Anda di halaman 1dari 5

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

JURUSAN TEKNIK SIPIL

MODUL 1
KELOMPOK DAN SIFAT DASAR BAHAN BANGUNAN
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah akhir pelajaran diharapkan siswa:

1.1.

Mampu menjelaskan pengelompokan bahan bangunan

Mampu menjelaskan sifat-sifat bahan bangunan


Pendahuluan
Suatu bahan akan bermanfaat bila bahan tersebut memiliki sifat yang cocok untuk penggunaan/pemakaian tertentu. Kemampuan suatu

bahan dapat diperkirakan bila sifat-sifat bahan tersebut sudah diketahui.


Pada umumnya bahan memiliki 4 sifat dasar yaitu : sifat mekanis, sifat termal, sifat listrik dan sifat kimia. Keempat sifat tersebut
sangat bergantung pada struktur dan atau susunan bahan pembentuknya.
Suatu bahan terbentuk oleh 3 unsur dasar alamiah yaitu : atom, ion dan molekul. Unsur dasar tersebut terikat satu sama lainnya karena
ikatan kimia.
Terdapat 100 macam zat kimia yang masing-masing tidak dapat dipecah menjadi zat lain, yang disebut unsur dasar. Unsur-unsur
kimia tersebut adalah :
Oksigen : 49,7 % Natrium : 2,3 %
Silicon

: 26,0 % Kalium

: 2,3 %

Aluminium

: 7, 3 % Magnesium

: 2,1 %

Besi

: 4,1 %

Lainnya : 2,8 %

Calsium : 3,2 %
Unsur dapat dibagi menjadi bagian yang sangat kecil. Bagian yang terkecil dari suatu unsur yang masih memiliki sifat yang sama
dengan unsur induknya disebut atom.
1.2.

Kelompok Bahan

1.3.

Bahan-bahan yang dijumpai terutama untuk keperluan teknik dibagi menjadi 4 kelompok :

1.

Kelompok Bahan Keramik

Ikatan kimianya : ikatan ion


Ciri dan sifatnya : Ikatannya kuat sukar dipecah. Titik leleh tinggi tetapi regas. Daya hantar listrik dan panas buruk sekali. Tahan kimia dan tahan
korosi.
Contoh bahan
2.

: batu alam, gelas, bahan leramik

Kelompok Bahan Logam

Ikatan kimianya
Ciri dan sifatnya

: ikatan logam
: Ikatannya kuat tetapi lebih rendah dari ikatan keramik. Titik leleh tinggi (lebih rendah dari keramik). Bahan liat
tetapi keras. Daya hantar listrik dan panas baik. Kurang tahan terhadap kimia dan korosi.

Contoh bahan
3.

: logam-logam untuk keperluan teknik (besi, aluminium, seng, tembaga, dll).

Kelompok Bahan Polimer

Ikatan kimianya

: unsur dasar ikatan kovalen, membentuk molekul dasar. Molekul dasar ini dapat bergabung lagi dengan yang
lainnya, biasa disebut Poly molekul atau polimer.

Ciri dan sifatnya

: Ikatannya agak kuat tetapi lebih rendah dari keramik. Keras sampai lunak, regas sampai liat. Titik lembek
rendah. Tidak menghantar listrik dan panas. Tahan kimia kurang tahan sinar ultraviolet.

Contoh bahan

Modul 1

: benda organik, plastik, kayu, karet, aspal dll.

Kegiatan Belajar 1

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


JURUSAN TEKNIK SIPIL

4.

Kelompok Bahan Campuran


Kelompok bahan campuran/komposit sebagian besar adalah buatan manusia (bukan alami). Dibuat untuk memenuhi kebutuhan bahan

yang diperlukan. Terbuat dari 2 atau 3 bahan dasar.


Ikatan kimianya

: ikatan antar molekul

Ciri dan sifatnya

:Tergantung dari bahan dasarnya, jumlah sifatnya bahan mana yang terbanyak dari bahan penyusunnya.

Contoh bahan

Beton biasa/adukan : bahan keramik + keramik (semen+pasir atau batu + air) sifatnya keras dan regas.

Beton bertulang : keras tapi tahan lentur, karena adanya keramik dan logam (baja beton)

Aspal beton : aspalnya bahan polimer + betonnya bahan keramik sehingga sifatnya liat

Karet virodo (rem) : campuran karet (polimer) + serbuk logam (logam) + asbes serat (keramik)

1.4.

Sifat Dasar Bahan


Secara umum unsur-unsur atau bahan yang membentuk bangunan adalah stabil. Suatu benda yang terkena pengaruh gaya luar atau

energi dari luar akan memberikan reaksi, untuk menahan gaya luar tersebut. Terjadinya reaksi dari bahan ini akan menimbulkan sifat-sifat
tertentu.
Pada umumnya bahan memiliki sifat-sifat :
1.

Mekanis

2.

Thermal

3.

Listrik

4.

Kimia

1.4.1. Sifat Mekanis


Suatu bahan atau benda bila mendapat gaya luar akan memberikan suatu reaksi akibat gaya tersebut. Akibat adanya gaya luar, benda
atau bahan dapat berubah bentuknya (deformasi) atau akan timbul tegangan. Besarnya deformasi dibandingkan dengan ukuran benda semula
disebut regangan (strain).
a.

Tegangan

Tegangan adalah beban dibagi luas bidang.

P
(kg / cm 2 , t / m 2 , MPa )
A

Arah tegangan pada suatu bahan dapat terbagi 3 arah, tergantung arah beban yang bekerja.
1.

Tegangan axial, terjadi dalam satu arah misalnya pada pembebanan tarik atau tekan

2.

Tegangan bi atau tri axial, terjadi dua atau tiga arah pembebanan dimana arah axial yang dua arah lainnya arahnya tegak lurus sumbu axial.

b.

Deformasi
Suatu bahan bila mendapat beban akan mengalami perubahan bentuk (deformasi). Perlawanan reaksi suatu benda atau bahan akibat

pembebanan dapat menimbulkan 3 macam deformasi :


1.

Deformasi Elastis : suatu deformasi yang dapat hilang lagi jika beban yang diberikan pada bahan tersebut dihilangkan.

Besarnya regangan yang terjadi berbanding lurus dengan besarnya tegangan. Perbandingan antara tegangan dengan regangan disebut modulus
elastisitas (modulus young)

Tegangan

(kg / cm 2 , MPa)
Re gangan

Regangan dinyatakan dalam persen


2.

Deformasi Plastis : deformasi akibat pembebanan yang melampaui beban elastis. Disini bahan yang dibebani akan mencapai kondisi

plastis, sehingga meskipun beban dihilangkan, bahan akan berubah bentuk (deformasi / regangannya tidak hilang).

Modul 1

Kegiatan Belajar 1

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


JURUSAN TEKNIK SIPIL

3.

Deformasi Viscous/Patah : merupakan kelanjutan dari deformasi plastis, dimana terjadi gejala mengalir. Untuk bahan yang bersifat liat,

gejala mengalir ini dapat terjadi, dimana meskipun beban yang diberikan pada bahan tersebut dihentikan, bahan akan terus berubah bentuknya
sampai patah/putus atau hancur. Bagi bahan yang bersifat regas, gejala ini tidak terlihat sebaliknya pada logam gejala ini dapat terlihat.
Dari pengertian diatas, hendaknya pemberian beban pada suatu benda/bahan tidak melebihi sifat elastisitanya agar bahan tersebut awet dan
aman.
C. Regangan
Suatu benda bila diberi beban yang relatif rendah dan pembebanan itu masih dalam batas elastis, besarnya beban yang timbul akan
sebanding dengan tegangan yang diberikan, serta konstan sifatnya. Dalam keadaan demikian berlaku hukum Hooke:

atau

Beberapa jenis modulus elastis bahan :

Ketangguhan (toughness) diartikan sebagai kemampuan suatu bahan untuk menyerap energi sampai patah.

Kelentingan merupakan ukuran kemampuan suatu bahan melenting tanpa merubah sifatnya. Ini ditandai dengan tingginya tegangan
regangan pada batas elastis.

Keuletan (ductility) merupakan ukuran besarnya regangan suatu bahan sebelum patah.

Kekerasan (hardeness) yaitu kemampuan bahan untuk menahan beban yang masuk dari permukaan. Cara pengujian yaitu dengan
memberikan beban dari permukaan, lalu diukur berapa dalam masuknya beban tersebut.
Cara uji ini dilakukan terhadap bahan yang bersifat ulet (liat), misalnya: logam, karet, plastik. Untuk bahan yang sifatnya regas, bahan

keramik atau beton diuji dengan cara goresan/gesekan/geseran.


Cara uji kekerasan lain yaitu goresan dengan alat pembanding kekerasan yang diketahui. Cara ini diciptakan oleh Fredirch Mohs
(1882), yang menyusun skala kekerasan berdasarkan kristal mineral yang disebut Skala Kekerasan (Mohs Scale Hardeness) mulai dari 1 s/d 10.

1.4.2.

Talk

:1

Osthoklas

:6

Gips

:2

Quartz

:7

Kalsit

:3

Topaz

:8

Flourit

:4

Korundum

:9

Apatit

:5

Intan

: 10

Sifat Thermal
Suatu bahan bila terpengaruh panas dapat berubah keadaannya, dari keadaan padat misalnya menjadi cair dan kemudian menguap.

Perubahan dari keadaan padat ke cair dan menjadi uap disertai dengan pemuaian. Secara umum bahan yang terbentuk oleh ikatan ion yang kuat,
memiliki titik leleh yang tinggi.
a.

Daya Hantar Panas


Daya hantar panas adalah kemampuan bahan menghantar panas dari daerah panas tinggi kedaerah panas rendah.
Kelompok bahan logam merupakan bahan yang baik untuk menghantar panas. Kelompok bahan keramik lebih buruk (rendah) daya

hantar panasnya. Kelompok bahan polimer memiliki daya hantar panas yang buruk.
Daya hantar panas diukur dengan BTU (British Thermal Unit), perjam penyaluran, per 1 ft persegi dari bahan setebal 1 inchi tiap
perbedaan suhu 1oF atau ditulis : BTU/hr/sqft/in/ oF
Tabel 1.1. Pengembangan thermal beberapa bahan
Kelompok
Bahan
Logam

Modul 1

Jenis Bahan
Baja karbon
Baja Stainless
Aluminium
Tembaga

Titik Leleh (oF)


2700-2800
2700-2800
1100-1200
1800-2000

Kegiatan Belajar 1

Daya Hantar
Panas (BTU)
300500
100150
500-1500
500-2500

Koef. Muai
Thermal
0.5
7
9
12,5

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


JURUSAN TEKNIK SIPIL

Keramik
Bahan
Molekuler
Polimer

1.4.3.

Bata Merah
Beton
Plat Kaca
Kayu
Plastik ABS
Plastik Acrylik
Plastik Vinyl
Silicon

500-2000
3000
1500
400
200-300
200-300
200-300
400-600

3-6
5-10
5-6
1-2
1-2
1
0.5-1
1

10-30
50
30-50
50
1-100

Sifat Listrik
Gerakan elektron pada bahan logam memunkinkan panas atau tenaga listrik disalurkan. Daya hantar listrik suatu bahan disebabkan

oleh adanya gerakan elektron bebas.


Pada bahan yang daya hantar listriknya rendah tetapi didalamnya terselip bahan logam atau zat pelarut yang memungkinkan
terbentuknya ion-ion dimana akan ada gerakan elektro, misalnya pada kayu basah, kayu tersebut dapat menghantar listrik sebaliknya bila kayu
itu kering kayu tersebut tidak dapat menghantar listrik.
Logam memiliki tahanan listrik rendah tetapi daya hantar listrik tinggi. Keramik memiliki tahanan listrik tinggi tetapi daya hantar
listrik rendah. Tahanan listrik dinyatakan dalam ohm/sqft.
Tabel 1.2. Tahanan listrik beberapa bahan
Kelompok
Logam

Keramik
Polymer

1.4.4.

Jenis Bahan
Baja Karbon
Baja Stainless
Paduan Aluminium
Paduan Tembaga
Bata Merah
Beton
Plat Kaca
Plastik ABS
Plastik Acrylik
Plastik Vinyl
Silicon

Tahanan Listrik
(Ohm/sqft)
6.10-4
2.10-3
10-6
5.10-3
4.106
4.106
10.1012
10.1012-0,1 .1015
100. 1012
100. 109
1012

Sifat Kimia
Bahan bangunan dipengaruhi oleh udara dan kelembaban, karena mengandung bahan kimia aktif. Pada keadaan tertentu bahan kimia

tersebut dapat bereaksi dengan bahan bangunan dan merusak.


Kelompok bahan keramik dalam keadaan normal dapat tahan terhadap pengaruh ini. Untuk bahan kelompok logam, lebih rumit karena
logam dapat terjadi korosi, akibat terjadi sejumlah kecil tenaga listrik dari salah satu daerah yang disebut anoda ke daerah lainnya yang disebut
katoda.
Unsur utama yang terjadi dalam sistem korosi adalah anoda, katoda dan aliran yang menjadi media (elektrolit) yang menghubungkan
anoda dan katoda tadi

Modul 1

Kegiatan Belajar 1

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


JURUSAN TEKNIK SIPIL

Tabel 1.3. Tabel galvani untuk menduga kemungkinan terjadinya korosi pada logam
Kecenderungan Elektrolit
Bersifat anodik (naik)
Bersifat Katodik (turun)

Bahan Logam atau Paduan


Paduan Magnesium
Seng(Zn)
Paduan Aluminium
Baja Karbon
Baja Stainless Aktive
Timah Hitam Pb
Timah Putih Sn
Kuningan
Tembaga
Perunggu
Baja Stainless Passive
Emas

R AN G K U M AN

Bahan-bahan keperluan teknik dibagi menjadi 4 kelompok yaitu :


1.

Kelompok Bahan Keramik

2.

Kelompok Bahan Logam

3.

Kelompok Bahan Polymer

4.

Kelompok Bahan Campuran

Bahan umumnya memiliki sifat mekanis, thermal, listrik dan kimia.


Sifat mekanis bahan yaitu : tegangan, deformasi dan regangan
Sifat termal bahan yaitu : daya hantar panas dan pengembangan thermal
Sifat listrik bahan yaitu : daya hantar listrik dan tahanan listrik
Sifat kimia bahan yaitu : bersifat anodik dan katodik

S O AL LAT I H AN

1.

Mengapa kita perlu mengetahui sifat-sifat dasar bahan?

2.

Jelaskan apa yang dimaksud dengan sifat mekanis dari suatu bahan ?

3.

Jelaskan apa yang dimaksud dengan tegangan?

4.

Sepotong kayu memiliki ukuran 5 x 5 x 5 cm, mampu menahan beban vertikal sebesar 100 kg. Berapakah tegangan yang terjadi pada kayu
tersebut ?

Sumber Pustaka
Beni TR, Hand Out Bahan Bangunan, Pusditek PU Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Bandung.
PEDC, 1983, Teknologi Bahan 1, Bandung

Modul 1

Kegiatan Belajar 1

Anda mungkin juga menyukai