yang lemah, medan magnet
akan menembus superkonduktor pada jarak yang sangat kecil dan dinamakan London
Penetration Depth. Pada bahan superkonduktor umumnya London Penetration Depth sekitar 100
nm. Setelah itu medan magnet bernilai nol. Peristiwa ini dinamakan Efek Meissner dan
merupakan krakteristik dari superkonduktor. Efek Meissner adalah efek dimana superkonduktor
menghasilkan medan magnet. Efek Meissner ini sangat kuat sehingga sebuah magnet dapat
melayang karena ditolak oleh superkonduktor. Medan magnet ini juga tidak boleh terlalu besar.
Apabila medan magnetnya terlalu besar, maka efek Meissner ini akan hilang dan material akan
kehilangan sifat superkonduktivitasnya.

Contoh gambar efek meissner pada Bahan Superkonduktor :

B. Jenis-jenis bahan superkonduktor.

a. Penemuan Bahan Superkonduktor


Dalam beberapa tahun terakhir para ilmuwan telah menemukan berbagai macam bahan
yang dapat menjadi superkonduktor. Bahan-bahan tersebut antara lain:
a.Mercury (1911): Superkonduktor pertama ditemukan oleh Heike Kamerlingh Onnes. Ia
menggunakan helium cair untuk mendinginkan mercury di bawah suhu transisi superkonduktor
yaitu 4,2 Kelvin.
b.Niobium Alloy (1941): Penggunaan superkonduktor dalam industri terjadi setelah tahun 1961.
Saat itu, para ilmuwan menemukan bahwa niobium tin (Nb3Sn), yang menjadi superkonduktor
pada suhu 18,3 Kelvin, dapat membawa arus yang tinggi dan tahan terhadap medan magnet
besar.
c.Niobium germanium (1971): Bahan ini (Nb3Ge) memegang rekor temperatur transisi tertinggi
antara tahun 1971 hingga tahun 1986.
d.Heavy Fermion (1979): Superkonduktor Heavy Fermion seperti uranium platina (UPt3) sangat
luar biasa karena memiliki secara efektif memiliki electron ratusan kali massa biasa mereka.
Teori konvensional tidak dapat menjelaskan sifat superconductivity materi ini.
e.Cuprates (1986): Cuprates merupakan superkonduktor suhu tinggi yang pertama. Bahan-bahan
keramik ini dapat didinginkan dengan nitrogen cair, yang mendidih pada suhu 77 Kelvin.
f. Fullerenes (1991): Solid kristal terbuat dari buckyballs (C60) yang menjadi superkonduktor
ketika didoping dengan atom logam alkali seperti kalium, rubidium dan cesium.
g.HgBa2Ca2Cu3O8 (1995 ): Didoping dengan talium, cuprate ini memiliki paling suhu transisi
tertinggi pada tekanan atmosfer. Pada tekanan tinggi bahan ini menjadi superkonduktor pada
suhu 164 Kelvin.
h.Magnesium diboride (2001): Suhu transisi yang luar biasa tinggi dari magnesium diboride
merupakan kasus luar biasa dari superkonduktor konvensional.
i.Iron pnictides (2006): Hideo Hosono merupakan penemu senyawa ini. Senyawa ini merupakan
jenis kedua superkonduktor suhu tinggi.

b.Bahan Superkonduktor
Bahan semikonduktor yang pertama ditemukan adalah raksa oleh Heike Kammerlingh
Onnes pada tahun 1911. Selain merkuri, ternyata beberapa unsur-unsur lainnya juga
menunjukkan sifat superkonduktor dengan harga Tc yang berbeda. Beberapa contoh bahan
superkonduktor yang berhasil ditemukan dan suhu kritisnya dapat dilihat pada tabel berikut,
No Bahan Suhu Kritis (Tc)K Tahun Ditemukan
1 Raksa Hg 4,2 1911
2 Timbal Pb 7,2 1913
3 Niobium nitrida 16,0 1960-an
4 Niobium-3-timah 8,1 1960-an
5 Al0,8Ge0,2Nb3 20,7 1960-an
6 Niobium germanium 23,2 1973
7 Lanthanum barium Tembaga 28 1985
oksida
8 Yattrium barium tembaga 93 1987
oksida (1-2-3 atau YBCO)
9 Thalium barium kalsium 125 -
Tembaga oksida
10 Karbon ( C ) 15 -
11 HgBa2Ca2Cu3O8 164 1995

c) Bahan Superkonduktor tidak terjadi pada :


1) Emas
2) Perak
3) Bahan ferromagnetic
d) Kelas Superkonduktor
Kelas I, (Low Temperature Superconductor) adalah bahan yang harus berada pada
suhu yang sangat rendah untuk memiliki sifat superkonduktor.

Kelas II (High Temperature Superconductor) adalah bahan yang dapat berada pada suhu
diatas bahan kelas I untuk menjadi superkonduktor.

e)Teori BCS
Pemahaman tentang superkonduktivitas diteliti lebih jauh pada tahun 1957 olehtiga
fisikawan Amerika, John Bardeen, Leon Cooper dan John Schrieffer, melaluiteori mereka yang
disebut teori BCS. Teori BCS menjelaskan superkonduktivitas pada suhu mendekati nol mutlak.
Cooper membuktikan bahwa kisi vibrasi atomsecara langsung mempengaruhi arus. Mereka
memaksa electron untuk berpasangan dan dapat melewati semua penghambat yang
menimbulkan resistansi(hambatan) pada konduktor. Gabungan electron ini dikenal dengan
pasanganCooper (Cooper pairs). Cooper dan teman-temannya tahu bahwa electron yang
normalnya saling tolak menolak, akan mengalami tarik menarik padasuperkonduktor. Jawaban
dari masalah ini ditemukan pada phonon, paketgelombang bunyi yang ada pada kisi yang
bervibrasi. Walaupun vibrasi kisi ini tidak dapat didengar, perannya sebagai moderator sangat
diperlukan.
f) Tipe-tipe Superkonduktor
Berdasarkan interaksi dengan medan magnetnya, maka superkonduktor dapat dibagi
menjadi dua tipe yaitu Superkonduktor Tipe I dan Superkonduktor Tipe II.

Superkonduktor tipe I
Menurut teori BCS (Bardeen, Cooper, dan Schrieffer) dijelaskan dengan menggunakan
pasangan elektron (yang sering disebut pasangan Cooper). Pasangan elektron bergerak sepanjang
terowongan penarik yang dibentuk ion-ion logam yang bermuatan positif. Akibat dari adanya
pembentukan pasangan dan tarikan ini arus listrik akan bergerak dengan merata dan
superkonduktivitas akan terjadi. Superkonduktor yang berkelakuan seperti ini disebut
superkonduktor jenis pertama yang secara fisik ditandai dengan efek Meissner, yakni gejala
penolakan medan magnet luar (asalkan kuat medannya tidak terlalu tinggi) oleh superkonduktor.
Bila kuat medannya melebihi batas kritis, gejala superkonduktivitasnya akan menghilang. Maka
pada superkonduktor tipe I akan terus – menerus menolak medan magnet yang diberikan hingga
mencapai medan magnet kritis. Kemudian dengan tiba-tiba bahan akan berubah kembali ke
keadaan normal. Bahan superkonduktor tipe 1 kebanyakan adalah unsur-unsur tunggal.
Superkonduktor tipe II
Ini tidak dapat dijelaskan dengan teori BCS karena apabila superkonduktor jenis II ini
dijelaskan dengan teori BCS, efek Meissner nya tidak terjadi. Abrisokov berhasil
memformulasikan teori baru untuk menjelaskan superkonduktor jenis II ini. Ia mendasarkan
teorinya pada kerapatan pasangan elektron yang dinyatakan dalam parameter keteraturan fungsi
gelombang. Abrisokov dapat menunjukkan bahwa parameter tersebut dapat mendeskripsikan
pusaran (vortices) dan bagaimana medan magnet dapat memenetrasi bahan sepanjang
terowongan dalam pusaran-pusaran ini. Lebih lanjut ia pun dengan secara mendetail dapat
memprediksikan jumlah pusaran yang tumbuh seiring meningkatnya medan magnet. Teori ini
merupakan terobosan dan masih digunakan dalam pengembangan dan analisis superkonduktor
dan magnet. Superkonduktor tipe II akan menolak medan magnet yang diberikan. Namun
perubahan sifat kemagnetan tidak tiba-tiba tetapi secara bertahap. Pada suhu kritis, maka bahan
akan kembali ke keadaan semula. Superkonduktor Tipe II memiliki suhu kritis yang lebih tinggi
dari superkonduktor tipe I. Kelompok superkonduktor tipe II, biasanya berupa kombinasi unsur
molybdenum (Mo), niobium (Nb), timah (Sn), vanadium (V), germanium(Ge), indium (In) atau
galium (Ga). Sebagian merupakan senyawa, sebagian lagi merupakan larutan padatan

C. karakter dan sifat bahan superkonduktor.

Karakteristik dari bahan Superkonduktor adalah medan magnet dalam superkonduktor


bernilai nol dan mengalami efek meissner. Resistivitas suatu bahan bernilai nol jika dibawah
suhu kritisnya. Adapun sifat dari bahan superkonduktor adalah sebagai berikut
a) Sifat Kelistrikan Superkonduktor
Ketika medan listrik diberikan pada bahan logam,elektron akan mendapat percepatan,
medan listrik akan menghamburkan elektron ke segala arah dan menumbuk atom-atom pada kisi
hal ini menyebabkan adanya hambatan listrik pada logam konduktor. Pada bahan
superkonduktor terjadi juga interaksi antara elektron dengan inti atom namun elektron dapat
melewati inti tanpa mengalami
hambatan dari atom kisi,efek ini dapat dijelaskan oleh Teori BCS.
b) Sifat Kemagnetan Superkonduktor
Jika sebuah superkonduktor ditempatkan pada medan magnet,
maka tidak akan ada medan magnet dalam superkonduktor, hal ini terjadi karena
superkonduktor menghasilkan medan magnet dalam, bahan yang berlawanan arah dengan medan
magnet luar yang diberikan. Efek ini dinamakan efek meissner
c) Sifat Quantum Superkonduktor
Teori dasar kuantum untuk superkonduktor adalah teori BCS (1957). Teori BCS
menjelaskan bahwa elektron tunggal pada bahan superkoduktor tidak dapat menghantarkan
listrik melainkan harus berpasangan dan seluruhnya berada dalam keadaan kuantum yang sama,
yang dikenal dgn pasangan Cooper (Cooper pairs).

D. Cara pembuatan superkonduktor.

Berikut ini beberapa cara pembuatan superkonduktor dengan tipenya masing-masing;


1. Cara pembuatan semikonduktor tipe- n
Cara pembuatan semikonduktor tipe-n adalah dengan menambahkan atom pengotor
pentavalen (antimony, phosporus atau arsenic) pada silikon murni. Atom pengotor ini
mempunyai 5 elektron valensi sehingga memiliki muatan sebesar +5q. Pada saat atom
pentavalen menempati atom silicon pada kisi kristal, hanya 4 elektron valensi yang dapat
membentuk ikatan kovalen lengkap, sisanya yaitu sebuah elektron akan menjadi elektron bebas
apabila diberi tekanan thermal.
Atom bebas tersebut siap untuk menghantarkan listrik. Material yang dihasilkan dari
proses pengotoran ini disebut dengan semikonduktor tipe-n karena menghasilkan pembawa
muatan negatif dari atom netral. Karena atom ini memberikan elektron maka bisa disebut dengan
atom pendonor.

2.Cara pembuatan semikondukter tipe- p


Semikonduktor tipe-p dibuat sengan cara menambahkan atom trivalen (aluminium,
boron, galium atau indium) pada semikonduktor murni. atom-atom ini mempunyai 3 elektron
valensi sehingga hanya dapat membuat maksimal 3 ikatan kovalen lengkap, nantinya akan tersisa
1 muatan positif dari atom silikon yang tidak berpasangan.
Proses ini disebut proses pembuatan semikonduktor tipe-p karena menghasilkan
pembawa muatan negatif pada kristal yang netral. Atom tersebut juga menerima elektron
sehingga disebut dengan atom aseptor (acceptor).

E.Pemanfaatan Superkonduktor.

Dasar penggunaan semikonduktor adalah terbentuknya sambungan p-n (p-n juncktion),


dimana semikonduktor tipe-p dan tipe-n digabungkan yang merupakan dasar terjadinya
terjadinya revolusi industri akibat ditemukan transisistor oleh wiliam Shocklye, John Barden dan
Walter Brattain di laboratorium Bell pada tahun 1948. Pemanfaatan superkonduktor antara lain
a) Kabel Listrik
Dengan menggunakan bahan superkonduktor, maka energi listrik tidak akan mengalami
disipasi karena hambatan pada bahan superkonduktor bernilai nol (lebih tepatnya mendekati 0)
sehingga penggunaan energi listrik akan semaki efektif.

b) Kereta Maglev (Magnet Levitation)


Prinsip kerja dari kereta Maglev ini adalah memanfaatkan gaya angkat magnetik pada
relnya yang di akibatkan oleh efek Meissner yaitu pengankatan Magnet oleh Superkonduktor
sehingga terangkat sedikit ke atas, kemudian gaya dorong dihasilkan oleh motor induksi. Kereta
ini mampu melaju dengan kecepatan 650 km\jam.

c) Magnetic Resonance Imaging


Dipergunakan dalam bidang kedokteran. Menggunakan medan magnet dan gelombang
radio sehingga lebih aman dibandingkan X-ray.

d) Superconducting Quantum Interference Device (SQUID)


Dapat mendeteksi medan magnet sangat kecil. Dipakai mencari minyak dan mineral.

e) Generator
Generator konvensional yang menggunakan kawat tembaga memiliki efisiensi 98,5-99,0
persen, sedangkan generator superkonduktor efisiensinya dapat mencapai 99,6 persen.
Hal ini disebabkan superkonduktor dapat menghasilkan medan magnet sangat kuat sehingga
generator dapat dibuat dengan ukuran lebih kecil dari yang konvensional.
Jepang telah menciptakan generator superkonduktor berdaya 70 MW.
B. Keuntungan dari menggunakan superkonduktor:
1.Tidak ada energi yang terbuang ketika superkonduktor ini menghantar arus listrik. Milyaran
rupiah bisa kita selamatkan dengan menggunakan superkonduktor daripada konduktor biasa.
2.Karena tidak ada resistansi dalam superkonduktor, sirkuit yang menggunakan superkonduktor
tidak akan menjadi panas dan jadi semakin banyak sirkuit yang bisa kita kompres per sentimeter
kubik
3.Superkonduktor ini bisa berfungsi sebagai transistor (sejenis komponen sirkuit yang bisa
mengamplifikasi signal listrik dan digunakan di semua peralatan modern yang menggunakan
listrik) tetapi bisa berfungsi 100 kali lebih cepat.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Superkonduktor ialah bahan material yang memiliki hambatan listrik nol pada suhu yang
sagat rendah namun mengalirkan arus listrik dengan energy tetap. Pada dasarnya karakteristik
superkonduktor pada medan magnet bernilai nol dikenal sebagai efek meissner. Apabila medan
magnetnya terlalu besar , maka efek meissner ini akan hilang (Menjadi nol) dan material akan
kehilangan sifat konduktivitasnya.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai