Anda di halaman 1dari 2

Sifat Kimia dan Sifat Fisika

1. Sifat Kimia
Sifat kimia merupakan karakteristik suatu materi yang berhubungan dengan interaksi antara materi
tersebut dengan materi lainnya. Sifat kimia dibagi menjadi lima yaitu kestabilan, kereaktifan, keterbakaran,
daya ionisasi, dan korosifitas.
a. Kestabilan
Kestabilan adalah mudah tidaknya suatu materi terurai karena pengaruh panas atau listrik.
Contoh stirofoam memiliki stabilitas yang rendah terhadap panas. Artinya, jika plastik ini terkena
panas yang cukup tinggi, akan rusak. Senyawa polistirena dalam stirofoam akan tercampur ke dalam
makanan. Senyawa tersebut dapat menimbulkan kanker. Selain itu, stirofoam sulit terurai jika dibuang
ke lingkungan.
b. Kereaktifan
Kereaktifan adalah mudah tidaknya suatu materi bereaksi dengan materi lain. Contoh aluminium
bersifat tidak reaktif (tidak mudah bereaksi dengan air dan tidak mudah berkarat). Alasan inilah yang
menyebabkan aluminium banyak digunakan sebagai peralatan memasak.
c. Daya Ionisasi
Daya ionisasi adalah mudah tidaknya suatu materi menghasilkan ion (partikel-partikel bermuatan
listrik positif atau negatif) jika dilarutkan dalam air.
d. Keterbakaran
Keterbakaran menyatakan dapat tidaknya suatu materi terbakar. Materi dapat terbakar karena
bereaksi dengan oksigen (O2). Gas elpiji bersifat mudah terbakar. Apabila kamu mencium bau gas
elpiji di rumah, segera tutup klep regulator dan bukalah semua pintu dan jendela dapur agar gas elpiji
yang bocor bertukar dengan oksigen. Jangan sekali-sekali menyalakan korek api atau menghidupkan
listrik karena dapat memicu terjadinya kebakaran.
e. Korosifitas
Korosifitas adalah kemampuan suatu zat untuk mengkorosi (mengikis) zat lain. Contohnya larutan
HCl mempunyai korosifitas tinggi karena mampu mengikis logam seng dan membuat logam tersebut
cepat berkarat. Selain itu, larutan HCl dapat menyebabkan iritasi kulit sehingga kamu harus berhati-
hati ketika menggunakan senyawa tersebut.
2. Sifat Fisika
Sifat fisika adalah sifat materi yang berkaitan dengan keadaan fisik suatu zat dan tidak berhubungan
dengan pembentukan materi baru. Sifat fisika adalah karakteristik materi ketika mengalami peristiwa
fisika seperti pengaruh panas atau listrik, goresan, pukulan, atau regangan. Sifat fisika suatu materi diamati
melalui pengukuran pada materi tersebut. Sifat-sifat fisika suatu materi sebagai berikut.
a. Kerapatan (Densitas/Massa Jenis)
Kerapatan adalah besarnya massa setiap satu satuan volume. Kerapatan dapat dinyatakan dalam
kg m–3, g mL–1, atau g cm–3. Benda-benda yang ada di sekitar kita memiliki massa jenis berbeda. Misal
aluminium memiliki massa jenis 2.700 kg m–3, raksa memiliki massa jenis 13.600 kg m–3, dan udara
memiliki massa jenis 1,29 kg m–3.
Udara merupakan campuran berbagai materi gas, seperti oksigen, nitrogen, helium, dan hidrogen
yang memiliki massa jenis berbeda-beda. Massa jenis paling kecil dimiliki oleh gas helium sehingga gas
ini bersifat ringan. Oleh karena massa jenisnya kecil, gas helium dipilih sebagai gas pengisi balon udara.
b. Kekerasan
Kekerasan adalah ketahanan materi untuk menahan tekanan atau goresan. Kekerasan digunakan sebagai
ukuran untuk menentukan keras lunaknya suatu materi yang diukur dengan skala Mohs. Skala Mohs memiliki
rentang 1 hingga 10. Misal grafit mempunyai tingkat kekerasan 1, sedangkan intan mempunyai tingkat kekerasan
10.
c. Elastisitas
Elastisitas adalah kemampuan materi untuk kembali ke bentuk semula setelah menerima beban yang
mengakibatkan perubahan bentuk. Elastisitas terjadi pada materi padat. Contoh bahan yang bersifat elastis
adalah galah. Atlet lompat tinggi menggunakan bantuan galah agar dapat melompati batas ketinggian tertentu.
Saat menyangga beban atlet, galah akan berubah bentuk menjadi melengkung, setelah dilepaskan akan menjadi
lurus kembali ke bentuk semula.
d. Daya Hantar Listrik atau Panas
Daya hantar listrik atau panas adalah kemampuan suatu materi untuk menghantarkan atau meneruskan arus
listrik atau panas. Sifat ini dapat dibedakan menjadi tiga yaitu konduktor, isolator, dan semikonduktor. Konduktor
adalah materi yang dapat menghantarkan arus listrik atau panas dengan baik, contoh besi dan seng. Isolator adalah
materi yang tidak dapat menghantarkan arus listrik atau panas, contoh kayu dan plastik. Semikonduktor adalah
semilogam yang dapat bertindak sebagai penghantar yang buruk, tetapi dapat pula dibuat sebagai penghantar
listrik yang baik, contoh silikon dan ebonit.
e. Kemagnetan
Kemagnetan adalah kemampuan materi (umumnya logam) untuk dipengaruhi medan magnet. Berdasarkan
sifat kemagnetannya, benda dibedakan menjadi feromagnetik, paramagnetik, dan diamagnetik. Feromagnetik
adalah logam yang dapat ditarik oleh medan magnet dengan kuat, misal besi. Paramagnetik adalah logam yang
dapat ditarik oleh medan magnet dengan lemah, contoh mangan. Diamagnetik adalah logam yang menolak atau
tidak dapat tarik oleh medan magnet, misal emas dan perak.
f. Titik Didih
Titik didih adalah suhu ketika suatu materi cair mulai berubah wujud menjadi gas. Pada suhu ini, tekanan
uap jenuh suatu cairan sama dengan tekanan udara luar. Contoh titik didih air 100°C dan titik didih aluminium
2.450°C.
g. Titik Beku
Titik beku adalah suhu ketika suatu materi cair berubah wujud menjadi materi padat. Contoh titik beku air
0°C dan titik beku raksa sebesar –38,83°C.
h. Titik Leleh
Titik leleh adalah suhu ketika suatu materi padat mulai meleleh. Contoh titik leleh besi 1.536°C dan titik
leleh emas sebesar 1.063°C.

Anda mungkin juga menyukai