Anda di halaman 1dari 8

UAS ( Perancangan Sistem Instrumentasi )

Nama : I Komang Indra Okta Wiryana

Nim : 42120895

1. Konduktor untuk saluran udara harus memiliki sifat-sifat berikut :

1) Konduktivitas listrik yang tinggi, yaitu kemampuan untuk menghantarkan arus listrik
dengan hambatan yang rendah. Konduktivitas listrik dipengaruhi oleh jenis bahan, suhu,
dan penampang konduktor.
2) Kekuatan tarik tinggi, yaitu kemampuan untuk menahan tekanan mekanis akibat berat
sendiri, beban angin, salju, gempa bumi, dan lain-lain. Kekuatan tarik dipengaruhi oleh
jenis bahan, diameter, dan jumlah lilitan konduktor.
3) Biaya yang relatif lebih rendah, yaitu kemampuan untuk memberikan kinerja yang
optimal dengan harga yang terjangkau. Biaya dipengaruhi oleh ketersediaan bahan,
proses pembuatan, dan nilai skrap konduktor.
4) Berat lebih rendah per satuan volume, yaitu kemampuan untuk mengurangi beban pada
menara atau tiang penyangga. Berat dipengaruhi oleh jenis bahan, diameter, dan jumlah
lilitan konduktor.

2. Sebutkan dan jelaskan bahan penghantar yang pada umumnya.

Beberapa bahan penghantar yang umum digunakan dalam instalasi listrik adalah:

 Tembaga, yang memiliki konduktivitas listrik yang tinggi, kekuatan tarik yang besar, dan
tahan terhadap korosi. Tembaga adalah bahan penghantar yang paling baik setelah perak,
tetapi harganya lebih murah.
 Aluminium, yang memiliki berat yang ringan, konduktivitas listrik yang cukup baik, dan
biaya yang lebih rendah dibandingkan tembaga.
 Kadmium-tembaga, yang merupakan paduan dari tembaga dan kadmium. Paduan ini
memiliki kekuatan tarik yang lebih tinggi dan konduktivitas listrik yang sedikit lebih
rendah dibandingkan tembaga murni.
 ACCR (Aluminium Conductor Composite Reinforced), yang merupakan konduktor baru
yang terbuat dari aluminium dan serat komposit. Konduktor ini memiliki sifat tahan
panas hingga 240°C, sehingga kemampuan hantar arusnya menjadi lebih tinggi
dibandingkan konduktor ACSR (Aluminium Conductor Steel Reinforced).

3. Superkonduktor adalah suatu bahan yang memiliki kemampuan unik untuk menghantarkan
arus listrik tanpa ada resistansi elektrik, yang berarti aliran listrik dapat terjadi tanpa hambatan
sama sekali. Ketika superkonduktor ditempatkan di bawah suhu tertentu yang disebut sebagai
suhu kritis, ia dapat menunjukkan fenomena superkonduktivitas.

Fenomena superkonduktivitas pertama kali ditemukan pada tahun 1911 oleh fisikawan Heike
Kamerlingh Onnes saat ia menemukan bahwa suatu logam, yaitu merkuri (Hg), menjadi
superkonduktor pada suhu yang sangat rendah, mendekati suhu absolut nol (-273,15 derajat
Celsius). Pada saat ini, ada banyak bahan superkonduktor yang telah ditemukan, termasuk
logam, paduan, dan bahkan bahan keramik.

Superkonduktor memiliki beberapa karakteristik penting:

 Nol Resistansi: Superkonduktor memiliki resistansi listrik yang sama dengan nol pada
suhu di bawah suhu kritis. Ini berarti arus listrik dapat mengalir melalui superkonduktor
tanpa mengalami kerugian energi yang disebabkan oleh resistansi.
 Efek Meissner: Ketika superkonduktor ditempatkan dalam medan magnet, ia
menunjukkan efek Meissner di mana medan magnet sepenuhnya dikeluarkan dari dalam
superkonduktor. Ini berarti superkonduktor dapat mengusir medan magnet eksternal dan
menjadi diamagnetik sempurna.
 Arus Kritis: Superkonduktor memiliki batasan arus tertentu, yang disebut arus kritis, di
mana superkonduktivitasnya terganggu dan resistansi muncul kembali. Arus kritis ini
dapat bervariasi tergantung pada suhu dan karakteristik bahan superkonduktor yang
digunakan.
 Efek Josephson: Dua lapisan superkonduktor yang terpisah oleh lapisan tipis isolator
dapat membentuk suatu perangkat yang menghasilkan efek Josephson. Efek ini
memungkinkan aliran arus terowongan antara dua lapisan superkonduktor dan digunakan
dalam berbagai aplikasi elektronik, seperti pembangkitan gelombang mikro dan deteksi
magnetik yang sangat sensitif.

Aplikasi superkonduktor meliputi pembangkitan dan penyimpanan energi, pengiriman daya


tinggi, pengembangan perangkat elektronik canggih seperti sensor magnetik dan kuantum,
pengembangan sistem transportasi magnetik schmagnetic levitation (maglev), dan banyak lagi.

4. Superkonduktivitas pertama kali ditemukan oleh fisikawan Belanda bernama Heike


Kamerlingh Onnes pada tahun 1911. Onnes adalah seorang ilmuwan yang mempelajari sifat-sifat
material pada suhu rendah. Ia bekerja di Laboratorium Fisika Universitas Leiden di Belanda.

Pada tahun 1908, Onnes berhasil mencapai suhu yang sangat rendah menggunakan teknik
pendinginan dengan gas. Kemudian, pada tanggal 8 April 1911, ia mencapai suhu mendekati nol
mutlak (-273,15 derajat Celsius) menggunakan helium cair dan menemukan bahwa merkuri (Hg)
menjadi superkonduktor pada suhu tersebut. Penemuan ini mengubah pemahaman kita tentang
sifat-sifat listrik material pada suhu rendah.

Penemuan Heike Kamerlingh Onnes tentang superkonduktor membuka jalan bagi penelitian
lebih lanjut dalam bidang ini. Sejak penemuan tersebut, banyak ilmuwan dari seluruh dunia telah
berkontribusi dalam memahami sifat dan aplikasi superkonduktor serta menemukan berbagai
jenis bahan superkonduktor dengan suhu kritis yang lebih tinggi dan karakteristik yang lebih
baik.

5. Berikut ini adalah beberapa contoh bahan superkonduktor yang berhasil ditemukan beserta
suhu kritisnya:

 Kuningan Oksida (Yttrium Barium Copper Oxide, YBa2Cu3O7): Bahan ini adalah salah
satu contoh bahan superkonduktor yang paling terkenal. Suhu kritisnya sekitar -181°C
(92 K).
 Bismut Timah Kalsium Strontium Tembaga Oksida (Bismuth Strontium Calcium Copper
Oxide, Bi2Sr2CaCu2O8): Bahan ini memiliki suhu kritis sekitar -220°C (53 K).
 Tembaga Oksida (Copper Oxide, CuO): Bahan ini termasuk dalam kelompok cuprate,
dan beberapa cuprate tembaga oksida menunjukkan superkonduktivitas pada suhu yang
sangat rendah. Misalnya, BSCCO (Bi2Sr2CaCu2O8) telah disebutkan sebelumnya.
 Logam Molybdenum Ditellurida (Molybdenum Ditelluride, MoTe2): Bahan ini
merupakan contoh dari superkonduktor dua dimensi (2D). Suhu kritisnya sekitar -70°C
(203 K).
 Logam Hidrogen (Hydrogen, H2): Baru-baru ini, penelitian menunjukkan bahwa
hidrogen dapat menjadi superkonduktor pada suhu sangat rendah dan tekanan ekstrem,
sekitar - 248°C (25 K) pada tekanan 2,5 juta kali atmosfer.

6. Kabel serat optik adalah media transmisi yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal optik
dengan menggunakan serat optik sebagai inti penghantar utamanya. Serat optik terbuat dari
bahan kaca atau plastik yang memiliki kemampuan untuk menghantarkan cahaya dengan sangat
efisien. Struktur dasar dari kabel serat optik terdiri dari beberapa komponen utama:

1. Inti Serat Optik: Ini adalah bagian terpusat dari kabel serat optik yang terbuat dari bahan
kaca atau plastik. Inti serat optik berfungsi untuk menghantarkan cahaya dari satu ujung
kabel ke ujung lainnya. Diameter inti serat optik berkisar antara beberapa mikrometer
hingga beberapa ratus mikrometer, tergantung pada jenis serat optik yang digunakan.
2. Lapisan Cladding: Lapisan cladding mengelilingi inti serat optik dan terbuat dari bahan
yang memiliki indeks bias yang lebih rendah daripada inti. Ini memungkinkan cahaya
untuk dipantulkan secara total dalam inti serat optik, sehingga memungkinkan transmisi
sinyal optik dengan sangat sedikit kehilangan.
3. Lapisan Buffer: Lapisan buffer adalah lapisan pelindung yang melapisi lapisan cladding.
Ini memberikan perlindungan fisik terhadap serat optik dan membantu mencegah
kerusakan mekanis saat instalasi atau manipulasi kabel.
4. Lapisan Jaket: Lapisan jaket adalah lapisan pelindung terluar yang melindungi kabel serat
optik dari kerusakan lingkungan eksternal seperti kelembaban, panas, dan tekanan fisik.
Lapisan jaket biasanya terbuat dari bahan tahan cuaca dan tahan api untuk menjaga
keandalan dan keamanan kabel serat optik.
7. Berikut adalah beberapa contoh bahan penyekat yang umum digunakan dalam berbagai
aplikasi:

1. Beton: Beton adalah bahan penyekat yang sering digunakan dalam konstruksi bangunan.
Beton memiliki sifat kekakuan dan kepadatan yang tinggi, sehingga efektif dalam
membatasi suara, panas, dan api. Beton juga memiliki kekuatan struktural yang baik,
membuatnya menjadi pilihan yang umum untuk dinding pembatas antar-ruangan.
2. Gypsum: Gypsum, atau disebut juga dengan drywall atau gypsum board, adalah bahan
penyekat yang populer dalam industri konstruksi. Gypsum memiliki sifat ringan, mudah
diinstal, dan memiliki kemampuan baik dalam meredam suara dan membatasi penyebaran
api. Gypsum board biasanya digunakan sebagai dinding interior dalam pembangunan
gedung.
3. Kayu: Kayu adalah bahan alami yang sering digunakan sebagai bahan penyekat. Kayu
memiliki kemampuan alami dalam meredam suara dan memisahkan ruangan. Selain itu,
kayu juga dapat memberikan estetika yang hangat dan alami pada lingkungan ruangan.
4. Bata: Bata adalah bahan konstruksi yang digunakan untuk membangun dinding pembatas
antar-ruangan. Bata memiliki kepadatan dan ketebalan yang dapat membantu dalam
meredam suara. Dengan menggunakan bata yang solid dan tebal, bisa menciptakan
penghalang yang efektif terhadap suara, panas, dan api.
5. Aluminium Foil: Aluminium foil merupakan bahan tipis yang sering digunakan sebagai
penyekat untuk meredam panas dan radiasi. Aluminium foil sering digunakan sebagai
lapisan pelindung di dalam isolasi termal atau sebagai lapisan reflektif untuk
menghambat radiasi panas.
6. Kaca: Kaca adalah bahan transparan yang dapat digunakan sebagai penyekat untuk
memisahkan ruangan tanpa membatasi cahaya. Kaca dapat memberikan tampilan yang
terbuka dan estetika yang modern dalam ruangan. Namun, kaca memiliki kelemahan
dalam meredam suara dan panas, sehingga sering dikombinasikan dengan bahan
penyekat lainnya.
7. Logam: Logam, seperti baja, juga dapat digunakan sebagai bahan penyekat, terutama
dalam situasi yang membutuhkan kekuatan struktural yang tinggi. Logam dapat
memberikan perlindungan terhadap kebakaran dan suara, tergantung pada ketebalan dan
jenis logam yang digunakan.
8. Pembagian kelas bahan penyekat dapat dilakukan berdasarkan beberapa kriteria, terutama
sifat akustik, ketahanan terhadap api, dan ketahanan terhadap panas. Berikut adalah beberapa
pembagian kelas bahan penyekat yang umum:

Kelas Penyekat Akustik:

 Kelas A: Bahan penyekat dengan sifat akustik yang sangat baik. Mampu meredam suara
dengan efektif dan memiliki koefisien redaman suara yang tinggi.
 Kelas B: Bahan penyekat dengan sifat akustik baik. Mampu meredam suara dengan
cukup baik dan memiliki koefisien redaman suara yang cukup tinggi.
 Kelas C: Bahan penyekat dengan sifat akustik yang standar. Meredam suara secara
moderat dengan koefisien redaman suara yang sedang.

Kelas Penyekat Tahan Api:

 Kelas A: Bahan penyekat yang tahan api dan tidak mudah terbakar. Mampu menahan
penyebaran api dengan waktu yang lama.
 Kelas B: Bahan penyekat yang memiliki sifat tahan api yang baik dan dapat menghambat
penyebaran api dalam waktu tertentu.
 Kelas C: Bahan penyekat dengan sifat tahan api yang terbatas. Mampu menghambat
penyebaran api dalam waktu singkat.

Kelas Penyekat Tahan Panas:

 Kelas A: Bahan penyekat yang tahan panas dengan kemampuan isolasi termal yang
sangat baik. Tahan terhadap suhu tinggi dan memiliki konduktivitas panas yang rendah.
 Kelas B: Bahan penyekat yang memiliki sifat tahan panas yang baik dan mampu
mengisolasi panas dengan efektif.
 Kelas C: Bahan penyekat dengan sifat tahan panas yang terbatas. Tahan terhadap suhu
moderat untuk periode waktu tertentu.

9. Kemagnetan terjadi karena adanya pergerakan muatan listrik. Ketika muatan listrik bergerak,
misalnya dalam bentuk arus listrik, mereka menciptakan medan magnet di sekitarnya. Proses
terjadinya kemagnetan dapat dijelaskan melalui dua konsep utama: medan magnet dan spin
elektron.

Medan Magnet:

Medan magnet diciptakan oleh muatan listrik yang bergerak. Ketika arus listrik mengalir melalui
penghantar, seperti kawat tembaga, medan magnet terbentuk di sekitar kawat. Medan magnet ini
dapat diperkuat dengan membentuk kumparan atau solenoida, yang memiliki banyak lilitan
kawat sehingga menghasilkan medan magnet yang lebih kuat. Medan magnet yang dihasilkan
oleh arus listrik ini merupakan dasar dari magnet elektromagnetik.

Spin Elektron:

Elektron, salah satu partikel subatomik yang membentuk atom, memiliki sifat yang disebut
"spin". Spin elektron dapat dianggap sebagai rotasi atau gerakan intrinsik partikel tersebut. Spin
elektron menciptakan momen magnetik yang menyebabkan elektron bertindak seperti magnet
kecil dengan kutub utara dan kutub selatan. Ketika elektron-elektron ini bergerak bersama-sama
dalam bahan, mereka dapat menyebabkan material tersebut menjadi magnet.

10. Ada beberapa jenis bahan yang memiliki sifat magnetik. Berikut adalah beberapa bahan
magnet yang umum:

Magnet Alami:

Bahan magnet alami ditemukan dalam bentuk mineral yang mengandung besi, nikel, atau kobalt.
Contoh bahan magnet alami adalah magnetit (Fe3O4). Bahan magnet alami memiliki sifat
magnetik secara alami tanpa perlu dipengaruhi oleh medan magnet eksternal. Namun, mereka
cenderung memiliki kekuatan magnet yang lebih lemah dibandingkan dengan magnet buatan
manusia.

Magnet Buatan:

Magnet buatan adalah bahan magnet yang diciptakan oleh manusia melalui proses manufaktur.
Ada tiga jenis bahan magnet buatan yang umum:
 Magnet Ferromagnetik: Bahan magnet ferromagnetik terbuat dari campuran logam
seperti besi, nikel, kobalt, dan beberapa unsur lainnya. Magnet ferromagnetik adalah jenis
magnet paling umum yang memiliki kekuatan magnet yang kuat. Mereka dapat
mempertahankan sifat magnetiknya bahkan setelah medan magnet eksternal dihilangkan.
Bahan magnet ferromagnetik digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk motor listrik,
generator, transformator, dan perangkat elektronik.
 Magnet Ferimagnetik: Bahan magnet ferimagnetik, seperti ferrit (oksida besi), adalah
campuran bahan ferromagnetik dengan bahan non-magnetik seperti mangan atau nikel.
Magnet ferimagnetik memiliki kekuatan magnet yang lebih rendah dibandingkan dengan
magnet ferromagnetik, tetapi mereka tetap memiliki sifat magnetik yang signifikan. Ferrit
banyak digunakan dalam pembuatan magnet permanen, kumparan magnet, dan perangkat
elektronik lainnya.
 Magnet Elektromagnetik: Magnet elektromagnetik terbuat dari kawat yang dilitupi oleh
arus listrik. Ketika arus listrik mengalir melalui kawat, medan magnet terbentuk di sekitar
kawat. Medan magnet ini menghilang saat arus listrik dihentikan. Magnet
elektromagnetik banyak digunakan dalam aplikasi seperti elektromagnet, solenoida, dan
perangkat pemisah magnetik.

Magnet Permanen:

Magnet permanen adalah bahan magnet yang mempertahankan sifat magnetiknya tanpa adanya
pengaruh medan magnet eksternal. Magnet permanen dapat terbuat dari campuran logam seperti
besi, nikel, kobalt, dan unsur tambahan seperti aluminium, titanium, atau neodymium. Bahan
magnet permanen yang umum adalah magnet keramik (ferrit) dan magnet neodymium-iron-
boron (NdFeB). Magnet permanen digunakan dalam banyak aplikasi, termasuk motor, generator,
speaker, dan perangkat elektronik lainnya.

Anda mungkin juga menyukai