Anda di halaman 1dari 17

1.

4 Sifat-Sifat Makrokopis Benda Padat, Cair, dan Gas


Dalam pemilihan jenis bahan listrik, selain sifat listrik, perlu
dipertimbangkan beberapa sifat lain dari bahan, yaitu :
a. Sifat Mekanis, yaitu perubahan bentuk dari suatu benda padat akibat
adanya gaya-gaya dari luar yang bekerja pada benda tersebut. Jadi
adanya perubahan itu tergantung kepada besar kecilnya gaya, bentuk
benda, dan dari bahan apa benda tersebut dibuat. Jika tidak ada gaya
dari luar yang bekerja, maka ada tiga kemungkinan yang akan terjadi
pada suatu benda :
a) Bentuk benda akan kembali ke bentuk semula, hal ini karena
benda mempunyai sifat kenyal (elastis)
b) Bentuk benda sebagian saja akan kembali ke bentuk semula,
hal ini hanya sebagian saja yang dapat kembali ke bentuk
semula karena besar gaya yang bekerja melampaui batas
kekenyalan sehingga sifat kekenyalan menjadi berkurang.
c) Bentuk benda berubah sama sekali, hal ini dapat terjadi karena
besar gaya yang bekerja jauh melampaui batas kekenyalan
sehingga sifat kekenyalan sama sekali hilang.
b. Sifat Fisis, Benda padat mempunyai bentuk yang tetap (bentuk
sendiri), dimana pada suhu yang tetap benda padat mempunyai isi
yang tetap pula. Isi akan bertambah atau memuai jika mengalami
kenaikkan suhu dan sebaliknya benda akan menyusut jika suhunya
menurun. Karena berat benda tetap , maka kepadatan benda akan
bertambah, sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut : Jika isi
(volume) bertambah (memuai), maka kepadatannya akan berkurang
Jika isinya berkurang (menyusut), maka kepadatan akanbertambah.
Jadi benda lebih padat dalam keadaan dingin daripada dalam
keadaan panas.
c. Sifat Kimia berkarat adalah termasuk sifat kimia dari suatu bahan
yang terbuat dari logam. Hal ini terjadi karena reaksi kimia dari
bahan itu sendiri dengan sekitarnya atau bahan itu sendiri dengan
bahan cairan. Biasanya reaksi kimia dengan bahan cairan itulah
yang disebut berkarat atau korosi. Sedangkan reaksi kimia dengan
sekitarnya disebut pemburaman.

1.5 Klasifikasi Bahan Konduktor, Semikonduktor, Isolator, Super


Konduktor Dan Bahan Magnetik
a. Bahan Konduktor
Semua bahan yang dapat mengalirkan arus dengan mudah
dinamakan dengan konduktor, contohnya, tembaga,aluminium
dll, yang termasuk bahan konduktor logam untuk saluran listrik
1
yang membaca aliran listrik, bahan resistif dan bahan lain seperti
bahan sekering dan untuk titik kontak saklar. Bahan konduktor
digunakan untuk saluran listrik dan kabel harus mempunyai rugi
daya yang kecil ketika dialiri arus yang besar (untuk kabel yang
mana rugi daya dan temperaturnya harus kecil). Dengan kata
lain, tahanan bahan digunakan untuk filament pada lampu harus
dapat menahan temperatur yang tinggi.
a) Konduktivitas dan Resistifitas Konduktor
Faktor yang mempengaruhi Resistivitas Penghantar, adalah
Temperatur, Tahanan pada beberapa bahan konduktor
terutama pada bahan logam murni akan bertambah dengan
kenaikan dari temperatur. Perubahan dari tahanan dari bahan
per ohm per derajat celcius dengan adanya perubahan
temperatur dinamakan koefesien temperatur tahanan dari
bahan, dan Tahanan dari konduktor akan berubah sesuai
dengan perubahan temperatur
b) Sifat bahan dengan Resistifitas Rendah
Bahan dengan resistifitas rendah pada umumnya digunakan
pada penghantar untuk perumahan, saluran transmisi dan
distribusi, pada lilitan motor, generator dan transformator,
serta pada bagian konektor rangkaian elektronika. Bahan ini
digunakan pada semua pengguna dengan rugi daya dan rugi
tegangan serendah mungkin. Tembaga adalah bahan yang
sangat banyak penggunaannya, sebagai konduktor pada
rangkaian elektronika. Banyak kawat yang terbuat dari
tembaga. Tembaga adalah suatu konduktor yang baik dan
sangat mudah untuk penyambungannya. Aluminium adalah
penghantar yang baik,tetapi tidak sebaik tembaga. Bahan ini
banyak digunakan pada transformator tenaga dan saluran
transmisi dibandingkan pada bagian rangkaian
elektronikanya.
c) Suatu bahan yang mempunyai resistifitas rendah akan
mempunyai keadaaan-keadaan sebagai berikut :
1) Koefesien temperatur adalah rendah.
2) Koefesien temperatur tahanan adalah perubahan rendah.
Hal ini diperlukan untuk menentukan jatuh tegangan dan
rugi daya yang rendah dengan perubahan temperatur.
Dengan kenaikan temperatur karena adanya arus yang
mengalir pada bahan akan naik dan rugi daya serta rugi
tegangan akan bertambah. Untuk mendapatkan kerugian
2
yang rendah bahan konduktor harus mempunyai
koefesien temperatur rendah.
3) Tekanan mekanik yang cukup
4) Tekanan mekanik adalah diakibatkan oleh angin dan
karena berat dari konduktor saluran udaranya sendiri,
yang digunakan untuk jaringan distribusi dan transmisi
pada penyaluran daya listrik. Oleh karena itu, untuk
menahan tekanan mekanis pada beberapa penggunaannya
maka bahan konduktor harus lebih kuat dibandingkan
tekanan mekanisnya.
5) Dapat dibengkok
6) Pada ukuran yang berbeda dan lampung yang berbeda
dari penghantar adalah diperlukan untuk berbagai jenis
penggunaan. Untuk penggunaan ini, bahan konduktor
dapat mudah dan diolah kedalam ukuran dan lempung
yang berbeda : Tahan Korosi Bahan konduktor
diharapkan untuk tidak mudah terkorosi atau berkarat bila
konduktor tersebut digunakan tanpa isolasi dan digunakan
diluar.
7) Sifat bahan dengan Resistifitas tinggi Bahan yang
mempunyai resistifitas yang tinggi adalah pada umumnya
bahan yang terbuat dari campuran yang berbeda. Contoh
yang paling umum dari bahan yang resistifitas tinggi
adalah: anganin, constanta, ichrom, dan lain-lain.
8) Contoh penggunaannya sebagai berikut: Elemen
pemanas, Start pada motor listrik, Tahan beban, Rheostat

b. Semi Konduktor
adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang berada di
antara insulator (isolator) dan konduktor. Semikonduktor disebut
juga sebagai bahan setengah penghantar listrik. Suatu
semikonduktor bersifat sebagai insulator jika tidak diberi arus listrik
dengan cara dan besaran arus tertentu, namun pada temperatur, arus
tertentu, tatacara tertentu dan persyaratan kerja semikonduktor
berfungsi sebagai konduktor, misal sebagai penguat arus, penguat
tegangan dan penguat daya. Untuk menggunakan suatu
semikonduktor supaya bisa berfungsi harus tahu spesifikasi dan
karakter semikonduktor itu, jika tidak memenuhi syarat operasinya
maka akan tidak berfungsi dan rusak. Bahan semikonduktor yang
sering digunakan adalah silikon, germanium, dan gallium arsenide.
Semikonduktor sangat berguna dalam bidang elektronik, karena
3
konduktansinya yang dapat diubah-ubah dengan menyuntikkan
materi lain (biasa disebut pendonor elektron).
Doping Semikonduktor

Gambar 1. Distribusi Fermi-Dirac Sebagai Dasar Struktur Pita Dalam


Semikonduktor

Salah satu alasan utama kegunaan semikonduktor dalam


elektronik adalah sifat elektronikn dapat diubah banyak dalam sebuah
cara terkontrol dengan menambah sejumlah kecil ketidakmurnian.
Ketidakmurnian ini disebut dopan.
Doping sejumlah besar ke semikonduktor dapat meningkatkan
konduktivitasnya dengan faktor lebih besar dari satu milyar.[butuh rujukan]
Dalam sirkuit terpadu modern, misalnya, polycrystalline silicon didop-
berat seringkali digunakan sebagai pengganti logam.
Bahan-bahan semi konduktor yang sering digunakan adalah
Germanium dan Silikon. Sifat-sifat bahan tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a). Germanium
Germanium merupakan salah satu bahan semi konduktor yang banyak
dipakai. Germanium diperoleh sebagai serbuk berwarna kelabu melalui
proses kimia, yaitu dengan mereduksi germanium oksida. Selain itu juga
dapat diperoleh dari pemurnian Kadmium dan seng.
Germanium adalah bahan semi konduktor yang bervalensi 4 dan
mempunyai susunan seperti karbon atau silikon. Spesifikasi germanium
adalah sebagai berikut:
Daya hantar panas : 0,14 Cal/cm dt °C
Kapasitas panas : 0,08 Cal/gr °C
Koefisien muai panjang (0-100°C) : 6 x Titik lebur
: 936°C
Permitivitas : 16 C2/N m2
Tahanan jenis listrik pada 20°C : 0,47 Ω m

Pada temperatur yang rendah, bahan semi konduktor ini bersifat


4
sebagai isolator, kemudian pada suhu yang cukup tinggi, bahan ini
berubah sifatnya menjadi bahan penghantar yang baik. Germanium
merupakan bahan yang sangat luas pemakaianya didalam pembuatan
rectifier, transistor, dan peralatan semi konduktor yang lain.
Germanium yang dicampur dengan Arsen (As) disebut N-
Germanium. N artinya negatif, karena pada temperatur kamar,
germanium tipe N ini mempunyai banyak elektron bebas yang
bermuatan negatif. Arsen yang memberikan elektron disebut donor.
Germanium yang dicampur dengan Indium (In) yang mempunyai 3
elektron valensi disebut P-Germanium. P artinya positif, dan
menunjukkan bahwa banyak sekali hole yang bermuatan positif yang ada
dalam Germanium tipe P ini.
b) Silikon
Silikon (Si) tidak ditemukan dalam bentuk aslinya, akan tetapi
ditemukan dalam bentuk silika yang direduksi dengan kokas dan
kemudian dimurnikan dengan converter, menghasilkan SiO atau SiHCl,
atau dengan proses didestilasi berulang-ulang dan kemudian direduksi
dengan hydrogen menghasilkan SiH.
Sifat-sifat silikon :
a. Mempunyai mobilitas yang tinggi
b. Konstanta dielektriknya kecil
c. Konduktivitas termis yang besar
d. Disipasi panas yang baik.
e. Impurity ionization energy yang sangat kecil

Dari sifat-sifat silikon tersebut diatas, maka silikon banyak


digunakan sebagai bahan semi konduktor, misalnya sebagai dioda
rectifier, thyristor (SCR), dan lain-lain. Senyawa silikon, SiO (quartz),
sering dipergunakan pada alat-alat optik dengan index bias 1,54.
c) Dioda dan Transistor
1) Dioda
Jika dua tipe bahan semi konduktor yaitu type-P dan type-N
digabung menjadi satu, maka akan didapat sambungan P-N (p-n
junction) yang dikenal sebagai dioda. Pada pembuatannya memang
material tipe P dan tipe N bukan disambung begitu saja, melainkan dari
satu bahan semi konduktor diberi doping (impurity material) yang
berbeda.
Jika diberi tegangan maju (forward bias), dimana tegangan sisi P
lebih besar dari sisi N, elektron dengan mudah dapat mengalir dari sisi N
dan mengisi kekosongan elektron (hole) di sisi P. Sebaliknya jika diberi
tegangan balik (reverse bias), maka tidak ada elektron yang dapat
5
mengalir dari sisi N mengisi hole di sisi P, karena tegangan potensial di
sisi N lebih tinggi. Hal itu menyebabkan dioda hanya dapat mengalirkan
arus satu arah saja, sehingga dipakai untuk aplikasi rangkaian penyearah
(rectifier).
2). Transistor
Transistor merupakan dioda dengan dua sambungan (junction).
Sambungan itu membentuk transistor PNP maupun NPN. Ujung-ujung
terminalnya berturut-turut disebut emitor, base, dan kolektor.
Base selalu berada di tengah, di antara emitor dan kolektor. Transistor
ini disebut transistor bipolar, karena struktur dan prinsip kerjanya
tergantung dari perpindahan elektron di kutub negatif mengisi
kekurangan elektron (hole) di kutub positif. Transistor bipolar pertama
kali ditemukan oleh William Schockley pada tahun 1951.
Transistor adalah komponen yang dapat bekerja sebagai sakelar
(switch on/off) dan juga sebagai penguat (amplifier). Transistor bipolar
adalah inovasi yang mengantikan transistor tabung (vacum tube). Selain
dimensi transistor bipolar yang relatif lebih kecil, disipasi dayanya juga
lebih kecil sehingga dapat bekerja pada suhu yang lebih dingin. Dalam
beberapa aplikasi, transistor tabung masih digunakan terutama pada
aplikasi audio, untuk mendapatkan kualitas suara yang baik, namun
konsumsi dayanya sangat besar. Sebab untuk dapat melepaskan elektron,
teknik yang digunakan adalah pemanasan filamen seperti pada lampu
pijar.
Transistor bipolar memiliki 2 junction yang dapat disamakan
dengan penggabungan 2 buah dioda. Emiter-Base adalah salah satu
junction dan Base-Kolektor junction lainnya. Seperti pada dioda, arus
hanya akan mengalir hanya jika diberi bias positif, yaitu hanya jika
tegangan pada material P lebih positif daripada material N (forward
bias).
Pada gambar ilustrasi transistor NPN berikut ini, junction base-
emiter diberi bias positif sedangkan base-colector mendapat bias negatif
(reverse bias).
Karena base-emitor mendapat bias positif maka seperti pada
dioda, elektron mengalir dari emiter menuju base. Kolektor pada
rangkaian ini lebih positif sebab mendapat tegangan positif. Karena
kolektor ini lebih positif, aliran elektron bergerak menuju kutub ini.
Misalnya tidak ada kolektor, aliran elektron seluruhnya akan menuju
base seperti pada dioda. Tetapi karena lebar base yang sangat tipis,
hanya sebagian elektron yang dapat bergabung dengan hole yang ada

6
pada base. Sebagian besar akan menembus lapisan base menuju
kolektor.
Itulah alasannya mengapa jika dua dioda digabungkan tidak
dapat menjadi sebuah transistor, karena persyaratannya adalah lebar
base harus sangat tipis sehingga dapat diterjang oleh elektron. Jika
misalnya tegangan base-emitor dibalik (reverse bias), maka tidak akan
terjadi aliran elektron dari emitor menuju kolektor. Jika base diberi bias
maju (forward bias), elektron mengalir menuju kolektor dan besarnya
sebanding dengan besar arus bias base yang diberikan.
d) Persiapan bahan semikonduktor
Semikonduktor dengan properti elektronik yang dapat diprediksi dan
handal diperlukan untuk produksi massa. Tingkat kemurnian kimia yang
diperlukan sangat tinggi karena adanya ketidaksempurnaan, bahkan
dalam proporsi sangat kecil dapat memiliki efek besar pada properti dari
material. Kristal dengan tingkat kesempurnaan yang tinggi juga
diperlukan, karena kesalahan dalam struktur kristal (seperti dislokasi,
kembaran, dan retak tumpukan) mengganggu properti semikonduktivitas
dari material. Retakan kristal merupakan penyebab utama rusaknya
perangkat semikonduktor. Semakin besar kristal, semakin sulit mencapai
kesempurnaan yang diperlukan. Proses produksi massa saat ini
menggunakan ingot (bahan dasar) kristal dengan diameter antara empat
hingga dua belas inci (300 mm) yang ditumbuhkan sebagai silinder
kemudian diiris menjadi wafer.
Karena diperlukannya tingkat kemurnian kimia dan kesempurnaan
struktur kristal untuk membuat perangkat semikonduktor, metode khusus
telah dikembangkan untuk memproduksi bahan semikonduktor awal.
Sebuah teknik untuk mencapai kemurnian tinggi termasuk pertumbuhan
kristal menggunakan proses Czochralski. Langkah tambahan yang dapat
digunakan untuk lebih meningkatkan kemurnian dikenal sebagai
perbaikan zona. Dalam perbaikan zona, sebagian dari kristal padat
dicairkan. Impuritas cenderung berkonsentrasi di daerah yang dicairkan,
sedangkan material yang diinginkan mengkristal kembali sehingga
menghasilkan bahan lebih murni dan kristal dengan lebih sedikit
kesalahan.
Dalam pembuatan perangkat semikonduktor yang melibatkan
heterojunction antara bahan-bahan semikonduktor yang berbeda,
konstanta kisi, yaitu panjang dari struktur kristal yang berulang, penting
untuk menentukan kompatibilitas antar bahan.

7
c. Isolator
Tidak semua bahan dapat mengalirkan arus listrik, hal tersebut tidak
berarti bahwa arus listrik tidak mengalir dalam rangkaian tertutup. Hal
ini disebabkan karena hambatan jenis penghantar terlalu besar sehingga
sulit menghantarkan arus listrik.
Isolator adalah bahan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Hampir seluruh bahan non logam adalah isolator. Contoh isolator adalah
asbes, kayu kering, gelas, plastik, karet dll.
Dalam bahan isolator , elektron-elektron tidak bebas bergerak . Hal
ini karena setiap atom dari bahan isolator terikat dengan kuat. Pada
isolator, setiap muatan elektron dipegang erat oleh inti atomnya,
sehingga pada suhu ruangan/normal tidak mungkin adanya pengaliran
arus listrik.
Apabila isolator diberi tegangan besar sehingga menghasilkan energi
listrik yang mampu mengatasi energi pengikat elektron, elektron akan
dapat berpindah. Dengan demikian isolator dapat mengalirkan arus
listrik.Berdasarkan hal itu di katakan bahwa pada tegangan yang tinggi,
isolator dapat berfungsi sebagai konduktor.

Gambar 2. Contoh isolator Gambar 3. Penggunaan Keramik


Sebagai Isolator

a) Isolator Porselen • isolator porselen proses basah masih merupakan


bentuk yang paling banyak digunakan pada isolasi listrik .
Perkembangan isolator ini berasal dari isolator jenis pin yang
digunakan pada jalur komunikasi. Dalam aplikasi pertama pada
transmisi daya, isolator komunikasi jenis pin diperbesar pada
penampangnya untuk mencegah kebocoran listrik dan diameternya
dibuat lebih besar untuk meningkatkan jarak kebocoran. Kegagalan
yang sering terjadi adalah kebocoran listrik pada porselen karena

8
celah-celah dielektrik porselen yang diduga disebabkan oleh
ekspansi semen.
b) Porselin ( Porselen)
Porselin adalah bahan isolasi kelompok keramik yang sangat penting
dan luas penggunaannya. Istilah bahan-bahan keramik digunakan
untuk semua bahan anorganik yang dibakar pada pembakaran dengan
suhu tinggi dan bahan asli berubah substansinya.
Porselin terbuat dari tanah liat china (China Clay) yang terdapat di
alam dalam bentuk aluminium silikat. Bahan tersebut dicampur
kaolin fealspar dan Quarts. Kemudian campuran ini dipanaskan
dalam tungku yang suhunya dapat diatur. Bahan porselin dibakar
sampai keras, halus mengkilat dan bebas dari lubang-lubang.
Untuk mendapatkan sifat-sifat listrik dan sifat mekanis yang baik
harus dipilih suhu pemrosesan bahan isolasi yang sesuai, karena jika
bahan isolasi diproses pada suhu yang agak rendah, sifat mekanisnya
baik, tapi bahan tetap berlubang. Sedangkan bila dipanaskan pada
suhu tinggi, lubang-lubangnya berkurang, tetapi bahan menjadi
rapuh.
Isolator yang baik secara mekanis mempunyai kuat dielektrik kira-
kira 60 kV/cm, kuat tekan dan kuat tariknya msing-masing,
70.000Kg/cm2 dan 500Kg/cm2.
Untuk pembuatan isolator porselin diperlukan suhu berkisar antara
1300 derajat celsius hingga 1500 derajat Celcius dalam jangka waktu
20 hingga 70 jam.

Sifat-sifat porselin:
a) Massa jenisnya berkisar antara 2,3 hingga 2,5 g/cm3
b) Koefisien muai panjang 3.10-6 hingga 4,5.10-6 per derajt
Celcius.
c) Kekuatan tekan 4000 hingga 6000 kg/cm2
d) Kekuatan tarik 300-500 kg/cm2 yang menggunakan pelapis .
200-300 kg/cm2 yang tanpa pelapis.
e) Kekuatan tekuk 80 hingga100 kg/cm2. poerselin lebih regas
daripada kaca.
f) Tegangan tembus berkisar antara 10 hingga 30 kV/mm
g) Resistivitas 10"11 hingga 10 pangkat 14 ohmcm.
h) Permitivitas berkisar antara 6 hingga 7
i) Sudut kerugian dielektrik akan naik jika suhu dinaikkan.

9
d. Super Konduktor
Superkonduktor belakangan ini menjadi topik pembicaraan dan
penelitian yang paling populer. Superkonduktor menjanjikan banyak
hal bagi kita, misalnya transmisi listrik yang efisien (tak ada lagi
kehilangan energi selama transmisi). Saat ini penggunaan
superkonduktor belum praktis, dikarenakan masalah perlunya
pendinginan (suhu kritis superkonduktor masih jauh di bawah suhu
kamar).
Superkonduktor adalah suatu material yang tidak memiliki hambatan
dibawah suatu nilai suhu tertentu. Suatu superkonduktor dapat saja
berupa suatu konduktor, semikonduktor ataupun suatu insulator pada
keadaan ruang. Suhu dimana terjadi perubahan sifat konduktivitas
menjadi superkonduktor disebut dengan temperatur kritis (Tc).
Superkonduktor merkuri, ternyata beberapa unsur-unsur lainnya
juga menunjukkan sifat superkonduktor dengan harga Tc yang
berbeda. Sebagai contoh, karbon juga bersifat superkonduktor
dengan Tc 15 K.
Suhu tertinggi suatu bahan menjadi superkonduktor hingga saat ini
adalah 138 K, yaitu untuk suatu bahan yang memiliki rumus
Hg0.8Tl0.2Ba2Ca2Cu3O8.33.
a) Pengertian Superkonduktor
Superkonduktor merupakan bahan material yang memiliki
hambatan listrik bernilai nol pada suhu yang sangat rendah.
Artinya superkonduktor dapat menghantarkan arus walaupun
tanpa adanya sumber tegangan. Karakteristik dari bahan
Superkonduktor adalah medan magnet dalam superkonduktor
bernilai nol dan mengalami efek meissner. Resistivitas suatu
bahan bernilai nol jika dibawah suhu kritisnya.

Gambar 4. Grafik Hubungan Antara Resistivitas Terhadap Suhu

10
b) Sifat Kelistrikan Superkonduktor
Sebelum menjelaskan prinsip superkonduktor, akan lebih baik
jika terlebih dahulu menjelaskan bagaimana kerja logam
konduktor pada umumnya. Bahan logam tersusun dari kisi-kisi
dan basis serta elektron bebas. Ketika medan listrik diberikan
pada bahan, elektron akan mendapat percepatan. Medan listrik
akan menghamburkan elektron ke segala arah dan menumbuk
atom-atom pada kisi. Hal ini menyebabkan adanya hambatan
listrik pada logam konduktor.

Gambar 5. Keadaan Normal Atom Kisi Pada Logam

Pada bahan superkonduktor terjadi juga interaksi antara elektron


dengan inti atom. Namun elektron dapat melewati inti tanpa
mengalami hambatan dari atom kisi. Efek ini dapat dijelaskan
oleh Teori BCS. Ketika elektron melewati kisi, inti yang
bermuatan positif menarik elektron yang bermuatan negatif dan
mengakibatkan elektron bergetar.

Gambar 6. Keadaan Superkonduktor Atom Kisi pada logam

11
Jika ada dua buah elektron yang melewati kisi, elektron kedua
akan mendekati elektron pertama karena gaya tarik dari inti
atom-atom kisi lebih besar. Gaya ini melebihi gaya tolak-
menolak antar elektron sehingga kedua elektron bergerak
berpasangan.
c) Sifat Kemagnetan Superkonduktor
Sifat lain dari superkonduktor yaitu bersifat diamagnetisme
sempurna. Jika sebuah superkonduktor ditempatkan pada medan
magnet, maka tidak akan ada medan magnet dalam
superkonduktor. Hal ini terjadi karena superkonduktor
menghasilkan medan magnet dalam bahan yang berlawanan arah
dengan medan magnet luar yang diberikan. Efek yang sama dapat
diamati jika medan magnet diberikan pada bahan dalam suhu
normal kemudian didinginkan sampai menjadi superkonduktor.
Pada suhu kritis, medan magnet akan ditolak. Efek ini dinamakan
Efek Meissner.

d) Efek Meissner
Ketika superkonduktor ditempatkan di medan magnet luar yang
lemah, medan magnet akan menembus superkonduktor pada
jarak yang sangat kecil dan dinamakan London Penetration
Depth. Pada bahan superkonduktor umumnya London
Penetration Depth sekitar 100 nm. Setelah itu medan magnet
bernilai nol. Peristiwa ini dinamakan Efek Meissner dan
merupakan karakteristik dari superkonduktor. Efek Meissner
adalah efek dimana superkonduktor menghasilkan medan
magnet.
Efek Meissner ini sangat kuat sehingga sebuah magnet dapat
melayang karena ditolak oleh superkonduktor. Medan magnet ini
juga tidak boleh terlalu besar. Apabila medan magnetnya terlalu
besar, maka efek Meissner ini akan hilang dan material akan
kehilangan sifat superkonduktivitasnya.

Gambar 7. Efek Meissner

12
e. Bahan Magnetik
Menurut sifatnya terhadap adanya pengaruh kemagnetan,bahan
magnet dapat digolongkan menjadi 5 yaitu diamagnetic, paramagnetic,
ferromagnetic,anti feromagnetik, dan ferrimagnetik(ferrit).
a) Bahan diamagnetic adalah bahan yang sulit menyalurkan garis
gaya magnit(ggm). Permeabilitasnya sedikit lebih kecil dari 1
dan tidak mempunyai dwikutub yang permanen. Bahan – bahan
diamagnetic antara lain : Bi,Cu,Au,Al₂O₃,NiSo₄.
b) Bahan paramagnetic adalah bahan yang dapat menyalurkan
garis gaya magnit (ggm) tetapi tidak banyak. Permeabilitasnya
sedikit lebih besar dari 1. Susunan dwikutubnya tidak beraturan.
Bahan-bahan paramagnetic antara lain: Al,Pb, Fe₂So₄, Fe So₄, Fe
Cl₂, Mo,W, Ta, Pt, dan Ag.
c) Bahan ferromagnetic adalah bahan yang mudah menyalurkan
ggm. Permeabilitasnya jauh diatas 1. Bahan ferromagnetic antara
lain : Fe, Co, Ni, Gd, Dy,
d) Teori anti ferromagnetic dikembangakan oleh Neel seorang
ilmuwan perancis.
e) Resistivitas bahan ferromagnet adalah rendah. Hal ini
menyebabkan pemakian ferromagnetic terbatas pada frekuensi
rendah. Sedangkan pada bahan ferrimagnetik resistivitasnya
jauh lebih tinggi dibanding bahan ferromagnet. Karena itu
ferritmagnet (ferrit) layak digunakan pada peralatan yang
menggunakan frekuensi tinggi disamping arus-eddy yang terjadi
padanya kecil.
f) Rumus bahan ferrimagnetik adalah Mo. Fe₂O₃ ( M adalah
logam bervalensi 2 yaitu Mn, Mg, Ni, Cu, Co, Zn, Cd). Contoh :
ferrit, seng ,nikel rumusnya adalah α NiO,β ZnO, Fe₂O₃ dimana
α+β=1.
g) Bahan – bahan ferromagnetic dapat dikategorikan menjadi 2
yaitu:
Bahan yang mudah dijadikan magnet yang lazim disebut bahan
magnetic lunak, bahan ini banyak digunakan untuk inti
transformator, inti motor atau generator,rele,peralatan, sonar,
atau radar.
h) Bahan ferromagnetic yaitu sulit dijadikan magnet tetapi setelah
menjadi magnet tidak mudah kembali seperti semula disebut

13
bahan magnetic keras, bahan ini digunakan untuk pabrikasi
magnet permanen.
i) Parameter-parameter magnetik
j) Permeabilitas dan susceptibilitas magnetic.
k) Pada perhitungan – perhitungan tentang magnet, terdapat
hubungan antara fluxi (B) dengan satuan Wb/m2 atau tesla
dengan kuat medan (H) dengan satuan A lilit/m sebagai berikut:

B = μ H… ........................................................................................ (2)

μ = μr. Μo

sehingga:

B= μr. μo. H… ..........................................................................(3)

μ adalah permeabilitas bahan yang merupakan hasil perkalian


permeabilitas absolute ( μo) dengan permeabilitas relative (μr). besarnya
μo= 4.π.10-7H/m. besarnya μ untuk bahan ferromagnetic adalah tidak
konstan.
a) Momen magnetic
Besar torsi akan tergantung pada : luas kumparan, arus,dan rapat
fluksi yang terpotong bidang kumparan.
Momen dwikutub magnetic hubungan dengan torsi adalah :
Pm = I.Akumparan .................................................................... (4)
pm dengan satuan A/m2 adalah merupakan vector yang arahnya
tegak lurus terhadap kumparan.
b) Magnetisasi
Semua bahan adalah memungkinkan menghasilkan medan magnetic,
dari itu diperoleh secara eksperimental untuk menimbulkan momen
magnetic. Besarnya momen Ini per unit volume disebut magnetisasi
dari medium (M) dengan satuan C/m. dt atau A/m.
Pada saat medan magnetic diberikan pada suatu bahan, induksi
magnetic (rapat fluksi) adalah penjumlahan dari efek pada keadaan
pakem suatu
bahan, sehingga besarnya rapat fluksi (E) menjadi :

B = μo. H + μo. M ........................................................................ ( 5)


M = (μ-1) . H
= Xm.H… ................................................................................. (6)

14
Xm adalah susceptibilitas magnetic. Magnetisasi (M) dari bahan dapat
diekspresikan sebagai momen dwikutub magnetic (pm) dengan satuan C.
m2/dt atau A/m2
dimana :

M= N. pm...............................................................................(7)

N adalah jumlah dwikutub magnetic per unit volume.


Dari persamaan (10-5) susceptibilitas magnetic Xm= ur -1 dari bahan
sebagai magnetisasi per satuan medan magnet (H). berdasarkan
susceptibilitasnya dapat dibedakan sifat kemagnetan suatu bahan yaitu :
untuk Xm berbanding terbalik dengan suhu )adalah paramagnetic, untuk
Xm yang besar adalah ferromagnetic.
c) Laminasi baja kelistrikan
Cara yang paling praktis untuk mengubah bahan magnetic lunak
untuk menjadi baja kelistrikan adalah dengan menambah silicon
kedalam komposisinya. Cara ini akan mengurangi rugi histerisis dan
arus pusar dengan tajam karena resistivitasnya bertambah. Paduan
baja dengan silicon sekarang sangat penting untuk bahan magnetic
lunak pada teknik listrik. Tapi perlu kita ingat penambahan silicon
dapat merapuhkan bahan.
Tabel 2. Kandungan Silicon Bahan Baja Kelistrikan
Resistivitas Massa jenis
Kandungan Si (%)
(ohm-mm2/m) (g/cm3)
0,8-1,8 1,25 7,8
1,8-2,8 0,4 7,75
2,8-4,0 0,5 7,65
4,0-4,8 0,57 7,55

Laminasi untuk transformator umumnya mengandung Si sekitar 4%,


sedangkan untuk jangkar motor listrik kandungan Si nya 1-2 %.
Ketebalan laminasi baja transformator untuk inti peralatan listrik
adalah 0,1 hingga 1 mm . baja listrik jenis lain adalah baja listrik
dengan proses dingin.
d) Bahan magnetik lunak Lain
Bahan magnetic lunak yang banyak digunakan adalah paduan besi-
nikel. Paduan yang terdiri dari besi –nikel dengan tambahan
molybdenum,chromium atau tembaga disebut Permalloy dapat
dibedakan berdasarkan kandungan nikelnya yaitu permalloy nikel

15
rendah yaitu permalloy yang mengandung nikel 40 hingga 50% dan
permalloy yang mengandung nikel 72 hingga 80% disebut permalloy
tinggi.
Alfiser adalah bahan yang tegas sehingga sangat mudah dijadikan
bubuk untuk dibuat bahan dielektrikmagnet. Harganya lebih murah
daripada permalloy karena komposisinya tidak tergantung Ni.
Ferrit adalah bahan semikonduktor yang mempunyai resistivitas
anatara 102 hingga 107 Ώcm.

e) Bahan magnet permanen


Magnet permanen digunakan pada instrumen penginderaan,rele,
mesin-mesin listrik yang kecil dan banyak lagi.
Baja karbon yaitu baja dengan komposisi karbon 0,4 hingga 1,7%
merupakan bahan dasar pembuatan magnet permanen.untuk
meningkatkan kemagnetannya, maka baja karbon ditambah
wolfram,kromium ,dan baja kobal harus dikeraskan sebelum
dimagnetisasi. Bahan paduan alni terdiri dari alumunium ,nikel,dan
besi. Sedangkan alnico adalah bahan paduan yang terdiri dari
alumunium,nikel,dan kobal.
Penggunaannya antara lain : magnet pada pengeras suara, perangkat
penggandeng magnetic.

16
Tabel 3. Beberapa Bahan Magnet Kertas
Hc A- Br (BH) maks
Nama Komposisi
lilit/m Wb/m2 J/m3

Baja 93,3% Fe, 0,7 4.800 1,05 2.400


wolfram %C,6%W 4.800 0,9 2.200
Baja 96% Fe, 1% C,3% 17.500 0,9 7.440
chrom Cr 43.800 0,55 10.400
Baja 59% Fe, 1% C,
kobal 5% Cr, 5% W, 63.700 11.200
Alni 30% Co 0,4
57% Fe, 4% Cu, 50.000 17.000
Alnisi 25% Ni, 14% Al 50.000 0,7 45.000
51%Fe, 4% Cu,
Alnico II 25% Ni, 14% Al 70.000 1,2 4.000
55% Fe, 17% Ni,
Alnico V 12% Co,10% Al 200.000 0,6 16.000
51% Fe,24% Co,
Vektolit 14% Ni, 8% Al 0,45
44% Fe3O4, 30%
Platina Fe2O3, 26% Co2O3
kobal 77% Pt, 23% Co

f) Magnetostriksi
Pada sebuah bahan ferromagnetic diamaganetisasi, umumnya secara
fisik terjadi perubahan dimensi. Hal atau gejala seperti ini disebut
magnetostriksi.
Terdapat 3 jenis magnetostriksi yaitu:
a. Magnetostriksi longitudinal adalah perubahan panjang searah
dengan magnetisasi. Perubahan ini dapat bertambah dan
berkurang.
b. Magnetostriksi transversal yaitu perubahan dimensi tegak lurus
dengan arah magnetisasi.
c. Magnetostriksi volume yaitu perubahan volume sebagai akibat
dari kedua efek atas.

17

Anda mungkin juga menyukai