Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH SENSOR LDR

Disusun oleh

Abdul Hamidan (151341004)

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND

YOGYAKARTA
2017
DAFTAR ISI

BAB I................................................................................................................................4

PENDAHULUAN................................................................................................................4

4.1 LATAR BELAKANG..........................................................................................................4

4.2 RUMUSAN MASALAH...................................................................................................5

4.3 TUJUAN.........................................................................................................................5

4.4 MANFAAT......................................................................................................................5

4.1 SEJARAH LDR................................................................................................................6

4.2 PENGERTIAN LDR..........................................................................................................7

4.3 RANGKAIAN ELEKTRONIK LDR......................................................................................9

4.4 KARAKTERISTIK LDR....................................................................................................10

a. Laju Recovery..............................................................................................................10

b. Respon Spektral..........................................................................................................11

4.5 STRUKTUR DASAR FOTO RESISTOR.............................................................................12

PEMBAHASAN................................................................................................................14

4.1 PRINSIP KERJA LDR.....................................................................................................14

4.2 PENGAPLIKASIAN DI MASYARAKAT.............................................................................15

a. LDR sebagai Pengontrol Lampu Jalan.........................................................................16

b. Menggunakan Sensor LDR dan Lampu dengan Microcontroler..................................22

4.3 METODE ILMIAH.........................................................................................................23

PENUTUP.......................................................................................................................26

4.1 KESIMPULAN..............................................................................................................26

4.2 SARAN........................................................................................................................27
BAB I

PENDAHULUAN

4.1 LATAR BELAKANG


Intensitas radiasi matahari akan berkurang oleh penyerapan dan pemantulan
atsmofer saat sebelum mencapai permukaan bumi. Ozon di atsmofer menyerap radiasi
dengan panjang gelombang pendek (ultraviolet) sedangkan karbondioksida dan uap air
menyerap sebagian radiasi dengan panjang gelombang yang lebih panjang (inframerah).
Selain pengurangan radiasi bumi langsung (sorotan) oleh penyerapan tersebut, masih
ada radiasi yang dipancarkan oleh molekul – molekul gas, debu dan uap air dalam
atsmofer. Yang pada dasarnya cahaya itu penting untuk kita manusia. Bagaimana kita
memahami konsep cahaya itu? Tentu kita banyak mengetahui apa yang telah
dikemukakan oleh para ilmuwan di abad yang lalu tentang konsep cahaya. Sekarang
kita juga banyak mendengar tentang LDR. LDR (Light Dependent Resistor) adalah
salah satu alat yang berhubungan dengan cahaya .

Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk memberikan


hambatan terhadap aliran arus listrik. Dalam rangkaian listrik dibutuhkan resistor
dengan spesifikasi tertentu, seperti besar hambatan, arus maksimum yang boleh
dilewatkan dan karakteristik hambatan terhadap suhu dan panas. Resistor memberikan
hambatan agar komponen yang diberi tegangan tidak dialiri dengan arus yang besar,
serta dapat digunakan sebagai pembagi tegangan.

Dengan adanya LDR ini dapat membantu kinerja manusia untuk menjalankan
aktifitas dan sebagai bentuk penghematan atas energi. Bila tidak ada sistem / alat LDR
makan energi menjadi terbuang tak berguna dan bisa menyebabkan energi dalam bumi
cepat habis. Bila energi sekarang habis bagaimana kah anak cucu kita dalam menikmati
energi tersebut dan LDR juga berfungsi Otomatis on / off lampu, sebagai alarm pada
pengisian air bak, dan lain lain.

4
4.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalahnya adalah

a. Bagaimana prinsip kerja LDR ?

b. Bagaimana pengaplikasiaan dari LDR ?

4.3 TUJUAN
Tujuan dari makalah ini adalah supaya mahasiswa dapat mengetahui tentang LDR,
pengertian LDR, dan cara pengaplikasiaannya di kehidupan sehari-hari.

4.4 MANFAAT
Manfaat dari makalah ini ialah agar mahasiswa bisa lebih memehami LDR, komponen-
komponen yang menyusun LDR tersebut, dan sebagai bahan pertimbangan apabila
menemukan masalah disaat menggunakan LDR ini disebuah rangkaian sederhan

5
BAB II
TINJAUAN UMUM

4.1 SEJARAH LDR


Foto-resistor, sangat banyak digunakan selama bertahun-tahun. Foto-resistor telah
terlihat di bentuk awal sejak abad kesembilan belas ketika foto-konduktivitas dari
selenium ditemukan oleh Smith pada tahun 1873. Sejak itu banyak varian perangkat
foto-konduktif telah dibuat.
Banyak pekerjaan yang berguna telah dilakukan oleh T. W. Case pada tahun 1920,
ketika ia menerbitkan sebuah makalah berjudul “Thalofide Cell – a new photo-electric
cell“.
Zat-zat lainnya termasuk PbS, PbSe, dan PbTe dipelajari di tahun 1930-an dan
1940-an, dan kemudian pada tahun 1952, Rollin dan Simmons mengembangkan foto-
konductor menggunakan silikon dan germanium.

4.2 PENGERTIAN LDR


Berdasarkan penggunaannya, resistor dapat dibagi :

1. Resistor Biasa (tetap nilainya), ialah sebuah resistor penghambat gerak arus, yang
nilainya tidak dapat berubah, jadi selalu tetap (konstan). Resistor ini biasanya
dibuat dari nikelin atau karbon.
2. Resistor Berubah (variable), ialah sebuah resistor yang nilainya dapat berubah –
ubah dengan jalan menggeser atau memutar (toggle) pada alat tersebut. Sehingga
nilai resistor dapat kita tetapkan sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan jenis ini
kita menjadi dua, Potensiometer, Rheostat, dan Trimpot (Trimmer Potensiometer)
yang biasanya menempel pada papan rangkaian (Printed Circuit Board, PCB).
3. Resistor NTC dan PTS, NTC (Negative Temperature Coefficient), ialah resistor
yang nilainnya akan bertambah besar bila temperature menjadi dingin.
4. LDR (Light Dependent Resistor), ialah jenis resistor yang berubah hambatannya
karena pengaruh cahaya. Bila cahaya gelap nilai tahanannya semakin besar,
sedangkan cahayanya terang nilainya menjadi semakin kecil.

6
LDR (Light Dependent Resistor) adalah jenis resistor yang biasa dugunakan
sebagai detector cahaya atau pengukur besaran konversi cahaya. Light Dependent
Resistor, terdiri dari sebuah cakram semikonduktor yang mempunyai dua buah
elekrtroda pada permukaannya.

LDR (Light Dependent Resistor), ialah jenis resistor yang berubah hambatannya
karena pengaruh cahaya. Bila cahaya gelap nilai tahanannya semakin besar, sedangkan
bila cahayanya terang nilainya menjadi semakin kecil.

LDR (Light Depend ent Resistor) adalah jenis resistor yang biasa digunakan
sebagai detector cahaya atau pengukur besaran konversi cahaya. Light Dependent
Resistor, terdiri dari sebuah cakram semikonduktor yang mempunyai dua buah
elekrtroda pada permukaannya.

Gambar 2.0 LDR

Resistansi LDR berubah seiring dengan perubahan intensitas cahaya yang


mengenainya. Dalam keadaan gelap resistansi LDR sekitar 10 M dan dalam keadaan

terang sebesar 1 k atau kurang. LDR terbuat dari bahan semikonduktor seperti
cadmium sulfide. Dengan bahan ini energy dari cahaya yang jatuh menyebabkan lebih

7
banyak muatan yang dilepas atau arus listrik meningkat. Artinya resistansi bahan telah
mengalami penurunan.

LDR digunakan untuk mengubah energy cahaya menjadi energy listrik. Saklar
cahaya otomatis dan alarm pencuri adalah beberapa contoh alat yang menggunakan
LDR. Akan tetapi karena responnya tterhadap cahaya cukup lambat, LDR tidak
digunakan pada situasi di mana intensitas cahaya berubah secara drastic. Sensor ini akan
berubabh nilai hambatannya apabila ada perubahan tingkat kecerahan cahaya.

4.3 RANGKAIAN ELEKTRONIK LDR

Rangkaian elektronik yang dapat digunakan untuk Foto-resistor atau LDR


adalah rangkaian yang dapat mengukur nilai resistansi dari Foto-resistor / LDR tersebut.
Dari hukum ohm, diketahui bahwa:

Dengan V adalah beda potensial antara dua titik, I adalah arus yang mengalir di
antara-nya, dan R adalah resistansi di antara-nya. Lebih lanjut dikatakan pula bahwa
nilai R tidak bergantung dari V ataupun I. Sehingga, jika ada perubahan nilai resistansi
dari R, maka nilai tegangan V-nya pun akan berubah. Jika beda potensial di-set tetap,
maka perubahan resistansi hanya akan mempengaruhi besar arusnya. Dan persamaan
tersebut akan menjadi:

Kedua persamaan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai rangkaian yang dapat


mendeteksi perubahan resistansi dari Foto-resistor atau LDR. Pada persamaan pertama,
nilai V akan berubah jika resistansi berubah, sedangkan pada persamaan kedua, nilai I
yang akan berubah. Namun, pada banyak mikrokontroler, telah ter-integrasi rangkaian
ADC yang dapat membaca tegangan (V) analog dengan baik. Sehingga pada
pembahasan, rangkaian pembacaan nilai resistansi dari Foto-resistor atau LDR adalah
yang berdasar pada persamaan pertama

8
Gambar 2.2 LDR Secara umum

Dengan rangkaian sederhana seperti di atas, intesitas cahaya dapat diukur


dengan mengukur nilai tegangan VLDR (dalam volt). Karena intensitas cahaya akan
mempengaruhi nilai resistansi LDR yang dengan demikian akan mempengaruhi pula
nilai VLDR.

Gambar 2.3 Rangkaian LDR dengan menabahkan kapasitor

Selanjutnya tambahkan kapasitor pada LDR seperti pada gambar di atas. Dengan
penambahan kapasitor, nilai VLDR tidak akan berubah secara signifikan. Tetapi respon
terhadap perubahan intensitas memang sedikit lebih lambat. Namun, dengan kapasitor
tersebut, tegangan VLDR akan lebih stabil. Dengan pemilihan nilai kapasitor yang tepat
(0.1 uF – 1 uF), respon terhadap perubahan tetap baik, dan akan didapatkan tegangan
VLDR yang stabil

9
4.4 KARAKTERISTIK LDR
LDR adalah suatu bentuk komponen yang mempunyai perubahan resistansi yang
besarnya tergantung pada cahaya. Karak teristik LDR terdiri dari dua macam yaitu Laju
Recovery dan Respon Spektral:

a. Laju Recovery
Bila sebuah LDR dibawa dari suatu ruangan dengan level kekuatan cahaya
tertentu ke dalam suatu ruangan yang gelap, maka bisa kita amati bahwa nilai resistansi
dari LDR tidak akan segera berubah resistansinya pada keadaan ruangan gelap tersebut.
Namun LDR tersebut hanya akan bisa mencapai harga di kegelapan setelah mengalami
selang waktu tertentu. Laju recovery merupakan suatu ukuran praktis dan suatu
kenaikan nilai resistansi dalam waktu tertentu. Harga ini ditulis dalam K/detik, untuk
LDR tipe arus harganya lebih besar dari 200K/detik(selama 20 menit pertama mulai dari
level cahaya 100 lux), kecepatan tersebut akan lebih tinggi pada arah sebaliknya, yaitu
pindah dari tempat gelap ke tempat terang yang memerlukan waktu kurang dari 10 ms
untuk mencapai resistansi yang sesuai dengan level cahaya 400 lux.

b. Respon Spektral
LDR tidak mempunyai sensitivitas yang sama untuk setiap panjang gelombang
cahaya yang jatuh padanya (yaitu warna). Bahan yang biasa digunakan sebagai
penghantar arus listrik yaitu tembaga, aluminium, baja, emas dan perak. Dari kelima
bahan tersebut tembaga merupakan penghantar yang paling banyak, digunakan karena
mempunyai daya hantar yang baik (TEDC,1998)

100 K
Resistansi

10 K

1K

0,1 K
LUX
10 L 100 L 1000 L
Illuminasi

Gambar 2.4 Tingkat luminasi dengan resistensi yang dihasilkan dalam proses LDR

10
Pada karakteristik diatas dapat dilihat bila cahaya mengenai sensor itu maka
harga tahanan akan berkurang. Perubahan yang dihasilkan ini tergantung dari bahan
yang digunakan serta kekuatan cahaya yang mengenainya

Pada keadaan gelap tanpa cahaya sama sekali, LDR memiliki nilai resistansi
yang besar (sekitar beberapa Mega ohm). Nilai resistansinya ini akan semakin kecil jika
cahaya yang jatuh ke permukaannya semakin terang. Pada keadaan terang benderang
(siang hari) nilai resistansinya dapat mengecil , lebih kecil dari 1 KOhm. Dengan sifat
LDR yang demikian maka LDR biasa digunakan sebagai sensor cahaya. Contoh
penggunaannya adalah pada lampu taman dan lampu di jalan yang bisa menyala di
malam hari dan padam di siang hari secara otomatis

4.5 STRUKTUR DASAR FOTO RESISTOR


Meskipun ada banyak cara di mana resistor bergantung cahaya, atau resistor foto
dapat diproduksi, ada secara alami merupakan metode yang lebih umum beberapa yang
terlihat. Pada dasarnya photoresisitor atau fotosel terdiri dari bahan resistif sensitif
terhadap cahaya yang terkena cahaya. Unsur resistif foto terdiri dari bagian bahan
dengan kontak di kedua ujung.

Gambar 2.5 Komponen – Komponen pada LDR

Struktur khas untuk resistor bergantung atau foto cahaya menggunakan lapisan
semikonduktor aktif yang diendapkan pada substrat isolasi. Semikonduktor biasanya
ringan diolah untuk memungkinkannya untuk memiliki tingkat yang diperlukan
konduktivitas. Kontak kemudian ditempatkan kedua sisi area yang terkena

Dalam struktur photoresistor atau fotosel dasar, ketahanan bahan itu sendiri
merupakan isu utama. Untuk memastikan perubahan resistensi yang dihasilkan dari

11
cahaya mendominasi, resistansi kontak diminimalkan. Untuk mencapai hal ini, daerah
sekitar kontak biasanya banyak doped untuk mengurangi perlawanan di wilayah ini.

Gambar 2.6 Komponen – komponen LDR

Dalam banyak kasus daerah antara kontak adalah dalam bentuk pola zig zag,
atau interdigital. Ini memaksimalkan area yang terkena dan dengan menjaga jarak antara
kontak kecil mengurangi tingkat resistensi palsu dan meningkatkan keuntungan.

12
BAB III

PEMBAHASAN

4.1 PRINSIP KERJA LDR


Pada saat gelap atau cahaya redup, bahan dari cakram tersebut menghasilkan
elektron bebas dengan jumlah yang relative kecil. Sehingga hanya ada sedikit elektron
untuk mengangkut muatan elektrit. Artinya pada saat cahaya redup, LDR menjadi
konduktor yang buruk, atau bida disebut juga LDR memiliki resistansi yang besar pada
saat gelap atau cahaya redup.
Pada saat cahaya terang, ada lebih banyak elektron yang lepas dari atom bahan
semikonduktor tersebut. Sehingga akan lebih banyak elektron untuk mengangkut
muatan elektrit. Artinya pada saat cahaya terang, LDR menjadi konduktor yang baik,
atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi kecil pada saat cahaya terang. Penerapan
lain dari sensor LDR ini ialah alarm Pencuri.

Misalnya untuk rangkaian system alarm cahaya (menggunakan LDR) yang aktif
ketika terdapat cahaya. Ketika kita akan mengatur kepekaan LDR (Light Dependent
Resistor) dalam suatu rangkaian maka kita perlu menggunakan potensiometer. Kita atur

13
letaknya agar ketika mendapat cahaya maka potensiometer akan berbunyi dan ketika
tidak mendapat cahaya maka potensiometer tidak akan berbunyi.

Gambar 2.1 Rangkaian LDR

Rangkaian sensor di bawah ini menggunakan LDR sebagai sensor perubahan


intensitas cahaya. LDR (Light Dependent Resistor) adalah komponen elektronika yang
pada dasarnya mempunyai sifat yang sama dengan resistor, hanya saja nilai resistansi
dari LDR berubah-ubah sesuai dengan tingkat intensitas cahaya yang diterimanya.

Prinsip kerja dari rangkaian sensor cahaya diatas sebenarya sangat sederhana.
Pembagian tegangan antara VR1 dan LDR merupakan inti dari rangkaian sensor cahaya
diatas. Kenaikan tegangan pada VR1 akan mengurangi tegangan yang jatuh pada LDR,
begitupun sebaliknya kenaikan tegangan pada LDR akan mengurangi tegangan jatuh
pada VR1. Pembagian tegangan sesuai dengan rumus pembagi tegangan yang berlaku
pada rangkaian seri, tegangan supply 9 volt sama dengan jumlah tegangan pada VR1
dan LDR. VR1 digunakan untuk memposisikan tegangan pada LDR supaya berada pada
titik kritis dan tidak sampai membuat transistor Q1 menjadi aktif. Sehingga pada saat
kedaan cahaya semakin gelap tegangan pada LDR akan membuat transistor Q1 menjadi
aktif. Hal ini dikarenakan nilai resistansi LDR akan naik apabila
intensitas cahaya semakin gelap. Jika kita ingin membuat rangkaian sensor yang aktif
pada saat cahaya semakin terang maka kita tinggal menukar posisi antara LDR dengan
potensio VR1. Untuk prinsip kerjanya pada dasarnya sama dengan rangkaian sensor
cahaya aktif gelap diatas. Ke semua rangkaian memanfaatkan hukum pembagi tegangan
atau pengaturan arus ke basis transistor yang digunakan sebagai saklar.

14
Sensor cahaya yang menggunakan LDR mempunyai respon yang relatif lambat.
Sehingga jika ingin membangun rangkaian yang mempunyai respon yang cepat seperti
untuk penghitungan pada rangkaian counter maka LDR tidak cocok untuk digunakan.
Alternatif alin adalah dengan memanfaatkan sensor infra merah atau komponen sensor
yang lain. Cahaya infra merah bisa didapat dengan membuat rangkaian pemancar infra
merah yang terdiri dari led infra merah yang berfungsi sebagai pengahasil cahaya infra
merahnya.

4.2 PENGAPLIKASIAN DI MASYARAKAT


Pengaplikasian LDR ( Light Dependent Resistor ) sangatlah banyak terjadi di
masyarakat, ini adalah contoh-contoh Study Kasus yang sudah pernah dikerjakan :

a. LDR sebagai Pengontrol Lampu Jalan


Republik Rakyat Bangladesh adalah sebua negara yang termasuk bagian dari asia
selatan. Negara ini terletak antara 2334N dan 2638N lintang dan 8801E dan
9241E bujur. India menyatakan Bengal Barat, Meghalaya, Assam, dan Tripura berada
di sebelah barat, utara dan timur perbatasan masing-masing (Hossain dan Badr, 2007;
BBS, 2008), berbagi 3715,18 km dari perbatasan bersama (Islam et al, 2008.).
Bangladesh juga berbagi perbatasan dengan Myanmar di sudut tenggara. Di selatan,
negara ini memiliki pantai yang panjang di sepanjang Teluk Benggala (Hossain dan
Badr, 2007; BBS, 2008). Selama 5 tahun terakhir, Bangladesh rata-rata lebih dari 5%
pertumbuhan dalam PDB (Hossain dan Badr, 2007; EIA, 2007 ). Mata uang nasional
negara tersebut adalah Taka (Tk.), tingkat perubahan adalah US $ 1 = Taka 69.04
(seperti pada 20/08/2009).

15
Gambar 3.0
Rangkaian pengontrol Lampu Taman menggunakan sensor LDR secara keseluruhan

Gambar 3.1
Rangkaian sensor cahaya sebagai Gambar 3.2
pengontrol lampu taman Rangkaian penyaklar lampu taman
automatis

Bangladesh adalah sebuah negara berkembang. Jadi kehilangan energi dalam sistem
distribusi terutama di lampu jalan di Bangladesh, haruslah dikhawatirkan. Tapi sangat
sering terlihat bahwa sebagian besar lampu Jalanan di Bangladesh, tetap dalam posisi
ON pada siang hari juga. Ini adalah salah satu pemborosan sumber daya bagi negara
tersebut. Oleh karena itu tujuan utama dari pekerjaan ini adalah untuk merancang dan
membuat suatu sistem kontrol otomatis untuk lampu jalan untuk menghindari daya yang
hilang tersebut. Selain itu, merancang peringatan dan sirkuit perlindungan dan analisis
biaya termasuk dalam artikel ini. Akhirnya fungsi dan kehandalan sistem ini diuji
dengan menerapkannya dalam lampu jalan melalui sistem distribusi dari Chittagong
Universitas Teknik & Teknologi (CUET), Chittagong 4349, Bangladesh.

DESAIN & KONSTRUKSI

Sistem kontrol terdiri dari sensor cahaya, operasional amplifier, switching element,
220V (AC) jalan jalur sistem distribusi, sirkuit perlindungan dan sistem peringatan
untuk kesalahan. Diagram blok dari sistem kontrol ditunjukkan dalam Gambar 3.

Light Sensor Operation Switching


amplifier Element

Street Light Protection Alert system


Distribution system circuit
16
Gambar 3.3 Blok diagram otomatisasi lampu jalan

Transduser adalah sebuah alat yang mengubah energi dari satu bentuk, ke bentuk
yang lainnya. Dalam sistem kontrol sel fotokonduktif digunakan sebagai transduser.
Electrical conduction dalam bahan semikonduktor terjadi ketika bebas biaya operator,
misalnya elektron, tersedia di material dan medan listrik diterapkan. Dalam
semikonduktor tertentu, ketika energi cahaya menerangi mereka dalam ukuran besar,
maka mereka akan melepaskan pembawa muatan. Ini meningkatkan aliran arus yang
dihasilkan oleh tegangan. Peningkatan arus dengan meningkatnya Intensitas cahaya dan
tegangan konstan. Ini berarti bahwa ketahanan semikonduktor menurun dengan
meningkatkan intensitas cahaya. Oleh karena itu, semikonduktor sering disebut sel
fotokonduktif atau foto resistor atau Light Dependent Resistor (LDR). Dalam cahaya
terang resistansi dari sel dapat serendah 80 ohm. Ketika sel disimpan dalam kegelapan
resistansinya, maka ia disebut dark resistance. Pada 50 LUX (Kegelapan) resistansinya
meningkat menjadi lebih dari 1M ohm. Dark Resistancenya itu, mungkin setinggi 10 ×
1.012 Ω. Sensitivitas photo resistive cell didefinisikan sebagai (Eq.1). Sebuah
fotokonduktor memiliki area sensitif yang relatif besar. Sebuah perubahan kecil dalam
intensitas cahaya menyebabkan perubahan besar dalam resistansi. Umum bagi elemen
fotokonduktif untuk menunjukkan perubahan resistansi 1000:1 untuk sebuah kegelapan
menuju perubahan radiasi cahaya dari 5 × 10-3 W/m2 sampai 50 W/m2. Ini merupakan
hubungan antara radiasi dan resistansi, namun, tidak linear. Hal ini erat dengan
Hubungan eksponen (Persamaan 2). Sel fotokonduktif mengalami kerugian yang besar
saat suhu perubahan menyebabkan substantial resistance besar berubah untuk sebuah
particular light intensity. Oleh karena itu, jenis fotokonduktor ini tidak cocok untuk
aplikasi analog.

Gambar 3.4 Light Dependent Resistors (LDR)

17
Dimana, ΔR = perubahan resistensi; Ω, dan ΔH = perubahan di iradiasi; W/m2, Rf
= dark resistance, Ω; Ri = akhir resistensi setelah aplikasi balok, Ω, Rt = hambatan pada
setiap saat.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua jenis switching elemen, yaitu, saklar
listrik dan mekanik. Disaklar listrik, Bipolar Junction Transistor 2N2219A yang
digunakan. 2N2219A adalah silikon planar NPN epitaxial transistor dalam metal case.
Hal ini dirancang untuk switching berkecepatan tinggi di kolektor arus sampai 500mA,
kebocoran arus yang rendah dan tegangan saturasi rendah. Sekarang dibangun dengan
tiga daerah semikonduktor, diolah dan dipisahkan oleh dua p-n persimpangan.
Persimpangan p-n bergabung daerah basis dan daerah emitor disebut basis-emitor dan
penyatuan persimpangan dasar wilayah dan daerah kolektor disebut basis-kolektor
persimpangan (Gambar 9). Dalam rangka untuk transistor untuk bekerja dengan baik
seperti saklar, dua pn persimpangan harus benar bias dengan dc eksternal tegangan.
Dalam saklar mekanik, relay digunakan untuk beralih. Relay adalah sebuah saklar
elektrik dioperasikan. Arus mengalir melalui koil relay menciptakan magnet lapangan
yang menarik tuas dan mengubah saklar kontak. Tidak ada sambungan listrik di dalam
relay antara kedua sirkuit, link magnet dan mekanik. Sebuah relay khas dan simbol yang
ditampilkan dalam Gambar 10.

Kumparan relay melewati arus yang relatif besar, biasanya 30mA untuk 12V relay,
tetapi bisa sebanyak 100mA untuk relay dirancang untuk beroperasi dari bawah 31
tegangan. Kebanyakan IC (chip) tidak dapat memberikan ini saat ini dan transistor
biasanya digunakan untuk menguatkan IC kecil saat ini ke nilai yang lebih besar
dibutuhkan untuk kumparan relay. Arus maksimum output untuk timer 555 yang
populer IC adalah 200mA. Jadi perangkat ini dapat memasok ke kumparan relay
langsung tanpa amplifikasi. Relay biasanya SPDT atau DPDT tetapi mereka dapat
memiliki lebih banyak set switch kontak, untuk relay misalnya dengan 4 set changeover
kontak sudah tersedia. Kebanyakan relay dirancang untuk PCB pemasangan. Sebuah
perlindungan dioda di relay koil harus terhubung untuk mencegah. Relay beralih
koneksi biasanya diberi label COM, NC dan NO (COM = umum, selalu terhubung ke
ini, ini adalah bergerak bagian dari saklar; NC = Biasanya Tertutup, COM terhubung ke

18

Gambar 3.5 Gambar 3.6 Gambar 3.7


2N2219A BJT Construction (a) 6V DC Relay (b) Circuit symbol for relay Protcetion for relay
ini ketika kumparan relay tidak aktif; NO = Biasanya Buka, COM terhubung ke ini
ketika kumparan relay aktif).

Berdasarkan sistem magnetik dan operasi, berbagai jenis relay: Relay Mekanik,
Padat State Relay, Relay Netral, Relay Bias, Polarized Relay, Relay Tongkat Magnetic
atau Perm terpolarisasi Relay, Relay Rilis Lambat dan Relay untuk AC. Memilih relay
yang cocok untuk tujuan tertentu tergantung pada ukuran fisik dan susunan pin, koil
tegangan dan resistensi, beralih Peringkat (tegangan dan saat ini) dan pengaturan saklar
kontak (SPDT, DPDT dll). Para penulis menggunakan solid state relay untuk penelitian
ini untuk alasan: i) mengambil daya yang sangat sedikit untuk beroperasi, ii)
menghidupkan dan mematikan hampir seketika, iii) tidak memiliki mekanik kontak
yang kotor atau rusak, iv) diam, v) mampu beban berat beralih dll

Dalam sistem distribusi lampu jalan, arus pendek dapat terjadi dalam banyak hal
seperti badai, jatuhnya tiang lampu dll Dalam kondisi sirkuit pendek, arus yang sangat
tinggi melalui relay dan relay menjadi panas. Itu rangkaian kontrol dapat terpengaruh
oleh arus tinggi. Jadi untuk keamanan rangkaian kontrol, perlindungan hubung singkat
dibutuhkan. Sebuah sekering digunakan untuk perlindungan terhadap singkat sirkuit.
Pemutus sirkuit, kontaktor magnetik, dll dapat digunakan untuk perlindungan terhadap
kesalahan tersebut. Ketika tinggi aliran arus melalui sekering, kabel sekering
mendapatkan dipanaskan, dan panas ini melebihi titik leleh. Kawat sekering membakar
dan menjaga sirkuit kontrol aman. Transistor dan IC harus dilindungi dari tegangan
tinggi dihasilkan ketika koil relay dimatikan. Diagram (Gambar 11) menunjukkan
bagaimana dioda sinyal (eg.1N4148) adalah terhubung 'mundur' di kumparan relay
untuk memberikan

19
a. Memanfaatkan LDR untuk Alarm Cahaya

Rangkaian alarm ini sangat sederhana namun mempunyai kemampuan yang cukup
baik dalam mencegah terbukanya lemari/laci yang seharusnya tertutup. Alarm ini aktif
ketika terdapat cahaya. Rangkaian alarm ini cara kerjanya sangat mudah dan
pembuatannya juga tidak terlalu rumit, sederhana. Dari namanya sudah dapat diketahui
bahwa alarm ini akan bekerja ketika terdeteksi adanya cahaya. Dengan fungsi tersebut
maka rangkaian in dapat digunakan sebagai alarm pencuri atau alarm terbukanya
lemari/laci yang seharusnya tertutup. Alarm ini dikatifkan ketika adanya cahaya yang
datang pada sensor dengan taraf keterangan tertentu. Pengaturan taraf terang – redup ini
dapat dilakukan dengan mengatur potensiometer R12. Sistem ini mempunyai 2
keunggulan yaitu dilengkapi dengan waktu tunda pengaktifan alarm, pengaturan bunyi
buzzer dan detektor baterai.

Gambar 3.8 Rangkaian Tunda


(dapat digunakan dalam rangkaian alarm, dll)

Rangkaian alarm cahaya ini menggunakan sumber tenaga berupa baterai 9V agar
dapat dibawa-bawa, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk diberikan sumber tenaga
dari sebuah power suplai 12V. Rangkaian pada gambar 1 merupakan bagian dari
rangkaian lengkap alarm cahaya. Pada gambar 1 merupakan rangkaian yang menunda
aktifnya alarm ketika tombol SW1 di ‘ON’-kan/di tekan.
Dengan adanya rangkaian ini maka memungkinkan user untuk meletakkan alarm
ini di dalam sebuah lemari/laci sebelum alarm aktif. Rangkaian in dibentuk dari
rangkaian C1, R1, R2, Q1 dan D1. Pada saat tombol SW1 maka kapasitor C1 akan
mengisi muatan melalui R1 sehingga tegangan basis menjadi turun mendekati 0 volt.

20
Kondisi ini akan menyebabkan transistor Q1 akan aktif dan memaksa tegangan di pin 1
IC 1A akan high.
IC 1 merupakan gerbang inverter dengan schimtt trigger sebanya 6 buah. IC in
merupakan IC CMOS sehingga tegangan suplainya maksimal adalah 18 volt sehingga
dengan tegangan suplai saat ini (9 V dari baterai atau 12V dari power suplai eksternal)
masih dapat bekerja dengan baik. Kondisi pin 1 pada IC1 yang high ini akan
menyebabkan berapapun tegangan yang dihasilkan oleh pembagian tegangan R3, R12
dan R11 (LDR) tidak berubah yaitu mendekati 5 volt.
Beberapa saat setelah muatan kapasitor telah penuh maka tegangan basis Q1
sudah cukup untuk membuat Q1 untuk OFF sehingga tegangan di pin 1 benar-benar
dikendalikan oleh pembagian tegangan antara R3, R12 (potensiometer) dan R11 (LDR).
Jadi ketika Q1 ON maka tegangan di titik pin 1 IC1 akan ditahan tetap sekitar 5 volt dan
tegangan pembagian antara R3, R11, dan R12 akan diabaikan. Sebaliknya ketika Q1
OFF maka tegangan di titik pin 1 IC1 akan ditentukan oleh pembagian tegangan antara
ketiga tahanan tersebut. Oleh sebab itu ketika Q1 ON maka apa pun kondisi cahaya
lampu (terang/redup) tidak akan mempengaruhi sistem sehingga buzzer akan selalu
OFF. Jika diperlukan waktu tunda yang lebih lama maka nilai kapasitor C1 dapat
diganti dengan yang sedikit lebih besar. Semakin besar nilai kapasitor C1 akan
menyebabkan waktu tunda keaktifan sistem akan semakin lama.

b. Menggunakan Sensor LDR dan Lampu dengan


Microcontroler
Pengontrolan lampu pada dasarnya hanya menggerakkan relay yang dipasang pada
lampu agar lampu dapat menyala. Rangkaian Lampu Taman Otomatis ini dapat juga
dipergunakan sebagai lampu otomatis luar rumah, dengan menambah sedikit rang-kaian
yang sangat sederhana dan memanfaatkan LDR sebagai sensor cahaya dapat membuat
lampu taman menyala secara otomatis tanpa harus mematikan atau menghidupkan
lampu secara manual, dimana lampu menyala berdasarkan cahaya matahari yang
diterima oleh sensor LDR.
Apabila cahaya matahari mengenai sensor LDR maka nilai tahanan pada LDR
berubah secara sendiri, perubahan nilai tahanan inilah yang kemudian dikirimkan ke

21
basis transistor C9013 untuk menggerakan relay. Dimana penggunaan relay disini
berfungsi untuk menghidupkan lampu taman yang berdaya besar.
Dari rangkaian lampu taman diatas disupplay dengan tegangan DC, dimana
tegangan DC diperoleh dari penyearah transformator dan dioda bridge, sekilas prinsip
kerja rangkaian pada saat LDR mendapatkan cahaya maka nilai tahanan pada LDR
menjadi kecil sehingga basis transistor C9013 mendapat tegangan positif, karena
transistor C9013 merupakan transistor type NPN maka pin colector dan emitor seolah-
olah terhubung dan pada saat LDR mendapat cahaya dari luar dan relay tidak bekerja,
pada saat LDR tidak mendapat cahaya dari luar maka tran-sistor C9013 terputus, dan
melewatkan tegangan positif atau logika high dari resistor yang ada pada pin colector
transistor C9013 sehingga relay mendapat tegangan dan relay menjadi aktif dan
memindahkan point kontak yang ada di dalam relay dari Posisi NC menjadi ON yang
kemudian lampu yang terhubung ke pin P0.0 dan tegangan sumbar maka lampu
menyala. Selama LDR mendapat cahaya maka lampu akan mati, dan sebaliknya jika
LDR tidak mendapat cahaya dari luar maka Lampu akan menyala secara otomatis.

4.3 METODE ILMIAH


Hasil Percobaan Tingkat Resistensi dan tegangan yang dikeluarkan
No Terang Redup Gelap

Hambatan Vo Hambatan Vo Hambatan Vo


LDR LDR LDR

1 102 Ω 0,04 V 1,80 kΩ 0,82 V 1,07 MΩ 4,85 V

2 140 Ω 0,06 V 1,98 kΩ 0,89 V 1,11 MΩ 4,88 V

3 244 Ω 0,12 V 4,10 kΩ 0,96 V 1,54 MΩ 4,81 V

4 816 Ω 0,29 V 2,04 kΩ 1,12 V 1,03 MΩ 4,83 V

5 535 Ω 0,25 V 2,18 kΩ 1,03 V 1,09 MΩ 4,91 V

Tabel 3.1 Pengukuran Hambatan dan


Tegangan pada proses
No Intensitas cahaya Voltage Foto Resistor
(Lux)
1 05 4.89 V
2 24 2.56 V
3 39 1.74 V
4 72 1.38 V
5 405 0.42 V
6 74922 0.28 V
7 1395 0.19 V
8 5460 0.1 V
9 16540 0.06 V
10 21100 0.00 V
Percobaan menentukan tegangan output LDR dengan intensitas cahaya yang berbeda-
beda.

Tabel 3.2 Pengukuran Intensitas cahaya yang masuk dan Tegangan

Cahaya Intensitas (Lux) Voltage


LED Merah 223 0.72
LED Hijau 1849 0.30
Biru 126 0.86
Infrared 80 1.68
Laser 532 0.36
Tampak bahwa semakin besar intensitas cahaya yang diberikan pada LDR maka
semakin kecil tegangan outputnya.

Tabel 3.3 Perbedaan Cahaya yang dihasil pada tegangan

23
Dari percobaan dibuktikan bahwa semakin tinggi intensitas cahayanya maka semakin
kecil tegangan outputnya.

Berikut tabel jam pada saat lampu jalan menyala dan mati.

Tabel 3.4 Penggunaan LDR di kota Bangladesh

24
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
1. LDR (Light Dependent Resistor), ialah jenis resistor yang berubah hambatannya
karena pengaruh cahaya. Bila cahaya gelap nilai tahanannya semakin besar,
sedangkan cahayanya terang nilainya menjadi semakin kecil

2. Karakteristik LDR terdiri dari dua macam yaitu :

Laju Recovery : Bila sebuah LDR dibawa dari suatu ruangan dengan level
kekuatan cahaya tertentu ke dalam suatu ruangan yang gelap, maka bisa kita
amati bahwa nilai resistansi dari LDR tidak akan segera berubah resistansinya
pada keadaan ruangan gelap tersebut..

Respon Spektral :LDR tidak mempunyai sensitivitas yang sama untuk setiap
panjang gelombang cahaya yang jatuh padanya (yaitu warna).

3. Prinsip kerja LDR :

Pada saat cahaya terang, ada lebih banyak elektron yang lepas dari atom bahan
semikonduktor tersebut. Sehingga akan lebih banyak elektron untuk
mengangkut muatan elektrit. Artinya pada saat cahaya terang, LDR menjadi
konduktor yang baik. Pada saat gelap atau cahaya redup, bahan dari cakram
tersebut menghasilkan elektron bebas dengan jumlah yang relative kecil.
Sehingga hanya ada sedikit elektron untuk mengangkut muatan elektrit. Artinya
pada saat cahaya redup, LDR menjadi konduktor yang buruk.

4. Penerapan LDR di Masyarakat

 LDR sebagai Pengontrol Lampu Jalan

25
 Memanfaatkan LDR untuk Alarm Cahaya

4.2 SARAN
Dengan pengontrolan lampu menggunakan sensor LDR dibantu dengan
mikrokontroler, maka kita dapat memperoleh kemudahan dalam desain dan
implementasi pengontrolan lampu, yaitu penentuan gelap dan terangnya cahaya yang
bisa diterima oleh LDR sehingga lampu bisa ON atau OFF secara otomatis. Tingkat
kepekaan sensor LDR dapat diatur dengan mengatur besar kecil-nya tahanan atau
resistor VR. Jika cahaya yang didapatkan terang maka resistornya mengecil membuat
cahaya lampu padam akibat tegangan dari PLN lepas dan sebaliknya bila cahaya yang
didapatkan kecil maka resistor pun ikut bertambah besar membuat tegangan masuk ke
beban sehingga mengasilkan cahaya pada lampu jalan. LDR ini juga membantu kita
sebagai salah satu penghematan daya listrik di negeri kita.
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi Light Dependent Resistor
yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan
dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan d
an kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah
ini.

26

Anda mungkin juga menyukai