Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Seiring dengan perkembangan zaman, kelistrikan sangatlah diperlukan
mengingat setiap hari kita selalu menggunakan listrik, seperti di rumah,
kanton, pabrik, dan lain sebagainya. Listrik tak hanya meliputi sebuah tempat
yang selalu kita kunjungi bahkan mungkin setiap hari kita selalu membawa-
bawa peralatan elektronik hp dan lain sebagainya. Ini merupakan suatu bukti
bahwa kita sangat memerlukan listrik.
Bahan penghantar listrik secara garis besar dibagi menjadi tiga bagian
yaitu konduktor, semi konduktor, dan isolator atau disebut juga dielektrik.
Ketiganya diklasifikasikan berdasarkan harga resistivitas dan
konduktivitasnya masing-masing. Untuk konduktor memiliki harga
konduktivitas yang sangat tingg dan resistivitas yang rendah sedangkan untuk
bahan konduktor memiliki konduktivitas dan resistivitas dalam garis
jangkauannya dikarenakan perubahan suhu dapat mengubah keadaan
konduktivitas dan resistivitasnya yang terakhir. Dielektik, dielektrik memiliki
resistivitas yang sangat besar dan konduktivitas yang rendah. Dalam semua
kategori tadi konduktor dan semi konduktorlah yang dapat menghantarkan
arus listrik tetapi dielektik sebagai isolator unuk melindungi arus sepagai
contohnya kulit kabel apakah ada bahan yang memiliki konduktivitas yang
sangat tinggi? Dan memiliki harga resestivitas hampir nol.
Superkonduktor adalah suatu bahan yang memiliki harga konduktivitas
yang sangat tinggi dan memilihi harga resistivitas yang hampir sama dengan
nol sehingga dapat diaplikasikan keberbagai macam alat untuk zaman
sekarang ini. Superkonduktor dapat dimanfaatkan pada bidang listrik tenaga,
transportasi, pengobatan, industri, komunikasi dan percobaan ilmiah. Karena
uper konduktor memiliki banyak manfaatnya maka dari itu penulis akan
menjelaskan tentang sejarah, perkembangan, dan apllikasi aplikasi super
konduktor.

1
B. Pembatasan Makalah
Guna supaya pembahasan tidak melebar sehingga sulit untuk dicerna
penulis membatasi masalah-masalah dalam makalah ini yaitu hanya
membahas sejarah dan perkembangan, sifat-sifat serta pengaplikasinya saja
C. Rumusan Masalah
1. Apa itu superkonduktor?
2. Bagaimana sejarah superkonduktor?
3. Bagaimana sifat-sifat dari superkonduktor?
4. Bagaimana aplikasi-aplikasi supekonduktor diberbagai bidang?
5. Bagaimana pengaplikasian superkonduktor dibidang tranportasi?
6. Bagaimana prinsip kerja dari kereta maglev?

D. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa itu superkonduktor.
2. Mengetahui sejarah superkonduktor.
3. Mengetahui sifat-sifat superkonduktor.
4. Mengetaui pemanfaatan superkonduktor diberbagai bidang.
5. Mengetahui pengaplikasian superkonduktor dibidang transportasi.
6. Mengetahui prinsip kerja dari kereta maglev.

E. Metode Penulisan
Penulis melakukan penulisan berdasarkan pada studi pustaka. Studi
pustaka merupakan metode penulisan berdasarkan sumber-sumber buku
terkait dengan penulisan makalah.

F. Sistematika Penulisan
Bab I terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan
masalah, tujuan masalah, metode penulisan serta sistematika penulisan. Bab
II tinjauan pustaka, Bab III pembahasan terdiri dari pengertian
superkonduktor, sejarah penemuan superonduktor, sifat superkonduktor,
pengaplikasian superkonduktor dibidang transfortasi, kereta maglev

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Superkonduktor
Superkonduktor merupakan bahan material yang memiliki hambatan
listrik bernilai nol pada suhu yang sangat rendah. Artinya superkonduktor
dapat menghantarkan arus walaupun tanpa adanya sumber tegangan.
Karakteristik dari bahan Superkonduktor adalah medan magnet dalam
superkonduktor bernilai nol dan mengalami efek meissner. Resistivitas suatu
bahan bernilai nol jika dibawah suhu kritisnya
B. Sejarah Superkonduktor
Superkonduktor pertama kali ditemukan oleh seorang fisikawan
Belanda, Heike Kamerlingh Onnes, dari Universitas Leiden pada tahun 1911.
Pada tanggal 10 Juli 1908, Onnes berhasil mencairkan helium dengan cara
mendinginkan hingga 4 K atau 269oC. Kemudian pada tahun 1911, Onnes
mulai mempelajari sifat-sifat listrik dari logam pada suhu yang sangat dingin.
Pada waktu itu telah diketahui bahwa hambatan suatu logam akan
turun ketika didinginkan dibawah suhu ruang, akan tetapi belum ada yang
dapat mengetahui berapa batas bawah hambatan yang dicapai ketika
temperatur logam mendekati 0 K atau nol mutlak. Beberapa ilmuwan pada
waktu itu seperti William Kelvin memperkirakan bahwa elektron yang
mengalir dalam konduktor akan berhenti ketika suhu mencapai nol mutlak.
Dilain pihak, ilmuwan yang lain termasuk Onnes memperkirakan bahwa
hambatan akan menghilang pada keadaan tersebut. Untuk mengetahui yang
sebenarnya terjadi, Onnes kemudian mengalirkan arus pada kawat merkuri
yang sangat murni dan kemudian mengukur hambatannya sambil
menurunkan suhunya. Pada suhu 4,2 K, Onnes mendapatkan hambatannya
tiba-tiba menjadi hilang. Arus mengalir melalui kawat merkuri terus-menerus.
Dengan tidak adanya hambatan, maka arus dapat mengalir tanpa kehilangan
energi. Percobaan Onnes dengan mengalirkan arus pada suatu kumparan
superkonduktor dalam suatu rangkaian tertutup dan kemudian mencabut
sumber arusnya lalu mengukur arusnya satu tahun kemudian ternyata arus

3
masih tetap mengalir. Fenomena ini kemudian oleh Onnes diberi nama
superkondutivitas. Atas penemuannya itu, Onnes dianugerahi Nobel Fisika
pada tahun 1913.
C. Teori Superkonduktor.
1. Sifat Kelistrikan Superkonduktor
Sebelum menjelaskan prinsip superkonduktor, akan lebih baik jika
terlebih dahulu menjelaskan bagaimana kerja logam konduktor pada
umumnya. Bahan logam tersusun dari kisi-kisi dan basis serta elektron
bebas. Ketika medan listrik diberikan pada bahan, elektron akan
mendapat percepatan. Medan listrik akan menghamburkan elektron ke
segala arah dan menumbuk atom-atom pada kisi. Hal ini menyebabkan
adanya hambatan listrik pada logam konduktor.
Pada bahan superkonduktor terjadi juga interaksi antara elektron
dengan inti atom. Namun elektron dapat melewati inti tanpa mengalami
hambatan dari atom kisi. Efek ini dapat dijelaskan oleh Teori BCS.
Ketika elektron melewati kisi, inti yang bermuatan positif menarik
elektron yang bermuatan negatif dan mengakibatkan elektron bergetar.
Jika ada dua buah elektron yang melewati kisi, elektron kedua akan
mendekati elektron pertama karena gaya tarik dari inti atom-atom kisi
lebih besar. Gaya ini melebihi gaya tolak-menolak antar elektron
sehingga kedua elektron bergerak berpasangan. Pasangan ini disebut
Cooper Pairs. Efek ini dapat dijelaskan dengan istilah Phonons. Ketika
elektron pertama pada Cooper Pairs
melewati inti atom kisi. Elektron yang mendekati inti atom kisi
akan bergetar dan memancarkan Phonon. Sedangkan elektron lainnya
menyerap Phonon. Pertukaran Phonon ini mengakibatkan gaya tarik
menarik antar elektron. Pasangan elektron ini akan melalu kisi tanpa
gangguan dengan kata lain tanpa hambatan.
2. Sifat Kemagnetan Superkonduktor
Sifat lain dari superkonduktor yaitu bersifat diamagnetisme
sempurna. Jika sebuah superkonduktor ditempatkan pada medan magnet,

4
maka tidak akan ada medan magnet dalam superkonduktor. Hal ini
terjadi karena superkonduktor menghasilkan medan magnet dalam bahan
yang berlawanan arah dengan medan magnet luar yang diberikan. Efek
yang sama dapat diamati jika medan magnet diberikan pada bahan dalam
suhu normal kemudian didinginkan sampai menjadi superkonduktor.
Pada suhu kritis, medan magnet akan ditolak. Efek ini dinamakan Efek
Meissner.
3. Sifat Quantum Superkonduktor
Teori dasar Quantum untuk superkonduktor dirumuskan melalui
tulisan Bardeen, Cooper dan Schriefer pada tahun 1957. Teori dinamakan
teori BCS. Fungsi gelombang BCS menyusun pasangan partikel dan. Ini
adalah bentuk lain dari pasangan partikel yang mungkin dengan Teori
BCS. Teori BCS menjelaskan bahwa :
a. Interaksi tarik menarik antara elektron dapat menyebabkan keadaan
dasar terpisah dengan keadaan tereksitasi oleh energi gap.
b. Interaksi antara elektron, elektron dan kisi menyebabkan adanya
energi gap yang diamati. Mekanisme interaksi yang tidak langsung
ini terjadi ketika satu elektron berinteraksi dengan kisi dan
merusaknya. Elektron kedua memanfaatkan keuntungan dari
deformasi kisi. Kedua elektron ini beronteraksi melalui deformasi
kisi.
c. London Penetration Depth merupakan konsekuensi dari Teori BCS.
d. Teori BCS memprediksi suhu kritis.
4. Efek Meissner
Ketika superkonduktor ditempatkan di medan magnet luar yang
lemah, medan magnet akan menembus superkonduktor pada jarak yang
sangat kecil dan dinamakan London Penetration Depth. Pada bahan
superkonduktor umumnya London Penetration Depth sekitar 100 nm.
Setelah itu medan magnet bernilai nol. Peristiwa ini dinamakan Efek
Meissner dan merupakan karakteristik dari superkonduktor. Efek

5
Meissner adalah efek dimana superkonduktor menghasilkan medan
magnet.
Efek Meissner ini sangat kuat sehingga sebuah magnet dapat
melayang karena ditolak oleh superkonduktor. Medan magnet ini juga
tidak boleh terlalu besar. Apabila medan magnetnya terlalu besar, maka
efek Meissner ini akan hilang dan material akan kehilangan sifat
superkonduktivitasnya. Kesimpulannya adalah bahwa keadaan akhir
bahan konduktor sempurna (superkonduktor) tergantung pada jalan yang
dipilih.
Penemuan efek tersebut oleh Meissner pada tahun 1933
menunjukkan adanya titik terang dalam sifat superkonduktivitas.
Superkonduktivitas adalah fenomena baru yang tidak mematuhi hukum
elektrodinamika klasik.
5. Suhu dan Medan Magnet Kritis
Suhu kritis adalah suhu yang membatasi antara sifat konduktor dan
superkonduktor. Jika suhu suatu bahan dinaikan, maka getaran electron
akan bertambah sehingga banyak Phonons yang dipancarkan. Ketika
mencapai suhu kritis tertentu, maka Phonons akan memecahkan Cooper
Pairs dan bahan kembali ke keadaan normal. Contoh grafik Hambatan
terhadap suhu pada bahan YBa2Cu3O7 sebagai berikut, Medan magnet
kritis adalah batas kuatnya medan magnet sehingga bahan
superkonduktor memiliki medan magnet. Jika medan magnet yang
diberikan pada bahan superkonduktor, maka bahan superkonduktor tak
akan mengalami efek meissner lagi.
6. Sintesis Superkonduktor
a. Sampel YBa2Cu3O7
Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat sampel YBa2Cu3O7
adalah Y2O3, BaCO3, CuO. Langkah-langkah sintesis Sampel
YBa2Cu3O7 diantaranya :
1) Persiapan bahan dengan komposisi awal dengan menggunakan
perbandingan molar off-stokiometri.

6
2) Pencampuran dan penggerusan pertama di dalam mortar agate.
Kalsinasi pada suhu 9400 C selama 24 jam.
3) Pendinginan pada suhu kamar.
4) Sintering pada suhu 9400 C.
5) Pendinginan dalam tungku.
b. Sampel BPSCCO-2223
Bahan-bahan yang diperlukan untuk melakukan sintesis bahan
Sampel BPSCCO-2223 adalah Bi2O3, PbO, SrCO3, CuO, CaCO3.
Langkah-langkah sintesis Superkonduktor Sampel BPSCCO-2223
terdiri dari :
1) Persiapan bahan dengan komposisi awal dengan menggunakan
perbandingan molar off-stokiometri.
2) Pencampuran dan penggerusan pertama di dalam mortar agate.
Kalsinasi pada suhu 8100 C selama 20 jam.
3) Penggerusan kedua.
4) Sintering pada suhu 8300 C.
5) Pendinginan dalam tungku.
Selama proses pembentukan sampel tersebut, sampel akan
diujikan dengan yang diarahkan untuk mengendalikan pewaktuan
dari proses sintering dengan suhu pilihan adalah 8300 C. Setelah
proses sintering selesai dalam waktu yang berkesesuaian (30 jam,
60 jam, 90 jam), maka akan diadakan beberapa pengujian
karakteristik sampel, yaitu:
i. Uji Efek Meissner
ii. Uji X-ray Diffraction
iii. Pengukuran Suhu Kritis (Tc)
iv. Pengukuran Fraksi Volume (FV)

7
BAB III
PEMBAHASAN
A. Superkonduktor
Superkonduktivitas secara luas dianggap sebagai salah satu penemuan-
penemuan besar ilmiah abad ke-20. Properti ajaib ini menyebabkan material
tertentu, pada suhu rendah, kehilangan semua resistivitas terhadap aliran
listrik. Keadaan ini memungkinkan berbagai dikembangkannya aplikasi
teknologi yang inovatif. Pada awal abad ke-21, superkonduktivitas
membentuk dasar bagi produk komersial baru yang mengubah ekonomi dan
kehidupan sehari-hari kita.
Superkonduktivitas adalah fenomena pada saat sebuah material
didinginkan sehingga dalam cakupan suhu kritisnya makan resistivitasnya
akan nol.
B. Sejarah bahan superkonduktor

Gambar penemu superkonduktor 1.1


Sebelum tahun 1987 hanya diketahui sedikit material yang
menunjukkan sifat superkonduktor. Hampir semuanya adalah logam dan

8
alloy logam. Dan juga, suhu material-material tersebut harus diturunkan
hingga beberapa derajat di atas nol absolut atau nol Kelvin (0 K).
Penghargaan hadiah nobel bidang fisika pada tahun 1913, diberikan
kepada penemu sifat superkonduktor. Seorang fisikawan asal Belanda Heike
Kamerlingh-Onnes berhasil menemukan sifat superkonduktor pada merkuri
yang ditempatkan pada helium cair bersuhu 4,1 K (titik didih helium
diketahui pada suhu 4.2 K).
Pada awalnya Onnes ingin mengetahui seberapa besar resistansi atau
hambatan arus listrik jika suatu material dimurnikan dan suhu (thermal noise)
dibuat serendah mungkin. Hasil penelitian yang diperoleh ternyata di luar
dugaan. Pada suhu di bawah 4,15 K resistansi menghilang secara spontan.
Arus listrik akan mengalir tanpa hambatan. Onnes dan hasil penelitiannya
yang menunjukkan hubungan antara resistansi sebagai fungsi dari suhu pada
merkuri.
Sebelum 1973 logam lainnya dan paduan logam ditemukan untuk
superkonduktor pada suhu di bawah 23.2K. Ini dikenal sebagai bahan
superkonduktor temperatur rendah (LTS). Sejak 1960-an paduan Niobium-
Titanium (Ni-Ti) telah menjadi bahan pilihan untuk superkonduksi komersial.
Baru-baru ini, Niobium-Tin rapuh bahan intermetallic telah muncul sebagai
alternatif yang sangat baik untuk mencapai lebih tinggi Medan magnet. Pada
tahun 1986, J. G. Bednorz dan K. A. Müller menemukan oksida berbasis
bahan keramik yang menunjukkan sifat-sifat superkonduksi setinggi 35K. Ini
segera diikuti pada awal tahun 1997 oleh pengumuman oleh C. W. Chu
superkonduktor cuprate fungsi di atas 77K, titik didih nitrogen cair. Sejak itu,
penelitian yang luas di seluruh dunia telah menemukan banyak
superkonduktor oksida berbasis lain dengan potensi manfaat
manufakturabilitas dan suhu kritis setinggi 135K. Material superkonduksi
dengan suhu kritis di atas 23.2K dikenal sebagai tinggi suhu superkonduktor
(HTS), meskipun perlu terus kriogenik pendinginan untuk aplikasi apapun.
Empat puluh tahun pengembangan dan komersialisasi aplikasi yang
melibatkan LTS bahan telah menunjukkan bahwa pendekatan superkonduktor

9
bekerja paling baik bila ini merupakan solusi yang unik untuk kebutuhan.
Selain itu, sebagai biaya superkonduktor akan selalu menjadi jauh lebih tinggi
daripada konduktor konvensional, itu harus membawa luar biasa efektivitas
biaya sistem. Munculnya HTS telah mengubah dinamika pendinginan oleh
memungkinkan lebih kecil dan lebih efisien sistem pendingin untuk beberapa
aplikasi. Desain, integrasi teknologi superkonduktor dan kriogenik,
demonstrasi manfaat biaya sistem dan Pochette harus dipenuhi sebelum
superkonduktivitas memberikan pada janji arus utama manfaat masyarakat
dan membuat substansial komersial terobosan ke aplikasi baru.
C. Sifat-Sifat Superkondukor
Sifat yang paling penting dari fase superkonduktor adalah: nol resistivitas,
ideal Diamagnetik (Meissner efek).
1. Resistivitas nol

Gambar tumbukan antara elektron dengan atom 1.2


Ketika kita berbicara tentang resistivitas berarti adalah suatu hambatan,
dan ketika kita bayangkan hambatan listrik. Ketika listrik mengalir pada
sebuah material, ketika aliran-aliran elektron mengalir padanya elektron-
elektron tersebut akan bertumbukan dengan atom-atom pada material
tersebut kemudian ketika elektron dan atom bertumbukan akan
mengakibatkan adanya energi yang hilang dalam jumlah tertentu, energi
tersebut akan tersalurkan dengan sendiri menjadi energi panas itulah
resistivitas.
Ketika suatu bahan dialiri arus listrik pasti akan berbicara tentang adanya
hambatan tetapi yang unik di dalam superkonduktor yakni hambatan itu
seolah tidak ada atau nol resistivitas sehingga dapat dimanfaatkan dengan

10
baik meskipun masih adanya kekurangan dalam pembuatannya yaitu suhu
yang dingin. Maka dari itu superkonduktor hanya dapat dijelaskan oleh
teori kuantum karena jika menurut teori klasik selalu ada friksi, energi
yang hilang, tetapi tidak untuk superkonduktor.
2. Ekspulsi (pengeluaran secara paksa) Magnet dalam superkonduktor
(Diamagnetik/Efek meisser)
Yang menarik dari sifat karakteristik dari superkonduktor adalah karena
superkonduktor bukanlah medan magnetik biasa karena dia berusaha
mengeluarkan garis-garis gaya medan magnet dan dilakukan dengan cara
memutar arus atau aliran dari garis-garis gaya medan magnet tersebut
seperti pada gambar 1.3.

Gambar Ekspulsi magnetik 1.3


Hal yang menariknya juga meskipun medan magnet berusaha dikeluarkan
dari dalam superkonduktor tetapi jika superkonduktor didekatkan dengan
suatu medan magnet, garis garis magnet akan terperangkap di dalam
superkonduktor dan datang dengan garis-garis yang berbeda jumlahnya,
seperti pada gambar 1.4.

11
Gambar garis-garis medan magnetik yang terjebak di dalam super
konduktor 1.4.

Jika kita perhatikan dari gambar 1.4 terlihat bahwa garis-garis medan
magnet itu terjebak di dalam superkonduktor atau di sebut dengan fluxon
dan oleh superkonduktor itu diikat sehingga terjadi penguncian secara 3
dimensi.

Di sisi lain, banyak efek yang ditemukan di konstriksi superkonduksi serta


persimpangan antara superkonduktor dua atau di persimpangan antara
superkonduktor dan konduktor. Efek ini dikenal sebagai "Josephson efek":
(1) itu mungkin untuk terjadi tunneling Cooper pasangan di isolator tipis
antara dua superkonduktor dan dengan demikian arus superkonduktor dapat
dipertahankan di persimpangan; (2) ketika kami menerapkan gradien medan
listrik di persimpangan Josephson gelombang elektromagnetik dapat
dihasilkan, (3) ketika seberkas gelombang elektromagnetik insiden atas
Josephson junction perbedaan potensial listrik variabel dapat dihasilkan.
Karena semua efek yang disebutkan di atas, superkonduktor perangkat dapat
diproyeksikan untuk sejumlah besar aplikasi praktis. Kabel superkonduktor
dapat digunakan untuk daya transmisi dan dalam aplikasi lain ketika nol
resistivitas diperlukan. Kemungkinan penerapan magnetic levitation adalah
produksi gesekan bantalan yang dapat digunakan untuk proyek Generator
listrik dan motor. Gigih arus dapat digunakan dalam superkonduksi dan UKM

12
(superkonduksi energi magnetik penyimpanan). Perangkat Berdasarkan
Josephson efek yang benar-benar digunakan dalam magnetometers sangat
sensitif dan perangkat yang sesuai berdasarkan efek ini dapat menimbulkan
generasi baru lebih cepat komputer. Superkonduksi yang digunakan dalam
akselerator partikel dan juga mungkin digunakan untuk melayang kereta.
Banyak perangkat ini yang berhasil telah digunakan dan baru perangkat telah
dikembangkan. Namun, penggunaan yang sebenarnya dari perangkat
superkonduksi ini dibatasi oleh fakta bahwa mereka harus didinginkan hingga
temperatur rendah menjadi superkonduktor. Saat ini, T tertinggi c kira-kira
sama dengan 135 K 1 atm (Schilling & Cantoni, 1993). penemuan
superkonduktor temperatur kamar harus memicu besar revolusi teknologi.
Sebuah buku dengan diskusi tentang suhu kamar Superkonduktivitas adalah
tersedia (Mourachkine, 2004). Pengetahuan tentang mikroskopis mekanisme
oksida superkonduktor harus panduan teoretis dalam penelitian-penelitian
untuk mensintesis superkonduktor temperatur kamar.
Mempelajari mekanisme mikroskopis di high-T c superkonduktor. Sesuai
dengan jenis pembawa muatan, superkonduktor dapat diklasifikasikan dalam
dua tipe: tipe-n superkonduktor, ketika pembawa muatan pasang Cooper
elektron dan tipe-p superkonduktor, ketika pembawa muatan Cooper pasang
lubang. Kita tahu bahwa teori BCS (Bardeen et al., 1957) menjelaskan
mekanisme mikroskopis Superkonduktivitas logam. Bahan ini adalah jelas
tipe-n superkonduktor. Menurut teori BCS, elektron dalam superkonduktor
metalik dipasangkan oleh bertukar phonons. Mekanisme mikroskopis di
beberapa jenis superkonduktor non-logam, seperti MgB 2 (Nagamatsu et al.,
2001), mungkin dapat dijelaskan oleh teori BCS. Namun, menurut banyak
peneliti (De Jongh, 1988; Emin, 1991; Hirsch, 1991; Ranninger, 1994), Teori
BCS adalah tidak sesuai untuk diaplikasikan untuk menjelaskan mekanisme
superkonduktivitas di oksida superkonduktor. Namun demikian, model-model
lain yang mengandalkan gambar BCS-seperti mengganti phonons oleh Boson
lain, seperti: plasmons, excitons dan magnons, sebagai mediator
menyebabkan menarik interaksi antara sepasang elektron dan banyak penulis

13
klaim yang Superkonduktivitas di oksida superkonduktor dapat dijelaskan
oleh BCS konvensional teori atau teori-teori seperti BCS (Canright &
Vignale, 1989; Prelovsek, 1988; Tachiki & Takahashi, 1988; Takada, 1993).
Dalam bab ini kita membahas kontroversi ini. Begitulah, kami cakram
mikroskopis mekanisme untuk menjelaskan kondensasi keadaan
superkonduktor oksida superkonduktor. Diskusi ini mungkin berguna untuk
mempelajari semua jenis superkonduktor oksida, yang superkonduktor oksida
mengandung tembaga, serta superkonduktor oksida yang melakukan tidak
mengandung tembaga. Namun, tujuan utama dari bab ini adalah untuk
membahas peran Double valence fluktuasi dalam superkonduktor oksida tipe-
p. Dalam karya sebelumnya (Luiz, 2008) kami menyarankan model
fenomenologis sederhana berguna untuk menghitung optimal doping tipe-p
high - t c oksida superkonduktor. Dalam bab ini kita mempelajari mungkin
mikroskopis mekanisme di high-T c superkonduktor untuk memberikan
teoritis dukungan untuk model yang sederhana.
D. Superkonduktor suhu tinggi
Agar superkonduktor dapat digunakan dalam skala masiv, maka
harus ditemukan material yang dapat bersifat superkonduktor pada Tc
lebih tinggi. Tc tersebut jauh lebih tinggi dari suhu helium cair, setidaknya
di atas suhu nitrogen cair (77,4 K).
Teknologi proses produksi dan penanganan nitrogen cair telah
diketahui dengan baik. Selain itu teknologi tersebut juga sederhana dan
murah. Harga satu liter nitrogen cair mungkin masih sedikit lebih murah
jika dibandingkan dengan harga satu liter susu sapi cair. Saat ini material
yang memiliki Tc di atas titik didih nitrogen cair disebut sebagai
superkonduktor suhu tinggi (high temperature superconductors).
Setelah jalan penemuan superkonduktor suhu tinggi berbasis
keramik dibuka oleh Muller dan Bednorz, penelitian untuk mencari
material superonduktor lain yang lebih baikpun semakin banyak. Berbagai
macam riset tersebut fokus mengkaji sifat campuran oksida-oksida logam.

14
Superkonduktor suhu tinggi pertama kali berhasil disintesis oleh
Mau-Kwen Wu dan J. Ashburn dari university of Alabama. Wu dan
Asburn mensubstitusi lanthanum dengan yttrium pada superkonduktor
Muller dan Bednorz. Material keramik yang dihasilkan adalah YBa2Cu3O7
dengan Tc = 93 K atau biasa disebut sebagai yttrium barium copper oxide
(YBCO). Kimiawan dari university of Houston, Paul Chu, juga mengkaji
material yang sama, material berbasis yttrium. Pada tahun 1987 Chu dan
Wu sepakat untuk bekerja sama.

Gambar Struktur Kristal YBCO 1.5


YBa2Cu3O7 dikenal dengan sebutan material 1-2-3 karena rasio
komponen penyusunnya Y:Ba:Cu adalah 1:2:3. Secara struktural, material
keramik ini terdiri dari lapisan-lapisan oksida tembaga diselingi dengan
keberadaan logam-logam Y dan Ba. Perhatikan gambar struktur YB2Cu3O7
di atas.
Secara ekperimental, keramik superkonduktor relatif mudah
dipreparasi. Bahan utama yang dibutuhkan adalah oksida-oksida logam,
sedangkan metode preparasi hanya dilakukan dengan tanur temperatur
tinggi. Beberapa tim peneliti lain dari seluruh penjuru dunia berhasil
memperoleh keramik dengan Tc yang lebih tinggi dari 100 K.

15
Keramik YBCO murni sendiri disintesis dengan memanaskan
campuran logam-logam karbonat pada suhu antara 1000 – 1300 K. Berikut
ini adalah persamaan reaksinya:
4BaCO3+Y2(CO3)3+6CuCO3+(1/2-x)O2 → 2YBa2Cu3O7-x+13CO2
Sifat superkonduktivitas YBa2Cu3O7-x sangat sensitif terhadap
keberadaan oksigen, atau nilai x pada persamaan reaksi di atas.
Superkonduktor suhu rendah akan dihasilkan jika nilai x antara 0 hingga
0,65. Sedangkan jika nilai x ~ 0,07 maka akan diperoleh material
superkonduktor suhu tinggi.
Selain sensitif terhadap jumlah oksigen, keberhasilan preparasi
superkonduktor YBCO juga bergantung pada metode kristalisasi yang
digunakan. YBCO adalah material kristalin, dan sifat superkonduktor
terbaik akan diperoleh ketika proses pertumbuhan kristalnya dijaga dengan
laju kenaikan suhu tertentu.
Selain metode di atas, beberapa metode lain yang juga digunakan
untuk sintesis superkonduktor YBCO, di antaranya adalah chemical vapor
deposition (CVD), sol-gel dan aerosol. Metode-metode alternatif ini juga
membutuhkan control dan kehati-hatian tinggi pada proses pemanasan.
Pada tahun 1988 A. M. Hermann dan Z. Sheng dari university of
Arkansas mempreparasi campuran oksida thallium, kalsium, barium dan
tembaga. Material yang dihasilkan ternyata menunjukkan hambatan listrik
nol pada suhu 107 K.
Tim peneliti dari IBM (San Jose, CA) menggunakan elemen-elemen
yang sama menghasilkan material superkonduktor pada Tc = 122 K.
Selanjutnya material-material lain dengan Tc di atas 130 K banyak
dikonfirmasikan penemuannya.
E. Penerapan Superkonduktor
Produk-produk berbasis superkonduktor sangat ramah lingkungan
dibandingkan dengan rekan-rekan mereka. Mereka menghasilkan gas rumah
kaca ada dan yang didinginkan oleh nitrogen cair tidak mudah terbakar
(nitrogen terdiri dari 80% dari atmosfer kita) dibandingkan dengan pendingin

16
minyak konvensional yang mudah terbakar dan beracun. Mereka juga
biasanya setidaknya 50% lebih kecil dan lebih ringan daripada setara unit
konvensional yang ujung-ujungnya menyangkut ke dalam ekonomi. Manfaat
ini telah membangkitkan pengembangan yang berkelanjutan dari banyak
aplikasi baru di bidang:
Listrik. Superkonduktor memungkinkan berbagai aplikasi untuk membantu
penuaan alat dan sangat terbebani infrastruktur listrik - misalnya, Generator,
transformer, kabel bawah tanah, sinkron condensers dan limiters kesalahan
saat ini. Kerapatan daya tinggi dan efisiensi listrik superkonduktor kawat
hasil dalam perangkat yang sangat kompak, kuat dan sistem yang lebih
handal, efisien dan ramah lingkungan.
Transportasi. Yang cepat dan efisien pergerakan orang dan barang-barang,
lewat darat dan laut, menimbulkan penggunaan lahan logistik, lingkungan,
yang penting dan tantangan lain. Superkonduktor memungkinkan generasi
baru teknologi transportasi termasuk sistem propulsi kapal, kereta ia magnetis
dan kereta traksi transformer.
Kedokteran. Kemajuan dalam HTS menjanjikan lebih kompak dan kurang
mahal Magnetic Resonance Imaging (MRI) sistem dengan kemampuan
pencitraan yang unggul. Selain itu, Magneto-Encephalography (MEG),
Magnetic Source Imaging (MSI) dan Magneto-Kardiologi (MCG)
mengaktifkan diagnosis fungsi otak dan jantung non-invasif.
Industri. Motor besar dinilai pada 1000 HP dan di atas mengkonsumsi 25%
dari semua listrik yang dihasilkan di Amerika Serikat. Mereka menawarkan
target utama untuk penggunaan HTS secara substansial mengurangi kerugian
listrik. Magnet yang kuat untuk air remediasi, bahan pemurnian dan industri
pengolahan juga berada di tahap demonstrasi.
Komunikasi. Selama dekade terakhir, filter HTS telah datang ke luas
digunakan dalam sistem komunikasi selular. Mereka meningkatkan rasio
signal-to-noise, memungkinkan Layanan handal dengan lebih sedikit, lebih
banyak spasi sel menara. Ketika dunia bergerak dari analog untuk semua

17
komunikasi digital, chip LTS menawarkan peningkatan dramatis kinerja
dalam banyak aplikasi komersial dan militer.
Penelitian ilmiah. Menggunakan bahan superkonduktor, hari ini penelitian
ilmiah mutakhir fasilitas mendorong batas-batas pengetahuan manusia - dan
mengejar terobosan yang bisa mengakibatkan teknik baru yang mulai dari
energi bersih, berlimpah dari fusi nuklir untuk komputasi pada kecepatan jauh
lebih cepat daripada batas teoritis teknologi silicon.

Saat ini aplikasi komersial umum yang dapat digunakan.


• Magnetic Resonance Imaging (MRI)
• Nuclear Magnetic Resonance (NMR)
• High-energy physics accelerators (akselerator fisika energi tinggi)
• Plasma fusion reactors (reaktor penggabungan plasma)
• Industrial magnetic separation of kaolin clay (industri magnetik
pemisahan kaolin Clay)
Aplikasi komersial utama superkonduktivitas di diagnostik medis,
ilmu dan bidang industri pengolahan yang tercantum di atas semua
melibatkan LTS bahan dan relatif tinggi Medan magnet. Memang, tanpa
teknologi superkonduksi kebanyakan aplikasi ini tidak akan layak. Beberapa
aplikasi kecil yang memanfaatkan bahan LTS juga telah diperdagangkan,
misalnya penelitian magnet dan Magneto-Encephalograhy (MEG). Yang
terakhir ini didasarkan pada teknologi superkonduksi Quantum gangguan
perangkat (SQUID) yang mendeteksi dan mengukur lemah magnet yang
dihasilkan oleh otak. Produk komersial hanya substantif menggabungkan
bahan-bahan HTS adalah filter elektronik yang digunakan dalam stasiun basis
nirkabel. Sekitar 10.000 unit telah dipasang di jaringan nirkabel di seluruh
dunia.
F. Superkonduktivitas: Aplikasi dalam transportasi
Di sekitar dunia, sistem transportasi dari semua jenis menghadapi
tantangan baru yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tekanan pada
sistem dan teknologi yang memindahkan orang dan barang diharapkan

18
untuk mengintensifkan karena beberapa faktor: peningkatan permintaan;
perubahan dalam ekonomi pasar bahan bakar; dan permintaan untuk
perbaikan sistem kinerja. Sebagai tanggapan, beberapa jenis transportasi
yang menjadi listrik. Superkonduktivitas dapat memanfaatkan keuntungan
dari listrik transportasi dari berbagai jenis, mulai dari kereta berkecepatan
tinggi untuk sistem penggerak kapal canggih. Penggabungan teknologi
superkonduktor ke desain sistem transportasi dapat meningkatkan efisiensi
dan kinerja, mengurangi konsumsi bahan bakar dan berat badan, dan
memperluas jangkauan sistem transportasi dari semua jenis.
1. Sejarah kecil tentang transportasi
Di sekitar dunia, sistem transportasi saat ini sedang menghadapi
krisis. Hampir semua teknologi dominan yang memberikan mobilitas hari
ini - termasuk mobil, kereta, kapal dan pesawat - sangat bergantung pada
minyak bumi berbasis bahan bakar. Namun harga minyak dunia terus
meningkat, dan persediaan rendah minyak menurun. Masyarakat modern,
yang bergantung pada tingkat mobilitas yang tinggi, menghadapi prospek
lebih tinggi biaya dan seiring lebih lambat pertumbuhan ekonomi jika
solusi baru untuk meyakinkan pergerakan penumpang dan barang tidak
tersedia.
Salah satu paling menjanjikan tanggapan terhadap tantangan ini
terletak di Elektrifikasi transportasi. Elektrifikasi memungkinkan untuk
menyalakan sistem transportasi banyak dari jaringan listrik yang saling
berhubungan dan melekat efisiensi sistem penggerak listrik dapat juga
menghasilkan penghematan biaya yang signifikan.
Dalam banyak hal, Elektrifikasi transportasi adalah sebuah cerita
lama. Di akhir abad 19, trem listrik sistem benar-benar memberikan
insentif untuk menggemparkan lingkungan urban. Melalui pertengahan-20
abad, banyak negara-negara berkembang mengadopsi kereta listrik
berkecepatan tinggi. Namun, munculnya biaya rendah minyak di awal
abad ke-20 mendorong migrasi dari grid berbasis sistem untuk adopsi
alternatif yang ditawarkan lebih nyaman dan fleksibilitas.

19
Di abad 21, listrik adalah mendapatkan tampilan baru sebagai dasar
untuk menyalakan sistem transportasi. Faktor yang mendorong minat
dalam Elektrifikasi transportasi termasuk kinerja keuntungan dari sistem
listrik serta meningkatkan biaya dan mengencangkan pasokan minyak.
Inovasi adalah mengadaptasi teknologi listrik dengan cara yang
menggabungkan keuntungan dari sistem transportasi yang berdiri sendiri
dengan kebersihan, efisiensi dan kenyamanan listrik. Contoh tanah
berbasis terkemuka hari ini cutting-edge mobilitas inovasi termasuk isi
ulang, plug-in hybrid mobil; Kereta magnetis Super berkecepatan tinggi;
dan kereta antarkota dengan lebih efisien. Semua sistem transportasi ini
bisa didukung oleh berbagai sumber energi melalui jaringan listrik.
Sementara itu, di laut, kapal propulsi (penggerak).
Superkonduktivitas menawarkan beberapa cara untuk
meningkatkan manfaat Elektrifikasi dalam banyak aplikasi transportasi ini.
Kinerja tinggi, teknologi ringan superkonduktor dapat membuat sistem
propulsi transportasi lebih kuat namun lebih kecil dan lebih ringan.
Deskripsi kapsul berikut menjelaskan bagaimana superkonduktivitas
sedang diterapkan dalam berbagai teknologi transportasi untuk
memastikan bahwa masyarakat terus menikmati mobilitas terbatas sumber
daya dunia.
2. Propulsi kelautan kapal HTS: Sebuah revolusi dalam desain kapal

20
Gambar Kapal menggunakan propulsi 1.6
Dalam 20 tahun terakhir, kapal yang didesain mulai mengadopsi
sistem penggerak listrik. Pergeseran ini yang telah ditandai sebagai
perubahan yang paling penting dalam desain kapal sejak adopsi mesin
diesel di tahun 1920-an. Sistem penggerak listrik mengaktifkan pengaturan
baru, lebih fleksibel dan integrasi sistem energi-menggunakan kapal, lebih
efisien karena mereka membiarkan tanaman kekuatan yang sama untuk
mendukung propulsi serta persyaratan lainnya. Sebagai akibatnya, kapal
dapat dirancang ulang untuk menyediakan lebih banyak ruang di bawah
dek, apakah untuk penumpang, kargo, atau aplikasi angkatan laut, senjata
dan sistem senjata. Di antara laut komersial besar akan kapal, hampir
100% dari semua kapal baru elektrik didorong, termasuk banyak besar
kapal seperti Queen Mary 2. Listrik propulsi menawarkan keuntungan lain
untuk aplikasi angkatan laut dan pada tahun 2000, Angkatan Laut AS
mengumumkan bahwa itu akan migrasi ke arah armada semua-listrik.
Ukuran besar dan berat motor konvensional berbasis tembaga
propulsi listrik dan generator telah menjadi penghalang untuk luas Adopsi
listrik propulsi. Untuk alasan ini, superkonduktor menawarkan keuntungan
tambahan, penting untuk elektrik gerak kapal. HTS motors dan generator
yang jauh lebih kecil dan lebih ringan; operasi prototipe adalah sepertiga
ukuran dan berat dari rekan-rekan tembaga-luka mereka konvensional dan
tenang. Penghapusan rotor kerugian hasil dalam efisiensi jauh lebih tinggi,
terutama di bawah kondisi beban parsial, dimana banyak kapal beroperasi
untuk sebagian besar jam operasi. Ini peningkatan efisiensi diterjemahkan
ke dalam lagi jelajah dan ekonomi bahan bakar yang lebih besar. Majelis
motor lebih kecil juga memungkinkan listrik kapal menggunakan Port
dangkal, dan bisa dimasukkan langsung ke steerable berbasis pod Majelis,
mengakibatkan fleksibilitas yang lebih besar dan meningkatkan manuver.
Kecil propulsi motor diterjemahkan ke dalam kapal-kapal angkatan laut
yang dapat membawa lebih kuat senjata seperti daya tinggi tempur radar
dan rudal tambahan. Keunggulan ini telah mengumpulkan bunga yang

21
signifikan dari angkatan laut dan angkatan laut lainnya di seluruh dunia.
Selain dari angkatan laut dan pelayaran kapal aplikasi, aplikasi lainnya
mungkin termasuk banyak jenis kapal lain termasuk tanker LNG, produk
tanker, feri, penelitian kapal, lapisan kabel dan acara pemecah suasana.
3. Kereta MAGLEV
Beberapa negara di Eropa dan Asia sangat mengandalkan
transportasi rel untuk membawa sejumlah besar penumpang. Transportasi
rel memiliki keuntungan atas udara perjalanan sebagai biasanya beroperasi
dari pusat transportasi di pusat kota.
Maglev atau letivasi magnet adalah teknik mengangkat objek
menggunakan prinsip magnet dalam Fisika Dasar. Dua kutub magnet yang
sama akan tolak menolak dan yang berbeda akan tarik menarik

Gambar Kereta Maglev 1.7

Prinip Kerja kereta maglev


Kereta Maglev dapat bergerak dikarenakan dibagian bawah
masing-masing kaki kereta Maglev ada 2 bagian magnet yaitu magnet
penyokong (Support Magnet) adalah magnet yang menarik kereta agar
mengambang dan menggerakkannya. Sedangkan dibagian sisi-sisinya
adalah magnet penuntun (Guidance Magnet) menjaga kereta tetap di jalur
rel. Magnet penyokong dan penuntun ini di pasang pada kedua sisi
sepanjang kaki kereta dan sistem control elektronik memastikan kereta
melayang.

22
Gambar Sistem kerja dari kereta maglev 1.8
Kereta Maglev mengambang kurang lebih 10 cm diatas rel
magnetiknya. Dorongan ke depan dilakukan melalui interaksi antara rel
magnetik dengan dengan mesin induksi yang juga menghasilkan medan
magnetic di dalam kereta. Dengan tidak adanya gesekan dengan rel ini
menyebabkan kecepatan setinggi itu bisa dicapai. Selain itu juga suara di
dalamnya juga jadi sangat tenang. Jepang merupakan Negara yang maju
dalam bidang teknologi, Jepang adalah penguasa terdepan teknologi untuk
kereta api super cepat di dunia. Kereta Jepang Shinkansen melayang 10
cm (3,9 in) diatas relnya. Shinkansen menggunakan rodanya hingga
mencapai kecepatan 100 km/jam (62 mph) sebelum dia benar-benar
melayang. Pada kecepatan tertentu, helium encer yang sangat dingin
digunakan untuk meminimalkan kehilangan energi pada bidang maknit.
Sedangkan jenis yang dibuat di Eropa menggunakan maknit biasa, tetapi
membuatnya lebih cepat melayang
Sistem kendali pada Shinkansen MLX01 Maglev menggunakan
sistem synchronous motor (LSM). Sistem ini diperlukan untuk memasok
listrik ke koil pada rel sehingga membuat kereta melayang setinggi 10 cm
diatas permukaan rel.
Pada kereta Maglev sistem yang digunakan adalah tenaga
elektromagnet antara magnet superkonduktor pada badan kereta dengan

23
koil pada bantalan rel. Pada saat magnet melewati dengan kecepatan
tinggi, sebuah daya listrik muncul pada koil, yang mengakibatkan
terjadinya medan elektromagnet sementara. Hasilnya, terjadi dua tenaga,
yang saling mendorong dan menarik magnet superkonduktor sehingga
kereta melayang diatas bantalan rel. Daya ini pula menyebabkan kereta
dapat melaju dengan kecepatan sangat tinggi.
Kereta maglev ketika bergerak dan mengerem di kendalikan oleh
sistem SLLMotor. Motor ini tidak terdapat dalam kereta maglev
melainkan di relnya sendiri. Fungsinya sama seperti seperti motor rotasi
elektronik yg umum hanya saja lilitan dari motor di rubah menjadi bagian
dari rel sementara magnet dari motor menjadi bagian dari kereta magnet.
Medan magnetik yg menggerakkan kereta magnet dihasilkan oleh lilitan di
rel.
Kereta maglev saat berpindah jalur rel menggunakan sistem
perpindahan jalur rel baja yang bisa melengkung (bendable steel switches
system). Pada saat menikung kereta maglev bisa mencapai kecepatan
200km/jam dan 300-400km/jam ketika bergerak lurus.

Terdapat tiga teknologi yang dipakai di kereta Maglev ini, yaitu :

Suspensi Elektrodinamik yaitu posisi kereta tergantung pada magnet


elektrodinamik.
Suspensi Elektromagnetik yaitu posisi kereta tergantung pada
elektromagnetik terkontrol.
Inductrack yaitu menggunakan magnet permanen dan diyakini
lebih ekonomis dibanding teknologi sebelumnya.

24
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan makalah di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Superkonduktor merupakan bahan material yang memiliki hambatan
listrik bernilai nol pada suhu yang sangat rendah. Artinya superkonduktor
dapat menghantarkan arus walaupun tanpa adanya sumber tegangan.
2. Sifat lain dari superkonduktor yaitu bersifat diamagnetisme sempurna.
Jika sebuah superkonduktor ditempatkan pada medan magnet, maka tidak
akan ada medan magnet dalam superkonduktor. Hal ini terjadi karena
superkonduktor menghasilkan medan magnet dalam bahan yang
berlawanan arah dengan medan magnet luar yang diberikan.
3. Teori BCS menjelaskan bahwa :
- Interaksi tarik menarik antara elektron dapat menyebabkan keadaan
dasar terpisah dengan keadaan tereksitasi oleh energi gap.
- Interaksi antara elektron, elektron dan kisi menyebabkan adanya
energi gap yang diamati. Mekanisme interaksi yang tidak langsung
ini terjadi ketika satu elektron berinteraksi dengan kisi dan
merusaknya. Elektron kedua memanfaatkan keuntungan dari
deformasi kisi. Kedua elektron ini beronteraksi melalui deformasi
kisi.
- Efek Meissner adalah efek dimana superkonduktor menghasilkan
medan magnet (mengeluarkan). Efek Meissner ini sangat kuat
sehingga sebuah magnet dapat melayang karena ditolak oleh
superkonduktor. Medan magnet ini juga tidak boleh terlalu besar.
Apabila medan magnetnya terlalu besar, maka efek Meissner ini
akan hilang dan material akan kehilangan sifat
superkonduktivitasnya. Kesimpulannya adalah bahwa keadaan akhir
bahan konduktor sempurna (superkonduktor) tergantung pada jalan
yang dipilih.

25
- Suhu kritis adalah suhu yang membatasi antara sifat konduktor dan
superkonduktor. Jika suhu suatu bahan dinaikan, maka getaran
electron akan bertambah sehingga banyak Phonons yang
dipancarkan. Ketika mencapai suhu kritis tertentu, maka Phonons
akan memecahkan Cooper Pairs dan bahan kembali ke keadaan
normal.
4. Superkondutor dapat dimanfaatkan diberbagai bidang seperti kelistrikan,
transportasi, medis, komunikasi dan sebagainya.
5. Kereta Maglev dapat bergerak dikarenakan dibagian bawah masing-
masing kaki kereta Maglev ada 2 bagian magnet yaitu magnet penyokong
(Support Magnet) adalah magnet yang menarik kereta agar mengambang
dan menggerakkannya. Sedangkan dibagian sisi-sisinya adalah magnet
penuntun (Guidance Magnet) menjaga kereta tetap di jalur rel. Magnet
penyokong dan penuntun ini di pasang pada kedua sisi sepanjang kaki
kereta dan sistem control elektronik memastikan kereta melayang.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di
pertanggung jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di
jelaskan. Untuk bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka. Pada
kesempatan lain akan saya jelaskan tentang daftar pustaka makalah.

26
Daftar Pustaka

Coalition for the Commercial Application of Superconductors (CCAS). 2008.


Superconductivity Present and Future Application. United States.
http://www.ccas-web.org. 04 Mei 2017 (19.30).
De Jongh, L. J. (1988). A comparative study of (bi)polaronic (super)conductivity
in high- and low-Tc superconducting oxides. Physica C: Superconductivity, 152,
pp. 171-216.

Hernawan. 2015. Penerapan Gaya Magnet Pada Kereta Maglev. Tersedia di


http://nikohernawan.web.unej.ac.id/2016/05/26/penerapan-gaya-magnet-pada-
kereta-meglev/. Diakses 13 Mei 2017 (06.36)

Luiz, A. M. (2008). A simple model to estimate the optimal doping of p-type


oxide superconductors. Mat. Research, 11, 4, pp. 495-498
Mourachkine, A. (2004). Room Temperature Superconductivity. Cambridge
International Science Publishers, Cambridge.
Mulyanti, Budi. 2013. Teori dan Teknologi Material Elektronik. Bandung: Refika
Aditama.

Nagamatsu, J.; Nacagawa, N.; Muranaka, T.; Zenitani, Y. & Akimitsu, J. (2001).
Superconductivity at 39 K in magnesium diboride. Nature, 410, (March 2001), pp.
83-84.

Schilling, A. & Cantoni, M. (1993). Superconductivity above 130 K in the Hg-Ba-


Ca-Cu-O system. Nature, 363, 6424, pp. 56-58.

Syahrul. 2016. Superkonduktor Suhu Tinggi, Perkembangan dan Sifat


Superkonduktor. Department of Chemical Engineering, Faculty of Engineering,
Tanjungpura University, Pontianak. http://hydrogen.untan.ac.id/kontak-kami/, 05
Mei 2017 (11:43).

27
LAMPIRAN
Hasil Diskusi Pertanyaan-pertamyaan
1. Kenapa Maglev hanya diaplikasikan sebatas pada kereta saja?, tidak ke
mobil atau sepeda dan beca? (Moch Harland)

Jawab: Sebenarnya penggunaan superkonduktor tak hanya dibidang kereta


saja dibidang yang lainnya pun banyak seperti kabel, generator,
penyimpanan energi dan yang lainnya. Ketika berbicara pengaplikasian
terhadap mobil, sepeda dan sejenisnya masih dalam pengembangan ilmu
mengenai superkonduktor dikarenakan superkonduktor harus selalu berada
dalam kondisi dingin bahkan sekarang 135K untuk YBCO, maka dari itu
pengembangan kepada mobil akan terealisasikan dimasa mendatang nanti
karena dengan dilakukan banyak penelitian dapat ditemukan
superkonduktor pada suhu ruangan dan penggunaan bahan-bahan yang
tidak mahal seperti pengadaan jalan raya yang harus dialiri medan magnet.

2. Apakah disepanjang rel kereta maglev ada magnetnya? (Richard Sambera


Sagala)
Jawab: yap benar sekali apa yang ditanyakan oleh Richard sistem
pengendalian kereta maglev berdasarkan medan magnet yang saling tolak
menolak antara bawah dan diatasnya dan saling tarik menarik dengan
pinggiran dari kereta sehingga mengakibatkan kereta terkunci pada jalur
rel dan mengakibatkan anjloknya kereta dapat dihindari.

secara gamblangnya seperti ini Pada kereta Maglev sistem yang digunakan
adalah tenaga elektromagnet antara magnet superkonduktor pada badan

28
kereta dengan koil pada bantalan rel. Pada saat magnet melewati dengan
kecepatan tinggi, sebuah daya listrik muncul pada koil, yang
mengakibatkan terjadinya medan elektromagnet sementara. Hasilnya,
terjadi dua tenaga, yang saling mendorong dan menarik magnet
superkonduktor sehingga kereta melayang diatas bantalan rel. Daya ini
pula menyebabkan kereta dapat melaju dengan kecepatan sangat tinggi.
Kereta maglev ketika bergerak dan mengerem di kendalikan oleh
sistem SLLMotor. Motor ini tidak terdapat dalam kereta maglev
melainkan di relnya sendiri. Fungsinya sama seperti seperti motor rotasi
elektronik yg umum hanya saja lilitan dari motor di rubah menjadi bagian
dari rel sementara magnet dari motor menjadi bagian dari kereta magnet.
Medan magnetik yg menggerakkan kereta magnet dihasilkan oleh lilitan di
rel.

3. Apakah kekurangan penggunaan Superkonduktor pada kereta? (Taufik


Ahmad Ginanjar)
Jawab:
- Biaya produksi rel yang sangat mahal
- Biaya perawatan rel yang sangat mahal
- Penuh perhitungan
- Material superkonduktor harus dingin dan dalam
cakupan suhu kritisnya

29

Anda mungkin juga menyukai