Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap orang yang berkecimpung dalam lapangan keteknikan, misal tukang, ahli
teknik, maupun pembuat desain, seharusnya mempunyai pengetahuan yang memadai
mengenai bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan mereka sehari-hari.
Memiliki pengetahuan mengenai jenis-jenis bahan dan sifat- sifat dari bahan adalah
sangat perlu. Dengan pengetahuan tersebut maka akan menegetahui bagaimana
memperlakukan bahan-bahan yang digunakan dengan sebaik-baiknya. Dengan mengerti
bahan apa yang harus dipakai untuk suatu maksud tertentu maka dapat mencari
alternatif bahan pengganti dan sebagainya.
Bahan-bahan tersebut ada yang berbentuk padat, cair atau gas. Wujud bahan
tertentu juga dapat berubah pada suhu tertentu (padat, gas, cair). Dalam teknik listrik
dan mesin ada beberapa pengelompokan jenis bahan. Bahan-bahan tersebut dapat
dikelompokkan menjadi:
1. Bahan besi
2. Bahan penghantar
3. Bahan penyekat
4. Bahan setengah penghantar
5. Bahan magnetis
6. Bahan superkonduktor
7. Bahan nuklir
8. Bahan khusus

1
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan dalam makalah ini dititikberatkan pada masalah mengenai bahan-
bahan superkonduktor dan aplikasi bahan-bahan superkonduktor dalam berbagai
bidang.

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini dapat saya bagi menjadi dua:
1.3.1 Tujuan Umum
Memberikan penjelasan mengenai bahan-bahan superkonduktor
Penerapan bahan superkonduktor dalam berbagai bidang
1.3.2 Tujuan Khusus
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahan Listrik yang sedang saya jalani.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
Mengetahui apa itu bahan superkonduktor.
Mengetaui manfaat bahan-bahan superkonduktor.
Mengetahui kelebihan bahan superkonduktor dibandingkan bahan- bahan
lainnya.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sekilas Tentang Superkonduktor


Penemuan superkonduktor merupakan perkembangan Ilmu Fisika Modern, yaitu
Kriogenika (Criogenetics). Kriogenika berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu kryos
yang berarti dingin. Kriogenika adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan, khususnya
fisika yang mempelajari kelakuan zat-zat atau bahan- bahan dalam keadaaan suhu yang
sangat rendah. Ilmu ini lahir sekitar akhir abad ke-19, hampir bersamaan waktunya
dengan keberhasilan para ilmuan mencairkan beberapa jenis gas.
Pada waktu itu para ilmuan berhasil merumuskan suatu hukum alam yaitu
bahwa hampir semua gas akan naik temperaturnya bila dimampatkan, serta akan turun
suhunya bila dimuaikan. Dua puluh tahun sejak hukum itu dirumuskan para ahli
mengamati adanya beberapa pengecualian seperti yang terdapat pada gas helium. Dalam
ilmu kimia, helium dikenal sebagai gas mulia yang paling ringan dan sukar bereaksi
dengan unsur lain. Selain itu bila helium cair didinginkan terus-menerus ternyata helium
tidak membeku seperti gas-gas lain, tetapi helium akan berubah ke suatu bentuk cairan
yang sangat berbeda sifatnya dengan cairan biasa. Dalam keadaan tersebut cairan
helium mampu menghantarkan panas satu juta kali lebih efektif dibanding tembaga
serta satu milyar kali lebih efektif dibandingkan cairan normal.
Fenomena aneh yang ditemukan pada helium cair memacu para ahli untuk
melakukan penelitian terhadap jenis bahan-bahan yang lain. Beberapa bahan
teristimewa logam pada keadaan temperatur sedikit diatas nol derajat mutlak, hambatan
jenisnya akan menurun secara menyolok, bahkan akan hilang (berharga nol). Gejala
yang sangat menghebohkan inilah yang disebut superkonduktivitas. Hal itu mula-mula
ditemukan oleh Kamerlingh-Onnes pada tahun 1911. Ia meneliti sifat dan gejala yang
tampak pada merkuri dalam keadaan temperatur helium-superfluida. Penelitian yang
lebih mendalam memberikankesimpulan bahwa hampir semua logam menunjukkan sifat
yang sama pada suhu antara 0,5 0K sampai dengan 18 0K.

3
Upaya penelitian selanjutnya membawa kepada penemuan yang tak kalah
menarik tentang superkonduktor. Dimana superkonduktor ternyata juga dapat digunakan
sebagai pelindung (shield) yang sempurna terhadap segala bentuk medan magnet.
Penelitian lain juga telah menemukan campuran logam yang bersifat sebagai
superkonduktor pada suhu yang lebih tinggi sekitar 18,0 0K. campuran logam tersebut
adalah Nb Sn atau disebut pula sebagai Niobium Tin Alloy (Niobium dan Timah).
Penemuan-penemuan di atas akan membawa pengaruh kepada penemuan-
penemuan besar terutama dalam bidang industri peralatan elektronika, seperti
transformator, generator, dan motor listrik. Dengan ditemukannya superkonduktor,
peralatan tersebut di atas dapat dibuat dengan efisiensi 100 %.

4
BAB III
METODELOGI PENULISAN

Metode yang digunakan dalam pembuatan makalah ini yaitu:


Sumber data, diperoleh dari data sekunder yaitu data yang dikumpulkan dari
literatur yang berkaitan dengan pokok bahasan.
Metode pengumpulan data, menggunakan metode kepustakaan yaitu mencari
buku-buku dan literature dari internet yang berkaitan dengan pokok bahasan.

5
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Pengertian Superkonduktor


Bahan superkonduktor adalah bahan yang pada suhu tertentu (sangat rendah)
tahanannya mendekati nol sehingga apabila dialiri arus listrik arus akan terus mengalir
dengan tidak usah ditambah tenaga lagi. Menurut percobaan Dr. Palmer N. Peters, ahli
fisika antariksa NASA, USA (1988) superkonduktor dibawah pengaruh medan magnet
ternyata dapat mengembang di udara (efek suspensi). Sebaliknya apabila besi
magnetnya dalam posisi bebas dan berada di dekat superkonduktor besi magnet juga
dapat mengambang di udara (efek levitasi).
Pada bahan konduktor yang sering dijumpai sehari-hari selalu mempunyai
tahanan yang disebabkan oleh resistivitas yang dimiliki oleh konduktor itu sendiri.
resistivitas akan mencapai harga nol pada suhu kritis (Tc). Sedangkan pada
superkonduktor saat ini sedang dikembangkan usaha untuk mencapai suhu kritis pada
bahan-bahan yang akan dijadikan superkonduktor. Sehingga dapat dikatakan bahan
superkonduktor merupakan bahan yang masih memerlukan penelitian untuk
penyempurnaan lebih lanjut. Selain itu bahan superkonduktor memiliki medan magnet
yang lebih kecil dibandingkan dengan medan kritisnya (Hc). Seperti gambar dibawah
ini :

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa suatu superkonduktor akan hilang
superkonduktivitasnya jika suhu dan medannya diatas titik kritis.

6
Superkonduktor ini melukiskan gejala resistansi sangat rendah (hampir tidak ada
sama sekali) dalam konduktivitas listrik pada suhu rendah. Salah satu cara yang sudah
kita ketahui untuk menurunkan resistansi kawat dan konduktor lain terhadap arus listrik
adalah dengan menggunakan kawat dan kabel yang lebih besar. Itulah sebabnya
mengapa, misalnya dalam perangkat stereo kita gunakan kawat pengeras suara yang
besar untuk memperkecil kerugian daya pada dalam kawat itu sendiri.
Untuk alasan yang sama (mengurangi kerugian resistansi) kita gunakan kawat
ukuran besar dalam pengawatan peralatan rumah yang membutuhkan arus tinggi, seperti
alat-alat rumah tangga, mesin cuci, pengering rambut. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa superkonduktivitas berhubungan dengan mengalirkan listrik melalui konduktor
dengan kerugian daya yang sangat kecil yang idealnya tanpa kerugian sama sekali. Ada
sekitar 30 unsur dan 100 senyawa yang dapat digunakan sebagai bahan superkonduktor.
Suhu kritis tertinggi superkonduktor adalah 18,1 derajat Kelvin, yaitu senyawa Nb3 Sn.
Dibawah ini merupakan tabel suhu kritis dari beberapa bahan superkonduktor :

7
Namun hal itu (suhu kritis) tidak selalu terjadi pada bahan yang pada suhu
kamar merupakan konduktor yang baik (misalnya : Cu, Ag, Au). Bahan itu akan
menjadi superkonduktor pada kondisi yang lebih mudah dibandingkan bahan lain yang
pada suhu kamar konduktivitasnya lebih jelek.
Dari tabel diatas dapat diambil beberapa kesimpulan bahwa:
a) Logam-logam menovalen adalah bukan superkonduktor.
b) Logam-logam ferromagnetic dan anti ferromagnetic adalah bukan
superkonduktor.
c) Konduktor yang baik pada suhu kamar adalah bukan superkonduktor dan logam
superkonduktor sebagai logam normal adalah bukan konduktor yang baik pada
suhu kamar.
d) Film tipis dari Be, Bi dan Fe adalah superkonduktor.
e) Bismut, Pb dan Fe menjadi superkonduktor jika mendapat tekanan yang tinggi.

Bahan superkonduktor dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :


a) Jenis I
Yang termasuk jenis bahan superkonduktor I yaitu Pb, Ag dan Sn yang
menyalurkan arus pada permuakaannya sampai kedalaman 10 4 mm pada medan
magnet hingga setinggi-tingginya adalah kuat medan magnet Nb dan paduan Pb. Pada
bahan superkonduktor jenis I yang menghantarkan arus tetap akan menimbulkan medan
magnet tanpa kerugian karena medan listriknya di semua tempat adalah nol.
b) Jenis II
Pada superkonduktor jenis II, jika medan magnetnya mencapai medan kritis dan
suhu kritisnya relatif (kondisi tersebut lebih tinggi dari jenis I), keadaan superkonduktor
tidak langsung berubah menjadi konduktor normal, tetapi menjadi bahan yang
merupakan peralihan atau dari kondisi superkonduktor menjadi konduktor normal. Pada
jenis ini yang menghantarkan arus tetap akan menimbulkan medan magnet dengan
kerugian yang sangat kecil dan dapat diabaikan.

8
Sampai saat ini superkonduktor belum dipabrikasi dalam skala yang besar.
Mesin-mesin listrik, transformator dan kabel sedang dikembangkan dengan
menggunakan superkonduktor. Karena dengan menggunakan superkonduktor, efisiensi
dapat dicapai 99,99 %. Kabel superkonduktor berdiameter beberapa centimeter dapat
digunakan untuk menyalurkan semua daya yang dihasilkan semua pembangkit listrik di
Indonesia.
Perangkat-perangkat yang sudah umum menggunakan superkonduktor yaitu:
1. Elektromagnet
Karena konduktor tidak mempunyai kerugian yang disebabkan resistansi, maka
dimungkinkan solenoid dengan superkonduktor tanpa kerugian yang menyebabkan
panas. Solenoid dengan arus yang sangat kecil pada medan magnet nol untuk kawat
yang digunakan adalah memungkinkan untuk membangkitkan sebuah medan magnet
kritis dari lilitan. Karena dengan bahan superkonduktor dimungkinkan untuk membuat
bahan elektromagnet yang kuat dengan ukuran yang kecil. Aplikasi dari elektromagnet
dengan superkonduktor antara lain pada komponen magneto Hidro Dinamik.
2. Elemen penghubung
Karena superkonduktor mempunyai Hc dan To, maka dalam pemakaian
superkonduktor sebagai elemen penghubung dapat menggunakan pengaruh salah satu
besaran diatas. Artinya suatu gawai penghubung yang menggunakan superkonduktor
akan dapat berubah sifatnya dari superkonduktor menjadi konduktor biasa karena
pengubahan suhu atau medan magnet diatas nilai kritisnya. Pemutus arus yang kerjanya
dipengaruhi oleh magnetic dielektrik Cryotron, misalnya digunakan pada pemutus
komputer.

9
4.2 Aplikasi Superkonduktor
Sejak ditemukannya superkonduktor sampai saat ini, pemakaian superkonduktor
dalam beberapa bidang telah menjadi demikian popular. Aplikasi superkonduktor
dipelopori dari bidang industri, terutama elektronik, yaitu sejak berkembangnya
teknologi komputer dan mikroprosesor.
4.2.1 Aplikasi Superkonduktor di Bidang Komputer
Kemajuan teknologi dan mikroprosesor dimotori oleh kemajuan miniaturisasi
dan kecepatan pemrosesan. Dalam suatu chip komputer, yang besarnya tidak lebih dari
ukuran lubang jarum, terdapat juataan komponen aktif yang bila diuraikan lagi akan
menjadi juataan switch yang biasanya dibuat dari bahan metal film ataupun emas.
Efisiensi dan efektivitas makin ditingkatkan dengan membuat switch dari bahan
superkonduktor. Hal yang sama terjadi juga dalam pembuatan sel-sel memori komputer.
Keunggulan superkonduktor dibandingkan material-material lainnya menyebabkan
perkembangan teknologi komputer dan mikroprosesor makin cepat. Aplikasi dari
superkonduktor dalam teknologi komputer biasa disebut dengan istilah cryotrons.
4.2.2 Aplikasi Superkonduktor di Bidang Fisika
Dalam bidang fisika, yaitu yang melahirkan superkonduktor, kemajuan aplikasi
superkonduktor juga pesat. Salah satu bidang yang telah mengaplikasikan
superkonduktor adalah bidang fusilaser. Teknologi kriogenik telah menjadi suatu hal
yang tidak dapat dipisahkan dalam proses fusilaser, yaitu suatu proses penghasil energi
harapan di masa yang akan datang. Dalam proses tersebut suatu energi dalam jumlah
yang sangat besar akan dihasilkan sebagai akibat reaksi fusi antara isotop hidrogen.
Kontruksi reaktor tempat reaksi berlangsung sebagian besar dibangun dengan teknologi
superkoduktor.

10
4.2.3 Aplikasi Superkonduktor di Bidang Kedokteran
Bidang kedokteran ternyata juga memanfaatkan teknologi dari superkonduktor.
Berbagai penelitian menunjukkan, dalam temperature yang cukup rendah sekitar 170
0K operasi terhadap pasien akan dapat berhasil dengan baik, misalnya untuk operasi
saraf, pengobatan terhadap tumor serta operasi mata.
4.2.4 Aplikasi Superkonduktor di Bidang Industri Tenaga Listrik
Dari sekian banyak bidang yang memanfaatkan teknologi superkonduktor
tersebut, bidang industrilah yang paling terlibat atau yang paling banyak menggunakan.
Percepatan perkembangan industri seolah-olah makin besar seiring dengan
perkembangan teknologi kriogenika dan superkonduktor. Bidang teknik tenaga listrik
saat ini khususnya di negara maju telah memanfaatkan teknologi superkonduktor.
Dengan teknologi supercanggih ini transmisi dan distribusi tenaga dapat dilakukan
dengan sempurna. Dengan menggunakan superkonduktor dapat dicapai hasil guna yang
hampir 100 %.
Sebelum superkonduktor ditemukan, penghilangan kerugian dari energi yang
disalurkan tersebut dianggap suatu hal yang mustahil. Karena setiap konduktor selalu
memiliki hambatan listrik berapun kecilnya. Bila ada arus mengalir melalui konduktor
tersebut, akan terjadi rugi tenaga yang sebanding dengan kuadrat arus dan sebanding
dengan besarnya hambatan. Dapat dibayangkan berapa besarnya tenaga yang terbuang
bila arus yang mengalir mempunyai beberapa arus amper. Belum lagi bila terjadi
kenaikan temperatur, baik dari luar maupun dari rugi-rugi itu, yang akan menyebabkan
kenaikan hambatan penghantar, yang berarti juga tenaga yang hilang akan makin besar.
Tetapi itu semua dapat teratasi dengan adanya penemuan superkonduktor,
dengan kelebihan-kelebihannya, efisiensi seratus persen bukan hal yang tidak mungkin
dapat dilakukan. Karena bila hambatan superkonduktor menjadi semakin kecil atau
mendekati nol, maka rugi tenaga akan menjadi kecil juga. Bahkan seperti telah
disebutkan sebelumnya rugi tenaga tidak mustahil juga akan menjadi nol.

11
4.2.5 Aplikasi Superkonduktor di Bidang Telekomunikasi
Dalam bidang telekomunikasi unsur superkonduktif memungkinkan
penerapannya di kemudian hari pada pen-switch-an telekomunikasi kecepatan tinggi,
guna menyediakan pentransmisian denyut dalam pikodetik tanpa cacat. Penerapan
superkonduktor dalam piranti praktik akan sangat bergantung pada apakah mereka dapat
diadakan dalam bentuk yang bermanfaat dengan sifat-sifat yang diperlukan. Kini
superkonduktor A15 konvensional banyak digunakan dalam fisika tenaga tinggi, dan
dalam terapan biomedik, sebagai hasil dari program penelitian dan pengembangan
(R&D) yang sangat berhasil selama tahun 1970-an untuk menghasilkan kawat.
Penerapan material bersuhu operasi nitrogen cair dalam lapangan telekomunikasi,
masalah teknis pendinginan dapat diadakan dengan mudah dan murah. Karena itu sifat-
sifat menswitch cepat pada peranti penemuan Josephson akan dapat diterapkan dalam
sakelar-sakelar jaringan utama, namun rupa-rupanya tidak akan diterapkan dalam
jaringan lokal mengingat masalah-masalah perawatannya.
Jika pengoperasian material dapat ditingkatkan sampai suhu lingkungan ataupun
lebih tinggi lagi, maka lingkungan terapan yang berpotensi sangatlah luas. Saluran
transmisi superkonduktor akan mudah menjadi saingan serat optic dalam hal
pengoperasian lebar jalur dan dalam hal biaya pemakaian dalam jarak pendek, terutama
kalau isyarat dikirim secara listrik dan tidak memerlukan pngubahan ke cahaya untuk
dipancarkan.
Antena superkonduktor akan mungkin digunakan pada telepon sel kecil. Sakelar
superkonduktor mungkin banyak digunakan dalam jaringan telekomunikasi. Detektor
superkonduktif tidak saja akan dapat digunakan dalam komunikasi radio tunggal
melainkan juga sebagai detektor opto-elektronik akhiran. Salah satu aspek yang
memukau pada superkonduktor ialah bahwa merupakan rumpun baru sama sekali,
dengan sederetan sifat-sifat yang belum diteliti keseluruhannya. Maka tidak disanksikan
superkonduktor yang baru akan besar dampaknya dalam teknologi.

12
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan pembahasan yang telah diuraikan dan berdasarkan sumber
teori yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa bahan superkonduktor adalah bahan
yang memiliki resistansi rendah, sehingga rugi-rugi daya yang dihasilkan sangat kecil.
Selain itu superkonduktor juga memiliki efisiensi dan konduktivitas yang tinggi
sehingga superkonduktor banyak digunakan dalam berbagai bidang seperti dalam
bidang komputer untuk meningkatkan kecepatan mikroprosesor, bidang fisika untuk
proses fusilaser, dalam bidang kedokteran dimanfaatkan untuk operasi, di bidang
industri tenaga listrik diaplikasikan untuk penyempurnaan transmisi dan distribusi
tenaga, sedangkan pada bidang telekomunikasi penerapannya pada pen-switch-an
telekomunikasi kecepatan tinggi.

5.2 Saran
Seperti apa yang telah saya paparkan mengenai bahan superkonduktor diatas.
Maka menurut saya keperluan akan penggunaan bahan superkonduktor sebagai bahan
pelindung alat-alat listrik sangat diperlukan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Chhalotra, G. P dan B. K Bhat. Electrical Engineering Materials. New Delhi:


Khana Publishers, 1980.
Darsono dan Subandi. Ilmu Bahan Listrik 1. Jakarta: Proyek Pengadaan buku
Pendidikan menengah Teknologi, Depdikbud, 1977.
Muhaimin. Bahan-bahan Listrik untuk Politeknik. Jakarta: PT. Pradnya
Paramita, 1991.
Rusdi Ariwan, Putu. Superkonduktor. Bali: Universitas Udayana, 2010.

14

Anda mungkin juga menyukai