Suatu bahan dapat berbentuk padat, cair, atau gas. Wujud bahan tertentu juga bisa berubah
karena pengaruh suhu. Selain pengelompokkan berdasarkan wujud tersebut dalam teknik listrik
bahan-bahan juga dapat dikelompokkan sebagai berikut.
5. Bahan Super Konduktor. Pada tahun 1911, Kamerligh Onnes mengukur perubahan
tahanan listrik yang disebabkan oleh perubahan suhu Hg dalam helium cair. Dia
menemukan bahwa tahanan listrik tiba-tiba hilang pada suhu 4,153°K. Sampai saat
ini telah ditemukan sekitar 24 unsur hantaran super dan lebih banyak lagi paduan dan
senyawa yang menunjukkan sifat-sifat hantaran super. Temperatur kritisnya berkisar
antara 1 samapai 19° Kelvin. Bahan-bahan lead (timah), tin (timah patri), alumunium,
dan mercury, pada sushu mendekati 0°K mempunyai resistivitas nol.
6. Bahan Nuklir. Bahan nuklir sering dipakai sebagai bahan baker reaktor nuklir.
Reaktor nuklir adalah pesawat yang mengandung bahan-bahan nuklir yang dapat
membelah, yang disusun sedemikian sehingga suatu reaksi berantai dapat berjalan
dalam keadaan dan kondisi terkendali. Dengan sendirinya syarat agar suatu bahan
dapat dipergunakan sebagai bahan bakar nuklir adalah bahan yang dapat mengadakan
fisi (pembelahan atom). Dalam reaktor nuklir digunakan bahan bakar uranium 235,
plutonium-239, uranium-233. Dalam pemilihan jenis bahan listrik, selain sifat listrik,
perlu dipertimbangkan beberapa sifat lain dari bahan, yaitu :
a. Sifat Mekanis, yaitu perubahan bentuk dari suatu benda padat akibat adanya
gaya-gaya dari luar yang bekerja pada benda tersebut. Jadi adanya perubahan itu
tergantung kepada besar kecilnya gaya, bentuk benda, dan dari bahan apa benda
tersebut dibuat. Jika tidak ada gaya dari luar yang bekerja, maka ada tiga
kemungkinan yang akan terjadi pada suatu benda :
Bentuk benda akan kembali ke bentuk semula, hal ini karena benda
mempunyai sifat kenyal (elastis)
Bentuk benda sebagian saja akan kembali ke bentuk semula, hal ini hanya
sebagian saja yang dapat kembali ke bentuk semula karena besar gaya
yang bekerja melampaui batas kekenyalan sehingga sifat kekenyalan
menjadi berkurang.
Bentuk benda berubah sama sekali, hal ini dapat terjadi karena besar gaya
yang bekerja jauh melampaui batas kekenyalan sehingga sifat kekenyalan
sama sekali hilang.
b. Sifat Fisis, Benda padat mempunyai bentuk yang tetap (bentuk sendiri), dimana
pada suhu yang tetap benda padat mempunyai isi yang tetap pula. Isi akan
bertambah atau memuai jika mengalami kenaikkan suhu dan sebaliknya benda
akan menyusut jika suhunya menurun. Karena berat benda tetap , maka kepadatan
benda akan bertambah, sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut :
Jika isi (volume) bertambah (memuai), maka kepadatannya akan
berkurang
Jika isinya berkurang (menyusut), maka kepadatan akan bertambah
Jadi benda lebih padat dalam keadaan dingin daripada dalam keadaan
panas
c. Sifat Kimia, berkarat adalah termasuk sifat kimia dari suatu bahan yang terbuat
dari logam. Hal ini terjadi karena reaksi kimia dari bahan itu sendiri dengan
sekitarnya atau bahan itu sendiri dengan bahan cairan. Biasanya reaksi kimia
dengan bahan cairan itulah yang disebut berkarat atau korosi. Sedangkan reaksi
kimia dengan sekitarnya disebut pemburaman.
Pengujian sifat mekanis bahan perlu dilakukan untuk mendapatkan informasi
spesifikasi bahan. Melalui pengujian tarik akan diperoleh besaran-besaran
kekuatan tarik, kekuatan mulur, perpanjangan, reduksi penampang, modulus
elastis, resilien, keuletan logam, dan lain-lain. Selain sifat-sifat tersebut dengan
tidak secara terlalu teknis, perlu diperhatikan kekerasan (hardness) dan
kemampuan menahan goresan (abrasion). Contoh sifat fisis yang sering
diperlukan adalah berat jenis, titik lebur, titik didih, titik beku, kalor lebur, dan
sebagainya. Juga sifat perubahan volume, wujud, dan panjang terhadap perubahan
suhu. Perkaratan adalah contoh sifat bahan akibat reaksi kimia; reaksi antara
logam dengan oksigen yang ada di udara. Sifat kimia juga termasuk sifat bahan
yang beracun, kemungkinan mengadakan reaksi dengan garam, asam, dan basa.
intisari
Selain bahan penyekat atau isolator di atas, ada bahan lain yang juga banyak
digunakan dalam teknik ketenagalistrikan yaitu bahan penghantar atau sering
dinamakan dengan istilah konduktor. Suatu bahan listrik yang akan dijadikan
penghantar, juga harus mempunyai si fat-sifat dasar penghantar itu sendiri seperti:
koefisien suhu tahanan, daya hantar panas, kekuatan tegangan tarik dan lain-lain.
Disamping itu juga penghantar kebanyakan menggunakan bentuk padat seperti
tembaga, aluminium, baja, seng, timah, dan lain-lain. Untuk keperluan
komunikasi sekarang banyak digunakan bahan penghantar untuk media transmisi
telekomunikasi yaitu menggunakan serat optic.
Erat kaitannya dengan keperluan pembangkitan energi listrik, yaitu suatu bahan
magnetik yang akan dijadikan sebagai medium untuk konversi energi, baik dari
energi listrik ke energi mekanik, energi mekanik ke energi listrik, energi listrik
menjadi energi panas atau cahaya, maupun dari energi listrik menjadi energi
listrik kembali. Bahan magnetik ini tentunya harus memenuhi sifat-sifat
kemagnetan, dan parameter-parameter untuk dijadikan sebagai bahan magnet
yang baik. Dalam pemilihan bahan magnetik ini dapat dikelompokkan menjadi
tiga macam, yaitu ferromagnetik, paramagnetik, dan diamagnetik.
Suatu bahan yang sekarang lagi ngetren dan paling banyak sedang dilakukan
riset-riset di dunia ilmu pengetahuan dan teknologi yaitu bahan semi konduktor.
Berkembangnya dunia elektronika dan komputer saat ini adalah merupakan salah
satu peranan dari teknologi semi konduktor. Bahan ini sangat besar peranannya
pada saat ini pada berbagai bidang disipilin ilmu terutama di bidang teknik elektro
seperti teknologi informasi, komputer, elektronika, telekomunikasi, dan lain -lain.
Berkaitan dengan bahan semi konduktor, pada saat ini dapat dikelompokkan
menjadi dua macam yaitu semi konduktor dan super konduktor.
Seperti telah kita ketahui, bahwa untuk pelaksanaan penyaluran energi listrik dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu berupa saluran udara dan kabel tanah. Pada saluran Udara,
terutama hantaran udara telanjang biasanya banyak menggunakan kawat penghantar yang terdiri
atas: kawat tembaga telanjang (BCC, singkatan dari Bare Cooper Cable), Aluminium telanjang
(AAC, singkatan dari All Aluminium Cable), Campuran yang berbasis aluminium (Al-Mg-Si),
Aluminium berinti baja (ACSR, singkatan dari Aluminium Cable Steel Reinforced) dan Kawat
baja yang berisi lapisan tembaga (Cooper Weld).
Sedangkan pada saluran kabel tanah, biasanya banyak menggunakan kabel dengan
penghantar jenis tembaga dan aluminium, perkembangan yang sangat dominan pada saluran
kabel tanah adalah dari sisi bahan isolasinya, dimana pada saat awal banyak menggunakan
isolasi berbahan kertas dengan perlindungan mekanikal berupa timah hitam, kemudian
menggunakan minyak ( jenis kabel ini dinamakan GPLK atau Gewapend Papier Lood Kabel
yang merupakan standar belanda dan NKBA atau Normal Kabel mit Bleimantel
Aussenumheullung yang merupakan standar jerman, dan jenis bahan isolasi yang terkini adalah
isolasi buatan berupa PVC (Polyvinyl Chloride) dan XLPE (Cross-Linked Polyethylene). Jenis
bahan isolasi PVC dan XLPE pada saat ini telah berkembang pesat dan merupakan bahan isolasi
yang andal.
Di waktu yang lalu, bahan yang banyak digunakan untuk saluran listrik adalah jenis
tembaga (Cu). Namun karena harga tembaga yang tinggi dan tidak stabil bahkan cenderung naik,
aluminium mulai dilirik dan dimanfaatkan sebagai bahan kawat saluran listrik, baik saluran
udara maupun saluran kabel tanah. Lagipula, kawat tembaga sering dicuri karena bahannya dapat
dimanfaatkan untuk pembuatan berbagai produk lain. Berbagai jenis logam atau campurannya
yang dipakai untuk kawat saluran listrik, yaitu:
Tembaga elektrolitik, yang harus memenuhi beberapa syarat normalisasi, baik mengenai
daya hantar listrik maupun mengenai sifat-sifat mekanikal.
Brons, yang memiliki kekuatan mekanikal yang lebih besar, namun memiliki daya hantar
listrik yang rendah. Sering dipakai untuk kawat pentanahan.
Aluminium, yang memiliki kelebihan karena materialnya ringan sekali. Kekurangannya
adalah daya hantar listrik agak rendah dan kawatnya sedikit kaku. Harganya sangat
kompetitif. Karenanya merupakan saingan berat bagi tembaga, dan dapat dikatakan bahwa
secara praktis kini mulai lebih banyak digunakan untuk instalasi-instalasi listrik arus kuat
yang baru dari pada menggunakan tembaga.
Aluminium berinti baja, yang biasanya dikenal sebagai ACSR (Aluminium Cable Steel
Reinforced), suatu kabel penghantar aluminium yang dilengkapi dengan unit kawat baja
pada inti kabelnya. Kawat baja itu diperlukan guna meningkatkan kekuatan tarik kabel.
ACSR ini banyak digunakan untuk kawat saluran hantar udara.
Aldrey, jenis kawat campuran antara aluminium dengan silicium (konsentrasinya sekitar 0,4
% – 0,7 %), Magnesium (konsentrasinya antara 0,3 % - 0,35 %) dan ferum (konsentrasinya
antara 0,2 % - 0,3 %). Kawat ini memiliki kekuatan mekanikal yang sangat besar, namun
daya hantar listriknya agak rendah.
Cooper-weld, suatu kawat baja yang disekelilingnya diberi lapisan tembaga.
Baja, bahan yang paling banyak digunakan sebagai kawat petir dan juga sebagai kawat
pentanahan.
Tugas
Lenkapi gambar berbagai jenis logam atau campurannya yang dipakai untuk kawat
saluran listrik